Anda di halaman 1dari 87

EVALUASI TERCAPAINYA PERSENTASE ANAK

TERDIAGNOSIS STUNTING DI WILAYAH PUSKESMAS


KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan Dalam Menempuh


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pembimbing;
Dr. dr. Rina Kusumaratna,M.Kes
Dr. Witriastika Suci

Disusun oleh:
Ellen 030.16.001
Elfira Sutanto 030.16.042
Nabila Damayanti 030.16.105

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG
PRAPATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TRISAKTI
PERIODE 31 OKTOBER – 10 DESEMBER 2022

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Diagnostik
Komunitas “Peningkatan Kapasitas Pelayanan Peduli Remaja di Area Kerja
Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan”. Diagnostik Komunitas ini dibuat
guna memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas kecamatan Mampang Prapatan pada 31
Oktober - 10 Desmber 2022. Dalam usaha penyelesaian diagnostik komunitas ini,
kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. dr. Rina Kusumaratna, M.Kes selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi
kepada kami.
2. drg. Melvin Sijabat selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan.
3. dr. Witriastika Suci, selaku pembimbing di Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan.
4. Kepada semua pihak di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan yang
telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan diagnosis
komunitas ini.

2
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan Diagnostik Komunitas, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
kami menerima semua saran dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan
tugas ini.

Jakarta, Desember 2022

Penulis

3
LEMBAR PENGESAHAN

“PENINGKATAN KAPASITAS PELAYANAN PEDULI REMAJA DI AREA


KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN”

Telah diajukan dan diterima oleh pembimbing, sebagai syarat untuk


menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kesehatan Masyarakat Periode 31 Oktober-10 Desember 2022

Disusun oleh:

Ellen 030.16.001
Elfira Sutanto 030.16.042
Nabila Damayanti 030.16.105

Telah diterima dan disetujui oleh


Dr. dr. Rina Kusumaratna M.Kes, drg.
Melvin Sijabat, dan dr.Witriastiska Suci
selaku dokter pembimbing

Jakarta, 31 Mei 2022


Kepala Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

drg. Melvin Sijabat

Pembimbing Fakultas Pembimbing


Puskesmas

4
Dr. dr. Rina Kusumaratna, M.Kes dr. Witriastika
Suci
DAFTAR ISI

5
DAFTAR TABEL

6
DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semua orang dari semua umur memiliki hak atas kesehatannya
yang termasuk dalam bagian dari hak asasi manusia sebagaimana diatur
dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dalam rencana strategis tahun 2015-2019 telah ditetapkan
bahwa acuan arah kebijakan Kementrian Kesehatan adalah penerapan
pelayanan Kesehatan berintegrasi dan berkesinambungan terhadap seluruh
siklus hidup manusia sejak dalam kandungan, lahir, bayi, balita, usia
sekolah, remaja, dewasa muda, hingga lansia. Berdasarkan yang telah
dikemukakan tadi, remaja sebagai bagian individu suatu negara berhak
mendapatkan ha katas Kesehatan.1 Menurut WHO, remaja merupakan
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, sementara itu menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Menurut Badan Kependudukan
dan keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah.2
Masa remaja adalah masa yang banyak tantangan dari diri sendiri
(biopsikososial) ataupun lingkungan (environmental). Apabila tidak
memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan, remaja dapat berakhir
dengan berbagai masalah Kesehatan yang kompleks akibat perilaku
berisiko. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di
Indonesia tahun 2015 (GSHS) ditemukan bahwa 41,8% laki-laki dan 4,1%
perempuan mengaku pernah merokok, 14,4% laki-laki dan 5,6%
perempuan mengonsumsi alcohol, dan didapatkan juga 2,6% laki-laki
pernah mengonsumsi narkoba. Perilaku seksual juga didapatkan pada

7
8,26% pelajar laki-laki, dan 4,17% pelajar perempuan.3
Uraian masalah remaja diatas menunjukkan bahwa pentingnya
pengadaan layanan Kesehatan peduli remaja sebagai prioritas pemerintah.
Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan Program Kesehatan
Remaja di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sejak tahun 2003. PKPR adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat di jangkau oleh remaja
serta berkesan menyenangkan, menerima remaja dengan tangan
terbuka, menghargai, menjaga rahasia, peka akan kebutuhan
terkait dengan kesehatan remaja, serta efektif, efisien dan
komprehensif dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Kementerian
Kesehatan, 2014). Salah satu hal yang menentukan keberhasilan
suatu kebijakan/program adalah proses implementasi.4
Implementasi program PKPR di setiap puskesmas berbeda,
menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing puskesmas. Di
Indonesia, belum semua puskesmas yang menjalankan program
PKPR. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan, terdapat belum tercapainya target skrining remaja risiko tinggi
pada poli PKPR dimana target 100% dengan capaian 25,20%. Hasil
wawancara dengan pegawai PKPR selama era COVID-19 terjadi kesulitan
penjaringan remaja berisiko diakibatkan remaja dengan gejala ISPA tidak
diskrining di PKPR dan segera dirujuk di poli ISPA, berdasarkan alur
penerimaan remaja di poli ISPA dilakukan juga skrining tetapi pada
kenyataan tidak dilakukan, hal ini dikarenakan kurangnya kapasitas tenaga
kesehatan dalam melakukan skrining remaja risiko tinggi, selain hal
tersebut alur penerimaan remaja tidak sesuai dengan alur yang ada
sehingga tidak semua remaja dapat terjaring untuk dilakukan skrining
menggunakan form HEEADSSS di area kerja Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan.5
Berdasarkan uraian diatas, pentingnya peran Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja dalam lingkup kecamatan yang sifatnya sebagai tempat

8
untuk skrining, konseling, penyuluhan serta tempat untuk merujuk remaja
yang beresiko, dan pentingnya kapasitas tenaga kesehatan Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan dalam melakukan skrining remaja risiko
tinggi menggunakan form HEEADSSS.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah
yang menjadi bahan laporan diagnosis komunitas adalah: “Perlunya
penyegaran untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam
pelayanan kesehatan peduli remaja di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan menggunakan form HEEADSSS (Home, Education,
Eating, Activity, Drug, Sexuality, Safety, Suicide) sebagai alat skrining
mental-emosional remaja dan penjaringan remaja berisiko tinggi”

1.3. Tujuan Diagnosis Komunitas


1.3.1. Tujuan Umum
Meningkatkan capaian pelayanan peduli remaja dalam skrining dan
konseling remaja di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Observasi permasalahan pemegang program pelayanan
kesehatan peduli remaja Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas
Kelurahan
2. Membuat Plan of Action merencanakan kegiatan-kegiatan yang
dapat mengatasi permasalahan rendahnya cakupan pelayanan
kesehatan peduli remaja
3. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, khususnya pada poli
umum, poli ISPA dan poli PKPR dalam skrining remaja
berisiko tinggi menggunakan form HEEADSSS.
1.4. Manfaat Diagnosis Komunitas
1.4.1. Manfaat Bagi Puskesmas
1. Puskesmas dapat melakukan peninjauan ulang terhadap suatu
program dan mengetahui penyebab dari tidak tercapainya

9
cakupan program pelayanan kesehatan peduli remaja
2. Ikut serta dalam memberikan alternatif pemecahan masalah
pelayanan kesehatan peduli remaja
3. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan khususnya poli
ISPA, PKPR, dan poli umum dalam melakukan skrining remaja
risiko tinggi menggunakan form HEEADSSS
1.4.2. Manfaat Bagi Dokter Muda
Meningkatkan kemampuan analisis dan pemecahan terhadap
masalah yang ditemukan pada program pelayanan kesehatan peduli
remaja

10
BAB II
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS

2.1. Metode Diagnostik Komunitas

• Desain Diagnostik Komunitas


Desain studi yang adalah action research melalui:
- Planning:
Mengumpulkan data dan fakta keadaan lapangan dengan
wawancara kepada narasumber yaitu pemegang program Gizi
Puskesmas Kecamatan (1 orang), penanggung jawab promosi
kesehatan Puskesmas Kecamatan (1 orang), perwakilan tenaga
kesehatan Gizi Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan (1
orang), Kader posyandu (5 orang), Ibu balita stunting (31 orang)
- Action:
Melakukan intervensi penyuluhan mengenai gizi seimbang
pada ibu balita dengan stunting setelah mengumpulkan data dari
hasil wawancara.
- Result:
Menganalisis hasil pre-test dan post-test setelah dilakukan
intervensi.

• Populasi dan Sampel Diagnostik Komunitas


Populasi dalam diagnosis komunitas adalah 31 orang yaitu ibu dari
balita stunting onset usia 24 - 59 bulan tenaga kesehatan yang
mencakup dokter umum, perawat umum di area kerja Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan dengan sebaran sebagai berikut:
- Ibu daerah Kelurahan Mampang Prapatan: 6 orang
- Ibu daerah Kelurahan Pela Mampang: 6 orang
- Ibu daerah Kelurahan Bangka: 12 orang
- Ibu daerah Kelurahan Tegal parang: 3 orang
- Ibu daerah Kelurahan Kuningan Barat: 4 orang.

11
Teknik sampling menggunakan total sampling yaitu semua
populasi yang dijadikan sampel dalam diagnostic komunitas.

12
2.2. Pengambilan Data
Pra-penyuluhan:
Melakukan wawancara dengan pemegang program Gizi Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan mengenai data stunting dan program apa saja yang dilakukan
serta tindakan apa yang telah dilakukan(1 orang)
Melakukan wawancara dengan perwakilan Puskesmas Kelurahan cakupan PKC
Mampang Prapatan mengenai program stunting di setiap kelurahan dan
intervensinya terhadap stunting Tegal Parang (1 orang), Pela Mampang (1 orang),
Mampang prapatan (1 orang), Kuningan Barat (1 orang), Bangka (1 orang).
Membuat perizinan kepada pihak puskesmas untuk mengadakan penyuluhan dan
penyuluhan gizi seimbang dan stunting pada ibu balita stunting

Membagikan form pre-test sebelum


penyuluhan kepada seluruh ibu
dengan balita stunting di Kecamatan
Mampang Prapatan

Pemaparan mengenai gizi seimbang Pemaparan mengenai gizi seimbang


dan stunting di Aula serba guna dan stunting secara door to door pada
mushollla Jami Sa’adatussholihin ibu yang tidak datang pada acara
penyuluhan.

Membagikan form post-test kepada


tenaga Kesehatan Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan 13
Gambar 1. Alur Pengambilan Data Diagnostik Komunitas

14
2.3. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan
wawancara mendalam dengan:
● Penanggung jawab program Gizi (1 orang)

● Perwakilan pelayanan kesehatan remaja Puskesmas Kelurahan


- Mampang Prapatan (1 orang)
- Pela Mampang (1 orang)
- Bangka (1 orang)
- Kuningan Barat (1 orang)
- Tegal Parang (1 orang)

2.4. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data pelaporan stunting akumulatif triwulan


ke 3 puskesmas kecamatan Mampang Prapatan, Kecamatan Mampang dalam angka
2021, pelaporan stunting akumulatif triwulan ke 3 Puskesmas Kelurahan Tegal
Parang, pelaporan stunting akumulatif triwulan ke 3 Puskesmas Kelurahan Pela
Mampang, pelaporan stunting triwulan ke 3 Puskesmas Kelurahan Mampang
prapatan, pelaporan stunting akumulatif triwulan ke 3 Puskesmas Kelurahan
Kuningan Barat, pelaporan stunting akumulatif triwulan ke 3 Puskesmas
Kelurahan Bangka. Data Kohort balita stunting diikuti dari awal mulai stunting
dan penyakit penyertanya.

15
2.5. Alur Pemecahan Masalah

Mengidentifikasi masalah pada


Puskemas Kecamatan Mampang
Prapatan

Menentukan prioritas
Monitoring dan masalah di Puskesmas
evaluasi Kecamatan Mampang
Prapatan

Penentuan rencana
Menentukan
penerapan
penyebab masalah

Penetapan Menentukan alternatif


masalah terpilih pemecahan masalah

Gambar 2. Aluran Pemecahan Masalah

16
17
2.6. Analisis Penyebab Masalah
Tabel 1. Analisis Penyebab Masalah
Input Kelebihan Kekurangan
Man ● Terdapat petugas pelaksana pelayanan gizi masyarakat Tidak ada masalah
sesuai SPM.
● Jumlah SDM puskesmas kecamatan sudah sesuai
dengan PMK No. 43/2019

Money Anggaran pada puskesmas didapatkan dari dana Bantuan Tidak ada masalah
Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan dana operasional puskesmas. Total
anggara puskesmas adalah Rp. 30.226.168.642,-
Method ● Sudah ada program grebek stunting : mendiagnosis ● PMT hanya diberikan selama 180 hari dan hanya 1 variasi
dan mencari faktor risiko (menilai tingkat
pengetahuan ibu, menilai PHBS, menilai jamban
sehat, menilai air bersih, ada tidak nya penyakit
penyerta, imunisasi, status gizi ibu saat hamil, pola
makan gizi seimbang)
● Sudah diberikan PMT
● Sudah merujuk anak stunting ke bagian gizi
Material ● Terdapat leaflet mengenai diet TKTP ● Tidak ada media promosi digital tentang Stunting 🡪 ig,
● Sudah tersedia makanan tambahan youtube tidak ada
● Sudah tersedia taburia ● Tidak ada grafik TB/U pada KMS sehingga sulit untuk
● Sudah ada KMS dan KIA mendeteksi dini terhambatnya kenaikan tinggi badan
pada anak.
● Jumlah KMS kurang
Proses Kelebihan Kekurangan

18
P1 (perencanaan) ● Sudah terdapat perencanaan penaggulangan stunting di
Puskesmas Kelurahan sejak 2021 dengan adanya
perencanaan lintas program antara Gizi dan Kesling,
Keswa, Promkes, MTBS, TB, Imunisasi, dan Gigi.

P2 (penggerak dan ● Kegiatan skrining stunting sudah terlaksana door to Lintas Program
pelaksanaan) door ● Kerjasama program gizi hanya berjalan dengan
● Terdapat kegiatan lintas program dengan promkes promkes tapi belum dengan program yang lain
mengenai penyuluhan gizi dan stunting sehingga penanganan dan preventif stunting belum
● Terdapat kegiatan lintas sektoral dengan posyandu maksimal
balita setiap bulan Lintas Sektoral
● Kegiatan pembinaan di posyandu belum maksimal

P3 (penilaian, pengawasan ● Evaluasi: ● Evaluasi:


dan pengendalian) o Sudah terdapat target maksimal jumlah anak stunting o Jumlah anak stunting di atas target maksimal
di wilayah puskesmas kecamatan. ● Monitoring
● Monitoring o Terdapat kekurangan petugas puskesmas
o Sudah ada pendataan anak stunting dari setiap yang mengawasi kegiatan posyandu
puskesmas kelurahan
Lingkungan ● Jumlah kader di posyandu sudah sesuai ● Terdapat beberapa keluarga yang masuk kategori
● Posyandu mudah diakses dan dekat keluarga miskin
● Ibu balita rajin membawa anak ke posyandu setiap ● Beberapa rumah tidak memiliki jamban sehat dan
bulan sumber air bersih sehingga menambah resiko diare
yang menjadi faktor risiko stunting
● Rumah tangga kebanyakan belum
melakukan(IKS) PHBS sehigga menambah resiko
infeksi stunting
● Tingkat pengatahuan ibu mengenai gizi seimbang
kurang

19
● Beberapa anak belum imunisasi dasar lengkap
● Beberapa anak memiliki penyakit penyerta seperti
TB, meningitis, hidrosefalus, hipotiroid
● Terhambatnya pemahaman kader mengenai
interpretasi grafik TB/U
SESUAIKAN DATA DI TABEL

20
Input
Tidak ada masalah
Man
Tidak ada media promosi digital tentang Stunting
Tidak ada masalah Money →ig, youtube tidak ada
Tidak ada grafik TB/U
pada KMS sehingga sulit
untuk mendeteksi dini
Material terhambatnya kenaikan
PMT hanya diberikan selama 180 hari tinggi badan pada
dan hanya 1 variasi anak.
Jumlah KMS kurang

Method Cakupan balita


stunting
mencapai
Evaluasi: Jumlah anak stunting di
21,4%
atas target maksimal Lingkungan
Tidak ada masalah P1 Monitoring : Terdapat kekurangan
petugas puskesmas yang mengawasi
P3 Terdapat beberapa keluarga yang masuk kategori
kegiatan posyandu
keluarga miskin
Beberapa rumah tidak memiliki jamban sehat dan
sumber air bersih sehingga menambah resiko diare yang
P2
menjadi faktor risiko stunting
Rumah tangga kebanyakan belum melakukan(IKS)
Proses Lintas Program PHBS sehigga menambah resiko infeksi stunting
Kerjasama program gizi hanya berjalan Tingkat pengatahuan ibu mengenai gizi seimbang
dengan promkes tapi belum dengan program kurang
yang lain sehingga penanganan dan preventif Beberapa anak belum imunisasi dasar lengkap
stunting belum maksimal Beberapa anak memiliki penyakit penyerta seperti TB,
Lintas Sektoral meningitis, hidrosefalus, hipotiroid
Kegiatan pembinaan di posyandu belum Terhambatnya pemahaman kader 21 mengenai
maksimal interpretasi grafik TB/U
SESUAIKAN DATA DI TABEL
Tabel 2. Identifikasi Penyebab Masalah dari Faktor Input, Proses dan Lingkungan dan Alternatif Pemecahan Masalah

Indikator Kekurangan Alternatif


Kinerja
Man
Money Tidak ada masalah -
Method ● PMT hanya diberikan selama 180 hari dan hanya 1 ● Membuat variasi PMT agar anak balita tidak merasaa jenuh
variasi saat mengonsumsi PMT tersebut.

Material ● Tidak ada media promosi digital tentang Stunting ● Membuat media promosi digital tentang Stunting
→ ig, youtube tidak ada ● Menyediakan grafik TB/U di masing-masing posyandu
● Tidak ada grafik TB/U pada KMS sehingga sulit agar mempermudah melihat perkembangan tinggi
untuk mendeteksi dini terhambatnya kenaikan badan pada anak. ?
tinggi badan pada anak.
● Mencetak sendiri kekurangan KMS baik fotokopi
● Jumlah KMS kurang
warna atau di print sendiri dari softcopy
P1 Tidak ada masalah -
P2 Lintas Program Lintas Program
● Kerjasama program gizi hanya berjalan dengan ● Memulai kerjasama antara program gizi dengan Kesling,
promkes tapi belum dengan program yang lain Keswa, MTBS, TB, Imunisasi, dan Gigi.
sehingga penanganan dan preventif stunting belum Lintas Sektoral
maksimal ● Sosialisasi / refreshing kader mengenai interpretasi
Lintas Sektoral grafik TB/U nyontek ridho
● Kegiatan pembinaan di posyandu belum maksimal

P3 ● Evaluasi: ● Evaluasi:

22
o Jumlah anak stunting di atas target o Mengurangi jumlah anak stunting dengan cara
maksimal melakukan penanganan yang tepat dan melakukan
o Tidak ada form untuk mengevluasi kinerja promkes
posyandu o Membuat form evaluasi kinerja Posyandu
● Monitoring ● Monitoring
o Terdapat kekurangan petugas o Kegiatan posyandu dibatasi maksimal 1
puskesmas yang mengawasi kegiatan posyandu per kelurahan per hari agar petugas
posyandu puskesmas dapat mengawasi dengan baik.
Lingkungan ● Terdapat beberapa keluarga yang masuk kategori ● Memberikan edukasi mengenai gizi seimbang dan
keluarga miskin memberikan contoh menu makanan dengan bahan dasar
● Beberapa rumah tidak memiliki jamban sehat dan yang ekonomis.
sumber air bersih sehingga menambah resiko ● Mengembalikan fungsi posyandu untuk imunisasi
diare yang menjadi faktor risiko stunting ● Merujuk anak dengan penyakit penyerta pada ahli gizi
● Rumah tangga kebanyakan belum atau dokter spesialis gizi agar dilakukan perhitungan
melakukan(IKS) PHBS sehigga menambah AKG yang pas serta dapat dibuatkan menu khusus
resiko infeksi stunting sesuai AKG tersebut
● Tingkat pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang ● Melakukan pelatihan kader mengenai interpretasi grafik
kurang TB/U
● Beberapa anak belum imunisasi dasar lengkap
● Beberapa anak memiliki penyakit penyerta seperti
TB, meningitis, hidrosefalus, hipotiroid
● Terhambatnya pemahaman kader mengenai
interpretasi grafik TB/U

23
2.7. Alternatif Pemecahan Masalah
Identifikasi alternatif pemecahan masalah dapat dibantu dengan analisis
SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat). Analisa ini
menggunakan prinsip mengurangi atau mengeliminasi factor risiko dengan
dilakukannya intervensi terhadap factor risiko kunci. Capaian kegiatan
program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan yang masih rendah sehingga diperlukan
inventarisasi factor kunci secara internal dan eksternal baik dari segi
positif dan negatifnya. Berikut penentuan factor risiko dengan format
SWOT :
Tabel 3. SWOT

Parameter Positif Negatif


Internal Strength Weakness
● Terdapat petugas ● PMT hanya diberikan
pelaksana pelayanan selama 180 hari dan
gizi masyarakat sesuai hanya 1 variasi
SPM. ● Tidak ada media
● Jumlah SDM promosi digital tentang
puskesmas kecamatan Stunting → ig,
sudah sesuai dengan youtube tidak ada
PMK No. 43/2019 ● Tidak ada grafik TB/U
pada KMS sehingga
● Anggaran pada
sulit untuk mendeteksi
puskesmas didapatkan
dini terhambatnya
dari dana Bantuan
kenaikan tinggi badan
Operasional Kesehatan
pada anak.
(BOK), Jaminan
● Jumlah KMS kurang
Kesehatan Nasional
● Kerjasama program
(JKN) dan dana
gizi hanya berjalan
operasional
dengan promkes tapi
puskesmas. Total
belum dengan program
anggara puskesmas
yang lain sehingga
adalah Rp.
penanganan dan
30.226.168.642,-
preventif stunting
● Sudah ada program belum maksimal
grebek stunting : ● Kegiatan pembinaan di
mendiagnosis dan posyandu belum
mencari faktor risiko maksimal
(menilai tingkat ● Jumlah anak stunting
pengetahuan ibu, di atas target maksimal
menilai PHBS, ● Terdapat kekurangan
petugas puskesmas

24
menilai jamban yang mengawasi
sehat, menilai air kegiatan posyandu
bersih, ada tidak nya
penyakit penyerta,
imunisasi, status gizi
ibu saat hamil, pola
makan gizi
seimbang)
● Sudah diberikan
PMT
● Sudah merujuk anak
stunting ke bagian
gizi
● Terdapat leaflet
mengenai diet TKTP
● Sudah tersedia
makanan tambahan
● Sudah tersedia
taburia
● Sudah ada KMS dan
KIA
● Sudah terdapat
perencanaan
penaggulangan
stunting di Puskesmas
Kelurahan sejak 2021
dengan adanya
perencanaan lintas
program antara Gizi
dan Kesling, Keswa,
Promkes, MTBS, TB,
Imunisasi, dan Gigi.
● Kegiatan skrining
stunting sudah
terlaksana door to
door
● Terdapat kegiatan
lintas program dengan
promkes mengenai
penyuluhan gizi dan
stunting
● Terdapat kegiatan
lintas sektoral dengan
posyandu balita setiap
bulan
● Sudah terdapat target
maksimal jumlah anak

25
stunting di wilayah
puskesmas kecamatan.
● Sudah ada pendataan
anak stunting dari
setiap puskesmas
kelurahan
Eksternal Opportunity Threat
● Jumlah kader di ● Terdapat beberapa
posyandu sudah sesuai keluarga yang masuk
● Posyandu mudah kategori keluarga
diakses dan dekat miskin
● Ibu balita rajin ● Beberapa rumah tidak
membawa anak ke memiliki jamban sehat
posyandu setiap bulan dan sumber air bersih
sehingga menambah
resiko diare yang
menjadi faktor risiko
stunting
● Rumah tangga
kebanyakan belum
melakukan(IKS)
PHBS sehigga
menambah resiko
infeksi stunting
● Tingkat pengatahuan
ibu mengenai gizi
seimbang kurang
● Beberapa anak belum
imunisasi dasar
lengkap
● Beberapa anak
memiliki penyakit
penyerta seperti TB,
meningitis,
hidrosefalus, hipotiroid
● Terhambatnya
pemahaman kader
mengenai interpretasi
grafik TB/U

Tabel 4. Inventarisasi Faktor Kunci Analisis SWOT Pada Permasalahan

Parameter Strategi Hasil Analisis


Strength Pengembangan Membina posyandu remaja di
Opportunity setiap kelurahan
Strength Ekstensifikasi ● Sosisalisasi SDQ pada guru

26
Threat BK dan UKS
● Pelatihan cara mengisi SDQ
pada guru BK dan UKS
● Penyuluhan mengenai
perilaku remaja beresiko
pada siswa secara offline
● Pembuatan media cetak
berupa poster untuk
sosialisasi perilaku remaja
beresiko
Weakness Kemitraan ● Pembinaan pengisian SDQ
Opportunity pada guru BK dan UKS
● Pembinaan mengenai
perilaku remaja beresiko
pada siswa
● Membentuk konselor sebaya
Weakness Intensifikasi ● Pelatihan skrining remaja
Threath risiko tinggi dengan
instrument HEEADSSS
● Sosialisasi kembali alur
penerimaan pasien remaja di
PKC Mampang sesuai alur
yang ada
● Merencanakan penjadwalan
pelatihan SDM PKC
Mampang setiap 1 tahun
sekali

Berdasarkan inventarisasi factor resiko analisis SWOT pada permasalahan yang


terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, maka strategi
yang sesuai dengan prioritas masalah dan dapat direalisasikan jangka panjang
adalah strategi intensifikasi.

27
2.8. Plan of Action
Tabel 5. Plan Of Action

N Upaya Indikator Sumber Targe Penanggung


o kerja Kegiatan Tujuan pembiaya t jawab & Waktu Lokasi
an sasar sumber daya
an
1. Method Membuat variasi Terdapat variasi Sosialisasi Anak balita Puskesmas Penangg Puskesmas Desember Puskesma
PMT PMT dalam 1 untuk tidak merasaa ung 2022- s
bulan misalnya menyiapka jenuh saat Jawab seterusnya
(Susu+Biskuit+ n PMT mengonsumsi program
Roti) secara PMT tersebut. gizi
variasi Puskesm
as
Keluraha
n
2. Material Membuat media Terbentuknya Membuat Orangtua baik Puskesmas Orangtua Puskesmas Desember Puskesma
promosi digital media promkes video ayah maupun atau 2022 s
tentang gizi digital tentang edukasi, ibu pengasuh
seimbang dan gizi seimbang poster, memahami balita
mencegah dan mencegah leaflet seberapa
stunting stunting mengenai pentingnya
gizi konsumsi gizi
seimbang seimbang
dan terhadap
mencegah pertumbuhan
stunting dan
dan di perkembanga
upload di n balita
berbagai terutama di
platform 1000

28
digital kehidupan
(youtube pertama
ads,
instagram,
dll)
3. Menyediakan Terdapat Mencetak Memudahkan Puskesmas Posyand Puskesmas Desember Posyandu
grafik TB/U di setidaknya 1 grafik kader untuk u Balita 2022
masing-masing grafik TB/U di TB/U mengevaluasi
posyandu agar setiap posyandu dalam pertumbuhan
mempermudah kertas A3 tinggi badan
melihat lalu sehingga
perkembangan dilaminatin kader menjadi
tinggi badan pada g dan di lebih aware
anak. bagikan ke
seluruh
posyandu
4. Mencetak sendiri Setiap keluarga Mencetak Agar semua Puskesmas Orangtua Puskesmas Desember Puskesma
kekurangan KMS dengan anak KMS orangtua Balita 2022 s
baik fotokopi balita memiliki melalui file dapat
warna atau di KMS sesuai softcopy mengevaluasi
print sendiri dari jumlah balita dan menncatat
softcopy dalam keluarga pertumbuhan
anaknya dan
bisa langsung
aware jika
adanya
hambatan
pertumbuhan.

29
5. P2 Memulai Penurunan Mensosialis Meningkatkan Puskesmas Poli Puskesmas Juni 2022 Puskesma
kerjasama antara jumlah anak asikan skrining umum s
program gizi balita stunting di mengenai HEADDSSS dan
dengan Kesling, daerah cara pada remaja PKPR
Keswa, MTBS, Kecamatan skrining
TB, Imunisasi, Mampang HEEADSS
dan Gigi. Prapatan S pada
remaja di
poli umum
dan PKPR

6.

7. P3 Mengurangi Terbentuknya Membuat Meningkatkan Puskesmas SDM Puskesmas Juni 2022 Puskesma
jumlah anak jadwal dan tim jadwal dan kualitas Puskema s
stunting dengan tahunan untuk tim yang konselor s
cara melakukan turun ke akan turun sebaya
penanganan yang sekolahan untuk ke sebagai
tepat dan dilakukan sekolahan perpanjangan
melakukan evaluasi pada untuk tangan
promkes melakukan puskesmas di
konselor sebaya
penilaian sekolahan
dan
pengawasa
n pada

30
konselor
remaja
8. Membuat form Terbentuknya Menyusun Guru BK di Puskesmas Guru Sekolah Juni 2022 Sekolahan
penilaian form penilaian penilaian- sekolah BK, guru
kelayakan guru kelayakan guru penilaian memiliki UKS
BK sekolah BK dalam yang perlu keahlian
melakukan pengisian SDQ dimiliki untuk mengisi
skrining SDQ oleh guru SDQ dan
BK agar program
menerima skrining SDQ
kelayakan sekolah
bahwa berjalan
suatu dengan baik
sekolah
dapat
melakukan
SDQ
mandiri
9. Membuat Terbentuk Poli PKPR Evaluasi poli Puskesma Poli Puskesmas Juni 2022 Puskesm
rekapitulasi rekapitulasi membentu PKPR s PKPR as
bulanan jumlah bulanan k draft terhadap
remaja yang rujukan dalam remaja yang
dirujuk internal internal excel list dirujuk ke
ke psikolog remaja psikolog
yang
dirujuk ke
psikolog
untuk
tindak
lanjut
1 Lingkunga Memberikan Pemahaman Mengump Menambah Puskesma Orang Pemegang Desembe Aula dan
0. n edukasi orangtua balita ulkan pemahaman s tua program gizi r 2022 rumah

31
mengenai gizi mengenai gizi orangtua orang tua balita puskesmas dan masing
seimbang dan seimbang balita balita dokter muda masing
memberikan meningkat dalam satu mengenai balita
contoh menu (pretest- aula dan gizi stunting
makanan posttest) melakukan seimbang
dengan bahan pembinaan
dasar yang gizi
ekonomis. seimbang
dan
pembinaan
door to
door bagi
orang tua
balita
stunting
yang tidak
hadir
1 Mengembalik Terlaksananya Melakuka Balita Puskesma Posyand Dokter Desembe Posyandu
1. an fungsi imunisasi di n mendapatka sa u r 2022-
posyandu posyandu sosialisasi n imunisasi selanjutn
untuk imunisasi dasar ya
di lengkap
imunisasi
posyandu

1 Merujuk anak Anak sudah Anak dirujuk Peningkatan Puskesma Balita Puskesmas Desembe Rumah
2. dengan dirujuk ke dr. ke dr. status gizi s stunting r 2022 sakit
penyakit spesialis gizi / spesialis gizi balita dengan
penyerta pada ahli gizi stunting penyakit

32
ahli gizi atau penyerta
dokter
spesialis gizi
agar dilakukan
perhitungan
AKG yang
pas serta dapat
dibuatkan
menu khusus
sesuai AKG
tersebut
1 Melakukan Nilai pretest Membuat Meningkatka Puskesma Kader Puskesmas dan Desembe Puskesm
3. pelatihan dan post test power n s posyand pemegang r 2022 as
kader point pemahaman u balita program gizi
mengenai mengenai mengenai
cara cara
interpretasi
pengisian interpretasi
grafik TB/U interpretas TB/U
i grafik
TB/U
serta
pretest dan
posttest

33
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS

3.1. Data Umum Puskesmas


3.1.1. Data Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Mampang Prapatan merupakan salah satu dari


sepuluh kecamatan yang ada di Wilayah Kota madya Jakarta Selatan
dengan luas wilayah
770.74 Ha (7. 71 km2), terdiri dari 5 kelurahan, 38 RW dan 400 RT.

Tabel 6. Batas-Batas Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan5

Bat Keterang
as an
Sebelah Barat Kali Krukut dan Kecamatan Kebayoran
Baru
Sebelah Selatan Jl. Mamapang Prapatan XV (Buncit XI)
Kel.Duren Tiga Kec. Pancoran
Sebelah Timur Kali Menteng Kelurahan Pancoran

Sebelah Utara Jl. Jendral Gatot Subroto berbatasan dengan


Kec. Setia Budi dan Kec.Tebet

Tabel 7. Luas Wilayah, Jumlah RW, RT dan KK di 5 Kelurahan Se-


Kecamatan Mampang PrapatanTahun 20215

Luas Jml Jml J


N Kelurahan ml
Wilayah RW RT
o
K
K
1 Bangka 3,30 km2 5 66 14.237
2 Pela Mampang 1,58 km2 14 15 18.245
7
3 Tegal Parang 1,05 km2 7 66 12.887

4 Mp. Prapatan 0,78 km2 7 69 7.404

5 Kuningan Barat 0,98 km2 5 48 6.115

34
Jumlah ( Kec ) 7,71 km2 38 40 58.888
0

Dapat dilihat dari tabel diatas, kelurahan dengan luas wilayah yang
paling luas adalah Kelurahan Bangka Seluas 3,30 km2 (329,67 ha),
sedangkan luas wilayah yang paling kecil adalah kelurahan Mampang
Prapatan, yakni sebesar 0,78 km2 ( 77,70 ha). Kecamatan Mampang
Prapatan memiliki 38 RW dan 400 RT. Kelurahan Pela Mampang
memiliki jumlah RT paling banyak, yakni 157 RT, sementara itu jumlah
RT yang paling sedikit berada di Kelurahan Kuningan Barat, 48 RT.
Berdasarkan jumlah KK, Kelurahan Pela Mampang memiliki KK
terbanyak, yakni sebanyak 28.17, sedangkan jumlah KK yang paling
sedikit, yakni Kelurahan Kuningan Barat sebesar 7.262 KK

Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan5

35
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk
wilayah Kecamatan Mampang Prapatan adalah sebanyak 159.316orang
terdiri dari 80.614 laki-laki dan 78.702 perempuan.

Tabel 8. Perincian Penduduk Menurut Jenis Kelamin di 5 Kelurahan Se-


Kecamatan Mampang PrapatanTahun 20215

Laki- Kepadatan
N Kelurahan laki Perempu Jumla Pendudu
o an h k
Orang/k
m2
1 Bangka 13.357 13.049 26.40 8.002
6
2 Pela Mampang 27.085 26.631 53.71 33.997
6
3 Tegal Parang 20.549 19.870 40.41 38.494
9
4 Mampang Prapatan 11.483 11.341 22.82 29.262
4
5 Kuningan Barat 8.140 7.811 15.95 16.277
1
Total se Kecamatan 80.614 78.702 159.31 20.664
6
Sumber : BPS dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Tahun 2020

Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh antara


jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Namun jumlah penduduk di
setiap wilayah kelurahan bisa dibedakan berdasarkan luas wilayahnya.
Tampak bahwa kelurahan paling padat penduduknya adalah Kelurahan Pela
Mampang, Kelurahan Tegal Parang, dan Kelurahan Mampang Prapatan.
Kepadatan penduduk biasanya juga akan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat khususnya pada kesehatan lingkungannya dan peningkatan
kasus penyakit menular.

36
3.2 Analisis situasi
3.2.1 Data sekunder
a. Jumlah posyandu balita daerah Puskesmas Kecamatan
b. Nilai indeks keluarga sehat setiap kelurahan
c. Data sosial ekonomi seluruh keluarga balita stunting dengan
onset stunting 24-59 bulan

Gakin Non-Gakin

9 Keluarga 23 Keluarga

d. Persebaran balita stunting dengan onset stunting 24-59 bulan

Pela Mampang Tegal Bangka Kuningan


Mampang Prapatan Parang Barat

6 7 3 12 4

37
Gambar X. Data persebaran stunting Kecamatan Mampang Prapatan

Berdasarkan data persebaran diatas maka dapat dilihat bahwa


kelurahan Bangka merupakan kelurahan dengan prevalensi stunting
dengan onset stunting 24-59 bulan terbesar yaitu dengan total jumlah
anak mencapai 12 anak, sedangkan Kelurahan Tegal Parang menjadi
kelurahan prevalensi stunting terkecil yaitu 3 anak.
e. Data kohort balita stunting onset 24-59 bulan

PELA MAMPANG
1. An. RAA (34 Bulan)
Onset Stunting: 30 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

38
2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

2. An.S (37 bulan)


Onset Stunting: 28 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

39
6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

3. An. A (35 bulan)


Onset Stunting: 26 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

40
13. Status perkembangan terhambat X

4. An. K (54 Bulan)


Onset Stunting (24 bulan)

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil X


tercukupi

7. Pemberian makan bayi dan X


anak

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X


(Hipotiroid)

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan X


terhambat

5. An. H (56 bulan)


Onset Stunting: 50 bulan

41
No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

6. An. MF (31 bulan)


Onset Stunting: 27 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

42
7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

MAMPANG PRAPATAN
7. An. DA (33 bulan)
Onset Stunting: 29 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

43
8. An. SAY (39 bulan)
Onset Stunting: 28 Bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

9. An. AN (52 Bulan)


Onset Stunting: 36 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

44
4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

10. An. ARA (38 bulan)


Onset Stunting: (28 bulan)

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

45
11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

11. An. MRR (55 bulan)


Onset Stunting: 25 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

12. An. IHS (55 bulan)


Onset Stunting: 48 bulan

46
No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

13. An. KNH (28 Bulan)


Onset Stunting: 25 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

47
7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

TEGAL PARANG

14. An. RA (51 bulan)


Onset Stunting: 43 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

48
12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

15. An. FA (55 bulan)


Onset Stunting: 47 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

16. An. MRR (45 bulan)


Onset Stunting: 38 bulan

49
No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

BANGKA
17. An. MDA (48 bulan)
Onset Stunting: 39 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X

50
seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X


(TB
Paru)

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

18. An. PRP (59 bulan)


Onset Stunting: 54 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

51
11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

19. An. MNN (57 bulan)


Onset Stunting: 49 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

20. An. NAS (58 bulan)


Onset Stunting: 50 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

52
1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

21. An. NC (34 bulan)


Onset Stunting: 24 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang (NGT)

6. Asupan gizi ibu saat hamil X


tercukupi

53
7. Pemberian makan bayi dan X
anak

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X


(Meningitis)

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan X


terhambat

22. An. ASA (46 bulan)


Onset Stunting: 36 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

54
12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

23. An. MR (37 bulan)


Onset Stunting: 28 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

24. An. BAZ (56 bulan)


Onset Stunting: 48 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

55
2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

25. An. MKK (39 bulan)


Onset Stunting: 24 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan X
gizi seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil X


tercukupi

7. Pemberian makan bayi dan X


anak

56
8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X


(Hidrosefalus)

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan X


terhambat

26. An. MKA (51 bulan)


Onset Stunting: 45 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

57
27. An. EH (34 bulan)
Onset Stunting: 30 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

28. An. MLK (37 bulan)


Onset Stunting: 28 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

58
2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

KUNINGAN BARAT
29. An. RSB (35 bulan)
Onset Stunting: 27 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

59
6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

30. An. G (31 bulan)


Onset Stunting: 26 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

60
13. Status perkembangan terhambat X

31. An. MA (34 bulan)


Onset Stunting: 26 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

32. An. AN (30 bulan)


Onset Stunting: 24 bulan

No Faktor risiko stunting Ya Tidak

1. Memiliki jamban sehat X

61
2. Perilaku CTPS X

3. Pengelolaan sampah X

4. Memiliki akses air bersih X

5. Mengonsumsi makanan gizi X


seimbang

6. Asupan gizi ibu saat hamil tercukupi X

7. Pemberian makan bayi dan anak X

8. Imunisasi dasar lengkap X

9. Rumah sehat

10. Riwayat bumil KEK X

11. Penyakit penyerta X

12. Status: Gakin X

13. Status perkembangan terhambat X

62
Gambar X. Grafik faktor risiko balita stunting dengan onset stunting
24-59 bulan

Berdasarkan grafik dan deskripsi tabel diatas maka dapat


dilihat bahwa faktor tidak mengonsumsi makanan gizi seimbang
merupakan faktor risiko dengan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 20
orang.

f. Data balita stunting dengan onset stunting 24-59 bulan yang

63
perkembangan terhambat

g. Alur diagnosis stunting di Puskesmas Kecamatan Mampang


Prapatan
h. Intervensi yang dilakukan oleh program gizi setiap kelurahan
di kecamatan mampang prapatan

64
Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2021

65
Alur Pelayanan Gizi Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan selama Pandemi

66
Gambar 5. Alur PKPR dan skrining HEEADSSS Selama Pandemi

67
3.2. Realisasi Kegiatan
Tabel 19. Realisasi Kegiatan Diagnostik Komunitas
No. Masalah Penyebab Pemecah Masalah Tanggal Pelaksanaan
Masalah Tempat Kegiatan
Belum terampilnya Kurangnya ● Melakukan penyegaran 9 Juni 2022 Puskesmas Melakukan pretest
tenaga kesehatan kapasitas tenaga pelatihan skrining remaja Kecamatan Membawakan materi
wilayah kerja kesehatan di risiko tinggi Mampang penyegeran dan pelatihan
Puskesmas Mampang Puskesmas menggunakan form Prapatan skrining remaja risiko
Prapatan dalam Kecamatan HEEADSSS tinggi menggunakan form
melakukan skrining Mampang ● Melakukan evaluasi HEEADSSS
remaja risiko tinggi Prapatan dalam dengan pre-test dan Melakukan posttest
skrining remaja post-test Melakukan sesi tanya jawab
risiko tinggi
menggunakan
form
HEEADSSS
2. Kurangnya ● Melakukan penyegaran 9 Juni 2022 Puskesmas ● Melakukan pretest
kapasitas tenaga pelatihan skrining remaja Kecamatan ● Membawakan materi
kesehatan di area risiko tinggi Mampang penyegeran dan pelatihan
kerja Puskesmas menggunakan form SDQ Prapatan skrining remaja risiko
Kecamatan ● Melakukan evaluasi tinggi menggunakan form
Mampang dengan pre-test dan SDQ
Prapatan dalam post-test ● Melakukan posttest
skrining mental ● Melakukan sesi tanya
emosional jawab
remaja
menggunakan
SDQ

68
3. Belum meratanya Kurangnya ● Melakukan sosialisasi 9 Juni 2022 Puskesmas ● Melakukan pretest
pemahaman tenaga sosialisasi alur alur penerimaan dan Kecamatan ● Sosialisasi alur penerimaan
kesehatan tentang alur penerimaan rujukan remaja Mampang dan rujukan remaja
penerimaan dan rujukan pasien remaja di ● Melakukan evaluasi Prapatan ● Melakukan posttest
remaja Puskesmas dengan pre-test dan ● Melakukan sesi tanya
Kecamatan post-test jawab
Mampang
Prapatan dan
Puskesmas
Kelurahan

69
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Daftar Kegiatan Diagnosis Komunitas


Tabel 20. Daftar Kegiatan Diagnosis Komunitas

No. Tanggal Kegiatan


1. 28 Nov-30 Nov Melakukan wawancara kepada pemegang
2022 program Gizi di poli gizi, Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan terkait jumlah kasus balita
stunting, pelayanan gizi terhadap anak stunting,
kegiatan program gizi dalam menurunkan angka
stunting, kegiatan lintas program apa saja yang
dilakukan.
2. 01 Desember Melakukan wawancara kepada pemegang
2022 program promosi kesehatan mengenai
Kerjasama lintas program dengan PKPR, dan
materi/ data promosi kesehatan remaja.
3. 30 Nov-2 Melakukan wawancara kepada perwakilan
Desember 2022 Puskesmas Kelurahan cakupan Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan mengenai alur
data stunting di kelurahan dan upaya apa saja
yang telah dilakukan sekaligus meminta kontak
kader untuk diwawancarai.
4. 01 Des 2022 Melakukan diskusi mengenai hasil wawancara
kegiatan program gizi terhadap stunting di
Puskesmas kecamatan dan Puskesmas
Kelurahan Bersama dengan tim dan pembimbing
di puskesmas kecamatan.
5. 02 Des 2022 Perencanaan penyusunan POA meliputi
pembuatan soal pretest dan posttest, power point
penyuluhan dan leaflet menngenai TKTP.

70
6. 02 Des 2022 ● Membuat perizinan penyuluhan tentang gizi
seimbang dan diet TKTP.
● Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan
gizi seimbanng dan diet TKTP dengan
kader agar mengundang orang tua dan
balita dengan stunting untuk ikut
penyuluhan.
7. 05 Des 2022 Mengkonfirmasi kehadiran setiap orangtua
kepada kader sekaligus mempersiapkan aula
untuk penyuluhan.
8. 06 Des 2022 ● Membagikan dan meminta orangtua yang
hadir unntuk mengisi pretest mengenai diet
gizi seimbang.
● Melakukan penyuluhan di aula

● Membagikan dan meminta orangtua yang


hadir unntuk mengisi posttest mengenai diet
gizi seimbang.
● Berkunjung ke rumah orangtua yang tidak
hadir untuk melakukan penyuluhan

71
4.2 Hasil
4.2.1 Hasil Wawancara
a. Penanggung jawab program gizi di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan (1 orang)
Pertanyaan Jawaban
Mengapa jumlah anak stunting di wilayah 1. Penanganan stunting di setiap kelurahan berbeda-beda dan
Mampang Prapatan masih melebihi target pelayanan belum merata.
maksimal ? (21,4%) target: 18,4% 2. Selama pandemi posyandu tutup dan baru mulai beroperasi
sekitar bulan Juni 2022.
3. Banyak ibu yang tidak membawa anaknya kontrol ke tenaga
kesehatan karena stigma yang mengatakan anaknya kurus atau
gizi buruk.
Apakah ada program khusus untuk menangani Ya, sudah ada. Program tersebut namanya Grebek Stunting.
balita stunting?
Apa saja yang dilakukan pada program Grebek Pada program Grebek Stunting dilakukan skrining awal serta
Stunting tersebut ? menilai beberapa faktor risiko seperti pengetahuan ibu aka gizi
seimbang, penyakit penyerta anak, jamban sehat, sumber air
bersih, pola makan balita, status imunisasi, dan status kehamilan
ibu apakah ada riwayat KEK atau tidak.
Apakah program Grebek Stunting sudah Sudah, namun belum menjangkau ke semua anak. Menurut data
dilakukan di seluruh kelurahan wilayah masih ada beberapa RW dalam tiap kelurahan yang belum
Mampang Prapatan? dilakukan Grebek Stunting.
Bagaimana cara puskesmas mendiagnnosis Puskesmas mendiagnosis stunting dengan melihat data pengukuran
Stunting ? dari kader yang kemudian di evaluasi dengan bagian gizi.
Apakah terdapat alur diagnosis stunting pada
balita dan bagaimana alurnya?
Apakah alur ini sudah berjalan sesuai dengan alur
seharusnya?
Intervensi apa saja yang sudah dilakukan untuk Intervensi yang sudah dilakukan untuk balita stunting adalah

72
balita stunting pemberian PMT.
Apa saja yang diberikan sebagai PMT ?
Apakah ada alternatif lain yang dilakukan selain Sampai sekarang untuk layanan online belum diberlakukan untuk
memberikan PMT ? semua remaja, paling cuma remaja yang mau konsul aja itu juga
masuk ke whatsapp pribadi saya. Layanan online kan seharusnya
ada gadget pribadi, apalagi berkaitan dengan konseling yang
harusnya bersifat rahasia dan terhapus dalam 24 jam.
Apakah sudah ada media promosi digital yang
dikeluarkan oleh program gizi ?
Apakah setiap orang tua balita memiliki KMS ?
Apa saja perencanaan penanganan stunting di
puskesmas saat ini?
Apakah sudah ada kerjasama dengan program
lain untuk menangani masalah stunting ?
Bagaimana cara pelaporan data pengukuran
atropometri dari posyandu? apakah ada kendala ?
Bagimana puskesmas mengevaluasi kinerja
posyandu dalam menanggulangi stunting?
Bagaimana peran kader dalam menanggulangi
stunting?

b. Penanggung jawab program gizi di Puskesmas Kelurahan di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan
Jawaban
Pertanyaan
Pela Mampang Bangka Tegal Parang Mampang Prapatan Kuningan Barat
Bagaimana alur z
diagnosis stunting di
setiap PKL ?
Apa penyebab utama
balita stunting di
masing-masing wilayah

73
PKL ?
Apa saja intervensi yang
dilakukan oleh PKL
terhadap balita stunting?
Apa saja yang diberikan
sebagai PMT?
Penyuluhan apa saja
yang telaah diberikan
kepada kader dan
orangtua ?
Bagaimana alur
pelaporan stunting ke
PKC ?
Apa saja yang dilakukan
oleh PKL untuk
menunjang program
Grebek Stunting ?
Apakah ada alternatif
penanganan stunting
selain pemberian PMT
yang dilakukan oleh
PKL?
Apakah setiap balita
stunting dilakukan
skrining gangguan
perkembangan ?
Apa saja perencanaan
penanganan stunting
di puskesmas saat ini?

74
4.2.2 Persentase responden

Jumlah Responden
14
12
10
8
6
4
2
0
Kel. Mampang Kel. Pela Kel. Bangka Kel. Tegal Parang Kel. Kuningan
Prapatan Mampang Barat

Jumlah Responden

Gambar X. Jumlah Responden Penyuluhan Gizi Seimbang

Responden penyuluhaan gizi seimbang adalah 31 orangtua balita dengan stunting


dengan onset usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan. Dari total 31 responden persebaran adalah, orang tua balita kelurhan Mampang
Prapatan (19,35%), orang tua balita keelurahan Pela Mampang (19,35%), orang tua balita
kelurahn Bangka (38,7%), Orang tua balita kelurahan Tegal Parang (9,67%), dan orang
tua balita kelurahn Kuningan Barat (12,9%.

4.2.3 Hasil pre-test dan post-test


No. Nama Responden Pre-test Post test
1 Ny. R 40 70
2 Ny. A 60 100
3 Ny. S 50 60
4 Ny. K 70 80
5 Ny. H 50 50
6 Ny. K 50 70
7 Ny. V 70 80
8 Ny. S 40 60
9 Ny.F 40 90

75
No. Nama Responden Pre-test Post test

10 Ny. S 60 90
11 Ny.D 40 70
12 Ny.T 30 70
13 Ny. E 60 100
14 Ny. A 80 100
15 Ny. Y 70 90
16 Ny. H 20 70
17 Ny. N 50 70
18 Ny. S 70 100
19 Ny. L 60 90
20 Ny. A 50 60
21 Ny. I 50 90
22 Ny. M 60 100
23 Ny. E 40 100
24 Ny. D 50 100
25 Ny. T 40 100
26 Ny. L 50 100
27 Ny. N 30 100
28 Ny. S 50 100
29 Ny. O 30 100
30 Ny. D 40 100
31 Ny. N 40 100
Rata-rata 49,68 85,81

76
4.2.4 Gambaran pengetahuan ibu yang dinilai berdasarkan pretest.

Pretest dilakukan dengan memberikan 10 pertanyaan yang diisi dalam 10


menit. Pre-test diberikan sebelum dilakukan penyuluhan gizi seimbang.

1. Pertanyaan 1

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 1

2. Pertanyaan 2

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 2

77
3. Pertanyaan 3

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 3

4. Pertanyaan 4

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 4

78
5. Pertanyaan 5

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 5

6. Pertanyaan 6

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 6

79
7. Pertanyaan 7

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 7

8. Pertanyaan 8

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 8

80
9. Pertanyaan 9

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 9

10. Pertanyaan 10

Gambar X. Rangkuman Jawaban Pre-test 10

81
4.2.5 Gambaran pengetahuan ibu setelah penyuluhan yang dinilai berdasarkan
pretest.

Post-test dilakukan dengan memberikan 10 pertanyaan yang diisi dalam 10


menit. Post-test diberikan setelah dilakukan penyuluhan gizi seimbang. Post test
dilakukan untuk menilai kebehasilan penyuluhan gizi seimbang.

1. Pertanyaan 1

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 1


2. Pertanyaan 2

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 2

82
3. Pertanyaan 3

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 3

4. Pertanyaan 4

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 4

83
5. Pertanyaan 5

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 5

6. Pertanyaan 6

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 6

84
7. Pertanyaan 7

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 7

8. Pertanyaaan 8

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 8

85
9. Pertanyaan 9

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 9

10. Pertanyaan 10

Gambar X. Rangkuman Jawaban Post-test 10

86
4.2.5 Hasil uji Kolmogorov-smirnov untuk distribusi normal sampel

4.2.6 Hasil uji perbandingan paired t-test untuk hasil pre-test dan post-test

87

Anda mungkin juga menyukai