Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Remaja menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 2014 adalah usia 10-18 tahun. Remaja
merupakan masa transisi baik secara fisik maupun emosional sehingga kondisi yang tidak stabil ini
berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan secara fisik maupun mental. Oleh karena itu,
remaja perlu mendapatkan perhatian khusus mengenai kondisi kesehatan mereka.
Pemerintah telah membuat progam dalam mengatasi masalah kesehatan remaja di antaranya
adalah membentuk puskesmas yang mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Puskesmas Kecamatan Cakung sebagai puskesmas mampu laksana PKPR memiliki pedoman dalam
melaksanakan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) PKPR. Buku pedoman ini adalah salah
satu pedoman yang digunakan secara internal di Puskesmas Kecamatan Cakung sebagai pedoman
yang memuat pokok-pokok penting pelaksanaan kegiatan UKM PKPR di Puskesmas Kecamatan
Cakung agar mudah digunakan oleh petugas PKPR dan pelaksana kegiatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Cakung. Pedoman praktis merupakan penjabaran dari Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2018 tentang RAN
kesehatan anak usia sekolah dan remaja dan disesuaikan dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Cakung.
Disadari Buku pedoman ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dan perlu
perbaikan sehingga saran demi saran demi penyempurnaan pedoman ini sangat kami harapkan.

Jakarta, 3 Januari 2022

Kepala Puskesmas Kecamatan Cakung

drg.Junaidah

NIP. 196507171992032009

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI (Republik Indonesia) nomor 25 tahun 2014
adalah seseorang yang berusia antara 10-18 tahun. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun
2014 menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, sehingga perlu dilakukan upaya
kesehatan anak secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Adapun terkait pelayanan
kesehatan remaja ditujukan agar setiap remaja memiliki perilaku hidup bersih dan sehat,
keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar,tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 8 tahun 2019 pada pasal 4 menyebutkan
bahwa salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah kesehatan anak usia sekolah dan
remaja.
Dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 bahwa 34% remaja putri
dan 33% remaja putra menyatakan Puskesmas PKPR sebagai sumber informasi kesehatan
reproduksi dan pelayanan konseling. Namun, akses remaja ke pelayanan kesehatan belum optimal
sehingga diperlukan adanya posyandu remaja.
Beberapa indikator keberhasilan dan target yang di harapkan dapat di capai antara lain: minimal
40% Puskesmas di kota/kabupaten mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Puskesmas mampu laksana PKPR adalah puskesmas yang memberikan layanan konseling bagi
anak usia sekolah dan remaja serta membina minimal 1 posyandu remaja ( dilakukan pemberian
KIE,pelayanan kesehatan dan konseling) dan didampingi petugas puskesmas.
Dalam rangka meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas
Kecamatan Cakung, diperlukan Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskemas.
Diharapkan buku pedoman ini dapat menjadi salah satu acuan bagi petugas Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab dan pelaksana Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) khususnya program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di FKTP dalam melaksanakan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja agar terwujudnya
Puskesmas mampu laksana PKPR.

2
2. Tujuan khusus
1) Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada remaja sesuai
dengan kebutuhan setempat.
2) Melakukan pelayanan pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif dan lebih
berkualitas bagi remaja.
3) Memberikan kemudahan pelayanan kepada remaja.
4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan,pelaksanaan dan
pembinaan posyandu remaja.
5) Mewujudkan remaja yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat, keterampilan sosial
yang baik sehingga dapat belajar,tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini terbagi dua, yaitu
1. Sasaran langsung
a. Kepala Puskesmas
b. Penanggung jawab program UKM PKPR
c. Pelaksana program UKM PKPR

d. Kader posyandu remaja


2. Sasaran tidak langsung
a. Keluarga di mana remaja berada
b. Masyarakat di lingkungan remaja
c. Organisasi sosial yang peduli terhadap remaja
d. Petugas kesehatan lain yang melayani kesehatan remaja
e. Masyarakat luas

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup UKM PKPR meliputi pelayanan kesehatan, KIE dan konseling bagi anak usia
sekolah dan remaja serta pembinaan posyandu remaja.

E. Batasan Operasional
Berikut terdapat beberapa batasan operasional yang dapat memberikan kemudahan dalam
memahami beberapa istilah pada pedoman ini, sebagai berikut:
1. Remaja adalah usia 10-18 tahun
2. Posyandu remaja adalah lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang mewadahi
pemberdayaan remaja, dari,oleh dan untuk remaja yang dibimbing oleh petugas

3
kesehatan terkait
3.Skrining HEEADSSS (Home, Employement/ Education, Eating, Activity, Drugs,
Sexuality, Safety,Suicide/Depression) adalah salah satu alat skrining yang bertujuan
untuk mengetahui riwayat psikososial dan risiko kesehatan seorang remaja
4. Puskesmas mampu laksana PKPR adalah puskesmas yang memberikan layanan konseling
bagi anak usia sekolah dan remaja serta membina minimal 1 posyandu remaja (dilakukan
pemberian KIE,pelayanan kesehatan dan konseling) dan didampingi petugas puskesmas.
5.Skrining PSC (Pediatric Symptom Checklist) adalah kuesioner skrining singkat berisi 17
pertanyaan yang membantu mengidentifikasi dan menilai perubahan dalam masalah emosi
dan perilaku pada anak-anak yang dinilai oleh petugas kesehatan.
6. Kuesioner kecerdasan majemuk adalah angket yang berfungsi untuk mengetahui
kecenderungan potensi kecerdasan yang dimiliki oleh remaja.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) mulai dari Kepala Puskesmas, tenaga kesehatan lainnya dan pengelola program yang
berkaitan dengan remaja. Penanggung jawab kegiatan remaja merupakan koordinator dalam
melaksanakan kegiatan remaja di Puskemas Kecamatan Cakung.

Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM UKM PKPR di Puskesmas Kecamatan Cakung, sebagai
berikut:

NO Nama Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Penanggung jawab Program Pelayanan


Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Dokter umum yang
sudah mendapat
1 orang
2 Pelaksana Program Pelayanan pelatihan PKPR
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

B.Distribusi Ketenagaan
Penanggung Jawab Program PKPR dalam menjalankan program PKPR di Puskesmas
Kecamatan Cakung dibantu oleh Petugas PKPR dari Puskesmas Kelurahan wilayah kerja Cakung
sesuai dengan kesepakatan

C.Jadwal Kegiatan.
Jadwal pelaksanaan program PKPR di masyarakat dilakukan berdasarkan hasil rapat koordinasi
seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas kelurahan dan Puskesmas Kecamatan Cakung dalam
kegiatan Mini Lokakarya.

Jadwal kegiatan UKM PKPR


No Nama Tahun 2022
kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1. Pemberian 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X
informasi
dan edukasi
kesehatan
untuk anak
sekolah
(SD-MI)

5
2. Pemberian 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X
informasi
dan edukasi
kesehatan
untuk anak
sekolah
(SMP-
MTs-SMA)

3. Sosialisasi 1X 1X
posyandu
remaja
4. Pelatihan 1X 1X
kader
posyandu
remaja
5. Pembinaan 1X
posyandu
remaja
6. Rapat 1X 1X
koordinasi
petugas
pkpr
7. Rapat 1X
koordinasi
lintas
program

6
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Peta Wilayah Kerja

Kecamatan Cakung terdiri dari 7 kelurahan dimana pada masing – masing kelurahan terdapat 1
Puskesmas Kelurahan, namun khusus untuk di Kelurahan Penggilingan terdapat
2 Puskesmas Kelurahan yaitu, Puskesmas Penggilingan 1 (Elok) dan Puskesmas Kelurahan
Penggilingan 2 (PIK). Setiap Puskesmas Kelurahan terdapat Petugas PKPR yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan program Kesehatan di Kelurahan. Sementara Puskesmas Kecamatan Cakung
terletak di Kelurahan Jatinegara, dimana Penanggung Jawab Program PKPR Puskesmas Kecamatan
Cakung berkoordinasi dengan Petugas PKPR Kelurahan untuk pelaksanaan kegiatan PKPR di
masyarakat berjalan dengan baik.

B. Standar Fasilitas

Standar fasilitas kesehatan remaja di masyarakat, meliputi:


1. Daftar hadir, form data diri, form/kuesioner kecerdasan majemuk, form PSC
2. Alat pengukuran di meja 2 meliputi: tensimeter digital, stetoskop, timbangan badan dewasa,
termometer digital, meteran kain, pengukur tinggi badan (mikrotoise)
3. Buku pemantauan kesehatan remaja
4. Register pencatatan hasil kegiatan posyandu
5. Kurva tumbuh kembang WHO

6. Lembar instrumen pencatatan hasil skrining HEEADSSS

7
Standar sarana untuk mendukung kegiatan pembinaan kesehatan remaja di
masyarakat, meliputi:
1. Ruangan untuk kegiatan Posyandu Remaja yaitu Sekretariat RW atau RPTRA atau rumah
masyarakat sesuai dengan kesepakatan
2. Kursi dan meja
3. Alat pengeras suara dan alat pemutar musik untuk senam (bila memungkinkan)
4. Laptop dan proyektor untuk penyuluhan

8
BAB IV
TATALAKSANA KEGIATAN

A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan UKM PKPR meliputi pelayanan kesehatan, KIE dan konseling bagi anak usia
sekolah dan remaja serta pembinaan posyandu remaja.

B. Metode
Kegiatan UKM PKPR meliputi pelayanan kesehatan, KIE dan konseling bagi anak usia sekolah
dan remaja serta pembinaan posyandu remaja dilakukan dengan pertemuan tatap muka dengan
menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19. Penyuluhan kepada kader kesehatan
remaja juga dilakukan melalui zoommeeting.

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan

Kegiatan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di masyarakat


dilakukan dengan terlebih dahulu menelaah permasalahan kesehatan remaja yang terjadi di
masyarakat yang kemudian menyesuaikan dengan program PKPR di wilayah DKI Jakarta. Setiap
tahun disusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang dijabarkan ke dalam Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK).

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan program PKPR di masyarakat dilaksanakan di tempat yang telah
ditentukan sesuai dengan jadwal yang disepakati pada rapat koordinasi maupun pelaksanaan di
puskesmas kelurahan.

Kegiatan yang berkaitan dengan program PKPR di masyarakat yaitu:


1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada anak sekolah tingkat SD/MI
Kegiatan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai
kesehatan kepada anak sekolah tingkat SD/ MI dilakukan bersama program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) melalui metode daring atau tatap muka dengan pendampingan
siswa oleh guru UKS kepada dokter kecil.
2. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada anak sekolah tingkat SMP- SMA-
MTs
Kegiatan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan
kepada anak sekolah tingkat SMP/ MTS dan SMA dilakukan bersama program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) melalui metode daring atau

9
tatap muka dengan pendampingan siswa oleh guru bidang kesiswaan. Kegiatan ini
diharapkan dapat membentuk kader kesehatan remaja
3. Rapat petugas PKPR
Koordinasi antar petugas PKPR dilakukan 2 kali dalam setahun dengan
membahas rencana pelaksanaan kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, evaluasi hasil
kegiatan dan rencana tindak lanjut.
4. Sosialisasi pembentukan kader posyandu remaja
Sosialisasi pembentukan kader posyandu remaja dilakukan minimal satu Posyandu di
setiap kelurahan. Acara sosialisasi ini dihadiri oleh ketua RT,RW,tokoh masyarakat
lainnya, kader posyandu remaja, serta petugas puskesmas.
5. Pelatihan kader posyandu remaja
Pelatihan kader posyandu remaja dilakukan secara tatap muka selama 2 hari dengan
pemateri dari petugas Puskesmas yaitu petugas gizi, UKS dan PKPR sesuai jadwal yang
telah disepakati. Tujuannya aga kader posyandu remaja memiliki bekal ilmu dalam
pelaksanaan posyandu remaja dengan pendampingan petugas puskesmas.
6. Pembinaan kader posyandu remaja
Pembinaan kader posyandu remaja dilakukan setelah pelaksanaan posyandu remaja.
Pembinaan dilakukan untuk mengetahui pemahaman kader posyandu remaja mengenai
pelaksanaan kegiatan posyandu remaja.
7. Rapat lintas program
Rapat lintas program dilakukan sekali sebulan untuk membahas hal-hal yang
berkaitan dengan program UKM dan rencana tindak lanjutnya.

10
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKM PKPR di Puskesmas dibuat
dalam rencana usulan kegiatan (RUK) yang selanjutnya dibahas pada pertemuan Lokakarya Mini lintas
program di Puskesmas, kemudian di hasilkan kesepakatan dalam bentuk rencana pelaksanaan kegiatan
(RPK).

Logistik yang dibutuhkan tersebut yaitu:

1. Stetoskop
2. Thermal gun
3. Tensimeter digital
4. Meteran
5. Timbangan digital
6. Mikrotoise
7. Handschoen
8. Masker medis 3 play
9. Laptop
10.Proyektor
11. ATK (Alat Tulis Kantor)
12. Buku register kunjungan posyandu remaja
13.Form skrining HEEADSSS
14. Form skrining PSC
15. Form kuesioner kecerdasan majemuk
16. Buku pemantauan kesehatan remaja

11
BAB VI
KESELAMATAN DAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

A. Keselamatan Pasien
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dan
lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

2. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di puskesmas, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan di puskesmas, dan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

3. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan
pasien di puskesmas. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.
b. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien.
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan assesmen hal potensial bermasalah.
d. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden.
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien.

12
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan informasi
yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien, standar keselamatan pasien harus diterapkan.


Standar tersebut adalah:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien puskesmas:


a. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien
puskesmas.
b. Menyusun program keselamatan pasien puskesmas jangka pendek 1-2 tahun
c. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien puskesmas
d. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien puskesmas bagi jajaran manajemen dan karyawan
e. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)
f. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien puskesmas seperti tersebut di atas
g. Menerapkan standar keselamatan pasien puskesmas (seperti tersebut di atas) dan melakukan
self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien puskesmas.
h. Program khusus keselamatan pasien puskesmas
i. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien puskesmas dan
kejadian tidak diharapkan.

4. Sasaran Keselamatan Pasien di UKM PKPR

13
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal pasien
masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
b. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan. Pokok eliminasi infeksi ini maupun
infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat dan menggunakan alat
pelindung diri.

Dalam setiap kegiatan pelayanan UKM PKPR perlu diperhatikan keselamatan sasaran,
yakni pasien dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

B. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan pelayanan UKM PKPR adalah remaja usia 10-18 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Cakung.

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

.
Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 pasal 164-166 bahwa
pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya Kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, Puskesmas wajib
melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
UKM PKPR sebagai bagian unit pelayanan di Puskesmas Kecamatan Cakung ikut
melaksanakan K3 untuk keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait, dengan
membuat perencanaan menggunakan sasaran yang jelas dan hasilnya dapat diukur. Dalam membuat
perencanaan memuat tujuan sasaran dan indikator kinerja.yang didasarkan pada identifikasi potensi
bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, peninjauan pelaksanaan K3 sebelumnya terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Pelayanan Kesehatan kerja bagi petugas Puskesmas khususnya petugas UKM PKPR
yaitu:
1. Pemeriksaan Kesehatan awal dan berkala
Pemeriksaan kesehatan dilakukan saat awal petugas bekerja di Puskesmas Kecamatan Cakung.
Selanjutnya pemeriksaan berkala dilakukan 2 kali dalam setahun
2. Penerapan ergonomi di tempat kerja
Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan ergonomi bagi petugas PKPR yaitu posisi saat
duduk yang nyaman dan posisi berdiri dengan tulang belakang lurus, proses kerja, sikap tubuh
dalam bekerja dan penampilan tempat kerja.
3. Penyusunan SOP
Penyusunan SOP UKM PKPR yang memuat Kesehatan dan keselamatan kerja yaitu kepatuhan
kebersihan tangan dan penggunaan APD
4. Promosi kesehatan kerja
Kegiatan ini mengutamakan promotif dan preventif, meningkatkan kesadaran melalui poster
kesehatan kerja, meningkatkan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan kesehatan kerja serta
penyediaan APD, membuang sampah pada tempatnya, larangan merokok.

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk mengukur kinerja UKM PKPR tersebut harus ada indikator yang digunakan. Indikator
yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan pelayanan UKM PKPR di Puskesmas,
yaitu:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Persentase pembentukan kader kesehatan remaja di wilayah Kecamatan Cakung
3. Persentase pembinaan posyandu remaja di wilayah Kecamatan Cakung
4. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
5. Ketepatan metode yang digunakan
6. Permasalahan dibahas pada setiap rapat koordinasi petugas UKM PKPR
7. Permasalahan dibahas pada setiap pertemuan lokakarya mini lintas program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM)

16
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi pengelola program UKM PKPR di Puskesmas
Kecamatan Cakung dan lintas program, serta lintas sektor terkait dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan PKPR di Puskesmas khususnya di masyarakat. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan
Pedoman Program PKPR ini, hendaknya pengelola PKPR Puskesmas dapat menjabarkannya dalam SOP
yang berisi langkah-langkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi Puskesmas. Selain itu dengan pedoman
ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan
mutu pelayanan PKPR di Puskesmas.

Keberhasilan kegiatan pelayanan kesehatan tergantung pada komitmen yang kuat dari semua
pihak terkait terutama tenaga kesehatan yang bekerja dengan profesional.

17

Anda mungkin juga menyukai