Anda di halaman 1dari 18

HAEMORRHOID

ELFIRA S
31.191.021
KASUS
ANALISIS MASALAH
1. Anamnesis tambahan:
• Nyerinya hilang timbul atau terus menerus?
• Nyerinya di bagian anus saja atau menjalar dari tempat lain?
• Nyerinya diperberat dan diperingan oleh apa?
• Intensitas nyeri dari 0-10?
• Tonjolan di anus sebelumnya bisa keluar masuk?
• BAB berdarah? Warna darahnya?
• Gatal di anus?
• Mual, muntah, nyeri perut?
• RPD: pernah menderita ini sebelumnya? Konstipasi? Obesitas? Batuk kronis? Penyakit metabolik lainnya?Riwayat operasi
panggul/trauma?
• RPK
• Riwayat hubungan seksual
• Riwayat kebiasaan: jarang makan berserat, jarang olahraga, mengejan , duduk lama di toilet
• Riwayat pekerjaan
ANALISIS MASALAH
2. Menimbulkan sakit:
Dapat terbentuk thrombus dan Adanya persarafan kulit dari saraf perineal yang merupakan percabangan dari
nervus pudendus (pada hemoroid eksternal) atau adanya hemoroid internal grade IV yang menyebabkan
spasme otot sfingter ani sehingga mengaktivasi saraf perineal dan nyeri
3. Pemeriksaan fisik:
• KU
• Tanda vital
• Antropometrik
• Status generalis:
Mata konjungtiva anemis (akibat perdarahan)
Abdomen (+/-) distensi abdomen, perkusi timpani, bising usus meningkat
Anus tampak massa yang menonjol keluar (terutama saat valsava manuver), eritema di sekiling anus
RT sfingter ani normal, teraba massa menonjol keluar dari anus, massa dapat didorong/tidak ke dalam anus,
sarung tangan tampak darah+feses
4. Proctitis, prolaps rektum
ANALISIS MASALAH
5. Penyebab: adanya konsumsi makanan pedas dan kurang serat resiko untuk konstipasi >
tekanan balik ke vena hemmoroid menurun pembeseran arteri vena hemmoroid
6. Penanganan:
• Pra bedah pemeriksaan penunjang (darah lengkap, swab rektum dan colonoscopy), puasakan,
pasang IV line, analgetik
• Bedah operasi hemorroidectomy
• Paska bedah perawatan luka, edukasi makanan berserat, jangan mengejan dan berikan stool
softeners
7. Tujuan pembedahan: untuk mencegah trombosis lebih lanjut yang menyebabkan nyeri, rekurensi,
anemia dan inkontinesia feses
8. Prognosis: ad vitam: bonam, ad sanationam: dubia ad bonam, ad fungsionam : bonam
ANATOMI
• Adanya pembuluh darah yang keluar ke anal canal

DEFINISI • Mendapat aliran adarah dari superior, middle & inferior


hemorrhoidal arteries
• Terbagi menjadi 4 grade
• Prevalensi hemmorhoid tidak diketahui
pasti

EPIDEMIOLOGI • Beberapa studi mengatakan rangenya


sekitar 4-40%
• Tertinggi pada ras kaukasian dengan usia
antara 45-65 tahun
• Riwayat keluarga
• Diare kronis
• Sedentary lifestyle

FAKTOR • Obesitas
• Sosioekonomi tinggi
RESIKO • Trauma pada spinal cord
• Operasi rectum
• Anal sex
• IBD
ETIOLOGI
• Mengedan, Bersin, aktivitas, tekanan intraabdomen meningkat pembengakak
pembuluh darah dan menutup anus
• Bantalan pembuluh darah kembali ke normal setelah mengedannya selesai
PATOFISIOLOGI
ANAMNESIS
• Bab berdarah, nyeri, gatal, rasa terbakar, bengkak
• Darah merah segar
• Mukus
• Nyeri hebat thrombosed atau strangulasi hemoroid internal
• Rasa penuh, ingin BAB, BAB tidak tuntas prolaps hemoroid internal
• RPD
• Riwayat kebiasaan: makanan tidak berserat, minum air, konstipasi, diare, mengejan
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum
• Tanda vital
• Status generalis
• Status lokalis: dalam posisi litotomi
– Perineum, hemoroid eksternal, skin tags, prolaps internal hemoroid, fisura, fistel, abses
– Palpasi massa, indurasi, nyeri
• RT: tonus sfinger, massa, nyeri, abses, darah
DIAGNOSIS
BANDING
TATALAKSANA
Konservatif Office treatment
• Meningkatkan makanan berserat+hidrasi • Rubber band ligation
• oR teratur • Injeksi skleroterapi
• Stool softeners • krioterapi
• Jangan mengelap anus berkali-kali
• Berendam air hangat
TATALAKSANA

Operative
• Hemorrhoidectomy: open
hemorrhoidectomy, stapled
hemorrhoidopexy, doppler guides trans anal
devascularization
PROGNOSIS
• Prognosis baik apabila ditatalaksana dengan baik
• Prognosis internal hemorrhoid secara umum baik dan membaik dengan terapi konsevatif
• Jika hemoroid internal yang prolaps tidak ditatalaksana akan menyebabkan inkaserata dan
strangulasi
• Hemoroid eksternal yang ringan dapat sembuh spontan atau membaik setelah terapi konsevatif
KOMPLIKASI

Anda mungkin juga menyukai