Anda di halaman 1dari 24

JURNAL READING

Pengampu:
dr. R.M. Denny Dhanardono, Sp.OG-KFER., MPH&TM
Elfira Sutanto 31.191.021
Putri Nur Rahmahwati 31.191.063
Queena Raihan Salsabila 31.191.064
Rizal Maulana Ramadhan 31.191.069
Pendahuluan
WHO
Infertilitas → ketidakmampuan
pasangan suami istri untuk
hamil setelah menikah 1 tahun,
melakukan hubungan seksual
secara teratur & tanpa
menggunakan alat kontrasepsi
apapun
Prevalensi infertilitias

Faktor US 2006 - 2010

40% 40% 30% 1,5jt wanita usia 15 - 44 tahun


mengalami infertil

5,52% Iran Indonesia 12%


Primer 3,48%, sekunder 2,04% POGI:
● Idiopatik 22-28%
● Wanita <35thn 22% &
>35thn 26%
Penyebab infertilitias
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Gangguan ovulasi

Kumpulan gejala yang dialami


oleh perempuan usia produktif
→ amenorrhea, haid yang tidak
Gangguan tuba teratur, infertil, hirsutisme &
obesitas

Gangguan uterus
PCOS

● Pada PCOS jumlah & ● > 1,4M orang dewasa


distribusi lemak terganggu kelebihan berat badan
● Wahyuni 2015 → obesitas ● Tahun 2012 → 300jt wanita
berkaitan dengan resistensi obesitas
insulin
● Indonesia tahun 2013 →
● Pola hidup yang tidak sehat 32,9% perempuan dewasa
berperan dalam terjadinya obesitas
obesitas
● Orang obesitas sering
terjadi gangguan ovulasi
4 - 8% perempuan usia produktif
→ PCOS ● Penelitian di Praktik swasta

● Penelitian sebelumnya
5 - 10% wanita usia reproduktif
hanya meneliti persentase
PCOS → infertil
infertilitas pada pasien PCOS

● Wahyuni 2015, 67 dari 93 ● Tujuan penelitian ini →


PCOS mengalami infertilitas mengetahui hubungan
● Wiweko 2008, 61% PCOS antara PCOS & infertilitas di
mengalami infertilitas Praktik Pribadi dr. Rizani
● Rusnasari 2005, 100% PCOS Sekip Jaya Palembang
mengalami infertilitas
(primer 91,4 & sekunder
8,6%)
Metode Penelitian
Waktu Penelitian

Metode Penelitian
Oktober-November 2017

Lokasi
Desain: Penelitian

Praktik Pribadi Dr. dr. Rizani


Cross-Sectional
2018 Amran, SpOG(K) Sekip Jaya
Palembang

Populasi
Penelitian
Pasien wanita yang berobat ke
Praktik Pribadi Dr. dr. Rizani Amran,
SpOG(K) periode Agustus 2014-Juli
2017
Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi 01 Kriteria Eksklusi 02


● Wanita menikah >1 tahun ● Kelainan anatomis (Septum
● Usia : 20-35 thn uterus, Septum serviks,
● Senggama teratur (2-3 Asherman Syndrome)
kali/minggu) ● Suami terkonfirmasi infertil
● Tidak menggunakan alat ● Gangguan ginekologi
kontrasepsi ● Gangguan hormonal
Proses Pengambilan Data
● Tekhnik Sampling : Consecutive Sampling
● Jenis data : Data sekunder
○ Diambil dari rekam medik
○ Periode rekam medik: 1 Oktober-15 November 2017
○ Total sampel : 316
○ Data yang diambil :
■ Usia
■ IMT
■ Pekerjaan
■ Siklus Haid
■ Tanda hiperandrogen
■ Infertilitas
■ PCOS
● Analisa Data : Chi-square dengan SPSS 16.0
Hasil Penelitian
Distribusi Subjek
Karakteristik Subjek dengan PCOS
Hasil analisis korelasi antara
PCOS dan Infertilitas

Terdapat korelasi antara kejadian PCOS dan Infertilitas pada wanita


Pembahasan
Distribusi PCOS menurut usia
● Subjek usia 24-27 tahun paling banyak mengalami PCOS
dan subjek paling sedikit pada 20-23 tahun

● Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al.


PCOS meningkat pada usia yang sangat produktif (21-30
tahun) dan menurun pada usia kurang produktif (≤20 tahun
atau ≥ 31 tahun)

● Menurut Robert (2010) tingginya angka kejadian PCOS pada


usia tersebut berkaitan dengan masa ovarium yang aktif
memproduksi ovum matang pada tiap bulannya
Distribusi PCOS menurut IMT
● Dari 249 orang PCOS, kategori IMT terbayak yaitu obesitas
● Menurut Wahyuni (2015) obesitas berkaitan erat dengan
resistensi insulin yang akan menyebabkan terjadinya
hiperandogenemia seperti pada pasien PCOS, serta terdapat
hubungan bermakna antara resistensi insulin dan PCOS
● Hasil penelitian sejalan dengan
○ Wahyuni et al (2015) : Menunjukkan kategori obesitas lebih
banyak mengalami PCOS
○ Wiweko dan Mulya (2008) : PCOS lebih banyak terjadi pada
subjek yang mengalami obesitas yaitu sebanyak 73%
○ Balen dan Jacob (2003) : Obesitas dijumpai pada 50-60%
pendeirta PCOS
Distribusi PCOS menurut Siklus Haid
● Dari 249 subjek PCOS → 235 orang mengalami siklus haid tidak
teratur
● Hasil penelitian sejalan dengan
○ Ali (2012) yang menyatakan bahwa pasien PCOS paling
banyak datang berobat dengan keluhan haid yang tidak
teratur.
○ Wahyuni et al (2015) : 100% orang yang mengalami gangguan
skilus haid mengalami PCOS
○ Menurut WHO terdapat sekitar 80-90% PCOS akan mengalami
oligomenorrhea dan 30% akan mengalami amenorrhea
● Hiperandrogen menyebabkan gangguan pada proses
pematangan folikel sehingga ovarium tidak memproduksi ovum
yang matang. Akibatnya tidak terjadi haid.
Hubungan PCOS menurut tanda hiperandrogen
● Sebanyak 203 orang dari 249 orang PCOS → Hirsutisme
● Hal ini bertentangan dengan penelitian Wahyuni et al (2015) → Jarang ditemukan hirsutisme
pada PCOS
● Hiperandrogen berkaitan dengan hierinsulinemia. ↑ insulin menyebabkan sel teka aktif
memproduksi androgen dan menghambat Sex Hormone Binding Globulin (SHBG)=androgen
bebas meningkat

Distribusi PCOS menurut pekerjaan

● 249 subjek mengalami PCOS → kategori swasta paling banyak =120 orang (85,7%)
● Belum ditemukan penelitian PCOS berdasarkan pekerjaan
● Penelitian tentang jenis pekerjaan paling banyak ditemukan pada wanita infertilitas adalah
kategori swasta dan PNS (39% dari total 41 subjek)
Hubungan PCOS dengan Infertilitas
● Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara PCOS dengan Infertilitas (p=0,000)
● PR =8,572 → Orang yang mengalami PCOS berisiko 8,572x lebih besar terjadinya infertilitas daripada yang
tidak sama sekali

● Resistensi insulin → hiperinsulinemia (reaksi kompensasi insensitivitas insulin). Tingginya kadar


insulin merangsang berbagai produksi androgen ovarium dengan berbagai mekanisme, yaitu:
- Penurunan kadar IGFBP-1
- Peningkatan IGF-I
- Aktivasi jalur autofosforilasi serin
- Peningkatan aktivasi P450c17
- Penurunan kadar SHBG

● Menstimulasi sintesis androgen → kadar androgen menjadi tinggi (hiperandrogen). Tingginya


kadar androgen akan menyebabkan terganggunya proses pematangan folikel dan menimbulkan
berbagai gambaran klinis PCOS
Keterbatasan penelitian
● Penelitian dilakukan di praktik pribadi, hal ini menyebabkan data
yang didapatkan tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan
mengenai hubungan PCOS dan infertilitas di daerah Palembang

● Terdapat faktor lain yang tidak dapat dikendalikan seperti data


yang tidak lengkap pada rekam medisnya.
Kesimpulan
● 72,8% mengalami infertilitas

● 78,8% mengalami PCOS

● 89,6% PCOS & 10,4% yang tidak


PCOS mengalami infertilitas

● Terdapat hubungan bermakna


antara PCOS dan infertilitas

● Penderita PCOS berisiko 8,572 kali


lebih besar mengalami infertilitas
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai