Disusun oleh :
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehi
ngga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kepaniteraan Klinik pada modul
Promotive and Preventive Dentistry dan modul Problem Solving Cycle yang telah
dilaksanakan di Puskesmas Lubuk Kilangan. Laporan ini merupakan salah satu sy
arat kelulusan di modul Public Health Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Andalas. Laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan pen
garahan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. drg. Nila Kasuma, M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gig
i Universitas Andalas.
2. drg. Murniwati, MPPM selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Andalas.
3. Ns, Hj. Linda Hasmi, S.Kep selaku Kepala Puskesmas Lubuk Kilangan y
ang telah menerima dan membimbing pelaksanaan kegiatan.
4. drg. Rasma Deswita dan Dr. drg. Febrian, MKM selaku pembimbing yan
g telah memberikan pengarahan dan bimbingan berupa saran, kritikan, da
n pengetahuan dalam penulisan Laporan Akhir Kepaniteraan Klinik ini.
5. drg. selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan.
6. Ibu Yessi Gusminarti, S.KM selaku kepala TU yang bertugas di Puskesm
as Lubuk Kilangan.
7. Bapak dan Ibu petugas kesehatan di Puskesmas Lubuk Kilangan yang tel
ah membantu selama kepaniteraan klinik.
8. Para dosen dan staff Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan Kepanit
eraan Manajamen Puskesmas yang tidak dapat kami sebutkan satu persat
u.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang memban
gun demi kesempurnaannya. Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf a
tas segala kekhilafan dan kesalahan terdapat dalam laporan ini. Semoga laporan in
2
i dapat bermanfaat untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
3
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK
(25 Oktober – 3 Desember 2021)
Disusun Oleh:
M. Ryan Maulana Jusuf 1941412011
Aminatu Nur Rahma 1941412033
Sofie Bosoma Syamra 19414120428
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Kepala Puskesmas Lubuk Begalung
Universitas Andalas
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GRAFIK
7
BAB 1
PENDAHULUAN
8
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat, dalam melaksanakan tugas Puskesmas
menyelenggarakan fungsi UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain menyelenggarakan fungsi diatas Puskesmas juga berfungsi sebagai
Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Puskesmas Lubuk Kilangan melaksanakan Upaya Kesehatan yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas yang berpedoman pada Permenkes 43
Tahun 2019 yaitu Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Essensial meliputi: Pelayanan Promosi Kesehatan, Pelayanan
Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Keluarga, Pelayanan Gizi
Masyarakat, Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas berpedoman pada program
yang telah disusun secara Nasional, dilaporkan dan dipantau secara terus menerus
dan berkala dalam bentuk laporan, Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan
Puskesmas, berdasarkan Laporan Tahunan ini dapat dinilai dan dievaluasi tingkat
keberhasilan pelaksanaan program, masalah-masalah yang dihadapi serta rencana
pemecahan masalah untuk di tahun berikutnya.
Sebagaimana fungsi manajemen yang berjalan di Puskesmas Lubuk
Kilangan termasuk perencanaan hingga evaluasi, maka diperlukan pencatatan
khusus berkala dari situasi di wilayah kerja serta capaian-capaian program-
program yang ada di puskesmas. Hal ini guna meninjau sejauh mana puskesmas
mampu menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk menghasilkan capaian
Program yang diharapkan agar dapat memberikan dampak positif bagi derajat
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Maka dalam upaya mengamati sejauh mana puskesmas mampu
menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk menghasilkan capaian
Program yang diharapkan dan memberi daya ungkit terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Untuk itu harus dibuat laporan pelaksanaan kegiatan dalam
9
rentang waktu 1 tahun dalam bentuk Laporan Tahunan Puskesmas. Berdasarkan
Laporan Tahunan tersebut program puskesmas dapat di evaluasi sehingga
diketahui berbagai hambatan, peluang dan kekuatan yang muncul dari
pelaksanaan berbagai kegiatan dalam rentang 1 tahun. Hal ini juga digunakan
untuk melakukan perencanaan program di tahun berikutnya.
Dari latar belakang tersebut, Puskesmas Lubuk Kilangan menyusun laporan
tahun 2021 ini, yang memuat hasil pencapaian program selama tahun 2020
berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan diawal tahun.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil pencapaikan program baik yang bersifat wajib maupun
pengembangan selama tahun 2020, sehingga dapat dianalisis berbagai masalah
yang menjadi faktor penghambat atau pendorong keberhasilan suatu program dan
dicari berbagai upaya untuk meminimalisir permalasahan tersebut.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai
dengan perencanaan dan seberapa besar masalah yang muncul memberi
hambatan terhadap keberhasilan program
b. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program
satu berikutnya.
c. Sebagai bahan penilaian kinerja program dan kinerja petugas Puskesmas
Lubuk Kilangan.
1.3 Sasaran
a. Meningkatnya fungsi sarana pelayanan kesehatan dan kompetensi tenaga
kesehatan terhadap pelayanan kesehatan;
b. Mengendalikan penyakit berbasis lingkungan;
c. Menurunnya angka kesakitan penyakit menular;
d. Meningkatnya status gizi dan kesehatan keluarga dalam masyarakat;
e. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan;
f. Meningkatnya kualitas farmasi, makanan dan minuman yang memenuhi
10
syarat kesehatan.
11
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
2.1. Geografi
Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di kelurahan Parak Laweh Pulau Aia da
lam wilayah Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang dengan luas wilayah
+85,99 Km2. Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi 7 keluraha
n dengan luas sebagai berikut:
1. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 Km2
2. Kelurahan Indarung : 52.1 Km2
3. Kelurahan Padang Besi : 4.91 Km2
4. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 Km2
5. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 Km2
6. Kelurahan Baringin : 1.65 Km2
7. Kelurahan Tarantang : 1.85 Km2
Dengan kondisi tinggi daerah 25 – 1.853 Mdpl, 40% dataran rendah dan 60
% dataran tinggi, curah hujan ± 384,80 mm/bulan, temperatur antara 28,50C
– 31,50C, adapun batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung
d. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung
12
2.2. Demografi
Berdasarkan data Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
untuk Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, jumlah penduduk Kecamat
an Lubuk Kilangan adalah sebanyak 56.871 jiwa dengan jumlah laki-laki 28
458 dan perempuan 28.413, RW sebanyak 48 dan RT sebanyak 196 dengan
rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk 663/km². Adap
un rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel beri
kut:
13
Sebagai satu bentuk organisasi, Puskesmas Lubuk Kilangan memiliki
struktur organisasi yang jelas dan mengacu pada Struktur Organisasi Tata K
erja (SOTK) Dinas Kesehatan Kota Padang. Organisasi Puskesmas terdiri at
as:
2.3.1. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengawasi serta me
ngkoordinir seluruh kegiatan Puskesmas.
2. Kepala Tata Usaha
Melaksanakan analisis kebijakan di bidang administrasi pelayanan, perij
inan, akreditasi dan sertifikasi pelaksanaan program-program pembangu
nan kesehatan.
3. Penanggung jawab UKM Esensial dan Perawatan Kesehatan Masyaraka
t
a. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan perencanaan dan kegiat
an pelaksanaan program serta pelayanan kesehatan bidang pelayana
n kesehatan masyarakat wajib yang meliputi promosi kesehatan, ke
sehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluar
ga berencana UKM , perbaikan gizi UKM, pencegahan dan pember
antasan penyakit serta perawatan kesehatan masyarakat
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat
Esensial dan perawatan kesehatan masyarakat
c. Menilai hasil kerja kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
dan Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi dan pertanggun
gjawaban kepada kepala UPT Puskesmas.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesua
i dengan bidang tugasnya.
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
a. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan bidang pelayanan kese
hatan masyarakat meliputi penyusunan dan perencanaan pengemba
ngan program kesehatan pengembangan yaitu kesehatan Jiwa, Lans
14
ia, mata, Olah raga, kesehatan gigi masyarakat, kesehatan kerja, pel
ayanan dan pelaporan serta evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehat
an yang telah ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi serta bu
daya masyarakat setempat;
b. Mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang
Upaya Kesehatan Masyarakat pengembangan
c. Menilai hasil kerja kegiatan di bidang Upaya Kesehatan Masyaraka
t Pengembangan
d. Melaporkan hasil kerja sebagai bahan informasi dan pertanggungja
waban kepada kepala UPT Puskesmas
e. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
5. Penangungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Fasilitas Pelayana
n Puskesmas
a. Mengkoordinir penyusunan rencana kegiatan jejaring pelayanan ses
uai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku
b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pelayanan jejaring seperti Pus
kesmas Pembantu (Pustu) serta pelayanan dengan Puskesmas kelili
ng
c. Mengadakan evaluasi dan penilaian serta pengendalian kegiatan pel
ayanan jejaring
d. Melaporkan hasil kegiatan pelayanan jejaring sebagai bahan inform
asi dan pertanggungjawaban kepada kepala UPT Puskesmas
e. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpin
an atau Kepala UPT Puskesmas
15
2.3.2. Struktur Organisasi
16
17
2.4. Sarana dan Prasarana Kesehatan
2.4.1. Sarana Fisik
Sarana dan Prasarana Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
I Sarana Kesehatan
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 4
3 Rumah Dinas Dokter 1
4 Rumah Dinas Perawat -
5 Poskeskel 7
6 Puskesmas Keliling roda. 4 2
7 Ambulance 0
9 Sepeda Motor 5
II Sarana Penunjang
1 Komputer 26
2 Laptop 21
3 Mesin Tik 1
4 Telepon -
5 Listrik 1
6 Sarana Air Bersih 1
7 AC 12
8 Printer 26
III Sarana dan Prasarana lain Dalam Puskesmas
1 Laboratorium 1
18
STATUS KEPEGAWAIAN
JENIS
NO JUMLAH Honor/
KETENAGAAN PNS Volunteer
Kontrak
11 Rekam Medis 3 2 1
12 Asisten Apoteker 2 1 1
13 Akuntansi 1 1
Petugas
14 2
Laboratorium 1 1
15 Administrasi 7 5 2
16 Pekarya Kesehatan 1 1
17 Pengemudi 1 1
18 Claning Service 2 1/1
19 Penjaga Malam 1 1
JUMLAH 66 51 14 1
2.4.3. Pendanaan
1. BLUD
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BL
UD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Sa
tuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yan
g dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berup
a penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan,dan daliam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat
PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan f
leksibilitas atau kebebasan berupa keleluasaan untuk menerapkan p
raktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan ke
pada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum da
n mencerdaskan kehidupan bangsa, sepagai pengecualian dari keten
tuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
Pelaksanaan kegiatan Puskesmas sebagai BLUD harus mengut
amakan efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum kep
ada masyarakat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan (Perme
nkes No.9, 2014). BLUD dikelola dengan memperhitungkan efisien
si biaya dalam setiap kegitan operasionalnya. Artinya BLUD wajib
19
melakukan perhitungan akuntansi biaya atas setiap unit produk yan
g dihasilkan. BLUD dikelola untuk meningkatkan layanan yang ber
mutu sebagai sumber pendapatan operasional (PP No.85, 2013). Di
nas Kesehatan mulai mempersiapkan beberapa rencana untuk mere
alisasikan Puskesmas BLUD antara lain dengan membentuk tim ya
ng mengkaji BLUD di Dinas Kesehatan, rencana pelatihan tentang
BLUD, serta rencana kepengurusan BLUD yang dibuat perwilayah.
Pendanaan BLUD
Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2020
1 PAGU 1.923.782.169
2 Terealisasi 1.671.398.049
3 Persentase 86,9%
2. BOK
BOK adalah Bantuan Biaya Operasional Kesehatan non gaji
untuk Puskesmas dan jaringannya serta UKBM dalam
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Promotif dan Preventif
KIA-KB, Gizi, Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, Promosi
Kesehatan, dan Pengendalian Penyakit untuk mempercepat
pencapaian tujuan SPM Puskesmas. Tujuan BOK adalah untuk
meningkatnya kinerja Puskesmas dan jaringannya, serta UKBM
untuk memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif
dalam upaya pencapaian target SPM Kabupaten/Kota.
Pendanaan BOK
Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2020
1 PAGU 615.476.420
2 Terealisasi 394.361.200
3 Persentase 66.79%
20
Sebagai salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelaya
nan kesehatan, Puskesmas Wilayah Kerja Lubuk Kilangan memiliki vi
si sebagai berikut: “Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Lubuk Kila
ngan Sehat Tahun”
21
22
BAB III
KEGIATAN PROGRAM DAN INDIKATOR
23
2. Kesehatan Lingkungan
a. Membuat rencana kerja
b. Memberikan konsultasi terhadap pasien klinik sanitasi
c. Melakukan kunjungan lapangan klinik sanitasi
d. Melakukan survey lingkungan perumahan
e. Mencatat dan melaporkan kaegitan yang berhubungan dengan
PAB/PLP dan TTU/TTM
f. Mengawasi kualitas air dengan cara pengambilan dan pemeriksa
sampel
g. Melakukan pembinaan terhadap kelompok pemakai air
h. Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan
i. Mengambil dan memeriksa sampel makanan dan minuman dalam
rangka perlindungan terhadap konsumen
j. Melakukan pemantauan KLB keracunan makanan dan minuan
k. Menjalin erja sama lintas sektor dan lintas program
l. Membuat laporan hasil kegitan kesling yang dilaksanakan setiap
bulan
m. Membuat catatan harian kegiatan kesling
n. Meninjau kasus penyakit berbasis lingkungan
o. Peninjauan kelapangan kasus dari kelurahan atau rumah sakit
p. Melakukan penyelidikan epidiiologi di tempat terjadi kasus
q. Pengawasan dan monitoring lokasi pamsimas serta mengadakan
pemicuan
3. Kesehatan Gizi
Tabel 3.3 Indikator Program Kesehatan Gizi
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
No. Indikator Status Gizi Target
1. Persentase Ibu Hamil Anemia 45
2. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 16
3. Cakupan Ibu Hamil Yang Mendapat Tambah Darah
80
(TTD) Min 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
4. Cakupan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis
80
(KEK) Yang Mendapatkan Makanan Tambahan
5. Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vit A 70
24
6. Persentase Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
5,4
(BB < 2500 gr)
7. Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapatkan Inisiasi
54
Menyusui Dini (IMD)
8. Cakupan Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan
40
Mendapatkan Asi Ekslusif
9. Cakupan Bayi 6 Bulan Mendapatkan Asi Ekslusif 35
10. Cakupan Balita 6 - 59 Bulan Mendapatkan Kapsul
86
Vit A
11. Cakupan Balita Gizi Kurang Mendapatkan Makanan
85
Tambahan
12. Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Mendapat
80
Perawatan
13. Jumlah Balita Yang Mendapatkan Suplement Zat
90
Gizi Mikro
14. Cakupan Balita Yang Ditimbang Berat Badannya
60
(D/S)
15. Cakupan Balita Memiliki Buku Kesehatan Ibu Anak
60
(KIA) / Kartu Menuju Sehat (KMS) (K/S)
16. Cakupan Balita Yang Ditimbang Yang Naik Berat
80
Badannya (N/D)
17. Prevalensi Berat Badan Kurang (Berat Badan
16
Kurang dan Sangat Kurang) Pada Balita
18. Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek)
24,1
Pada Balita
19. Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk)
8,1
Pada Balita
20. Cakupan Remaja Putri Mendapatkan Tablet Tambah 50
Darah (TTD)
21. Cakupan Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam 82
Beryodium
22. Persentase Kabupaten / Kota Melaksanakan 51
Surveilans Gizi
23. Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi 10
Buruk Pada Balita
4. KIA-KB
a. KIA Ibu
Tabel 3.4 Indikator Program KIA Ibu
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
No. Indikator Status Gizi Target
1. Cakupan Linnakes yang memiliki kompetensi 100 %
2. Cakupan Kunjungan Bumil K1 100%
3. Cakupan Kunjungan Bumil K4 96 %
4. Cakupan Bumil Resti 80 %
25
5. Cakupan Pelayanan Nifas (KF 1) 96 %
6. Cakupan Pelayanan Nifas (KF 3) 96 %
b. KIA Anak
Tabel 3.5 Indikator Program KIA Anak
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
No. Indikator Status Gizi Target
1. Kunjungan Neonatus (KN1) 100 %
2. Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) 100 %
3. Neonatus dengan Komplikasi 95 %
4. Kunjungan Bayi Sesuai Standar 100 %
5. DDTK Bayi Kontak IV 100 %
6. DDTK Anak Balita Kontak II 95 %
7. DDTK APRAS Kontak II 100 %
26
b. Program Demam Berdarah Dengue (DBD)
Adapun kegiatan program DBD antara lain:
Penyuluhan DBD ke kelurahan
Penyuluhan DBD ke sekolah
Monitoring pemantauan jentik berkala di perumahan
Pemantauan jentik oleh bundo peduli jentik
Pemantauan jentik berkala di sekolah
Pendampingan kegiatan fogging
c. Program Diare
Adapun kegiatan program Diare antara lain:
Pemberian pengobatan dan konsultasi
Penyuluhan individu tentang diare
Pemberian oralit
Penyuluhan tantang diare dan cara penanggulangan diare
d. Program ISPA Pneumonia
Adapun kegiatan program ISPA Pneumonia antara lain:
Advokasi dan sosialisasi ke tokoh masyarakat
Pelacakan di lapangan penemuan kasus ISPA Pneumonia
Pengobatan kasus ISPA Pneumonia
Kerjasama dengan praktek swasta
e. Program HIV/AIDS
Adapun kegiatan program HIV/AIDS antara lain:
Upaya pencegahan orang dengan resiko HIV/AIDS
Pemeriksaan HIV/AIDS
Memberikan rujukan
Pencatatan dan pelaporan
Monitoring dan evaluasi
f. Program Imunisasi
Adapun kegiatan program Imunisasi antara lain:
Monitoring faskes swasta
Drop Out Follow Up Imunisasi
Pemantauan KIPI
27
Pelaksanaan Imunisasi campak
Pelaksanaan Imunisasi DT dan Td
2. Puskesmas
a. Kasus penyakit yang dibina
b. Tingkat kemandirian keluarga
3. Yankesrat
a. Penyahat tradisional keterampilan
b. Penyehat tradisional ramuan
c. Kelompok mandiri
4. Kesehatan Lansia
a. Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas
Pemberian pengobatan/rujakan sesuai indikasi
Pemeriksaan kesehatan lansia
Penyuluhan kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Lansia Luar Gedung
Pemeriksaan kesehatan lansia
28
Penyuluhan Kesehatan
Rujukan kalau ada penyimpangan hasil screening
5. Usaha Kesehatan Kerja
c. Pekerja sakit yang dilayani
d. Kasus penyakit umum pada pekerja
e. Kasus diduga penyakit akibat kerja pada pekerja
f. Kasus penyakit akibat kerja pada pekerja
g. Kasus kecelakaan akibat kerja pada pekerja
29
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
30
BAB IV
PENCAPAIAN KEGIATAN PROGRAM
31
Sasara
No Indikator SPM Capaian Persentase
n
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Kunjungan K4 1069 996 93.17
Ibu Hamil mendapat Tablet FE 1089 996 91.46
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 1020 962 94.31
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir (KN 1) 989 959 96.97
Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) 989 937 94.74
Neonatus Komplikas 152 116 76.32
Palayanan Kesehatan Bayi 989 959 96.97
DDTK Bayi Kontan IV 989 597 60.36
4 Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan Kesehatan Balita 3788 1875 49.50
DDTK Kontak II Balita 3788 1875 49.50
Pelayanan APRAS 1947 1030 52.90
DDTK Kontak II APRAS 1947 1235 63.43
Balita Mendapatkan Vitamin A 1020 951 93.24
Imunisasi Dasar Lengkap 962 601 62.47
5 Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Skrining Usia Sekolah 8492 5738 67.57
6 Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif
Skirining Pada Usia 15 Tahun Sampai
38312 13183 34.41
59 Tahun
7 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Skrining Pada Penderita Hipertensi 9272 1669 18.00
8 Pelayanan Kesehatan Penderita DM
Skrining Pada Penderita DM 723 457 63.21
9 Pelayanan Kesehatan Penderita TB
Terduga TB Yang Diperiksa 1002 458 45.71
10 Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut
Skrining Pada Usia Lanjut 4220 738 17.49
11 Pelayanan Kesehatan ODGJ
ODGJ Berat Mendapat Pelayanan
119 96 80.67
Kesehatan
12 Pelayanan Kesehatan Orang Beresiko Terinfeksi Virus HIV
Setiap Orang Beresiko Terinfeksi
Virus HIV (Ibu Hamil, Pasien TB,
IMS, Waria/Transgender, Napza, 977 1121 114.74
WBP) Yang Mendapatkan
Pemeriksaan Sesuai Standar
SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk ra
32
kyatnya, maka target SPM harus 100% setiap tahunnya. Puskesmas sebagai fasilit
as pelayanan kesehatan tingkat pertama akan ‘menjadi unit terdepan dalam upaya
pencapaian target-target SPM. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian SPM
2020 sudah ada yang mencapai target 100%. Untuk capaian SPM terendah terdapa
t pada indikator Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut 17%, hal iniberarti 83% la
nsia belum mendapat pelayanan sesuai standar.
33
Capaian Pembinaan Toga
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
34
Capaian PHBS RT
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
2. Kesehatan Lingkungan
Capaian TPM Memenuhi Syarat
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
35
Capaian Akses Terhadap Sanitasi Layak
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
36
Pencapaian Kunjungan Klinik Sanitasi
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
3. Kesehatan Gizi
Capaian Program Kesheatan Gizi
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
Capaian
Indikator Status Giz
No i Target B. B P. B Indaru Koto Batu Baringi Taranta Puskesma
Lalan Gadan
dan Kinerja uek esi ng n ng s
g g
37
Capaian
Indikator Status Giz
No i Target B. B P. B Indaru Koto Batu Baringi Taranta Puskesma
Lalan Gadan
dan Kinerja uek esi ng n ng s
g g
Persentase Remaja Pu
12 tri Yang Mendapatka 100 45,2 50 45,3 50 48,7 0 45,2 45,45
TTD
Persentase Balita Me
15 mpunyai Buku KIA/K 100 100 100 100 100 100 100 100 100
MS
17 Persentase Balita yan 4 12,3 5,2 13,5 9,6 1,3 25,5 0,5 10,5
38
Capaian
Indikator Status Giz
No i Target B. B P. B Indaru Koto Batu Baringi Taranta Puskesma
Lalan Gadan
dan Kinerja uek esi ng n ng s
g g
Persentase Rumah Ta
20 ngga Mengkonsumsi 90 100 100 100 100 100 100 100 100
Garam Beryodium
4. KIA-KB
a. KIA Ibu
Capaian K1
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
39
Capaian K4
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
40
Angka Kejadian Anemia & KEK
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
Maternal Komplikasi
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
b. KIA Anak
41
Kunjungan Neonatus (KN1)
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
42
Capaian Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
43
c. KB
Capaian Program KB Baru
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
44
Capaian Peserta KB Pasca Persalinan
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
5. P2P
a. Program Surveilans
Data Pemantauan COVID-19
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
45
b. Program Campak
Capaian Kasus Campak
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
c. Program Diare
Capaian Program Diare
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
46
d. Program DBD
Capaian Program DBD
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
e. Program TB
Jumlah Kasus TB
47
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
48
Capaian Pasien TB yang Periksa HIV
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
49
f. Program ISPA
Capaian Program ISPA
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
g. Program HIV/AIDS
Capaian Program HIV/AIDS
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
h. Program Hepatitis
50
Capaian Program Hepatitis
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
i. Program Imunisasi
Capaian Program Imunisasi
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
j. Program PTM
51
Capaian Screening PTM
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
52
Capaian Diabetes Terkontrol
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
k. Program PTM
Capaian Program PTM
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
53
1. UKS
Capaian Program UKS
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
2. Program Yankesrat
Capaian Penyehat Tradisional Keterampilan
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
54
Capaian Penyehat Tradisional Ramuan
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
3. Program Lansia
Capaian Program Lansia
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
55
4. Program UKK
Capaian Pekerja Sakit yang Dilayani
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
56
10 Penyakit Terbanyak
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
57
Visit Rate
Puskesmas Lubuk Kilangan 2020
58
BAB V
IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH
59
5.1. Identifikasi Masalah
Rendahnya skrining kesehatan yang belum dilakukan pada usia produkt
if 15-59 tahun hanya 30.41% dari target 100%
Rendahnya penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
hanya 18% dari target 100%
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut hanya 17.49% dari target 100%
Rendahnya capaian pembinaan SBH dari target 100% hanya 33.3%
Pencapaian peserta program KB Baru sesuai standar hanya 9.62% dari t
arget 75%
Pencapaian peserta KB Pasca Persalinan sesuai standar hanya 14.8% da
ri target 75%
Pencapaian pelayanan kesehatan dalam skrinning pada pasien DM yang
diperiksa sesuai standar hanya 63.21% dari target 100%
Pencapaian case detection rate sesuai standar hanya 25% dari target 75
%
Pencapaian screening hipertensi sesuai standar hanya 24.29% dari targe
t 100%
Pencapaian program pelayanan kesehatan balita sesuai standar hanya 49.
5% dari target 100%
Pencapaian pelayanan kesehatan pada pasien terduga TB yang diperiksa
sesuai standar hanya 45.71% dari target 100%
60
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan
dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Merupakan seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menj
adi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan m
akin memburuk kalau dibiarkan. Growth atau tingkat perkembangan
masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa
sehingga sulit untuk dicegah.
Growt
Identifikasi Masalah Urgency Seriousness Total
h
Rendahnya skrining kesehatan yang 3 3 3 9
61
belum dilakukan pada usia produktif
15-19 tahun hanya 30.41% dari
target 100%
Rendahnya penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan 4 4 3 11
hanya 18% dari target 100%
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
4 4 4 12
hanya 17.49% dari target 100%
Rendahnya capaian pembinaan SBH
3 3 3 9
hanya 33.3% dari target 100%
Pencapaian peserta program KB
Baru sesuai standar hanya 9.62% 4 4 4 12
dari target 75%
Pencapaian peserta KB Pasca
Persalinan sesuai standar hanya 3 3 3 9
14.8% dari target 75%
Pencapaian case detection rate sesuai
4 3 3 10
standar hanya 25% dari target 75%
Pencapaian pelayanan kesehatan
dalam skrinning pada pasien DM
5 4 4 13
yang diperiksa sesuai standar hanya
63.21% dari target 100%
Pencapaian program pelayanan
kesehatan balita sesuai standar hanya 3 3 3 9
49.5% dari target 100%
Pencapaian pelayanan kesehatan
pada pasien terduga TB yang
3 3 3 9
diperiksa sesuai standar hanya
45.71% dari target 100%
62
5.4. Analisa Masalah dengan Metode Fishbone
Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti t
ulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Di
agram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian k
ualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic qualit
y tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi ke
mungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung j
atuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247). Suatu tindakan dan langk
ah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan akar penyeba
b masalah sudah ditemukan.
Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan
akar penyebab masalah secara user friendly, tools yang user friendly disukai
orang-orang di industri manufaktur di mana proses di sana terkenal memilik
i banyak ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasal
ahan (Purba, 2008, para. 1–6). Fishbone diagram akan mengidentifikasi berb
agai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah t
ersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah
kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebi
jakan, dan sebagainya.
63
BAB VI
PROBLEM SOLVING
6.1. Pencapaian screening hipertensi sesuai standar hanya 18% dari target
100%
1. Urgency : Skor 5
Laporan tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2020, skrining
pada pasien hipertensi hanya 1.669 orang dari total 9.272 orang. Pencapaian
yang rendah ini disebabkan karena kurang optimalnya pencatatan atau
pendataan tentang pelayanan kesehatan pada orang yang menderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
Hipertensi adalah nama lain untuk tekanan darah tinggi. Kondisi Ini
dapat menyebabkan komplikasi parah dan meningkatkan risiko penyakit
jantung, stroke, dan kematian. Tekanan darah adalah kekuatan yang
diberikan oleh darah ke dinding pembuluh darah. Tekanannya tergantung
pada pekerjaan yang dilakukan oleh jantung dan resistensi pembuluh darah.
2. Seriousness : Skor 4
Masalah hipertensi penting ditangani karena dapat menjadi
komplikasi penyakit lain seperti jantung dan diabetes mellitus. Penanganan
penderita hipertensi cukup mudah untuk dilakukan karena ketersediaan
fasilitas kesehatan yang memadai di Puskesmas Lubuk Kilangan. Tenaga
ahli yang dibutuhkan sudah mencukupi yaitu adanya dokter, bidan, perawat
dan tenaga kesehatan masyarakat dari segi SPM.
Penyakit hipertensi dapat dikontrol dengan memberi pengobatan
yang sudah tersedia di puskesmas Lubuk Kilangan dan memberikan edukasi
kepada masyarakat. Namun sulit untuk membuat penderita hipertensi agar
rutin berobat karena jika tidak mengeluhkan gejala maka masyarakat tidak
datang ke FKTP. Permenkes No 4 tahun 2019 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan disebutkan bahwa pelayanan kesehatan pada
penderita hipertensi meliputi pengukuran tekanan darah dilakukan minimal
satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan, edukasi perubahan gaya
hidup dan atau kepatuhan minum obat, dan melakukan rujukan jika
64
diperlukan.
3. Growth : Skor 4
Dilihat dari data tahun 2019 ke 2020 penemuan dan
penanganpenderita hipertensi mengalami kenaikan pada tahun 2019 tercatat
983 jiwa dan pada tahun 2020 tercatat 1669 jiwa. Hanya bertambah 686
penderita yang tercatat dari total jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Begalung sebanyak 9.272 jiwa. Dilihat dari data tahun
2020 dari target 100% yang tercapai hanya sebesar 18% jauh dari terget
yang diharapkan. Apabila pencatatan dan penanganan masyarakat yang
menderita hipertensi tidak maksimal dilakukan akan mengakibatkan resiko
korban jiwa bertambah banyak karena hipertensi merupakan salah satu
penyakit yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain.
65
FISHBONE HIPERTENSI
66
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
No
Aspek Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.
1. SDM Pasien tidak rutin untuk kontrol dan pasien Melakukan edukasi kepada pasien penyebab dan akibat
berobat hanya bila merasa sakit hipertensi
Sasaran atau target tidak di rumah atau sulit Menginformasikan jadwal rutin kunjungan kader agar
ditemui masyarakat dapat menyesuaikan jadwal
Pola hidup masyarakat yang buruk Penyuluhan pola hidup sehat khususnya kepada penderita
hipertensi
2. Metode Belum optimal pendataan atau pencatatan Membentuk kader hipster (hipertensi teratur) memudahkan
masyarakat yang menderita hipertensi msyarakat mengetahui tentang hipertensi
Belum optimal kerjasama antara kader dan Mengoptimalkan jejaring ke faskes (klinik) tentang
jejaring pencatatan dan pengiriman data penderita hipertensi
3. Material Kurangnya media penyuluhan tentang Membuat media yang mudah dimengerti masyarakat
hipertensi (seperti poster, leaflet, video, dll) seperti (poster, leaflet spanduk, dll)
4. Lingkungan Karena rena situasi saat ini sedang pandemi Mengedukasi masyarakat selalu menerapkan 3M
covid-19 membuat penderita tertunda atau kemanapun termasuk faskes agar terhindar dari covid-19
takut datang ke faskes
Dukungan keluarga untuk mengajak pasien ke Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
faskes untuk kontrol dan pengobatan sebab dan akibat hipertensi
67
68
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
No Alternatif Pemecahan Masalah Efisiens Biay Kemampuan Merubah Daya Ungkit Total Skor
. i a
1. Kader membuat jadwal yang terstruktu, satu kali 4 3 3 4 14
dalam seminggu melakukan pencatatan
2. Melakukan edukasi kepada pasien penyebab dan 4 4 3 3 14
akibat hipertensi
3. Menginformasikan jadwal rutin kunjungan kader 3 3 3 3 12
agar masyarakat dapat menyesuaikan jadwal
4. Penyuluhan pola hidup sehat khususnya kepada 5 4 4 4 17
penderita hipertensi
5. Membentuk kader hipster (hipertensi teratur) 4 3 3 3 13
memudahkan msyarakat mengetahui tentang
hipertensi
6. Mengoptimalkan jejaring ke faskes (klinik) tentang 4 3 4 3
pencatatan dan pengiriman data penderita hipertensi
7. Membuat media yang mudah dimengerti 5 4 4 5 18
masyarakat seperti (poster, leaflet spanduk, dll)
8. Mengedukasi masyarakat selalu menerapkan 3M 4 4 3 3 14
kemanapun termasuk faskes agar terhindar dari
covid-19
9. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat 4 4 4 4 16
tentang sebab dan akibat hipertensi
69
Mengoptimalkan program inovatif capaian hipertensi (CAPER)
Rencana Usulan Kegiatan
Setelah didapatkan skala prioritas pemecahan masalah, maka disusunlah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) sbb:
70
Meningkatkan
pengetahuan
dan kepedulian
masyarakat
tentang
Penyuluhan pola Masyarakat
hipertensi dan
hidup sehat yang 100%
mengubah pola
khususnya kepada terdeteksi mendapatkan
hidup menjadi Biaya
penderita hipertensi tekanan darah pendataan dan
Peningkatan lebih sehat operasional Dokter,
dan membuat tinggi/hiperte pengawasan Laptop,
SPM pembuatan bidan, dan
media yang mudah nsi pada terhadap pasien poster, leaflet
hipertensi media kader aktif
dimengerti wilayah kerja yang menderita
penyuluhan
masyarakat seperti puskesmas darah tinggi atau
poster, leaflet, lubuk hipertensi
Memudahkan
spanduk, dll kilangan
mendata
masyarakat
yang terdeteksi
menderita
hipertensi
71
72
6.2. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut hanya 17.49% dari target 100%
1. Urgency : Skor 4
Peningkatan usia harapan hidup lansia seiring dengan prevalensi
penyakit lansia yang terus mengalami peningkatan (Rodrigues, 2014).
Data Kemenkes RI menyatakan jika terdapat 28,62% lansia yang sakit
atau 28 dari 100 orang lansia pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2019).
Melihat fakta tersebut, lansia mengalami permasalahan yang sangat be
sar dari sisi kesehatannya. Lebih dari seperempat populasi lansia di In
donesia membutuhkan layanan kesehatan.
Sesuai dengan amanat undang-undang kesehatan no. 36 tahun 2
009 yang disebutkan jika pemerintah harus menjadi tersedianya layana
n kesehatan bagi lansia untuk bisa hidup mandiri dan produktif. Secar
a khusus, pemerintah mengeluarkan aturan yang tertera pada undang-u
ndang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang ma
na disebutkan faktor kesehatan sebagai salah satu pemenuhan kebutuh
an dasar lansia.
2. Seriousness : Skor 4
Perserikatan Bangsa bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan Indo
nesia merupakan salah satu negara dengan ledakan jumlah lansia tertin
ggi di seluruh dunia yaitu sekitar 414% dalam kurun waktu 35 tahun p
ada periode tahun 1990 _ 2025. Pada tahun 2020, diperkirakan 11,4%
penduduk Indonesia (29,2 juta jiwa) berusia di atas 60 tahun dan pada
tahun 2040 jumlah ini akan meningkat menjadi 19,7% (55,5 juta jiwa)
Dalam waktu tiga dekade mendatang, proporsi lansia akan lebih besar
dibandingkan proporsi anak di bawah usia 14 tahun.
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin
meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya jumlah pe
nduduk lanjut usia juga akan menimbulkan berbagai masalah seperti
masalah medis teknis, mental psikologis dan sosial ekonomi. Untuk m
engatasi masalah tersebut, pemerintah membuat program posyandu la
nsia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan keseh
atan lanjut usia.
73
3. Growth : Skor 4
Di satu sisi, peningkatan angka harapan hidup membawa kebaik
an bagi salah satu indikator kesehatan bangsa. Namun di sisi lain, hal t
ersebut mengarah pada transisi epidemiologi, ditandai dengan pergese
ran pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif y
ang berhubungan dengan proses penuaan. Berbagai penyakit tersebut
antara lain diabetes melitus, hipertensi, demensia, pembesaran prostat
jinak, katarak, dan beragam masalah kejiwaan pada lansia seperti depr
esi, ansietas, dan gangguan tidur. Kondisi tersebut akan berdampak pa
da peningkatan kesakitan dan kematian, penurunan kualitas hidup, pen
ingkatan biaya kesehatan, serta kemunculan beragam masalah sosial k
emasyarakatan.
74
FISHBONE LANSIA
75
ALTERNATI
F PEMECAHAN MASALAH
76
.
1. SDM Pasien tidak rutin untuk kontrol dan pasien Melakukan edukasi kepada pasien untuk kontrol kesehatan
berobat hanya bila merasa sakit rutinnya
Kondisi fisik pasien yang menyulitkan untuk Mengaktifkan kembali posyandu lansia di daerah zona hijau
dating mengunjungi fasilitas kesehatan dengan prokes COVID-19
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran Melakukan edukasi kepada pasien untuk kontrol kesehatan
masyarakat tentang medical check up rutin rutinnya
2. Metode Belum optimal pendataan atau pencatatan Optimalisasi pendataan dan pencatatan masyarakat lanjut
masyarakat yang lanjut usia usia
Edukasi masih belum maksimal Melakukan edukasi mengenai penyakit umum pada lansia
3. Material Ketersediaan stick gula darah dan kolesterol Pengadaan stick gula darah dan kolesterol
tidak mencukupi
4. Lingkungan Situasi pandemi Covid-19 membuat Mengaktifkan kembali posyandu lansia di daerah zona
penderita tertunda atau takut datang ke hijau dengan prokes COVID-19
fasilitas kesehatan
Dukungan keluarga untuk mengajak pasien Melakukan edukasi kepada keluarga pasien mengenai
datang ke untuk kontrol dan berobat penyakit umum yang terjadi pada lansia
5. Dana Perencanaan program dan anggaran Optimalisasi anggaran puskesmas sesuai target sasaran
puskesmas belum sesuai dengan target
sasaran
77
No Alternatif Pemecahan Masalah Efisiens Biay Kemampuan Merubah Daya Ungkit Total Skor
. i a
1. Pasien tidak rutin untuk kontrol dan pasien berobat 2 2 3 3 10
hanya bila merasa sakit
2. Kondisi fisik pasien yang menyulitkan untuk datang 3 2 3 3 11
mengunjungi fasilitas kesehatan
3. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat 4 3 3 3 13
tentang medical check up rutin
4. Belum optimal pendataan atau pencatatan 3 2 2 3 10
masyarakat yang menderita hipertensi
5. Edukasi masih belum maksimal 5 4 4 3 16
6. Ketersediaan stick gula darah dan kolesterol tidak 4 4 3 3 14
mencukupi
7. Situasi pandemi Covid-19 membuat penderita 4 2 3 3 12
tertunda atau takut datang ke fasilitas kesehatan
8. Dukungan keluarga untuk mengajak pasien datang 4 2 3 3 12
ke untuk kontrol dan berobat
9. Perencanaan program dan anggaran puskesmas 4 4 3 3 14
belum sesuai dengan target sasaran
78
Upaya Jenis Tujuan Sasaran Target Dana Rincian Alat Tenaga
Edukasi Penyuluha Meningkatkan Masyarakat 100% Biaya Laptop, poster, leaflet Dokter, bidan, dan kader
untuk n mengenai pengetahuan lansia pada mendapatkan operasional aktif
lansia pola hidup dan wilayah kerja pendataan dan pembuatan
masih sehat dan kepedulian Puskesmas pengawasan media
belum penyakit masyarakat Lubuk terhadap pasien penyuluhan
maksimal yang tentang Kilangan lanjut usia
umum pada hipertensi dan
lansia dan mengubah
membuat pola hidup
media yang menjadi lebih
mudah sehat
dimengerti Memudahkan
masyarakat mendata
seperti masyarakat
poster, yang
leaflet, terdeteksi
spanduk, menderita
dll penyakit yang
umum pada
lansia
79
6.3. Pencapaian pelayanan kesehatan dalam skrinning pada pasien DM yan
g diperiksa sesuai standar hanya 63.21% dari target 100%
1. Urgency : Skor 4
Federasi Diabetes Internasional (IDF) mengestimasi secara glob
al sebanyak 193 juta manusia, atau setengah penyandang diabetes dew
asa pada tahun 2015, tidak mengetahui mereka menderita diabetes. M
enurut Kemenkes RI (2018), Diabetes Melitus diperkirakan akan terus
meningkat sekitar 600 juta jiwa pada tahun 2035. Indonesia menduduk
i peringkat keempat kasus diabetes melitus tipe 2 dengan prevalensi 8,
6% dari total populasi, diperkirakan meningkat dari 8,4 juta jiwa pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030.
Sebagian besar dari jumlah tersebut adalah penyandang diabetes
tipe 2 yang dapat dicegah sedini mungkin. Pendeteksian sedini mungk
in akan dapat memodifikasi gaya hidup penderita sehingga akan meng
urangi faktor risiko komplikasi yang dapat terjadi atau kematian.
2. Seriousness : Skor 4
Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan ti
ngkat kematian tertinggi di dunia. Menurut Federasi Diabetes Internas
ional (IDF) (2019), sekitar setengah miliar orang menderita diabetes.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) memperkirakan
2,2 juta kematian akibat penyakit diabetes melitus.
Ketika seseorang terlalu banyak gula menetap dalam aliran dara
h untuk waktu yang lama dalam tubuhnya, hal itu dapat mempengaruh
i pembuluh darah, saraf, mata, ginjal dan sistem kardiovaskular. Kom
plikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat
(menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal
stadium akhir dan disfungsi seksual. Setelah 10-15 tahun dari waktu te
rdiagnosis, prevalensi semua komplikasi Diabetes meningkat tajam.
3. Growth : Skor 4
Di Indonesia sendiri, diabetes perkotaan merupakan salah satu ta
80
ntangan yang mengurangi produktivitas kerja dan tingkat pendapatan
– bahwa 7 dari setiap 10 penyandang diabetes mengalami komplikasi
yang mengurangi kualitas hidup mereka hingga mengarah pada kemati
an. Bahkan pada tahun 2018, pemerintah Indonesia memproyeksikan
biaya rawat inap yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular adalah
sekitar 2,2 triliun rupiah. Karena itu apabila seseorang terdiagnosa dar
i awal, maka pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin sehingga da
pat mengurangi resiko komplikasi yang membahayakan dan mahal.
81
FISHBONE DM
82
ALTERNATIF PEMECA
HAN MASALAH
No
Aspek Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.
1. SDM Kader belum optimal melakukan pendataan dan Kader membuat jadwal yang terstruktur, satu kali
pengawasan terhadap program DM dalam seminggu melakukan pencatatan
83
Kurangnya pelatihan bagi petugas mengenai Pelatihan bagi petugas DM mengenai pencatatan
pencatatan data yang baik data yang baik
Kurangnya koordinasi dan proses pengawasan Peningkatan koordinasi dan proses pengawasan
program DM program DM dengan rutin melakukan rapat triwulan
Kurangnya keingintahuan dan kesadaran masyarakat Sosialisasi kepada masyarakat mengenai
tentang pencegahan, penanganan dan pengobatan DM pencegahan, penanganan dan pengobatan DM
2. Metode Belum optimal edukasi dan sosialisasi terhadap Optimalisasi edukasi dan sosialisasi terkait
pencegahan, penanganan dan pengobatan DM pencegahan, penanganan dan pengobatan DM
Belum optimal pendataan atau pencatatan penderita Optimalisasi pendataan atau pencatatan penderita
DM DM
3. Material Kurangnya media penyuluhan tentang DM Membuat media yang mudah dimengerti masyarakat
seperti poster, leaflet, atau spanduk
Kurangnya ketersediaan stock stick kolestrerol dan Menambah ketersediaan stock stick kolestrerol dan
gula darah gula darah di Puskesmas
4. Lingkungan Karena situasi saat ini sedang pandemi covid-19 Sosialiasasi mengenai protocol kesehatan yang harus
membuat peserta menunda atau takut datang ke faskes dijalani sebelum mengunjungi fasilitas kesehatan
Sulitnya akses kendaraan umum menuju faskes Merubah lokasi skrinning ke posyandu terdekat agar
mudah dijangkau oleh masyarakat
5. Dana Perencanaan program dan anggaran puskesmas tidak Usulan penambahan dana operasional untuk program
sesuai dengan target sasaran pelayanan DM
84
1. Kader membuat jadwal yang terstruktur, satu kali
dalam seminggu melakukan pencatatan
2. Pelatihan bagi petugas DM mengenai pencatatan
data yang baik
3. Peningkatan koordinasi dan proses pengawasan
program DM dengan rutin melakukan rapat
triwulan
4. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pencegahan, penanganan dan pengobatan DM
5. Optimalisasi edukasi dan sosialisasi terkait
pencegahan, penanganan dan pengobatan DM
6. Optimalisasi pendataan atau pencatatan penderita
DM
7. Membuat media yang mudah dimengerti
masyarakat seperti poster, leaflet, atau spanduk
8. Menambah ketersediaan stock stick kolestrerol dan
gula darah di Puskesmas
9. Sosialiasasi mengenai protocol kesehatan yang
harus dijalani sebelum mengunjungi fasilitas
kesehatan
10. Merubah lokasi skrinning ke posyandu terdekat
agar mudah dijangkau oleh masyarakat
11. Usulan penambahan dana operasional untuk
program pelayanan DM
85
Upaya Jenis Tujuan Sasaran Target Dana Alat Tenaga Indikator Sumber Dana
86
BAB VII
87
at.
Promosi kesehatan memberikan pencegahan primer (primary prevention) t
erhadap penyakit dengan cara memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
agar individuatau sasaran lebih memiliki pemahaman terhadap konsep yang disam
paikan lewat program kerja puskesmas. Kinerja puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan sangat diharapkan untuk mencapai derajat kesehatan yang op
timal. Puskesmas sebagai kesatuan organisasi kesehatan fungsional merupakan pu
sat pengembangan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan secara men
yeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam bentuk program-program pelayana
n serta membina masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk mewujudkan derajat kese
hatan masyarakat yang optimal, salah satu indikatornya adalah tercapainya progra
m screening hipertensi pada masyarakat.
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
Indonesia yang ditandai dengan suatu kondisi meningkatnya tekanan darah
sistolik ≥140 mmhg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang bersifat
persisten dan kronis. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang bersifat
silent killer dikarenakan penyakit ini hampir tidak menimbulkan gejala adapun
beberapa gejala yang bisanya timbul berupa sakit kepala yang dirasakan hingga
leher, epistaksis dan gangguan penglihatan. Hipertensi dapat dibagi dua yaitu
hipertensi primer yang diakibatkan tanpa adanya underlying disease dan
hipertensi sekunder yang diakibatkan karena beberapa penyakit seperti penyakit
ginjal kronis, hiperaldosteronisme, renal artery stenosis, pheocromocytoma.
Berdasarkan data laporan tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2020,
capaian program screening hipertensi hanya 18% dari target 100%. Berdasarkan
latar belakang di atas dan rendahnya pencapaian pada program tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran penyebab rendahnya
persentase program screening hipertensi hanya 18% dari target 100% pada tahun
2020 di Puskesmas Lubuk Kilangan.
88
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang rendahnya persentase program screening
hipertensi dari target 100% hanya 18% pada tahun 2020 di wilayah kerja
puskesmas Lubuk Kilangan?
2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masa
lah yang ditemukan?
89
Dapat memberikan data mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya angka masyarakat yang belum melakukan screening hipertensi di
wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2020, sehingga memberikan
gambaran alternatif pemecahan masalah yang efektif dan efisien.
n : N
1+Ne2
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kepercayaan (85%)
90
1 + 9.272 (0,15)2
=
44 sampel
B. Sikap
Sikap merupakan kumpulan dari pikiran, keyakinan, dan pengetahuan.
Namun, sikap memiliki evaluasi negatif maupun positif yang bersifat emos
ional yang disebabkan oleh komponen afeksi. Akibat keputusan dari suatu
evaluasi akan timbul pola tingkah laku tertentu. Dalam proses evaluasi ini
dapat pula tejadi konflik atau pertentangan batin yang akan mengakibatkan
91
suatu dinamika yang rumit antara komponen kognisi, afeksi, dan kecender
ungan untuk bertingkah laku atau bertindak [ CITATION Bud09 \l 1033 ].
Pengukuran variabel sikap masyarakat didasarkan pada skala ordin
al. Skala ordinal dinilai dari 10 buah pertanyaan. Setiap jawaban yang ben
ar akan diberi skor (1), dan jawaban yang salah diberi skor (0). Jumlah sko
r maksimal 10, kemudian skor diakumulasikan menjadi 3 kategori, yaitu:
Baik : ≥ 76%
Cukup : 60-75%
Kurang: < 60%
C. Tindakan
Tindakan adalah suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam
satu tindakan, dimana untuk mewujudkan pikiran menjadi suatu tindakan
dibutuhkan faktor pendorong atau situasi kondisi yang memungkinkan.
Pengukuran variabel tindakan didasarkan pada skala ordinal 10 per
tanyaan. Setiap jawaban yang bernilai positif akan diberi skor (1), sedangk
an jawaban bernilai negatif diberi skor (0). jumlah skor maksimal adalah 1
0, kemudian skor diakumulasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
Baik : ≥ 76%
Cukup : 60-75%
Kurang: < 60%
92
LAMPIRAN
1. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah suatu penyakit dengan kondisi medis yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah secara kronis lebih dari normal, dimana penderita
mempunyai tekanan darah bagian atas (sistolik) 140 ≥ mmHg dan bagian bawah
(diastolik) ≥ 90 mmHg (WHO, 2013).
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena penderita mengidap
hipertensi sering tidak menyadarisampai terjadinya komplikasi yang dapat merusak
organ vital yang cukup membahayakan dan dapat berakibat kematian. Penderita
hipertensi sebanyak 70% tidak terlalu mengetahui dirinya mengidap hipertensi
sehingga mereka segera memeriksakan tekanan darah di pelayanan kesehatan
terdekat. Penderita hipetensi terkadang mengalami tanda dan gejala seperti pusing,
kencang ditengkuk dan sering kali merasa berdebar-debar (Adib, 2009). Penduduk di
seluruh dunia yang menderita hipertensi sudah tercatat mencapai 972 juta orang atau
26,4%. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025 dari
972 juta penderita hipertensi. Penderita hipertensi 333 juta berada di Negara maju
sedangkan 639 juta sisanya berada di Negara yang masih berkembang (WHO, 2011).
Berdasarkan data dari WHO, jumlah lansia di Indonesia sebesar 45,9% untuk
umur 55-64 tahun, 57,5% untuk umur 65-74 tahun dan 63,8% untuk umur >75 tahun.
Diperkirakan jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08juta), tahun 2025 (33,89
juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (WHO, 2017).
Hipertensi merupakan prioritas utama penyakit yang segera ditangani. Dari
Kemenkes untuk mengelola penyakit hipertensi dengan mengembangkan dan
memperkuat deteksi dini hipertensi (skrining), dari puskesmas sendiri meningkatkan
pencegahan primer dengan promosi kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita hipertensi (Kemenkes, 2017). Berdasarkan data laporan tahunan Puskesmas
93
Lubuk Kilangan tahun 2020, capaian program screening hipertensi hanya 18% dari
target 100% sehingga dapat dikatakan pencapaian yang didapat masih jauh dari target
yang dicapai.
2. TEMA
"Waspadai Hipertensi dan Kendalikan Tekanan Darah"
3. SASARAN
Masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, Padang
4. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengetahui penyebab masih tingginya angka masyarakat yang belum
melakukan screening hipertensi wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan.
b. Tujuan Khusus
- Diharapkan meningkatan kesadaran masyarakat mengenai hipertensi
5. SDM
94
6. ALAT BANTU
Alat bantu kegiatan yang dibutuhkan dalam kegiatan promosi kesehatan
ini berupa :
- Leaflet
- Poster
7. TEMPAT
Kegiatan ini dilaksanakan pada di Puskesmas Lubuk Kilangan Padang.
8. EVALUASI
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan metode tanya jawab langsung
dengan peserta, dianggap berhasil bila peserta mampu menjawab dan tahu
mengenai materi yang telah disampaikan.
9. MATERI KEGIATAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.
Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik
adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan
diastolik adalah tekanan saat jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.
Hipertensi terbagi ke dalam hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi
primer tidak diketahui penyebabnya dengan pasti namun diduga penyebabnya adalah
mutasi gen atau kelainan genetik yang diwariskan oleh keluarga, perubahan fisik dan
fungsi tubuh seiring bertambahnya usia, serta faktor lingkungan serta gaya hidup yang
tak sehat, sedangkan hipertensi sekunder dapat terjadi antara lain akibat penyakit
ginjal dan kecanduan alkohol.
Hipertensi merupakan penyakit yang membunuh secara diam-diam. Hal ini karena
penderita hipertensi umumnya tidak mengalami gejala apa pun, sampai tekanan
95
darahnya sudah terlalu tinggi dan mengancam nyawa. Namun, orang yang memiliki
tekanan darah yang sangat tinggi bisa merasakan beberapa gejala berikut: sakit
kepala, nyeri dada dan sulit bernapas, denyut jantung tidak teratur, sering merasa
kelelahan atau kebingungan dan sering merasa berdebar di area dada, leher, atau
telinga. Oleh sebab itu, penting untuk rutin memeriksakan tekanan darah, baik secara
mandiri atau dengan datang ke dokter.
Hipertensi jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi melalui aterosklerosis di
mana adanya endapan berkembang di dinding pembuluh darah dan berakibat pada
penyempitan pembuluh darah. Saat menyempit, jantung harus memompa lebih keras
untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh sehingga bisa menyebabkan serangan
jantung. Tekanan darah tinggi merupakan kondisi berbahaya dan harus segera
ditangani. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya
penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit
ginjal, dan stroke.
Untuk pengobatan pasien dengan tekanan darah tinggi, pasien diharuskan
mengonsumsi obat penurun tekanan darah sesuai dengan anjuran dokter secara rutin
karena hipertensi primer tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikontrol dengan obat
dan bila dihentikan akan terjadi kenaikan tekanan darah kembali dalam hitungan hari
sampai bulan. Sebagai pencegahan dini penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi,
mulailah menerapkan pola hidup sehat, seperti:
- Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
- Olahraga dan istirahat yang cukup
- Menjaga berat badan
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein
- Mengurangi konsumsi garam
- Mengelola stres
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sering tak disadari oleh penderita.
Itulah mengapa melakukan pemeriksaan tekanan darah ke dokter amat penting
96
dilakukan sebagai tindakan preventif. Orang dewasa diatas 40 tahun disarankan untuk
memeriksa tekanan darah setiap tahun sekali karena tekanan darah bisa saja berubah
dari waktu ke waktu dan sebaiknya dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan
malam hari sebelum tidur untuk memastikan tekanan darah baik sepanjang hari.
97
98
Lampiran 2. Kuesioner
A. Identitas
Petunjuk pengisian:
Isilah data berikut ini dengan benar
1. Tanggal :
2. Nama :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
99
h tinggi.
Benar (1) Salah (0)
10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi r
esiko terjadinya penyakit hipertensi.
Benar (1) Salah (0)
C. Aspek Sikap
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan a
nda!
Keterangan “
S: Setuju TS: Tidak Setuju
No Pernyataan S TS
.
1. Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka waktu
yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat.
2 Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan darah
secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola makan.
3. Kurang istirahat dan banyak beban pikiran dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat.
4. Penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan olahraga ringan
seperti jogging, bersepeda dan berenang.
5. Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi penderita hipertensi.
6. Mengurangi makanan yang mengandung lemak seperti gorengan,
dan makanan yang bersantan perlu dilakukan oleh penderita
hipertensi.
7 Jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum obat
hipertensi tidak perlu ke puskesmas
8. Menurunkan berat badan secara bertahap bisa mengurangi resiko
tekanan darah tinggi.
9. Mengkonsumsi makanan seperti daging kambing dapat
meningkatkan tekanan darah tinggi.
10. Dukungan keluarga sangat penting perannya dalam keberhasilan
penderita hipertensi dalam menjalankan dietnya
100
D. Aspek Pernyataan Tindakan
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan a
nda!
Keterangan “
M: Melakukan TM: Tidak Melakukan
No Pernyataan M TM
.
1. Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap merasakan gejala.
2 Saya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol
tinggi seperti daging merah, gorengan, jeroan.
3. Saya mengkonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran
segar setiap hari.
4. Saya selalu minum obat anti hipertensi secara teratur jika tekanan
darah tinggi.
5. Saya selalu meluangkan waktu istirahat walaupun kerjaan
menumpuk.
6. Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol tekanan darah.
7. Saya tidak mengkonsumsi minuman minuman keras seperti
anggur, pigur, dan bir bila sedang mempunyai masalah yang berat
maupun tidak mempunyai masalah.
8. Saya mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi makanan
yang mengandung garam tinggi untuk menghindari kekambuhan
tekanan darah tinggi.
9. Saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah mengerjakan
pekerjaan yang berat.
10. Saya mengontrol emosi saya jika sedang marah/ banyak pikiran.
101
Tabel 7.1 Distribusi pengetahuan responden terhadap pemeliharaan kese
hatan gigi dan mulut
Pengetahuan Jumlah Presentase (%)
Baik 29 65,9%
Cukup 9 20,45%
Kurang 6 13,63%
Total 44 100%
102
Baik 11 25%
Cukup 23 52,27%
Kurang 10 22,73%
Total 44 100%
103