LAPORAN MAGANG
Oleh
Florensia Cia
NIM ( 2017.D.01.007 )
Oleh
Florensia Cia
NIM (2017.D.01.007)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang di tempatkan
pada wiliyah kerja Puskesmas Pahandut Kota palangka Raya ini hingga selesai.
Laporan magang ini disusun untuk melengkapi tugas akhir magang.
Laporan magang disusun berdasarkan informsi yang telah dikumpulkan dari
berbagai pihak selama pelaksanaan magang berlangsung pada tanggal 25 Januari
2021 s/d 15 Februari 2021 di Puskesmas Pahandut Kota Palangka.
Laporan magang ini disusun dengan baik karena banyak masukan dan
dukungan dari berbagai pihak yang berupa informasi, arahan dan bimbingan.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. H. Riduan, SKM.,M.M.Kes selaku Kepala Puskesmas Pahandut Kota
Palangka Raya
2. Norjainah Sulastri, SKM selaku pembimbing lahan magang dari Puskesmas
Pahandut Kota Palangka Raya
3. Eva Prilleli Baringbing,SKM,.M.Kes selaku pembimbing institusi dari
STIKes EKA HARAP Palangka Raya
4. Syarifudin, Amd.,Kep selaku KA SUBAG TU
5. Pihak Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya
6. Seluruh staf Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan magang maupun
penulisan laporan magang.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan magang ini,
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis baik itu
sistematika penulisan maupun peggunaan bahasa. Untuk itu penuli
mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
demi penyempurnaan laporan magang ini.
Kiranya dengan adanya laporan ini, dapat berguna bagi pembaca dan kita
semua. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Palangka Raya, Januari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
2.3.1 Pengertian DM
2.3.2 Gejala DM
2.3.3 Klasifikasi DM
2.3.6 Pencegahan DM
3.1.1 Puskesmas
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengenal dan memiliki pengalaman praktik
dimasyarakat, melihat kondisi kesehatan masyarakat dan
mengidentifikasi masalah – masalah kesehatan masyarkat dari aspek
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan kependudukan maupun
hal hal yang berkaitan dengan manajemen organisasi pada unit
pelayanan kesehatan masyarakat yaitu pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas).
Mahasiswa mampu merumuskan penyebab utama dan
menemukan masalah kesehatan serta menentukan alternatif
pemecahan masalah. Sehingga mahasiswa mampu menetapkan dan
melaksanakan alternatif pemecahan masalah kesehatan yang
ditentukan langsung.
2.3.3 Klasifikasi DM
Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes
(Association, 2018) dibagi dalam 4 jenis yaitu :
1. Diabetes Melitus Tipe 1
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena
sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama
sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c
peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali.
Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.
Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau
rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi
autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β pada
pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I, pankreas
tidak dapat memproduksi insulin. Penderita DM untuk bertahan
hidup harus diberikan insulin dengan cara disuntikan pada area
tubuh penderita. Apabila insulin tidak diberikan maka penderita
akan tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma ketoasidosis
atau koma diabetic.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin
tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena
terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh
karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak
aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan
mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa
bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan
mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa. Diabetes
mellitus tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas dan
resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β
pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini
sepenuhnya, artinya terjadi defensiesi relatif insulin.
Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin
pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa
bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Gejala pada DM
tipe ini secara perlahan-lahan bahkan asimptomatik. Dengan pola
hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan
olah raga secara teratur biasanya penderita brangsur pulih.
Penderita juga harus mampu mepertahannkan berat badan yang
normal. Namun pada penerita stadium akhir kemungkinan akan
diberikan suntik insulin.
3. Riwayat Keluarga
Orang tua atau saudara kandung mengidap DM. Sekitar 40%
diaebetes terlahir dari keluarga yang juga mengidap DM, dan +
60% - 90% kembar identic merupakan penyandang DM.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam
aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya
berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan faktor
pemicu terjadinya diabetes melitus tipe. Penderita DM diakibatkan
oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang
pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana
mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat
dan sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa
darah menjadi naik sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi
pasien dalam mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-harinya.
2) Lemak
a) Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan
kalori, dan tidak diperkenankan elebihi 30% total asupan
energi.
b) Komposisi yang dianjurkan, lemak jenuh <7% kebutuhan
kalori, lemak tidak jenuh ganda <10%, selebihnya dari
lemak tidak jenuh tunggal.
c) Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain:
daging berlemak dan susu fullcream, Konsumsi kolesterol
dianjurkan 200 g/hari.
3) Protein
Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacangkacangan, tahu dan tempe. Pada pasien dengan efropati
diabetik perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB
perhari atau 10% dari ebutuhan energi, dengan 65%
diantaranya bernilai biologik tinggi. Kecuali pada penderita
DM yang sudah menjalani hemodialisis asupan protein menjadi
1-1,2 g/kg BB perhari.
4) Natrium
a) Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama
dengan orang sehat yaitu <2300 mg perhari(B).
Penyandang DM yang juga menderita hipertensi perlu
dilakukan pengurangan natrium secara individual.
b) Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,
soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan
natrium nitrit.
5) Serat
a) Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari
kacangkacangan, buah dan sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat.
b) Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang
berasal dari berbagai sumber bahan makanan.
c) Pemanis alternatif
Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak
melebihi batas aman (Accepted Daily Intake/ADI).
Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis
berkalori yang perlu diperhitungkan kandungan kalorinya
sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti
glukosaalkohol dan fruktosa. Glukosa alkohol antara lain
isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol.
Pemanis tak berkalori termasuk: aspartam, sakarin,
acesulfame potassium, sukralose, neotame.
2. Diet 3J (Jumlah, Jenis dan Jadwal)
1) Tepat Jumlah Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal yaitu berat badan sesuai
tinggi badan. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah
kalori yang dibutuhkan penyandang DM, antara lain dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kal/kgBB ideal.
Jumlah kebutuhan tersebut ditambah atau dikurangi
bergantung pada beberapa faktor yaitu: jenis kelamin, umur,
aktivitas, berat badan, dan lain-lain.
2) Tepat Jenis
Penderita DM dianjurkan memilih jenis bahan makanan
maupun makanan yang tidak cepat meningkatkan kadar glukosa
darah. bahan makanan atau makanan yang cepat meningkatkan
kadar glukosa darah dikarenakan memiliki indeks glikemik
(IG) tinggi. konsep indeks glikemik dikembang untuk
mengurutkan makanan berdasarkan kemampuannya dalam
meningkatkan kadar glukosa darah setelah dbandingkan dengan
makanan standar. Selain dari bahan makanan yang memiliki
indfeks glikemik tinggi, perlu pula cara pemgolahan makanan,
karena terdapat beberapa pengolahan dapat meningkatkan
indeks glikemik, yaitu merebus/mengukus dan menghaluskan
bahan (bubur, juice, dll). persentase protein danlemak akan
menurunkan indeks glikemik termasuk serta dan zat anti gizi
(tanin dan fitat). oleh karena itu kandungan karbohidrat total
makanan dan sumbangan masingmasing pangan terhadap
karbohidrat total harus diketahui.
Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi.
penggunaan gula pada bumbu diperbolehklan tetapi jumlahnya
hanya sedikit. anjuran pnggunaan gula tidak lebih dari 5% dari
total kebutuhan kalori. penggunaan pemanis diabetes, aman
digunakan asal tidak melebihi batas aman (accepted daily
intake). Misalnya fruktosa <50 g/hari, jika berlebih akan
menyebabkan diare. Sorbitol <30 g/hari jika berlebih akan
menimbulkan kembung dan diare, manitol <20 g/hari, sakarin
1g/hari, asesulfame K 15 mg/kg/BB/hr, siklamat 11 mg/kg
BB/hr.
Penggunaan sukrosa pada penderita DM tipe 1 dan 2 tidak
memperburuk kontrol Glukosa darah. sukrosa dari makanan
harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan
lain dan tidak hanya dengan menambhakannya pada
perencanaan makanan. dalam melakukan substitusi ini
kandungan zat gizi dari makananmakann manis yang pekat dan
kandungan zat gizi lain dari makanan yang mengandung
sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang selalu ada
bersama sukrosa dalam makanan.
Bahan makanan tinggi asam lemak tidak jenuh seperti
pada nuts, alpukat dan minyak zaitun, baik digunakan dalam
perencanaan makan bagi penderita DM. tambahan suplemen
vitamin dan mineral pada penderita DM (Diabetes Melitus)
yang asupan gizinya cukup tidak diperlukan.
3) Tepat jadwal
Makan dalam porsi kecil tapi sering dapat membantu
menurukan kadar glukosa darah. makan teratur (makan pagi,
makan siang dan makan malam serta selingan diantara waktu
makan) akan memungkinkan glukosa darah turun sebelum
makan berikutnya.
4) Latihan Jasmani
Menurut Suryono untuk penderita DM dianjurkan
melakukan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu)
selama + 30 menit, yang sesuai prinsip CRIPE (continuous,
rhythmical, interval, progressive, endurance training).
2.3.8.1 Penyuluhan
Edukasi DM adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan mengenai DM. Disamping kepada pasien DM,
edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya,
kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak
perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu
diberikan kepada pasien DM adalah definisi penyakit DM,
faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya DM dan
upaya-upaya menekan DM, pengelolaan DM secara umum,
pencegahan dan pengenalan komplikasi DM, serta
pemeliharaan kaki.
2. Pengobatan Segera
Intervensi fakmakologik ditambahkan jika sasaran
glukosa darah belum tercapai dengan pengaturan makanan dan
latihan jasmani. Dalam pengobatan ada 2 macam obat yang
diberikan yaitu pemberian secara oral atau disebut juga Obat
Hipoglikemik Oral (OHO) dan pemberian secara injeksi yaitu
insulin. OHO dibagi menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi
insulin (Sulfonilurea dan Glinid), penambah sensitivitas
terhadap insulin (Metformin dan Tiazolidindion), penambah
absobsi glukosa (penghambat glukosidase alfa).
Selain 2 macam pengobatan tersebut, dapat juga
dilakukan dengan terapi kombinasi yaitu dengan memberikan
kombinasi dua atau tiga kelompok OHO jika dengan OHO
tunggal sasaran kadar glukosa darah belum tercapai. Dapat juga
menggunakan kombinasi kombinasi OHO dengan insulin
apabila ada kegagalan pemakaian OHO baik tunggal maupun
kombinasi.
2.3.10 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah
kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain
mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan
melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang
mengalami kecacatan. Sebagai contoh, acetosal dosis rendah (80-
325 mg) dapat dianjurkan untuk diberikan secara rutin bagi pasien
DM (diabetes melitus) yang sudah mempunyai penyakit
makroangiopati.
Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara
pasien pasien dengan dokter mapupun antara dokter ahli diabetes
dengan dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya.
Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
pasien untuk mengendalikan penyakit DM (Diabetes Melitus).
BAB III
HASIL KEGIATAN
Gambar 3.1
Denah batas wilayah Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya
Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut adalah
53 Km2. Wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut meliputi
keseluruhan wilayah Kecamatan Pahandut, yang juga
merupakan salah satu kecamatan di kota Palangka Raya.
Dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Utara : Wilayah kerja Puskesmas Panarung
Barat : Wilayah Kabupaten Pulang Pisau
Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Hindu
Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Langkai
Gambar 3.2
Denah Puskemas Pahandut Kota Palangka Raya
Tabel 3.2
Program dan Kegiatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya
No PROGRAM KEGIATAN
1 UKM PRIMER (PIS-PK) 1. Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Sehat.
2. Intervensi/Monitoring/Evaluasi
Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Sehat
2 UPAYA PROMOSI 1. Penyuluhan Kesehatan
KESEHATAN Reproduksi
2. Pemantauan Penerapan Kawasan
Tanpa Asap Rokok
3. Penyuluhan PHBS Tatanan
Sekolah Atau Rumah Tangga
4. Penyuluhan napza
5. Refresing Kader
Posyandu/Posbindu di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Pahandut
6. Pembinaan UKBM
7. Advokasi tentang Kebijakan di
Bidang Kesehatan kepada
Stakeholder
3 UPAYA KESEHATAN 1. Kegiatan Sweeping Ibu Hamil
IBU,BAYI DAN 2. Pemantauan Bumil Resiko Tinggi
NEONATUS dan P4K
3. Pemantauan Kesehatan Ibu Nifas
dan Neonatus
4. Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Tumbuh Kembang Anak
( SDITKA)
5. Suvervisi Monitoring dan
Evaluasi PWS KIA
6. Kunjungan Rumah PUS yang DO
KB
7. Pemantauan Bayi dengan Asi
Eksklusif
4 UPAYA KESEHATAN 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
ANAK BALITA DAN pada Kegiatan Posyandu Balita
PRA SEKOLAH 2. Bantuan Transport Kader
Posyandu Balita
3. Pelacakan/Sweeping/Kunjungan
Rumah Anak BGT/BGM/Gizi
Buruk
4. Pemberian Vitamin A di
TK/PAUD
5. Sweeping Vitamin A
6. Penyuluhan Gizi dan Stunting
7. Kunjungan Rumah Bumil
8. Pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD) Remaja Putri di Sekolah
9. Kegiatan Surveilans Gizi Balita
dan Ibu hamil melalui e-PPGB
5 UPAYA KESEHATAN 1. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
LINGKUNGAN utk
Pemukiman/TTU/TPM(Kantin)/
Sarana Air Minum
2. Pemeriksaan Kualitas Air
Minum/Pembinaan Depot Air
Minum Isi Ulang
3. Inspeksi Sanitasi TPS dan TP2
Pestisida
4. Pengendalian Vektor
5. Kegiatan Pengendalian Sampah
Medis dari Pustu ke UPT
Puskesmas Pahandut
6. Transport Petugas Kegiatan
Pemicuan STBM
7. Sosialisasi/Advokasi Kegiatan
Pemicuan STBM
8. Verifikasi dan Deklarasi ODF
Kegiatan Pemicuan STBM
6 UPAYA 1. Penyuluhan Penyakit Tidak
PENCEGAHAN DAN Menular (PTM)
PENGENDALIAN 2. Pengukuran dan Pemeriksaan
PENYAKIT TIDAK Faktor Resiko Penyakit Tidak
MENULAR (PTM) Menular di Posbindu PTM
3. Bantuan Transport Kader
Posbindu PTM
4. Input/Validasi Data PTM
Berbasis Web ke Dinkes Kota
Palangka Raya
Posbindu Mobile PTM
7 UPAYA 1. Pelayanan Imunisasi Dasar dan
PENCEGAHAN DAN Lanjutan di Posyandu
PENGENDALIAN 2. Sweeping Imunisasi dan Dofu
PENYAKIT MENULAR (Imunisasi Dasar dan Lanjutan)
LANGSUNG 3. Pengambilan Vaksin oleh
(IMUNISASI) Petugas Pustu ke Puskesmas
Induk
4. Kunjungan Rumah (Perkesmas)
Program Imunisasi/Surveilans
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi)
5. Suvervisi PWS Program
Imunisasi
6. Pelaksanaan BIAS
Pengambilan Vaksin di IFK
8 UPAYA 1. Penyuluhan TB Paru kepada
PENCEGAHAN DAN Masyarakat
PENGENDALIAN 2. Kunjungan Survei Kontak
PENYAKIT MENULAR Serumah TB dan Pemantauan
LANGSUNG Obat TB
(PENANGGULANGAN 3. Pembinaan Kader/Evaluasi
TB PARU) Program Inovasi Pecat TB
4. Pengambilan Sample/Spesimen
Dahak Tersangka/Suspect TB
Pelacakan Kasus TB Mangkir
9 UPAYA 1. Penyuluhan HIV/AIDS/IMS
PENCEGAHAN DAN kepada Masyarakat
PENGENDALIAN 2. Konsultasi Program
PENYAKIT MENULAR IMS,HIV,AIDS Berbasis
LANGSUNG WEB(Siha Online) ke Dinkes
(HIV/AIDS/IMS) Kota Palangka Raya
Kegiatan Mobile VCT
10 UPAYA 1. Penyuluhan
PENCEGAHAN DAN ISPA/Pneumonia/Campak/
PENGENDALIAN Diare/Hepatitis
PENYAKIT MENULAR 2. Kontak Serumah Penderita Kusta
LANGSUNG 3. Kunjungan Rumah Penderita
(ISPA/PNEUMONIA/C Pneumonia
AMPAK/DIARE/HE Penyuluhan Mobile Penyakit
PATITIS/KUSTA) Menular Lainnya
11 UPAYA 1. Penyuluhan
PENCEGAHAN DAN Malaria/DBD/Chikungunya/Japa
PENGENDALIAN nese
PENYAKIT TULAR Enchepalitis/Filariasis/rabies/Sch
VEKTOR DAN istoso
ZOONOTIK miasis/Kecacingan/Antrax/Flu
Burung/Leptospirosis kepada
Masyarakat
2. Slide Cross Check Malaria ke
Puskesmas Bukit Hindu
Penyuluhan Mobile Penyakit
Tular Vektor dan Zoonotik
12 SURVEILANS 1. Kegiatan Penyelidikan
Epidemiologi (PE) Penyakit
Menular
2. Verifikasi Alat SKDR KLB
3. Melaksanakan Kegiatan Posko
Banjir dan Kebakaran
Pemantauan Kontak
13 UPAYA KESEHATAN 1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
MASYARAKAT (Pelayanan di Posyandu Lansia)
PENGEMBANGAN 2. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
LAINNYA (Bantuan Transport Kader
Posyandu Lansia)
3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
(Kunjungan Rumah Pemantauan
Lansia Resiko Tinggi)
4. Pelayanan Kesehatan Kerja
(Kegiatan Pelayanan POS Upaya
Kesehatan Kerja /UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
( Penyuluhan Kesehatan Gigi
dan Mulut)
6. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
(Kegiatan Sikat Gigi Masal)
7. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
(Pemeriksaan Kesehatan Gigi
dan Mulut)
8. Upaya Kesehatan Sekolah
(Pendataan Siswa dan Kantin
Sekolah)
9. Upaya Kesehatan Sekolah
(Penjaringan Peserta Didik Kelas
1,7 dan 10)
10. Upaya Kesehatan Sekolah
(Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Peserta Didik)
11. Upaya Kesehatan Sekolah
(Pembinaan UKS)
12. Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Keswa
(Kunjungan Rumah Pasien
Gangguan Jiwa)
13. Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Keswa
(Rujukan Pasien ke Rumah
Sakit)
14. Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Keswa
(Menemukan/Sweeping Kasus
ODGJ)
15. Program Quick Win Pelayanan
Darah (Penyuluhan Pelayanan
Darah utk Menurunkan AKI
pada Ibu Hamil kepada
Masyarakat
16. Program Hepatitis pada Ibu
Hamil ( Penyuluhan Program
Hepatitis pada Ibu Hamil)
17. Program Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja/PKPR
(Penyuluhan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja di
Sekolah)
18. Pelayanan Perkesmas (Kegiatan
PHN)
BATRA (Kunjungan Pembinaan
Batra)
14 FUNGSI MANAJEMEN 1. Kegiatan Konsultasi
2. Bimbingan Teknis(Bimtek) ke
Pustu
Penyelenggaraan Rapat
Lokakarya Mini Lintas Sektor
15 Belanja Honorarium 1. Upaya Kesehatan Lingkungan
Tenaga - Honorarium Narasumber
Ahli/Instruktur/Narasum Kegiatan Pemicuan
ber 2. Upaya Promosi Kesehatan
Honorarium Tenaga - Honorarium Narasumber
Ahli/Instruktur/Narasum Kegiatan Refresing Kader
ber Posyandu/Posbindu di
Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Pahandut
3. Fungsi Manajemen
4. Penyelenggaraan Rapat
Lokakarya Mini Lintas Sektor
3.2 Struktur Organisasi Institusi
SRUKTUR ORGANISASI
UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya
Tabel 3.3
Penyakit Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Jenis Bulan Total
Penyakit Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Jul Agst Sep Okt Nov Des
Diare 128 130 142 130 124 108 12 136 90 100 100 54 1.254
TB Paru 0 0 18 34 10 48 12 0 28 38 15 22 225
DBD 4 6 2 12 12 2 0 0 1 0 0 0 39
Cacar 16 26 38 0 22 12 4 24 16 4 4 0 166
Air
Campak 6 1 2 8 0 0 0 0 0 0 0 0 17
Berdasarkan pada tabel di atas dapat di lihat bahwa penyakit tertinggi
menurut hasil analisis yaitu diare dengan jumlah kasus 1.254, TB paru dengan
jumlah kasus 225, Cacar Air dengan jumlah kasus 166, DBD dengan jumlah
kasus 39 dan penyakit Campak dengan jumlah kasus 17.
Tabel 3.4
Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya Tahun 2021
Jenis Bulan Total
Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Diabetes 115 272 190 308 216 280 96 175 280 212 250 206 2.600
Melitus
105 172 150 205 106 180 55 100 180 112 150 110 1.628
Hipertensi
Penyakit
58 56 53 73 56 69 65 54 70 48 56 89 747
Jantung
Koroner
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat penyakit DM dengan jumlah kasus
2.60, penyakit HT dengan jumlah kasus 1.628 dan penyakit jantung koroner
dengan jumlah kasus 747.
Tabel 3.5
Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus
Tahun
15-19Th 20-44Th 45-54Th 55-59Th 60-69Th <70Th
Bulan
Jan 18 8 14 26 2
Feb 36 108 26 74 28
Mar 30 52 34 56 18
Apr 2 44 84 46 94 38
Mei 28 62 24 66 36
Jun 36 108 28 76 30
Jul 18 24 24 28 24
Ags 2 28 70 24 64 16
Sep 36 108 28 76 30
Okt 26 60 35 69 22
Nov 26 64 56 72 32
Des 22 52 35 65 32
Berdasarkan tabel dia atas dapat dilihat bahwa kasus tertinggi
penyakit DM paling banyak mulai dari usia 45-54 tahun dengan jumlah 800,
dari usia 60-69 tahun dengan jumlah 766, usia 55-59 tahun dengan jumlah
374, usia 20-44 tahun denga jumlah 352 dan usia <70 tahun dengan jumlah
308.
4.1.4 Kemitraan
Sangat perlu untuk menggalang kemitraan dengan individu-
individu, keluarga, pejabat-pejabat atau instansi pemerintahan yang
terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh
masyarakat, media masa dan lain-lain. Dengan adanya dukungan
dari berbagai pihak maka kegiatan promosi kesehatan akan dengan
mudah dilakukan. Keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat
adalah jika dilaksanakannya kemitraan serta dengan menggunakan
metode dan teknik yang tepat. Kemitraan merupakan bentuk kerja
sama formal baik antara individu, kelompok maupun organisasi yang
dilakukan dengan tujuan untuk mencapai suatu tujuan dan tugas
tertentu. Dari kerja sama ini sangat diharapkan adanya kesepakatan
tentang komitmen dan harapan, serta peninjauan kembali pada
kesepakatan sebelumnya dan saling berbagi baik dalam untung dan
rugi yang diperoleh.
4.2 Penanganan Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas Pahandut
Penanganan penyakit tidak menular selain di dalam Gedung juga
dilakukan di luar Gedung misalnya pada kegiatan Posyandu lansia maupun
di Posbindu. Di wilayah UPT Puskesmas Pahandut ada beberapa Posbindu
yang di bina di wilayah dengan cakupan PTM yang tinggi.
Disamping itu selain pendataan penderita PTM yang dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan pendataan Keluarga Sehat, kegiatan pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) di lakukan pula kunjungan
rumah pada penderita diabetes mlitus (DM) serta penyuluhan terkait
Penyakit Tidak Menular di Posyandu dan Posbindu.
Berdasarkan data penyakit yang telah dianalisis diabetes melitus (DM)
merupakan kasus penyakit terbanyak di wilayah kerja UPT Puskmas
Pahandut Kota Palangka Raya, dikarenakan menurut buku register dan
laporan bulanan kesakitan menunjukan bahwa pasien yang berkunjung yang
tercatat pada tahun 2020 dari bulan Januari hingga bulan Desember
menyatakan 2.600 kasus diabetes melitus (DM) baik itu laki – laki ataupun
perempuan mulai dari usia 20 tahun s/d usia <70 tahun.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini, sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.
2. Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang kronis
terjadi defisiensi insulin aau retensi insulin, di tandai dengan tingginyan
keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine atau
mrupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan
dengan kurangnya.
3. Institusi kesehatan sebagai wadah pelayanan kesehatan masyarakat
memegang peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatnya. Institusi kesehatan harus bisa mempengaruhi
masyarakat untuk hidup sehat sehingga mampu meningkatkan derajat
kesehatannya berdasarkan kebijakan-kebijakan yang diimpletasikan
dalam bentuk program-program yang akan mewadahi masyarakat.
Semakin meningkatnya kasus PTM lebih khusus untuk penyakit
diabetes melitus (DM) perlu menjadi perhatian masyarakat untuk ikut
serta berpartisipasi dan berperan dalam upaya pencegahan dan
pengendalian faktor resiko PTM.
4. Kebijakan pencegahan dan pengendalian PTM khususnya diabetes
melitus (DM) melalui Dinas Kesehatan telah melakukan sosialisasi
kebijakan tersebut ke Puskesmas. Untuk program pencegahan dan
pengendalian PTM, Advokasi dilakukan dengan kegiatan berupa
sosialisasi kebijakan tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk mendukung
terlaksananya kebijakan ini.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2020. Profil Kesehtan Puseksmas Pahandut. Kota Palangka Raya
Adjei Boakye, E., Varble, A., Rojek, R., Peavler, O.,Trainer, A.K., Osazuwa-
Peters, N., & Hinyard, L. (2018). Sociodemographic factors associated with
engagement in diabetes self-management education among people with
diabetes in the United States. Public Health Reports, 133(6), 685–691.
Chouhan, V.L. & Shalini, V. (2006). Coping strategis for stres adjusment among
diabetes. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 32 (2),
106–111.
Arisman, 2011. Diabetes Mellitus : Dalam Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas dan
Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC.