Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan magang merupakan pengenalan suasana kerja yang akan
dihadapi oleh mahasiswa, agar dapat siap pakai dan siap terjun di dunia
kerja seelah menyelesaikan studi. Untuk mencapai hal tersebut maka
mahasiswa disiapkan lebih mengenal secara dini lingkungan kerja seorang
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Upaya-upaya pengenalan dunia
kerja dilakukan melalui proses belajra mengajar dalam bentuk pengalaman
blajar lapangan, magang, kuliah, dan orientasi program kerja di instansi
kesehatan dan lain sebagainnya.
Kurikulum program magang, bagi mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat adalah untuk memberi bekal pengalaman dan
keterampilan kerja praktis, penyesuaian kerja sbelum mahasiswa dilepas
untuk bekerja sendiri. Program Studi Kesehatan Masyarakat melaksanakan
pola magang karena mengharapkan para lulusan mempunyai kemampuan
yang bersifat akademik dan profesional.
Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksankan diluar
lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang
sesuai dengan bidang peminatannya melalui metode observasi dan
partisipan. Kegiatan magang dilaksankan sesuai dengan informasi struktural
dengan fungsional pada instansi tempat magang yanga baik pada lembaga
pemerintah, atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) mampu perusahaan
swasta atau lembaga lain yang relevan.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pelaksanaan suatu
kegiatan apapun bentuknya,maka selalu saja dikaitkan dengan apa yang
disebut dengan “pengelolaan”,atau disebut juga dengan istilah Manajemen
(Management). Pengelolaan atau Manajemen ini disadari atau tidak,telah
merasuk kesemua lini dari jenis pelaksanaan sebuah kegiatan,apapun jenis
dan ruang lingkupnya.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 1


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Menurut Notoatmodjo, (2003) manajemen kesehatan adalah
penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat
sehingga menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sytem pelayanan
kesehatan masyarakat. Yang dimaksud system adalah suatu kesatuan utuh
yang terdiri dari berbagai subsystem yang saling berhubungan didilam suatu
proses atau struktur dalam upaya mencapat tujuan tertentu. (Dedi
Alamsyah,2013)
Manajemen tidak memandang apakah kegiatan yang dilakukan
berskala besar atau kecil,bersifat individu atau organisasi,bahkan juga tidak
melihat apakah kegiatann yang dilakukan.Begitu juga dengan logistik saling
berkaitan satu sama lain yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan dan
pengelolaan barang atau perlengkapan tertentu.
Manajemen logistik merupakan salah satu kegiatan yang
bersangkutan dengan : Perencanaan dan pengembangan, pengadaan,
penyimpanan, pemindahan, penyaluran, pemeliharaan, pengungsian dan
penghapusan alat alat perlengkapan.
Dalam praktek penggunaannya dalam sejarah, logistik hanya banyak
di gunakan dalam kegiatan yang bersifat kemiliteran dan perang . Dan untuk
dimasa yang sekarang logistik selain di gunakan dalam bidang militer,
logistik banyak dipakai dalam aktivitas pembangunan yang semakin
meningkat dan memerlukan suatu sistem daya dukung yang memadai
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan,sehingga akan
dapat diperoleh suatu hasil pelayanan kesehatan yang baik pula.Daya
dukung adalah merupakan suatu asupan (input),yang kemudian diolah dan
diproses dengan melaksanakan dan menggerakkan seluruh fungsi-fungsi
dari Manajemen tersebut,maka akan dihasilkan suatu luaran (output) dalam
bentuk jasa pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Alat Kesehatan termasuk dalam ruang lingkup di Dinas Kesehatan
Kabupaten Gorontalo. Alasan saya mengambil topik gambaran proses
manajemen logistik di dinas kesehatan adalah saya ingin mengetahui

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 2


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
bagaimana proses manajemen logistik alat kesehatan yang ada di instansi.
Untuk proses perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan,
penghapusan dan pengendalian sudah berjalan dengan baik, tetapi untuk
proses penyimpanan logistik belum berjalan dengan baik karena Di Dinas
Kesehatan Kabupaten Gorontalo belum mempunyai tempat untuk
penyimpanan logistik. Berdasarkan yang saya lihat masih banyak logistik
atau alat kesehatan yang masih di tempatkan atau masih belum tersimpan di
tempat penyimpanan logistik.
Dengan itu berdasarkan latar belakang yang saya buat sayat

mengambil judul laporan magang mengenai “Gambaran Proses Manajemen

Logistik Alat Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo”

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses manajemen logistik alat kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui proses perencanaan logistik alat kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo !
2. Untuk mengetahui pengadaan logistik alat kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Gorontalo !
3. Untuk mengetahui penyimpanan logistik alat kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo !
4. Untuk mengetahui pendistribusian logistik alat kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo !
5. Untuk mengetahui pemeliharaan logistik alat kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo !
6. Untuk mengetahui penghapusan logistik alat kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo !
7. Untuk mengetahui pengendalian logistik alat kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo !

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 3


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang
manajemen dan teknis kesehatan masyarakat.
b. Terpapar dengan kondisi yang sesungguhnya dan pengalaman
di instansi kesehatan dan atau institusi lain yang relevan.
c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis
maslaah yang tepat terhadap pemecahan permasalahan
kesehatan masyarakat.
d. Mendapat bahan untuk penulisan karya tulis ilmiah.
1.3.2. Bagi Tempat Magang

a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja.

b. Institusi mendapat internatif calon karyawan yang telah

dikenal mutu dan kredibilitasnya.

c. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan keilmuan di

perguruan tinggi.

d. Menciptakan kerja sama dan saling mengutungkan dan

bermanfaat antara institusi tempat magang dengan PS IKM

UNG.

1.3.3. Bagi Program Studi

a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal

kualitas pengajaran.

b. Mengenalkan program studi kepada instansi yang bergerak di

bidang kesehatan.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 4


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan

kurkulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

d. Terbinanya jaringan kerja sama dengan institusi tempat

magang dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan

kesepadanan antara subtansi akademik dengan pengetahuan

dann keterampillan sumber daya manusia yang dibutuhkan

dalam pembangunan masyarakat.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 5


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Manajemen Logistik


Kata manjemen berasal dari bahasa italia maneggiare yang artinya
“mengendalikan” atau dalam bahasa inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda,. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
managemen, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Bila diterjemahkan secara bebas mengenai logistik merupakan salah
satu kegiatan yang bersangkutan dengan : Perencanaan dan pengembangan,
pengadaan, penyimpanan, pemindahan, penyaluran, pemeliharaan,
pengungsian dan penghapusan alat alat perlengkapan.
Logistik identik dengan pergudangan dan transportasi yakni gudang
tempat menyimpan bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi.
Sedangkan transportasi tidak lebih dari proses pemindahan barangbarang atau
produk dari gudang ke proses pengolahan ataupun ke pemakai/konsumen.
Manajemen logistik menurut Donald J. Bowersox, (2006:13) adalah:
Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan
barang, sukucadang dan barang jadi dari para supplier, diantara fasilitas
fasilitas perusahaan dan kepada para langganan” Berdasarkan uraian tentang
manajemen logistik maka penulis melakukan penelitian dengan mengadopsi
teori Donald J Bowersox yang dijadikan sebagai pisau analisis, dengan
melihat komponen-komponen yang membentuk sistem manajemen logistik
yaitu: struktur fasilitas, transportasi, pengadaan persediaan, komunikasi dan
Penanganan dan Penyimpanan.
James A.F.Stoner dalam bukunya “Management” (1982)
mengemukakan “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 6


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Kemudian disempurnakan lagi oleh Frederick Winslow Taylor ,
seorang perintis lahirnya manajemen ilmiah. Dia mendiskripsikan manajemen
ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. (Susantyo Herlambang,2012)
Ada alasan mendasar, mengapa manajemen diperlukan, yaitu :
1. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan,
sasaran, dan kegiatan yang bertentangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dengan organisasi seperti : pimpinan, pegawai, pelanggan,
serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.
2. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan
individu yang ada dalam organisasi tersebut.
3. Untuk mencapai efisien dan efektivitas.
Manajemen logistik merupakan bagian dari supply chain management
yang merencanakan, mengimplementasikan, dan mengendalikan aliran maju
dan aliran balik serta penyimpanan produk, layanan jasa dan informasi yang
terkait antara titik asal dan titik konsumsi untuk memnuhi kebutuhan
konsumen secara efektif dan efisien.
Tabel 2.1. Perbedaan Manajemen Logistik dan SCM
Manajemen Logistik Supply Chain Management
Fokus pada pengelolaan aliran Fokus pada pengelolaan aliran
barang di dalam suatu perusahaan barang antar perusahaan, dari mulai
hulu sampa hilir.
Orientasi perencanaan dan kerangka SCM di bangun atar dasar kerangka
kerja yang menghasilkan sebuah kerja tersebut dan mengusahakan
rencana tunggal untuk aliran barng hubungan dan koordinasi antar
dan informasi yang melalui sebuah proses-proses dari perusahan lain
perusahaan. dalam business, pipelines,
diantaranya supplier dan konsumen,
dengan perusahaan itu sendiri.
Sumber buku Manajemen Logistik (Annisa Kesy Garside,2017)

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 7


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
2.2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Logistik
2.2.1. Tujuan manajemen logistik:
1. Tujuan operasional, yaitu tersedianya barang atau material dalam
jumlah yang tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan, Supaya tujuan operasional tercapai dengan biaya
minimal.
3. Tujuan keutuhan, Agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan-
gangguan yang menyebabkan hilang/kurang, rusak, pemborosan,
penggunaan tanpa hak, sehingga mempengaruhi pembukuan atau sistem
asuransi.
2.2.2. Manfaat Manajemen Logistik
Selain memiliki fungsi, manajemen pada logistik juga memberikan
manfaat khususnya bagi organisasi atau perusahaan. Manfaat
manajemen di bidang logistik dibagi menjadi 10 bidang. Adapun
manfaat manajemen logistik adalah sebagai berikut :
1. Persediaan
Pengaturan pada aktivitas yang berkaitan logistik akan
memberikan keuntungan akan ketersediaan barang. Melalui
manajemen tersebut perusahaan dapat melaksanakan kegiatan
operasionalnya dengan baik. Akibat manajemen pada aktivitas logistik
perusahaan juga dapat fokus pada bidang manajemen yang lain karena
kebutuhan akan barang telah tersedia.
2. Transportasi
Sepsifikasi pada aktivitas logistik membuat perusahaan lebih aware
terhadap kegiatan tersebut. Salah satunya adalah dengan penyediaan
alat transportasi. Perusahaan dengan manajemen logistik yang baik
akan menyediakan transportasi untuk distribusi persediaan.
3. Fasilitas
Transportasi menjadi salah satu hal utama. Kemudian penyediaan
fasilitas khususnya tempat penyimpanan juga merupakan

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 8


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
pengembangan dari spesialisasi pada manajemen ini. Melalui fasilitas
yang baik maka akan mendukung manajemen persediaan.
4. Layanan
Merupakan bagian dari manajemen pemasaran maka manajemen
logistik juga menyediakan pelayanan yang baik. Pelayanan ditujukan
tidak hanya keapda pelanggan atas ketepatan waktu pengantaran.
Akan tetapi terhadap stakeholder yang terkait lainnya seperti supplier.
5. Manajemen dan Administrasi
Keberjalanan dalam setiap proses manajemen adalah dengan
adanya administrasi. Pada manajemen persediaan, selain menjaga
ketersediaan barang juga memiliki keteraturan dan pencatatan yang
baik dan teratur.
6. Inbound Trasnportasi
Inbound transportasi menangani distribusi barang dan raw material
dari supplier ke dalam perusahaan. Melalui penerapan manajemen
yang terfokus pada persediaan barang tersebut maka perusahaan akan
lebih mudah memperoleh suplier dengan kualitas barang yang baik.
Selain itu brang yang diperoleh juga dapat disesuaikan dengan
keperluan perusahaan.
7. Outbond Trasnportasi
Berbeda dengan inbound maka outbond transportasi lebih
menangani distribusi ke luar dari perusahaan ke konsumen.
Spesialisasi inilah yang membuat pelayanan khususnya pengantaran
terhadap konsumen berjalan dengan baik.
8. Problem Solving
Permasalahan dalam proses manajemen adalah hal yang biasa tidak
terkecuali pada bagian penyediaan. Melalui manajemen yang
diterapkan pada bidang logistik maka permasalahan yang akan terjadi
dapat segera diantisipasi dan diatasi dengan cepat, tepat dan akurat.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 9


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
9. Penyedia infromasi Kepada konsumen
Konsumen maupun calon konsumen memiliki hak untuk
mengakses track pengiriman terhadap barang yang dipesannya.
Melalui manajemen logistik maka pemberian informasi tersebut
menjadi lebih terorganisir. Terogranisisr itulah yang membuat
pelayanan terhadap pemberian informasi berjalan lancar.
10. Kepercayaan Konsumen
Melalui berbagai pelayanan yang diberikan kepada konsumen
maupun pelanggan baik pemberian informasi, ketepatan distirbusi,
dan pelayanan yang baik. Maka faktor tersebutlah yang membangun
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Faktor itu pula yang
akan menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan.

2.3. Siklus Manajemen Logistik


1. Perencanaan
Perencanaan secara umum adalah proses merumuskan sasaran dan
menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Terkait logistik, perencanaan adalah proses
merencanakan kebutuhan barang atau persediaan yang pelaksanaannya
dilakukan oleh semua calon pemakai (user) yang kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku dimasing-masing Menurut Soekidjo
Notoatmodjo, Perencanaan Merupakan suatu kegiatan atau proses
penganalisaan dan pemahaman system, penyusunan konsep dan kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujun-tujuan demi masa depan yang
baik (Dedi Alamsyah,2013)
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam
pelaksanaannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila
tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik
menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai
dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengendalian terhadap
devisi-devisi yang terjadi.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 10


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai
dengan pencapaian tujuan diperlukan kerjasama yang terus menerus antara
seluruh komponen organisasi yang ada dengan masing-masing kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Perencanaan
dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a) Rencana jangka panjang (long range), yang berlaku antara 12-
20 tahun.
b) Rencana jangka menengah (mid range), yang berlaku antara 5
sampai 7 tahun.
c) Rencana jangka pendek (short range), yang berlaku antara 1
tahun.
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha
penentuan skala prioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha
tidak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan
kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain rencana pembelian, rencana
rehabilitasi, rencana dislokasi, rencana sewa, serta rencana pembuatan atau
produksi.
2. Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiatan dan usaha untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku
dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada atau
mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisien
(Subagya: 1994). Menurut Mustikasari, pengadaan adalah kegiatan untuk
merealisasikan atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau
telah disetujui sebelumnya. Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan
dengan pembelian tetapi didasarkan pada pilihan alternatif yang paling
tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab 1 pasal 1
menyebutkan bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 11


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh
APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan
serah terima hasil pekerjaan.
Cara-cara yang dapat dijalankan untuk menjalankan fungsi
pengadaan yaitu: Pembelian, Penyewaan, Peminjaman, Pemberian (hibah),
Penukaran, Pembuatan, dan Perbaikan.
Tahapan rencana dasar pelaksanaan pengadaan barang/jasa adalah
sebagai berikut :
1) Tetapkan jenis barang/jasa yang akan diadakan
Menetapkan jenis barang logistik yang akan diadakan, yaitu
dengan menetapkan kuantitas dan kualitasnya yang berlandaskan
pada analisa kebutuhan serta prioritasnya
2) Pembentukan panitia pengadaan
Untuk pembentukan panitia pengadaan, secara rinci mengacu pada
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
(persyaratan, wewenang, tugas pokok dan tanggung jawab panitia)
3) Tentukan metode pengadaan
Metode pengadaan yang ada meliputi :
a) Pelelangan umum
Pada dasarnya semua pemilihan penyedia barang/jasa
dilakukan dengan cara pelelangan umum, maka yang akan
dikelola adalah apakah melalui prakualifikasi atau dengan pasca
kualifikasi. Dengan metode ini, apabila tidak kompleks, dilakukan
dengan pasca kualifikasi dan jika kompleks deilaksanakan dengan
pra atau pasca kualifikasi.
b) Pelelangan terbatas
Pekerjaan yang di nilai kompleks dan jumlah penyedia
barang/jasa yang mampu melaksanakan di yakini terbatas, maka
pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metode
pelelangan terbatas, dilakukan dengan prakualifikasi.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 12


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
c) Pemilihan langsung
Dilaksanakan untuk nilai pengadaan sampai dengan 100
juta di lakukan dengan cara prakualifikasi.
d) Penunjukan langsung
Dilaksanakan dengan prakualifikasi serta harus memenuhi
kriteria kedaan tertentu dan barang atau jasa khusus.
e) Swakelola
Pekerjaan yang direncanakan dikerjakan dan diawasi
sendiri oleh pelaksana swakelola dengan mmenggunakan tenaga
sendiri dan atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga
upah borongan.
4) Pelaksanaan Proses pengadaan barang/jasa
Pelaksanaan Pengadaan Langsung Berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Bab VII
1. Pelaksanaan pemilihan melalui Tender/Seleksi meliputi:
a. Pelaksanaan Kualifikasi;
b. Pengumuman dan/atau Undangan;
c. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan;
d. Pemberian Penjelasan;
e. Penyampaian Dokumen Penawaran;
f. Evaluasi Dokumen Penawaran;
g. Penetapan dan Pengumuman Pemenang; dan
h. Sanggah.
2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
pelaksanaan pemilihan Pekerjaan Konstruksi ditambahkan tahapan
Sanggah Banding.
3. Pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
untuk Seleksi Jasa Konsultansi dilakukan klarifikasi dan negosiasi
terhadap penawaran teknis dan biaya setelah masa sanggah selesai.
4. Pelaksanaan pemilihan melalui Tender Cepat dengan
ketentuan sebagai berikut:

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 13


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
a. peserta telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja
Penyedia;
b. peserta hanya memasukan penawaran harga;
c. evaluasi penawaran harga dilakukan melalui aplikasi; dan
d. penetapan pemenang berdasarkan harga penawaran
terendah.
5. Pelaksanaan E-purchasing wajib dilakukan untuk barang/jasa
yang menyangkut pemenuhan kebutuhan nasional dan/atau
strategis yang ditetapkan oleh menteri, kepala lembaga, atau
kepala daerah.
6. Pelaksanaan Penunjukan Langsung dilakukan dengan
mengundang 1 (satu) Pelaku Usaha yang dipilih, dengan disertai
negosiasi teknis maupun harga.
7. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia dilakukan
sebagai berikut:
a. pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk
Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan bukti
pembelian atau kuitansi; atau
b. permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta
negosiasi teknis dan harga kepada Pelaku Usaha untuk
Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.
8. Pemilihan dapat segera dilaksanakan setelah RUP diumumkan.
9. Untuk barang/jasa yang kontraknya harus ditandatangani pada
awal tahun, pemilihan dapat dilaksanakan setelah:
a. penetapan Pagu Anggaran K/L; atau
b. persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
10. Pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
dilakukan setelah RUP diumumkan terlebih dahulu melalui
aplikasi SIRUP.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 14


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
11. Penawaran harga dapat dilakukan dengan metode harga secara
berulang (E-reverse Auction).
Secara garis besar proses pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa meluputi :
a) Menyusun dokumen pengadaan
b) Membuat pengumuman
c) Melakukan kegiatan penerimaan pendaftaran peserta
d) Melakukan rapat penjelasan untuk memeberikan penjelasan
terhadap dokumen pengadaan baik secara administratif maupun
teknis.
e) Menerima surat penawaran dari calon penyedia barang atau jasa.
f) Melakukan pembukaan penawaran dan sekaligus melakukan
evaluasi administratif.
g) Evaluasi tehnis dan harga dilakukan panitia pengadaan pada rapat
tertutup.
h) Panitia mengusulkan pada pengguna barang/jasa calon pemenang
sesuai dengan metode evaluasi yang dianut.
i) Panitia melakukan pengumuman pemenang pelelangan.
j) Apabila dalam kurun waktu ada yang mengajukan sanggahan,
maka panitia wajib menjawab dan memberikan penjelasan
tentang hal yang telah dikerjakan.
k) Jika seluruh tahapan telah selesai, maka pengguna barang/jasa
segera membuat Surat Perjanjian Kerjasama Pekerjan tau Kontrak
Kerja
5) Lakukan evaluasi
Sistem evaluasi penawaran, dilakukan dengan cara :
a) Sistem gugur
Sistem gugur ini dilakukan sesuai dengan evaluasi
administratif, evaluasi teknis, dan evaluasi harga

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 15


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
b) Sistem nilai
Sistem nilai ini juga dilakukan dengan evaluasi
administratif, evaluasi tehnis, dan evaluasi harga dengan
memberkan skor terhadap unsur-unsur yang dinilai.
c) Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
Sistem penilaian ini digunakan khusus untuk pengadaan
barang yang kompleks dengan memperhitungkan perkiraan biaya
operasi dan pemeliharaan serta nilai sisa selama umur ekonomis
dari barang tersebut.
3. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan logistik yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gamgguan fisik yang dapat merusak mutu
logistik.
Penyimpanan juga merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk
melakukan pengelolaan barang persediaan (inventory) di tempat yang
telah ditentukan untuk kemudian digunakan dikemudian hari.
Menurut Subagya (1994) fungsi penyimpanan dalam logistik
merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan penggurusan
penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang
penyimpanan. Penyimpanan barang logistik dapat dilakukan dengan
metode FIFO (first in first out) fast and slow moving, sistem abjad dan
kelompok barang.(Ria Ardiyanti,2014)
Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah
ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumnya dengan pemenuhan setepat-
tepatnya dan biaya efisien. Dengan proses ini, diharapkan kualitas barang
dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang
yang lebih mudah, dan aman dari pencurian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tahap penyimpanan ini yaitu:
1. Pemilihan lokasi
2. Barang (jenis, bentuk atau bahan barang)

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 16


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
3. Pengaturan ruang
4. Prosedur atau sistem penyimpanan
Gudang penyimpanan alkes yang pertama yang mempunyai suhu
terkontrol menyimpan alat-alat kesehatan yang mengandung karet dan
juga alatalat kesehatan yang penyimpanannya membutuhkan perhatian
khusus.Contohnya seperti alat-alat kesehatan seperti jarum suntik
(disposable), catheter, gunting-gunting operasi, alat-alat kesehatan yang
berbahan dasar kaca dan alkes yang berbahan karet. Gudang penyimpanan
alat-alat kesehatan yang kedua yaitu gudang yang mempunyai suhu tidak
terkontrol dan alkes yang penyimpanannya tidak terlalu
membutuhkan penanganan yang berlebihan contoh alat-alat kesehatan
yang disimpan pada gudang penyimpanan yang kedua ialah bed
pasien, masker, kapas, meja periksa, tabung oksigen, timbangan badan,
kursi roda dan alkes yang pada umumnya berbahan dasar besi dan kapas.
4. pendistribusian
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk
mengelola pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Faktor
yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
1. Proses administrasi
2. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
3. Proses pengeluaran fisik baran
4. Proses angkutan
5. Proses pembongkaran dan pemuatan
6. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan atau usaha menjaga
barang agar tetap pada keadaan aslinya atau tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Barang yang sampai di gudang perlu dipelihara dan
dijaga kualitasnya sampai saat barang tersebut didistribusikan atau
digunakan.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 17


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Menurut Sabarguna (2007) dalam pelaksanaan pemeliharaan
diperlukan biaya, permasalahannnya berapa besar dan berapa penting
diperlukan. (Ria Ardiyanti,2014)
Manfaat penting yang diperhatikan bila pemeliharaan dilakukan
dengan tepat sebagai berikut :
a) Menjamin alat dan sarana siap pakai
b) Biaya akan lebih murah dibandingkan perbaikan yang terlalu berat
c) Menunjang mutu keamanan dan keputusan.
6. penghapusan.
Subagya: 1994, Penghapusan adalah kegiatan atau usaha
pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. (Ria Ardiyanti,2014)
Alasan penghapusan barang antara lain:
1. Barang hilang akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana
alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan.
2. Tehnis dan ekonomis yaitu setelah nilai barang dianggap tidak
ada manfaatnya yang disebabkan oleh faktor : kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki, kedaluwarsa, barang mengurang karena
susut, busuk, dsb.
3. Tidak bertuan atau barang-barang yang tidak diurus.
4. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
hukum.
Cara-cara penghapusan yang lazim lakukan antara lain :
Pemanfaatan langsung, Pemanfaatan kembali, Pemindahan, Hibah,
Penjualan/pelelangan, dan Pemusnahan.
7. Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan,
penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadapt langkah-langkah
manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung.(Ria
Ardiyanti,2014)

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 18


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
1) Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria,
norma, instruksi dan prosedur lainnya.
2) Melaksanakan pengamatan, evaluasi dan laporan, guna mendapatkan
gambaran dan informasi tentang penyimpangan dari rencana.
3) Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara
pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan.
4) Melakukan supervisi
5) Struktur organisasi yang baik
6) Sistem informasi yang memadai
7) Klasifikasi sesuai dengan standarisasi
8) Pendidikan dan pelatihan
9) Anggaran yang cukup memadai
2.4. Alat kesehatan
Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, perkakas, dan/atau
implant, reagen in vitro, dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material
yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk manusia dengan satu atau
beberapa tujuan sebagai berikut:
a. diagnosis, pencegahan, pemantauan, perawatan, atau meringankan
penyakit;
b. diagnosis, pemantauan, perawatan, meringankan, atau memulihkan cedera;
c. pemeriksaan, penggantian, pemodifikasian, atau penunjang anatomi atau
proses fisiologis.
d. menyangga atau mempertahankan hidup mengontrol pembuahan;
e. desinfeksi alat kesehatan;
f. menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui
pengujian in vitro terhadap specimen dari tubuh manusia yang aksi
utamanya di dalam atau pada tubuh manusia tidak mencapai proses
farmakologi, imunologi dan metabolism, tetapi dalam mencapai fungsinya
dapat dibantu oleh proses tersebut.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 19


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Anonim (2005) Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan perlu didukung denganperalatan yang selalu dalam
kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik.salah satunya melalui
upaya penyediaan alat kesehatan yang BAIK, aman dan layak pakai. (Lillian
J.Pati,2016)
2.5. Standar Pelayanan Minimal
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan
modal setiap warga negara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan
mencapai kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya jika dia berada dalam kondisi tidak sehat, sehingga
sehat merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya
secara layak.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga
negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang- orang yang menjadi
tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan
masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap warganegara.
Sejak era reformasi urusan pemerintahan secara bertahap diserahkan
dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan hal ini sesuai
dengan pasal 18 ayat (6) amandemen UUD 1945 yang menyatakan bahwa
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas- luasnya. Peraturan
terakhir yang mengatur tentang pembagian urusan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah adalah UU Nomor 23 Tahun 2014 yang merupakan
pengganti UU Nomor 32 Tahun 2004. Pada UU 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, kesehatan adalah satu dari enam
urusan concurrent (bersama) yang bersifat wajib dan terkait dengan
pelayanan dasar. Enam urusan tersebut adalah :
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 20


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
e. Ketentraman dan ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
f. Sosial
Konsep SPM berubah dari Kinerja Program Kementerian menjadi
Kinerja Pemda yang memiliki konsekuensi reward dan punishment, sehingga
Pemda diharapkan untuk memastikan tersedianya sumber daya (sarana,
prasarana, alat, tenaga dan uang/biaya) yang cukup agar proses penerapan
SPM berjalan adekuat. Karena kondisi kemampuan sumber daya Pemda di
seluruh Indonesia tidak sama dalam melaksanakan keenam urusan tersebut,
maka pelaksanaan urusan tersebut diatur dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) untuk memastikan ketersediaan layanan tersebut bagi seluruh warga
negara.
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap
warga negara secara minimal. Setiap warga negara sesuai dengan kodratnya
berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan
memanfaatkan seluruh potensi manusiawi yang dimilikinya. Sebaliknya
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban menjamin agar setiap
warga negara dapat menggunakan haknya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa hambatan atau halangan dari pihak manapun.
SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda
untuk rakyatnya, maka target SPM harus 100% setiap tahunnya. Untuk itu
dalam penetapan indikator SPM, Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian agar melakukan pentahapan pada jenis pelayanan, mutu
pelayanan dan/atau sasaran/lokus tertentu.
SPM juga akan berfungsi sebagai instrumen untuk memperkuat
pelaksanaan Performance Based Budgeting. UU 23 Tahun 2014 juga
mengamanatkan pada Pemda untuk benar-benar memprioritaskan belanja

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 21


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
daerah untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan
dasar yang ditetapkan dengan SPM (pasal 298). Kedepannya nanti
pengalokasian DAK ke daerah akan berdasar pada kemampuan daerah untuk
pencapaian target-target SPM, daerah dengan kemampuan sumber daya yang
kurang akan menjadi prioritas dalam pengalokasian DAK.
Hal-hal tersebut di atas membuat seluruh elemen akan bersatu padu
berbenah untuk bersama-sama menuju pencapaian target-target SPM,
termasuk di dalamnya adalah pemenuhan sumber daya manusia kesehatan
terutama di level Puskesmas sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama akan menjadi unit terdepan dalam upaya
pencapaian target-target SPM.
Implementasi SPM juga menjadi sangat strategis dalam kaitannya
dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang sampai saat
ini masih bermasalah dengan adanya defisit anggaran. Implementasi SPM
akan memperkuat sisi promotif – preventif sehingga diharapkan akan ber-
impact pada penurunan jumlah kasus kuratif yang harus ditanggung oleh
JKN.
Indikator SPM Bidang Kesehatan :

MUTU PENERIMA PERNYATA


JENIS LAYANAN
NO LAYANAN LAYANAN AN
DASAR
DASAR DASAR STANDAR

Setiap ibu
hamil
Sesuai
mendapatkan
Pelayanan standar
1 Ibu hamil. pelayanan
kesehatan ibu hamil pelayanan
antenatal
antenatal.
sesuai
standar.

Sesuai Setiap ibu


Pelayanan
standar bersalin
2 kesehatan ibu Ibu bersalin.
pelayanan mendapatkan
bersalin
persalinan. pelayanan

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 22


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
MUTU PENERIMA PERNYATA
JENIS LAYANAN
NO LAYANAN LAYANAN AN
DASAR
DASAR DASAR STANDAR

persalinan
sesuai
standar.

Setiap bayi
Sesuai
baru lahir
standar
Pelayanan mendapatkan
pelayanan Bayi baru
3 kesehatan bayi baru pelayanan
kesehatan lahir.
lahir kesehatan
bayi baru
sesuai
lahir.
standar.

Setiap balita
Sesuai
mendapatkan
standar
Pelayanan pelayanan
4 pelayanan Balita.
kesehatan balita kesehatan
kesehatan
sesuai
balita.
standar.

Setiap anak
Sesuai pada usia
standar pendidikan
Anak pada
Pelayanan skrining dasar
usia
5 kesehatan pada usia kesehatan mendapatkan
pendidikan
pendidikan dasar usia skrining
dasar.
pendidikan kesehatan
dasar. sesuai
standar.

Setiap warga
negara
Sesuai Indonesia usia
standar Warga Negara 15 s.d. 59
Pelayanan
skrining Indonesia usia tahun
6 kesehatan pada usia
kesehatan 15 s.d. 59 mendapatkan
produktif
usia tahun. skrining
produktif. kesehatan
sesuai
standar.

7 Pelayanan Sesuai Warga Negara Setiap warga

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 23


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
MUTU PENERIMA PERNYATA
JENIS LAYANAN
NO LAYANAN LAYANAN AN
DASAR
DASAR DASAR STANDAR

kesehatan pada usia standar Indonesia usia negara


lanjut skrining 60 tahun ke Indonesia usia
kesehatan atas. 60 tahun ke
usia lanjut. atas
mendapatkan
skrining
kesehatan
sesuai
standar.

Setiap
Sesuai penderita
standar hipertensi
Pelayanan
pelayanan Penderita mendapatkan
8 kesehatan penderita
kesehatan hipertensi. pelayanan
hipertensi
penderita kesehatan
hipertensi. sesuai
standar.

Setiap
Sesuai penderita
standar Diabetes
Pelayanan pelayanan Penderita Melitus
9 kesehatan penderita kesehatan Diabetes mendapatkan
Diabetes Melitus penderita Melitus. pelayanan
Diabetes kesehatan
Melitus. sesuai
standar.

Setiap orang
dengan
gangguan
Sesuai
Pelayanan jiwa (ODGJ)
standar Orang dengan
Kesehatan orang berat
10 pelayanan gangguan jiwa
dengan gangguan mendapatkan
kesehatan (ODGJ) berat.
jiwa berat pelayanan
jiwa.
kesehatan
sesuai
standar.

11 Pelayanan Sesuai Orang dengan Setiap orang

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 24


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
MUTU PENERIMA PERNYATA
JENIS LAYANAN
NO LAYANAN LAYANAN AN
DASAR
DASAR DASAR STANDAR

kesehatan orang standar TB. dengan TB


dengan TB pelayanan mendapatkan
kesehatan pelayanan TB
TB. sesuai
standar.

Setiap orang
berisiko
Orang terinfeksi HIV
berisiko (ibu hamil,
terinfeksi HIV pasien TB,
(ibu hamil, pasien IMS,
Sesuai pasien TB, waria/transge
Pelayanan standar pasien IMS, nder,
kesehatan orang mendapatka waria/transge pengguna
12
dengan risiko n nd er, napza, dan
terinfeksi HIV pemeriksaan pengguna warga binaan
HIV. napza, dan lembaga
warga binaan pemasyarakat
lembaga an)
pemasyarakat mendapatkan
an) pemeriksaan
HIV sesuai
standar.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 25


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG

3.1. Waktu dan Tempat Magang


Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan selamaa 5 minggu
terhitung sejak tanggal 31 Juli sampai dengan 31 Agustus 2018, oleh
mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Olah Raga dan
Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo. Kegiatan magang ini di ikuti
oleh seluruh mahasiswa semester 7 yang telah mengambil mata kuliah
magang instansi. Waktu pelaksanaan magang dilakukan sesuai hari kerja
efeketif yang berlaku pada instansi khususnya Dinas Kesehatan yaitu dari
Hari Senin sampai Jumat dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul
16.00 WITA. Tempat Pelaksanaan magang di Dinas Kesehatan Kabupaten
Gorontalo
3.2. Tahapan Kegiatan Magang
Rincian Kegiatan Magang Berdasarkan Waktu
(Tahapan Minggu)
Minggu Ke-
Kegiatan
0 1 2 3 4 5
Persiapan Pembekalan
Pelaksanaan Magang di instansi
- Analisis Situasi
- Identifikasi Masalah
- Alternatif Pemecahan
Masalah
Supervisi
Pembuatan Laporan
Seminar

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 26


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
3.3. Metode Pelaksanaan Magang
Dalam pelaksanaan magang ini digunakan beberapa metode pendekatan,
yaitu :
1. Metode Obaservasi
Langsung turun ke lapangan untuk mengamti serta melihat keadaan
yang sebenarnya dan berpartisipasi dalam kegiatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Gorontalo, seperti kegiatan pendistribuian untuk alat
kesehatan.
2. Metode wawancara
Melakukan dialog langsung adan bertanya kepada bapak (R) selaku
kepala bidang perencanaan, Ibu (I)kepala seksi alat kesehatan dan
kefarmasian dan Ibu (YI) penanggung jawab untuk pendistribusian alat
kesehatan yang bertanggung jawab terhadap perencanaan logistik alat
kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.
3. Studi Pustaka
Menggunakan berbagai literatur yang dapat memperkuat isi
laporan, seperti buku, informasi dari media elektronik (internet) dan
berbagai literatur lainnya.
4. Dokumentasi
Selama melakukan kegiatan di lapangan, menggunakan foto atau
gambar untuk memperkuat isi laporan yang di susun.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 27


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
BAB IV
HASIL PROGRAM MAGANG

4.1. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo


4.1.1. Visi Misi Kabupaten Gorontalo
Visi : Terwujudnya Kabupaten Gorontalo gemilang menuju
masyarakat madani”
Misi : (1) Menciptakan Sumberdaya Manusia Cerdas, Sehat dan
Berkarakter, (2) Memantapkan Pemerintahan Yang Harmonis, Bersih
dan Dinamis,(3) Mengoptimalkan Sumberdaya Alam Menuju
Kemandirian, (4) Mewujudkan Pembangunan Berbasis Kependudukan
dan Lingkungan Hidup, (5) Melakukan Kerjasama Global untuk
Pembangunan Daerah.
4.1.2. Aspek Geografis dan Demografi
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
a. Luas Batas Dan Wilayah Administrasi
Kabupaten Gorontalo, daerah di episentrum Provinsi
Gorontalo memiliki luas 2.125,47 Km² atau 17,24 % dari total
luas wilayah Provinsi Gorontalo. Daerah yang telah mekar 4 kali
ini secara administratif memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sumber Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo

Gambar Letak Posisi Kabupaten Gorontalo

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 28


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Kabupaten Gorontalo terdiri dari19 (Sembilan belas)
kecamatan, 191 desa dan 14 kelurahan.Rincian Kecamatan
berikut luas wilayahnya dapat di sajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Luas Wilayah, Ibu kota Kecamatan, dan Jumlah Desa/Kelurahan
Menurut Kecamatan
Luas Wilayah Ibukota Kecamatan Jumlah
Desa/
No Kecamatan
Km ² % Kelurahan
*
1 Batudaa Pantai 63,13 2,97 Kayubulan 9
2 Biluhu 79,20 3,73 Lobuto Timur 8
3 Batudaa 32,86 1,55 Payunga 8
4 Bongomeme 144,16 6,78 Dulamayo 15
5 Dungaliyo 46,62 2,19 Dungaliyo 10
6 Tabongo 54,80 2,58 Tabongo Timur 9
7 Tibawa 145,34 6,84 Isimu Selatan 16
8 Pulubala 240,57 11,32 Pulubala 11
9 Boliyohuto 60,59 2,85 Sidomulyo 13
10 Bilato 112,34 5,29 Totopo 10
11 Mootilango 211,49 9,95 Paris 10
12 Tolangohula 171,75 8,08 Sukamakmur 15
13 Asparaga 430,51 20,25 Karya Indah 10
14 Limboto 103,32 4,86 Kayubulan 14 *
15 Limboto barat 79,61 3,75 Huidi 10
16 Telaga 28,16 1,32 Luhu 9
17 Telaga Biru 108,84 5,12 Tuladenggi 15
18 Talaga Jaya 6,41 0,30 Luwoo 5
19 Tilango 5,79 0,27 Tilote 8
Kabupaten Gorontalo 2.125,47 100,00 Kec. Limboto 205
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

b. Letak Dan Kondisi Geografis


Secara astronomis, Kabupaten Gorontalo terletak antara 0
30’– 0 54’ LU dan 122 07’ – 123 44’ Bujur Timur. Letak ini
secara langsung memposisikan geostrategi wilayah sebagai
melting pot karena tepat diepisentrum Propinsi Gorontalo dan
tepianya berbatasan langsung dengan 4 (empat)

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 29


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Kabupaten/Kota. Disinilah transit area antar Provinsi di jagat
utara Sulawesi, yakni antara Provinsi Sulawesi Utara dengan
Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.
Posisi strategis ini kemudian didukung dengan Pelabuhan Udara
yang berada di Kecamatan Tibawa yakni Bandara Jalaludin
Gorontalo sebagai gerbang utama menuju jazirah Gorontalo.
c. Kondisi Topografi
Topografi Kabupaten Gorontalo sebagian besar terdiri dari
gugusan perbukitan dan gunung yang didominasi oleh
kemiringan sekitar15–40º (45–46%) dengan jenis tanah yang
sering mengalami erosi. Ketinggian dari permukaan laut berada
pada 0–50 meter DPL kurang lebih 7,9 %, ketinggian 50–100
meter kurang lebih 21,26 % dan sebagian besar wilayah berada
pada ketinggian 100–500 meter DPL kurang lebih 51,08 %,
sisanya berada pada ketinggian 500–1000 meter DPL kurang
lebih 15,68 %, dan >1000 meter DPL kurang lebih 4.49 %.
Persentase ketinggian dari permukaan laut dan kemiringan lahan
di Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Persentase Luas Ketinggian Dari Permukaan Laut
dan Kemiringan Lereng Lahan di Kabupaten Gorontalo
KETINGGIAN DPL (M) LUAS ( %)

0 – 50 M 7,49

50 – 100 M 21,26

100 - 500 M 51,08

500 – 1000 M 15,68

> 1000 M 4,49

KEMIRINGAN (%) LUAS (%)

0–2% 20,12

2 – 15 % 8,08

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 30


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
15– 40 % 34,34

> 40 % 37,49

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Gorontalo merupakan
perbukitan yakni 71,83%. Kabupaten Gorontalo mempunyai
gunung dengan ketinggian yang berbeda–beda.Gunung yang
tertinggi adalah gunung Boliyohuto dengan ketinggian 2.065 m
terletak di Kecamatan Tolangohula.
2. Kondisi Demografi
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan dan Jenis
Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo pada akhir tahun
2016 sebanyak 388.014 jiwa. Perbandingan komposisi
penduduk menurut jenis kelamin sebesar 50,15% penduduk laki-
laki dan 49,84% penduduk perempuan, sehingga sex ratio
penduduk sebesar 100,62. Penduduk di Kabupaten Gorontalo
tersebar di 19 Kecamatan sebagaimana rincian dalam tabel
berikut ini.
Tabel 4.3
Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin dan
KK menurut Kecamatan Tahun 2016
No Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah KK

1 Limboto 25.090 25.469 50.559 15.438


2 Telaga 11.334 11.550 22.884 6.911
3 Batudaa 7.126 7.164 14.290 4.320
4 Tibawa 20.544 20.603 41.147 12.972
5 Batudaa Pantai 6.018 5.889 11.907 3.559
6 Boliyohuto 8.406 8.257 16.663 5.218
7 Telaga Biru 14.155 14.240 28.395 8.664
8 Bongomeme 9.807 9.581 19.388 6.040
9 Tolangohula 11.330 10.989 22.319 6.935
10 Mootilango 9.629 9.321 18.950 5.699

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 31


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
No Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah KK

11 Pulubala 12.335 12.193 24.528 7.839


12 Limboto Barat 12.318 12.556 24.874 7.933
13 Tilango 7.123 7.063 14.186 4.254
14 Tabongo 9.161 9.006 18.167 5.692
15 Biluhu 4.348 4.005 8.353 2.467
16 Asparaga 6.620 6.264 12.884 3.910
17 Talaga Jaya 5.736 5.806 11.542 3.481
18 Bilato 4.778 4.716 9.494 2.874
19 Dungaliyo 8.744 8.740 17.484 5.461
JUMLAH 194.602 193.412 388.014 119.667
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo per 31
Desember 2016

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia


Berdasarkan struktur usia, terendah pada struktur usia
diatas 74 tahun dengan persentase 1,28% dan yang tertinggi
adalah jumlah penduduk dengan usia 10-14 tahun sebesar
10.54% sebagaimana tabel 1.6 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Penduduk Menurut Struktur Usia
Klasifikasi Laki – Laki Perempuan Jumlah
Umur
0–4 11.207 10.743 21.950
5–9 18.316 17.585 35.901
10 – 14 20.983 19.910 40.893
15 – 19 19.742 19.142 38.884
20 – 24 18.721 18.559 37.280
25 – 29 14.997 14.533 29.530
30 – 34 16.123 15.786 31.909
35 – 39 15.569 15.448 31.017
40 – 44 14.916 14.994 29.910
45 – 49 12.568 12.495 25.063
50 – 54 9.867 10.215 20.082
55 – 59 7.684 7.931 15.615
60 – 64 5.778 5.992 11.770
65 – 69 3.619 4.210 7.829

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 32


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Klasifikasi Laki – Laki Perempuan Jumlah
Umur
70 – 74 2.487 2.900 5.387
>= 75 2.024 2.960 4.984
JUMLAH 194.601 193.403 388.014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo Tahun 2016

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Penduduk Kabupaten Gorontalo yang bekerja berdasarkan
lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan usaha
Tahun 2016

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Belum/Tidak Bekerja 51.233 46.483 97.716


2 Mengurus Rumah Tangga 0 89.964 89.964
3 Pelajar/Mahasiswa 40.285 40.279 80.564
4 Pensiunan 765 884 1.649
5 Pegawai Negeri Sipil 3.504 5.184 8.688
7 Kepolisian RI 1.204 58 1.262
8 Perdagangan 926 311 1.237
9 Petani/Pekebun 53.187 896 54.083
10 Peternak 43 7 50
11 Nelayan/Perikanan 4.762 11 4.773
12 Industri 92 188 280
13 Konstruksi 57 4 61
14 Transportasi 4.890 14 4.904
15 Karyawan Swasta 4.485 1.417 5.902
16 Karyawan BUMN 145 55 200
17 Karyawan BUMD 44 25 69
18 Karyawan Honorer 1.045 1.780 2.825
19 Buruh Harian Lepas 2.974 29 3.003
20 Buruh Tani/Perkebunan 2.012 46 2.058
21 Buruh Nelayan/Perikanan 67 1 68
22 Buruh Peternakan 11 - 11
23 Pembantu Rumah Tangga 4 94 98
24 Tukang Cukur 11 - 11

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 33


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

25 Tukang Listrik 13 - 13
26 Tukang Batu 826 2 828
27 Tukang Kayu 1.167 - 1.167
28 Tukang Sol Sepatu 8 - 8
29 Tukang Las/Pandai Besi 44 - 44
30 Tukang Jahit 354 225 579
31 Tukang Gigi 3 - 3
32 Penata Rias 28 5 33
33 Penata Busana - - -
34 Penata Rambut 18 9 27
35 Mekanik 353 - 353
36 Seniman 7 1 8
37 Tabib 2 4 6
38 Paraji 4 10 14
39 Perancang Busana - 4 4
40 Penterjemah - - -
41 Imam Mesjid 77 - 77
42 Pendeta 8 - 8
43 Pastor - - -
Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo Tahun 2016

Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk yang belum


bekerja masih tinggi baik perempuan maupun laki-laki.
Sedangkan jumlah terbesar terdapat pada penduduk bekerja pada
lapangan usaha pertanian dan pekebun. Data ini juga
menunjukan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga masih
melaksanakan pekerjaan domestic di banding dengan pekerjaan
lain yang bersifat profetik.
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
e.

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah


Penduduk
1 Belum Sekolah 34.845 32.741 67.586

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 34


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
Penduduk
2 Tidak Tamat SD 52.223 47.439 99.662
3 Tamat SD 63.239 63.227 126.466
4 SLTP 16.873 18.307 35.180
5 SLTA 22.721 24.124 46.845
6 Dipl I-II 511 1.376 1.887
7 Dipl III 653 1.291 1.944
8 S1 3.160 4.686 7.846
9 S2 347 216 563
10 S3 30 5 35
Jumlah 194.602 193.412 388.014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo Tahun 2016

Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk dengan


kualifikasi tamat SD lebih tinggi, 35isbanding dengan tidak
tamat dijenjang yang sama. Sementara yang belum sekolah
tergolong tinggi karena ada kelompok umur usia non sekolah
didalamnya.
4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Perda No 25 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Pasal 2 menyatakan
bahwa Dinas mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi
daerah di bidang kesehatan. Sedangkan pada Pasal 3 menyatakan
bahwa Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum ;
c. Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis dinas dan di
bidang kesehatan.
d. Pengelolaan urusan keTata Usahaan Dinas.
Dan pada pasal 4 menyatakan bahwa untuk melaksanakan fungsi
sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Dinas Kesehatan mempunyai
kewenangan sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan Standar minimal pelayanan kesehatan;

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 35


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
b. Pemberian ijin usaha dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pelayanan dan sarana kesehatan ;
c. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular lokal ;
d. Pencegahan dan penanggulangan penyalagunaan obat dan
NAPZA;
e. Pengadaan dan pengelolaan obat esensial ;
f. Penetapan rekruitmen Tenaga Kesehatan Haji Indonesia;
g. Penyelenggaraan program Keluarga Berencana ;
h. Penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan ;
i. Pengawasan jaminan sosial kesehatan ;
j. Pengawasan nilai gizi ;
k. Penyelenggaraan dan pengawasan sertifikasi teknologi kesehatan
dan gizi;
l. Penyelenggaraan pembiayaan pelayanan kesehatan ;
m. Penyelenggaraan akreditasi sarana dan prasarana kesehatan.
n. Penyelenggaraan pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan
untuk kebidanan ;
o. Penyelenggaraan dan pengawasan penggunaan konservasi dan
pengembangan tanaman obat ;
p. Penyelenggaraan dan pengawasan penapisan, pengembangan dan
penerapan teknologi kesehatan, dan standar etika penelitian
kesehatan ;
q. Pengawasan penggunaan bahan tambahan (zat adiktif) tertentu
untuk makanan;
r. Pengawasan peredaran makanan.
s. Penyelenggaraan dan pengawasan sistem jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
t. Penyelenggaraan dan pengembangan metoda promosi kesehatan.
u. Pengembangan dan pembinaan peran serta masyarakat dibidang
kesehatan.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 36


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
v. Pengawasan kualitas air dan lingkungan serta penetapan
standarisasi kualitas air untuk konsumen termasuk badan air.
w. Pengawasan bahan buangan berbahaya termasuk sampah.
x. Pengawasan dan stratifikasi sanitasi tempat pengelolaan makanan
dan tempat – tempat umum.
y. Pengembangan dan pengawasan sarana kesehatan lingkungan
termasuk upaya penyehatan lingkungan permukiman.
4.1.4. Penjabaran Tugas Dan Fungsi
1. Bidang Pelayanan Kesehatan
Bidang Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan mempunyai
tugas melaksanakan tugas Dinas di bidang Pelayanan Kesehatan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang
Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
1. Penyusunan perencanaan kegiatan upaya pembinaan
pelayanan kesehatan, farmasi makanan dan minuman dan
registrasi, akreditasi sarana pelayanan kesehatan.
2. Mengorganisasikan dan menyelenggarakan pengelolaan
seluruh program kegiatan di bidang pembinaan dan
peningkatan pelayanan kesehatan.
3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan secara lintas program
dan lintas sektor pelaksanaan seluruh program kegiatan di
bidang pembinaan dan peningkatan pelayanan kesehatan.
4. Menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan seluruh program kegiatan di bidang pembinaan
dan peningkatan pelayanan kesehatan.
5. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
penganalisaan data di bidang tugasnya dalam rangka
penyiapan bahan untuk perencanaan dan perumusan dalam
menggariskan kebijaksanaan di bidang tugasnya.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 37


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
a. Tugas Seksi Upaya Pelayanan Kesehatan dan Akreditasi
Sarana
1. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan
serta menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan serta mengembangkan kegiatan peningkatan
pelayanan rumah sakit umum, rumah sakit khusus dan
puskesmas dan peningkatan motivasi tenaga kesehatan dan
masyarakat secara terpadu dalam rangka peningkatan status
derajat kesehatan masyarakat yang lebih optimal,
2. Merencanakan,merumuskan,melaksanakan, mengkoordinasikan
serta menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan serta mengembangkan kegiatan di bidang
regristrasi, akreditasi sarana pelayanan kesehatan secara terpadu
dalam rangka peningkatan status derajat kesehatan masyarakat
yang lebih optimal,
3. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya
4. Tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
b. Tugas Seksi Farmasi, Makanan, Minuman dan Alat
Kesehatan
1. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta
mengembangkan kegiatan di bidang kefarmasian, makanan,
minuman dan alat kesehatan secara terpadu dalam rangka
peningkatan status derajat kesehatan masyarakat yang lebih
optimal,
2. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya.
3. Tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 38


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
2. Bidang P2 Dan PL
Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
mempunyai tugas melaksanakan tugas Dinas di bidang
Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang
Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai
fungsi :
1. Penyusunan perencanaan kegiatan upaya pengamatan dan
pencegahan penyakit menular, imunisasi dan pengendalian
vektor.
2. Mengorganisasikan dan menyelenggarakan pengelolaan
seluruh program kegiatan di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan secara lintas program
dan lintas sektor pelaksanaan seluruh program kegiatan di
bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit.
4. Menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan seluruh program kegiatan di bidang Pencegahan
dan pemberantasan penyakit.
5. Penyusunan perencanaan kegiatan upaya penyehatan Tempat-
Tempat Umu (TTU) dan penyehatan lingkungan permukiman
(PLP), pengawasan dan penyehatan kualitas air dan bahan
buangan berbahaya (B3) serta pengem-bangan sarana dan
prasarana kesehatan lingkungan.
6. Mengorganisasikan dan menyelenggarakan pengelolaan
seluruh program kegiatan di bidang penyehatan lingkungan.
7. Melaksanakan dan mengkoordinasikan secara lintas program
dan lintas sektor pelaksanaan seluruh program kegiatan di
bidang penyehatan lingkungan.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 39


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
8. Menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan seluruh program kegiatan di bidang penyehatan
lingkungan.
9. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
penganalisaan data di bidang tugasnya dalam rangka
penyiapan bahan untuk perencanaan dan perumusan dalam
menggariskan kebijaksanaan di bidang tugasnya.
a. Tugas Seksi Pemberantas Penyakit
1. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta mengembangkan
kegiatan pengamatan penyakit, penyelidikan epidemiologi,
penanggulangan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) penyakit potensi
wabah dan keracunan secara terpadu dengan lintas program dan
sektoral dalam rangka peningkatan status derajat kesehatan
masyarakat yang lebih optimal.
2. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta mengembangkan
kegiatan di bidang imunisasi masyarakat dan institusi
pendidikan secara terpadu dalam rangka peningkatan status
derajat kesehatan masyarakat yang lebih optimal
3. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta mengembangkan
kegiatan di bidang pengendalian penyakit yang dengan
melibatkan peran serta masyarakat secara terpadu dalam rangka
peningkatan status derajat kesehatan masyarakat yang lebih
optimal.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 40


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
4. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya serta tugas – tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas.
b. Tugas Seksi Penyehatan Lingkungan
1. Merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan serta
menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan serta mengembangkan kegiatan penyehatan TTU
dan PLP secara terpadu dengan lintas program dan sektoral
untuk meningkatkan kualitas kesehatan TTU dan PLP dan sistim
kewaspadaan dini dalam rangka peningkatan status derajat
kesehatan masyarakat yang lebih optimal.
2. Merencanakan, merumuskan, melaksana-kan,
mengkoordinasikan serta menyeleng-garakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta mengem-bangkan
kegiatan di bidang pengawasan dan penyehatan kualitas air
secara fisik, bakteriologi, kimia serta B3 untuk memberikan
pengamanan air sebagai kebu-tuhan dasar manusia dan
pengendalian pencemaran oleh B3 secara terpadu dalam rangka
peningkatan status derajat kesehatan masyarakat yang lebih
optimal.
3. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta mengembangkan
kegiatan di bidang pengembangan sarana dan prasarana
kesehatan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi dasar
kepada masyarakat dan alih tehnologi secara terpadu dalam
rangka peningkatan status derajat kesehatan masyarakat yang
lebih optimal.
4. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya serta tugas – tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 41


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
3. Bidang Kesehatan Keluarga
Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai tugas
melaksanakan tugas Dinas di bidang Kesehatan Keluarga, untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang
Kesehatan Keluarga mempunyai fungsi :
1. Penyusunan perencanaan kegiatan upaya Kesehatan
Reproduksi, Peningkatan Gizi Masyarakat dan Kesehatan
Anak dan Lanjut Usia (Lansia).
2. Mengorganisasikan dan menyelenggarakan pengelolaan
seluruh program kegiatan di bidang kesehatan keluarga.
3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan secara lintas program
dan lintas sektor pelaksanaan seluruh program kegiatan di
bidang kesehatan keluarga.
4. Menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan seluruh program kegiatan di bidang kesehatan
keluarga.
5. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
penganalisaan data di bidang tugasnya dalam rangka
penyiapan bahan untuk perencanaan dan perumusan dalam
menggariskan kebijaksanaan di bidang tugasnya.
a. Tugas Seksi Kesehatan Reproduksi
1. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta
mengembangkan kegiatan kesehatan reproduksi pada
kelompok potensial/produktif secara terpadu dengan lintas
program dan sektoral dalam rangka peningkatan status derajat
kesehatan masyarakat yang lebih optimal
2. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 42


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
mengembangkan kegiatan di bidang kesehatan anak dan
lansia secara terpadu dalam rangka peningkatan status derajat
kesehatan masyarakat yang lebih optimal,
3. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya serta tugas – tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Dinas.
b. Tugas Seksi Gizi dan Institusi
1. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta
mengembangkan kegiatan di bidang gizi keluarga dan intitusi
untuk meningkatkan gizi masyarakat secara terpadu dalam
rangka peningkatan status derajat kesehatan masyarakat yang
lebih optimal
2. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya serta tugas – tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Dinas.
4. Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
mempunyai tugas melaksanakan tugas Dinas di bidang Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,
Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
mempunyai fungsi :
1. Penyusunan perencanaan kegiatan upaya Promosi, metode
promosi dan sarana promosi kesehatan, peningkatan peran serta
masyarakat dan pengembangan kelembagaan dan kepesertaan
JPKM.
2. Mengorganisasikan dan menyelenggarakan pengelolaan seluruh
program kegiatan di bidang JPKM dan Pemberdayaan Masyarakat.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 43


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan secara lintas program dan
lintas sektor pelaksanaan seluruh program kegiatan di bidang
JPKM dan Pemberdayaan Masyarakat.
4. Menyelenggarakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan seluruh program kegiatan di bidang JPKM dan
Pemberdayaan Masyarakat.
5. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
penganalisaan data di bidang tugasnya dalam rangka penyiapan
bahan untuk perencanaan dan perumusan dalam menggariskan
kebijaksanaan di bidang tugasnya.
a. Tugas Seksi Promosi Kesehatan dan Pengembangan
Kemitraan
1. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta
mengembangkan kegiatan promosi kesehatan, pengembangan
metode dan sarana promosi kesehatan kepada kelompok-
kelompok potensial masyarakat secara terpadu dengan lintas
program dan sektoral untuk meningkatkan kesadaran dan
budaya hidup bersih dan sehat dalam rangka peningkatan
status derajat kesehatan masyarakat yang lebih optimal.
2. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan serta menyelenggarakan monitoring,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta
mengembangkan kegiatan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya secara
terpadu dalam rangka peningkatan status derajat kesehatan
masyarakat yang lebih optimal.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 44


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
3. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya serta tugas – tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Dinas.
b. Tugas Seksi Kelembagaan dan UKBM
1. Merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoor-
dinasikan serta menyelenggarakan monitoring, pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan serta mengembangkan kegiatan dalam
upaya membimbing, mengembangkan dan mendorong
terbentuknya lembaga / badan penyelengara kesehatana di
masyarakat (UKBM) serta membina kepesertaan JPKM di
masyarakat secara terpadu untuk meningkatkan kemampuan dan
efisiensi pembiayaan kesehatan masyarakat dalam rangka
peningkatan status derajat kesehatan masyarakat yang lebih
optimal.
2. Menyelenggarakan pencatatan, pelaporan dan analisa data
dibidang tugasnya serta tugas – tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas.
4.1.5. Situasi Sumber Daya Kesehatan
Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam
peningkatan pembangunan kesehatan secara menyeluruh, sumber daya
kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk
pembangunan kesehatan. Tahun 2016, diharapkan peningkatan
sumber daya kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
diseluruh tingkat pelayanan kesehatan baik di desa, puskesmas dan
rumah sakit.
1. Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2016, jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten
Gorontalo yangberada di instansi pemerintah seluruhnya sebanyak
1032 orang. Jenis tenagakesehatan dapat dilihat pada tabel berikut
berikut.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 45


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Tabel 4.7
Rekapitulasi SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga
se-Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016
Tahun
No Jenis Tenaga
2012 2013 2014 2015 2016
1 Dokter Spesialis 11 18 15 15 21
2 Dokter Umum 47 52 44 46 43
3 Dokter Gigi 7 8 12 8 46
4 Apoteker/Farmasi 23 23 21 18 36
5 Perawat/bidan 481 436 537 429 534
6 Gizi/Nutrision 42 48 45 45 61
7 Sanitarian 98 44 41 38 47
8 Kesmas 101 86 72 65 106
9 Lain-lain 22 27 192 79 138
Jumlah 597 717 832 743 1032
Sumber data dari profil dinas kesehatan kabupaten gorontalo Tahun 2016

Dari data tersebut berdasarkan analisis tenaga kesehatan


maka, jumlah tenaga yang ada masih kurang dan penyebarannya
pun tidak merata khusus tenaga yang dipuskesmas, dengan
adanya moratorium Kabupaten Gorontalo yang belanja
pegawainya lebih dari 60 %, maka tidak dapat melakukan
pengrekrutan calon Pegawai Negeri Sipil. Sehingga kebutuhan
akan ketersediaan tenaga kesehatan yang memadai belum dapat
dilaksanakan, sehingganya yang hanya bisa dilakukan adalah
memaksimalkan tenaga yang ada dengan melakukan distribusi
dan redisposisi serta peningkatan kapasitas sumber daya tenaga
kesehatan.
2. Sarana dan Prasarana
Kabupaten Gorontalo memiliki 1 buah Rumah Sakit Umum
yaitu RSUD. Dr. M.M. Dunda dan terdapat 21 Puskesmas terbagi
dalam 5 Puskesmas Perawatan dan 16 Puskesmas Non Perawatan,
dengan 85 Puskesmas Pembantu (PUSTU), 22 Puskesmas Keliling
(Pusling), 69 Poskesdes, 442 Posyandu, 1 Instalasi Farmasi, 31
Apotik, 18 Toko Obat, 5 Balai Pengobatan/Klinik dan 119 praktek
dokter perorangan.
Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 46
Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
3. Pembiayaan
Pola pembiayaan kesehatan di Kabupaten Gorontalo selama
lima tahun terakhir dapat digambarkan dalam sebagai berikut :
Grafik 4.1
Pembiayaan APBD Kesehatan dari Total APBD
Di Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 – 2016

2012 2013 2014 2015 2016


APBD Kes 37,420,760,555 41,330,425,230 59,099,387,086 69,634,139,275 163,288,953,180
Total APBD Kab. 728,806,990,553 841,577,344,982 889,826,624,837 1,221,654,007,4091,409,239,101,162
%APBD Kes thd APBD Kab.2 5.1 4.9 6.6 5.7 11.6

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa alokasi


anggaran kesehatan dari total APBD Kabupaten pada tahun 2016
sebesar 11.6% meningkat cukup signifikan dibandingkan
tahun 2015 yang hanya 5.7%.
Presentase anggaran kesehatan tersebut diatas sudah
termasuk gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, sementara dalam
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
diamanatkan bahwa alokasi anggaran Kesehatan minimal 10%
dari APBD Kabupaten/Kota tidak termasuk gaji. Dengan
demikian proporsi anggaran kesehatan untuk tahun berikutnya
perlu ditingkatkan.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 47


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
4.2. Uraian Kegiatan Magang
1. Minggu I Bidang Pelayanan Kesehatan
a) Mengikuti apel pagi bersama staf Dinas Kesehatan
b) Pengenalan bidang pelayanan kesehatan beserta kegiatan-kegiatan yang
dilakukan, seperti : sunatan masal, P3K, akreditas puskesmas, Pis-PK,
pembuatan surat tugas, dan sppd.
c) Mempelajari laporan bulanan yang ada di bidang pelayanan kesehatan
beserta penanggung jawabnya.
d) Ikut serta dalam pendistribusian alat kesehatan.
e) Mengimput peserta yang melakukan tambah kurang untuk mendaftar
jadi anggota BPJS
f) Mencatat persediaan barang yang ada di setiaap bidang
g) Konsultasi dengan dosen pembibing mengenai judul yang akan di buat
di laporan.
h) Konsultasi dengan pembimbing instansi mengenai penyusunan laporan.
i) Mengikuti kegiatan pencanangan Imunisasi MR di SD 1 Bilato,
kec.Bilato bersama tim dari dinas kesehatan.
j) Mengikuti kegiatan kampanye pencanangan imunisasi MR di
Puskesmas Tabongo.
k) Mengisi buku laporan bulanan.
2. Minggu II Bidang Kesehatan Masyarakat
a) Mengantarkan surat kegiatan Top table exercise (TTX) Penerapan
Mananjemen Penanggulangan Krisis Kesehatan di RS. Dunda Limboto.
b) Merekap laporan bulanan yang dari puskesmas-puskesmas yang ada di
kabupaten Gorontalo.
c) Mengikuti pengawasan Imunisasi Campak dan Rubela bersama bapak
david.
d) Menuju ke sport center dalam rangka Hari Keluarga Nasional
3. Minggu III Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a) Mulai menyusun Laporan

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 48


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
b) Ikut bersama dr.Eda dan Pak Marjen untuk pemantauan persiapan
Akreditasi Puskesmas di Puskesmas Tolangohula
c) Mencari referensi mengenai materi yang berkaitan dengan judul laporan
4. Minggu IV Bidang Perencanaan
a) Pembuatan laporan
b) Menulis surat tentang kewaspadaan demam berdarah dengue/dbd
melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk di wilayah kabupaten
gorontalo
c) Mengikuti kegiatan qurban bersama staf di bidang P2P
5. Minggu V Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a) Revisi laporan pembimbing lapangan.
b) Revisi laporan pembimbing instansi.
c) Ikut serta dalam kegiatan Mini Lokakarya Lintas Sektor Tingkat
Puskesmas Bilato Di Kantor Camat Biloto
d) Seminar akhir magang.
4.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil kerja magang yang dilaksanakan oleh saya selama 5
minggu di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, maka saya mengambil
suatu masalah yaitu gambaran proses manajemen logistik kesehatan yang ada
di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.
Untuk proses manajemen logistik di dinas kesehatan di kabupaten
gorontalo berdasarkan :
1. Proses perencanaan sudah berjalan sesuai prosedur
2. Proses pengadaan sudah berjalan sesuai prosedur
3. Proses pendistribusian sudah berjalan sesuai prosedur yang ada di
dinas kesehatan.
4. Proses penyimpanan belum berjalan dengan baik, karena di dinas
kesehatan tersebut belum memliki tempat penyimpanan logistik.
Itu berdasarkan dengan apa yang saya temukan di dinas tersebut
dan masih banyak logistik yang tersimpan di dalam ruang kerja
staf.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 49


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
5. Proses pemeliharaan sudah berjalan dengan prosedur yang ada.
6. Proses penghapusan, di dinas kesehatan belum pernah melakukan
proses penghapusan, karena selama ini belum ada logistik alat
kesehatan yang rusak.
7. Proses pengendalian sudah berjalan sesuai prosedur yang ada.
4.4. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah pada proses manajemen logistik di dinas kesehatan
kabupaten gorontalo adalah
1. Proses perencanan, pengadaan, pendistribusian, pemeliharaa,
penghapusan, dan pengendalian tidak mengalami masalah
2. Pada proses penyimpanan pemecahan masalahnya yaitu menyarankan
untuk membuat tempat penyimpanan alat kesehatan seperti gudang.
Karena tempat penyimpanan sangat penting untuk pemeliharaan alat
kesehatan agar alat kesehatan tidak rusak dan tetap terjaga dalam kondisi
baik. Tempat penyimpanan yang baik untuk alat kesehatan yang pertama
yang mempunyai suhu terkontrol menyimpan alat-alat kesehatan yang
mengandung karet dan juga alat-alat kesehatan yang penyimpanannya
membutuhkan perhatian khusus..Gudang penyimpanan alat-alat kesehatan
yang kedua yaitu gudang yang mempunyai suhu tidak terkontrol dan alkes
yang penyimpanannya tidak terlalu membutuhkan penanganan yang
berlebihan contoh alat-alat kesehatan yang disimpan pada gudang
penyimpanan yang kedua ialah bed pasien, tabung oksigen, timbangan
badan, kursi roda, alat kebidanan dan alkes yang pada umumnya berbahan
dasar besi.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 50


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Proses Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Dinas


Kesehatan Kabupaten Gorontalo
5.1.1. Proses Perencanaan
Proses perencanaan logistik di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo
melalui beberapa tahap misalnya untuk perencanaan pengadaan alat kesehatan.
Ada yang namanya Seksi Alat Kesehatan Dan Kefarmasian di bawah naungan
Bidang Sumber Daya Kesehatan. Perencanaan alat kesehatan itu mengacu pada
permintaan atau daftar kebutuhan dari masing-masing Puskesmas. Proses awal
perencanaan Puskesmas memasukan usulan kemudian di masukan di Seksi
Alat Kesehatan dan Kefarmasian, setelah itu seksi alat kesehatan yang akan
mengajukan kebutuhan alat kesehatan untuk 1 tahun. Kemudian dilanjutkan di
Bidang Perencanaan. Di Bidang Perencanaan dikumpulkan dan di buat dalam
usulan khusus ke Kementrian Kesehatan melalui dana alokasi khusus di
Kementrian Kesehatan. Setelah di setujui, maka akan dianggarkan dengan
sejumlah uang yang di alokasikan. (Narasumber Bapak Ramang dan Ibu Ika)
5.1.2. Proses Pengadaan
Proses pengadaan logistik dilihat dari kebutuhan penggunaan dan kasus
penyakit yang banyak muncul. Misalnya pengadaan alat kesehatan, pengadaan
alat kesehatan harus melalui e-katalog. Dinas Kesehatan sudah mempunyai
aturan untuk tidak sembarang membeli alat kesehatan di apotik ataupun di
tempat lainnya, melainkan mereka membeli harus melalui e-katalog. Untuk
wilayah Indonesia timur misalnya untuk kebutuhan alat kesehatan kebidanan,
kebutuhannya langsung dilihat di e-katalog seberapa banyak alat yang
dibutuhkan kemudian langsung di pesan setelah itu dinas kesehatan akan
membuat kontrak dan langsung membayar sesuai logistik yang di pesan.
(Narasumber Bapak Raman dan Ibu Ika)

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 51


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
5.1.3. Proses Penyimpanan
Proses penyimpanan logistik di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo
belum berjalan dengan baik, karena di Dinas Kesehatan itu sendiri belum
mempunyai tempat penyimpanan untuk logistik karena sudah tidak ada lagi
gedung yang kosong untuk di jadikan tempat penyimpanan logistik.
5.1.4. Proses Pendistribusian
Pendistribusian logistik di lakukan secara langsung, misalnya untuk
pendistribusian mobil ambulance. Sebelum mobil Ambulance di distribusikan
di setiap Puskesmas, yang harus di lakukan pertama adalah membuat berita
acara serah terima barang, yang terdiri dari SK Kepala Dinas Kesehatan,
Keputusan Pengguna Barang, Surat Perjanjian Pemakaian Barang, dan yang
terakhir adalah Berita Acara Serah Terima Barang. (Narasumber Ibu Yanti
Ibrahim)
5.1.5. Proses Pemeliharaan
Proses pemeliharaan di lakukan oleh penanggung jawab pemeriksa barang
yang ada di Bidang Pelayanan Kesehatan. Bentuk pemeliharaannya seperti
menjaga kebersihan, kerapian dan pengencekan barang dalam menjaga alat
kesehatan tetap terjaga kualitas dengan baik.Bentuk pemeliharaan di lakukan 2
kali dalam seminggu.
5.1.6. Proses Penghapusan
Proses penghapusan di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo selama ini
belum melakukkan penghapusan barang, karna untuk alat kesehatan yang di
dinas kesehatan belum ada yang sampai rusak. Tapi jika ada logistik/alkes yang
rusak sebelum di distribusikan, maka penanggung jawab logistik yang akan
membuat TGR (Tuntutan Ganti Rugi) sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Kabupaten Gorontalo
5.1.7 Proses Pengendalian
Proses pengendalian di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo selama ini
sudah berjalan dengan sesuai dengan prosedur. Proses pengendalian ini
dilakukan dengan membuat laporan yang akan dilaporkan kepada seksi alat
kesehatan dan kefarmasian.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 52


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
1. Proses awal perencanaan Puskesmas memasukan usulan kemudian di
masukan di seksi alat kesehatan, setelah itu seksi alat kesehatan yang akan
mengajukan kebutuhan alat kesehatan untuk 1 tahun. Kemudian
dilanjutkan di bidang perencanaan. Di bidang perencanaan dikumpulkan
dan di buat dalam usulan khusus ke Kementrian Kesehatan melalui dana
alokasi khusus di kementrian kesehatan. Setelah di setujui, maka akan
dianggarkan dengan sejumlah uang yang di alokasikan.
2. Pengadaan alat kesehatan, pengadaan alat kesehatan harus melalui e-
katalog. Dinas Kesehatan sudah mempunyai aturan untuk tidak sembarang
membeli alat kesehatan di apotik ataupun di tempat lainnya, melainkan
mereka membeli harus melalui e-katalog. kemudian langsung di pesan
setelah itu dinas kesehatan akan membuat kontrak dan langsung membayar
sesuai logistik yang di pesan.
3. Proses penyimpanan logistik di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo
belum berjalan dengan baik, karena di Dinas Kesehatan itu sendiri belum
mempunyai tempat penyimpanan untuk logistik tersebut.
4. Pendistribusian logistik di lakukan secara langsung, membuat berita acara
serah terima barang,.
5. Proses pemeliharaan di lakukan oleh penanggung jawab pemeriksa barang
yang ada di Bidang Pelayanan Kesehatan. Bentuk pemeliharaan di lakukan
2 kali dalam seminggu.
6. Proses penghapusan di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo selama ini
belum melakukkan penghapusan barang, karna untuk alat kesehatan yang
di dinas kesehatan belum ada yang sampai rusak.
7. Proses pengendalian di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo selama ini
sudah berjalan dengan sesuai dengan prosedur. Proses pengendalian ini

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 53


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
dilakukan dengan membuat laporan yang akan dilaporkan kepada Seksi
Alat Kesehatan Dan Kefarmasian.
6.2. Saran
1. mengupayakan pembangunan tempat penyimpanan atau gudang untuk
logistik alat kesehatan.
2. Merekrut SDM yang akan datang, harus diserta dengan standar tenaga
yang cocok untuk pergudangan.
3. Memberikan pelatihan internal atau pembelajaran kepada SDM mengenai
pergudangan dan sistem pengelolaan logistik agar SDM mempunyai bekal
pengetahuan mengenai pergudangan untuk pelaksanaan penyimpanan
pemeliharaan dan pengurusan barang di gudang.

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 54


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,Dedi dan Ratna Muliawati.2013.Pilar Dasar Ilmu Kesehatan


Masyarakat.Nuha Medika.Yogyakarta

Ardiyanti,Ria dan Ede Surya Darmawan.2014.Gambaran Pelaksanaan Sistem


Manajemen Logistik Barang Umum RSUD Depok Bulan April-Juni 2014.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac.i
d/naskahringkas/2016-05/S55277-
Ria%2520Ardiyanti&ved=2ahUKEwjborW4neHcAhUQSX0KHfPsC8QQF
jAKegQICBAB&usg=AOvVaw2E05LiX6toe6Ref4D4hplW . Diakses Pada
Tanggal 17 Agustus 2018 Pukul 15.00

Garside,Annisa Kesy.2017.Manajemen Logistik.UMM Press.Malang.


https://books.google.co.id/books?id=Kz5jDwAAQBAJ&pg=PR16&dq=ma
najemen+logistik+secara+umum&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjDtNCE2P
DcAhUUf30KHaUnC-0Q6AEILjAB. Diakses pada tanggal 15 Agustus
2018 pukul 17.00

Herlambang,Susatyo dan Arita Muwarni.2012.Cara Mudah Memahami


Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit.Gosyen Publishing.Yogyakarta

Indrajit,Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto.2002.Konsep Manajemen


Supply Chain (Cara Baru Memandang Mata rantai Penyediaan
Barang.PT Grasindo.Jakarta.
https://books.google.co.id/books?id=wFGk_lyZ1zwC&pg=PA28&dq=mana
jemen+logistik+secara+umum&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjDtNCE2Pdc
AhUUf30KhaUnC-0Q6AEIMzAC. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2015
pukul 17.00

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pajak Dan Alat


Kesehatan.2016.Pedoman Klasifikasi Izin Edar Alat Kesehatan.Jakarta.
http://regalkes.depkes.go.id/informasi_alkes/Pedoman%20Klasifikasi.pdf
Diakses pada tanggal 24 agustus 2016 pukul 14.48

Najib,Sabrina.2018.Bahan Ajar Mata Kuliah Manajemen Logistik Kesehatan


Jurusan Kesehatan Masyarakat UNG.Gorontalo

Patty, J Lilian, Dkk. 2016. Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Alat


Kesehatan Di Pedagang Besar Farmasi Suramando. Unsrat.Vol. 5 No. 2
Mei 2016 Issn 2302 - 2493

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 55


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018
Pebrianti.2015. Manajemen Logistik Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabelota Kabupaten Donggala. Volume 3 Nomor 7, Juli
2015 hlm 127-136

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Nomor 2018 Tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
https://jdih.lkpp.go.id/regulation/download/1066/peraturan-presiden-nomor-
16-tahun-2018 Diakses pada tanggal 28 Agustus pukul 10.45

Standar Pelayanan Minimal.2018. http://pemerintah.net/standar-pelayanan-


minimal-pp-no-2-tahun-2018/ Di akses pada tanggal 23 agustus 2018 pukul
21.30

Wasistiono,Sadu.2018.Mekanismes Pengelolaan dan pengendalian Barang


Daerah(ManajemenLogistik).
http://saduwasistiono.ipdn.ac.id/wpcontent/uploads/MANAJEMEN-
LOGISTIK.pdf. Diakses pada tanggal 16 agustus 2018 pukul 12.01

Laporan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 56


Prodi Kesehatan Masyarakat UNG Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai