Disusun oleh:
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
Disusun oleh :
Menyetujui,
Mengetahui,
Universitas Andalas
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kepaniteraan Klinik pada Modul Promotive
& Preventive Dentistry serta Modul Problem Solving Cycle yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Air Santok.
Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan di Modul Public Health
Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas. Laporan ini dapat
terselesaikan berkat bantuan dan pengarahan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. drg Nila Kusuma, M. Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Andalas.
2. Ibu drg. Murniwati, MKM selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Andalas.
3. drg. Hidayati, MKM selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan, berupa saran, kritikan, dan pengetahuan dalam penulisan Laporan Akhir
4. Ibu Isneli Warni, SKM selaku Kepala Puskesmas Air Santok yang telah menerima dan
5. drg. Rika Defmayetti selaku dokter gigi dan pembimbing kegiatan selama di
6. Bapak dan Ibu petugas Kesehatan dan staff di Puskesmas Air Santok yang telah
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian Laporan Akhir
Kepaniteraan Klinik ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesalahan terdapat dalam laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRA
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna. Proses
selanjutnya adalah penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kegiatan atau program yang disusun, kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian
diikuti dengan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan (Corrective Action), dan diakhiri
dengan pelaksanaan penilaian hasil kegiatan melalui penilaian kinerja puskesmas
(Menkes, RI. 2016).
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai dengan
perencanaan dan seberapa besar masalah yang muncul memberi hambatan
terhadap keberhasilan program
b. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program satu
tahun berikutnya.
c. Sebagai bahan penilaian kinerja program dan kinerja petugas Puskesmas Air
Santok.
1.3 Manfaat
a. Memenuhi salah satu kegiatan wajib klinik pada modul kesehatan masyarakat (problem
solving, promotif, dan preventif dentistry).
b. Memberikan gambaran dan informasi kepada pihak Puskesmas Air Santok mengenai
program kesehatan gigi dan mulut yang ada di Puskesmas Air Santok.
c. Membantu pencatatan dan pelaporan mengenai program kesehatan gigi dan mulut
Puskesmas Air Santok.
d. Membantu pihak Puskesmas Air Santok dalam melakukan penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.
BAB II
MANAJEMEN PUSKESMAS
1. Perencanaan (P1)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
RUK atau Planning Of Action (POA) adalah rencana kerja yang disusun
menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru.
RKA merupakan pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara
pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD).
DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman
pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan.
2. Pelaksanaan (P2)
Pergerakan : Mini Lokakarya Lintas Program (MINLOK)
Minlok ini dilaksanakan Puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan
instansi terkait seperti Dinkes, Diknas, Kecamatan, Kelurahan dan lainnya, sesuai
porsi kegiatan Puskesmas.
3. Penilaian (P3)
Pengawasan (monitoring)
Pengendalian (controlling)
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan dijadikan acuan bagi kepala
puskesmas dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dari program Puskesmas.
Adapun fungsi Puskesmas :
a. Planning
b. Organizing
c. Actuating
d. Controlling
Merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana
kerja yang sudah disusun kemudian melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang
terjadi. Controlling di Puskesmas Air Santok dilakukan oleh Kepala Puskesmas terhadap
kinerja SDM yang ada di Puskesmas. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya
standar kinerja yang jelas, dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang
akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja pegawai. Adanya indikator kinerja akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan. Oleh karena adanya
controlling yang baik, maka kinerja SDM di Puskesmas Air Santok bisa dikatakan baik
dan memuaskan.
Puskesmas Air Santok adalah salah satu dari 7 puskesmas yang ada di Kota
Pariaman. Puskesmas Air Santok diresmikan pada tanggal 29 Mei 2008 dengan 7
(Tujuh) Desa Binaan, namun pada bulan Februari 2010 terjadi pemekaran wilayah
sehingga Puskesmas Air Santok terletak di Kecamatan Pariaman Timur dan memiliki 8
Desa Binaan.
2.1.2 Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Air Santok berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Kota Pariaman pada tahun 2021 berjumlah 8.848 jiwa.
Tabel 2.1
Sumber: Kantor Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun 2021
Klinik Swasta :1
Pos KB : 3 Pos
Posyandu Balita : 14
Posyandu Lansia : 13
Batra : 80
Tabel 2.2
Jumlah Sarana Umum Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun 2021
No Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah
Wilayah kerja Puskesmas Air Santok memiliki sarana pendidikan dari berbagai jenjang,
mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan lanjutan atas yang tersebar di
delapan desa. Semua murid dan siswa di semua sarana pendidikan dasar dan lanjutan adalah
sasaran pelayanan kesehatan Puskesmas Air Santok, melalui program-program UKS, UKGS,
KIA dan Imunisasi. Data sarana pendidikan tahun 2021 secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.3
Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun 2021
No Desa Paud TK SD/MIN SLTP Pesantren SMK
1 Air Santok 1 2 1
2 Cubadak Mentawai 1 1
3 Bungo Tanjung 1 1 1
4 Kajai 1 1
5 Kaluat 1 1
6 Kp kandang 1 1
7 Kampung Tangah 1 1
8 Sungai pasak 1 1 2
Puskesmas 8 2 9 1 1
Tabel 2.4
Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan Di UPTD Puskesmas Air Santok
Tahun 2021
No Jenis Sarana/ Jumla Baik Kondisi
Prasarana h
Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
I Sarana
Kesehatan
Puskesmas 3 3
Pembantu
Polindes 2 2
Rumah Dinas 2 1 1
Puskesmas 1 1
Keliling Roda 4
Ambulance 1 1
Sepeda Motor 10 10
II Sarana
Penunjang
Komputer 13 9 4
Laptop 9 8
2.1.4.2 Misi
Timur dengan luas wilayah kerja 8,8 KM² yang terdiri dari 8 (Delapan) desa
Timur.
Selatan.
Tabel 2.5
Dari tabel diatas dapat kita lihat, jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Air Santok sebanyak 8.848 jiwa, dengan jumlah penduduk terbanyak ada di
desa kampung Kandang sebanyak 1.628 jiwa dan penduduk paling sedikit ada di desa
kampung tangah sebanyak 509 jiwa.
Tabel 2.6
Fasilitas dan Jenis-Jenis Pelayanan di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021
Tabel 2.7
Penduduk dan Sasaran Program di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021
LANSI
ANAK A
SEKOLA Usila RESTI
Batit Balit Pu Bumi Buli
Bayi H DASAR (> 70
L P Total a 1-3 a 3-5 s l n
0-1 Th)
L P L P Jml L P
Jumlah 4 496
4390 8886 121 384 6431120 145 144 631 574 892 171 254
363530
Tabel 2.8
1 Dokter 2 2 PNS 1 2 0
3 Apoteker 0 0 1 1 1
5 Administrasi 1 1 PNS 2 2 0
Kepegawaian
6 Bendahara 1 1 PNS 1 1 0
12 Kasir 0 0 1 0
14 Kebersihan 1 1 Kontrak 1 1 0
16 Penjaga Keamanan 0 0 1 1 1
17 Perawat 6 5 PNS, 1 6 6 0
CPNS
19 Bidan 7 7 PNS 7 7 0
21 Nutrisionist 2 1 PNS, 2 2 0
1CPNS
23 Sanitarian 2 2 PNS 2 2 0
24 Promkes 2 1 PNS 1 2 2 0
CPNS
25 Epidemiologi 2 1 PNS 2 2 0
Kesehatan 1 CPNS
Jumlah 51 37 PNS, 13 51 51 2
CPNS, 2
Kontrak 3
Tabel 2.9
Peran Serta Masyarakat di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021
2 2 1 2 5 5 1 6 1 1
1 Air 2 0 0 0 0 6 0 1
Santo 0 0 0
k %
% %
Bungo 2 2 1 2 5 5 1 6 6 1
2 Tanju 2 0 0 0 0 0 - 1
ng 0 0 0
%
% %
2 2 1 6
3 Cubad 3 5 5 1 2 5 5 0 6 1 1 1
0
ak 0 0
Menta 0 % 0
wai %
%
1 1 1 6
4 Kajai 1 0 0 1 1 5 5 0 6 1 - 1
0 0 0
0 0
% %
%
1 1 1 6
5 Kaluat 1 0 0 1 1 5 5 0 6 1 - 1
0 0 0
0 0
% %
%
1 1 1 6
6 Kp 1 0 0 1 1 5 5 0 6 1 - 1
Tanga 0 0 0
h 0 0
% %
%
2 2 1 6
7 Kp. 2 0 0 1 2 5 5 0 6 1 1 1
Kanda 0 0 0
ng 0 0
% %
%
2 2 1 6
8 Sunga 2 0 0 1 2 5 5 0 6 1 - 1
i 0 0 0
Pasak 0 0
% %
%
1 1 1 48
9 Puske 1 3 3 1 13 6 6 0 4 1 3 8
smas 4 5 5 0 5 5 0 8 0
0 0
% %
%
2.2.4 Form MP-1.5: Data Peralatan
Tabel 2.10
1 Tensimeter aneroid 5 4 1 5 0
2 Tonometer 2 1 1 2 0
3 Garpu tala 2 2 0 2 0
4 Nierbeken 13 13 0 13 0
7 Meja instrumen 1 1 0 1 0
8 Kursi roda 1 1 0 1 0
9 Head lamp 2 1 1 2 0
11 ART 1 1 0 1 0
13 Dental handpiece 1 1 0 1 0
15 Scaller set 1 1 0 1 0
16 Handpiece straight 2 1 1 2 0
19 Anuskop 5 2 3 5 0
20 Reflex Hammer 2 1 1 2 0
21 Tensimeter digital 1 1 0 1 0
22 Pinset bedah 4 2 2 4 0
30 Gynecologi bed 1 1 0 1 0
31 Stetoskop dewasa 1 1 0 1 0
32 Oxygen concentrator 1 1 0 1 0
33 Tenaculum schroeder 2 2 0 2 0
35 Timbangan dacin 4 4 0 4 0
38 Fetal doppler 2 2 0 2 0
40 Magill forcep 1 1 0 1 0
43 Tiang infus 2 2 0 2 0
44 Forcep Bayonet 1 1 0 1 0
45 Klem arteri 2 2 0 2 0
46 Haematology analyzer 1 1 0 1 0
48 Posbindu KIT 5 5 0 5 0
49 Buku ishihara 1 0 1 1 0
50 Spekulum telinga 1 0 1 1 0
51 Pelilit kapas 1 0 1 1 0
53 Korentang 1 0 1 1 0
55 Aspirator 1 0 1 1 0
58 Sonde lurus 1 0 1 1 0
64 Pelindung jari 1 0 1 1 0
65 Jarum K-File 1 0 1 1 0
66 Penumpat plastik 1 0 1 1 0
68 Sonde lengkung 2 0 2 2 0
Dari tabel 2.10 diatas dapat dilihat bahwa peralatan kesehatan yang ada di Puskesmas Air
Santok tahun 2021 dalam kondisi yang baik. Ketersediaan alat-alat kesehatan tersebut sangat
mendukung kegiatan operasional Puskesmas Air Santok.
Tabel 2.11
Berdasarkan tabel 2.11 diatas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan Puskesmas Air
Santok cukup baik hal ini dapat dilihat dari realisasi penggunaan dan pertanggung jawaban yang
mencapai angka 86,3%.
A. Status Kesehatan
a. Data Kematian
1 Air Santok 0 0 0 0 0
2 Bungo Tanjung 0 0 0 0 0
3 Cubadak 0 0 0 0 0
Mentawai
4 Kajai 0 0 0 0 0
5 Kaluat 0 0 0 0 0
6 Kp. Tangah 0 0 0 0 0
7 Kp.Kandang 0 0 0 0 0
8 Sungai Pasak 0 0 0 1 0
Jumlah 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel 2.12 dapat dilihat bahwa, tidak terdapat kematian pada neonatal, bayi,
anak balita, maupun pada ibu.
b. Kunjungan Kesakitan
Grafik 2.1 Data Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Status Bayar
Tahun 2021
Sumber : Rekapitulasi Kunjungan Puskesmas Pariaman (RM)
Dari grafik 2.1 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien Puskesmas pariaman
tahun 2021 sebanyak 9.699 jiwa, dengan jumlah kunjungan terbanyak menggunakan KIS,
UMUM dan JKD.
Grafik 2.2 Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Jenis Pelayanan Tahun 2021
Grafik 2.3 Data Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Status Bayar Tahun 2021
Sumber: Rekapitulasi Kunjungan Puskesmas Air Santok (RM)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien Puskesmas Air Santok
tahun 2021 sebanyak 9.699 jiwa, dengan jumlah kunjungan terbanyak menggunakan KIS,
UMUM, dan JKD.
Grafik 2.4 Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Jenis Pelayanan Tahun 2021
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui kunjungan terbanyak terdapat pada poli
umum (70%) , setelah itu poli KIA (22%).
Grafik 2.5 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun
2021
Dari tabel 2.5 di atas dapat dilihat bahwa penyakit yang terdapat pada urutan pertama di
wilayah kerja Puskesmas Air Santok adalah hipertensi dengan jumlah 560 kasus, sedangkan
penyakit yang berada pada urutan terakhir adalah faringitis dengan jumlah 109 kasus.
BAB III
PENCAPAIAN PROGRAM
ESENSIAL
I KIA
III P2P
PTM
IV PROMKES
3. UKS 100
V KESLING
VI PENGEMBANGAN
1 JIWA
1. % ODGJ berat yang mendapat pelayanan 100 61,5
sesuai standar
Grafik 3.1 Hasil Intervensi PIS PK Puskesmas Air Santok tahun 2021
Dari 12 indikator utama keluarga sehat, cakupan tertinggi adalah persalinan ibu di
fasilitas kesehatan sebesar 100%, keluarga memiliki akses atau menggunakan sarana air bersih
sebesar 99,39% diikuti oleh keluarga yang sudah memiliki jamban sehat sebesar 98,56% dan
yang terendah adalah anggota keluarga yang tidak merokok sebesar 56,24%.
Tabel 3.2 Data PIS PK berdasarkan IKS Tahun 2021
N Desa Jumlah KK Merah Kuning Hijau
O
Juml% Jumlah % Jumlah %
ah
BAB IV
PROBLEM SOLVING
Tahun 2021
1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar 100% 106,2%
3 Setiap bayi baru lahir (0-28 hr) mendapatkan pelayanan kesehatan 100% 116%
sesuai standar
4 Setiap anak usia 0-59 bln mendapatkan pelayanan kesehatan balita 100% 91,3%
sesuai standar
7 Setiap WNI usia lanjut (>60 th) mendapatkan skrining kesehatan 100% 95,6%
sesuai standar
10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan 100% 53,85%
pelayanan sesuai standar
12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (bumil, Pasien TB, pasien 100% 60,2%
IMS, waria/transgender, pengguna napza dan warga binaan
lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standard
No Rumusan Masalah
7 Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat (53,85%)
1. Urgensi
3. Growth
1. Tidak tercapainya bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Air Santok
pada tahun 2021 dengan pencapaian 75.53% dari target 100%.
2. Tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Air
Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian 47.3% dari target 100%.
3. Tingginya kasus nekrosis pulpa yang termasuk urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Air Santok pada tahun 2021.
4.2 Fishbone
Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode fishbone
melalui brainstorming dengan staf penanggung jawab bagian kesehatan gigi dan mulut,
hipertensi, dan balita.
a. Tidak tercapainya bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Air Santok
pada tahun 2021 dengan pencapaian 75.53% dari target 100%.
b. Tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Air Santok
pada tahun 2021 dengan pencapaian 47.3% dari target 100%.
c. Tingginya kasus nekrosis pulpa yang termasuk urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Air Santok pada tahun 2021.
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 4.5 Alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya bayi yang mendapat imunisasi
dasar lengkap di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian 75.53% dari
target 100%.
Keraguan masyarakat
terhadap kehalalan vaksin
Masyarakat belum
memahami pentingnya
pemberian imunisasi dan
merasa imunisasi tidak
diperlukan untuk bayinya
2. Sarana Masih kurangnya bahan Membuat bahan promosi (brosur, leaflet, dsb)
promosi tentang imunisasi di tentang imunisasi dasar lengkap
masa pandemi
Masih kurangnya pos yang Menyepakati atau mendiskusikan pos yang jelas
jelas atau memadai untuk untuk melakukan imunisasi dengan kepala daerah
melakukan imunisasi atau rt/rw setempat
Kurangnya kerja sama Membangun kerja sama dengan lintas program dan
dengan lintas sektor dan lintas sektor untuk mendukung program agar lebih
lintas program optimal
4 Dana Masih kurangnya dana untuk Melakukan pengkajian ulang terhadap dana yang
meningkatkan daya tarik dibutuhkan dan pengajuan proposal terhadap
penyuluhan pemenuhan sarana dan prasarana
Tabel 4.6 Skoring alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya bayi yang mendapat
imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian
75.53% dari target 100%.
Tabel 4.7 Alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan
penderita hipertensi di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian 47.3%
dari target 100%.
Kader khusus PTM Membuat aturan yang jelas mengenai insentif kader dari
masih belum ada pemerintah
2. Sarana Kurangnya alat Kajian ulang dana yang dibutuhkan untuk pengadaan
prasarana penunjang sarana penunjang program
untuk turun ke lapangan
(misalnya cek lab)
Kurangnya kerja sama Membangun kerja sama dengan lintas program dan
dengan lintas sektor dan lintas sektor untuk mendukung program agar lebih
lintas program optimal
4 Dana Masih kurangnya dana Menganggarkan dana untuk penyuluhan
untuk melakukan daya
tarik terhadap
penyuluhan
Tabel 4.8 Skoring alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya cakupan pelayanan
kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan
pencapaian 47.3% dari target 100%.
Tabel 4.9 Alternatif pemecahan masalah tingginya kasus nekrosis pulpa yang termasuk
urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021.
2. Sarana Kurangnya media promosi kesgimul Membuat media promosi yang beragam
dan menarik (media visual dan digital)
seperti poster, video edukas dan pesan
edukasi melalui media sosial
3. Metode Kurangnya penyuluhan tentang Penyuluhan kesgimul secara berkala pada
kesgimul khususnya karies terkait berbagai tingkat usia terutama terkait
nekrosis pulpa nekrosis pulpa
Rendahnya kerjasama lintas sektor dan Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan
lintas program lintas program (misal dengan program
kesehatan ibu dan anak, kesehatan lansia)
4 Dana
Tabel 4.10 Skoring alternatif pemecahan masalah tingginya kasus nekrosis pulpa yang
termasuk urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021
Tabel 4.13 RUK manajemen terpadu kasus nekrosis pulpa yang termasuk urutan 8 dari 10
penyakit terbanyak
Tabel 4.15 Manajemen terpadu pelayanan kesehatan penderita hipertensi dengan pencapaian
47,3%
BAB V
PROMOTIF DAN PREVENTIF
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit
yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi (Hartati, 2019). Dalam Undang -
Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya
penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan
imunisasi lengkap pada setiap bayi dan anak. Penyelenggaraan imunisasi tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 (Kemenkes RI, 2017). Puskesmas
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan sangat diharapkan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal dan memberikan pelayanan secara menyeluruh serta terpadu
kepada masyarakat dalam bentuk program-program pelayanan serta membina masyarakat
di wilayah kerjanya (Warni, 2009).
Capaian imunisasi dasar lengkap Puskesmas Air santok 75,53% dari target 100%
pada tahun 2021. Maka dari itu, perlu dilakukan survei cepat di wilayah kerja Puskesmas
Air Santok untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target imunisasi
dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan sehingga dapat ditentukan alternatif pemecahan
masalah yang efektif dan efisien. Survei cepat (rapid survey) adalah salah satu metode
yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan pemecahan suatu masalah karena
dapat menjawab berbagai pertanyaan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Survei cepat
sudah sering digunakan dalam penanggulangan permasalahan karena metode yang cukup
mudah, dimana dapat dilakukan dalam waktu yang cukup pendek, biaya yang murah, dan
hasil yang optimal.
A. Tujuan Umum
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa
ditolerir (15%)
n = 32 sampel
Kriteria Inklusi
Orang tua dengan bayi berusia 12-24 bulan dengan imunisasi tidak lengkap
Bersedia mengisi kuesioner secara lengkap
Kriteria Eksklusi
Orang tua tidak kooperatif
d. Metode
Survei cepat dilakukan dengan alat bantu kuesioner. Peneliti
menyebarkan kuesioner dengan cara mengunjungi rumah responden (door to
door) sesuai dengan jumlah sampel dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
e. Waktu dan Tempat
Survei dilaksanakan dari tanggal 8 Desember 2022 - 19 Desember 2022.
A. Pengetahuan
Pengukuran variabel pengetahuan ibu didasarkan pada skala ordinal yang dinilai dari 17
pertanyaan dengan penilaian setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi
nilai 0. Skor maksimal 17, kemudian skor dikelompokkan atas 3 kategori, yaitu:
B. Tindakan
Tindakan adalah suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam satu tindakan,
dimana untuk mewujudkan pikiran menjadi suatu tindakan dibutuhkan faktor pendorong
atau situasi kondisi yang memungkinkan.
C. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap
seseorang akan mempengaruhi perilaku kesehatan, sikap positif seseorang akan
menghasilkan perilaku kesehatan yang positif pula.
D. Dukungan Suami
Penilaian:
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki
Pendidikan terakhir sarjana yaitu sebanyak 14 responden (43,8%).
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 20 responden (62,5%)
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa usia bayi responden berada dalam rentang
12 hingga 24 bulan dengan jumlah terbanyak di usia 14 bulan (18,8%)
d. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi
dasar lengkap
Dari diagram diatas dapat disimpulkan sebanyak 50% responden memiliki tingkat
pengetahuan tinggi dan 50% lainnya dengan pengetahuan sedang mengenai imunisasi
dasar.
Grafik 5.5 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai sikap ibu
tentang imunisasi dasar lengkap
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden setuju jika
imunisasi itu penting untuk kesehatan anak dan memiliki manfaat yang lebih besar dari
efek sampingnya. Namun responden menjadi ragu ragu setelah mendengar laporan
mengenai efek samping imunisasi. Kemudian jumlah responden yang masih mau
melanjutkan imunisasi menjadi berkurang setelah mengalami efek samping dari
imunisasi sebelumnya.
Dari grafik diatas terlihat sebanyak 22 responden setuju mengantar anak untuk
diimunisasi walaupun lokasi fasilitas kesehatan jauh sehingga disimpulkan jarak rumah
ke fasilitas pelayanan kesehatan bukan masalah utama yang menyebabkan responden
enggan mengimunisasi anaknya.
Dari diagram diatas dapat disimpulkan sebagian besar responden menyatakan anaknya
pernah mengalami efek samping pasca imunisasi yaitu sebanyak 17 responden. Setelah
dilakukan analisis lebih lanjut pada masing-masing pertanyaan, ditemukan distribusi
jawaban hasil pertanyaan sebagai berikut:
Dari grafik diatas terlihat 16 dari 17 responden yang anaknya pernah mengalami
efek samping pasca imunisasi mengalami demam serta nyeri dan bengkak di lokasi
suntikan. Kemudian 14 responden memberikan perawatan dengan mengompres dan
memberi obat paracetamol untuk mengatasi demam dan nyeri lokasi suntik pada anaknya.
Dari grafik diatas diketahui 8 responden menyatakan anaknya pernah mengalami
efek samping berat pasca imunisasi yaitu 4 responden dengan gejala demam tinggi,
mengigau 24 jam, nyeri dan bengkak lokasi suntik, 2 responden dengan gejala
kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi suntikan, dan 2 responden dengan gejala
lainnya seperti kejang. Kemudian 7 responden dengan efek samping berat akan
membawa anaknya ke dokter atau puskesmas untuk mendapat perawatan, sedangkan satu
responden akan memberikan obat tradisional saja.
Dari grafik di atas diketahui masih ada responden yang menganggap imunisasi
dapat menyebabkan efek samping sangat berat seperti kelumpuhan, kulit memerah dan
mengelupas bahkan kematian. Hal ini dapat terjadi kemungkinan oleh karena banyaknya
berita hoax yang beredar di masyarakat baik melalui media sosial atau mulut ke mulut di
dalam lingkungan masyarakat sekitar.
g. Distribusi responden berdasarkan kelengkapan imunisasi
Dari diagram di atas dapat diketahui berbagai alasan responden tidak mau atau
tidak melanjutkan imunisasi anaknya. Sebagian besar atau sebanyak 59,4% responden
tidak mau mengimunisasi anaknya karena takut akan efek samping dari imunisasi,
sebanyak 25% responden mengatakan anaknya sakit saat jadwal imunisasi sehingga
imunisasinya tidak lengkap. Alasan lainnya yaitu tidak sempat mengantar anak ke
posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS untuk imunisasi karena sibuk bekerja
(6,3%), jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh (6,3%) dan
tidak tahu jadwal imunisasi (3,1%).
h. Distribusi dukungan suami terhadap imunisasi dasar lengkap
i. Distribusi peran tokoh masyarakat dan tokoh agama terhadap imunisasi dasar
lengkap
Diagram 5.10 Tingkat peran tokoh masyarakat dan tokoh agama terhadap
imunisasi dasar lengkap
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa peran tokoh agama dan
masyarakat berada dalam kategori tinggi (53,1%) dan sedang (34,4%). Menurut
penelitian Putri tahun 2019, kolaborasi tenaga kesehatan dengan tokoh masyarakat dan
tokoh agama sangat penting dalam memberikan pemahaman pada masyarakat tentang
pentingnya imunisasi dasar lengkap pada anak (Putri, 2019).
1 KEGIATAN
Kegiatan berupa penyuluhan tentang menjaga kesehatan gigi mulut dan pemeriksaan
kesehatan gigi mulut kepada siswa/ siswi di sekolah binaan Puskesmas Air Santok Pariaman
2 TEMA
“Ayo Sikat Gigi 2 Kali Sehari dan Makan Makanan Bernutrisi, Agar Gigi Sehat dan Kuat”
3 SASARAN
Siswa-siswi kelas 1-3 SD 05 Air santok dan kelas 1-3 SD 12 Cubadak Mentawai yang
berada dalam wilayah kerja Puskesmas Air Santok Pariaman
4 TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
5 SDM
Pelaksana kegiatan ini adalah Kerin Irawan, Isra Nabilla, Aurellia Gema Rezka bekerjasama
dengan poli gigi Puskesmas Air Santok Pariaman
6 ALAT BANTU
- Meja dan kursi
PROMOSI KESEHATAN:
1 KEGIATAN
Kegiatan berupa penyuluhan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
lanjut usia yang berkunjung ke yandu khusus lansia di Pustu Desa Kampung Tangah dan
penyuluhan serta demonstrasi sikat gigi bersama ibu anak yang berkunjung ke posyandu
Desa Kampung Kandang
2 TEMA
“Cara menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansia” dan “Cara Menjaga Kesehatan Gigi
Mulut dan Menyikat Gigi pada Anak”
3 SASARAN
Masyarakat lanjut usia yang berkunjung ke yandu khusus lansia di Pustu Desa Kampung
Tangah dan ibu anak yang berkunjung ke posyandu Desa Kampung Kandang
4 TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
5 SDM
Pelaksana kegiatan ini adalah Kerin Irawan, Isra Nabilla, Aurellia Gema Rezka bekerjasama
dengan poli gigi Puskesmas Air Santok Pariaman
6 ALAT BANTU
- Poster edukasi
2. Cara Merawat Gigi dan Menyikat Gigi Anak yang Baik dan Benar
Kerusakan gigi pada anak-anak dapat dicegah dengan memulai perawatan gigi
lebih awal. Peran orang tua sangat penting agar anak menjadi terbiasa merawat
giginya, yaitu:
1) Membiasakan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi 2
kali sehari, menggunakan pasta gigi berfluoride dan berkumur setelah makan minum
yang manis Melakukan pemeriksaan rutin
2) Membatasi jajanan manis dan memperbanyak makanan berserat seperti buah dan
sayur yang baik untuk kesehatan gigi
4) Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
1 EVALUASI
0 - Evaluasi kegiatan dilakukan secara langsung dengan memberikan pertanyaan
terkait materi penyuluhan kepada sasaran
- Kemudian meminta anak memperagakan kembali cara menyikat gigi yang benar
PROMOSI KESEHATAN:
1 KEGIATAN
Kegiatan berupa penyuluhan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut pada Ibu-ibu hamil
di Kantor Desa Bungo Tanjung dan penyuluhan serta demonstrasi sikat gigi bersama ibu
balita yang berkunjung ke Pos Gizi di Pustu Desa Kampung Kandang
2 TEMA
“Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil” dan “Ayo Jaga Gigi Anak Tetap
Sehat untuk Wujudkan Gizi Optimal”
3 SASARAN
Ibu-ibu hamil Desa Bungo Tanjung dan ibu- balita yang berkunjung ke Pos Gizi di Pustu
Desa Kampung Kandang
4 TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan wawasan ibu hamil
a. Meningkatkan wawasan pengetahuan Ibu Hamil mengenai masalah gigi dan
mulut yang sering terjadi pada masa kehamilan
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu hamil mengenai waktu yang tepat untuk
perawatan gigi di masa kehamilan
c. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu hamil cara menjaga kebersihan rongga
mulut selama kehamilan
d. Meningkatkan kepedulian dan memberikan motivasi ibu hamil untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut
5 SDM
Pelaksana kegiatan ini adalah Kerin Irawan, Isra Nabilla, Aurellia Gema Rezka bekerjasama
dengan poli gigi Puskesmas Air Santok Pariaman
6 ALAT BANTU
- Poster edukasi
- Alat peraga gigi dan sikat gigi
7 WAKTU DAN TEMPAT
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 9 Desember 2022 di Pos Gizi "Besti
Amazing" di Pustu Desa Kampung Kandang dan 19 Desember 2022 di Kantor Desa Bungo
Tanjung
8 METODE
Metode berupa penyuluhan kepada sasaran dilanjutkan dengan demonstrasi cara sikat gigi
dan tanya jawab seputar materi
9 MATERI
1. Pemeliharan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil
A. Masalah Gigi dan Mulut Masa Kehamilan
Pada masa kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang dapat
meningkatkan risiko pengeroposan gigi dan pembengkakan gusi. Kadar asam
di dalam mulut meningkat oleh keluhan rasa mual dan muntah. Yang
mengakibatkan ibu hamil malas menyikat gigi seperti biasanya 2 kali sehari
karena dapat memicu rasa mual. Masalah gigi ibu hamil seperti:
Infeksi gusi
Bila infeksi berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resiko
yang sangat membahayakan yaitu keguguran
Karies Gigi
Bakteri dari gigi berlubang yang dibiarkan dapat menyebar keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan gangguan jantung pada ibu hamil
Gangguan kesehatan gigi dan mulut
Memiliki risiko 3 sampai 5 kali lebih besar melahirkan bayi premature dan
bayi dengan berat badan lahir rendah.
Pregnancy Gingivitis
Keadaan gusi yang merah dan mudah berdarah Ketika menyikat gigi
Epulis Gravidarum
Pertumbuhan berlebih pada gingiva seperti tumor berwarna merah kebiruan
dan mudah berdarah
LAMPIRAN
Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan ini dengan sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang Anda ketahui
dan apa yang Anda lakukan.
2. Apapun jawaban Anda tidak akan mempengaruhi status anda, akan tetapi jawaban yang
sebenarnya sangat diperlukan dalam penelitian ini.
3. Partisipasi Anda sangat diperlukan dalam penelitian ini.
4. Isilah titik-titik sesuai dengan keadaan Anda saat ini.
5. Berilah tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
Identitas Responden
1. Umur :
2. Pendidikan :
3. Pekerjaan : Bekerja / Tidak Bekerja
4. Usia Bayi : ………….. bulan
Pengetahuan
1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan imunisasi?
a. Upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi
b. Upaya pengobatan terhadap penyakit infeksi
c. Upaya peningkatan gizi anak
2. Apa saja jenis imunisasi ?
a. BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak
b. BCG, Hepatitis B, DBD, Demam, Campak
c. Diare, Polio, Campak, Cacar, Flu
3. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi?
a. Diare, hepatitis B, Polio
b. Demam berdarah, batuk rejan, cacar
c. TBC, Hepatitis B, Campak
4. Apa fungsi imunisasi BCG ?
a. Mencegah resiko terkena penyakit TBC
b. Mencegah risiko terkena penyakit hepatitis
c. Mencegah risiko terkena penyakit difteri
5. Apa itu penyakit TBC pada anak?
a. Penyakit infeksi pada paru-paru yg menyebabkan anak batuk jangka panjang dan kurus
b. Penyakit infeksi pada hati yang berpotensi menyebabkan kanker hati
c. Penyakit infeksi bakteri yang menyebabkan kejang otot
6. Apa akibat jika anak terjangkit penyakit TBC?
a. Kelumpuhan
b. Demam dan batuk lebih dari 2 minggu
c. Tubuh menjadi kuning
7. Apa fungsi imunisasi hepatitis B?
a. Mencegah risiko terkena TBC
b. Mencegah resiko terkena hepatitis
c. Mencegah risiko terkena tetanus
8. Apa itu penyakit hepatitis B?
a. Penyakit infeksi pada paru-paru yang menyebabkan anak batuk jangka panjang dan kurus
b. Penyakit infeksi pada hati yang berpotensi menyebabkan kanker hati
c. Penyakit infeksi yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan ruam kulit
kemerahan
9. Apa akibat jika anak terjangkit penyakit Hepatitis B?
a. Kelumpuhan
b. Batuk lebih dari 2 minggu
c. Tubuh menjadi kuning
10. Apa fungsi imunisasi polio?
a. Mencegah resiko terkena TBC
b. Mencegah resiko terkena polio
c. Mencegah resiko terkena pertussis
11. Apa itu penyakit polio?
a. Penyakit infeksi virus yang menyerang saraf dapat menyebabkan kelumpuhan permanen
b. Penyakit infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan
c. Penyakit infeksi bakteri yang membuat otot menjadi kaku dan tegang
12. Apa fungsi imunisasi DPT?
a. Mencegah risiko terkena TBC
b. Mencegah resiko terkena hepatitis
c. Mencegah risiko terkena difteri, pertussis, dan tetanus
13. Manakah pernyataan yang benar?
a. Difteri dikenal dengan sebutan batuk rejan
b. Pertusis menyerang hidung, tenggorokan, dan amandel
c. Tetanus membuat otot menjadi kaku dan tegang
14. Apa yang terjadi jika anak terkena penyakit pertusis?
a. Berkeringat di malam hari
b. Batuk tanpa henti dengan bunyi lengkingan
c. Batuk berdarah
15. Bagaimana gejala penyakit difteri?
a. Terdapat lapisan berwarna abu-abu yang menutupi amandel dan tenggorokan
b. Badan terasa gatal
c. Tubuh menjadi kuning
16. Berikut ini yang termasuk cara pemberian imunisasi?
a. Diteteskan ke mata
b. Diteteskan ke telinga
c. Disuntikkan di paha
17. Imunisasi apakah yang pemberiannya diteteskan ke mulut?
a. Polio
b. Hepatitis B
c. BCG
Sikap
Efek samping
1. Apakah saat anak anda diberikan imunisasi pernah mengalami efek samping dari
imunisasi?
a. Pernah
b. Tidak pernah
c. Tidak ingat
2. Gejala apa yang terjadi setelah anak anda di imunisasi?
a. Demam, nyeri, dan bengkak di daerah suntikan
b. Bengkak di daerah suntikan
c. Lainnya, sebutkan …
3. Tindakan apa yang anda lakukan apabila anak mengalami efek samping ringan setelah di
imunisasi?
a. Kompres dan diberi obat paracetamol
b. Diberi minum hangat
c. Lainnya, sebutkan …
4. Apakah anak anda mengalami efek samping berat setelah di imunisasi?
a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Reaksi berat bagaimana yang diterima oleh anak anda?
a. Nyeri, bengkak, demam tinggi, dan mengigau 24 jam
b. Timbul kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi suntikan
c. Lainnya, sebutkan..
6. Tindakan apa yang anda lakukan setelah anak ibu mengalami gejala berat tersebut?
a. Membawa ke dokter/Puskesmas
b. Membawa ke dukun/obat tradisional
c. Diobati di rumah
7. Menurut Anda apakah imunisasi dapat menyebabkan kelumpuhan, kulit memerah dan
mengelupas, hingga kematian?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
8. Darimanakah Anda mendengar atau membaca informasi tersebut?
a. Media sosial
b. Masyarakat sekitar
c. Lainnya, sebutkan …..
Kelengkapan imunisasi
1. Apakah anak anda pernah diimunisasi? Jika pernah, silakan lanjutkan ke nomor
berikutnya. Jika tidak pernah, mengapa?
a. Tidak tahu jadwal imunisasi
b. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
c. Mahal
d. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
e. Lain-lain: .............................................................
2. Apakah anak anda telah diimunisasi hepatitis B?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
3. Apakah anak anda telah diimunisasi BCG?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
4. Apakah anak anda telah diimunisasi Polio?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
5. Apakah anak anda telah diimunisasi DPT?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
6. Apakah anak anda telah diimunisasi campak?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
Dukungan suami
1. Apakah suami memberikan izin untuk mengimunisasikan anak ibu?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah suami melibatkan ibu dalam mengambil keputusan untuk melakukan imunisasi dasar
lengkap pada anak?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah suami mengingatkan untuk mengimunisasikan anak ibu sesuai jadwal imunisasi yang
dibutuhkan?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah suami meyakinkan ibu bahwa demam yang dialami oleh anaknya setelah
mendapatkan imunisasi adalah hal yang biasa?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah suami memberikan perhatian jika anak sakit yang dialami adalah efek samping dari
imunisasi?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah suami turut mengantar ibu untuk sampai ke tempat pelayanan imunisasi?
a. Ya
b. Tidak
7. Apabila suami tidak bisa mengantarkan, apakah suami memberikan fasilitas (kendaraan roda
2/4, antar jemput, biaya untuk angkutan umum dan lain-lain) untuk kegiatan imunisasi anak
ibu?
a. Ya
b. Tidak