Anda di halaman 1dari 116

LAPORANNYA JANGAN DIEDIT DI SINI DULU YA

LAGI AKU RAPIIN DAN EDIT DAFTAR ISI DI MS WORD


okai
LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PUSKESMAS AIR SANTOK

Disusun oleh:

Aurellia Gema Rezka 2041415001

Isra Nabilla 2141412004

Kerin Irawan 2141412014

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2022

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN


LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK

(Periode 21 November 2022 - 30 Desember 2022)

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PUSKESMAS AIR SANTOK

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui,

Pelaksanaan seminar hasil pada :

Disusun oleh :

Aurellia Gema Rezka 2041415001

Isra Nabilla 2141412004

Kerin Irawan 2141412014

Padang, Januari 2023

Menyetujui,

Dokter Pembimbing Pembimbing Lapangan

drg. Hidayati, MKM drg. Rika Defmayetti

NIP. 196512221990112001 NIP. 197805282008032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Kepala Puskesmas Air Santok

Universitas Andalas

Dr. drg. Nila Kasuma, M. Biomed Isneli Warni, SKM

NIP. 197207202000122002 NIP. 197406062005012008

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kepaniteraan Klinik pada Modul Promotive
& Preventive Dentistry serta Modul Problem Solving Cycle yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Air Santok.

Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan di Modul Public Health

Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas. Laporan ini dapat

terselesaikan berkat bantuan dan pengarahan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. drg Nila Kusuma, M. Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Andalas.

2. Ibu drg. Murniwati, MKM selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Andalas.

3. drg. Hidayati, MKM selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingan, berupa saran, kritikan, dan pengetahuan dalam penulisan Laporan Akhir

Kepaniteraan Klinik ini.

4. Ibu Isneli Warni, SKM selaku Kepala Puskesmas Air Santok yang telah menerima dan

membimbing pelaksanaan kegiatan.

5. drg. Rika Defmayetti selaku dokter gigi dan pembimbing kegiatan selama di

Puskesmas Air Santok.

6. Bapak dan Ibu petugas Kesehatan dan staff di Puskesmas Air Santok yang telah

membantu selama Kepaniteraan Klinik.

7. Para dosen dan staff Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian Laporan Akhir

Kepaniteraan Klinik ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaannya. Kami menyampaikan permohonan maaf atas segala kekhilafan dan

kesalahan terdapat dalam laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kepentingan

ilmu pengetahuan.

Padang, Januari 2023

Tim Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR DIAGRAM

DAFTAR LAMPIRA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan modal


setiap warga negara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan mencapai
kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada
dalam kondisi tidak sehat, sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk
meneruskan kehidupannya secara layak.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara


memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Sebagai
suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya
pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap
warga negara (Menkes, RI. 2016).

Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
menyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama (Menkes,
RI, 2016).

Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan


upaya kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan asas penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu, yaitu asas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan, dan rujukan.

Yang termasuk Upaya Kesehatan wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan


Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Sedangkan Upaya
Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang disesuaikan dengan masalah
yang ditemukan di masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus


melaksanakan manajemen yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan output yang efektif dan efisien,
di mana manajemen terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang
menjadi satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna. Proses
selanjutnya adalah penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kegiatan atau program yang disusun, kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian
diikuti dengan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan (Corrective Action), dan diakhiri
dengan pelaksanaan penilaian hasil kegiatan melalui penilaian kinerja puskesmas
(Menkes, RI. 2016).

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum

Penulisan laporan tahunan ini dimaksudkan untuk melakukan monitoring dan


evaluasi terhadap program Puskesmas Air Santok yang bersifat wajib maupun
pengembangan selama tahun 2021, sehingga dapat di analisis program yang sudah
mencapai target atau belum, serta berbagai masalah yang menjadi faktor penghambat
atau pendorong keberhasilan suatu program serta berbagai upaya pemecahan masalah
tersebut.

B. Tujuan Khusus
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai dengan
perencanaan dan seberapa besar masalah yang muncul memberi hambatan
terhadap keberhasilan program
b. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program satu
tahun berikutnya.
c. Sebagai bahan penilaian kinerja program dan kinerja petugas Puskesmas Air
Santok.

1.3 Manfaat

a. Memenuhi salah satu kegiatan wajib klinik pada modul kesehatan masyarakat (problem
solving, promotif, dan preventif dentistry).
b. Memberikan gambaran dan informasi kepada pihak Puskesmas Air Santok mengenai
program kesehatan gigi dan mulut yang ada di Puskesmas Air Santok.
c. Membantu pencatatan dan pelaporan mengenai program kesehatan gigi dan mulut
Puskesmas Air Santok.
d. Membantu pihak Puskesmas Air Santok dalam melakukan penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.

BAB II

MANAJEMEN PUSKESMAS

Menurut Permenkes No. 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas,


puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat di wilayah kerjanya berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen
puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja
puskesmas yang efektif dan efisien.
Prinsip manajemen puskesmas meliputi perencanaan, pengaturan, dan penilaian. Tiga
prinsip tersebut meliputi :

1. Perencanaan (P1)
 Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

RUK atau Planning Of Action (POA) adalah rencana kerja yang disusun
menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru.

 Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

RKA merupakan pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara
pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD).

 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Setelah disusun rencana kegiatan kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara


terpadu.

 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman
pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan.

2. Pelaksanaan (P2)
 Pergerakan : Mini Lokakarya Lintas Program (MINLOK)

Minlok ini dilaksanakan Puskesmas setiap sebulan sekali, untuk mengevaluasi


hasil kegiatan pelayanan.

 Pelaksanaan : Mini Lokakarya Lintas Sektoral

Minlok ini dilaksanakan Puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan
instansi terkait seperti Dinkes, Diknas, Kecamatan, Kelurahan dan lainnya, sesuai
porsi kegiatan Puskesmas.

3. Penilaian (P3)
 Pengawasan (monitoring)

Kegiatan pelayanan harus tetap diawasi pelaksanaannya agar mencapai target


yang telah ditetapkan.

 Pengendalian (controlling)

Pelayanan yang sudah optimal perlu dikendalikan arahnya agar tidak


menyimpang dari tujuan kegiatan.
 Penilaian (evaluation)

Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban


institusi terhadap publik dan pemerintah daerah.

Puskesmas perangkat teknis pemerintah daerah tingkat II bertanggung jawab langsung


baik teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan. Puskesmas berkedudukan pada
tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama.

Susunan organisasi puskesmas terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan (General Manager) : Kepala Puskesmas


2. Unsur Pembantu Pimpinan (Middle Manager) : Urusan Tata Usaha
3. Unsur Pelaksana (Low Manager) : terdiri dari tenaga atau pegawai
dalam jabatan fungsional, jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas
tiap daerah, unit terdiri dari unit I-unit IV.

Fungsi Manajemen Puskesmas

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan dijadikan acuan bagi kepala
puskesmas dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dari program Puskesmas.
Adapun fungsi Puskesmas :

a. Planning

Planning adalah perencanaan kegiatan sesuai dengan sumber yang dimiliki.


Perencanaan mengenai program Puskesmas Air Santok dilakukan pada awal tahun, untuk
menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) berdasarkan hasil kajian dari pencapaian
kegiatan tahun sebelumnya.

b. Organizing

Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-


kegiatan yang lebih kecil. Perorganisasian memudahkan kepala puskesmas melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan program yang
telah ditentukan.

c. Actuating

Merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para


bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan program-program Puskesmas. Kepala Puskesmas Air Santok
melakukan pengarahan terhadap program-program kerja yang telah direncanakan dengan
cara orientasi, perintah, dan delegasi wewenang. Cara tersebut cukup efektif sehingga
tercipta hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahannya.

d. Controlling
Merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana
kerja yang sudah disusun kemudian melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang
terjadi. Controlling di Puskesmas Air Santok dilakukan oleh Kepala Puskesmas terhadap
kinerja SDM yang ada di Puskesmas. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya
standar kinerja yang jelas, dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang
akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja pegawai. Adanya indikator kinerja akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan. Oleh karena adanya
controlling yang baik, maka kinerja SDM di Puskesmas Air Santok bisa dikatakan baik
dan memuaskan.

2.1 Gambaran Umum

2.1.1 Keadaan Geografi

Puskesmas Air Santok merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)


Kesehatan Kota Pariaman yang bertanggung jawab kepada Walikota Pariaman melalui
kewenangan Dinas Kesehatan Kota Pariaman. Puskesmas Air Santok mulai beroperasi
pada tahun 2008.

Puskesmas Air Santok terletak di Kecamatan Pariaman Timur. Secara geografis,


kota Pariaman terletak pada 0° 34’32,877” - 100°8’44,630‘’ Lintang Selatan dan
100°10‘ 33’’ - 100° 10’55” Bujur Timur yang merupakan hamparan dataran rendah yang
ketinggian antara 25 sampai dengan 15 meter dari permukaan laut (Pariaman Dalam
Angka, BPS, 2019).

Puskesmas Air Santok adalah salah satu dari 7 puskesmas yang ada di Kota
Pariaman. Puskesmas Air Santok diresmikan pada tanggal 29 Mei 2008 dengan 7
(Tujuh) Desa Binaan, namun pada bulan Februari 2010 terjadi pemekaran wilayah
sehingga Puskesmas Air Santok terletak di Kecamatan Pariaman Timur dan memiliki 8
Desa Binaan.

2.1.2 Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Air Santok berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Kota Pariaman pada tahun 2021 berjumlah 8.848 jiwa.

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun 2021

NO Kelurahan/ RATA- KEPADATAN


Desa RATA

Jumlah RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (per


penduduk TANGGA TANGGA km2)

1 Bungo 1,151 342 3.37 846.32


Tanjung

2 Kampung 1,628 433 3.76 1242.75


Kandang

3 Kaluat 851 160 5.32 1150.00

4 Kajai 839 216 3.88 864.95

5 Kampung 509 130 3.92 942.59


Tangah

6 Sungai Pasak 1,161 331 3.51 789.80

7 Air Santok 1,559 440 3.54 1343.97

8 Cubadak 1,150 376 3.06 920.00


Mentawai

8.848 2.428 3.6 1005

Sumber: Kantor Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun 2021

2.1.3 Sarana dan Prasarana

a. Sarana dan Prasarana Umum


 Sarana ibadah : Masjid dan musholla
 Sarana lingkungan :Perumahan, tempat-tempat umum (TTU), tempat
pengolahan makanan (TPM), Sarana Air Bersih (SAB), dan Sarana Pembuangan Air
Limbah (SPAL).
 Sarana pendidikan : TK, PAUD, SD, SLTP, SLTA, dan pesantren.
 Sarana pelayanan kesehatan :

Klinik Swasta :1

Dokter Praktek Umum : 1 Orang

Bidan Praktek Swasta : 12 Orang

Kader aktif : 135 Orang

Pos KB : 3 Pos

Posyandu Balita : 14

Posyandu Lansia : 13

Batra : 80
Tabel 2.2
Jumlah Sarana Umum Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun 2021
No Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah

1 Mesjid dan Mushola 16


2 Sekolah + Paud 21
3 Klinik 1
4 Perkantoran 12
5 Restoran/ rumah makan 11
6 Warkop 23
7 Industri rumah tangga 10
8 Rumah Penduduk 1952
9 Tempat-tempat umum (TTU) 47
10 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 353
11 Sarana Air Bersih (PAM, SGL, SPT) 1952
12 Sarana Pembuangan Air Limbah 1728
(SPAL)

Wilayah kerja Puskesmas Air Santok memiliki sarana pendidikan dari berbagai jenjang,
mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan lanjutan atas yang tersebar di
delapan desa. Semua murid dan siswa di semua sarana pendidikan dasar dan lanjutan adalah
sasaran pelayanan kesehatan Puskesmas Air Santok, melalui program-program UKS, UKGS,
KIA dan Imunisasi. Data sarana pendidikan tahun 2021 secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 2.3
Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun 2021
No Desa Paud TK SD/MIN SLTP Pesantren SMK

1 Air Santok 1 2 1

2 Cubadak Mentawai 1 1

3 Bungo Tanjung 1 1 1

4 Kajai 1 1

5 Kaluat 1 1

6 Kp kandang 1 1

7 Kampung Tangah 1 1
8 Sungai pasak 1 1 2

Puskesmas 8 2 9 1 1

Tabel 2.4
Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan Di UPTD Puskesmas Air Santok
Tahun 2021
No Jenis Sarana/ Jumla Baik Kondisi
Prasarana h
Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat

I Sarana
Kesehatan

Puskesmas 3 3
Pembantu

Polindes 2 2

Rumah Dinas 2 1 1

Puskesmas 1 1
Keliling Roda 4

Ambulance 1 1

Sepeda Motor 10 10

II Sarana
Penunjang

Komputer 13 9 4

Laptop 9 8

Print

Sumber : Laporan pengelola barang Puskesmas Air Santok


Dari tabel 2.4 diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan sarana dan prasarana kesehatan di
Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 berada dalam kondisi baik dan dapat digunakan untuk
melakukan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Air
Santok sehingga Pelayanan Kesehatan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2.1.4 Visi Misi Puskesmas


2.1.4.1 Visi

Mewujudkan masyarakat Sehat di wilayah kerja Puskesmas Air Santok.

2.1.4.2 Misi

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan berkualitas dalam bentuk promotif,


preventif, dan kuratif mendukung Pariaman kota wisata.
2. Meningkatkan pembinaan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.
4. Meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan lintas program dan lintas
sektor.

2.1.5 Wilayah Kerja

Puskesmas Air Santok terletak di Desa Air Santok Kecamatan Pariaman

Timur dengan luas wilayah kerja 8,8 KM² yang terdiri dari 8 (Delapan) desa

binaan, dengan batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Sungai Sirah Kecamatan Pariaman

Timur.

 Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Punggung Lading Kecamatan Pariaman

Selatan.

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Cimparuh Kecamatan Pariaman Tengah.

 Sebelah Timur: Berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Padang Pariaman.


Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok

Secara keseluruhan letak Puskesmas Air Santok berada daerah ketinggian


dari kota Pariaman ±12 M dari permukaan laut, serta wilayahnya masih asri
dengan perbukitan dan lahan datar. Wilayah perbukitan secara umum digunakan
masyarakat untuk berladang dan bagian yang datar sebagai areal persawahan.
Masyarakat wilayah Air Santok pada umumnya orang bersuku Minang Kabau, dan
ada juga masyarakat pendatang dari suku yang lain. Secara keseluruhan budaya
pada masyarakat Air Santok menggunakan adat Minang.

Tabel 2.5

Tabel Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok

N Kelu Lu Wa Ju Ju Ju Jumlah Sekolah Jumlah Fasilitas Pelayanan


o raha as ktu ml ml mla Kesehatan
n/ Wi Te ah ah h
Desa lay mp du K Pen P T S S S Po P Pos Pol Pos D Bi B
ah uh su K dud a K D/ M L ntr us bin ind kes ok da P /
Ke n uk u M P/ T en tu du es des ter n R
Pus d I M A/ S
kes T M S
mas s A wa
sta

1 Air 1,1 3 3 44 155 1 2 1 1 1 1 1


Sant 6 Men 0 9
ok it

2 Bun 1,3 5 3 34 115 1 1 1 1 1 1


go 6 Men 2 1
Tanj it
ung

3 Cub. 1,2 3 3 37 115 1 1 1 1


Men 5 Men 6 0
tawa it
i

4 Kaja 0,9 3 1 83 216 1 2 1 1


i 7 Men 9
it

5 Kalu 0,7 3 1 16 851 1 1 1 1


at 4 Men 0
it

6 Kp.T 0,5 4 1 13 509 1 1 1


enga 4 Men 0
h it

7 Kp. 1,3 5 3 43 162 1 1 1 1


Kan 1 Men 3 8
dang it

8 Sei 1,4 5 3 33 116 1 1 2 1 1


Pasa 7 Men 1 1
k it

Jumlah 8,8 16 2.4 8.84 8 2 9 1 1 0 3 8 2 3 1


Total 28 8

Sumber : Kantor Desa di Wilayah Puskesmas Air Santok 2021

Dari tabel diatas dapat kita lihat, jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Air Santok sebanyak 8.848 jiwa, dengan jumlah penduduk terbanyak ada di
desa kampung Kandang sebanyak 1.628 jiwa dan penduduk paling sedikit ada di desa
kampung tangah sebanyak 509 jiwa.

2.1.6 Pelayanan Kesehatan Puskesmas Air Santok

Tabel 2.6
Fasilitas dan Jenis-Jenis Pelayanan di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021

NO FASILIT JENIS JAD


AS PELAYA WAL
PELAYA N
NAN

1. Ruangan Pendaftaran Senin –


Pendaftaran Pasien Kamis :
/ Rekam Persyaratan : (08.00 –
Medik Pasien datang 12.00)
membawa Jumat
kartu BPJS/KIS :
Kasir : Pasien (08.00 –
Umum & BPJS, 11.00)
SKD, Sabtu
Haji :
(08.00

11.00)

2. Ruangan Pengobata Setiap


Pelayanan n, Hari
Kesehatan Pencabuta Kerja
Gigi dan n,
Mulut Penambala
n, dan
Scaling

3. Ruangan Pemeriksa Setiap


Pelayanan an Hari
Kesehata Kehamilan Kerja
n Ibu, KB ,
dan IVA Pengobata
n ibu
hamil dan
Ibu
menyusui
Pemasanga
n Alat KB
Seperti :
Suntik,
Implan,
Spiral, Pil,
Kondom
Pemeriksa
an IVA

4. Ruangan Pemeriksa Setiap


Pelayanan an, Hari
Kesehatan Pengobata Kerja
Anak n Balita,
Anak Pra
Sekolah,
Deteksi
Dini
Tumbuh
Kembang
(DDTK)
Balita, dan
Deteksi
Resiko
Tinggi,

5. Poli Konsultasi Setiap


TB/kusta Dan Hari
Pengobata
n pasien
TB

6. Ruangan Layanan Setiap


Imunisasi Imunisasi Hari
Rutin Bayi Rabu
Layanan Setiap
Imunisasi Hari
Catin Kerja

7. Klinik Konsultasi Setiap


Gizi dan Gizi dan Hari
Laktasi Konseling Kerja
ASI

8. Layanan Konsultasi Setiap


Rehidrasi Rehidrasi Hari
Oral Aktif Kerja

9. Ruangan Konsultasi Setiap


Konsultas Klinik Hari
i dan Sanitasi Kerja
Klinik Konsultasi Setiap
Sanitasi HIV-AIDS Hari
& IMS Kerja
Konsultasi Setiap
Jiwa, Hari
Konsultasi Kerja
KTR Setiap
Konsultasi Hari
Kesehatan Kerja
Remaja
10. Laborator Pemeriksa Setiap
ium an Darah Hari
Rutin, Kerja
Urine
Rutin,
Gula
Darah,
Cholestero
l, Asam
Urat,
Malaria,
Golongan
Darah, Tes
Kehamilan
, Rapid
Tes,
Pemeriksa
an
Sputum,
HBSag,
Widal

11. Apotik Pelayanan Setiap


/Ruangan Obat Hari
Obat Umum, Kerja
JKN-
BPJS,
Pelayanan
Obat PRB

12. Ruang Pemeriksa Setiap


tindakan an, Hari
Tindakan Kerja
dan
Pengobata
n

13. Luar  Pus Melay


Gedung kes ani
mas masya
Pem rakat
bant yang
u tingga
(Pus l jauh
tu) dari
 Pus Puske
kes smas
mas dan
Keli memb
ling utuhka
(Pus n
Kel) pelaya
 Pos nan
kesd keseha
es tan.
 Pos
yan
du
Bali
ta
dan
lans
ia
 Pos
bind
u
 UK
S/
UK
GS
 UK
K

2.2 Analisis Situasi

2.2.1 Form MP-1.2: Data Kependudukan dan Sasaran Program

Tabel 2.7

Penduduk dan Sasaran Program di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021

Kelurahan Jumlah Sasaran Program


No / Desa Penduduk

LANSI
ANAK A
SEKOLA Usila RESTI
Batit Balit Pu Bumi Buli
Bayi H DASAR (> 70
L P Total a 1-3 a 3-5 s l n
0-1 Th)

L P L P Jml L P

1 Air 781778 1559 20 59 108156 24 23 76 72 5678 134 24 31


Santok

2 Bungo 593596 1189 20 62 105153 23 23 76 69 5675 131 19 30


Tanjung
3 Cubadak 598552 1150 14 42 72124 16 16 55 53 4164 105 13 26
Mentawa
i

4 Kajai 445394 839 13 39 68121 15 16 57 47 4160 101 19 24

5 Kaluat 447404 851 10 32 56110 13 13 48 42 3656 92 16 23

6 Kp 245264 509 5 20 28153 8 8 33 26 2445 69 12 18


Tangah

7 Kp. 807821 1628 20 64 108155 23 23 77 70 5777 134 20 31


Kandang

8 Sungai 580581 1161 19 59 99148 22 22 72 67 5374 127 18 30


Pasak

Jumlah 4 496
4390 8886 121 384 6431120 145 144 631 574 892 171 254
363530

2.2.2 Form MP-1.3: Data Ketenagakerjan

Tabel 2.8

Ketenagaan di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021

No Jenis Tenaga Jumlah Status Standar Perhitungan Kekurangan


Kebutuhan Beban Kerja

1 Dokter 2 2 PNS 1 2 0

2 Dokter gigi 1 1 PNS 1 1 0

3 Apoteker 0 0 1 1 1

4 Asisten Apoteker 1 PNS 1 1 0

5 Administrasi 1 1 PNS 2 2 0
Kepegawaian

6 Bendahara 1 1 PNS 1 1 0

7 Pembantu Bendahara 1 1 CPNS 1 1 0


8 Pengadministrasian 1 1CPNS 1 1 0
Umum

9 Sistem Informasi 1 1 PNS 1 1 0


Kesehatan

10 Pengelola Barang Aset 1 1 CPNS 1 1 0


Negara

11 Pengelola Program 1 1 CPNS 1 1 0


dan Pelaporan

12 Kasir 0 0 1 0

13 Perekam Medis 2 2 PNS 2 2 0

14 Kebersihan 1 1 Kontrak 1 1 0

15 Sopir Ambulan 1 1 Kontrak 1 1 0

16 Penjaga Keamanan 0 0 1 1 1

17 Perawat 6 5 PNS, 1 6 6 0
CPNS

18 Perawat gigi 1 1 PNS, 1 1 0

19 Bidan 7 7 PNS 7 7 0

Bidan pustu / 11 2 PNS, 11 11 0


20 ponkesdes 9 CPNS

21 Nutrisionist 2 1 PNS, 2 2 0
1CPNS

22 Pranata Lab 2 1 PNS, 1 2 2 0


CPNS

23 Sanitarian 2 2 PNS 2 2 0
24 Promkes 2 1 PNS 1 2 2 0
CPNS

25 Epidemiologi 2 1 PNS 2 2 0
Kesehatan 1 CPNS

26 Operatol IPAL 1 1 Kontrak 1 1 0

Jumlah 51 37 PNS, 13 51 51 2
CPNS, 2
Kontrak 3

Sumber: Bagian Kepegawaian Tahun 2021

2.2.3 Form MP-1.4: Data Keadaan Peran Serta Masyarakat

Tabel 2.9
Peran Serta Masyarakat di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021

N Kelur Jml Jumlah Kader Ju Jumlah Kader Tokoh P T


o aha Posya Posyandu mla Posyandu Masyarakat o o
n ndu Balita h Lansia s g
/Desa Bali Pos a
ta D A % yan D A % Dii A % K
il k du il k kut k B
at ti Lan at ti kan ti
ih f sia ih f Dal f
am
Sosi
alis
asi

2 2 1 2 5 5 1 6 1 1
1 Air 2 0 0 0 0 6 0 1
Santo 0 0 0
k %
% %

Bungo 2 2 1 2 5 5 1 6 6 1
2 Tanju 2 0 0 0 0 0 - 1
ng 0 0 0
%
% %

2 2 1 6
3 Cubad 3 5 5 1 2 5 5 0 6 1 1 1
0
ak 0 0
Menta 0 % 0
wai %
%

1 1 1 6
4 Kajai 1 0 0 1 1 5 5 0 6 1 - 1
0 0 0
0 0
% %
%

1 1 1 6
5 Kaluat 1 0 0 1 1 5 5 0 6 1 - 1
0 0 0
0 0
% %
%

1 1 1 6
6 Kp 1 0 0 1 1 5 5 0 6 1 - 1
Tanga 0 0 0
h 0 0
% %
%

2 2 1 6
7 Kp. 2 0 0 1 2 5 5 0 6 1 1 1
Kanda 0 0 0
ng 0 0
% %
%

2 2 1 6
8 Sunga 2 0 0 1 2 5 5 0 6 1 - 1
i 0 0 0
Pasak 0 0
% %
%

1 1 1 48
9 Puske 1 3 3 1 13 6 6 0 4 1 3 8
smas 4 5 5 0 5 5 0 8 0
0 0
% %
%
2.2.4 Form MP-1.5: Data Peralatan

Tabel 2.10

Keadaan Peralatan Kesehatan di UPTD Puskesmas Air Santok Tahun 2021

N JENIS JUMLAH SUMBER KONDISI


O ALKES
DAK JK BAIK RUSAK
N

1 Tensimeter aneroid 5 4 1 5 0

2 Tonometer 2 1 1 2 0

3 Garpu tala 2 2 0 2 0

4 Nierbeken 13 13 0 13 0

5 ENT examination set 2 2 0 2 0

6 Examination table with aksesori 2 2 0 2 0

7 Meja instrumen 1 1 0 1 0

8 Kursi roda 1 1 0 1 0

9 Head lamp 2 1 1 2 0

10 Timbangan digital + tinggi badan 1 1 0 1 0

11 ART 1 1 0 1 0

12 Enamel access cutter 1 1 0 1 0

13 Dental handpiece 1 1 0 1 0

14 Spoon excavator small 1 1 0 1 0

15 Scaller set 1 1 0 1 0

16 Handpiece straight 2 1 1 2 0

17 Set tang gigi dewasa 1 1 0 1 0

18 Set tang gigi anak 1 1 0 1 0

19 Anuskop 5 2 3 5 0

20 Reflex Hammer 2 1 1 2 0
21 Tensimeter digital 1 1 0 1 0

22 Pinset bedah 4 2 2 4 0

23 Bak instrumen bertutup besar 3 3 0 3 0

24 Bak instrumen bertutup kecil 6 3 3 6 0

25 Bak instrumen bertutup medium 3 3 0 3 0

26 Spekulum vagina kecil 5 5 0 5 0

27 Spekulum Vagina sedang 8 5 3 8 0

28 spekulum vagina besar 7 7 0 7 0

29 Gunting Tali Pusat 1 1 0 1 0

30 Gynecologi bed 1 1 0 1 0

31 Stetoskop dewasa 1 1 0 1 0

32 Oxygen concentrator 1 1 0 1 0

33 Tenaculum schroeder 2 2 0 2 0

34 alat ukur panjang bayi 4 4 0 4 0

35 Timbangan dacin 4 4 0 4 0

36 Baby weight scaler 4 4 0 4 0

37 Timbangan berat badan sani 4 4 0 4 0

38 Fetal doppler 2 2 0 2 0

39 Refraktor pembuka kelopak mata 2 1 1 2 0

40 Magill forcep 1 1 0 1 0

41 Gunting bedah standar, lengkung ujung tajam 3 2 1 3 0

42 Suction pump portable 2 2 0 2 0

43 Tiang infus 2 2 0 2 0

44 Forcep Bayonet 1 1 0 1 0

45 Klem arteri 2 2 0 2 0
46 Haematology analyzer 1 1 0 1 0

47 Blood pressure monitor 5 5 0 5 0

48 Posbindu KIT 5 5 0 5 0

49 Buku ishihara 1 0 1 1 0

50 Spekulum telinga 1 0 1 1 0

51 Pelilit kapas 1 0 1 1 0

52 Sudip lidah logam 1 0 1 1 0

53 Korentang 1 0 1 1 0

54 Skalpel tangkai pisau operasi 3 0 3 3 0

55 Aspirator 1 0 1 1 0

56 Kanula hidung anak 1 0 1 1 0

57 Kanula hidung dewasa 1 0 1 1 0

58 Sonde lurus 1 0 1 1 0

59 Bein lurus kecil 1 0 1 1 0

60 Gunting operasi gusi 1 0 1 1 0

61 Klem pemegang jarum jahit 1 0 1 1 0

62 Skalpel mata pisau bedah 1 0 1 1 0

63 Tangkai kaca mulut 1 0 1 1 0

64 Pelindung jari 1 0 1 1 0

65 Jarum K-File 1 0 1 1 0

66 Penumpat plastik 1 0 1 1 0

67 Eskavator berujung dua 1 0 1 1 0

68 Sonde lengkung 2 0 2 2 0

69 Spoon excavator bentuk sendok ukuran sedang 1 0 1 1 0

70 Spoon excavator bentuk sendok ukuran besar 1 0 1 1 0


71 Double ended applier and carve 1 0 1 1 0

Sumber : Laporan pengelola barang Puskesmas Air Santok

Dari tabel 2.10 diatas dapat dilihat bahwa peralatan kesehatan yang ada di Puskesmas Air
Santok tahun 2021 dalam kondisi yang baik. Ketersediaan alat-alat kesehatan tersebut sangat
mendukung kegiatan operasional Puskesmas Air Santok.

2.2.5 Form MP-1.6: Sumber Pembiayaan

Tabel 2.11

Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas Air Santok Tahun 2021

NO SUMBER BIAYA ANGGARAN REALISASI %

1 APBD 392.415.005 319.757.766 81

2 APBN (BOK) 522.057.000 457.732.000 87,68

3 JKN 452.000.070 407.818.574 90,22

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 1.366.472.075 1.185.308.340 86,3

Sumber : Laporan Keuangan Puskesmas Air Santok Tahun


2021

Berdasarkan tabel 2.11 diatas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan Puskesmas Air
Santok cukup baik hal ini dapat dilihat dari realisasi penggunaan dan pertanggung jawaban yang
mencapai angka 86,3%.

2.3 Data Khusus

A. Status Kesehatan

a. Data Kematian

Tabel 2.12 Tabel Kematian di Puskesmas Air Santok Tahun 2021


NO NAMA DESA Kelompok Usia
Neonatal Bayi Anak Balita Ibu
Balita

1 Air Santok 0 0 0 0 0

2 Bungo Tanjung 0 0 0 0 0

3 Cubadak 0 0 0 0 0
Mentawai

4 Kajai 0 0 0 0 0

5 Kaluat 0 0 0 0 0

6 Kp. Tangah 0 0 0 0 0

7 Kp.Kandang 0 0 0 0 0

8 Sungai Pasak 0 0 0 1 0

Jumlah 0 0 0 0 0

Sumber : Profil Puskesmas Air Santok 2021

Berdasarkan tabel 2.12 dapat dilihat bahwa, tidak terdapat kematian pada neonatal, bayi,
anak balita, maupun pada ibu.

b. Kunjungan Kesakitan

Grafik 2.1 Data Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Status Bayar

Tahun 2021
Sumber : Rekapitulasi Kunjungan Puskesmas Pariaman (RM)

Dari grafik 2.1 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien Puskesmas pariaman
tahun 2021 sebanyak 9.699 jiwa, dengan jumlah kunjungan terbanyak menggunakan KIS,
UMUM dan JKD.

Grafik 2.2 Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Jenis Pelayanan Tahun 2021

Grafik 2.3 Data Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Status Bayar Tahun 2021
Sumber: Rekapitulasi Kunjungan Puskesmas Air Santok (RM)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien Puskesmas Air Santok
tahun 2021 sebanyak 9.699 jiwa, dengan jumlah kunjungan terbanyak menggunakan KIS,
UMUM, dan JKD.

Grafik 2.4 Kunjungan Puskesmas Air Santok Berdasarkan Jenis Pelayanan Tahun 2021
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui kunjungan terbanyak terdapat pada poli
umum (70%) , setelah itu poli KIA (22%).

Grafik 2.5 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Air Santok Tahun
2021

Sumber : Pencatatan dan Pelaporan Ruangan Pelayanan Umum

Dari tabel 2.5 di atas dapat dilihat bahwa penyakit yang terdapat pada urutan pertama di
wilayah kerja Puskesmas Air Santok adalah hipertensi dengan jumlah 560 kasus, sedangkan
penyakit yang berada pada urutan terakhir adalah faringitis dengan jumlah 109 kasus.

BAB III
PENCAPAIAN PROGRAM

Tabel 3.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Air Santok 2021

NO INDIKATOR INDIKATOR PROGRAM TARGE PENCAPAIA


T (%) N (%)

ESENSIAL

I KIA

1 IBU 1. % Ibu hamil yang pertama kali 100 106,2


memeriksakan kehamilan pada tenaga
kesehatan (K1)

2. % Ibu hamil yang mendapatkan 100 97,2


pelayanan kesehatan sesuai standar (K4)

3. % Ibu bersalin yang mendapatkan 100 99,3


pelayanan persalinan sesuai standar
(Linakes)

4. % Ibu nifas yang mendapatkan 100 99,3


pelayanan sesuai dengan standar (KF1)

5. % Ibu Nifas yang mendapatkan 100 86,11


pelayanan sesuai dengan standar (KF3)

6. % Ibu Maternal dengan komplikasi yang 100 86,2


tertangani

2 ANAK 1. % Kunjungan neonatal pertama (KN1) 100 120


sesuai standar

2. % Bayi Baru Lahir (BBL) mendapat 100 109,1


pelayanan kesehatan sesuai standar (KN
Lengkap)

3. % Cakupan kunjungan Bayi sesuai 100 119


standar (DDTK Kontak Lengkap)

4. % Pelayanan anak balita usia 12-59 100 91,3


bulan yang mendapat pelayanan sesuai
standar

5. % Cakupan pelayanan anak prasekolah 100 53,1

3 KB 1. % Peserta KB Baru 16,8


2. % Peserta KB Aktif 68 54,5

3. % Peserta KB Pasca Salin 100 45,1

II GIZI 1. % Ibu Hamil Anemia 60 3,58

2. % bumil yang dapat TTD 90 tablet 95 100


selama hamil

3. % Bumil KEK yang dapat makanan 35 100


tambahan

4. Cakupan Ibu Nifas mendapat Vitamin A 86 100

5. % Bayi dengan BBLR 24,1 5,52

6. % bayi usia 6 bulan yang mendapat 80,99


ASI eksklusif 45

7. Cakupan Balita 6 - 59 bulan mendapat 100


kapsul vitamin A 87

8. Cakupan Balita Kurus mendapat 98,92


makanan tambahan 85

9. Cakupan Kasus balita gizi buruk 100


mendapat perawatan 90

10. Cakupan balita yang ditimbang berat 91,64


badannya (D/S) 70

11. Cakupan Balita yang memiliki buku KIA 99,77


(K/S) 70

12. Cakupan Balita ditimbang yang naik 79,15


yang naik berat badannya (N/D) 95

13. Prevalensi wasting pada balita 7,8 5,1

14. Cakupan Remaja Putri yang mendapat 100


TTD 52

15. Prevalensi Stunting pada balita 21,1 10,7

16. % RT yang mengonsumsi garam 100


beryodium 58

17. Bayi Baru Lahir mendapat Inisiasi 58 62,76


Menyusu Dini (IMD)
18. % ASI Eksklusif usia < 6 bulan 70 88,73

III P2P

1. Imunisasi 1. % Bayi usia 0-11 bulan yang mendapat 95 77,86


Imunisasi Dasar Lengkap suatu wilayah
pada kurun waktu 1 tahun dibagi jumlah
bayi usia 0-11 bulan x 100

2. % Desa/kelurahan dimana >80% anak 95 77,86


berusia 1 tahun telah mendapat IDL

3. % Anak usia 18 -24 bulan yang 95 78,68


mendapat imunisasi lanjutan campak

Usia Produktif 1. % Usia Produktif yang mendapat 52,64


pelayanan sesuai standar

TB Paru 1. Proporsi suspek yang diperiksa 100


(86
orang)

2. Penemuan kasus baru 100 131,25


(16 (21 orang)
orang)

3. Angka kesembuhan 90 100


(

4. Penderita TB dewasa yang diperiksa 100


HIV

Rabies 1. Cuci luka terhadap kasus rabies 100 100

2. Vaksinasi terhadap kasus rabies 100 100

Diare 1. Penemuan kasus diare 100 63,1%


(130 kasus)

ISPA 1. Penemuan kasus pneumonia 100 8%


(2 kasus/25
*100%)

DBD 1. Penemuan dan penanganan kasus DBD 100 7 kasus

PTM

1. Penderita hipertensi >15 th yg dilayani 100 47,3


2. Penderita DM yg mendapat pelayanan 100 112,3

IV PROMKES

1. PHBS 46,8 59,73

2. CAKUPAN DESA SIAGA 100 100

3. UKS 100

4. Penjaringan anak baru masuk sekolah 100 89,9%


kelas 1

5. Penjaringan anak baru masuk sekolah 100 91,35


kelas 7

6. Penjaringan anak SMU 100 73,8%

V KESLING

1. % Akses jamban yang memenuhi syarat 65 84,9

2. % Kepemilikan jamban yang memenuhi 95 84,9


syarat

3. Cakupan sarana pengelolaan air limbah 85 22,2


(SPAL) yang memenuhi syarat

4. Cakupan akses sumber air bersih (SAB) 55 95,9


yang memenuhi syarat

5. Cakupan pengolahan sampah yang 80 54,50


memenuhi syarat

6. Cakupan rumah sehat 85 86,6

7. % Sarana Air Minum yang dilakukan 100 100


pengawasan

8. % Tempat Pengolahan Pangan (TPP) 32 52


yang memenuhi syarat kesehatan

9. % Tempat Fasilitas Umum (TFU) yang 55 78,72


memenuhi syarat kesehatan

VI PENGEMBANGAN

1 JIWA
1. % ODGJ berat yang mendapat pelayanan 100 61,5
sesuai standar

2 LANSIA 1. % usia 60 tahun keatas yang mendapat 100 80,2


pelayanan kesehatan sesuai standar

VII PERKESMAS Kunjungan keluarga resti 100 100

Grafik 3.1 Hasil Intervensi PIS PK Puskesmas Air Santok tahun 2021

Dari 12 indikator utama keluarga sehat, cakupan tertinggi adalah persalinan ibu di
fasilitas kesehatan sebesar 100%, keluarga memiliki akses atau menggunakan sarana air bersih
sebesar 99,39% diikuti oleh keluarga yang sudah memiliki jamban sehat sebesar 98,56% dan
yang terendah adalah anggota keluarga yang tidak merokok sebesar 56,24%.
Tabel 3.2 Data PIS PK berdasarkan IKS Tahun 2021
N Desa Jumlah KK Merah Kuning Hijau
O
Juml% Jumlah % Jumlah %
ah

1 Air Santok 343 3 0,87 233 67,93 107 31,19

2 Bg Tanjung 310 0 0,00 62 20 248 80

3 Cubmen 268 6 2,24 148 55,22 114 42,53

4 Kajai 160 1 0,63 80 50 79 49,36

5 Kaluat 173 2 1,16 31 17,91 140 80,92

6 Kp Tangah 116 - 0,00 26 22,41 90 77,59

7 Kp Kandang 334 2 0,60 190 56,89 142 42,51

8 Sungai Pasak 283 0 0,00 174 61,48 109 38,51

1972 14 0,71 944 47,87 1029 52,18

BAB IV

PROBLEM SOLVING

Tabel 4. 1 Identifikasi Masalah Melalui Cakupan Kegiatan Penilaian Kerja (SPM)

Tahun 2021

NO Masalah Target Capaian

1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar 100% 106,2%

2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai 100% 97,2%


standar

3 Setiap bayi baru lahir (0-28 hr) mendapatkan pelayanan kesehatan 100% 116%
sesuai standar
4 Setiap anak usia 0-59 bln mendapatkan pelayanan kesehatan balita 100% 91,3%
sesuai standar

5 Setiap anak usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan 100% 90,5%


kesehatan sesuai standar

6 Setiap WNI usia 15 s/d 59 th mendapatkan skrining kesehatan 100% 52,64%


sesuai standar

7 Setiap WNI usia lanjut (>60 th) mendapatkan skrining kesehatan 100% 95,6%
sesuai standar

8 Setiap penderita hipertensi berusia >15 th mendapatkan pelayanan 100% 47,3%


kesehatan sesuai standar

9 Setiap penyandang diabetes melitus (DM) mendapatkan pelayanan 100% 112,3%


sesuai standar

10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan 100% 53,85%
pelayanan sesuai standar

11 Setiap orang dengan penderita TB Paru mendapatkan pelayanan TB 100% 131,25%


Paru sesuai standar

12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (bumil, Pasien TB, pasien 100% 60,2%
IMS, waria/transgender, pengguna napza dan warga binaan
lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standard

Tabel 4.2 Identifikasi Masalah Melalui Data PIS PK Tahun 2021


No Indikator Target Capaian

1 Keluarga Mengikuti Program KB 67% 79,29%

2 Persalinan di Fasilitas Pelayan kesehatan 100% 100%

3 Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap 100% 75,53%

4 Bayi mendapatkan ASI eksklusif 100% 95,08%

5 Pertumbuhan Balita dipantau 100% 93,61%

6 Penderita TB Paru yang berobat secara teratur 100% 75,52%

7 Penderita Hipertensi yang berobat secara teratur 100% 72,22%


8 Penderita Gangguan Jiwa berat diobati dan tidak 100% 60%
ditelantarkan

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 100% 56,24%

10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 100% 87,43%

11 Keluarga memiliki akses/menggunakan SAB 100% 99,39%

12 Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga 100% 98,56%

Indeks Keluarga Sehat 0,51

Tabel 4.3 Perumusan Masalah di Puskesmas Air Santok

No Rumusan Masalah

1 Cakupan pelayanan Kesehatan Balita (91,3%)

2 Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar (85%)

3 Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif (52,64%)

4 Cakupan pelayanan anak pra sekolah (53.1%)

5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi (47,3%)

6 Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) (79.15%)

7 Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat (53,85%)

8 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (75.53%)

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok (56,24%)

10 Masih rendahnya pengelolaan sampah yang memenuhi syarat (54.4)

11 Masih rendahnya SPAL yang memenuhi syarat (22.2%)

12 Nekrosis pulpa termasuk urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak

Penentuan Prioritas Masalah


Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria berikut:

1. Urgensi

Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan tingkat kepentingan penyelesaian


suatu masalah.

a. Nilai 1 = tidak penting


b. Nilai 2 = kurang penting
c. Nilai 3 = cukup penting
d. Nilai 4 = penting
e. Nilai 5 = sangat penting

2. Seriousness (tingkat keseriusan)

Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan tingkat keseriusannya

a. Nilai 1 = sangat tidak serius


b. Nilai 2 = tidak serius
c. Nilai 3 = sedang
d. Nilai 4 = serius
e. Nilai 5 = sangat serius

3. Growth

Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan pertumbuhan masalah. Semakin


cepat berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhanya

A. Nilai 1 = sangat tidak berkembang


B. Nilai 2 = tidak berkembang
C. Nilai 3 = sedang
D. Nilai 4 = berkembang
E. Nilai 5 = sangat berkembang

Tabel 4.4 USG (Urgency, Seriousness, Growth)

N Masalah Urgen Keseriusan Growth Total


o si

1 Cakupan pelayanan Kesehatan Balita 3 3 3 9

2 Cakupan Pelayanan orang dengan Tuberkulosis 3 4 4 11


3 Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 4 4 4 12

4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa 4 4 4 12


(ODGJ) Berat

5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 5 4 5 14

6 Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) 4 3 4 11

7 Persentase penduduk dengan memanfaatkan jamban sehat (akses 4 3 3 10


jamban memenuhi syarat)

8 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 5 5 5 15

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 3 2 2 7

10 Masih rendahnya pengelolaan sampah yang memenuhi syarat 4 4 4 12

11 Masih rendahnya SPAL yang memenuhi syarat 3 2 3 8

12 Nekrosis pulpa urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak 4 4 5 13

4.1 Prioritas Masalah

1. Tidak tercapainya bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Air Santok
pada tahun 2021 dengan pencapaian 75.53% dari target 100%.
2. Tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Air
Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian 47.3% dari target 100%.
3. Tingginya kasus nekrosis pulpa yang termasuk urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Air Santok pada tahun 2021.

4.2 Fishbone

Mencari akar permasalahan dari setiap masalah yang ada dengan metode fishbone
melalui brainstorming dengan staf penanggung jawab bagian kesehatan gigi dan mulut,
hipertensi, dan balita.

a. Tidak tercapainya bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Air Santok
pada tahun 2021 dengan pencapaian 75.53% dari target 100%.
b. Tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Air Santok
pada tahun 2021 dengan pencapaian 47.3% dari target 100%.
c. Tingginya kasus nekrosis pulpa yang termasuk urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Air Santok pada tahun 2021.
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 4.5 Alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya bayi yang mendapat imunisasi
dasar lengkap di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian 75.53% dari
target 100%.

N ASPEK PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


O MASALAH
1. Man Masih ada ibu yang tidak  Sosialisasi pelaksanaan imunisasi pada
mau anaknya di posyandu masa pademi covid 19 pada orang tua
karena pandemi covid 19  Memastikan keadaan posyandu yang
memadai di masa pandemi covid

Adanya isu di masyarakat  Melaksanakan penyuluhan kepada


bahwa vaksin yang diberikan masyarakat secara berkesinambungan
adalah vaksin covid sehingga terkait pentingnya pemberian imunisasi dan
tidak mau anaknya meluruskan pemahaman masyarakat terkait
diimunisasi isu-isu pemberian imunisasi

Keraguan masyarakat
terhadap kehalalan vaksin

Masyarakat belum
memahami pentingnya
pemberian imunisasi dan
merasa imunisasi tidak
diperlukan untuk bayinya

Kurangnya motivasi orang


tua dalam pemberian
imunisasi

Adanya pemahaman bahwa


pemberian imunisasi akan
menimbulkan efek samping
seperti bayi menjadi rewel
dan demam

2. Sarana Masih kurangnya bahan Membuat bahan promosi (brosur, leaflet, dsb)
promosi tentang imunisasi di tentang imunisasi dasar lengkap
masa pandemi

Masih kurangnya pos yang Menyepakati atau mendiskusikan pos yang jelas
jelas atau memadai untuk untuk melakukan imunisasi dengan kepala daerah
melakukan imunisasi atau rt/rw setempat

3. Metode Masih kurangnya sosialisasi  Tenaga kesehatan datang langsung ke


kepada masyarakat rumah ibu yang memiliki balita untuk
melakukan promosi
 Pembuatan grup whatsapp sebagai media
informasi dan monitoring pelayanan
imunisasi
 Melakukan koordinasi dengan pelaksana
promkes tentang teknis pelaksanaan
penyebaran brosur atau leaflet yang
dilakukan secara door to door
 Sweeping (pelayanan imunisasi ke rumah)
 Announce dengan ambulans untuk
mengajak orang tua melakukan imunisasi
untuk bayinya

Pendataan sasaran kurang Turun ke lapangan atau survey untuk melakukan


maksimal pendataan setiap KK atau masyarakat yang
memiliki bayi yang tinggal di daerah tersebut >6
bulan,

Kurangnya kerja sama Membangun kerja sama dengan lintas program dan
dengan lintas sektor dan lintas sektor untuk mendukung program agar lebih
lintas program optimal

4 Dana Masih kurangnya dana untuk Melakukan pengkajian ulang terhadap dana yang
meningkatkan daya tarik dibutuhkan dan pengajuan proposal terhadap
penyuluhan pemenuhan sarana dan prasarana

5 Lingkungan Adanya pandemi Covid 19 Memastikan keadaan puskesmas yang memadai


menurunkan kunjungan ke dalam masa pandemi covid
puskesmas

Dukungan keluarga dan Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya


orang sekitar kurang melakukan imunisasi kepada balita
memadai

Tabel 4.6 Skoring alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya bayi yang mendapat
imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian
75.53% dari target 100%.

Alternatif pemecahan masalah Daya Efisiensi Kemampuan Jumlah


Ungkit Melaksanaka Skor
n

Sosialisasi pelaksanaan imunisasi pada masa 3 3 5 11


pademi covid 19 pada orang tua

Memastikan keadaan posyandu yang memadai di 1 4 3 8


masa pandemi covid

Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat 3 4 5 12


secara berkesinambungan terkait pentingnya
pemberian imunisasi dan meluruskan
pemahaman masyarakat terkait isu-isu
pemberian imunisasi

Tenaga kesehatan datang langsung ke rumah ibu 3 3 3 9


yang memiliki balita untuk melakukan promosi
Pembuatan grup whatsapp sebagai media 4 4 5 13
informasi dan monitoring pelayanan imunisasi

Sweeping (pelayanan imunisasi ke rumah) 3 3 2 8

Melakukan koordinasi dengan pelaksana 4 5 5 14


promkes tentang teknis pelaksanaan
penyebaran brosur atau leaflet yang dilakukan
secara door to door

Announce dengan ambulans untuk mengajak orang 3 3 3 9


tua melakukan imunisasi untuk bayinya

Membuat bahan promosi (brosur, leaflet, dsb) 5 5 5 15


tentang imunisasi dasar lengkap

Menyepakati atau mendiskusikan pos yang jelas 2 4 3 9


untuk melakukan imunisasi dengan kepala daerah
atau rt/rw setempat

Turun ke lapangan atau survey untuk melakukan 4 3 3 10


pendataan setiap KK atau masyarakat yang
memiliki bayi yang tinggal di daerah tersebut >6
bulan

Membangun kerja sama dengan lintas program dan 2 3 3 8


lintas sektor untuk mendukung program agar lebih
optimal

Melakukan pengkajian ulang terhadap dana yang 2 4 2 8


dibutuhkan dan pengajuan proposal terhadap
pemenuhan sarana dan prasarana

Tabel 4.7 Alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan
penderita hipertensi di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan pencapaian 47.3%
dari target 100%.

N ASPEK PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


O MASALAH MASALAH

1. Man Masyarakat belum  Memberikan KIE kepada setiap pasien yang


memahami pola hidup datang untuk menjaga pola hidup sehat dengan
sehat (pola makan dan melakukan berbagai aktivitas fisik
pola aktivitas).  Membuat kegiatan olahraga rutin bersama setiap
minggu

Rendahnya pengetahuan  Memberikan penyuluhan kepada masyarakat


tentang bahaya mengenai bahaya hipertensi dan pentingnya
hipertensi untuk berkunjung ke posbindu terkait
pengobatan hipertensi
 Pembuatan media edukasi berupa leaflet dan
video

Rendahnya kepatuhan  Memberi edukasi mengenai pentingnya


penderita dalam kontrol melaksanakan kontrol dan pengobatan rutin
dan pengobatan dalam penyakit hipertensi
 Membuat kelompok penderita hipertensi dan
sosialisasi melalui media social whatsapp
 Memberikan reward untuk pasien yang rutin
datang kontrol

Kurangnya kerja sama Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas dan


dengan bides pengelola program PTM untuk meningkatkan kerja
sama (bides)

Kader khusus PTM Membuat aturan yang jelas mengenai insentif kader dari
masih belum ada pemerintah

Masyarakat masih  Melakukan sosialisasi kepada masyarakat


mempercayai hoax yang mengenai informasi yang benar dan salah
tersebar tentang hipertensi
 Melakukan advokasi dengan tokoh publik untuk
ikut serta dalam mempromosikan pengobatan
Masyarakat tidak hipertensi
percaya terhadap
pelayanan yang
diberikan oleh tenaga
kesehatan

2. Sarana Kurangnya alat Kajian ulang dana yang dibutuhkan untuk pengadaan
prasarana penunjang sarana penunjang program
untuk turun ke lapangan
(misalnya cek lab)

3. Metode Advokasi kurang efektif Dinkes melakukan sosialisasi kebijakan ke puskesmas


untuk program pencegahan dan pengendalian PTM
(kegiatan sosialisasi kebijakan dari dinkes kemudian ke
puskesmas dan pihak puskesmas meneruskannya kepada
masyarakat)

Kurangnya penyebaran Memberikan penyuluhan kepada masyarakat


informasi tentang
penyakit tidak menular
(kurangnya waktu)

Kurangnya kerja sama Membangun kerja sama dengan lintas program dan
dengan lintas sektor dan lintas sektor untuk mendukung program agar lebih
lintas program optimal
4 Dana Masih kurangnya dana Menganggarkan dana untuk penyuluhan
untuk melakukan daya
tarik terhadap
penyuluhan

Masih kurangnya honor Melakukan pengkajian ulang terhadap dana yang


kader dibutuhkan dan pengajuan proposal terhadap
peningkatan honor kadar

5 Lingkungan Tingginya kepercayaan Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang


masyarakat terhadap pentingnya kunjungan atau pengobatan ke puskesmas
pengobatan tradisional

Kurangnya dukungan Memberikan penyuluhan kepada masyarakat


dari keluarga untuk
mengobati hipertensi

Tabel 4.8 Skoring alternatif pemecahan masalah tidak tercapainya cakupan pelayanan
kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021 dengan
pencapaian 47.3% dari target 100%.

Alternatif pemecahan masalah Daya Efisiensi Kemampuan Jumlah


Ungkit Melaksanakan Skor

Memberikan KIE kepada setiap pasien yang 3 4 5 12


datang untuk menjaga pola hidup sehat
dengan melakukan berbagai aktivitas fisik

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat 3 4 5 12


mengenai bahaya hipertensi dan pentingnya
untuk mengobati hipertensi

Memberi edukasi mengenai pentingnya 4 4 5 13


melaksanakan kontrol dan pengobatan rutin
dalam penyakit hipertensi

Melengkapi media promosi mengenai 3 3 5 11


hipertensi

Kajian ulang dana yang dibutuhkan untuk 2 3 2 7


pengadaan sarana penunjang program

Membangun kerja sama dengan lintas 3 4 4 11


program dan lintas sektor untuk mendukung
program agar lebih optimal
Menganggarkan dana untuk penyuluhan 3 3 2 8

Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas 3 3 4 10


dan pengelola program PTM untuk
meningkatkan kerjasama (bides)

Membuat aturan yang jelas mengenai insentif 3 5 2 10


kader khusus PTM dari pemerintah

Melakukan advokasi dengan tokoh public untuk 3 3 4 10


ikut serta dalam mempromosikan pengobatan
hipertensi

Pengkajian ulang terhadap dana yang dibutuhkan 2 4 3 9


dan pengajuan proposal terhadap peningkatan
honor kader

Pemberian reward untuk pasien yang rutin 4 4 2 10


datang untuk kontrol

Tabel 4.9 Alternatif pemecahan masalah tingginya kasus nekrosis pulpa yang termasuk
urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021.

N ASPEK PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN


O MASALAH MASALAH

1. Manusia Rendahnya pengetahuan masyarakat Penyuluhan kesgimul secara berkala pada


tentang nekrosis pulpa berbagai tingkat usia

Kebiasaan masyarakat dalam menjaga


kesgimul kurang tepat

Masyarakat menganggap kesgimul


sebagai kebutuhan sekunder

Persepsi masyarakat yang berfokus


hanya menghilangkan rasa sakit gigi
dengan pereda nyeri, hanya berobat
setelah sakit gigi semakin parah dan
adanya ketakutan ke dokter gigi

Rendahnya partisipasi masyarakat Melakukan penyuluhan secara door to


dalam penyuluhan door dan mendatangi sekolah-sekolah

2. Sarana Kurangnya media promosi kesgimul Membuat media promosi yang beragam
dan menarik (media visual dan digital)
seperti poster, video edukas dan pesan
edukasi melalui media sosial
3. Metode Kurangnya penyuluhan tentang Penyuluhan kesgimul secara berkala pada
kesgimul khususnya karies terkait berbagai tingkat usia terutama terkait
nekrosis pulpa nekrosis pulpa

Kurangnya KIE nekrosis pulpa Melakukan KIE kepada setiap pasien


yang datang ke poli gigi

Media promosi kurang luas Menyebarkan media promosi secara


tersampaikan merata pada tiap sekolah-sekolah, setiap
pustu dan kantor desa

Kurangnya skrining kesehatan gigi Melakukan skrining kesgimul


dan mulut

Rendahnya kerjasama lintas sektor dan Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan
lintas program lintas program (misal dengan program
kesehatan ibu dan anak, kesehatan lansia)

Rendahnya tingkat keaktifan UKGS  Pemantauan UKGS dan UKGM


dan UKGM secara lebih intensif
 Meningkatkan kerjasama dan
koordinasi dengan pihak sekolah

Sulitnya mengatur jadwal penyuluhan Menjadwalkan penyuluhan rutin satu kali


di antara jam pelayanan klinik gigi di sebulan
puskesmas

4 Dana  

5 Lingkungan Kepercayaan masyarakat pada obat Penyuluhan pada masyarakat tentang


tradisional perawatan gigi yang tepat dan aman

Adanya pandemi covid menurunkan Memastikan fasilitas kesehatan gigi yang


kunjungan ke faskes gigi memadai dalam masa pandemi covid

Dukungan keluarga dan orang sekitar Penyuluhan pada masyarakat tentang


kurang memadai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut

Tabel 4.10 Skoring alternatif pemecahan masalah tingginya kasus nekrosis pulpa yang
termasuk urutan 8 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Air Santok pada tahun 2021

Alternatif pemecahan masalah Daya Efisiensi Kemampuan Jumlah


Ungkit Melaksanakan Skor
Penyuluhan kesgimul secara berkala pada 5 4 4 13
berbagai tingkat usia terutama tentang karies
gigi terkait nekrosis pulpa dan cara merawat
gigi dengan tepat dan aman

Melakukan penyuluhan secara door to door dan 3 3 2 8


mendatangi sekolah-sekolah

Membuat media promosi yang beragam dan 5 4 5 14


menarik (media visual dan digital) seperti
poster, video edukas dan pesan edukasi
melalui media sosial

Melakukan KIE kepada setiap pasien yang 5 3 4 12


datang ke poli gigi

Menyebarkan media promosi secara merata


pada tiap sekolah-sekolah, setiap pustu dan 5 4 4 13
kantor desa

Melakukan skrining kesgimul 3 4 3 10

Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan 4 4 4 12


lintas program (misal kesehatan ibu dan anak,
kesehatan lansia)

Pemantauan UKGS dan UKGM secara lebih 4 4 3 11


intensif serta meningkatkan kerjasama dan
koordinasi dengan pihak sekolah

Menjadwalkan penyuluhan rutin satu kali sebulan 3 3 2 8

Memastikan fasilitas kesehatan gigi yang 3 3 3 9


memadai dalam masa pandemi covid

4.4 Rencana Usulan Kerja


Tabel 4.11 RUK manajemen terpadu bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap dengan
pencapaian 75,53%

N Kegiatan Rencana Kegiatan Tujuan Sasara Volum Biaya


o Pokok n e
Kegiat
an

1 Membuat  Membuat media  Meningkatkan Petugas 1x 6 Rp.


bahan promosi promosi yang optimalisasi promkes bulan 400.00
(brosur, bervariasi dan kegiatan media 0
leaflet, dsb) menarik promosi
tentang  Membuat video  Menarik minat
imunisasi edukasi yang masyarakat
dasar lengkap mudah dalam
dipahami penyuluhan
 Membuat media  Menyebarkan
promosi yang informasi secara
akan disebar di luas dan merata
tempat  Memastikan
keramaian, masyarakat
seperti mendapatkan
puskesmas, informasi yang
posyandu, dinas mudah
kesehatan, dan terjangkau
balai desa  Memastikan
 Berkoordinasi informasi
dengan mengenai
penanggung imunisasi dasar
jawab lokasi lengkap selalu
terkait tersedia
penyebaran
media promosi

2 Melakukan  Melakukan Meningkatkan kinerja Kader Setiap Rp.


koordinasi kerja sama yang petugas puskesmas dan posyand akan 1.500.0
dengan baik dengan kader agar program u, melakuk 00
pelaksana petugas yang dilakukan dapat pelaksan an
promkes puskesmas berjalan dengan optimal a kegiatan
tentang teknis (pelaksana promkes (4x
pelaksanaan promkes) , dan setahun)
penyebaran  Melakukan tokoh
brosur atau kerja sama masyara
leaflet yang dengan tokoh kat
dilakukan masyarakat
secara door to  Melakukan
door rancangan
program yang
matang dan
terstruktur agar
mempermudah
penyebaran
informasi

3 Pembuatan  Membuat grup  Mengajak ibu Orang 1x 3 


grup whatsapp whatsapp yang dan ayah bayi tua bulan
sebagai media berisi ibu dan untuk bayi, ibu
informasi dan ayah bayi melakukan rt/rw,
monitoring  Membuat pesan imunisasi dasar kader,
pelayanan edukasi digital lengkap dan
imunisasi yang disebar di  Meningkatkan pelaksan
secara rutin grup whatsapp kerja sama a
 Menginformasi antara kader, promkes
kan kepada ibu pelaksana
dan ayah bayi promkes, dan
mengenai ibu rt/rw agar
jadwal program yang
imunisasi dilakukan dapat
 Melakukan berjalan dengan
kerja sama optimal
dengan ibu rt/rw
untuk mengajak
para ibu
melakukan
imunisasi
terhadap
bayinya
 Melakukan
monitoring
pelayanan
imunisasi secara
berkala

4 Melaksanakan  Memberi KIE  Menginformasi Petugas Setiap Rp.


penyuluhan pada orang tua kan dan promkes diadaka 2.500.0
kepada dan keluarga memberikan , orang n 00
masyarakat yang pemahaman tua dan kegiatan
secara mempunyai pada orang tua keluarga posyand
berkesinambu bayi tentang dan keluarga bayi, u
ngan terkait pentingnya yang kader (4x
pentingnya pemberian mempunyai posyand setahun)
pemberian imunisasi, bayi secara u
imunisasi dan dampak jika berkala
meluruskan tidak memberi mengenai
pemahaman imunisasi, dan imunisasi dasar
masyarakat meluruskan lengkap
terkait isu-isu stigma yang  Merubah
pemberian salah mengenai pemikiran yang
imunisasi imunisasi salah mengenai
 Pengadaan imunisasi dasar
leaflet lengkap
mengenai
imunisasi dasar
lengkap
 Melakukan
pemantauan
secara berkala
berupa laporan
kegiatan
 Menyediakan
makanan ringan
atau hadiah lain
sebagai daya
tarik
penyuluhan

5 Sosialisasi  Memberi  Memberikan Petugas Setiap Rp.


pelaksanaan edukasi pada rasa aman dan promkes diadaka 2.000.0
imunisasi pada orang tua dan percaya pada , orang n 00
masa pademi keluarga bayi orang tua dan tua dan kegiatan
covid 19 pada mengenai keluarga bayi keluarga posyand
orang tua kemananan terhadap bayi, u
imunisasi di imuninasi yang kader (4x
masa pandemi dilakukan di posyand setahun)
 Meluruskan masa pandemi u
hoax yang  Merubah
beredar di pemikiran yang
masyarakat salah mengenai
bahwa imunisasi yang
imunisasi yang dilakukan di
diberikan masa pandemi
bukanlah vaksin
Covid 19 dan
tidak ada
kaitannya
dengan vaksin
Covid 19
 Pengadaan
leaflet
mengenai
kegiatan
imunisasi di
masa pandemi
 Melakukan
pemantauan
secara berkala
berupa laporan
kegiatan
 Menyediakan
makanan ringan
atau hadiah lain
sebagai daya
tarik
penyuluhan
Tabel 4.12 RUK manajemen terpadu pelayanan kesehatan penderita hipertensi dengan
pencapaian 47,3%

N Kegiatan Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Volume Biaya


o Pokok Kegiatan

1 Memberi  Mengedukasi Untuk Pasien Setiap kali Rp.


edukasi pasien disetiap menginformasika penderita kunjungan 2.000.000
mengenai kunjungan n kepada pasien hipertensi pasien
pentingnya untuk pentingnya 4 x dalam
melaksanaka melaksanakan pengobatan rutin setahun
n kontrol kontrol dan untuk mengontrol
dan pengobatan tekanan darah
pengobatan rutin dalam
rutin dalam penyakit
penyakit hipertensi
hipertensi  Mengadakan
kunjungan
rumah untuk
melakukan
pemeriksaan
tekanan darah

2 Membangun Bekerja sama dengan Agar Kader Setiap Rp.


kerja sama mengumpulkan dan mempermudah posyandu, mengadaka 10.000.00
dengan lintas mengedukasi tokoh penyebaran petugas n kegiatan 0
program dan masyarakat agar informasi dan kesehatan 4x setahun
lintas sektor berperan meningkatkan pelaksanaan dan tokoh
untuk program program masyaraka
mendukung t di
program agar lingkunga
lebih optimal n
Puskesma
s Air
santok

3 Melengkapi  Membuat media agar petugas setiap akan Rp.


media promosi yang meningkatkan bagian mengadaka 2.000.000
promosi bervariasi dan optimalisme promkes n kegiatan
mengenai menarik kegiatan promotif puskesmas
hipertensi  Membuat media
promotif
dipusat
keramaian
misalnya
diruangtunggu
pukesmas

4 Memberikan  Mengedukasi untuk pasien secara Rp.


KIE kepada pasien di setiap menginformasika yang berkala 1.000.000
setiap pasien kunjungan n kepada pasien terdeteksi
yang datang untuk menjalani mengenai pola hipertensi
untuk pola hidup hidup sehat yang
menjaga pola sehat dan seharusnya
hidup sehat melakukan dilakukan oleh
dengan aktivitas fisik penderita
melakukan  Pengadaan hipertensi
berbagai leaflet
aktivitas mengenai pola
fisik hidup sehat
yang harus
dilakukan
diruangan
pemeriksaan

5 Memberikan penyuluhan kepada meningkatkan masyaraka Setiap Rp.


penyuluhan masyarakat tentang pengetahuan t di kegiatan 15.000.
kepada hipertensi (PTM) penderita dan wilayah (1x 000
masyarakat masyarakat kerja sebulan)
mengenai mengenai puskesmas
bahaya hipertensi Air santok
hipertensi
dan
pentingnya
untuk
mengobati
hipertensi

Tabel 4.13 RUK manajemen terpadu kasus nekrosis pulpa yang termasuk urutan 8 dari 10
penyakit terbanyak

N Kegiatan Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Volume Biaya


o Pokok Kegiata
n

1 Membuat  Pembuatan media  Menarik Dokter 1×6 Rp


media promosi berupa minat gigi, bulan 1500.0
promosi poster, brosur atau masyarakat perawat 00
yang leaflet yang menarik dalam gigi dan
beragam  Menyiapkan video penyuluhan petugas
dan edukasi yang mudah  Meningkatka promkes
menarik dipahami n efektivitas
(media  Membuat pesan kegiatan
visual dan edukasi digital yang promosi
digital) dapat disebarkan kesehatan
seperti melalui media sosial gigi dan
poster, atau grup whatsapp mulut
video
edukasi dan
pesan
edukasi
melalui
media
sosial

2 Penyuluhan  Mengadakan  Meningkatka Masyarak Setiap Rp


kesgimul penyuluhan tentang n at kegiatan 2000.0
secara pola hidup sehat, pengetahuan wilayah (1×3 00
berkala cara menjaga masyarakat kerja bulan)
pada kesgimul, tentang puskesma
berbagai perkembangan kesgimul s
tingkat usia penyakit karies  Membantu
terutama hingga menjadi merubah pola
tentang nekrosis pulpa dan pikir yang
karies gigi bagaimana salah tentang
terkait perawatan gigi yang kesehatan
nekrosis tepat dan aman di gigi yang ada
pulpa dan dokter gigi dalam
cara  Melakukan masyarakat
merawat penyuluhan secara  Membantu
gigi dengan rutin meningkatka
tepat dan  Evaluasi kegiatan n kebiasaan
aman berkala baik dan
benar dalam
menjaga
kesgimul
masyarakat

3 Menyebark  Melakukan  Menyebarkan Tokoh 1×6 Rp


an media pendataan sasaran informasi masyarak bulan 2000.0
promosi dan lokasi secara luas at, pihak 00
secara penyebaran media dan merata sekolah
merata promosi  Memastikan dan
pada tiap  Berkoordinasi masyarakat masyarak
sekolah- dengan penanggung mendapatkan at
sekolah, jawab lokasi terkait informasi wilayah
setiap pustu penyebaran media yang mudah kerja
dan kantor promosi terjangkau puskesma
desa  Menempelkan  Memastikan s
poster dan informasi
membagikan kesgimul
brosur/leaflet selalu
edukasi di tersedia
puskesmas, sekolah,
pustu dan kantor
desa
 Promosi kesgimul
melalui media sosial
puskesmas
 Melakukan
pemantauan secara
berkala

4 Melakuka  Memberikan  Memudahkan Pasien Setiap -


n KIE informasi dan pasien yang kunjung
kepada edukasi kepada memahami datang ke an
setiap setiap pasien poli tentang poli gigi
pasien gigi mengenai cara menjaga
yang menjaga kesehatan kesehatan
datang ke gigi, pengobatan gigi dan
poli gigi yang tepat untuk bahaya
gigi serta tentang penyakit gigi
karies dan nekrosis  Meningkatka
pulpa n kesadaran
masyarakat
bahwa
kesgimul
merupakan
kebutuhan
primer yang
memengaruhi
kualitas
hidup

5 Meningkat  Membuat rancangan  Meningkatka Dokter Setiap Rp


kan program yang n efektivitas gigi, akan 1000.0
kerjasama matang dan kerja agar perawat melakuk 00
lintas terstruktur agar terlaksananya gigi, an
sektor dan memudahkan program petugas kegiatan
lintas pelaksanaannya lebih optimal puskesma
program  Melakukan  Memastikan s, tokoh
kerjasama antara UKGS masyarak
dokter gigi, perawat terlaksana at, pihak
gigi dengan petugas sesuai sekolah
puskesmas lainnya rencana
(misal kesehatan ibu
dan anak, kesehatan
lansia) dan bagian
promkes
 Melakukan
kerjasama dengan
tokoh masyarakat
 Menjalin kerjasama
dan koordinasi rutin
dengan pihak
sekolah UKGS
4.5 Rancangan Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 4.14 Manajemen terpadu bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap dengan
pencapaian 75,53%

N Kegiatan Tujuan Sasara Lokasi Volum P. Biaya Sumb


o Pokok n e Jawab er
Kegiat Dana
an

1 Membuat  Meningkatka Petugas Puskesma 1x 6 Kepala Rp. BOK


bahan n optimalisasi promkes s Air bulan puskesm 400.000
promosi kegiatan Santok as
(brosur, media
leaflet, dsb) promosi
tentang  Menarik
imunisasi minat
dasar lengkap masyarakat
dalam
penyuluhan
 Menyebarkan
informasi
secara luas
dan mejrata
 Memastikan
masyarakat
mendapatkan
informasi
yang mudah
terjangkau
 Memastikan
informasi
mengenai
imunisasi
dasar lengkap
selalu
tersedia

2 Melakukan Meningkatkan Kader Ruang Setiap Kepala Rp. BOK


koordinasi kinerja petugas posyand pertemua akan puskes 1.500.0
dengan puskesmas dan u, n melaku mas 00
pelaksana kader agar pelaksan Puskesm kan
promkes program yang a kegiatan
as Air
tentang teknis dilakukan dapat promkes
pelaksanaan berjalan dengan , dan
Santok
penyebaran optimal tokoh
brosur atau masyara
leaflet yang kat
dilakukan
secara door to
door

3 Pembuatan  Mengajak ibu Orang Grup 1x 3 Kepala  


grup dan ayah bayi tua whatsap bulan puskes
whatsapp untuk bayi, ibu p mas
sebagai media melakukan rt/rw,
informasi dan imunisasi kader,
monitoring dasar lengkap dan
pelayanan  Meningkatka pelaksan
imunisasi n kerja sama a
secara rutin antara kader, promkes
pelaksana
promkes, dan
ibu rt/rw agar
program yang
dilakukan
dapat
berjalan
dengan
optimal

4 Melaksanakan  Menginforma Petugas Puskesm Setiap Kepala Rp. BOK


penyuluhan sikan dan promkes as, diadaka puskes 2.500.0
kepada memberikan , orang posyand n mas 00
masyarakat pemahaman tua dan u, grup kegiatan
secara pada orang keluarga posyand
whatsap
berkesinambu tua dan bayi, u (1x 3
ngan terkait keluarga kader
p, rumah bulan)
pentingnya yang posyand masyara
pemberian mempunyai u kat, dan
imunisasi dan bayi secara ruang
meluruskan berkala tindakan
pemahaman mengenai
masyarakat imunisasi
terkait isu-isu dasar lengkap
pemberian  Merubah
imunisasi pemikiran
yang salah
mengenai
imunisasi
dasar lengkap

5 Sosialisasi  Memberikan Petugas Puskesm Setiap Kepala Rp. BOK


pelaksanaan rasa aman promkes as, diadaka puskes 2.000.0
imunisasi dan percaya , orang posyand n mas 00
pada masa pada orang tua dan u, grup kegiatan
pademi covid tua dan keluarga whatsap posyand
19 pada orang keluarga bayi bayi, p, rumah u
tua terhadap kader masyara (1x 3
imuninasi posyand bulan)
kat, dan
yang u
dilakukan di
ruang
masa tindakan
pandemi
 Merubah
pemikiran
yang salah
mengenai
imunisasi
yang
dilakukan di
masa
pandemi

Tabel 4.15 Manajemen terpadu pelayanan kesehatan penderita hipertensi dengan pencapaian
47,3%

N Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Volume P. Biaya Sumb


o Pokok Kegiata Jawab er
n Dana

1 Memberi Untuk Pasien -Ruang Setiap Pengelol Rp. BOK


edukasi menginformasi penderita Pemeriksa kali a PTM 2.000.000
mengenai kan kepada hipertensi an kunjunga
pentingnya pasien -Rumah n pasien
melaksana pentingya Masyarak 4x dalam
kan pengobatan at setahun
kontrol rutin -posyandu
dan mengontrol
pengobata tekanan darah
n rutin
dalam
penyakit
hipertensia

2 Membangu Agar Kader Lokasi Setiap Kepala Rp BOK


n kerja mempermudah posyandu, kegiatan akan puskesm 10.000.00
sama penyebaran petugas yang akan mengada as 0
dengan informasi dan kesehatan dilakukan kan
lintas pelaksanaan dan tokoh (puskesma kegiatan
program program masyaraka s, kantor (4x
dan lintas t camat) setahun)
sektor dilingkun
untuk gan
mendukun puskesma
g program s Air
agar lebih Santok
optimal

3 Melengkap Agar Petugas Lokasi Setiap Pengelol Rp.2.000. BOK


i media meningkatkan bagian kegiatan akan a 000
promosi optimalisme promkes yang akan mengada program
mengenai kegiatan puskesma dilakukan kan
hipertensi promotif s (r kegiatan
pemeriksa
an, rumah
masyaraka
t,
posyandu)

4 Memberik Untuk Pasien Ruang Setiap Pengelol Rp.1.000. BOK


an KIE menginformasi yang pemeriksa kunjunga a 000
kepada kan kepada terdeteksi an n pasien program
setiap pasien hipertensi Rumah
pasien mengenai pola masyara
yang hidup sehat
datang yang
untuk seharusnya
menjaga dilakukan oleh
pola hidup penderita
sehat hipertensi
dengan
melakukan
berbagai
aktivitas
fisik

5 Memberik Meningkatkan Masyarak Aula Setiap Pengelol Rp. BOK


an pengetahuan at di Puskesma kali a 15.000.00
penyuluha penderita dan wilayah s Air kunjunga program 0
n kepada masyarakat kerja Santok n pasien
masyarakat mengenai puskesma (4x
mengenai hipertensi s Air setahun)
bahaya Santok
hipertensi
dan
pentingnya
untuk
mengobati
hipertensi
Tabel 4.16 Manajemen terpadu kasus nekrosis pulpa yang termasuk urutan 8 dari 10
penyakit terbanyak

N Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Volume P. Biaya Sumbe


o Pokok Kegiata Jawab r Dana
n
1 Membuat  Menarik Dokter Puskesma 1×6 Kepala Rp BOK
media minat gigi, s Air bulan Puskesm 1500.00
promosi masyarakat perawat Santok as 0
yang dalam gigi dan
beragam dan penyuluhan petugas
menarik  Meningkat promkes
(media kan
visual dan efektivitas
digital) kegiatan
seperti promosi
poster, kesehatan
video gigi dan
edukasi dan mulut
pesan
edukasi
melalui
media sosial

2 Penyuluhan  Meningkat Masyarak Puskesma Setiap Kepala Rp BOK


kesgimul kan at wilayah s, aula kegiatan Puskesm 2000.00
secara pengetahua kerja pertemua (1×3 as 0
berkala pada n puskesma n desa, bulan)
berbagai masyarakat s sekolah
tingkat usia tentang
terutama kesgimul
tentang  Membantu
karies gigi merubah
terkait pola pikir
nekrosis yang salah
pulpa dan tentang
cara kesehatan
merawat gigi yang
gigi dengan ada dalam
tepat dan masyarakat
aman  Membantu
meningkat
kan
kebiasaan
baik dan
benar
dalam
menjaga
kesgimul
masyarakat

3 Menyebarka  Menyebark Tokoh Puskesma 1×6 Kepala Rp BOK


n media an masyaraka s, bulan Puskesm 2000.00
promosi informasi t, pihak sekolah, as 0
secara secara luas sekolah pustu dan
merata pada dan merata dan balai desa
tiap sekolah-  Memastika masyaraka
sekolah, n t wilayah
setiap pustu masyarakat kerja
dan kantor mendapatk puskesma
desa an s
informasi
yang
mudah
terjangkau
 Memastika
n informasi
kesgimul
selalu
tersedia

4 Melakukan  Memudahk Pasien Poli gigi Setiap Kepala - -


KIE an pasien yang puskesma kunjunga Puskesm
kepada memahami datang ke s n as
setiap tentang poli gigi
pasien menjaga
yang kesehatan
datang ke gigi dan
poli gigi bahaya
penyakit
gigi
 Meningkat
kan
kesadaran
masyarakat
bahwa
kesgimul
merupakan
kebutuhan
primer
yang
memengar
uhi kualitas
hidup

5 Meningkatk  Meningkat Dokter Ruang Setiap Kepala Rp BOK


an kan gigi, pertemua akan Puskesm 1000.00
kerjasama efektivitas perawat n melakuka as 0
lintas sektor kerja agar gigi, Puskesma n
dan lintas terlaksanan petugas s Air kegiatan
program ya program puskesma Santok
lebih s, tokoh
optimal masyaraka
 Memastika t, pihak
n UKGS sekolah
terlaksana
sesuai
rencana

BAB V
PROMOTIF DAN PREVENTIF

5.1 Survey Cepat


5.1.1 Latar Belakang
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan yang melakukan pelayanan pada
masyarakat dan menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas diharapkan mampu menjadi gate keeper dalam menanggulangi masalah
kesehatan pada masyarakat guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Salah satu program puskesmas adalah imunisasi. Imunisasi adalah suatu cara
untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi
merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-11 bulan. Apabila kelak terpapar
dengan penyakit tersebut, anak tidak akan menderita penyakit tersebut karena sistem
imun tubuh mempunyai sistem memori daya ingat, ketika vaksin masuk ke dalam tubuh
maka dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan
menyimpan sebagai pengalaman (Butarbutar, 2018). Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B,
pneumonia, meningitis, polio, dan campak (Kemenkes RI, 2018).
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh di unit pelayanan kesehatan milik
pemerintah, seperti Rumah Sakit, Puskesmas bahkan posyandu. Imunisasi dasar lengkap
adalah imunisasi yang diberikan pada anak sebelum berusia 1 tahun yang terdiri dari
imunisasi HB 0, imunisasi BCG, imunisasi DPT-HB-HIB, imunisasi polio, imunisasi
IPV, dan imunisasi campak (Kemenkes RI, 2018).
Imunisasi dasar lengkap dapat melindungi anak dari wabah penyakit, kecacatan
dan kematian. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan kepada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak yang disebabkan oleh
penyakit yang sering berjangkit (Kusumawati, 2017). Tujuan umum program imunisasi
dasar adalah turunnya angka kesakitan, kecacatan, dan kematian bayi akibat PD3I
sedangkan tujuan khusus dari program imunisasi dasar adalah tercapainya cakupan
imunisasi dasar lengkap (Sarri, 2018).
Menurut data WHO (World Health Organization) sekitar 194 negara maju
maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada bayi dan balitanya.
Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap melakukan imunisasi
rutin pada semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan
mencegah penyebaran ke anak sekitarnya. Setiap tahun sekitar 85-95% bayi di negara-
negara maju tersebut mendapat imunisasi rutin, sedangkan sisanya belum terjangkau
imunisasi karena menderita penyakit tertentu, sulitnya akses terhadap pelayanan
imunisasi, hambatan jarak, geografis, keamanan, sosial ekonomi dan lain-lain (Hartati,
2019).
Sebanyak 65 negara dari 194 anggota WHO, memiliki cakupan imunisasi Difteri,
Pertussis, Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia dan Meningitis (DPT-HB HIB) di bawah
target global 90% (Kemenkes RI, 2015). Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan
cakupan imunisasi DPT-HB-HIB 3 tingkat nasional sebesar 61,3 %. Adapun di provinsi
Sumatera Barat cakupan imunisasi DPT HB-HIB 3 sebesar 60,2 % (Litbangkes RI, 2018.
Hambatan dalam mencapai keberhasilan program imunisasi adalah orang tua tidak mau
melengkapi imunisasi karena ibu cemas efek samping imunisasi. Demam dan bengkak
bekas suntikan merupakan keluhan tersering dijumpai (Thaib, 2014). Masyarakat awam
lebih khawatir terhadap efek samping dari imunisasi dari pada penyakitnya sendiri dan
komplikasi penyakit tersebut yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian (Ridwan,
2015).
Selain itu, pengetahuan para ibu yang juga berhubungan dengan adanya informasi
yang beredar di masyarakat bahwa penggunaan vaksin palsu yang diberikan untuk
imunisasi anak dan adanya isu vaksin haram, informasi ini berdampak membuat
masyarakat semakin takut dan tidak mau mengimunisasikan anaknya (Safitri, 2017)
Menurut penelitian yang dilakukan Hartati dkk (2019), faktor- faktor lain yang
mempengaruhi status imunisasi dasar lengkap yaitu motivasi ibu dan dukungan dari
keluarga. Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga adalah suatu sikap, tindakan,
penerimaan keluarga terhadap anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung, siap sedia memberi bantuan jika diperlukan.
Setiap individu memiliki perilakunya sendiri yang berbeda dengan individu lain,
termasuk pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu
sehingga terbentuknya perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan
sikap positif. Teori perilaku Lawrence Green (1980) mengklasifikasikan beberapa faktor
penyebab sebuah tindakan atau perilaku:
a. Faktor Pendorong (Predisposing Factor)
Faktor predisposing merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi
atau niat seseorang melakukan sesuatu. Faktor pendorong meliputi
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi, tradisi, dan
unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat yang
berkaitan dengan kesehatan (Heri, 2009).
b. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)
Faktor enabling merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau
yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi sarana
dan prasarana atau fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, seperti
puskesmas, rumah sakit, posyandu, dokter atau bidan praktik, dan juga mencari
informasi melalui media massa seperti media internet, media cetak, media
elektronik, dan media sosial.
c. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
Faktor reinforcing merupakan faktor-faktor yang memperkuat
terjadinya perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami, orang tua,
tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.

Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit
yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi (Hartati, 2019). Dalam Undang -
Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya
penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan
imunisasi lengkap pada setiap bayi dan anak. Penyelenggaraan imunisasi tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 (Kemenkes RI, 2017). Puskesmas
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan sangat diharapkan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal dan memberikan pelayanan secara menyeluruh serta terpadu
kepada masyarakat dalam bentuk program-program pelayanan serta membina masyarakat
di wilayah kerjanya (Warni, 2009).

Capaian imunisasi dasar lengkap Puskesmas Air santok 75,53% dari target 100%
pada tahun 2021. Maka dari itu, perlu dilakukan survei cepat di wilayah kerja Puskesmas
Air Santok untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target imunisasi
dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan sehingga dapat ditentukan alternatif pemecahan
masalah yang efektif dan efisien. Survei cepat (rapid survey) adalah salah satu metode
yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan pemecahan suatu masalah karena
dapat menjawab berbagai pertanyaan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Survei cepat
sudah sering digunakan dalam penanggulangan permasalahan karena metode yang cukup
mudah, dimana dapat dilakukan dalam waktu yang cukup pendek, biaya yang murah, dan
hasil yang optimal.

5.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan imunisasi dasar


lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Air Santok?
2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah yang
ditemukan?

5.1.3 Tujuan Survei

A. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan imunisasi


dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Air Santok.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bayi terhadap pentingnya imunisasi dasar
lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Air Santok
2. Mengetahui sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas Air Santok mengenai tindakan
imunisasi dasar lengkap
3. Mengetahui tingkat dukungan ayah bayi di Puskesmas Air Santok terhadap
imunisasi dasar lengkap
4. Mengetahui tingkat dukungan tokoh masyarakat di Puskesmas Air Santok
terhadap imunisasi dasar lengkap
5. Mengetahui alternatif pemecahan masalah rendahnya cakupan imunisasi dasar
lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Air Santok

5.1.4 Manfaat Survei


1. Bagi Puskesmas Air Santok
Hasil survei ini dapat memberikan gambaran mengenai faktor-faktor
yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah
kerja Puskesmas Air Santok sehingga dapat dijadikan acuan untuk menyusun
rencana kegiatan.
2. Bagi Masyarakat

Hasil survei ini dapat bermanfaat meningkatkan pengetahuan orang tua di


wilayah kerja Puskesmas Air Santok mengenai pentingnya melakukan imunisasi
dasar lengkap.

5.1.5 Kerangka Konsep

5.1.6 Ruang Lingkup Survei


Survei dilakukan pada orang tua bayi yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas
Air Santok. Jumlah bayi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo berjumlah 120 bayi yang
tersebar di 8 desa, yaitu:
1. Desa Air Santok
2. Desa Bungo Tanjung
3. Desa Cubadak Mentawai
4. Desa Kaluat
5. Desa Kajai
6. Desa Kampung Tangah
7. Desa Kampung Kandang
8. Desa Sungai Pasak
Survei dilaksanakan di masing-masing desa di wilayah kerja Puskesmas Air
Santok.

5.1.7 Pelaksanaan Survei


a. Sasaran Survei
Sasaran utama survei cepat ini adalah orang tua bayi usia 12-24 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Air Santok. Penyebaran kuesioner dilakukan satu
persatu ke setiap rumah bersama kader posyandu yang aktif dalam melaksanakan
program imunisasi.
b. Instrumen Survei
Instrumen yang digunakan dalam survei cepat ini adalah kuesioner yang
berisi tentang tingkat pengetahuan dan sikap ibu, efek samping, kelengkapan
imunisasi, dukungan ayah bayi, dan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat
terhadap imunisasi.
c. Teknik Sampling
Penentuan jumlah sampel adalah dengan mengambil jumlah sampel
minimal. Jumlah bayi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Air Santok adalah
120 bayi.
n:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa
ditolerir (15%)

Jadi, jumlah sampel pada survei cepat ini adalah:

n = 32 sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling.

Kriteria Inklusi
 Orang tua dengan bayi berusia 12-24 bulan dengan imunisasi tidak lengkap
 Bersedia mengisi kuesioner secara lengkap
Kriteria Eksklusi
 Orang tua tidak kooperatif
d. Metode
Survei cepat dilakukan dengan alat bantu kuesioner. Peneliti
menyebarkan kuesioner dengan cara mengunjungi rumah responden (door to
door) sesuai dengan jumlah sampel dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
e. Waktu dan Tempat
Survei dilaksanakan dari tanggal 8 Desember 2022 - 19 Desember 2022.

5.1.8 Definisi Operasional

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari


oleh seseorang. Menurut Notoadmodjo tahun 2010, pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) (Zulmiyetri, Nurhastuti, &
Sataruddin, 2019). Pengetahuan seseorang merupakan bagian sangat penting dalam
terbentuknya dari suatu perilaku atau tindakan seseorang, awal dari seseorang melakukan
suatu tindakan biasanya disebabkan karena terbentuknya pengetahuan seseorang terhadap
tindakan yang akan dilakukan tersebut.

Pengukuran variabel pengetahuan ibu didasarkan pada skala ordinal yang dinilai dari 17
pertanyaan dengan penilaian setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi
nilai 0. Skor maksimal 17, kemudian skor dikelompokkan atas 3 kategori, yaitu:

a. Rendah : skor 1-6


b. Sedang : skor 7-12
c. Tinggi : 13-17

B. Tindakan

Tindakan adalah suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam satu tindakan,
dimana untuk mewujudkan pikiran menjadi suatu tindakan dibutuhkan faktor pendorong
atau situasi kondisi yang memungkinkan.

C. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap
seseorang akan mempengaruhi perilaku kesehatan, sikap positif seseorang akan
menghasilkan perilaku kesehatan yang positif pula.

D. Dukungan Suami

Dukungan suami merupakan dukungan yang sangat memiliki hubungan terhadap


perilaku ibu. Ciri sikap yang terutama adalah memiliki arah, dan dengan arah ini sikap
dapat bersifat positif atau negatif menjauhkan diri dari objek. Sikap dipandang sebagai
hasil belajar, selalu dihubungkan dengan objek seperti manusia, wawasan, peristiwa,
maupun ide (Budiharto, 2013).

Penilaian:

1. Rendah : skor 0-2


2. Sedang : skor 3-5
3. Tinggi : skor 6-7

E. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Masyarakat terbentuk karena pada dasarnya manusia memiliki keinginan untuk


menjadi satu dengan manusia lainnya. Keinginan tersebut diupayakan dengan
menggunakan pikiran (rasional), perasaan (feel) dan keinginan-keinginannya
(willingness) dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Tokoh masyarakat
adalah orang-orang yang memiliki pengaruh, dan ada yang bersifat formal dan informal.
Tokoh masyarakat yang bersifat formal adalah orang-orang yang diangkat dan dipilih
oleh lembaga negara dan bersifat struktural, seperti camat, lurah. Sedangkan, tokoh
masyarakat yang bersifat informal adalah orang-orang yang diakui oleh masyarakat
karena di pandang pantas menjadi pemimpin yang disegani dan berperan besar dalam
memimpin dan mengayomi masyarakat.

A. Rendah : skor 0-2


B. Sedang : skor 3-4
C. Tinggi : skor 5-6

F. Hasil Survei Cepat

Survei dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara rumah ke rumah.


Kuesioner terdiri dari 5 bagian, yaitu tentang pengetahuan ibu, sikap ibu, efek samping
imunisasi, kelengkapan imunisasi, dukungan suami serta peran tokoh masyarakat dan
tokoh agama. Survei dimulai pada tanggal 15-19 Desember 2022. Responden dari survei
adalah ibu bayi usia 12-24 bulan dengan imunisasi tidak lengkap

Berdasarkan survei yang dilakukan didapat data sebagai berikut :

a. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan


Diagram 5.1 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki
Pendidikan terakhir sarjana yaitu sebanyak 14 responden (43,8%).

b. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Diagram 5.2 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 20 responden (62,5%)

c. Distribusi usia bayi responden

Diagram 5.3 Distribusi usia bayi responden

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa usia bayi responden berada dalam rentang
12 hingga 24 bulan dengan jumlah terbanyak di usia 14 bulan (18,8%)
d. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi
dasar lengkap

Grafik 5.4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu mengenai


imunisasi dasar lengkap

Dari diagram diatas dapat disimpulkan sebanyak 50% responden memiliki tingkat
pengetahuan tinggi dan 50% lainnya dengan pengetahuan sedang mengenai imunisasi
dasar.

e. Distribusi responden berdasarkan sikap ibu mengenai imunisasi dasar lengkap

Grafik 5.5 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai sikap ibu
tentang imunisasi dasar lengkap
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden setuju jika
imunisasi itu penting untuk kesehatan anak dan memiliki manfaat yang lebih besar dari
efek sampingnya. Namun responden menjadi ragu ragu setelah mendengar laporan
mengenai efek samping imunisasi. Kemudian jumlah responden yang masih mau
melanjutkan imunisasi menjadi berkurang setelah mengalami efek samping dari
imunisasi sebelumnya.
Dari grafik diatas terlihat sebanyak 22 responden setuju mengantar anak untuk
diimunisasi walaupun lokasi fasilitas kesehatan jauh sehingga disimpulkan jarak rumah
ke fasilitas pelayanan kesehatan bukan masalah utama yang menyebabkan responden
enggan mengimunisasi anaknya.

f. Distribusi responden terhadap efek samping imunisasi

Grafik 5.6 Distribusi jawaban responden terhadap efek samping imunisasi

Dari diagram diatas dapat disimpulkan sebagian besar responden menyatakan anaknya
pernah mengalami efek samping pasca imunisasi yaitu sebanyak 17 responden. Setelah
dilakukan analisis lebih lanjut pada masing-masing pertanyaan, ditemukan distribusi
jawaban hasil pertanyaan sebagai berikut:
Dari grafik diatas terlihat 16 dari 17 responden yang anaknya pernah mengalami
efek samping pasca imunisasi mengalami demam serta nyeri dan bengkak di lokasi
suntikan. Kemudian 14 responden memberikan perawatan dengan mengompres dan
memberi obat paracetamol untuk mengatasi demam dan nyeri lokasi suntik pada anaknya.
Dari grafik diatas diketahui 8 responden menyatakan anaknya pernah mengalami
efek samping berat pasca imunisasi yaitu 4 responden dengan gejala demam tinggi,
mengigau 24 jam, nyeri dan bengkak lokasi suntik, 2 responden dengan gejala
kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi suntikan, dan 2 responden dengan gejala
lainnya seperti kejang. Kemudian 7 responden dengan efek samping berat akan
membawa anaknya ke dokter atau puskesmas untuk mendapat perawatan, sedangkan satu
responden akan memberikan obat tradisional saja.

Dari grafik di atas diketahui masih ada responden yang menganggap imunisasi
dapat menyebabkan efek samping sangat berat seperti kelumpuhan, kulit memerah dan
mengelupas bahkan kematian. Hal ini dapat terjadi kemungkinan oleh karena banyaknya
berita hoax yang beredar di masyarakat baik melalui media sosial atau mulut ke mulut di
dalam lingkungan masyarakat sekitar.
g. Distribusi responden berdasarkan kelengkapan imunisasi

Grafik 5.7 Distribusi responden berdasarkan kelengkapan imunisasi

Dari diagram diatas dapat disimpulkan sebanyak 17 responden pernah mengimunisasi


anaknya namun tidak lengkap dan sebanyak 15 responden tidak pernah sama sekali
mengimunisasikan anaknya.

Diagram 5.8 Diagram alasan responden terkait imunisasi tidak lengkap

Dari diagram di atas dapat diketahui berbagai alasan responden tidak mau atau
tidak melanjutkan imunisasi anaknya. Sebagian besar atau sebanyak 59,4% responden
tidak mau mengimunisasi anaknya karena takut akan efek samping dari imunisasi,
sebanyak 25% responden mengatakan anaknya sakit saat jadwal imunisasi sehingga
imunisasinya tidak lengkap. Alasan lainnya yaitu tidak sempat mengantar anak ke
posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS untuk imunisasi karena sibuk bekerja
(6,3%), jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh (6,3%) dan
tidak tahu jadwal imunisasi (3,1%).
h. Distribusi dukungan suami terhadap imunisasi dasar lengkap

Grafik 5.9 Tingkat dukungan suami terhadap imunisasi dasar lengkap

Berdasarkan grafik di atas sebanyak 37,5% responden memiliki dukungan suami


dengan kategori tinggi, 25% dengan dukungan suami kategori sedang dan 37,5%
responden dengan dukungan suami sedang. Disimpulkan bahwa dukungan suami yang
cenderung sedang ke rendah sangat mempengaruhi dalam tidak tercapainya imunisasi
lengkap pada anak. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmi tahun 2019 yang menyatakan
terdapat hubungan signifikan antara dukungan suami dan pemberian imunisasi dasar
lengkap (Rahmi, 2019).

i. Distribusi peran tokoh masyarakat dan tokoh agama terhadap imunisasi dasar
lengkap

Diagram 5.10 Tingkat peran tokoh masyarakat dan tokoh agama terhadap
imunisasi dasar lengkap

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa peran tokoh agama dan
masyarakat berada dalam kategori tinggi (53,1%) dan sedang (34,4%). Menurut
penelitian Putri tahun 2019, kolaborasi tenaga kesehatan dengan tokoh masyarakat dan
tokoh agama sangat penting dalam memberikan pemahaman pada masyarakat tentang
pentingnya imunisasi dasar lengkap pada anak (Putri, 2019).

PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN (PROMKES)


PROMOSI KESEHATAN:

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

1 KEGIATAN

Kegiatan berupa penyuluhan tentang menjaga kesehatan gigi mulut dan pemeriksaan
kesehatan gigi mulut kepada siswa/ siswi di sekolah binaan Puskesmas Air Santok Pariaman

2 TEMA

“Ayo Sikat Gigi 2 Kali Sehari dan Makan Makanan Bernutrisi, Agar Gigi Sehat dan Kuat”

3 SASARAN

Siswa-siswi kelas 1-3 SD 05 Air santok dan kelas 1-3 SD 12 Cubadak Mentawai yang
berada dalam wilayah kerja Puskesmas Air Santok Pariaman
4 TUJUAN UMUM

Untuk memberikan informasi dan edukasi kepada siswa-siswi guna meningkatkan


pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa SD mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut agar gigi sehat dan kuat

TUJUAN KHUSUS

a. Meningkatkan wawasan pengetahuan siswa-siswa mengenai pengertian, penyebab


dan proses terjadinya karies gigi

b. Meningkatkan wawasan pengetahuan siswa-siswa bagaimana cara merawat gigi dan


menyikat gigi yang baik dan benar

c. Meningkatkan wawasan pengetahuan siswa-siswa tentang makan makanan yang baik


dan buruk untuk kesehatan gigi

d. Meningkatkan wawasan pengetahuan siswa-siswa mengenai akibat dari kesehatan


gigi dan mulut yang buruk

e. Meningkatkan kepedulian dan memberikan motivasi siswa – siswi untuk menjaga


kesehatan gigi dan mulut

5 SDM

Pelaksana kegiatan ini adalah Kerin Irawan, Isra Nabilla, Aurellia Gema Rezka bekerjasama
dengan poli gigi Puskesmas Air Santok Pariaman

6 ALAT BANTU
- Meja dan kursi

- Poster serta alat peraga gigi dan sikat gigi

7 WAKTU DAN TEMPAT


Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 12 dan 13 Desember 2022 di SDN 05 Air
Santok dan SDN 12 Cubadak Mentawai
8 METODE
Metode penyuluhan berupa ceramah dan interaksi tanya jawab dengan siswa siswi
9 MATERI
A.Pengertian, Penyebab dan Proses Terjadinya Karies Gigi
Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi berupa penyakit
infeksi yang merusak struktur gigi sehingga lama kelamaan gigi rapuh dan terbentuk
lubang gigi yang dapat terjadi khususnya pada anak-anak usia sekolah.
Karies disebabkan 4 faktor utama, yaitu:
- Host yaitu, karakter gigi yang biasanya bersifat menurun, seperti kualitas, ukuran,
dan posisi gigi.
- Substrat yaitu, sisa-sisa makanan yang tertinggal di permukaan gigi akibat malas
menyikat gigi menggunakan sikat dan pasta gigi setelah makan dan sebelum tidur
malam terutama setelah mengonsumsi makanan manis dan lengket.
- Mikroorganisme yaitu, kuman yang ada di dalam mulut
- Waktu yaitu, proses terjadinya karies tidak berlangsung dalam waktu yang singkat,
proses hingga terjadi lubang gigi berlangsung dalam kurun waktu 6-48 bulan.
Proses terjadinya karies dimulai dari bakteri yang akan mengubah gula dari
sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam dan
kondisi asam inilah yang membuat gigi rapuh dan lama kelamaan membentuk lubang
kecil pada email gigi. Saat lubang terjadi pada email gigi, belum merasakan sakit
atau nyeri kemudian, lubang kecil berkembang menjadi celah untuk sisa makanan
yang sulit dibersihkan dengan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar
dan dalam. Pada saat itulah akan terasa linu pada gigi saat makan. Apabila dibiarkan,
lubang akan sampai pada saraf dalam pulpa gigi sehingga mulai merasakan nyeri
atau sakit gigi. Bila proses ini berlanjut maka akan terjadi kematian sel saraf yang
menyebhilang. Pada tahap ini biasanya orang mengabaikan, padahal ketika sel saraf
mati, proses kerusakan di dalam gigi terus berjalan hingga sampai ke tulang
penyangga gigi.
Menurut WHO prevalensi karies gigi pada anak-anak di negara industri 60-
90% populasi. Prevalensi akan terus meningkat seiring bertambahnya umur. Anak
usia 6 tahun telah mengalami karies pada gigi tetapnya sebanyak 20%, meningkat
60% pada usia 8 tahun, 85% pada 10 tahun dan 90% pada usia 12 tahun (WHO,
2016).
B. Cara Merawat Gigi dan Menyikat Gigi yang Baik dan Benar
Kerusakan gigi pada anak-anak dapat dicegah dengan memulai perawatan gigi
lebih awal. Beberapa kebiasaan dapat dilakukan untuk mencegah gigi berlubang dan
menjaga gigi tetap sehat. Selain diajarkan melalui penyuluhan pada sekolah, peran
orang tua juga sangat penting agar anak menjadi terbiasa merawat giginya, yaitu:
1) Melakukan pemeriksaan rutin
2) Menjaga kebersihan gigi
3) Membatasi jajanan manis dan memperbanyak makanan sehat
4) Menyikat gigi dengan tepat dan benar
C. Makanan yang Baik dan Buruk untuk Kesehatan Gigi
Makanan memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan mulut, gigi
dan gusi. Ada beberapa jenis makanan yang dapat merusak gigi, seperti
menyebabkan plak gigi, mengurangi mineral pada gigi, hingga menyebabkan gigi
sensitif. Namun, ada juga jenis makanan untuk gigi yang menyehatkan dan membuat
gigi tetap kuat.
Makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari untuk kesehatan gigi
1 EVALUASI
0 - Evaluasi kegiatan dilakukan secara langsung melalui tanya jawab langsung
dengan siswa-siswi dan meminta siswa memperagakan kembali cara menyikat gigi
yang benar
- Kemudian akan diberikan apresiasi kepada siswa yang benar menjawab
pertanyaan

PROMOSI KESEHATAN:

UPAYA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT (UKGM)

1 KEGIATAN

Kegiatan berupa penyuluhan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
lanjut usia yang berkunjung ke yandu khusus lansia di Pustu Desa Kampung Tangah dan
penyuluhan serta demonstrasi sikat gigi bersama ibu anak yang berkunjung ke posyandu
Desa Kampung Kandang

2 TEMA

“Cara menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansia” dan “Cara Menjaga Kesehatan Gigi
Mulut dan Menyikat Gigi pada Anak”

3 SASARAN

Masyarakat lanjut usia yang berkunjung ke yandu khusus lansia di Pustu Desa Kampung
Tangah dan ibu anak yang berkunjung ke posyandu Desa Kampung Kandang
4 TUJUAN UMUM

Untuk memberikan informasi dan edukasi kepada sasaran guna meningkatkan


pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
agar gigi sehat dan kuat

TUJUAN KHUSUS

1. Meningkatkan wawasan lansia


a. Meningkatkan wawasan pengetahuan lansia mengenai masalah gigi dan mulut
yang sering terjadi pada masa lanjut usia
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan lansia mengenai cara menanggulangi
masalah gigi mulut yang sering terjadi pada masa lanjut usia
c. Meningkatkan kepedulian dan memberikan motivasi lansia untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut

2. Meningkatkan wawasan ibu dan anak


a. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu dan anak bagaimana cara menyikat gigi
dan merawat kesehatan gigi dan mulut
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu dan anak mengenai penggunaan pasta gigi
yang tepat untuk anak
c. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu dan anak mengenai akibat dari kesehatan
gigi dan mulut yang buruk
d. Meningkatkan kepedulian dan memberikan motivasi ibu dan anak untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut

5 SDM

Pelaksana kegiatan ini adalah Kerin Irawan, Isra Nabilla, Aurellia Gema Rezka bekerjasama
dengan poli gigi Puskesmas Air Santok Pariaman

6 ALAT BANTU

- Poster edukasi

- Alat peraga gigi dan sikat gigi

7 WAKTU DAN TEMPAT


Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 2 Desember 2022 di Yandu Lansia Pustu
Kampung Tangah dan 10 Desember 2022 di Posyandu Anak Pustu Desa Kampung Kandang
8 METODE
Metode penyuluhan berupa penyampaian informasi dan tanya jawab dalam kelompok-
kelompok kecil disertai demonstrasi cara menyikat gigi
9 MATERI
1. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Lansia dan Cara Penanggulangannya
Seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh pada lansia akan semakin menurun
sehingga menjaga kesehatan gigi dan mulut akan menjadi lebih sulit. Adanya
penyakit sistemik dan pemakaian obat-obatan tertentu juga dapat membuat lansia
rentan terhadap penyakit mulut. Tentunya, kondisi ini akan mempengaruhi
kesejahteraan dan kualitas hidup lansia. Berikut adalah beberapa penyakit gigi dan
mulut pada lansia yang kerap terjadi:
1. Karies gigi, merupakan masalah kesehatan gigi yang sering terjadi pada
lansia. Faktor penyebabnya, antara lain kurangnya perawatan dalam
pemeliharaan kesehatan gigi, perubahan air liur, serta pola makan tidak
seimbang. Hal ini dapat memicu rasa sakit, infeksi gigi dan akhirnya
kehilangan gigi jika tidak diobati segera mungkin. Maka perlu dilakukan
penambalan, perawatan saluran akar atau pencabutan gigi tergantung
keparahan kerusakan gigi.
2. Atrisi dan abrasi yaitu keausan gigi akibat pemakaian dan terkikis gigi akibat
menyikat gigi terlalu keras. Hal ini akan menyebabkan gigi menjadi lebih
sensitif karena tereksposnya dentin gigi. Penanggulangannya dapat dengan
melakukan penambalan.
3. Penyakit gusi atau periodontal merupakan suatu peradangan kronis yang
menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak, seperti gusi dan jaringan keras.
Ini merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan pada
lansia. Penyebabnya adalah penumpukan plak dan karang gigi yang
kemudian bisa menimbulkan peradangan gusi dan kerusakan tulang alveolar,
bahkan hingga kehilangan gigi. Maka penting untuk melakukan pembersihan
karang gigi secara runtin dan pemeriksaan ke dokter gigi 6 bulan sekali.
4. Kehilangan gigi, Pada fase lansia, kehilangan gigi kerap terjadi. Efeknya,
kegiatan mengunyah jadi terganggu. Umumnya, lansia yang memiliki
masalah ini akan menggunakan gigi palsu untuk mempermudah mereka
mengunyah makanan.
5. Mulut Kering, pada lansia, umumnya kondisi mulut kering disebabkan oleh
pemakaian beberapa obat, seperti antihipertensi, antidepresan, dan
antipsikosis. Kondisi tubuh yang buruk juga bisa menjadi pemicu. Para lansia
yang mengalami kondisi ini memerlukan pencegahan untuk mengatasi
penurunan jumlah air liur dengan sering konsumsi air putih

2. Cara Merawat Gigi dan Menyikat Gigi Anak yang Baik dan Benar
Kerusakan gigi pada anak-anak dapat dicegah dengan memulai perawatan gigi
lebih awal. Peran orang tua sangat penting agar anak menjadi terbiasa merawat
giginya, yaitu:
1) Membiasakan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi 2
kali sehari, menggunakan pasta gigi berfluoride dan berkumur setelah makan minum
yang manis Melakukan pemeriksaan rutin
2) Membatasi jajanan manis dan memperbanyak makanan berserat seperti buah dan
sayur yang baik untuk kesehatan gigi
4) Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
1 EVALUASI
0 - Evaluasi kegiatan dilakukan secara langsung dengan memberikan pertanyaan
terkait materi penyuluhan kepada sasaran
- Kemudian meminta anak memperagakan kembali cara menyikat gigi yang benar

PROMOSI KESEHATAN:

KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) INTEGRASI POLI GIGI

1 KEGIATAN

Kegiatan berupa penyuluhan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut pada Ibu-ibu hamil
di Kantor Desa Bungo Tanjung dan penyuluhan serta demonstrasi sikat gigi bersama ibu
balita yang berkunjung ke Pos Gizi di Pustu Desa Kampung Kandang

2 TEMA

“Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil” dan “Ayo Jaga Gigi Anak Tetap
Sehat untuk Wujudkan Gizi Optimal”

3 SASARAN

Ibu-ibu hamil Desa Bungo Tanjung dan ibu- balita yang berkunjung ke Pos Gizi di Pustu
Desa Kampung Kandang
4 TUJUAN UMUM

Untuk memberikan informasi dan edukasi kepada sasaran guna meningkatkan


pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
agar gigi sehat dan kuat

TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan wawasan ibu hamil
a. Meningkatkan wawasan pengetahuan Ibu Hamil mengenai masalah gigi dan
mulut yang sering terjadi pada masa kehamilan
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu hamil mengenai waktu yang tepat untuk
perawatan gigi di masa kehamilan
c. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu hamil cara menjaga kebersihan rongga
mulut selama kehamilan
d. Meningkatkan kepedulian dan memberikan motivasi ibu hamil untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut

2. Meningkatkan wawasan ibu balita


a. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu tentang waktu erupsi gigi anak
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu mengenai masalah gigi dan mulut balita
c. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu bagaimana kesehatan gigi mempengaruhi
gizi balita
d. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu mengenai cara menjaga kesehatan gigi
balita yang baik dan benar
e. Meningkatkan wawasan pengetahuan ibu mengenai penggunaan pasta gigi yang
tepat untuk balita
f. Meningkatkan kepedulian dan memberikan motivasi ibu dan anak untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut

5 SDM

Pelaksana kegiatan ini adalah Kerin Irawan, Isra Nabilla, Aurellia Gema Rezka bekerjasama
dengan poli gigi Puskesmas Air Santok Pariaman

6 ALAT BANTU
- Poster edukasi
- Alat peraga gigi dan sikat gigi
7 WAKTU DAN TEMPAT
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 9 Desember 2022 di Pos Gizi "Besti
Amazing" di Pustu Desa Kampung Kandang dan 19 Desember 2022 di Kantor Desa Bungo
Tanjung

8 METODE
Metode berupa penyuluhan kepada sasaran dilanjutkan dengan demonstrasi cara sikat gigi
dan tanya jawab seputar materi
9 MATERI
1. Pemeliharan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil
A. Masalah Gigi dan Mulut Masa Kehamilan
Pada masa kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang dapat
meningkatkan risiko pengeroposan gigi dan pembengkakan gusi. Kadar asam
di dalam mulut meningkat oleh keluhan rasa mual dan muntah. Yang
mengakibatkan ibu hamil malas menyikat gigi seperti biasanya 2 kali sehari
karena dapat memicu rasa mual. Masalah gigi ibu hamil seperti:
 Infeksi gusi
Bila infeksi berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resiko
yang sangat membahayakan yaitu keguguran
 Karies Gigi
Bakteri dari gigi berlubang yang dibiarkan dapat menyebar keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan gangguan jantung pada ibu hamil
 Gangguan kesehatan gigi dan mulut
Memiliki risiko 3 sampai 5 kali lebih besar melahirkan bayi premature dan
bayi dengan berat badan lahir rendah.
 Pregnancy Gingivitis
Keadaan gusi yang merah dan mudah berdarah Ketika menyikat gigi
 Epulis Gravidarum
Pertumbuhan berlebih pada gingiva seperti tumor berwarna merah kebiruan
dan mudah berdarah

b. Waktu yang Tepat untuk ke Dokter Gigi pada Masa Kehamilan


 Trimester I
Dianjurkan menjadwalkan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut saja. Tidak
disarankan melakukan perawatan gigi
 Trimester II
Perawatan gigi sudah boleh dilakukan (scalling, penambalan, dll)
 Trimester III
Tidak dapat melakukan perawatan gigi dalam waktu yang lama
Melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut saat hamil dapat
menurunkan resiko terjadinya eklamsia atau keracunan selama kehamilan
sebesar 5-8% dan menghindari risiko bayi lahir dengan berat badan rendah
serta risiko lahir premature.

c. Cara Menjaga Kebersihan Rongga Mulut selama Kehamilan


 Pemilihan bulu sikat dan waktu menyikat gigi
Pilih sikat gigi yang bertekstur lembut dan ukuran yang sesuai untuk
kenyamanan dan menyikat gigi 2x sehari
 Jika merasa mual
Berkumurlah dengan air hangat untuk membersihkan sisa-sisa makanan
 Konsumsi makanan
Konsumsi makanan yang mengandung kalsium dan buah-buahan berserat
yang mengandung banyak vitamin serta hindari makanan yang terlalu manis
dan asam
1 EVALUASI
0 Evaluasi kegiatan dilakukan secara langsung dengan memberikan pertanyaan terkait materi
penyuluhan kepada sasaran

LAMPIRAN

KUESIONER RAPID SURVEY

Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan ini dengan sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang Anda ketahui
dan apa yang Anda lakukan.
2. Apapun jawaban Anda tidak akan mempengaruhi status anda, akan tetapi jawaban yang
sebenarnya sangat diperlukan dalam penelitian ini.
3. Partisipasi Anda sangat diperlukan dalam penelitian ini.
4. Isilah titik-titik sesuai dengan keadaan Anda saat ini.
5. Berilah tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.

Identitas Responden
1. Umur :
2. Pendidikan :
3. Pekerjaan : Bekerja / Tidak Bekerja
4. Usia Bayi : ………….. bulan

Pengetahuan
1. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan imunisasi?
a. Upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi
b. Upaya pengobatan terhadap penyakit infeksi
c. Upaya peningkatan gizi anak
2. Apa saja jenis imunisasi ?
a. BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak
b. BCG, Hepatitis B, DBD, Demam, Campak
c. Diare, Polio, Campak, Cacar, Flu
3. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi?
a. Diare, hepatitis B, Polio
b. Demam berdarah, batuk rejan, cacar
c. TBC, Hepatitis B, Campak
4. Apa fungsi imunisasi BCG ?
a. Mencegah resiko terkena penyakit TBC
b. Mencegah risiko terkena penyakit hepatitis
c. Mencegah risiko terkena penyakit difteri
5. Apa itu penyakit TBC pada anak?
a. Penyakit infeksi pada paru-paru yg menyebabkan anak batuk jangka panjang dan kurus
b. Penyakit infeksi pada hati yang berpotensi menyebabkan kanker hati
c. Penyakit infeksi bakteri yang menyebabkan kejang otot
6. Apa akibat jika anak terjangkit penyakit TBC?
a. Kelumpuhan
b. Demam dan batuk lebih dari 2 minggu
c. Tubuh menjadi kuning
7. Apa fungsi imunisasi hepatitis B?
a. Mencegah risiko terkena TBC
b. Mencegah resiko terkena hepatitis
c. Mencegah risiko terkena tetanus
8. Apa itu penyakit hepatitis B?
a. Penyakit infeksi pada paru-paru yang menyebabkan anak batuk jangka panjang dan kurus
b. Penyakit infeksi pada hati yang berpotensi menyebabkan kanker hati
c. Penyakit infeksi yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan ruam kulit
kemerahan
9. Apa akibat jika anak terjangkit penyakit Hepatitis B?
a. Kelumpuhan
b. Batuk lebih dari 2 minggu
c. Tubuh menjadi kuning
10. Apa fungsi imunisasi polio?
a. Mencegah resiko terkena TBC
b. Mencegah resiko terkena polio
c. Mencegah resiko terkena pertussis
11. Apa itu penyakit polio?
a. Penyakit infeksi virus yang menyerang saraf dapat menyebabkan kelumpuhan permanen
b. Penyakit infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan
c. Penyakit infeksi bakteri yang membuat otot menjadi kaku dan tegang
12. Apa fungsi imunisasi DPT?
a. Mencegah risiko terkena TBC
b. Mencegah resiko terkena hepatitis
c. Mencegah risiko terkena difteri, pertussis, dan tetanus
13. Manakah pernyataan yang benar?
a. Difteri dikenal dengan sebutan batuk rejan
b. Pertusis menyerang hidung, tenggorokan, dan amandel
c. Tetanus membuat otot menjadi kaku dan tegang
14. Apa yang terjadi jika anak terkena penyakit pertusis?
a. Berkeringat di malam hari
b. Batuk tanpa henti dengan bunyi lengkingan
c. Batuk berdarah
15. Bagaimana gejala penyakit difteri?
a. Terdapat lapisan berwarna abu-abu yang menutupi amandel dan tenggorokan
b. Badan terasa gatal
c. Tubuh menjadi kuning
16. Berikut ini yang termasuk cara pemberian imunisasi?
a. Diteteskan ke mata
b. Diteteskan ke telinga
c. Disuntikkan di paha
17. Imunisasi apakah yang pemberiannya diteteskan ke mulut?
a. Polio
b. Hepatitis B
c. BCG

Sikap

1. Apakah anda setuju jika anak anda diberi imunisasi?


a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
2. Apakah Anda setuju bahwa imunisasi itu penting untuk kesehatan anak?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
3. Apakah Anda setuju bahwa manfaat yang didapat dari imunisasi lebih besar daripada
kerugiannya (efek samping)?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
4. Jika Anda mendengar laporan mengenai efek samping yang terjadi setelah imunisasi dari
orang lain, apakah Anda masih memberikan anak anda diimunisasi?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
5. Jika anak anda mengalami demam sebagai efek samping setelah imunisasi, apakah Anda
masih akan memberikan imunisasi selanjutnya kepada anak anda?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
6. Jika pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan imunisasi
(RS/puskesmas/posyandu/praktek dokter) jauh dari rumah Anda, apakah anda mau
mengantarkan anak anda diimunisasi?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu

Efek samping
1. Apakah saat anak anda diberikan imunisasi pernah mengalami efek samping dari
imunisasi?
a. Pernah
b. Tidak pernah
c. Tidak ingat
2. Gejala apa yang terjadi setelah anak anda di imunisasi?
a. Demam, nyeri, dan bengkak di daerah suntikan
b. Bengkak di daerah suntikan
c. Lainnya, sebutkan …
3. Tindakan apa yang anda lakukan apabila anak mengalami efek samping ringan setelah di
imunisasi?
a. Kompres dan diberi obat paracetamol
b. Diberi minum hangat
c. Lainnya, sebutkan …
4. Apakah anak anda mengalami efek samping berat setelah di imunisasi?
a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Reaksi berat bagaimana yang diterima oleh anak anda?
a. Nyeri, bengkak, demam tinggi, dan mengigau 24 jam
b. Timbul kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi suntikan
c. Lainnya, sebutkan..
6. Tindakan apa yang anda lakukan setelah anak ibu mengalami gejala berat tersebut?
a. Membawa ke dokter/Puskesmas
b. Membawa ke dukun/obat tradisional
c. Diobati di rumah
7. Menurut Anda apakah imunisasi dapat menyebabkan kelumpuhan, kulit memerah dan
mengelupas, hingga kematian?
a. Ya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
8. Darimanakah Anda mendengar atau membaca informasi tersebut?
a. Media sosial
b. Masyarakat sekitar
c. Lainnya, sebutkan …..

Kelengkapan imunisasi
1. Apakah anak anda pernah diimunisasi? Jika pernah, silakan lanjutkan ke nomor
berikutnya. Jika tidak pernah, mengapa?
a. Tidak tahu jadwal imunisasi
b. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
c. Mahal
d. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
e. Lain-lain: .............................................................
2. Apakah anak anda telah diimunisasi hepatitis B?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
3. Apakah anak anda telah diimunisasi BCG?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
4. Apakah anak anda telah diimunisasi Polio?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
5. Apakah anak anda telah diimunisasi DPT?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
6. Apakah anak anda telah diimunisasi campak?
a. Sudah
Berapa kali? …… kali
b. Belum
Mengapa?
I. Tidak tahu jadwal imunisasi
II. Jarak rumah ke posyandu/puskesmas/klinik/rumah bersalin/RS jauh
III. Mahal
IV. Takut dengan efek samping (takut anak sakit)
V. Lain-lain: .............................................................
Dukungan suami
1. Apakah suami memberikan izin untuk mengimunisasikan anak ibu?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah suami melibatkan ibu dalam mengambil keputusan untuk melakukan imunisasi dasar
lengkap pada anak?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah suami mengingatkan untuk mengimunisasikan anak ibu sesuai jadwal imunisasi yang
dibutuhkan?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah suami meyakinkan ibu bahwa demam yang dialami oleh anaknya setelah
mendapatkan imunisasi adalah hal yang biasa?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah suami memberikan perhatian jika anak sakit yang dialami adalah efek samping dari
imunisasi?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah suami turut mengantar ibu untuk sampai ke tempat pelayanan imunisasi?
a. Ya
b. Tidak
7. Apabila suami tidak bisa mengantarkan, apakah suami memberikan fasilitas (kendaraan roda
2/4, antar jemput, biaya untuk angkutan umum dan lain-lain) untuk kegiatan imunisasi anak
ibu?
a. Ya
b. Tidak

Peran tokoh agama dan masyarakat


1. Apakah tokoh agama (Ustadz, dan Tgk. Imam) dan/atau tokoh masyarakat (kepala
desa/sekdes, wali nagari, datuak, bundo kanduang dan ibu PKK) pernah memberikan
informasi tentang imunisasi dasar?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah tokoh agama ( Ustadz, dan Tgk. Imam ) dan/ atau tokoh masyarakat (kepala
desa/sekdes, wali nagari, datuak, bundo kanduang dan ibu PKK) pernah menyampaikan
manfaat pentingnya imunisasi dasar dalam musyawarah atau ceramah ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah tokoh agama (Ustadz, dan Tgk. Imam) dan/atau tokoh masyarakat (kepala
desa/sekdes, wali nagari, datuak, bundo kanduang, tokoh agama dan ibu PKK) pernah
memberikan informasi tentang halal haramnya imunisasi dasar kepada ibu?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah tokoh agama (Ustadz, dan Tgk. Imam ) dan/atau tokoh masyarakat (kepala
desa/sekdes, wali nagari, datuak, bundo kanduang, tokoh agama dan ibu PKK) pernah
melarang ibu dan/atau untuk melakukan imunisasi dasar ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah tokoh agama (Ustadz, dan Tgk. Imam) dan/atau tokoh masyarakat (kepala
desa/sekdes, wali nagari, datuak, bundo kanduang, tokoh agama dan ibu PKK)
mengingatkan ibu selalu ibu untuk tidak lupa memberikan imunisasi dasar ?
a. Ya
b. Tidak
6. Sepengetahuan ibu, Apakah tokoh agama (Ustadz, dan Tgk. Imam) tokoh masyarakat
(kepala desa/sekdes, wali nagari, datuak, bundo kanduang, tokoh agama dan ibu PKK)
melakukan imunisasi kepada anaknya?
a. Ya
b. Tidak
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Adrianus Josiman. 2012.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Status
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Depok I Yogyakarta
tahun 2012.Yogyakarta.
Dompas, Robin. 2014. Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan. JIDAN 2 (2).
Juli – Desember 2014. ISSN : 2339-1731
IDAI. 2014. Pedoman imunisasi di Indonesia, Edisi Kelima. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. 1–
582
Kuesioner Penelitian Faktor– Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada
Bayi di Puskesmas Kecamatan Kembangan. 2018. Universitas Esa Unggul. Diakses melalui
diligib.esaunggul.ac.id pada 6 Desember 2022
Kyprianidou M, Tzira E, Galanis P, Giannakou K (2021) Knowledge of mothers regarding children’s
vaccinations in Cyprus: A cross-sectional study. PLOS ONE 16(9):
e0257590. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0257590
Muhammad Hardhantyo, Ying-Chih Chuang, Urban-rural differences in factors associated with
incomplete basic immunization among children in Indonesia: A nationwide multilevel study,
Pediatrics & Neonatology, Volume 62, Issue 1, 2021, Pages 80-89, ISSN 1875-9572,
https://doi.org/10.1016/j.pedneo.2020.09.004. Diakses melalui
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1875957220301443
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Putri, Nita Tri. 2019. Peran Keluarga, Tokoh masyarakat, dan Kader dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar. Maternal Child Health Care Journal Vol. 1 No. 1. LPPM Universitas Fort De Kock
Rahmi, Afzhul. 2019. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi. Jurnal Ilmu Kesehatan.
http://dx.doi.org/10.3757/jik.v3i2.159
Rahmi, Helfia. 2019. Analisis Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Determinan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi Dalam Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) di Wilayah
Kerja Puskesmas Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2019. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh. Diakses melalui http://repository.unmuha.co.id
pada 6 Desember
Safitri, Dwi Mardiah, Yufitriana Amir, Rismadefi Woferst. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Rendahnya Cakupan dalam Pemberian Imunisasi dasar Lengkap pada Anak. Jurnal Ners
Indonesia 8 (1) September 2017. Diakses melalui https://jni.ejournal.unri.ac.id. pada 8 Desember
2022
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2022. Pentingnya Imunisasi bagi Anak.
Diakses melalui https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak
pada 6 Desember 2022
WHO. 2022. Vaccines and immunization. Diakses melalui https://www.who.int/health-topics/vaccines-
and-immunization#tab=tab_1 pada 6 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai