Disusun Oleh:
Kelompok 1
Pembimbing:
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
3
4. Dr. dr. Fathul Jannah M.Si, Sp. KKLP, dr. Rita Komalasari, MoD, PhD,M,
Kes, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, DR. Rifqatussa’adah, S.KM,
M.Kes, dan selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi
masukan yang bermanfaat.
5. dr. Ovi Norfiana, M.K.M selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
6. dr. Dwi Maisa Mawarti selaku penanggung jawab kepaniteraan di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang.
7. Neta Aulia, Amd.Keb selaku Koordinator Keluarga Berencana Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang
8. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan tanah abang,
Jakarta Pusat.
9. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga
tersusun laporan ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
1.2.1. Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah fasilitas
pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
(Permenkes No. 43 tahun 2019).
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitasi yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat (Permenkes No. 43 tahun 2019).
7
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya.
8
kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana,
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu
berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan
dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi
yang bersangkutan (KEPMENKES Nomor
128/MENKES/SK/II/2004).
9
8. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan.
10. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
11. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan/UKP tingkat pertama
di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara:
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
mengenal dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
10
1.2.6. Prinsip Penyelenggaraan dan Tugas Puskesmas
1. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Kemandirian masyarakat
d. Pemerataan
e. Teknologi tepat guna, dan
f. Keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes 75 tahun 2014).
2. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes
75 tahun 2014). Dalam regulasi dan kebijakan tentang Puskesmas,
ditetapkan bahwa tugas pokok dan fungsi Puskesmas ada empat hal,
yaitu:
a. Sebagai pembina kesehatan wilayah (Peraturan Menteri
Kesehatan No. 75/2014 tentang Puskesmas dan Peraturan
Pemerintah No. 18/2016 tentang Perangkat Daerah)
b. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat atau UKM
(Kepmenkes No. 128/2004 dan PMK 75/2014)
c. Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan atau UKP
(Kepmenkes No. 128/2004 dan PMK 75/2014) 4. Melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen Puskesmas (Kepmenkes No.
128/2004).
11
1.2.8. Upaya Kesehatan Puskesmas
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No.
43 tahun 2019). Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi
upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan.
1. Upaya Kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan keluarga
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Upaya Kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif dan/atau
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas:
a. Ketuk pintu layani dengan hati
b. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
c. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Kesehatan Olahraga
12
oleh bupati setelah mendengar saran teknis dari kantor wilayah
departemen kesehatan provinsi.
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan
penyelenggaraan. Puskesmas dikategorikan menjadi tiga, yaitu
Puskesmas Kawasan Perkotaan, Puskesmas Kawasan Pedesaan dan
Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil.
1. Puskesmas Kawasan Perkotaan adalah sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga)
dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya
pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan
jasa;
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5
km, atau hotel;
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga
memiliki listrik;
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan
perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memprioritaskan pelayanan UKM
b. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
Masyarakat
c. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah
atau masyarakat
d. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
13
e. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan
dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan
masyarakat perkotaan.
2. Puskesmas Kawasan Pedesaan sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat
(1) huruf b merupakan puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi
kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat)
kriteria kawasan perdesaan sebagai berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada
sektor agraris.
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau
hotel.
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh
persen).
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
b. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
c. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat pedesaan.
3. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil sebagaimana
dimaksud Pasal 25 ayat (1) huruf c dan huruf d memenuhi kriteria
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas
yang wilayah kerjanya meliputi kawasan terpencil dan sangat
terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
14
a. Memberi pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi tenaga kesehatan.
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan
kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan
bidan.
c. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan
kearifan lokal.
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat
terpencil.
e. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring puskesmas, dan Pelayanan UKM dan
UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster
dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas (Permenkes 43 tahun 2019).
15
Kecamatan Tanah Abang memiliki 7 Wilayah Kelurahan yaitu:
a. Kebon Kacang
b. Kebon Melati
c. Bendungan Hilir
d. Karet Tengsin
e. Pertamburan
f. Kampung Bali
g. Gelora
Batas Wilayah Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Jl. Jati Baru - Jl. Kebon Sirih, Kecamatan Gambir
b. Sebelah Barat : Kali Grogol Utara - Jl. Palmerah Utara - Jl. KS
Tubun
c. Sebelah Selatan : Jl. Jend. Sudirman, Kodya Jakarta Barat
d. Sebelah Timur : Kali Cideng - Jembatan Dukuh Atas, Kecamatan
Menteng
1.3.2. Keadaan Demografi
Pada tabel berikut dapat esa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah
rumah tangga dan dilihat data mengenai luas wilayah, jumlah kepadatan
penduduk Kecamatan Tanah Abang tahun 2021.
16
Tabel 1.3.2.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Keluaran, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Tanah Abang 2021
Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah
No Kelurahan Desa Kelurahan Rumah Penduduk
(km2) Penduduk
Tangga per km2
Kebon
1 7,1 0 1 27.429 4.820 3.864
Kacang
Kebon
2 12,6 0 1 41.409 5.777 3.287
Melati
Bendungan
3 15,8 0 1 27.065 4.789 1.713
Hilir
Karet
4 15,3 0 1 24.397 3.775 1.595
Tengsin
Kampung
6 7,3 0 1 14.737 4.820 2.019
Bali
17
Tabel 1.3.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan
Tanah Abang 2021
Jumlah Penduduk
Desa L+P
Laki - laki Perempuan
18
13 - 14 3048 2864 5912
Tabel 1.3.2.4 Data Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Tanah Abang Tahun
2021
1 Rumah sakit 2
2 Puskesmas 7
3 Poliklinik 28
5 Rumah bersalin 2
7 Apotek 9
8 Posyandu 73
9 Posbindu PTM 24
Sumber : Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, 2021
19
1.3.3 Persebaran Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan dibidang kesehatan, untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan praktek. Gambaran tenaga kesehatan yang mendukung
penyediaan pelayanan yang berkualitas di wilayah Kecamatan Tanah Abang
Tahun 2021. Tergambar pada tabel berikut yang terdiri dari tenaga medis,
tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga gizi dan tenaga teknis lainnya
Jenis Kelamin
Jenis Profesi L+P
Laki-Laki Perempuan
Dokter Umum 11 23 34
Dokter Gigi 2 8 10
Perawat 11 34 45
Bidan 0 34 34
Kesehatan Masyarakat 1 1 2
Kesehatan Lingkungan 1 5 6
Gizi 0 5 5
Tenaga Kefarmasian 2 14 16
Apoteker 2 1 3
Pejabat Struktural 0 2 2
20
1.4 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
1.4.1. Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang terletak di Kecamatan
Tanah Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat tepatnya di Jl. Danau
Toba No.1, RT.1/RW.4, Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang,
Kota Jakarta Pusat. Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
membawahi 2 wilayah Kelurahan yaitu:
4. Puskesmas Kelurahan Karet Jl. Karet Pasar Baru Barat Kelurahan Karet
Tengsin VII/19 Tengsin
21
1.4.2 Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
a. Visi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
22
1.5.1 Tujuan Program
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran. (Kemenkes RI, 2021)
23
diinginkan. Alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan
risiko melahirkan terlalu muda atau 25 terlalu tua. Jika perempuan
yang terlalu tua dan belum menopause melakukan hubungan intim
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, ada kemungkinan terjadi
kehamilan. Melahirkan di atas usia 35 tahun akan berisiko pada
wanita dan dapat menyebabkan kematian.
2. Tidak Mengganggu Tumbuh Kembang Anak
Jika anak belum satu tahun sudah memiliki adik, tumbuh
kembang anak akan terganggu. Normalnya jarak anak pertama dan
kedua antara 3-5 tahun. Jika anak belum berusia 2 tahun sudah
mempunyai adik, ASI untuk anak tidak bisa penuh 2 tahun sehingga
kemungkinan mengalami gangguan kesehatan.
Orang tua yang mempunyai dua anak juga akan mengalami
kesulitan membagi waktu. Maka anak yang lebih besar akan akan
kurang perhatian, meski anak masih membutuhkan perhatian penuh
dari kedua orangtuanya.
3. Menjaga Kesehatan Mental
Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang
cukup hebat setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang jika
mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak
dengan jarak yang dekat, kemungkinan risiko depresi semakin
besar. Depresi juga dapat terjadi pada ayah karena tidak siap secara
fisik dan mental.
Dua kondisi tersebut bisa dihilangkan dengan melakukan
program Keluarga Berencana. Jika melakukan pengaturan
kehamilan, pasangan suami istri bisa hidup lebih sehat. Bahkan
anak bisa tumbuh secara maksimal dan perencanaan kehamilan
akan berjalan matang.
Selain itu, ternyata KB tak hanya bermanfaat untuk
pasangan suami istri, program Keluarga Berencana juga
bermanfaat bagi anak, namun bukan berarti anak menjalani
program KB. Ini dia beberapa manfaat KB untuk anak
24
a. Dapat mengetahui pertumbuhan anak dan kesehatannya.
b. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang
cukup.
c. Perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik. (WHO,
2020)
25
usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah
melahirkan atau abortus.
4. Akseptor KB dini Akseptor KB dini merupakan para ibu yang
menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu
setelah melahirkan atau abortus.
5. Akseptor KB langsung Akseptor KB langsung merupakan para
istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari
setelah melahirkan atau abortus.
6. Akseptor KB drop out 27 Akseptor KB drop out adalah akseptor
yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan.
(Prijatni & Rahayu, 2016)
26
c. Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang
perempuan yang mengalami komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
Pelayanan keberlanjutan (Continuum of Care) dalam pelayanan KB,
meliputi pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja, konseling WUS/
calon pengantin, konseling KB pada ibu hamil/ promosi KB pasca
persalinan, pelayanan KB pasca persalinan, dan pelayanan KB interval.
27
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW
sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah
memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP
sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau mengikat
saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.
e. Metode Kontrasepsi Darurat Metode kontrasepsi yang dipakai
dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.
28
Kesehatan menurut tingkatan Faskes masing-masing. Berikut ini adalah
uraian cara penyimpanan alat kontrasepsi. (Kemenkes RI, 2014)
29
Tabel 1.5.8.1 Hasil Kegiatan Program KB Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
30
Tabel 1.5.9.1 Cakupan Akseptor KB Aktif Se-Kecamatan Tanah
Abang Periode Januari 2022 - November 2022
No Wilayah Sasaran Akseptor Capaian Target Target
PUS KB Aktif Jan - Nov Jan - Nov 2022
Jan - Nov Jan - Nov 2022 2022
2022 2022
1 Kec. Tanah Abang 31.033 25.160 81,1 % ≥ 57,2 % ≥ 62,5%
2 Gelora 672 588 87,5 % ≥ 57,2 % ≥ 62,5%
3 Kampung Bali 2.505 2331 93,1 % ≥ 57,2 % ≥ 62,5%
4 Karget Tengsin 4.417 3599 86,8 % ≥ 57,2 % ≥ 62,5%
5 Kebon Melati 7.040 5769 81,9 % ≥ 57,2 % ≥ 62,5%
6 Petamburan 7.405 4946 66,8 % ≥ 57,2 % ≥ 62,5%
Total 62.066 50.320 83,5 % ≥ 57,2 % ≥ 62,5%
31
Tabel 1.5.9.3 Tabel Cakupan Akseptor KB Yang Mengalami Efek
Samping Se-Kecamatan Tanah Abang Periode Januari 2022 -
November 2022
No Wilayah Peserta KB Akseptor Capaian Target Target
Aktif dan KB Yang Jan - Nov Jan - Nov 2022
KBPP Mengalami 2022 2022
Jan - Nov Efek
2022 Samping
Jan - Nov
2022
1 Kec. Tanah Abang 26.525 319 1,2 % ≤19 % ≤ 20,7%
2 Gelora 612 4 0,7 % ≤19 % ≤ 20,7%
3 Kampung Bali 2.431 17 0,7 % ≤19 % ≤ 20,7%
4 Karget Tengsin 3.799 34 0,9 % ≤19 % ≤ 20,7%
5 Kebon Melati 6.085 65 1,1 % ≤19 % ≤ 20,7%
6 Petamburan 5.263 98 1,9 % ≤19 % ≤ 20,7%
Total 53.050 638 8,9 % ≤19 % ≤ 20,7%
32
Tabel 1.5.9.5 Tabel Cakupan Akseptor KB Yang Mengalami
Kegagalan Se-Kecamatan Tanah Abang Periode Januari 2022 -
November 2022
No Wilayah Peserta KB Akseptor Capaian Target Target
Aktif dan KB Yang Jan - Nov Jan - Nov 2022
KBPP Kegagalan 2022 2022
Jan - Nov Jan - Nov
2022 2022
1 Kec. Tanah Abang 26.525 0 0% ≤0,1 % ≤0,2%
2 Gelora 612 0 0% ≤0,1 % ≤0,2%
3 Kampung Bali 2.431 0 0% ≤0,1 % ≤0,2%
4 Target Tengsin 3.799 0 0% ≤0,1 % ≤0,2%
5 Kebon Melati 6.085 0 0% ≤0,1 % ≤0,2%
6 Petamburan 5.263 0 0% ≤0,1 % ≤0,2%
Total 53.050 0 0 ≤0,1 % ≤0,2%
33
Tabel 1.5.9.7 Tabel Cakupan Akseptor KB Jangka Panjang Se-
Kecamatan Tanah Abang Periode Januari 2022 - November 2022
No Wilayah Peserta KB Akseptor Capaian Target Target
Aktif KB Jangka Jan - Nov Jan - Nov 2022
Jan - Nov Panjang Jan 2022 2022
2022 - Nov 2022
1 Kec. Tanah Abang 25.160 6.002 23,9 % ≥ 24,52 % ≥ 26,75
2 Gelora 588 147 25,0 % ≥ 24,52 % ≥ 26,75
3 Kampung Bali 2.331 451 19,3 % ≥ 24,52 % ≥ 26,75
4 Target Tengsin 3.599 874 24,3 % ≥ 24,52 % ≥ 26,75
5 Kebon Kacang 4.011 956 23,8 % ≥ 24,52 % ≥ 26,75
6 Petamburan 4.946 1.129 22,8 % ≥ 24,52 % ≥ 26,75
Total 50.280 12.004 23,8 % ≥ 24,52 % ≥ 26,75
34
1.7 Rumusan Masalah
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari berbagai hasil
pencapaian program kegiatan KB yang dievaluasi di Puskesmas Tanah
Abang maka dipilih program yang menjadi masalah dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai, kesenjangan antara apa yang
diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah dapat diselesaikan. Rumusan masalah meliputi 4W1H
(What, Where, When, Whose, How Much). Rumusan masalah dari program
kegiatan KB adalah sebagai berikut :
35
BAB II
36
2.1.1. Non – Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang
lazim digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik
ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut
“Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:
a. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui
diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama
keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan
penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman
peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini
adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
b. Metode Delphi
Suatu metode dimana sebuah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang
yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para
peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa
masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan
tersebut, menjadi prioritas masalah.
37
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom.
Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima, yang ditulis
dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk
masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan
nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode
ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas
masalah yang akan diambil.
38
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern
atau kegusaran masyarakat dan para politisi
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
39
rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member
ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu
kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah
ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian
yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi
masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang
berkepentingan dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah
seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang
digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding
dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran
untuk kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk
menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap
masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung
terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai
dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang
concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai
media.
Metode ini memakai lima kriteria yang telah disebutkan
sebelumnya untuk penilaian masalah. Setiap kriteria harus
diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
40
masalah yang ada, sehingga hasil yang didapat lebih objektif.
Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan
bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat
dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk
mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih
tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang
tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
● Emergency : bobot 5
● Greatest Member : bobot 4
● Expanding Scope : bobot 3
● Feasibility : bobot 2
● Policy : bobot 1
41
masalah lain, maka magnitude ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target
yang telah ditetapkan.
Interval Skor
0,22 – 0,72 % 1
0,73– 1,23 % 2
1,24 – 1,74 % 3
1,75 – 2,25 % 4
2,26 – 2,76 % 5
2,77 - 3,27 % 6
3,28 - 3,78 % 7
4,28 - 4,78 % 8
4,79 - 5,29 % 9
5,30 - 5,8 % 10
42
Tabel 2.3.1. 2 Penentuan Magnitude Score terhadap Kegiatan di Wilayah Kerja
Puskesmas se-Kecamatan Tanah Abang Februari – Agustus 2022
43
yang digunakan dalam penentuan skoring pada parameter ini adalah proxy
Case Fatality Rate yang beupa Angka Kematian Ibu (AKI)
1
𝐴𝐾𝐼 = × 100.000 = 50 = 0,005 %
1.981
Jumlah kematian ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan. Persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan. Pada
tahun tertentu di daerah tertentu. Pada wilayah tanah abang di dapatkan kematian
ibu 1 dan jumlah kelahiran ibu 1.981 didapatkan AKI 50 per 100.000 kelahiran
hidup atau 0,005%.
1. 0,225 – 1,225 1
2. 1,226 - 2,225 2
3. 2,226 - 3,225 3
4. 3,226 - 4,225 4
5. 4,226 - 5,225 5
44
Kecamatan Tanah Abang periode
Januari - November 2022 yaitu
23,9% kurang dari target yaitu ≥
24,52 %
45
atau ada namun tidak layak digunakan diberi nilai dua. Dan tidak ada bila tidak
tersedia dan diberikan nilai satu.
1 Tidak Tersedia 1
Alat
2 Tersedia 2
1 Tidak Tersedia 1
Obat
2 Tersedia 2
1 Tidak Tersedia 1
Tempat
2 Tersedia 2
46
3 PKM Kelurahan Karet Tengsin 4 24.397 1 : 6.099
Dengan menggunakan acuan penilaian pada tabel 2.3.3.1; 2.3.3.2; 2.3.3.3; dan
2.3.3.5 maka dirumuskan vulnerability score pada tabel 2.3.3.6
47
Bali periode Januari - November
2022 yaitu 19,3%
Parameter Skor
Kebijakan Pemerintah
48
Tabel 2.3.4.2 Penentuan Score Community and Political Concern Score terhadap
Kegiatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan tanah abang Januari 2022 –
November 2022
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Bagi negara maju masalah
dana tidak merupakan masalah akan tetapi di negara berkembang seringkali
49
pembiayaan program kesehatan tergantung pada bantuan luar negeri. Penilaian
dibagi berdasarkan menjadi dua yaitu tidak ada dan ada. Program yang tidak
memiliki dana diberi nilai satu dan yang memiliki dana diberi nilai dua.
No Dana Skor
1. Tidak ada 1
2. Ada 2
50
2.3.6 Final score dari masalah program KB di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan tanah abang Januari 2022 – November 2022
Community
Afforda
No. Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerabilty And Political Total
bility
Concern
1. Cakupan pengguna KB 1 1 7 3 2 42
3. Cakupan pengguna KB 1 1 8 3 2 48
51
Pasangan Usia Subur di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Petamburan
periode Januari - November
2022 yaitu 22,8% kurang
dari target yaitu ≥ 24,52 %
52
3) Material : Jumlah peralatan medis dan jenis obat
4) Method : Mekanisme cara yang digunakan
Sedangkan proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah
input mejadi output. Menurut Terry GR (2006) pada proses terdiri dari
sebagai berikut :
1) Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan (planning) merupakan suatu kegiatan dimana didalam
kegiatan ini terdapat proses pemilihan yang berhubungan dengan
kenyataan-kenyataan yang membuat dan menggunakan asumsi-asumsi
yang berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan
penuh keyakinan untuk mencapai hasil-hasil yang dikendaki.
2) Organizing (Pengorganisasian)
Organisasi merupakan suatu kegiatan dalam menentukan,
mengelompokkan dan pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap untuk
mencapai tujuan.
3) Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berkenaan berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai
dengan perencanaan.
4) Controlling (Monitoring)
Pengawasan sendiri bertujuan untuk menjamin agar pelaksanaannya
berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi proses berjalannya suatu program
yaitu:
5) Environment (Lingkungan)
Aspek yang ada di luar manajemen Puskesmas yang bisa mengalihkan
program, tetapi Puskesmas tidak dapat mengintervensi.
Masalah prioritas untuk masalah program Keluarga Berencana yang
akan ditetapkan akar penyebab masalahnya melalui diagram fishbone
adalah masalah kelurahan Cakupan pengguna KB jangka panjang di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kampung Bali periode Januari -
53
November 2022 yaitu 19,3% kurang dari target ≥ 24,52 % dengan final
score 2.160 dan Cakupan pengguna KB jangka panjang di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Petamburan periode Januari - November 2022 yaitu
22,8 % kurang dari target ≥ 24,52 % dengan final score 162
54
Gambar 2.5.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan menggunakan Fishbone Cakupan pengguna KB Jangka Panjang di
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Kampung Bali pada bulan Januari – November 2022
55
Gambar 2.5.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan menggunakan Fishbone Cakupan pengguna KB Jangka Panjang di
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Petamburan pada bulan Januari– November 2022
56
2.6 Mencari Penyebab Masalah yang Paling Dominan
57
b) Akar penyebab masalah pada process adalah:
Planning : Belum adanya rencana pemisahan
data warga yang berdomisili di luar
area kerja Puskesmas Kampung Bali
Organizing : Kurangnya jumlah staff PKM
Actuating : Kurangnya kunjungan warga PUS
ke Puskesmas
Controlling : Keterbatasan jumlah dokter di
wilayah kerja Puskesmas
58
Man : Keterbatasan staff puskesmas yang
memberikan penyuluhan mengenai KB
jangka panjang
59
BAB III
1. Mudah dilaksanakan
2. Murah biayanya
60
● 2 : Biaya murah
● 1 : Biaya mahal
61
Alternatif pemecahan masalah : Bekerja sama dengan RT dan RW
setempat untuk mengumpulkan data aktual warga sasaran PUS yang
masih berdomisili di Kampung Bali.
AL-1 AL-2
No Parameter Bobot
N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 1 4 1 4
2. Murah biayanya 3 1 3 2 6
3. Waktu penerapan sampai masalah 2 2 4 1 2
terpecahkan tidak lama
4. Dapat memecahkan masalah dengan 1 1 1 1 1
sempurna
Jumlah 12 13
Keterangan :
62
Dari 6 penyebab yang paling mungkin diperoleh 2 penyebab
berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut:
1. Keadaan puskesmas yang ramai sehingga edukasi KB kurang
maksimal (Actuating)
a. Alternatif pemecahan masalah : Bekerja sama dengan RT dan
RW untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara
menyeluruh, tidak hanya pada pasangan PUS atau ibu hamil yang
akan menggunakan KB
2. Kurangnya inovasi pendekatan penggunaan KB jangka panjang
a. Focus group discussion, untuk berbagi pengalaman dengan PUS
yang telah menggunakan KB jangka panjang sebelumnya serta
diskusi mengenai hal apa saja yang menjadi kekhawatiran bagi
calon pengguna KB
b. Membuat konten di media sosial Puskesmas terkait kelebihan
penggunaan KB jangka panjang dan meluruskan isu mengenai
KB jangka panjang yang ada di masyarakat
63
AL-2 : Focus group discussion, untuk berbagi pengalaman dengan PUS yang
telah menggunakan KB jangka panjang sebelumnya serta diskusi
mengenai hal apa saja yang menjadi kekhawatiran bagi calon
pengguna KB
64
BAB IV
65
Tabel 4.1.1 Rencana Pemecahan Pelaksanaan Program Pengumpulan Data
Aktual PUS di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kampung Bali periode
Desember 2022 – Maret
2023
66
Tabel 4.1.1 Rencana Pelaksanaan program Focus Grup Discussion
pengguna KB jangka panjang di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan periode April - Juni 2023
67
BAB V
5.1. Kesimpulan
68
Dari enam akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan akar masalah
sebagai berikut :
Dari enam akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan akar masalah
sebagai berikut :
1. Keadaan puskesmas yang ramai sehingga edukasi KB kurang maksimal
(Actuating)
Alternatif pemecahan masalah : Bekerja sama dengan RT dan RW untuk
memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara menyeluruh, tidak
hanya pada pasangan PUS atau ibu hamil yang akan menggunakan KB
2. Kurangnya inovasi pendekatan penggunaan KB jangka panjang
Alternatif pemecahan masalah :
Focus group discussion, untuk berbagi pengalaman dengan PUS yang
telah menggunakan KB jangka panjang sebelumnya serta diskusi
mengenai hal apa saja yang menjadi kekhawatiran bagi calon pengguna
KB
Membuat konten di media sosial Puskesmas terkait kelebihan
penggunaan KB jangka panjang dan meluruskan isu mengenai KB
jangka panjang yang ada di masyarakat
69
5.2. Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut
disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali dan kelurahan Petamburan :
70
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, 2021. Pedoman konseling menggunakan lembar balik alat bantu
pengambilan keputusan ber-KB. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Prijatni I., Rahayu S., 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
PUSKESMAS Tanah Abang. 2021. Laporan Capaian UKM Esensial Tahun 2021
PUSKESMAS Tanah Abang. 2021. Laporan Capaian UKM Esensial Tahun 2022
71