Anda di halaman 1dari 60

EVALUASI PROGRAM RUMAH TANGGA BER-PHBS DI UPT

PUSKESMAS RAWAT INAP KEMILING


PERIODE TAHUN 2021

Disusun oleh:

Adinda Putri (20360137)


Aida Ezza Prastika (20360012)
Airin Shabrina Elta Kusmana (20360057)

Pembimbing :
dr. Hany Musliha
NIP. 198509072010012009

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui laporan evaluasi program berjudul

“EVALUASI PROGRAM RUMAH TANGGA BER-PHBS DI


UPT PUSKESMAS RAWAT INAP KEMILING TAHUN 2021 “

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam mengikuti ujian akhir Kepaniteraan Klinik lmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Menyetujui,
Pelaksana Promkes

Nelly Desmawati, SKM


NIP. 197512202005012010

Pembimbing

dr. Hany Musliha


NIP. 198509072010012009

Ka.Dep IKK/IKM FK UNIMAL Bandar Lampung

(dr. Elitha M Utari,. MARS)

Ditetapkan di : Bandar Lampung, Desember 2021

Tanggal ujian : Desember 2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah evaluasi program ini
tepat pada waktunya. Evaluasi program ini kami laksanakan sebagai salah satu syarat
tugas akhir pada kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung. Evaluasi program ini bertujuan
mengetahui tingkat keberhasilan evaluasi program PHBS Rumah Tangga di UPT
Puskesmas Rawat Inap Kemiling periode tahun 2021.
Penyusun menyadari, terselesainya evaluasi program ini berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penyusun menyampaikan terima kasih atas segala
bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dalam rangka penyelesaian evaluasi
program ini, kepada:

1. dr. Hany Musliha sebagai Kepala Puskesmas Kemiling.


2. Ibu Nelly Desmawati, SKM selaku pelaksana promkes
3. Tenaga medis, paramedis, dan non paramedis di Puskesmas Kemiling.
4. Semua pihak yang telah ikut memberikan dukungan hingga selesainya evaluasi
program ini.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam evaluasi program
ini. Oleh karena itu, adanya masukan berupa saran, maupun kritik, sangat diharapkan,
sehingga dimasa mendatang dapat meningkatkan diri lebih baik lagi.

Bandar Lampung, Desember 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................4
1.4 Sasaran..................................................................................................4
1.5 Manfaat.................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Puskesmas..............................................................................................6
2.1.1 Pengertian Puskesmas.........................................................................6
2.1.2 Tujuan Puskesmas...............................................................................6
2.1.3 Fungsi Puskesmas...............................................................................6
2.1.4 Upaya Penyelenggaraan Kesehatan....................................................8
2.1.5 Sejarah Puskesmas Kemiling..............................................................8
2.2 Upaya Pelayanan Kesehatan Puskesmas..............................................10
2.3 PHBS....................................................................................................11
2.3.1 Pengertian PHBS...............................................................................11

iv
2.3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga........................12

BAB III METODE DAN EVALUASI


3.1 Pengumpulan Data................................................................................22
3.2 Tolak Ukur Penilaian............................................................................22
3.3 Cara Analisis.........................................................................................23
3.4 Diagram Fishbone.................................................................................26
3.5 Waktu dan Tempat................................................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Identifikasi Masalah...............................................................................30
4.2 Menetapkan Prioritas Masalah...............................................................32
4.3 Menyusun Alternatif Penyelesaian Masalah..........................................37
4.4 Menetapkan Alternatif Penyelesaian Masalah.......................................38

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................42
5.2 Saran.......................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Indaktor Rumah Tangga ber PHBS...........................................................13

Gambar 2. Berat Badan Anak dan Balita naik pada KMS...........................................15

Gambar 3. Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan.............................................17

Gambar 4. Diagram fish bone......................................................................................33

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pencapaian Kinerja Beberapa Pelayanan Program UKM Esensial Puskesmas
Rawat Inap Kemiling Tahun 2021...........................................................................30

Tabel 4.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Kesehatan Dengan Menggunakan


Metode USG pada 2021...........................................................................................32

Tabel 4.3 Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah......................35

Tabel 4.4 Alternatif Pemecahan Masalah (Jalan Keluar)..................................................37

Tabel 4.5 Memilih prioritas pemecahan masalah (jalan keluar) kurangnya kesadaran
individu tentang lingkungan bebas asap rokok.........................................................38

Tabel 4.6 Memilih prioritas pemecahan masalah (jalan keluar) kurangnya kesadaran
individu untuk mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun.........................................................................................................................38

Tabel 4.7 Memilih prioritas pemecahan masalah (jalan keluar) kesadaran untuk
pembuatan septic tank..............................................................................................39

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan

investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu menjadi

suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan

melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.1

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat. Paradigma sehat tersebut dijabarkan dan dioperasionalkan dalam

bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dalam budaya hidup

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, serta bertujuan

untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik,

mental maupun sosial.1

Evaluasi dalam pelaksanaan keberhasilan PHBS dapat dilihat dari

indikator- indikator yang ada pada PHBS rumah tangga. PHBS di rumah

tangga merupakan upaya memberdayakan anggota dari setiap rumah tangga

agar tahu, mau serta mampu mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat

1
juga berperan serta dalam setiap gerakan kesehatan pada masyarakat.12

Puskesmas

2
dalam menyelenggarakan PHBS harus mampu melaksanakannya melalui

promosi kesehatan.

Puskesmas juga harus menekankan kepada masyarakat bahwa

pencegahan lebih baik dilakukan daripada pengobatan. Pencegahan dapat

dimulai dari dini dan dilakukan secara mandiri oleh setiap masyarakat.

Tindakan pencegahan tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal. Oleh

sebab itu betapa pentingnya PHBS dilakukan oleh masyarakat untuk

meningkatkan kesehatannya.

PHBS pada tatanan rumah tangga terdapat 10 indikator, diantaranya

adalah :

1) persalinan ditolong tenaga kesehatan, 2) memberikan ASI eksklusif, 3)

melakukan penimbangan pada bayi dan balita setiap bulan, 4) menggunakan

air bersih, 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) penggunaan

jamban sehat, 7) memberantas jentik nyamuk, 8) memakan buah dan sayur

setiap hari,

9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, 10) tidak merokok di dalam rumah.

Rumah Tangga yang ber-PHBS artinya dapat menjaga, meningkatkan dan

memperbarui kesehatan dari semua anggota rumah tangga dari segala jenis

penyakit yang ada pada lingkungan tidak baik. Penerapan PHBS tatanan

rumah tangga adalah tanggungjawab semua anggota rumah tangga. 12

Dalam Peraturan Kementrian Kesehatan tentang Rencana Strategis

Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019 menetapkan target perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) sebesar 80%. Persentase rumah tangga yang

3
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tahun 2011 sebesar 53,9%,

4
tahun 2012 sebesar 56,5% dan tahun 2013 sebesar 55,0% maka pencapaian

PHBS tersebut masih jauh dari target yang telah ditetapkan pemerintah.

Pencapaian target ini dikarenakan kurang maksimalnya pelaksanaan

pelayanan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta kurangnya

tenaga promosi keehatan dalam melaksanakan program PHBS.7

Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Rumah Tangga

adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau

dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatannya, mencegahresiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari

ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilaku

sehat dan lingkungan sehat. Maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan

dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif),

khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi

Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS.1

Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesejahteraannya dan

tidak mudah sakit karena faktor perilaku mempunyai andil dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Rumah tangga sehat dapat

meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah tangga. Dengan

meningkatnya kesehatan rumah tangga, biaya yang tadinya dialokasikan untuk

kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan

usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

Oleh karena itu, peningkatan kesehatan dalam rumah tangga itu penting

5
karena merupakan

6
lingkungan awal untuk memulai berprilaku hidup sehat.

Indikator rumah tangga ber-PHBS di Kota Bandar Lampung tahun

2020 memiliki target capaian 80 % per tahun, sedangkan ditahun 2020

indikator tersebut hanya mencapai target 73,33 %. Di Puskesmas Rawat Inap

Kemiling tahun 2020 memiliki target capaian 80 % dengan hasil capaian 27,5

%. Dan di tahun 2021 Puskesmas Rawat Inap Kemiling hanya mencapai 26,4

%. Oleh karena itu kami memilih untuk mengevaluasi program Rumah

Tangga ber- PHBS.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah evaluasi program Rumah Tangga ber-PHBS sudah tercapai?

2. Apakah faktor penyebab dalam tercapainya Rumah Tangga ber-PHBS?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti kagiatan PHBS (Perilaku Hidup Sehat dan Bersih)

diharapkan para anggota keluarga dapat meningkatkan rumah tangga ber

PHBS di wilayah kerja Puskesmas Kemiling.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah

tangga untuk melaksanakan PHBS.

2. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

1.4 Sasaran

1. Seluruh anggota keluarga

2. Lingkungan masyarakat
7
1.5 Manfaat

1. Bagi masyarakat dapat mengetahui cara PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

2. Setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah

terkena penyakit

3. Rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga

4. Anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat

tumbuh sehat dan tercukupi gizinya.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

2.1.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja.15

2.1.2 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmasadalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang yang bertempat tingal di wilayah kerja puskesmas

agar terwujud derajat kesehatanyang setinggi-tingginya dalam rangka

mewujudkan Indonesia Sehat 2020.2

2.1.3 Fungsi Puskesmas

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan

dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung

pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan

melaporkandampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program di

wilayah kerjanya.

9
2) Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat.

3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan kesehatan tingkat pertama yang

menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

1) Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang

bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan

kesehatan danpencegahan penyakit.

2) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang

bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan sertamencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit danpemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan

10
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan

kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat

serta program kesehatan masyarakat lainnya.2

2.1.4 Upaya Penyelenggaraan Kesehatan

Upaya kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi dua yakni :

1. Upaya kesehatan wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya

ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

2. Upaya kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.2

2.1.5 Sejarah Puskesmas Kemiling

UPT Puskesmas Rwat Inap Kemiling berdiri sejak tahun 1958

bertempat di Kelurahan Sumberejo Kemiling Kec. Tanjung Karang Barat

dengan nama Balai Pengobatan (BP) Kemiling dan belum menetap karena

masih menumpang dirumah warga.

Kemudian pada tahun 1965 telah memiliki gedung sendiri dan

tanahnya merupakan wakaf dari Yayasan Budi Suci. Kemudian pada tahun

1984 statusnya dari Balai Pengobatan berubah menjadi Puskesmas

pembantu (Pustu) kemiling yang dikepalai oleh Seorang perawat (Ny.

Renny Ginting). Pada tahun 1968 Pemerintah Kotamadya Dati II

Bandarlampung mengadakan rehab gedung total yang kemudian dibangun

11
gedung baru; satu unit gedung Puskesmas, satu unit perumshan dokter dan

satu unit perumahan paramedis, kemudian berubah statusnya menjadi

Puskesmas nduk Kemiling yang dikepalai oleh dokter umum (dr. Firhat

Esfandiari).

Pada tahun 1998 Pemerintah Kotamadya Dati II Bandar lampung

berubah nama menjadi Pemerintah Kota Bandar lampung.

Pada tahun 2002 Pemerintah Kota Bandarlampung mengadakan

pemekaran wilayah kecamatan tanjung Karang Barat menjadi 2 kecamatan

yaitu :

1. Kecamatan Tanjung Karang Barat

2. Kecamatan Kemiling

Puskesmas Kemiling berada di Kecamatan Kemiling dengan memiliki

wilayah kerja 3 kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Sumberejo

2. Kelurahan Langkapura

3. Kelurahan Kemiling Permai

Kemudian berdasarkan Perda No.04 tahun 2012 pada bulan September

2012 Pemerintah Kota Bandarlampung mengadakan pemekaraan wilayah

lagi, Kecamatan Kemiling menjadi 2 Kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Kemiling

2. Kecamatan Langkapura

Puskesmas Kemiling berada di Kecamatan Kemiling dengan wilayah kerja

4 kelurahan yaitu:

12
1. Kelurahan Sumberejo

13
2. Kelurahan Sumberejo Sejahtera

3. Kelurahan Kemiling Permai

4. Kelurahan Kemiling Raya

Kemudian berdasarkan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor

209/IV.41/HK/2012 tanggal 27 februari 2012, Puskesmas Kemiling yang

sebelumnya Puskesmas Rawat Jalan statusnya berubah menjadi Puskesmas

Rawat Inap dengan nama UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling.

Puskesmas Rawat Inap Kemiling didirikan berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Bandarlampung Nomor 05 tahun 2003 tentang pembentukan

Organisasi dan Tata kerja UUnit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas

Kesehatan Kota Bandarlamung. Struktur organisasi Puskesmas Rawat Inap

Kemiling Kota Bandarlampung ditetapkan dengan Surat Keputusan

Walikota Bandar lampung nomor : 76 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat

Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Bandar lampung.

2.2 Upaya Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Puskesmas menyelenggarakan UKM tingkat pertama dan UKP tingkat

pertama. UKM dan UKP dilaksanakan secara terintegrasi dan

berkesinambungan.

UKM esensial meliputi :

a. pelayanan promosi kesehatan;

b. pelayanan kesehatan lingkungan;

c. pelayanan kesehatan keluarga;

d. pelayanan gizi; dan

14
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter

layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi

dan kewenangannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

2.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.3.1 Pengertian

Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah

1. Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif

untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,

melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam

Gerakan Kesehatan Masyarakat.7

2. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.6

3. Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman

belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku

melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan

pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara

hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, melindungi, dan

meningkatkan kesehatannya.8 10

15
PHBS dapat dilakukan di rumah tangga, sekolah, tempat umum, tempat

16
kerja dan institusi kesehatan.

1. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.6

2. PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan sehat. 9

3. PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja,

pemilik dan pengelola usaha/ kantor, agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat

kerjasehat.10

4. PHBS di tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat

pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan

mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan tempat- tempat umum sehat. 11

5. PHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk

mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi

Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi

kesehatan.12
11

2.3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

17
PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga

18
Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS

di rumah tangga yaitu :

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,

2) Memberi bayi ASI Eksklusif,

3) Menimbang bayi dan balita,

4) Menggunakan air bersih,

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

6) Menggunakan jamban sehat,

7) Memberantas jentik di rumah,

8) Makan buah dan sayur setiap hari,

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari,

10) Tidak merokok di dalam rumah.6

Gambar 1. Indikator Rumah Tangga ber-PHBS

Penjelasan dari tiap indikator PHBS tersebut adalah sebagai berikut


:

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

19
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para

20
medis lainnya). Setiap persalinan dari ibu hamil harus ditolong oleh tenaga

kesehatan karena

a. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahlidalam membantu

persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.

b. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong oleh

atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

c. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan

peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya

infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. 13

Apabila terdapat tanda-tanda persalinan seperti ibu mengalami mulas- mulas

yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat, rahim terasa kencang bila

diraba terutama saat terasa mulas, keluar lendir bercampur darah dari jalan

lahir, keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir,

merasa seperti mau buang air besar maka harus segera hubungi tenaga

kesehatan (bidan/ dokter), tetap tenang dan tidak bingung, untuk mengurangi

rasa sakit dari mulasnya dapat bernapas panjang melalui hidung dan

mengeluarkan melalui mulut.6

2) Memberi bayi ASI Eksklusif

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan dengan

kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi

tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening

berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung

zat kekebalan terhadap penyakit.

3) Menimbang bayi dan balita


21
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1

bulan sampai 5 tahun di Posyandu untuk memantau pertumbuhannya setiap

bulan. Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku

KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan

terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya). Berat

badan naik, bila :

a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.

b. Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya. 6

Gambar 2. Berat badan anak dan balita naik pada KMS

Sementara yang tidak naik, bila :

a. Garis pertumbuhannya menurun.

b. Garis pertumbuhannya mendatar.

c. Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.6

22
4) Menggunakan air bersih

Air bersih adalah air yang secara fisik dapat dibedakan melalui indera

kita(dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):

a. Air tidak berwarna, harus bening/ jernih.

b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan

kotoranlainnya.

c. Air tidak berasa.

d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau belerang. 6

Dengan menggunakan air bersih dapat terhindar dari gangguan

penyakitseperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata,

penyakit kulit atau keracunan selain itu, setiap anggota keluarga terpelihara

kebersihannya. Keberadaan air bersih ini yang sangat penting, maka perlu

untuk menjaga kebersihan sumber air bersih yaitu

1. Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan

sampah sampai paling sedikit 10 meter.

2. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran.

3. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga

bangunannya agar tidak rusak.

4. Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di

sekitar sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak

berlumut pada lantai/ dinding sumur. Ember/ gayung pengambil

air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai.

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan suatu

23
intervensi kesehatan yang paling hemat tapi sangat bermanfaat karena dapat

membunuh kuman penyakit yang ada di tangan sehingga tangan menjadi

bersih dan bebas dari kuman, mencegah penularan penyakit, seperti disentri,

flu burung, flu babi, typhus, dll. 8 14

Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan yaitu:

1. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang

binatang, berkebun, dll)

2. Setelah buang air besar.

3. Setelah menceboki bayi atau anak.

4. Sebelum makan dan menyuapi anak.

5. Sebelum memegang makanan.

6. Sebelum menyusui bayi.4

Gambar 3. Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan

24
Adapun cara yang benar untuk cuci tangan itu sendiri dengan

menggunakan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya,

selanjutnya bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan

punggung tangan, dan yang terakhir bersihkan tangan pakai lap bersih. 8

6) Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia. Jamban yang sehat harus memenuhi persyaratan sbb :

a. Tidak mencemari sumber air minum (Jarak antara sumber air minum

denganlubang penampungan minimal 10 meter)

b. Tidak berbau.

c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.

d. Tidak mencemari tanah disekitarnya.

e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.

f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.

g. Penerangan dan ventilasi cukup.

h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.

i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang

tinja, sehingga dapat menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan

tidakberbau, tidak mencemari sumber air yang dijadikan sebagai air baku air

minum atau air untuk kegiatan sehari-hari, dan tidak mengundang serangga dan

binatang yang dapat menyebarluaskan bibit penyakit.8

7) Memberantas jentik di rumah

Keluarga perlu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan


25
cara 3 M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus8 Menghindari gigitan

nyamuk). 3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu :

a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak

mandi, tatakan kulkas, alas pot kembang.

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol,

lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.

c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat

menampung air.

d. Plus menghindari gigitan nyamuk yaitu dengan menggunakan kelambu,

memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, menghindari

kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar, mengupayakan

pencahayaan dan ventilasi yang memadai, menabur larvasida di tempat

yang sulit dikuras dan memelihara ikan pemakan jentik di kolam. 8

8) Makan buah dan sayur setiap hari

Sayur dan buah merupakan sumber nutrisi antioksidan dengan

kandungan vitamin dan mineral. Buah dan sayur juga kaya akan senyawa

fitokimia anti- kanker serta serat.8

Adapun porsi ideal sayur dan buah tiap hari untuk menjaga tubuh tetap

sehat yaitu mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau

sebaliknya setiap hari. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak

kandungan dari gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaanmentah atau

dikukus.6

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Setiap anggota keluarga diharapkan melakukan aktivitas fisik secara


26
bertahap sampai mencapai 30 menit setiap hari, bisa dilakukan sebelum makan

27
atau 2 jam sesudah makan, berupa kegiatan sehari-hari dan olahraga. Aktivitas

fisik yang dilakukan secara teratur dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta

alat tubuh lainnya.8

10) Tidak merokok di dalam rumah

Bahaya merokok di dalam rumah yaitu asap rokok yang mengandung

zat- zat nikotin, tar dan zat berbahaya lainnya terhisap oleh perokok pasif yang

dapat menyebabkan berbagai penyakit antara lain jantung dan pembuluh darah.8

Jika di dalam lingkungan masyarakat, semua rumah tangga menerapkan

PHBS maka akan diperoleh manfaat sebagai berikut

1) Bagi Rumah Tangga

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c. Anggota keluarga giat bekerja.

d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi

keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan

keluarga. 8

2) Bagi Masyarakat

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan.

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

28
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan

jamban, ambulans desa dan lain-lain.

3) Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota

a. Peningkatan persentasi Rumah Tangga ber-PHBS menunjukkan kinerja

dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.

b. Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi masalah-

masalah kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan lingkungan

yang tertata rapi dan sehat serta penyediaan sarana pelayanan

kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

c. Provinsi dan kabupaten/ kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi

daerah lain dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga

29
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan berupa pengumpulan data primer

dan sekunder:

1. Sumber data primer

Wawancara dengan koordinator pelaksana program promosi kesehatan

di Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung.

2. Sumber data sekunder

 Laporan penilaian kinerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling

Bandar Lampung tahun 2021

 Profil Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung.

3.2 Tolak Ukur Penilaian

Evaluasi dilakukan pada program kesehatan lingkungan. Adapun

sumber rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah Pedoman

Umum Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga oleh

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016 dan Surat

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Nomor

440.005A.III.02.I.2018 tentang Penetapan Indikator Kinerja Pelayanan

Kesehatan di Puskesmas Kota Bandar Lampung

30
3.3 Cara Analisis

1. Menentukan masalah yang terjadi

Menentukan masalah yang terjadi dengan cara membandingkan

pencapaian keluaran program dengan tolak ukur keluaran. Bila terdapat

kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah. Selanjutnya membuat daftar

masalah yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan

masalah yang ditemukan.

2. Menetapkan prioritas masalah

Menetapkan prioritas masalah diperlukan untuk mendapatkan solusi

untuk memecahkannya. Pada evaluasi ini dipilih metode USG (Urgency,

Seriousness, Growth) yang merupakan salah satu alat untuk menyusun

urutan prioritas masalah yang harus diselesaikan. Caranya dengan

menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan masalah

dengan menentukan skala nilai 1–5. Masalah yang memiliki total

skor tertinggi merupakan masalah prioritas.

 Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak

masalah tersebut diselesaikan.

 Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap

produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan

membahayakan sistem atau tidak.

 Growth dilihat dari kemungkinan masalah akan semakin

memburuk kalau dibiarkan.

3. Identifikasi penyebab masalah

Identifikasi penyebab masalah digunakan metode diagram sebab

31
akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/fish bone). Diagram fishbone

merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan

secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang

berhubungan dengan suatu permasalahan. Diagram fish bone disusun dengan

menuliskan masalah pada kepala ikan, kemudian membuat garis horizontal

dengan anak panah menunjuk ke arah kepala ikan. Selanjutnya menetapkan

kategori utama penyebab, dan membuat garis dengan anak panah mengarah

kearah horizontal. Dalam analisis penyebab masalah pada tulisan ini

menggunakan 5 kategori yaitu Man, Money, Method, Machine, dan

Environment.

4. Menyusun prioritas faktor penyebab masalah

Penyusunan prioritas faktor penyebab masalah menggunakanindikator

sebagai berikut:

1) Importancy (I) atau pentingnya penyebab masalah, yang terdiri dari:

 Severity (S) yaitu akibat yang ditimbulkan oleh masalah.

 Prevalence (P), jumlah suatu masyarakat yang terkena

masalah, semakin besar maka semakin harus diprioritaskan.

 Rate of increase (RI) yaitu jumlah kenaikan angka penyakit

dalam periode waktu tertentu.

 Degree of unmeet need (DU) yaitu adanya keinginan/dorongan besar

dari masyarakat agar masalah tersebut dapat segera diselesaikan.

 Social Benefit (SB), sejauh mana keuntungan sosial yang diperoleh

dari penyelesaian masalah tersebut.

32
 Public concern (PB), menyangkut besarnya keprihatinan masyarakat

terhadap suatu masalah.

 Political climate (PC), besarnya dukungan politik dari pemerintah

sangat menentukan besarnya keberhasilanpenyelesaian masalah.

2) Technical feasibility (T), ketersediaan teknologi dalam mengatasi suatu

masalah.

3) Resource availability (R), menyangkut ketersediaan sumber daya yang

dapat dipergunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.

5. Membuat alternatif jalan keluar

Alternatif jalan keluar dibuat sebagai pemecahan masalah. Alternatif

tersebut dibuat dengan melihat kerangka konsep prioritas masalah, sehingga

tersusun daftar alternatif pemecahan masalah dengan melihat kondisi dansituasi

fasilitas kesehatan di puskesmas.

6. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah

Pemecahan masalah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dibuat yang

dianggap paling baik dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Untuk menilai

efektifitas jalan keluar, diperlukankriteria tambahan sebagai berikut:

1) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude).

Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar

tersebut.

2) Pentingnya jalan keluar (Importancy).

Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelangsungan masalah. Makin baik

dan sejalan selesainya masalah, makin penting jalan keluar tersebut.

33
3) Sensitifitas jalan keluar (Vulnerability).

Sensitifitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluardalam mengatasi

masalah, makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.

Selanjutnya ditetapkan nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap

alternative jalan keluar. Nilai efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya (cost)

yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang

diperlukan makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Beri angka satu (biaya

paling sedikit) sampai angka lima (biaya paling besar). Nilai prioritas

(P) dihitung untuk setiap alternatif jalan keluar. Jalan keluar dengan nilai P

tertinggi adalah prioritas jalan keluar terpilih.

𝑃 = 𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉
𝐶
Keterangan =

P: priority, M: Magnitude, I: Importancy , V: Vulnerability, C:Cost

3.4 Diagram Fishbone

Diagram Cause and Effect atau Diagram sebab akibat adalah alat yang

membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai

penyebabyang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu.

Diagram ini menggambarkan hubungan antara masalah dengan semuafaktor

penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang‐

kadang disebut diagram “Ishikawa" karena ditemukan oleh KaoruIshikawa, atau

diagram “fishbone” atau “tulang ikan" karena tampak mirip dengan tulang ikan.

34
Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita perlu:

 Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari

akibat,masalah, atau kondisi tertentu.

 Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara berbagai

faktoryang mempengaruhi akibat atau proses tertentu

 Menganalisis masalah yang ada sehingga tindakan paling tepat

dapatdiambil

Manfaat menggunakan diagram fishbone yaitu:

 Membantu menentukan akar penyebab masalah dengan pendekatan

yangterstruktur.

 Mendorong kelompok untuk berpartisipasi dan memanfaatkan pengetahuan

kelompok tentang proses yang dianalisis.

 Menunjukkan penyebab paling mungkin dari variasi atau perbedaan yangterjadi

dalam suatu proses

 Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan membantu

setiap orang untuk mempelajari lebih lanjut berbagai factor kerja dan bagaimana

faktor–faktor tersebut saling berhubungan

 Mengenali area dimana data seharusnya dikumpulkan untuk pengkajian lebih

lanjut

Cara membuat diagram fishbone

Langkah–langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram

Fishbone sebagai berikut:

7. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan dianalisis

35
 Hasil atau akibat disini adalah karakteristik dari kualitas

tertentu,permasalahan yang terjadi pada kerja, tujuan perencanaan,

dansebagainya.

 Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau akibatagar

mudah dipahami.

 Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau

negatif(suatu masalah, akibat). Hasil atau akibat yang negatif yaitu

berupamasalah biasanya lebih mudah untuk dikerjakan. Lebih mudah

bagikita untuk memahami sesuatu yang sudah terjadi (kesalahan) daripada

menentukan sesuatu yang belum terjadi (hasil yang diharapkan) .

 Kita bisa menggunakan diagram pareto untuk membantu menentukan

hasil atau akibat yang akan dianalisis

8. Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulangbelakang.

 Disebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil atau akibat yang

dihasilkan oleh proses yang akan dianalisis

 Buat kotak yang mengelilingi hasil atau akibat tersebut

9. Identifikasi penyebab‐penyebab utama yang mempengaruhi hasil atauakibat.

 Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan menjadi

kategori yang akan berisi berbagai penyebab yang menyebabkanpenyebab

utama.

 Untuk menentukan penyebab utama seringkali merupakan pekerjaan yang

tidak mudah. Untuk itu kita dapat mencoba memulai dengan menulis

daftar seluruh penyebab yang mungkin. Kemudian penyebab-penyebab

36
tersebut dikelompokkan berdasarkan hubungannya satu sama lain.

Tentukan penyebab berdasarkan urutan proses yang digunakan. Jadi, pada

garis horisontal “tulang punggung ikan”,tuliskan semua proses utama dari

kiri ke kanan.

 Tulis penyebab utama tersebut disebelah kiri kotak hasil atau

akibat,beberapa tulis diatas garis horisontal, selebihnya dibawah garis.

 Buat kotak untuk masing‐masing penyebab utama tersebut.

10. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor‐faktor yang

menjadi penyebab dari penyebab utama

 Identifikasi sebanyak mungkin faktor penyebab dan tulis sebagai

sub cabang utama

 Jika penyebab‐penyebab minor menjadi penyebab dari lebih dari

satu penyebab utama, tuliskan pada semua penyebab utama

tersebut.

3.4 Waktu dan Tempat

Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 06 Desember 2021 – 01

Januari 2022 di Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung.

37
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah dan Menetapkan Tolak Ukur yang Digunakan

Proses identifikasi masalah dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran

(output) program kerja Puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan

antara tolak ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan

penyebab masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi

masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian dan target.

Setelah identifikasi masalah telah dilakukan, selanjutnya menentukan tolak ukur dari

permasalahan tersebut. Dalam makalah ini, tolak ukur dari program promosi kesehatan

masyarakat di Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2021.

Tabel 4.1 Pencapaian Kinerja Beberapa Pelayanan Program UKM Esensial Puskesmas
Rawat Inap Kemiling Tahun 2021
Pencapaian
Variabel
No Target TW I TW II TW III TW IV Jumlah Masalah
Indikator
(%) (%) (%) (%)
Persentase RT Belum
1 80% 8,62 8,9 - 8,9 26,4
ber- PHBS tercapai
Persentase
Tatanan
Institusi
Belum
2 Pendidikan 80% - - - 76,9 76,9
tercapai
Yang
Melaksanakan
PHBS
Persentase
Sarana
Belum
3 Kesehatan 100% - 27,8 33,3 27,8 88,9
tercapai
yang ber-
PHBS

38
Persentase
Tatanan
Tempat Sudah
4 80% 22,73 25,0 27,3 18,2 93,2
Ibadah yang tercapai
melaksanakan
PHBS
Persentase
Tatanan
Tempat Kerja Belum
5 80% 0 - - - 0
Yang tercapai
Melaksanakan
PHBS
Sumber : Laporan Hasil Capaian Kinerja UKM UPT Puskesmas Rawat Inap
Kemiling Tahun 2021

Dari program tersebut terdapat didapatkan persentase tatanan tempat ibadah

yang melaksanakan PHBS sudah tercapai, sedangkan persentase tatanan tempat kerja

yang ber PHBS, persentase sarana kesehatan yang ber PHBS, persentase tatanan

tempat kerja yang ber PHBS belum tercapai, begitu juga dengan persentase rumah

tangga ber PHBS memiliki persentasi pencapaian terkecil sehingga program ini

belum tercapai.

4.2 Menetapkan Prioritas Masalah

Berdasarkan Tabel, masalah yang ditemukan pada Program UKM Esensial

tersebut terdapat masalah pada Persentase rumah tangga ber-PHBS, hal ini

ditegakkan karena adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur.

Penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan metode USG (Urgency,

Seriousness, Growth).

Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah USG yaitu:

1. Urgency

Menilai seberapa mendesaknya isu dan ketersediaan waktu untuk pemecahan

39
masalah yang ada.

2. Seriousness

Melihat pengaruh bahwa masalah tersebut akan menyebabkan hal yang

serius/fatal.

3. Growth

Aspek kemungkinan meluasnya/berkembangnya masalah/atau kemungkinan

timbulnya masalah.

Tabel 4.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Kesehatan Dengan Menggunakan Metode
USG pada 2021

Nilai Kriteria
Nilai
No Masalah Akhir
U S G

1 Persentase RT ber- PHBS 5 5 5 15


Persentase Tatanan Institusi
2 Pendidikan Yang Melaksanakan 4 4 4 12
PHBS
Persentase Sarana Kesehatan
3 4 5 4 13
yang ber-PHBS

Persentase Tatanan Tempat


4 Ibadah yang melaksanakan PHBS 3 4 3 10

Persentase Tatanan Tempat Kerja


5 Yang Melaksanakan PHBS
4 4 3 11

*Skala 1-5
Ket: 1 (sangat kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar), 5 (sangat besar).

Berdasarkan metode USG, didapatkan bahwa prioritas masalah adalah Persentase

rumah tangga ber-PHBS.

40
28Gambar 4 Diagram Fish Bone Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Puskesmas Rawat Inap Kemiling

Ma
luas : langkah cuci tangan,
n K
Kurangnya kesadaran u bahaya merokok, dan
untuk mencuci r pentingnya hidup sehat
tangan dengan air a
bersih dan sabun n
Nakes terbatas, tidak g
sesuai dengan Kurangnya
penduduk yang ada kesadaran individu t Kurangnya pengawasan dari
tentang bahaya asap e kader pada warga terhadap Rumah Tangga yang
rokok r
Kurangnya
s
e
Method b
a
r
n
Penyuluhan yang kurang y
menarik a

b
a
n
n
e
r

s
e
c
a
r
a

m
e
pengetahuan kegiatan ber PHBS melaksanakan PHBS belum
Kurangnya kesadaran Pencatatan
tentang rumah mencapai target di Wilayah
untuk menimbang bayi terkait PHBS
tangga ber Puskesmas Rawat Inap
dan balita setiap bulan yang kurang baik
PHBS Kemiling Tahun 2021 dengan
capaian 26,4 % dari target
80 %
< anggaran untuk
pembuatan septic tank
dari RT itu sendiri Belum
tersedianya
Lahan tanah yang
tidak memadai kawasan khusus
untuk pembuatan merokok
Masih banyaknya
septic tank
tempat perindukan
nyamuk
Tidak ada dana yang pasti dari
puskesmas, sehingga kurangnya
Belum semua
support dana untuk menggerakkan
RT memiliki
kader atau untuk pencapaian
septic tank
program

Mother Nature Money Material


33
Setelah dilakukan pencarian masalah utama pada komponen-komponen

diatas, diperoleh beberapa masalah utama, antara lain:

1. Nakes terbatas, tidak sesuai dengan penduduk yang ada

2. Kurangnya kesadaran untuk menimbang bayi dan balita setiap bulan

3. Kurangnya kesadaran individu tentang bahayanya asap rokok

4. Kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

5. Kurangnya pengetahuan tentang rumah tangga ber-PHBS

6. Belum tersedianya kawasan khusus merokok

7. Belum semua RT memiliki septic tank

8. Kurang tersebarnya banner secara meluas : langkah cuci tangan, bahaya

merokok, dan pentingnya hidup sehat

9. Penyuluhan yang kurang menarik

10. Pencatatan terkait PHBS yang kurang baik

11. Kurangnya pengawasan dari kader pada warga terhadap kegiatan ber-

PHBS

12. Masih banyaknya tempat perindukan nyamuk

13. Lahan tanah yang tidak memadai untuk pembuatan septic tank

14. Kurangnya anggaran untuk pembuatan septic tank dari RT itu sendiri

15. Tidak adanya dana yang pasti dari puskesmas, sehingga kurangnya support dana untuk

menggerakkan kader atau untuk pencapaian program

Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang

paling memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program. Dengan

menggunakan model teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih

masalah yang paling dominan.

34
Tabel 4.3 Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah

I
No. Daftar Masalah T R IxTxR
P S RI DU SB PB PC
1. Man
Kurangnya kesadaran untuk menimbang 3 3 4 2 4 3 3 2 3 132
bayi dan balita tiap bulan

Kurangnya kesadaran individu tentang 4 4 4 2 5 1 5 4 4 400


bahaya asap rokok

Kurangnya kesadaran untuk 4 4 3 1 5 1 4 4 3 264


mencucitangan dengan air bersih dan
sabun
Kurangnya pengetahuan tentang rumah 4 4 1 1 5 2 4 3 3 189
tangga ber-PHBS
Nakes terbatas, tidak sesuai dengan 4 4 1 1 4 2 3 3 4 228
penduduk yang ada

2. Material
Belum tersedianya kawasan khusus 2 4 3 2 5 4 2 3 2 132
merokok

Belum semua RT memiliki septic tank


4 3 3 2 3 2 3 4 3 240
3. Method
Penyuluhan yang belum menarik 3 3 4 4 4 2 3 3 2 138

Pencatatan terkait PHBS yang kurang 3 4 4 2 5 2 4 2 3 144


baik
Kurang tersebarnya banner secara meluas :
4 4 3 2 4 3 3 3 3 207
langkah cuci tangan, bahaya merokok, dan
pentingnya hidup sehat

Kurangnya pengawasan dari kader pada


3 4 4 2 5 4 3 4 2 200
warga terhadap kegiatan ber-PHBS

4 Mother Nature/ Environment


Masih banyaknya tempat 3 2 1 3 5 2 3 2 3 114
perindukan nyamuk
Lahan tanah yang tidak memadai untuk 2 2 3 3 5 4 2 3 2 126
pembuatan septic tank

35
5. Money
Kurangnya anggaran untuk pembuatan 4 4 3 2 4 1 4 2 3 132
septic tank dari RT itu sendiri
Tidak adanya dana yang pasti dari 4 4 1 1 5 2 4 3 3 189
puskesmas, sehingga kurangnya support
dana untuk menggerakkan kader atau
untuk pencapaian program

Keterangan:
(5=sangat penting, 4=penting, 3=agak penting, 2=kurang penting, 1=tidak penting)
 Pentingnya masalah (Importancy/I)
– Besarnya masalah (Prevalence/P)
– Akibat yang ditimbulkan masalah (Severity/S)
– Kenaikannya besarnya masalah (Rate of Increase/RI)
– Derajat keinginan masyarakat yang belum terpenuhi (Degree of Unmeet
Need/DU)
– Keuntungan sosial karena selesainya masalah (Social Benefit/SB)
– Rasa prihatin masyarakat tentang masalah (Public Concern/PB)
– Suasana politik (Political Climate/PC)
 Kelayakan Tekhnologi (Technical Feasibility/T)
 Sumber daya yang tersedia (Resources Availibility/R)

Setelah dilakukan pemilihan prioritas masalah, didapatkan 3 penyebab masalah


yang utama pada faktor Man yaitu Kurangnya kesadaran individu tentang lingkungan
bebas asap rokok, kurangnya kesadaran untuk mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, dan kurangnya jumlah septic tank.

36
4.3 Menyusun Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 4.4 Alternatif pemecahan masalah (jalan keluar)

Masalah Penyebab Alternatif


Kurangnya Kurangnya pengetahuan 1. Penyuluhan bahaya merokok dan
kesadaran tentang bahaya asap perokok pasif bagi keluarga dan orang
individu tentang rokok untuk diri sendiri sekitar perokok atau pada anak SD.
lingkungan bebas dan lingkungan sekitar 2. Memberikan pamflet bahaya akibat
asap rokok merokok ke setiap rumah warga.
3. Melakukan pertemuan dengan seluruh
puskesmas di wilayah kerja bandar lampung
agar dapat menggerakan klinik terapi
berhenti merokok
4. 4. Menginformasikan hasil evaluasi
kegiatan setiap bulannya oleh kader ke
petugas kesehatan

Kurangnya Edukasi yang masih 1. Penyuluhan dan simulasi mencuci tangan


kesadaran individu kurang tentang dengan air bersih dan sabun.
untuk mencuci pentingnya mencuci 2.2. Memberikan pamflet cara mencuci tangan
tangan dengan air tangan dengan air
dengan air bersih dan sabun ke setiap
bersih dan sabun bersih dan sabun
rumah warga
3. Membuat tempat cuci tangan umum di setiap
kelurahan. Bisa dalam bentuk bambu atau
yang lainnya.
4. Menginformasikan hasil evaluasi kegiatan
setiap bulannya oleh kader ke petugas
kesehatan

1. Penyuluhan tentang pentingnya


Kurangnya jumlah 1. Edukasi yang masih pemasangan septic tank sebagai
septic tank kurang tentang penampungan air limbah dan proses
pentingnya penghancuran kotoran.
penggunaan septic 2. Memberikan pamflet tentang cara kerja
tank septic tank dan kegunaannya
2. Mengganggap 3. Mengajukan permohonan kepada pemkot
penggunaan septic terkait diadakannya pemasangan septic tank
tank tidak perlu dan 4. 4. Menginformasikan hasil evaluasi kegiatan
tidak terlalu penting setiap bulannya oleh kader ke petugas
kesehatan

37
4.4 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 4.5 Memilih prioritas pemecahan masalah (jalan keluar) kurangnyakesadaran


individu tentang lingkungan bebas asap rokok

No Daftar Alternatif Jalan Efektivitas Efisiensi Jumlah


Keluar
M I V C (MIV/C)
1 Penyuluhan bahaya merokok 4 4 4 2 32
dan perokok pasif bagi
keluarga dan orang sekitar
perokok atau anak SD
2 Memberikan pamflet bahaya 4 4 4 4 16
akibat merokok ke setiap rumah
warga.
3 Melakukan pertemuan dengan 4 4 4 4 16
seluruh puskesmas di wilayah
kerja b a n d a r l a m p u n g
agar dapat menggerakan
klinik terapi berhenti merokok
4 Menginformasikan hasil evaluasi 4 4 4 3 21,3
kegiatan setiap bulannya oleh
kader ke petugas kesehatan

Tabel 4.6 Memilih prioritas pemecahan masalah (jalan keluar) kurangnya


kesadaran individu untuk mencuci tangan dengan air bersihdan sabun

No Daftar Alternatif Efektivitas Efisiensi Jumlah


Jalan Keluar
I V C (MIV/C)
M
1 Penyuluhan mencuci tangan 3 3 3 2 13,5
dengan air bersih dan
sabun.
2 Memberikan pamflet cara 3 3 3 5 5,4
mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun ke setiap
rumah warga.
Membuat tempat cuci tangan
3 umum di setiap kelurahan. Bisa 2 2 2 3 2,6
dalam bentuk bambu atau yang
lainnya.

38
4 Menginformasikan hasil 3 3 3 3 9
evaluasi kegiatan setiap
bulannya oleh kader ke petugas
kesehatan

Tabel 4.7 Memilih prioritas pemecahan masalah (jalan keluar) kesadaranuntuk


pembuatan septic tank

No Daftar Alternatif Efektivitas Efisiensi Jumlah


JalanKeluar
I V C (MIV/C)
M
1 Penyuluhan tentang 3 3 3 2 13,5
pentingnya pemasangan
septic tank sebagai
penampungan air limbah dan
proses penghancuran kotoran.
Memberikan pamflet tentang 3 3 3 5 5,4
cara kerja septic tank dan
kegunaannya

3 Mengajukan permohonan 3 3 3 4 6,75


kepada dinkes lampung atau
pemkot terkait diadakannya
pemasangan septic tank
4 Menginformasikan hasil 3 3 3 3 9
evaluasi kegiatan setiap
bulannya oleh kader ke
petugas kesehatan

*skala 1-5
Makin besar biaya yang diperlukan makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Beri
angka satu (biaya paling sedikit) sampai angka lima (biaya paling besar).

Keterangan :
P : Prioritas masalah.
M : Magnitude, yaitu besarnya masalah dilihat dari morbiditas dan mortalitas.
I : Importance, ditentukan oleh jenis kelompok penduduk yang terkena
masalah/penyakit.
V : Vulnerability, yaitu ada/tersedianya cara-cara pencegahan dan
pemberantasanmasalah yang bersangkutan.
C : Cost yaitu biaya yang diperlukan untuk menanggulangi masalah tersebut

39
Dari tabel di atas, didapatkan bahwa alternatif pemecahan masalah yang

dipilih untuk kurangnya kesadaran individu tentang lingkungan bebas asap rokok

adalah melakukan pertemuan dengan seluruh puskesmas di wilayah kerja bandar

lampung agar dapat menggerakan klinik terapi berhenti merokok. Klinik ini

dibentuk dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

terutama dalam mengurangi jumlah perokok. Termasuk adanya edukasi yang

diberikan untuk berhenti merokok kepada pasien. Layanan unggulan klinik

berhenti merokok menjalankan program berhenti merokok yang dilakukan oleh

tim dokter dari berbagai multidisiplin mulai dari dokter umum terlatih, dokter

spesialis paru, psikiater, dokter rehab medik dan dokter lainnya. Program ini

terdiri dari konseling terapi, farmakologi, hipnoterapi, dan metode lainnya untuk

mengatasi adiksi maupun withdrawal akibat nikotin.

Kemudian untuk kurangnya kesadaran individu untuk mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun adalah membuat tempat cuci tangan umum di setiap

kelurahan. Bisa dalam bentuk bambu atau yang lainnya. Dengan adanya pandemi

covid 19 ini mencuci tangan merupakan suatu kewajiban yang harus diterapkan.

Jalan keluar masalah ini sekaligus memacu kreatifitas masyarakat, dimana dalam

pembuatan alat cuci tangan ini bisa dari bambu, papan, tali, ember, kran air dan

alat-alat bekas lainnya. Alat cuci tangan yang dibuat dari bahan dasar bambu ini,

selain mudah dibuat juga dapat meminimalkan kontak sentuhan karena bisa

digubakan hanya dengan menginjak pedal dibagian bawah. Dengan program ini

diharapkan kepada warga dapat terinspirasi untuk dapat memanfaatkan bahan

sederhana namun mempunyai nilai guna yang tinggi pada saat masa pandemi

seperti sekarang ini.

Kemudian untuk kurangnya kesadaran warga akan pentingnya penggunaan


40
septic tank adalah dengan mengajukan permohonan kepada pemkot terkait

diadakannya pemasangan septic tank. Pengajuan dan permohonan ini dilakukan

oleh puskesmas terkait, dimulai melalui dana desa, kecamatan, PU sampai ke

Pemkot. Pengajuan tersebut dilakukan secara musyawarah dan dilakukannya

advokasi-advokasi terlebih dahulu sesuai alur tersebut, sehingga dapat

terealisasinya pembuatan septic tank disetiap kelurahan.

41
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Persentase capaian program yang melaksanakan rumah tangga ber- PHBS

di Puskesmas Rawat Inap Kemiling Bandar Lampung tahun 2021 sebesar

26,4 %, sehingga belum mencapai target.

2. Beberapa faktor penyebab belum tercapainya rumah tangga yang ber-

PHBS adalah kurangnya kesadaran individu tentang lingkungan bebas asap

rokok, kurangnya kesadaran individu untuk mencuci tangan dengan air

bersih dan sabun serta kurangnya kesadaran dalam pemasangan septic tank.

5.2 Saran

1. Melakukan pertemuan dengan seluruh puskesmas di wilayah kerja agar

dapat menggerakan klinik terapi berhenti merokok

2. Membuat tempat cuci tangan umum di setiap kelurahan. Bisa dalam

bentuk bambu atau yang lainnya.

3. Mengajukan permohonan kepada pemkot terkaitdiadakannya pemasangan

septic tank

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Aswadi. 2017. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Siswa-Siswi Sdk
Rita Pada Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Public Health Science Journal. Volume 9, Nomor 2. ISSN-P :
2086-2040. ISSN-E : 2548-5334.
2. Baliga, Ragavendra. Hough, Rachel. Haq, Iftikha. Crash Course Internal
Medicine. United Kingdom: Elsevier Mosby. 2007.
3. Febri Djatmiko. Upaya peningkatan strata perilaku hidup bersih dan sehat
tingkat rumah tangga melalui strategi promosi kesehatan. 2007;(1994):6-16.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9247.
4. Isnaini Agam. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian asi eksklusif di
kelurahan tamamaung kecamatan panakkukang koa makassar. 2011:1-9.
5. Kementerian Kesehatan dan Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Pedomanumum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. 2010.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta; 2014.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana strategis kementerian
kesehatan tahun 2015-2019. 2015:19-20.
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 10 perilaku hidup bersih dan sehat
di rumah tangga. 2011.

9. Kementerian Kesehatan dan Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. Buku


pandauan pembinaan dan penilaian phbs di rumah tangga. Educacion.
2013;53(9):266-276. doi:10.1017/CBO9781107415324.004.
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rumah tangga sehat dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. PhD Propos. 2015;1.
doi:10.1017/CBO9781107415324.004.
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengembangan Kawasan
Tanpa Rokok. 2011.
12. Maryuni A. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info Media.
2013.
13. Ningsih FG. Perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga(PHBS) pada
masyarakat desa gunung kesiangan, kecamatan benai, kabupaten kuantan
singingi. PhD Propos. 2015;1(2). doi:10.1017/CBO9781107415324.004
14. Tim Nasional percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Program jaminan
kesehatan nasional (jkn). http://www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-
i/program-jaminan- kesehatan-nasional-jkn/. Published 2016. Accessed June 12,
2016.
15. World Health Organization. Multi Drug and Extensively Drug 2010 Global
Report on Surveillance.

Anda mungkin juga menyukai