Anda di halaman 1dari 43

F0 GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Pembimbing: Dr. Safyuni Naswati S, SpKJ

Disusun Oleh :
Dein Imelga Debita R (030.11.067)
Olivia Suritno (030.11.227)
Gangguan Mental Organik

Definisi :
Gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/gangguan sistemik atau otak yang
dapat didiagnosis sendiri.
Gangguan yang mempengaruhi otak akibat
sekunder dari penyakit/gangguan sistemik di
luar otak yang disebut Gangguan Mental
Simtomatik
Gangguan Mental Organik

F00 Demensia pada penyakit Alzheimer


F01 Demensia Vaskular
F02 Demensia pada penyakit lain YDK

F03 Demensia YTT

F04 Sindrom Amnesik Organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya

F05 Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya


Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit
F06 fisik
Gangguan kepriadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan,kerusakan
F07 dan disfungsi otak
F09 Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
Gangguan
Sensorium,
gangguan
kesadaran dan
perhatian

Gambaran Utama
Gangguan
Mental Organik
Sindrom dengan
Gangguan manifestasi yang
Fungsi menonjol dalam
Kognitif bidang :
daya ingat, persepsi, isi
daya pikir, dan pikiran, suasana
belajar perasaan dan
emosi
Demensia
Sindrom akibat penyakit/gangguan otak biasanya bersifat
kronik-progresif.
Terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel,
termasuk didalamnya: daya ingat, daya pikir, orientasi, daya
tangkap, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya
nilai.
Umumnya disertai dan ada kalanya diawali dengan
kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku sosial,
atau motivasi hidup.
DEMENSIA
Demensia adalah hilangnya fungsi intelektual seperti daya
ingat, pembelajaran, penalaran, pemecahan masalah, dan
pemikiran abstrak, sedangkan fungsi vegetatif (diluar
kemauan) masih tetap utuh.
Di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi keempat (DSM-IV) demensia dicirikan oleh
adanya defisit kognitif multipleks (termasuk gangguan
memori) yang secara langsung disebabkan oleh
gangguan kondisi medik secara umum, bahan-bahan
tertentu (obat, narkotika, toksin), atau berbagai faktor
etiologi.
KLASIFIKASI DEMENSIA
Demensia berhubungan dengan beberapa jenis penyakit.
a. Penyakit yang berhubungan dengan Sindrom Medik: Hal ini
meliputi hipotiroidisme, penyakit Cushing, defisiensi nutrisi,
kompleks demensia AIDS, dan sebagainya.
b. Penyakit yang berhubungan dengan Sindrom Neurologi:
Kelompok ini meliputi korea Huntington, penyakit Schilder, dan
proses demielinasi lainnya; penyakit Creutzfeldt-Jakob; tumor otak;
trauma otak; infeksi otak dan meningeal; dan sejenisnya.
c. Penyakit dengan demensia sebagai satu-satunya tanda atau tanda
yang mencolok: Penyakit Alzheimer dan penyakit Pick adalah
termasuk dalam kategori ini.
d. Demensia dari segi anatomi dibedakan antara demensia kortikal
dan demensia subkortikal. Dari etiologi dan perjalanan penyakit
dibedakan antara demensia yang reversibel dan irreversibel
Perbedaan demensia kortikal dan subkortikal
Ciri Demensia Kortikal Demensia Subkortikal

Penampilan Siaga, sehat Abnormal, lemah

Aktivitas Lamban

Sikap Lurus, tegak Bongkok, distonik

Cara berjalan Ataksia, festinasi, seolah berdansa

Gerakan Tremor, khorea, diskinesia

Output verbal Disatria, hipofonik, volum suara


lemah
Berbahasa Abnormal, parafasia, anomia

Kognisi Abnormal (tidak mampu Tak terpelihara (dilapidated)


memanipulasi pengetahuan)
Memori Abnormal (gangguan belajar) Pelupa (gangguan retrieval)

Kemampuan visuo-spasial Abnormal (gangguan konstruksi) Tidak cekatan (gangguan gerakan)

Keadaan emosi Abnormal (tak memperdulikan, tak Abnormal (kurang dorongan drive)
menyadari)
Contoh Penyakit Alzheimer, Pick Progressive Supranuclear Palsy,
Parkinson, Penyakit Wilson,
Huntington.
Beberapa penyebab demensia pada dewasa yang belum dapat
diobati/ irreversibel.
Primer degeneratif

- Penyakit Alzheimer
- Penyakit Pick
- Penyakit Huntington
- Penyakit Parkinson
- Degenerasi olivopontocerebellar
- Progressive Supranuclear Palsy
- Degenerasi cortical-basal ganglionic

Infeksi

- Penyakit Creutzfeldt-Jakob
- Sub-acute sclerosing panencephalitis
- Progressive multifocal leukoencephalopathy

Metabolik

- Metachromatic leukodyntrophy
- Penyakit Kuf
- Gangliosidoses
Beberapa penyebab demensia pada dewasa yang
dapat diobati/ reversibel.
Obat-obatan anti-kolinergik (mis. Atropin dan sejenisnya); anti-konvulsan
(mis. Phenytoin, Barbiturat); anti-hipertensi (Clonidine,
Methyldopa, Propanolol); psikotropik (Haloperidol,
Phenothiazine); dll (mis. Quinidine, Bromide, Disulfiram).
Metabolik-gangguan sistemik gangguan elektrolit atau asam-basa; hipo-hiperglikemia; anemia
berat; polisitemia vera; hiperlipidemia; gagal hepar; uremia;
insufisiensi pulmonal; hypopituitarism; disfungsi tiroid, adrenal,
atau paratiroid; disfungsi kardiak; degenerasi hepatolenticular.
Gangguan intrakranial insufisiensi cerebrovascular; meningitis atau encephalitis
chronic, neurosyphilis, epilepsy, tumor, abscess, hematoma
subdural, multiple sclerosis, normal pressure hydrocephalus.
Keadaan defisiensi vitamin B12, defisiensi folat, pellagra (niacin).

Gangguan collagen-vascular systemic lupus erythematosus, temporal arteritis, sarcoidosis,


syndrome Behcet.
Intoksikasi eksogen alcohol, carbon monoxide, organophosphates, toluene,
trichloroethylene, carbon disulfide, timbal, mercury, arsenic,
thallium, manganese, nitrobenzene, anilines, bromide,
hydrocarbons.
GAMBARAN KLINIK
Gambaran utama demensia adalah munculnya defisit kognitif multipleks,
termasuk gangguan memori, setidak-tidaknya satu di antara gangguan
gangguan kognitif berikut ini: afasia, apraksia, agnosia, atau gangguan dalam
hal fungsi eksekutif. Defisit kognitif harus sedemikian rupa sehingga
mengganggu fungsi sosial atau okupasional (pergi ke sekolah, bekerja,
berbelanja, berpakaian, mandi, mengurus uang, dan kehidupan sehari-hari
lainnya) serta harus menggambarkan menurunnya fungsi luhur sebelumnya.
Gangguan memori
Dalam bentuk ketidakmampuannya untuk belajar tentang hal-hal baru, atau lupa akan hal-hal
yang baru saja dikenal, dikerjakan atau dipelajari. Sebagian penderita demensia mengalami
kedua jenis gangguan memori tadi. Penderita seringkali kehilangan dompet dan kunci, lupa
bahwa sedang meninggalkan bahan masakan di kompor yang menyala, dan merasa asing
terhadap tetangganya. Pada demensia tahap lanjut, gangguan memori menjadi sedemikian
berat sehingga penderita lupa akan pekerjaan, sekolah, tanggal lahir, anggota keluarga, dan
bahkan terhadap namanya sendiri.
Gangguan orientasi
Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu. Orientasi
dapat terganggu secara progresif selama perjalanan penyakit demensia. Sebagai contohnya,
pasien dengan demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya setelah pergi ke
kamar mandi. Tetapi, tidak masalah bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak
menunjukkan gangguan pada tingkat kesadaran.
Afasia
Dapat dalam bentuk kesulitan menyebut nama orang atau benda. Penderita afasia berbicara
secara samar-samar atau terkesan hampa, dengan ungkapan kata-kata yang panjang, dan
menggunakan istilah-istilah yang tak menentu misalnya anu, itu, apa itu. Bahasa lisan
dan tertulis dapat pula terganggu. Pada tahap lanjut, penderita dapat menjadi bisu atau
mengalami gangguan pola bicara yang dicirikan oleh ekolalia (menirukan apa yang dia
dengar) atau palilalia yang berarti mengulang suara atau kata terus-menerus.
Apraksia
Adalah ketidakmampuan untuk melakukan gerakan meskipun kemampuan motorik, fungsi
sensorik dan pengertian yang diperlukan tetap baik. Penderita dapat mengalami kesulitan
dalam menggunakan benda tertentu (menyisir rambut) atau melakukan gerakan yang telah
dikenali (melambaikan tangan). Apraksia dapat mengganggu keterampilan memasak,
mengenakan pakaian, menggambar.
Agnosia
Adalah ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda maupun fungsi
sensoriknya utuh. Sebagai contoh, penderita tak dapat mengenali kursi, pena, meskipun
visusnya baik. Akhirnya, penderita tak mengenal lagi anggota keluarganya dan bahkan
dirinya sendiri yang tampak pada cermin. Demikian pula, walaupun sensasi taktilnya utuh,
penderita tak mampu mengenali benda yang diletakkan di tangannya atau yang disentuhnya
misalnya kunci atau uang logam.
Gangguan fungsi eksekutif
Yaitu merupakan gejala yang sering dijumpai pada demensia. Gangguan ini mempunyai
kaitan dengan gangguan di lobus frontalis atau jaras-jaras subkortikal yang berhubungan
dengan lobus frontalis. Fungsi eksekutif melibatkan kemampuan berpikir abstrak,
merencanakan, mengambil inisiatif, membuat urutan, memantau, dan menghentikan kegiatan
yang kompleks. Gangguan dalam berpikir abstrak dapat muncul sebagai kesulitan dalam
menguasai tugas/ide baru serta menghindari situasi yang memerlukan pengolahan informasi
baru atau kompleks.
Perubahan Kepribadian
Perubahan kepribadian pasien demensia merupakan gambaran yang paling
mengganggu bagi keluarga pasien yang terkena. Sifat kepribadian
sebelumnya mungkin diperkuat selama perkembangan demensia. Pasien
dengan demensia juga mungkin menjadi introvert dan tampaknya kurang
memperhatikan tentang efek perilaku mereka terhadap orang lain. Pasien
demensia yang mempunyai waham paranoid biasanya bersikap
bermusuhan terhadap anggota keluarga dan pengasuhnya. Pasien dengan
gangguan frontal dan temporal kemungkinan mengalami perubahan
kepribadian yang jelas dan mungkin mudah marah dan meledak-ledak.
Gangguan Lain
Psikiatri.
Neurologis.
Reaksi katastropik.
Sindroma Sundowner.
Demensia
Demensia
pada Demensia Demensia
pada
Penyakit Vaskular YTT
Penyakit lain
Alzheimer
F00.0 demensia 02.0 Demensia
F01.0 Demensia pada penyakit Pick Karakter kelima
pada penyakit dapat digunakan
Alzhaimer dengan vaskular onset akut F02.1 Demensia untuk menentukan
onset dini F01.1 Demensia pada penyakit demensia pada F00
F00.1 Demensia multi-infark Creutzfeldt- Jakob F03:
pada penyakit F01.2 Demensia F02.2 Demensia X.0 : tanpa gejala
Alzhaimer dengan vaskular subkortikal pada penyakit tambahan
onset lambat F01.3 Demensia Huntington X.1 : gejala lain,
F00.2 Demensia vaskular campuran F02.3 Demensia terutama waham
pada penyakit kortikal & pada penyakit X.2 : gejala lain,
Alzhaimer, tetapi subkortikal Parkinson terutama halusinasi
tidak khas/ F01.8 Demensia F02.4 Demensia
campuran X.3 : gejala lain,
vaskular lainnya pada penyakit HIV terutama depresi
F00.9 Demensia F01.9 Demensia F02.8 Demensia
pada penyakit X.4 : gejala
vaskular YTT pada penyakit lain campuran lain
Alzhaimer YTT YDT YDK

Pedoman Diagnostik Demensia


Daya ingat dan Daya pikir hingga mengganggu kegiatan harian
Tidak ada gangguan kesadaran
Gejala minimal 6 bulan
F00. Demensia pada penyakit Alzheimer Terdapat gejala demensia
Onset bertahap dengan deteriorasi lambat
Tidak ada bukti klinis bahwa kondisi mental
disebabkan penyakit otak/sistemik. (misalnya:
hipotiroidisme, hiperkalsemia, def Vit B12, NPH,
neurosifilis, hematoma subdural.
Tidak ada apopletik mendadak atau gejala
neurologik kerusakan otak fokal

F00.0 Demensia pada penyakit Alzheimer Onset Usia < 65 tahun


onset dini Perkembangan gejala cepat dan progresif
Riwayat keluarga adanya penyakit Alzheimer (tdk
harus dipenuhi)

F00.1 Demensia pada penyakit Alzheimer Onset Usia > 65 tahun


onset lambat Gejala lamban
Gambaran utamanya gangguan daya ingat

F00.2 Demensia pada penyakit Alzheimer Tidak cocok dengan pedoman F00.0 dan F00.1
tipe tak khas atau tipe campuran Dementia alzheimer + vaskular

F00.9 Demensia pada penyakit Alzheimer Tidak spesifik


YTT
F01 Demensia Vaskular Gejala Demensia
Fungsi kognitif tidak merata. daya tilik diri
dan nilai relatif baik
Onset mendadak atau bertahap dengan
gejala neurologis fokal
Pada beberapa kasus , penetapan dilakukan
dengan CT-scan atau pemeriksaan
neuropatologis

F01.0 Demensia Vaskular onset akut Onset cepat setelah rangkaian stroke
F01.1 Demensia multi-infark Onset lambat, setelah rangkaian episodik
iskemik minor yang menyebabkan infark

F01.2 Demensia vaskular subkortikal Kerusakan akibat iskemi pada subtasnsia


alba CT Scan. Gambaran Klinik : seperti
demensia Alzhaimer

F01.3 Demensia vaskular campuran kortikal komponen campuran kortikal dan


dan subkortikal subkortikal

F01.8 Demensia Vaskular lainnya


F01.9 Demensia Vaskular YTT
F02.0 Demensia pada penyakit Pick Adanya Gejala demensia progresif
Didahului gangguan perilaku sebelum
gangguan daya ingat
Gambaran neuropatologis berupa atrofi
selektif lobus frontalis, disertai euforia,
emosi tumpul, perilaku sosial yng kasar,
disinhibisi, dan apatis atau gelisah.
F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt- TRIAS :
Jakob Demensia progresif merusak
penyakit piramidal dan ekstrapiramidal
dengan mioklonus
Elektroensefalogram yang khas (trifasik)
F02.2 Demensia pada penyakit Huntington Gangguan gerakan koreiform involunter
Dimensia dan riwayat keluarga dengan
penyakit hungtington
Gangguan fungsi lobus frontalis pada tahap
dini
F02.3 Demensia pada penyakit Parkinson Pada pasien Parkinson yang sudah parah

F02.4 Demensia pada penyakit HIV Tidak ditemukan penyakit selain HIV
F02.8 Demensia pada penyakit lain YDT YDK Demensia yang terjadi sebagai konsekuensi
beberapa macam kondisi somatik dan
serebral lainnya
F03 Demensia YTT

Kriteria umum untuk diagnosis


demensia terpenuhi, tetapi tidak
mungkin diidentifikasi pada salah satu
tipe tertentu.
Pemeriksaan Demensia

MMSE (Mini Mental status Examination) adalah salah satu


metode test yang paling sering digunakan untuk
mendiagnosa demensia

HVLT: Hopkins Verbal Learning Test


MMSE
INTERPRETASI MMSE
HVLT: Hopkins Verbal Learning
Test
Instrumen penapisan (deteksi dini)
demensia yang telah divalidasi di
Indonesia.
12 kata yang digunakan :

Singa Intan Kuda Tenda Akik Hotel

Gua Kecubung Harimau Mutiara Sapi Gubuk


HVLT
12 Kata HVLT :
F04. Sindrom Amnesik Organik Bukan Akibat Alkohol
Dan Zat Psikoaktif Lainnya

Tidak berkurangnya
daya ingat segera,
tidak ada gangguan
Bukti nyata adanya perhatian dan
cedera atau penyakit kesadaran, tidak ada
pada otak hendaya intelektual
Ada hendaya daya secara umum
ingat, Berkurangnya
daya ingat jangka
pendek
F05 Delirium bukan akibat alkohol dan
zat psikoaktif lainnya
Pedoman Diagnostik
1. Gangguan
F05.0 Delirium, Tak bertumpang tindih dengan
Kesadaran dan
perhatian Demensia
2. Gangguan Kognitif Tidak tumpang tindih dengan demensia yang
secara umum
sudah ada sebelumnya
3. Ganggaun
psikomotor (hipo atau F05.1 Dellirium bertumpang tindih dengan
hiperaktivitas)
Demensia
4. Gangguan siklus
tidur-bangun Terjadi saat sudah ada demensia

5. Gangguan F05.8 Delirium lainnya


emosional
(depresi,lekas marah, F05.9 Delirium YTT
takut)
6. Onset cepat dan
berlangsung < 6 bulan
DELIRIUM
Gangguan memori terjadi baik pada delirium maupun
pada demensia. Delirium juga dicirikan oleh menurunnya
kemampuan untuk mempertahankan dan memindahkan
perhatian secara wajar.
Gejala delirium bersifat fluktuatif, sementara demensia
menunjukkan gejala yang relatif stabil.
Gangguan kognitif yang bertahan tanpa perubahan selama
beberapa bulan lebih mengarah kepada demensia daripada
delirium. Delirium dapat menutupi dejala demensia.
Dalam keadaan sulit untuk membedakan apakah terjadi
delirium atau demensia, maka dianjurkan untuk memilih
demensia sebagai diagnosa sementara, dan mengamati
penderita lebih lanjut secara cermat untuk menentukan
jenis gangguan yang sebenarnya.
ETIOLOGI
Penyebab utama delirium :
Penyakit pada CNS encephalitis, space
occupying lesions, tekanan tinggi intrakranial
setelah episode epilepsi.
Demam - penyakit sistemik
Intoksikasi dari obat-obatan atau zat toksik
Withdrawal alkohol
Kegagalan metabolik kardiak, respiratori,
renal, hepatik, hipoglikemia
Faktor predisposisi.
Demensia
Obat-obatan multipel
Umur lanjut
Kecelakaan otak seperti stroke, penyakit Parkinson
Gangguan penglihatan dan pendengaran
Ketidakmampuan fungsional
Hidup dalam institusi
Ketergantungan alkohol
Isolasi sosial
Kondisi ko-morbid multipel
Depresi
Riwayat delirium post-operative sebelumnya
Faktor pencetus (presipitasi).
Penyakit akut berat (termasuk, tetapi tak terbatas kondisi di bawah ini)
Infeksi, dll 10-35%
Intoksikasi obat/racun 22-39%
Withdrawal benzodiazepin
Withdrawal alkohol defisiensi thiamin
Ensefalopati metabolik (25%)
Asam basa dan gangguan elektrolit
Hipoglikemia
Hipoksia atau hiperkapnia
Gagal hepar/ginjal
Polifarmasi
Bedah dan anestesi
Nyeri post op yang tak dikontrol baik
Neurologis 8% (anoksia, stroke, epilepsi, dll)
Perubahan dari lingkungan keluarga
'sleep deprivation'
Albumin serum rendah
Demam/hipothermia
Hipotensi perioperati
Pengekangan fisik
Pemekaian kateter terus menerus
Kardiovaskular 3%
Tak ditemukan penyebab 10%
Berdasarkan tingkat kesadarannya, delirium
dapat dibagi tiga:
1. Delirium hiperaktif
Ditemukan pada pasien dalam keadaan
penghentian alkohol yang tiba-tiba, intoksikasi
Phencyclidine (PCP), amfetamin, dan asam
lisergic dietilamid (LSD)
2. Delirium hipoaktif
Ditemukan pada pasien Hepatic Encefalopathy
dan hiperkapnia
3. Delirium campuran
Perbedaan Delirium dan
Demensia
Delirium Dementia

Onset akut Onset perlahan-lahan


Berfluktuasi Stabil atau progresif
gangguan kesadaran Kesadaran normal
organisasi pikiran terganggu Organisasi pikiran kurang
Sering terjadi gangguan persepsi Jarang terjadi gangguan persepsi
Kewaspadaan selalu terganggu Kewaspadaan normal
Gejala Klinis
Gangguan kesadaran
Disorientasi
Konsentrasi kurang
Tingkah laku
hiperaktif
hipoaktif
Pikiran
Bizarre
Ideas of reference
waham
Mood
cemas, Irritable
depresi
Persepsi
Illusi
Hallusinasi (visual)
Memori
terganggu
Gambaran kunci dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran, yang dalam
DSM IV digambarkan sebagai penurunan kejernihan kesadaran terhadap
lingkungan dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan,
mempertahankan atau mengalihkan perhatian. Keadaan delirium mungkin
didahului selama beberapa hari oleh perkembangan kecemasan, mengantuk,
insomnia, halusinasi transient, mimpi menakutkan di malam hari,
kegelisahan.
1. kesadaran (arousal)
2. Orientasi
3. Bahasa dan Kognisi
4.Persepsi
5. Mood
6. Gejala penyerta
a. Gangguan tidur bangun
b. Gejala neurologis
F06. Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi
otak dan penyakit fisik

Pedoman Diagnostik :
Adanya penyakit atau disfungsi otak atau penyakit fisik sistemik
yang berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang
tercantum
Ada hubungan waktu antara perkembangan penyakit yang
mendasari dengan timbulnya sindrom mental
Kesembuhan dari gangguan mental setelah dihilangkan penyakit
yang mendasarinya
Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari
sindrom mental ini.
F06.0 : Halusinasi F06.1 : Gangguan F06.2 : Gangguan F06.3 : Gangguan
organik katatonik organik waham organic afektif organik
( Lir-Skizofrenia)

Kriteria umum Kriteria umum Kriteria umum Kriteria umum


tersebut diatas tersebut diatas tersebut diatas tersebut diatas
(F06) (F06) (F06) (F06)
Adanya Disertai salah Disertai : waham Disertai : kondisi
halusinasi dalam satu dibawah ini: yang yang sesuai
segala bentuk - Stupor menetap/berulan dengan salah
Kesadaran yang - Gaduh g satu diagnosis
jernih Gelisah Halusiniasi, dari gangguan
Tidak ada - Kedua- gangguan proses yang tercantum
penurunan fungsi duanya (silih pikir, fenomena dalam F30-F33
intelektual berganti) katatonik sendiri (episode manik,
bermakna Kesadaran dan gangguan afektif
Tidak ada daya ingat tidak bipolar, dan
gangguan afektif terganggu episode depresif)
yang menonjol
Tidak jelas
adanya waham (
sering insight
masih utuh
F06.4 : F06.5 : F06.6 : F06.7 : F06.8 : Gangguan
Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan mental lain YDT Akibat
cemas disosiatif astenik kognitif kerusakan dan
(Anxietas) organik organik ringan disfungsi otak dan
organik penyakit fisik
Gangguan Gangguan Labilitas atau Turun nya c/ adalah keadaan
yang ditandai yang tidak penampila suasana perasaan
dengan memenuhi terkendali n kognitif (mood) abnormal
gangguan persyaratan emosi yang Gangguan yang terjadi ketika
cemas untuk salah nyata dan dapat dalam pengobatan
menyeluruh, satu dalam menetap, menyertai, dengan steroid/anti
gangguan gangguan kelelahan, mendahulu depresi
panik atau disosiatif F44 atau berbagai i atau Termasuk : epilepsi
keduanya. dan sensasi fisik mengikut YTT
Tetapi timbul memenuhi yang tidak berbagai
akibat organik kriteria umum nyaman macam
F06.9: Gangguan
yg membuat untuk akibat adanya infeksi &
mental YTT akibat
disfungsi otak penyebab gg. Organik gg. Fisik
kerusakan dan
organik baik
disfungsi otak dan
serebral
penyakit fisik
atau
sistemik
F07 Gangguan kepribadian dan perilaku
akibat penyakit dan disfungsi otak

F07.0 Gangguan Riwayat yang jelas atau hasil pemeriksaan yang mantap
kepribadian organik menunjukan
otak
adanya penyakit, kerusakan, atau disfungsi
Disertai 2 atau lebih, gambaran berikut:
a) Penurunan yang konsisten dlm
mempertahankan aktivitas yang bertujuan
(goal-directed-activities)
b) Perubahan perilaku emosional. Labilitas
emosi, kegembiraan yang dangkal dan tak
berasalasan lalu berubah menjadi iritabilitas
c) Pengungkapan kebutuhan/ keinginan tanpa
mempertimbangkan konsekuensi atau
kelaziman sosial
d) Gangguan proses pikir dalam bentuk curiga/
paranoid
e) Kecepatan dan arus pembicaraan berubah
dengan nyata berputar-putar, banyak
bircara
f) Perubahan perilaku seksual (hiposeksualitas)
F07.1 Sindrom Pasca-ensefalitis Sindrom ini mencakup perubahan
perilaku sisa setelah kesembuhan
dari suatu ensefalitis
Gejala tidak khas, berbeda dari yang
satu dengan yang lain. Berkaitan
dengan usia pasien ketika terkena
penyakit
F07.2 Sindrom pasca-kontusio Sindrom ini terjadi biasanya sesudah
trauma kepala dan termasuk gejala
beragam

F07.8 Gangguan kepribadian dan Sindrom yang terjadi diluar dari F07.0
perilaku organik lain akibat penyakit, F07.2
kerusakan,dan disfungsi Kondisi dengan taraf hendaya fungsi
kognitif ringan yang belum sampai
demensia dengan gangguan mental
progressif (ex: Parkinson)

F07.9 gangguan kepribadian dan


perilaku organik YTT akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak
F09 Gangguan Mental Organik Atau
Simtomatik YTT

Termasuk:
1. Psikosis organik YTT
2. Psikosis simtomatik YTT

Anda mungkin juga menyukai