Anda di halaman 1dari 27

Endophthalmitis

Josephine Talitha G.Y.L.


102012457
D9
Skenario 3

Seorang anak laki-laki 8 tahun datang ke poliklinik


ditemani ibunya dengan keluhan utama mata merah
dan pengelihatan kabur. Awalnya mata merah dan
perih namun sehari kemudian anaknya berkata
bahwa pandangan mata kanannya menjadi kabur
dan nyeri hebat. Hal ini terjadi setelah mata kanan
terkena ranting pohon saat sedang bermain dengan
temannya 2 hari yang lalu. Ibunya berkata bahwa ia
melihat ada sesuatu yang berwarna keputihan pada
mata anaknya.
Pendahuluan
 Endophthalmitis merupakan inflamasi atau
radang pada bagian dalam bola mata termasuk
rongga orbita yang diisi oleh cairan seperti gel
yang bersifat transparan yang disebut Vitreus
Humor dan juga mengenai Aqueous Humor.
 Penyebab
 Endogen
 Eksogen
 Di Amerika, penyebab endophthalmitis
terbanyak adalah infeksi bakteri post operasi
mata, seperti operasi katarak atau glaukoma.
Definisi
 Endoftalmitis merupakan peradangan berat
pada bola mata bisanya akibat infeksi pasca
bedah (eksogen) atau endogen akibat sepsis.
Berupa peradangan supuratif pada struktur
dalam rongga mata dan struktur didalamnya.
Etiologi

 Organisme gram-positif merupakan penyebab


56 – 90 % dari seluruh endophthalmitis.
 Staphylococcus epidermitis, Staphylococcus
aureus, dan Streptococcus.
 Gram-negatif seperti Pseudomonas,
Escherichia coli dan Enterococcus biasanya
ditemukan pada trama tajam mata
Epidemiologi
 Terjadi 2 – 15 % dari seluruh kasus endophthalmitis endogen.
 Peningkatan infeksi candida sesuai dengan peningkatan pasien
HIV/AIDS
 Sekitar 60 % kasus Exogenous endophthalmitis terjadi setelah
intraocular surgery. Pada 3 tahun terakhir ini di Amerika terjadi
peningkatan komplikasi postcataract endophthlamits.
 Riwayat medis sangat penting untuk mengetahui adanya resiko-
resiko yang menjadi penyebab endogenous atau exogenous
endophthalmitis (misalnya: penggunaan obat-obat secara
intravena, resiko terjadinya sepsis pada endokarditis, prosedur
invasif dalam optalmologi).
Patomekanisme
 Pada keadaan normal, blood-ocular barrier dapat melindungi
mata dari invasi mikroorganisme.
 Pada Endogenous endophthalmits, organisme dapat menembus
blood-ocular barrier dengan invasi langsung (contoh : septic
emboli) atau dengan merubah permeabilitas vaskuler endotel.
 Endophthalmitis dapat ditemukan adanya nodule putih pada
kapsul lensa, iris, retina, atau koroid. Juga dapat mengenai
berbagai tempat diseluruh jaringan mata, dimana yang utama
adalah terbentuknya eksudat purulen pada bola mata.
 Semua prosedur operasi yang mengganggu integritas dari bola
mata dapat menyebabkan Exogenous endophthalmitis (misalnya
: operasi katarak, glaukoma, radial keratotomy)
Gejala klinis
 Penurunan tajam penglihatan
 Sakit pada mata dan iritasi
 Mata merah
 Sakit kepala
 Fotofobia
 Adanya sekret
 Demam
 Gejala yang paling sering ditemukan pada
endophtalmitis adalah kehilangan penglihatan.
Post operative endophthalmitis

 Pada kasus ini problem yang serius adalah


kehilangan penglihatan yang permanen.
Gejala biasanya tidak terlalu menonjol,
tergantung dari kapan terjadinya infeksi, dini
(6 minggu atau kurang) atau lanjut (bulan
atau tahunan) setelah operasi.
Post traumatic endophthalmitis

 Gejala pada endophthalmitis yang


disebabkan trauma tembus biasanya lebih
berat termasuk penurunan visus yang cepat,
sakit mata yang lebih hebat, mata merah dan
pembengkakan kelopak.
Hematogenous endophthalmitis

 Gejala timbul bertahap dan lebih ringan.


 Pasien mungkin tidak akan mengeluh penglihatannya turun
setelah 5 minggu, biasanya akan terlihat floaters berwarna
hitam, semi transparan yang akan mengganggu penglihatan.
 Gejala pada stadium dini adalah penurunan penglihatan yang
dramatis pada mata yang terlibat, sakit pada mata setelah
operasi, mata merah dan pembengkakkan kelopak.
 Gejala pada stadium lanjut biasnya lebih berat pada stadium
dini. Seperti penglihatan buram, penurunan sensitivitas
terhadap cahaya (fotofobia) dan sakit yang berat pada mata.
 Penemuan dari pemeriksaan fisik berhubungan dengan
struktur mata yang terlibat dan derajat dari infeksi atau
inflamasi.
 Pemeriksaan mata  cermat termasuk pemeriksaan visus,
pemeriksaan external, pemeriksaan dengan funduskopi, dan
slit lamp biomicroscpy.
 pembengkakkan dan eritema kelopak mata, injeksi
conjungtiva dan siliar serta cornea oedema, hipopion. Selain
itu, tanda dini berupa Roth’s spot (bercak bulat, putih pada
retina yang dikelilingi perdarahan) dan sekret purulen.
 Tidak adanya sakit pada mata dan hipopion tidak
menyingkirkan endophtalmitis, mungkin berhubungan dengan
infeksi kronik dari Propioni bacterium acne.
Diagnosis
 Prosedur diagnosis yang harus  Pemeriksaan kultur rutin
dilakukan adalah termasuk kultur secara
 Pemeriksaan fisik mata aerobik, anaerobik dan kultur
 Pemeriksaan tajam
jamur. Pseuphypha pada
penglihatan (visus) pasien infeksi jamur.
 Tonometri untuk memeriksa  Pemeriksaan lab :
tekanan bola mata Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan funduskopi yang terpenting adalah kultur
 Memeriksa kedua mata
gram dari cairan aqueous dan
dengan slit lamp vitreus.
biomicroscopy  Lab darah rutin
 Ultrasonografi bila  Pemeriksaan imaging untuk
pemeriksaan funduskopi sulit membantu mengetahui sumber
dilakukan (untuk melihat infeksi.
adanya foreign body pada
intraokular, densitas dari  Untuk pemeriksaan
vitreitis dan adanya ablasio kultur/biakan biasanya
retina) dilakukan prosedur yang
disebut dengan vitreus tap.
Penatalaksanaan
 Non medikamentosa
 Medikamentosa
 Antibiotik
 Siklopegik
 Steroid
 ATN
 Operatif
 Vitrektomi
 Enukleasi
 Eviserasi
Komplikasi

 Penyulit endophthalmitis adalah bila proses


peradangan mengenai ketiga lapisan mata
(retina koroid dan sklera) dan badan kaca akan
mengakibatkan panophthalmitis.
Panophthalmitis sendiri mempunyai penyulit
yaitu terbentuknya jaringan granulasi disertai
vaskularisasi dari koroid. Panophthlamitis dapat
berakhir dengan terbentuknya fibrosis yang
akan menyebabkan phtisis bulbi. Biasanya pada
kasus ini membutuhkan terapi enukleasi
Prognosis

 Prognosisnya sangat bervariasi karena banyaknya organisme


yang terlibat. Ketajaman visus saat pertama kali didiagnosa dan
agen penyebab dapat memprediksi prognosis. Prognosis dari
endogenous endophthalmitis biasanya lebih buruk dibandingkan
exogenous endophthalmitis, karena organisme yang
menyebabkannya lebih virulen, terjadi keterlambatan diagnosis,
dan biasanya terjadi pada pasien yang imunokompromise.
 Pada penelitian retrospective, hanya sekitar 40 % pasien
mengalami perbaikan visus menjadi dapat menghitung jari atau
lebih. Pada endophthalmitis vitrectomy study group, 74 % pasien
mengalami perbaikan visus menjadi 20/100 atau lebih. Prognosis
juga bergantung pada adanya penyakit yang mendasari, dimana
pada suatu penelitian terbukti prognosis yang buruk pada pasien
dengan diabetes melitus. Prognosis endophthalmitis sangat
buruk bila disebabkan jamur atau parasit.
Preventif

 Jika anda pernah mengalami riwayat operasi


mata seperti operasi katarak, anda dapat
menurunkan resiko infeksi dengan mengikuti
seluruh intruksi dokter setelah operasi dan
melakukan pemeriksaan reguler (follow-up)
yang teratur. Untuk mencegah endophthalmitis
karena trauma, gunakan pelindung mata saat
bekerja dan pada saat olahraga. Kacamata atau
helm dapat membantu melindungi dari debris
industri yang dapat menembus mata.
Diferensial diagnosa

 Uveitis
 Ulcus Kornea
 Panophthalmitis
Uveitis

Gejala klinis
 adalah inflamasi traktus  Unilateral
uvea (iris, korpus siliaris  Fotofobia
dan koroid) dengan  Mata merah
berbagai penyebabnya
 Pengelihatan kabur
 Biasanya pada dewasa
 Pupil kecil atau iregular
muda dan usia
pertengahan.
Ulcus Kornea

 Ulkus kornea adalah hilangnya  Etiologi:


sebagian permukaan kornea  Bakteri
akibat kematian jaringan kornea.  Virus
 Jamur
 Ulkus bisa dalam keadaan steril  Reaksi hipersensitivitas.
ataupun terinfeksi.  Klinis:
 Ulkus terbentuk oleh karena  Kornea keruh,bila diberi pewarnaan
adanya infiltrat yaitu proses fluoresein akan berwarna hijau di
tengahnya.
respon imun yang menyebabkan
 Edema kornea
akumulasi sel-sel atau cairan di
 Iris sukar dilihat dan infiltrasi sel radang
bagian kornea. pada kornea.
 Penipisan kornea
Panoftalmitis

 Panoftalmitis merupakan Klinis:


peradangan seluruh bola mata • rasa sakit
termasuk sclera dan kapsul • mata menonjol
• edema kelopak mata
tenon sehingga bola mata
• konjungtiva kemotik
merupakan rongga abses
• kornea keruh
 Endogen • bilik mata dengan hipopion dan
 Eksogen reflex putih didalam fundus dan
okuli.
 Penyulit panoftalmitis dapat
membentuk jaringan granulasi
disertai vaskularisasi dari
koroid
Kesimpulan
Daftar Pustaka
 Vaughan DG, Asbury T, Riordan eva P. General Ophtalmology. 17th ed. USA. McGraw-Hill. (E-
book)

 Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2000.

 Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2001.

 Michelle C. Callegan, Michael S. Gilmore, David W. Parke II. The Pathogenesis of Infectious
Endophthalmitis. In: Duane's Ophthalmology, 2007 Edition. Editors: Tasman, William; Jaeger,
Edward A. Lippincott Williams & Wilkins. USA. 2007. Volume 2 Chapter 48.

 Paul Riordan-Eva, John P. Whitcher. Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition.
McGraw-Hill. USA. 2004.

 http://emedicine.medscape.com/article/799431-overview. Endophthalmitis. diakses pada tanggal


20 april 2014 pukul: 22.00 WITA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai