Disusun oleh:
Muhammad Rayhan Rijaludzaki F (1102017157)
Pembimbing:
dr. Husny Budi Sismawan, Sp.OG, M.Kes
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Usia : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gegesik Kidul
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 22 Januari 2022 (jam: 08.00 WIB)
II. Anamnesis
Keluhan Utama : Hamil dengan riwayat sc 2 kali
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : Teratur, 28 hari
Lama : 5 – 7 hari
Riwayat Obstetri
Status Paritas : G3P2A0
HPHT : 25 Mei 2021
HPL : 19 Maret 2022
Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi
Riwayat Kebiasaan
Tidak terdapat kebiasaan merokok, memakai obat-obatan terlarang, kebiasaan
minum alkohol, minuman jamu, dan pil diet. Sehari-hari pasien mengonsumsi
makanan rumah dengan komposisi nasi putih dan lauk-pauk seperti daging ayam,
sapi, ikan, dan disertai dengan sayur-sayuran.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama
sebelumnya.
Riwayat Operasi
Pasien memiliki Riwayat operasi SC 2 kali
Status Generalis
1. Kepala : Normocephal, trauma (-), massa (-)
2. Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), RCL (+/+),
RCTL (+/+), Pupil bulat isokor 3mm/3mm, keluhan pandangan kabur (-)
3. Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB, trakea di tengah
4. Thoraks Jantung : BJ 1 & 2 Reguler, murmur (-), gallop (-)
5. Thoraks Paru-paru : vesikuler kanan=kiri, rhonki (-), wheezing (-)
6. Abdomen : Dalam Batas Normal
7. Genitalia : Dalam Batas Normal
8. Ekstremitas : Akral hangat +/+, crt <2s, edema -/-
Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
- TFU : 32 cm
- DJJ : 134x/menit
- TBJ : (32 – 13) x 155 = 2945 gram
- HIS : -
Abdomen
Inspeksi : Cembung dan membesar dengan arah memanjang, linea alba
menjadi linea nigra (hiperpigmentasi), striae gravidarum (+), sikatrik (-).
Palpasi :
- Leopold I :, Teraba bagian lunak, tidak melenting, kesan bokong.
ballotement (+), TFU 32 cm
- Leopold II : Punggung kiri
- Leopold III: Teraba bulat, keras, melenting , kesan kepala
- Leopold IV: Belum masuk PAP.
- HIS :-
Auskultasi : DJJ 134 x/menit reguler
Pemeriksaan Dalam
V/V : Tidak ada kelainan
Pembukaan : ∅ kuncup
Portio : Tebal lunak
Presentasi : Kepala
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Normal
DARAH LENGKAP (22/02/2022)
Hemoglobin 10.8 g/dL 11.7 - 15.5
Hematokrit 34.0 % 35 – 47
Eritrosit 3.79 106/µL 3.8 – 5.2
Trombosit 252 103/µL 150 – 450
Leukosit 6.4 103/µL 3.6 – 14.0
MCV 89.7 fL 80 – 100
MCH 28.5 pg 26 – 34
MCHC 31.8 g/dL 32 – 36
RDW 13.2( % 11.5 –
H) 14.5
MPV 8.4 fL 7.0 – 11.0
HITUNG JENIS (22/02/2022)
Segmen 74.0 % 28.0 –
78.0
Limfosit 18.8 % 25 – 40
(L)
Monosit 6.0 % 2–8
Basofil 0.8 % 0–1
Eosinofil 0.4 % 2–4
(L)
KIMIA KLINIK (3/01/2022)
Glukosa Sewaktu 71 mg/dL 75 – 140
IMUNOLOGI (3/01/2022)
ANTI-HIV CLIA 0.1 Index < 1.0
HbsAg 0.2 Index < 0.9
V. Diagnosis
G3P20A0 gravida 36-37 minggu dengan Riwayat sc 2x, janin tunggal hidup,
presentasi kepala
VI. Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tpm
12.00 SC + MOW
OK
22-02-2022
BAB III
PEMBAHASAN PERMASALAHAN
PERMASALAHAN
1. Apakah sudah tepat diagnosis?
2. Apakah rencana penatalaksanaan?
PEMBAHASAN
1. Diagnosis: G3P2A0 gravida 36 - 37 minggu dengan Riwayat sc 2 kali, janin
tunggal hidup, presentasi kepala
Diagnosa kehamilan ditegakkan berdasarkan beberapa kriteria
kehamilan yaitu tanda-tanda tidak pasti kehamilan dan tanda-tanda pasti
kehamilan. Dalam hal ini, diagnosis kehamilan pada pasien kasus di atas
ditegakkan berdasarkan adanya tanda pasti kehamilan yaitu, didapatkan
denyut jantung janin dengan doppler dan didapatkan adanya pergerakan janin
yang teraba. Diagnosis ini diiringi dengan tanda tidak pasti kehamilan seperti
perut membesar disertai amenorea, perubahan kulit, perubahan payudara, dan
riwayat tes kehamilan positif dengan deteksi beta-hCG di urine. Menurut
pasien, kehamilan ini sudah dirasakan sejak 9 bulan, untuk HPHT yaitu
tanggal 25 Mei 2021 dengan HPL 19 Maret 2022.
Pemeriksaan fisik didapatkan pada umumnya dalam batas normal,
TFU 32 cm dengan TBJ 2945gram. Janin tunggal hidup dinilai dari
pemeriksaan DJJ dan leopold yang memberi kesan adanya janin tunggal
dengan presentasi kepala dan punggung di bagian kiri.
Konseling wanita hamil dengan parut uterus umumnya adalah sama seperti
kehamilan normal, hanya yang harus diperhatikan bahwa konseling ditekankan
pada:3
persalinan harus dilakukan di rumah sakit dengan peralatan yang memadai untuk
kasus persalinan dengan parut uterus.
konseling mengenai rencana keluarga berencana untuk memilih keluarga kecil
dengan cara kontrasepsi mantap.
Seksio sesarea elektif dilakukan pada wanita hamil dengan parut uterus yang
akan melakukan sterilisasi tubektomi. Konseling mengenai keluarga berencana
perlu ditekankan, karena morbiditas dan mortalitas meningkat pada wanita dengan
parut urerus. Makin sering bersalin dengan seksio sesarea makin besar bahaya
terjadinya ruptura uteri. Seksio sesarea elektif dilakukan pada kehamilan cukup
bulan dengan paru-paru janin yang matur dan dianjurkan pula dilakukan tubektomi
partialis.3
Pada VBAC ada yg disebut dengan Trial of Labor After Cesarean (TOLAC) mengacu
pada upaya yang direncanakan untuk melahirkan secara pervaginam oleh seorang wanita
yang telah melakukan persalinan sesar sebelumnya, terlepas dari hasilnya. Metode ini
memberikan wanita yang menginginkan persalinan pervaginam kemungkinan untuk
mencapai tujuannya untuk melakukan persalinan pervaginam.4
Hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan prognosis persalinan pervaginam dengan
parut uterus adalah sebagai beriku:2
Keterangan:
Sebagian besar wanita yang pernah menjalani insisi uterus transversal rendah dengan
persalinan sesar sebelumnya dan tidak memiliki kontraindikasi untuk persalinan pervaginam
dapat dipertimbangkan sebagai kandidat untuk TOLAC/VBAC. Berikut ini adalah kriteria
seleksi yang disarankan oleh ACOG untuk mengidentifikasi kandidat untuk VBAC:5,3
Wanita yang telah menjalani dua atau lebih persalinan sesar segmen bawah sebelumnya
tetap dapat mempertimbangkan VBAC setelah konseling dengan dokter. Persalinan harus
dilakukan di tempat yang memadai dengan keahlian dan bantuan yang sesuai untuk bedah
segera apabila terdapat indikasi bedah. Analisis multivariat dari studi NICHD menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat ruptur uteri pada VBAC dengan
dua atau lebih kelahiran caesar sebelumnya dibandingkan dengan satu kelahiran caesar
sebelumnya.7
Usia ibu juga telah terbukti dalam beberapa penelitian literatur VBAC. Dengan faktor
perancu yang disesuaikan, wanita yang berumur lebih dari 40 tahun yang pernah melahirkan
secara sesar memiliki risiko hampir 3 kali lipat lebih tinggi untuk gagal dalam
TOLAC/VBAC daripada wanita yang lebih muda.1
• Insisi klasik atau berbentuk T sebelumnya, atau operasi uterus transfundal ekstensif
• Ruptur uterus sebelumnya
• Komplikasi medis atau obstetrik yang menghalangi persalinan pervaginam
• Kontraindikasi dilakukan persalinan pervaginam secara umum.
• Luka parut pada otot rahim di luar SBR.
• Kehamilan ganda.
• Berat badan bayi lahir lebih dari 4000g lahir dikaitkan dengan kemungkinan yang
lebih rendah untuk sukses VBAC.