Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

G3P2A0 GRAVIDA 36 - 37 MINGGU DENGAN RIWAYAT SC 2 KALI

Disusun oleh:
Muhammad Rayhan Rijaludzaki F (1102017157)

Pembimbing:
dr. Husny Budi Sismawan, Sp.OG, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI & GINEKOLOGI


RSUD ARJAWINANGUN
PERIODE 14 FEBRUARI 2022 – 26 MARET 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kejadian sectio caesarea di Indonesia tahun 2010 meningkat rata-rata angka
persalinan secara sectio caesarea 15,3% dari seluruh persalinan yang ada. Di Indonesia,
berdasarkan data RIKESDAS tahun 2013 tingkat persalinan CS adalah 15,3 % dari 20.591
ibu yang melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang diwawancarai di 33 provinsi.1,2
Alasan melakukan sectio caesarea yang di rencanakan meliputi : bayi tidak dalam
posisi dekat turunnya kepala dengan tanggal jatuh tempo persalinan, penyakit jantung yang
dapat di perburuk karena stres kerja, infeksi yang dapat menular ke bayi selama kelahiran
pervaginam, ibu yang lebih dari satu bayi (kelahiran multipel), riwayat sectio caesarea
sebelumnya.1
Di tahun 90-an angka seksio sesarea atas indikasi parut uterus menurun dengan
dikembangkannya persalinan pervaginam pada parut uterus, Vaginal Birth After Cesarean
(VBAC) atau dikenal pula sebagai Trial of Labor After Cesarean (TOLAC).3 Sekitar 75% ibu
yang pernah melahirkan melalui sectio caesarea bisa melahirkan secara normal pada
persalinan berikutnya. Persalinan normal setelah sectio caesarea adalah umum dilakukan
pada masa sekarang. dulu sectio caesarea dilakukan dengan sayatan vertikal sehingga
memotong otot-otot rahim. Sectio caesarea sekarang ini umumnya melalui sayatan mendatar
pada otot rahim sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi
kuat pada persalinan normal berikutnya.1

BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Usia : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gegesik Kidul
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 22 Januari 2022 (jam: 08.00 WIB)

II. Anamnesis
Keluhan Utama : Hamil dengan riwayat sc 2 kali

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien G3P2A0 merasa hamil 9 bulan datang ke IGD Kebidanan RS
Arjawinangun dengan Riwayat sc 2 kali. Pasien tidak mengeluhkan adanya mules-
mules, keluar air-air dan lendir darah. Gerak janin (+). Keluhan lain tidak
dirasakan, riwayat perdarahan saat usia kehamilan muda tidak ada, dan riwayat
perdarahan saat usia kehamilan tua tidak ada. Ini merupakan kehamilan ketiga
pasien dan pasien mengaku tidak mengalami suatu masalah berarti saat kehamilan
ini.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit bermakna, seperti infeksi paru,
tuberkulosis, asma bronkial, autoimun, penyakit jantung, diabetes melitus, dan
hipertensi. Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak terdapat adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, tuberkulosis, asma
bronkial, penyakit jantung, infeksi. Ibu pasien menyatakan bahwa ia tidak pernah
mengalami keluhan atau masalah bermakna saat hamil.

Riwayat Personal-Sosial dan Pernikahan


Pasien adalah seorang karyawan, dengan rutinitas bekerja di RSUD
Arjawinangun bagian pelayanan. Ia mengaku selama kehamilan tidak melakukan
pekerjaan berat apapun. Hubungan pasien dengan suami dalam keadaan baik dan
harmonis. Ini merupakan pernikahan pertamanya dan sudah menikah selama 12
tahun.

Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : Teratur, 28 hari
Lama : 5 – 7 hari

Riwayat Obstetri
Status Paritas : G3P2A0
HPHT : 25 Mei 2021
HPL : 19 Maret 2022

No. Tanggal Tempat Umur Jenis Penolong Kelamin/BB Penyulit Hidup/mati


Tahun Partus Kehamilan Persalinan persalinan
Partus

1. 2011 RS 9 bulan SC SPOG 3600/perempuan Tidak ada Hidup


pembukaan
2. 2017 RS 9 bulan SC SPOG 2600/perempuan Tidak ada Hidup
pembukaan
3. Sekarang
Riwayat Antenatal Care
Pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan dengan total lebih dari 4x.

Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi

Riwayat Kebiasaan
Tidak terdapat kebiasaan merokok, memakai obat-obatan terlarang, kebiasaan
minum alkohol, minuman jamu, dan pil diet. Sehari-hari pasien mengonsumsi
makanan rumah dengan komposisi nasi putih dan lauk-pauk seperti daging ayam,
sapi, ikan, dan disertai dengan sayur-sayuran.

Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama
sebelumnya.

Riwayat Operasi
Pasien memiliki Riwayat operasi SC 2 kali

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 76x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36,6oC
SpO2 : 99%
Tinggi Badan : 166cm
Berat Badan : 73 kg

Status Generalis
1. Kepala : Normocephal, trauma (-), massa (-)
2. Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), RCL (+/+),
RCTL (+/+), Pupil bulat isokor 3mm/3mm, keluhan pandangan kabur (-)
3. Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB, trakea di tengah
4. Thoraks Jantung : BJ 1 & 2 Reguler, murmur (-), gallop (-)
5. Thoraks Paru-paru : vesikuler kanan=kiri, rhonki (-), wheezing (-)
6. Abdomen : Dalam Batas Normal
7. Genitalia : Dalam Batas Normal
8. Ekstremitas : Akral hangat +/+, crt <2s, edema -/-

Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
- TFU : 32 cm
- DJJ : 134x/menit
- TBJ : (32 – 13) x 155 = 2945 gram
- HIS : -
Abdomen
Inspeksi : Cembung dan membesar dengan arah memanjang, linea alba
menjadi linea nigra (hiperpigmentasi), striae gravidarum (+), sikatrik (-).
Palpasi :
- Leopold I :, Teraba bagian lunak, tidak melenting, kesan bokong.
ballotement (+), TFU 32 cm
- Leopold II : Punggung kiri
- Leopold III: Teraba bulat, keras, melenting , kesan kepala
- Leopold IV: Belum masuk PAP.
- HIS :-
Auskultasi : DJJ 134 x/menit reguler
Pemeriksaan Dalam
V/V : Tidak ada kelainan
Pembukaan : ∅ kuncup
Portio : Tebal lunak
Presentasi : Kepala
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Normal
DARAH LENGKAP (22/02/2022)
Hemoglobin 10.8 g/dL 11.7 - 15.5
Hematokrit 34.0 % 35 – 47
Eritrosit 3.79 106/µL 3.8 – 5.2
Trombosit 252 103/µL 150 – 450
Leukosit 6.4 103/µL 3.6 – 14.0
MCV 89.7 fL 80 – 100
MCH 28.5 pg 26 – 34
MCHC 31.8 g/dL 32 – 36
RDW 13.2( % 11.5 –
H) 14.5
MPV 8.4 fL 7.0 – 11.0
HITUNG JENIS (22/02/2022)
Segmen 74.0 % 28.0 –
78.0
Limfosit 18.8 % 25 – 40
(L)
Monosit 6.0 % 2–8
Basofil 0.8 % 0–1
Eosinofil 0.4 % 2–4
(L)
KIMIA KLINIK (3/01/2022)
Glukosa Sewaktu 71 mg/dL 75 – 140
IMUNOLOGI (3/01/2022)
ANTI-HIV CLIA 0.1 Index < 1.0
HbsAg 0.2 Index < 0.9

V. Diagnosis
G3P20A0 gravida 36-37 minggu dengan Riwayat sc 2x, janin tunggal hidup,
presentasi kepala

VI. Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tpm

VII. Rencana Tindakan


sectio caesarea + MOW

VIII. Laporan Tindakan

JAM TINDAKAN CATATAN

08.00 - Observasi keadaan - mulas(-), lender darah (-),Gerakan janin (+)


Ruang IGD umum, tanda vital, - DJJ 134 x/menit, v/v tak, ketuban utuh, portio tebal, lunak,
kebidanan HIS, DJJ, dan pembukaan ∅ kuncup, penurunan hodge I, his (-), TD 110/70
22-02-2022 kemajuan persalinan mmHg, Nadi 76 x/menit, Suhu 36.5 °C
- Pemeriksaan dalam - G3P2A0 Gravida 36–37 minggu dengan Riwayat sc 2 kali
-RL 20 Tpm

12.00 SC + MOW
OK
22-02-2022

IX. Follow Up Ruangan

JAM CATATAN PENATALAKSANAAN

08.30 S: Nyeri sc - IVFD 500CC rl 20 tpm


Ruang O: keadaan umum baik, kesadaran compos - inj. Cefotaxime 3x1
Nifas mentis, TD: 120/80 mmHg, Nadi: - Observasi keadaan umum, tanda
23-02-2022 82x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36.5 °C, vital, perdarahan luka sc
Abdomen: datar, lembut, TFU: 3 jari
dibawah pusar, Kontraksi baik, Perdarahan
luka sc (-), flatus (+), ASI (+/+)
A: P3A0 post sc + mow dengan riwayat sc
2x

BAB III
PEMBAHASAN PERMASALAHAN

PERMASALAHAN
1. Apakah sudah tepat diagnosis?
2. Apakah rencana penatalaksanaan?

PEMBAHASAN
1. Diagnosis: G3P2A0 gravida 36 - 37 minggu dengan Riwayat sc 2 kali, janin
tunggal hidup, presentasi kepala
Diagnosa kehamilan ditegakkan berdasarkan beberapa kriteria
kehamilan yaitu tanda-tanda tidak pasti kehamilan dan tanda-tanda pasti
kehamilan. Dalam hal ini, diagnosis kehamilan pada pasien kasus di atas
ditegakkan berdasarkan adanya tanda pasti kehamilan yaitu, didapatkan
denyut jantung janin dengan doppler dan didapatkan adanya pergerakan janin
yang teraba. Diagnosis ini diiringi dengan tanda tidak pasti kehamilan seperti
perut membesar disertai amenorea, perubahan kulit, perubahan payudara, dan
riwayat tes kehamilan positif dengan deteksi beta-hCG di urine. Menurut
pasien, kehamilan ini sudah dirasakan sejak 9 bulan, untuk HPHT yaitu
tanggal 25 Mei 2021 dengan HPL 19 Maret 2022.
Pemeriksaan fisik didapatkan pada umumnya dalam batas normal,
TFU 32 cm dengan TBJ 2945gram. Janin tunggal hidup dinilai dari
pemeriksaan DJJ dan leopold yang memberi kesan adanya janin tunggal
dengan presentasi kepala dan punggung di bagian kiri.

Kehamilan dengan Parut Uterus

Konseling wanita hamil dengan parut uterus umumnya adalah sama seperti
kehamilan normal, hanya yang harus diperhatikan bahwa konseling ditekankan
pada:3

 persalinan harus dilakukan di rumah sakit dengan peralatan yang memadai untuk
kasus persalinan dengan parut uterus.
 konseling mengenai rencana keluarga berencana untuk memilih keluarga kecil
dengan cara kontrasepsi mantap.
Seksio sesarea elektif dilakukan pada wanita hamil dengan parut uterus yang
akan melakukan sterilisasi tubektomi. Konseling mengenai keluarga berencana
perlu ditekankan, karena morbiditas dan mortalitas meningkat pada wanita dengan
parut urerus. Makin sering bersalin dengan seksio sesarea makin besar bahaya
terjadinya ruptura uteri. Seksio sesarea elektif dilakukan pada kehamilan cukup
bulan dengan paru-paru janin yang matur dan dianjurkan pula dilakukan tubektomi
partialis.3

Vaginal Birth After Cesarean

Pada VBAC ada yg disebut dengan Trial of Labor After Cesarean (TOLAC) mengacu
pada upaya yang direncanakan untuk melahirkan secara pervaginam oleh seorang wanita
yang telah melakukan persalinan sesar sebelumnya, terlepas dari hasilnya. Metode ini
memberikan wanita yang menginginkan persalinan pervaginam kemungkinan untuk
mencapai tujuannya untuk melakukan persalinan pervaginam.4

Hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan prognosis persalinan pervaginam dengan
parut uterus adalah sebagai beriku:2

 Jenis sayatan uterus yang telah dilakukan pada operasi terdahulu.


 Indikasi operasi seksio sesarea terdahulu.
 Apakah jenis operasi terdahulu adalah seksio sesarea elektif atau emergensi.
 Apa komplikasi operasi terdahulu.

Kandidat Untuk Persalinan Pervaginam Setelah Operasi Caesar

Untuk memperkirakan keberhasilan Vaginal Birth After Caesarean (VBAC), dibuat


sistem penilaian dengan memperhatikan beberapa variabel yaitu skor Bishop, riwayat
persalinan pervaginam sebelum CS, dan indikasi CS sebelumya. Namun, menurut Royal
College of Obstetrician and Gynaecologist (RCOG), tidak ada suatu cara yang memuaskan
untuk memperkirakan apakah TOLAC akan berhasil atau tidak.6
No Faktor Nilai
.
1. Umur:
<40 Tahun 2
>40 Tahun 1
2 Riwayat Persalinan pervaginam:
Sebelum dan setelah SC 4
Setelah SC 2
Sebelum SC 1
Tidak pernah 0
3 Indikasi Caesarian Section 1 pertama selain 1
kegagalan kemajuan persalinan
4. Nilai Bishop saat masuk rumah sakit
>4 2
<3 1
5 Taksiran berat janin:
Sekarang < dulu 2
Sekarang = dulu 1
Sekarang > dulu 0

Keterangan:

Nilai 8-10: keberhasilan 95 %

Nilal 4-7: keberhasilan 78,8 %

Nilai 0-3: keberhasilan 60,0%

Sebagian besar wanita yang pernah menjalani insisi uterus transversal rendah dengan
persalinan sesar sebelumnya dan tidak memiliki kontraindikasi untuk persalinan pervaginam
dapat dipertimbangkan sebagai kandidat untuk TOLAC/VBAC. Berikut ini adalah kriteria
seleksi yang disarankan oleh ACOG untuk mengidentifikasi kandidat untuk VBAC:5,3

• Satu atau dua persalinan sesar transversal rendah sebelumnya


• Panggul yang adekuat secara klinis
• Tidak ada bekas luka rahim lain atau ruptur sebelumnya
• Adanya dokter selama persalinan aktif yang mampu memantau persalinan dan
melakukan persalinan sesar darurat
• Rekonstruksi uterus sebelumnya (misalnya, perbaikan full-thickness untuk
miomektomi, perbaikan anomali mullerian, reseksi kornu)

Wanita yang telah menjalani dua atau lebih persalinan sesar segmen bawah sebelumnya
tetap dapat mempertimbangkan VBAC setelah konseling dengan dokter. Persalinan harus
dilakukan di tempat yang memadai dengan keahlian dan bantuan yang sesuai untuk bedah
segera apabila terdapat indikasi bedah. Analisis multivariat dari studi NICHD menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat ruptur uteri pada VBAC dengan
dua atau lebih kelahiran caesar sebelumnya dibandingkan dengan satu kelahiran caesar
sebelumnya.7

Semakin banyak penelitian telah dilakukan dalam pengaturan TOLAC, rata-rata


semuanya menunjukkan bahwa wanita obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk gagal.
Pertambahan berat badan sebelum hamil telah terbukti meningkatkan risiko kegagalan dalam
TOLAC berikutnya, tetapi sayangnya, penurunan berat badan sebelum hamil tidak
menunjukkan peningkatan keberhasilan VBAC.2

Usia ibu juga telah terbukti dalam beberapa penelitian literatur VBAC. Dengan faktor
perancu yang disesuaikan, wanita yang berumur lebih dari 40 tahun yang pernah melahirkan
secara sesar memiliki risiko hampir 3 kali lipat lebih tinggi untuk gagal dalam
TOLAC/VBAC daripada wanita yang lebih muda.1

Kontraindikasi Persalinan Pervaginam Setelah Operasi Caesar

TOLAC/VBAC dikontraindikasikan pada wanita dengan risiko tinggi ruptur uteri.


TOLAC/VBAC tidak boleh dicoba dalam keadaan berikut:1

• Insisi klasik atau berbentuk T sebelumnya, atau operasi uterus transfundal ekstensif
• Ruptur uterus sebelumnya
• Komplikasi medis atau obstetrik yang menghalangi persalinan pervaginam
• Kontraindikasi dilakukan persalinan pervaginam secara umum.
• Luka parut pada otot rahim di luar SBR.
• Kehamilan ganda.
• Berat badan bayi lahir lebih dari 4000g lahir dikaitkan dengan kemungkinan yang
lebih rendah untuk sukses VBAC.

2. Rencana penatalaksanaan yaitu melakukan sectio caesarea, hal ini dilakukan


karena memiliki riwayat sc 2x → anjuran kuat untuk dilakukan sterilisasi pada
istri maupu suami. Meskipun secara perhitungan skor VBAC pada pasien ini
memiliki skor yang cukup untuk dilakukan partus percobaan pervaginam,
tetapi pihak keluarga baik suami maupun istri sepakat untuk melakukan sectio
caesaria + sterilisasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Caughey A. Vaginal Birth After Cesarean Delivery. Medscape. 2018.


2. Evans A dan Defranco E. 2014. Manual Of Obstetrics. 8th Ed. Wolters Kluwer Health
3. Prawirohardjo S. 2016. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiorhardjo
4. RCOG. Birth After Previous Cesarean Birth, Green Top Guideline No.45. 2015.
5. Saadia Z,Alhabardi N dan Adam I. Vaginal Deliveri After Cesarean. 2018.
IntechOpen.
6. SOGC Clinical Practice Guideline. No. 382-Trial of Labour After Caesarean. 2019.
7. Suryawinata A dan Islamy N. Komplikasi pada Kehamilan dengan Riwayat
Caesarian Section. J agromedicine. 2019;6(2):364-9pp

Anda mungkin juga menyukai