Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

KESALAHAN DIAGNOSIS PADA PASIEN G3P2A0 GRAVIDA 37 MINGGU

Pembimbing :

dr. H. Awie Dawizar, Sp. OG., D.MAS.

Disusun Oleh :

Adeta Yuniza Mulia (2015730002)

STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG CIANJUR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2020
I. STATUS PASIEN

Identitas Pasien

No CM : 92.26.40
Nama : Ny. N
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Cijoho 05/05 Jambudipa, warungkondang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMP
Tanggal Masuk RS : 26-02-2020 (17.00 WIB)
Cara Masuk RS : Diantar oleh keluarga ke IGD

Identitas Suami Pasien

Nama Suami : Tn. D


Usia Suami : 39 Tahun
Pekerjaan : pedagang
Alamat : Cijoho 05/05 Jambudipa, warungkondang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP

2
II. ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sayang dengan mengaku
hamil 9 bulan mengeluhkan mules sejak 1 jam SMRS
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku hamil dengan usia kehamilan 9 bulan. Pasien
mengeluhkan mules sejak 1 jam SMRS. Gerakan janin masih teraba
dan terasa (+). Keluar cairan, lendir, dan darah dari jalan lahir (-),
Keluhan pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit
jantung (-), Riwayat operasi kandungan (-), Abortus (-), mola
hidatidosa (-) kehamilan kembar (-) Kejang (-) Riwayat keguguran (-)
penyakit ginjal (-) Preeklamsia (-) Eklamsia (-)
 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit
jantung (-)
 Riwayat Pengobatan
Selama kehamilan pasien mengkonsumsi vitamin dan penambah darah
yang diberikan oleh bidan dipuskesmas dan dikonsumsi secara rutin
 Riwayat Alergi
Tidak ada alergi debu, cuaca, makanan dan obat.
 Riwayat Psikososial
Pasien seorang IRT, Pola makan pasien teratur 3-4x/hari. sehari-hari
pasien mengonsumsi nasi putih, sayur-sayuran, daging ayam dan telur.
Pasien mengaku tidak mengonsumsi alcohol, merokok, kopi, serta
jarang berolahaga.

3
 Riwayat Pernikahan
Merupakah pernikahan pertama dan pasien menikah saat usia pasien
24 tahun pada tahun 2010 hingga sekarang.
 Riwayat Menstruasi
 Menarche : usia 15 tahun
 Siklus haid : teratur
 Lama haid : 7 hari
 Panjang siklus : 28 hari
 HPHT : 10 Juni 2019

 Riwayat Kontrasepsi
Pernah menggunakan KB suntik per 3 bulan sejak 2016 namun pasien
tidak menggunakan suntik KB dengan teratur pada Mei-juni 2019.
 Riwayat Persalinan

No. Tahun Tempat Umur Jenis penolong Anak


Persalinan partus kehamilan persalinan
1. 2011 9 bulan Rumah pervaginam bidan JK: L
sakit BB: 3000
gr
Status:
Anak
hidup
2. 2014 9 bulan Rumah pervaginam bidan JK: p
sakit BB: 2500
gr
Status:
Anak
hidup

4
III. STATUS GENERALIS
 Pemeriksaan Umum
o Keadaan umum : Tampak sakit sedang
o Tanda Vital
- Tekanan darah : 160/100 mmHg
- Suhu : 36,6 oC
- Pernapasan : 20x/menit
- Nadi : 88x/menit
o Status Gizi

BB : 50 kg

TB : 155 cm

IMT : 20,8 (baik)

 Pemeriksaan Fisik Generalis


o Kepala : Normocephal
o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Pupil
(+/+)
o Leher : Pembesaran KGB (-/-), Pembesaran Tiroid (-/-)
o Thorax : Normochest, Gerak Simetris
o Payudara : Simetris, kedua areola mammae keluar
o Paru-Paru :
- Inspeksi : Dinding dada simetris
- Palpasi : Vocal fremitus simetris
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : Vesicular +/+
o Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Teraba ictus cordis
- Perkusi : Batas Atas : ICS 2 Parasternal dextra

Batas Kanan : ICS 4 Parasternal dextra

Batas Kiri : ICS 5 Midklavikula sinistra

5
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II, regular, Gallop (-), Murmur (-)
-

o Abdomen : cembung lunak


o Ekstremitas Atas : Akral hangat (+/+), Edem (-), dan Crt : < 2 detik (+/+)
o Ekstremitas Bawah : Akral hangat (+/+), Edem (-), dan Crt : < 2 detik (+/+)

IV. STATUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


 Pemeriksaan Luar

TFU : 26 cm

DJJ : 142 kali/menit

HIS : 3 x 10’ 40”

L1 : presentasi bokong

L2 : punggung kiri

L3 : presentasi kepala

L4 : divergen

 Pemeriksaan Dalam Sebelum Diinduksi Persalinan:

Vagina dan vulva tidak ada massa, ulkus dan tanda peradangan

Portio tipis lunak

Pembukaan serviks 5-6 cm

Selaput ketuban (+)

kepala sejajar dengan H1

6
 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Hematologi Lengkap

Haemoglobin 11.0 12-16 g/dl

Hematokrit 32.8 37-47 %

Eritrosit 3.80 4.2-5.4 10^6/µl

Leukosit 19.3 4.8-10.8 10^3/µl

Trombosit 192 150-450 10^3/µl

MCV 86.3 80-94 fL

MCH 28.9 27-31 pg

MCHC 33.5 33-37 %

RDW-CV 14.5  10-15  %

HDW 3.5 2.2-3.2 g/dl

MPV 10.3 8-12 fL

Differential      

Limfosit % 5.0 26-36 %

Monosit % 2.8 4-8 %

Neutrofil % 89.4 40-70 %

Eosinofil % 1.7 1-3 %

Basofil % 0.50 0-0.2 %

7
LUC % 0.6 0-4 %

Absolut

Limfosit 0.96 1.00-1.43 10^3/µl

Monosit 0.55 0.16-1.0 10^3/µl

Neutrofil 17.27 1.8-7.6 10^3/µl

Eosinofil 0.3 0-0.8 10^3/µl

Basofil 0.10 0-0.2 10^3/µl

URINE      

Protein Urin Positif (+) negatif   mg/dl

HbsAg Non reactive Non reactive

Glukosa Darah

GDS 99 74-106 mg%

Fungsi Hati      

AST (SGOT) 15 4-32 U/L

ALT (SGPT) 14 2-25 U/L

Fungsi Ginjal      

Ureum 14.7 10-50 mg%

Kreatinin 0.6 0.4-0.9 mg%

Elektrolit

Natrium (Na) 137.4 130-148 mEq/L

Kalium (K) 3.01 3.3-5.1 mEq/L

8
V. RESUME
Pasien datang ke RSUD cianjur mengaku hamil dengan usia kehamilan
9 bulan dan mengeluhkan mules sejak 1 jam SMRS. Gerakan janin masih
teraba dan terasa (+). Keluhan pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati
disangkal pasien. HPHT : 10 Juni 2019. Pernah menggunakan KB suntik
per 3 bulan sejak 2016 namun pasien tidak menggunakan suntik KB
dengan teratur pada Mei-juni 2019. Saat ini merupakan kehamilan yang ke
3 dan pasien pernah melahirkan sebanyak 2 kali dengan jumlah anak hidup
saat ini adalah 2 orang.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah:
160/100mmHg, suhu: 36,6oC, RR: 20 kali/menit, HR : 88 kali/menit, status
gizi baik. Pada pemeriksaan obstetric dan ginekologi, didapatkan TFU: 26
cm, DJJ: 142 x/mnt, HIS: 3x10’40”, L1: Presentasi bokong pada fundus,
L2: Punggung Kiri, L3: Presentasi Kepala, L4: divergen, v/v: tidak ada
massa, ulkus, dan tanda peradangan serta portio yang teraba tipis dengan
pembukaan 6 cm, selaput ketuban (+), kepala sejajar dengan bidang Hodge
I.
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Februari 2020 didapatkan
Hb: 11.0 g/dL, Ht: 32.8 %, Eritrosit: 3.80, Leukosit: 19.3, kalium: 3.01,
Kreatinin: 0.6, Trombosit: 192.000, Protein urin: positif (+)

9
I. DIAGNOSIS MASUK SAAT MASUK IGD
G3P2A0 Gravida 37-38 minggu dengan PEB

DASAR DIAGNOSIS
G3P2A0 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien
mengaku saat ini merupakan kehamilan yang ke-3, sudah pernah
melahirkan sebanyak 2 kali dan tidak pernah mengalami
keguguran. Anak yang hidup saat ini 2.

Gravida 37 HPHT pasien yaitu tanggal 10 juni 2019.


minggu Rumus taksiran usia kehamilan= Hari pemeriksaan-HPHT x 4
1/3 dan didapatkan hasil usia kehamilan yaitu 37 minggu

Usia kehamilan 37 minggu


Preeklamsi Preeklamsi ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria
yang sebelumnya normotensive dan terjadi pada kehamilan lebih
dari 20 minggu atau pada periode pascapersalinan dini.
 Hipertensi dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
dan diastolik ≥90
 Proteinuria bila kadar protein ≥300 mg dalam urine 24
jam atau 30 mg/dL (+1 dipstick) dalam urine sewaktu
Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti
salah satu dibawah ini:
 Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
 Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari
sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan
ginjal lainnya
 Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2
kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik /
regio kanan atas abdomen
 Edema Paru
 Gejala Neurologis :Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
 Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta :Oligohidramnion,
10
Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya
absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
Preeklamsi dikatakan berat apabila ditemukan:
 Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau
diastolic ≥110 mmHg
 Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick
urine sewaktu
 Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari
sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan
ginjal lainnya
 Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2
kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik /
regio kanan atas abdomen
 Edema Paru
 Gejala Neurologis :Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta :Oligohidramnion,
Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya
absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
Pada pasien ditemukan:
- Tekanan darah yaitu 160/100 mmHg
- Proteinuria +1 dalam urine sewaktu
- Kreatinin serum 0.6
- Trombosit 192.000/µL
- SGOT 15 UL dan SGPT 14 UL
- Sakit kepala, pandangan tidak jelas, nyeri ulu hati disangkal
oleh pasien
Pada pasien hanya ditemukan tekanan darah 160/100 mmHg dengan
proteinuria (+) tanpa gejala dan tanda preeklamsi yang berat, oleh karena
itu preeklamsi pada pasien belum bisa dikatakan sebagai preeklamsi dengan
gejala yang berat
Diagnosis yang lebih tepat: G3P2A0 Gravida 37 minggu dengan Preeklamsia

11
II. RENCANA TINDAKAN
a. Rencana Tindakan Rumah Sakit
- Observasi TTV ibu
- Observasi DJJ
- MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 40% secara IV sebanyak 10 cc
dalam 100 RL selama 15-20 menit) lalu dilanjut maintenance dose 10 gram
(MgSO4 20% sebanyak 50 cc atau MgSO4 40% sebanyak 25 cc) dalam 500
cc RL/RD dengan kecepatan 1-2 gram per jam
- Metildopa 2x250 mg
- Nifedipine 3x10 mg
- Rencana persalinan Pervaginam

b. Rencana Tindakan Dokter Muda


-Meminta pasien untuk miring ke sebelah kiri
-Dievaluasi tekanan darah ibu, denyut jantung janin dan ada atau
tidaknya preeklamsia dengan gejala yang berat.
- Metildopa 2x250 mg
- Nifedipine 3x10 mg
- Rencana persalinan Pervaginam

III. WAKTU PERSALINAN


Tanggal : 26-2-2020
Waktu : 23.30
Jenis Persalinan : Pervaginam
BB : 2600 gram
PB : 48 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Keterangan : Bayi lahir tidak langsung menangis, dengan APGAR
score 5/7

12
IV. DIAGNOSIS AKHIR
a. Diagnosis Akhir Rumah Sakit
P3A0 Partus maturus lahir spontan dengan PEB

b. Diagnosis Akhir Dokter Muda


P3A0 Partus maturus lahir spontan dengan preeklampsia

V. FOLLOW UP
a. Follow up Ibu

Tanggal S O A P

26-2-20 Mulas (+) TD: 160/90 Dx RS: - Observasi TTV


19.30 Gerak janin N: 83x/mnt G3P2A0 Gravida 37- - Observasi DJJ
(+) R: 20x/mnt 38 minggu dengan - MgSO4 loading
S: 36.5 oC PEB
dose lalu dilanjut
DJJ: 142x/mnt
Ketuban: (+) Dx yang tepat: maintenance dose
HIS: 3 x 10’ x G3P2A0 Gravida 37 - Metildopa
40 “ minggu kala I fase 2x250 mg
Portio: tipis aktif dengan - Nifedipine 3x10
dengan preeklampsia mg
pembukaan 7
cm

26-2-20 Mulas (+) TD: 160/90 Dx RS: -Memimpin


23.30 Gerak janin N: 90x/mnt G3P2A0 Gravida 37-
persalinan
(+) R: 20x/mnt 38 minggu partus
Merasa ingin S: 36.5 oC maturus lahir spontan pervaginam
mengejan (+) DJJ: 160x/mnt dengan PEB
-Melakukan
Ketuban: (+)
HIS: 4 x 10’ x Dx yang tepat: persalinan
40 “ G3P2A0 Gravida 37
plasenta
Portio: tidak minggu
teraba partus maturus lahir -Hecting jika ada
Pembukaan : spontan dengan rupture perineum
lengkap
preeklamsia

27-2-20 Mulas (-) TD: 120/80 Dx Rs: - Observasi TTV


7:30 Perdarahan N: 85x/mnt P3A0 partus maturus
-menghentikan
sedikit (+) R: 20x/mnt lahir spontan dengan
S: 36.7oC PEB dosis maintenance
TFU 2 jari

13
dibawah pusat Dx yang tepat: MgSO4 dan
P3A0 partus maturus
nifedipine
lahir spontan dengan
preeklamsia

b. Follow up Bayi

Tanggal S O A P
26-02-20 Lahir tidak A/S: 5/7 Asifiksia - Inf. D10%
23.30 langsung N: 152x/mnt sedang - Inj. ampisilin
menangis (+) R: 67x/mnt - Inj.
sesak (+) S: 36.7oC gentamisin
27-02-20 menangis (+) N: 145x/mnt Asifiksia - Inf. D10%
09:00 sesak sudah R: 61x/mnt sedang - Inj. ampisilin
mulai S: 36.7oC - Inj.
berkurang (+) gentamisin

VI. ANALISIS KASUS


1. Apakah diagnosis pada pasien sudah tepat?
Diagnosis masuk yang diberikan oleh Rumah Sakit yaitu G3P2A0 Gravida
37-38 minggu dengan PEB dan diagnosis akhir yang diberikan oleh Rumah Sakit
yaitu P3A0 partus maturus lahir spontan dengan PEB. Sedangkan diagnosis
masuk yang tepat ialah G3P2A0 gravida 37 minggu dengan preeklamsia dan
diagnosis akhir yang tepat ialah P3A0 partus maturus lahir spontan dengan
preeklamsia.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien mengaku saat ini
merupakan kehamilan yang ke-3, sudah pernah melahirkan sebanyak 3 kali
dan tidak pernah mengalami keguguran. Anak yang hidup saat ini 2.
 HPHT pada pasien yaitu tanggal 10 Juni 2019. Jika dihitung dari rumus
taksiran usia kehamilan, yaitu hari pemeriksaan – HPHT x 4 1/3 didapatkan
hasil usia kehamilan saat ini yaitu 37 minggu
 Preeklamsia ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria yang
sebelumnya normotensive dan terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu
atau pada periode pasca persalinan dini. Dikatakan hipertensi apabila tekanan

14
darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90. Proteinuria bila kadar protein
≥300 mg dalam urine 24 jam atau 30 mg/dL (+1 dipstick) dalam urine sewaktu
atau rasio protein/kreatinin ≥0.3.
Preeklamsia dikatakan berat apabila ditemukan:
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic ≥110 mmHg
- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick urine sewaktu
- Kreatinin serum >1.1 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan penglihatan
- Sakit ulu hati 1,2

Pada pasien ditemukan:

- Tekanan darah yaitu 160/100 mmHg


- Proteinuria +1 dalam urine sewaktu
- Kreatinin serum 0.6
- Trombosit 192.000/µL
- SGOT 15 UL dan SGPT 14 UL
- Sakit kepala, pandangan tidak jelas, nyeri ulu hati disangkal oleh pasien

Jika dilihat dari kriteria preeklamsi berat, pada pasien ini tidak mengalami
preeklamsia dengan gejala yang berat.

2. Apakah tindakan yang dilakukan pada pasien sudah sesuai?

Terapi yang diberikan oleh Rumah Sakit untuk pasien pada kasus ini antara lain:

- Observasi TTV ibu


- Observasi DJJ
- MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 20% secara IV sebanyak 20 cc dalam
100 RL selama 15-20 menit) lalu dilanjut maintenance dose 10 gram (MgSO4
20% sebanyak 500 cc RL/RD dengan kecepatan 1-2 gram per jam
- Metildopa 2x250 mg

15
- Nifedipine 3x10 mg
- AB??
- Rencana persalinan Pervaginam

a. Panduan Praktik Klinis Preeklampsia

Berdasarkan
teori, pasien
yang mengalami
preeklamsia
tanpa gejala
yang berat dengan
usia kehamilan
<37 minggu
masih dapat
membaik
dengan
rawat jalan
yaitu istirahat,
mengurangi
aktivitas
fisik, memperbaiki asupan gizi terutama cukup protein serta dilakukan pemberian
aspirin 75 mg/hari serta suplemen kalsium. 1 gram/hari. Oleh karena itu, pasien
dengan preeklamsia tanpa gejala yang berat masih dapat dilakukan rawat jalan dengan
kunjungan ulang tiap 1 minggu namun jika tidak ada perbaikan setelah 2 minggu
rawat jalan atau muncul preeklamsia dengan salah satu atau lebih gejala yang berat,
maka pasien perlu dilakukan rawat inap. Namun bila belum matur tetapi kondisi ibu
dan janin masih baik, perawatan konservatif dapat dilakukan untuk mempertahankan
kehamilan sampai usia 37 minggu. Bila perawatan konservatif tak terpenuhi maka
akhiri dengan induksi atau augmentasi.

Selain itu, indikasi untuk dilakukannya persalinan pada pasien preeklamsia


adalah jika terjadi preeklamsia asimtomatik dengan usia kehamilan > 37 minggu,
adanya tanda dan gejala impending eclampsia seperti nyeri kepala hebat, penglihatan
kabur, nyeri ulu hati, gelisah, terjadinya peningkatan tekanan darah setelah dilakukan

16
terapi konservatif selama 6 jam atau gagalnya perbaikan gejala setelah terapi
konservatif selama 24 jam untuk PEB.

Pemberian antihipertensi dilakukan jika tekanan darah sistolik > 160 mmHg
dan/atau tekanan darah diastolic > 110 mmHg. Sedangkan pemberian antikejang
seperti MgSO4 baru dapat diberikan jika timbulnya preeklamsia dengan gejala yang
berat.1,3-5

3. Tekanan darah tinggi dan proteinuria

Pada kehamilan normal, vili korialis dari trofoblas akan menginvasi arteri spiralis
dan menggantikan lapisan endotel dan muskularnya, sehingga terjadi proses
remodelling berupa pelebaran diameter arteri spiralis.

Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya, sehingga lapisan otot arteri
spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
mengalami vasokonstriksi dan aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta. Penurunan aliran darah ke plasenta akan menyebabkan
hipertensi, sindrom preeklamsia, kelahiran preterm atau kurang bulan, pertumbuhan
janin terhambat dan solusio plasenta.

Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan


(radikal bebas) salah satu antioksidan yang dihasilkan adalah radikal hidroksil.

Radikal hidroksil akan merusak membrane sel yang banyak mengandung asam
lemak tidak jenuh diubah menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan
merusak membrane sel, juga akan merusak nucleus, protein sel endotel. Peroksida
lemak meningkat dan akan beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah
sehingga dapat merusak membrane sel endotel. Akibat sel endotel terpapar peroksida
lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel dimulai dari membrane sel endotel dan
fungsi endotel menjadi terganggu. Disfungsi endotel akan mempengaruhi fungsi dari
sel endotel yang salah satunya adalah untuk memproduksi prostaglandin/protasiklin.
Ketika endotel rusak akan terjadi gangguan metabolisme prostaglandin, dimana fungsi
prostaglandin adalah sebagai vasodilator kuat. Selain itu disfungsi endotel juga akan
menyebabkan agregasi trombosit yang memproduksi tromboxan (TXA2). Dalam
keadaan normal, kadar prostaglandin/protasiklin lebih tinggi tetapi pada keadaan

17
preeclampsia kadar tromboxan lebih tinggi sehingga terjadi kenaikan tekanan darah
akibat vasokonstriksi.

Proteinuria terjadi akibat kerusakan sel glomerulus yang mengakibatkan


meningkatnya permeabilitas membrane basalis sehingga terjadinya kebocoran yang
mengakibatkan proteinuria. 5

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran bandung. 2018. Obstetri Patologi edisi


3. Bandung: EGC.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran bandung. Panduan Praktik Klinik
Obstetri & Ginekologi edisi 2. 2018. Bandung: KSM/Dep Obstetri & Ginekologi
RSUP Dr. Hasan Sadikin.
3. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019. Konsensus Penatalaksanaan
Hipertensi 2019. Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia.
http://www.inash.or.id/upload/event/event_Update_konsensus_2019123191.pdf
(accessed date: 9th November 2019)
4. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto
Maternal. 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia. Jakarta: Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.
https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/. (accessed date: 9th November
2019)
5. Cunningham et al. Obstetri William. Edisi 25th. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2018

19

Anda mungkin juga menyukai