Pembimbing :
Disusun Oleh :
TAHUN 2020
I. STATUS PASIEN
Identitas Pasien
No CM : 92.26.40
Nama : Ny. N
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Cijoho 05/05 Jambudipa, warungkondang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMP
Tanggal Masuk RS : 26-02-2020 (17.00 WIB)
Cara Masuk RS : Diantar oleh keluarga ke IGD
2
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sayang dengan mengaku
hamil 9 bulan mengeluhkan mules sejak 1 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku hamil dengan usia kehamilan 9 bulan. Pasien
mengeluhkan mules sejak 1 jam SMRS. Gerakan janin masih teraba
dan terasa (+). Keluar cairan, lendir, dan darah dari jalan lahir (-),
Keluhan pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit
jantung (-), Riwayat operasi kandungan (-), Abortus (-), mola
hidatidosa (-) kehamilan kembar (-) Kejang (-) Riwayat keguguran (-)
penyakit ginjal (-) Preeklamsia (-) Eklamsia (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit
jantung (-)
Riwayat Pengobatan
Selama kehamilan pasien mengkonsumsi vitamin dan penambah darah
yang diberikan oleh bidan dipuskesmas dan dikonsumsi secara rutin
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi debu, cuaca, makanan dan obat.
Riwayat Psikososial
Pasien seorang IRT, Pola makan pasien teratur 3-4x/hari. sehari-hari
pasien mengonsumsi nasi putih, sayur-sayuran, daging ayam dan telur.
Pasien mengaku tidak mengonsumsi alcohol, merokok, kopi, serta
jarang berolahaga.
3
Riwayat Pernikahan
Merupakah pernikahan pertama dan pasien menikah saat usia pasien
24 tahun pada tahun 2010 hingga sekarang.
Riwayat Menstruasi
Menarche : usia 15 tahun
Siklus haid : teratur
Lama haid : 7 hari
Panjang siklus : 28 hari
HPHT : 10 Juni 2019
Riwayat Kontrasepsi
Pernah menggunakan KB suntik per 3 bulan sejak 2016 namun pasien
tidak menggunakan suntik KB dengan teratur pada Mei-juni 2019.
Riwayat Persalinan
4
III. STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Umum
o Keadaan umum : Tampak sakit sedang
o Tanda Vital
- Tekanan darah : 160/100 mmHg
- Suhu : 36,6 oC
- Pernapasan : 20x/menit
- Nadi : 88x/menit
o Status Gizi
BB : 50 kg
TB : 155 cm
5
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II, regular, Gallop (-), Murmur (-)
-
TFU : 26 cm
L1 : presentasi bokong
L2 : punggung kiri
L3 : presentasi kepala
L4 : divergen
Vagina dan vulva tidak ada massa, ulkus dan tanda peradangan
6
Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Differential
7
LUC % 0.6 0-4 %
Absolut
URINE
Glukosa Darah
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
Elektrolit
8
V. RESUME
Pasien datang ke RSUD cianjur mengaku hamil dengan usia kehamilan
9 bulan dan mengeluhkan mules sejak 1 jam SMRS. Gerakan janin masih
teraba dan terasa (+). Keluhan pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati
disangkal pasien. HPHT : 10 Juni 2019. Pernah menggunakan KB suntik
per 3 bulan sejak 2016 namun pasien tidak menggunakan suntik KB
dengan teratur pada Mei-juni 2019. Saat ini merupakan kehamilan yang ke
3 dan pasien pernah melahirkan sebanyak 2 kali dengan jumlah anak hidup
saat ini adalah 2 orang.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah:
160/100mmHg, suhu: 36,6oC, RR: 20 kali/menit, HR : 88 kali/menit, status
gizi baik. Pada pemeriksaan obstetric dan ginekologi, didapatkan TFU: 26
cm, DJJ: 142 x/mnt, HIS: 3x10’40”, L1: Presentasi bokong pada fundus,
L2: Punggung Kiri, L3: Presentasi Kepala, L4: divergen, v/v: tidak ada
massa, ulkus, dan tanda peradangan serta portio yang teraba tipis dengan
pembukaan 6 cm, selaput ketuban (+), kepala sejajar dengan bidang Hodge
I.
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Februari 2020 didapatkan
Hb: 11.0 g/dL, Ht: 32.8 %, Eritrosit: 3.80, Leukosit: 19.3, kalium: 3.01,
Kreatinin: 0.6, Trombosit: 192.000, Protein urin: positif (+)
9
I. DIAGNOSIS MASUK SAAT MASUK IGD
G3P2A0 Gravida 37-38 minggu dengan PEB
DASAR DIAGNOSIS
G3P2A0 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien
mengaku saat ini merupakan kehamilan yang ke-3, sudah pernah
melahirkan sebanyak 2 kali dan tidak pernah mengalami
keguguran. Anak yang hidup saat ini 2.
11
II. RENCANA TINDAKAN
a. Rencana Tindakan Rumah Sakit
- Observasi TTV ibu
- Observasi DJJ
- MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 40% secara IV sebanyak 10 cc
dalam 100 RL selama 15-20 menit) lalu dilanjut maintenance dose 10 gram
(MgSO4 20% sebanyak 50 cc atau MgSO4 40% sebanyak 25 cc) dalam 500
cc RL/RD dengan kecepatan 1-2 gram per jam
- Metildopa 2x250 mg
- Nifedipine 3x10 mg
- Rencana persalinan Pervaginam
12
IV. DIAGNOSIS AKHIR
a. Diagnosis Akhir Rumah Sakit
P3A0 Partus maturus lahir spontan dengan PEB
V. FOLLOW UP
a. Follow up Ibu
Tanggal S O A P
13
dibawah pusat Dx yang tepat: MgSO4 dan
P3A0 partus maturus
nifedipine
lahir spontan dengan
preeklamsia
b. Follow up Bayi
Tanggal S O A P
26-02-20 Lahir tidak A/S: 5/7 Asifiksia - Inf. D10%
23.30 langsung N: 152x/mnt sedang - Inj. ampisilin
menangis (+) R: 67x/mnt - Inj.
sesak (+) S: 36.7oC gentamisin
27-02-20 menangis (+) N: 145x/mnt Asifiksia - Inf. D10%
09:00 sesak sudah R: 61x/mnt sedang - Inj. ampisilin
mulai S: 36.7oC - Inj.
berkurang (+) gentamisin
14
darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90. Proteinuria bila kadar protein
≥300 mg dalam urine 24 jam atau 30 mg/dL (+1 dipstick) dalam urine sewaktu
atau rasio protein/kreatinin ≥0.3.
Preeklamsia dikatakan berat apabila ditemukan:
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic ≥110 mmHg
- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick urine sewaktu
- Kreatinin serum >1.1 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan penglihatan
- Sakit ulu hati 1,2
Jika dilihat dari kriteria preeklamsi berat, pada pasien ini tidak mengalami
preeklamsia dengan gejala yang berat.
Terapi yang diberikan oleh Rumah Sakit untuk pasien pada kasus ini antara lain:
15
- Nifedipine 3x10 mg
- AB??
- Rencana persalinan Pervaginam
Berdasarkan
teori, pasien
yang mengalami
preeklamsia
tanpa gejala
yang berat dengan
usia kehamilan
<37 minggu
masih dapat
membaik
dengan
rawat jalan
yaitu istirahat,
mengurangi
aktivitas
fisik, memperbaiki asupan gizi terutama cukup protein serta dilakukan pemberian
aspirin 75 mg/hari serta suplemen kalsium. 1 gram/hari. Oleh karena itu, pasien
dengan preeklamsia tanpa gejala yang berat masih dapat dilakukan rawat jalan dengan
kunjungan ulang tiap 1 minggu namun jika tidak ada perbaikan setelah 2 minggu
rawat jalan atau muncul preeklamsia dengan salah satu atau lebih gejala yang berat,
maka pasien perlu dilakukan rawat inap. Namun bila belum matur tetapi kondisi ibu
dan janin masih baik, perawatan konservatif dapat dilakukan untuk mempertahankan
kehamilan sampai usia 37 minggu. Bila perawatan konservatif tak terpenuhi maka
akhiri dengan induksi atau augmentasi.
16
terapi konservatif selama 6 jam atau gagalnya perbaikan gejala setelah terapi
konservatif selama 24 jam untuk PEB.
Pemberian antihipertensi dilakukan jika tekanan darah sistolik > 160 mmHg
dan/atau tekanan darah diastolic > 110 mmHg. Sedangkan pemberian antikejang
seperti MgSO4 baru dapat diberikan jika timbulnya preeklamsia dengan gejala yang
berat.1,3-5
Pada kehamilan normal, vili korialis dari trofoblas akan menginvasi arteri spiralis
dan menggantikan lapisan endotel dan muskularnya, sehingga terjadi proses
remodelling berupa pelebaran diameter arteri spiralis.
Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya, sehingga lapisan otot arteri
spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
mengalami vasokonstriksi dan aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta. Penurunan aliran darah ke plasenta akan menyebabkan
hipertensi, sindrom preeklamsia, kelahiran preterm atau kurang bulan, pertumbuhan
janin terhambat dan solusio plasenta.
Radikal hidroksil akan merusak membrane sel yang banyak mengandung asam
lemak tidak jenuh diubah menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan
merusak membrane sel, juga akan merusak nucleus, protein sel endotel. Peroksida
lemak meningkat dan akan beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah
sehingga dapat merusak membrane sel endotel. Akibat sel endotel terpapar peroksida
lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel dimulai dari membrane sel endotel dan
fungsi endotel menjadi terganggu. Disfungsi endotel akan mempengaruhi fungsi dari
sel endotel yang salah satunya adalah untuk memproduksi prostaglandin/protasiklin.
Ketika endotel rusak akan terjadi gangguan metabolisme prostaglandin, dimana fungsi
prostaglandin adalah sebagai vasodilator kuat. Selain itu disfungsi endotel juga akan
menyebabkan agregasi trombosit yang memproduksi tromboxan (TXA2). Dalam
keadaan normal, kadar prostaglandin/protasiklin lebih tinggi tetapi pada keadaan
17
preeclampsia kadar tromboxan lebih tinggi sehingga terjadi kenaikan tekanan darah
akibat vasokonstriksi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19