Anda di halaman 1dari 52

PRESENTASI KASUS

ILMU PENYAKIT DALAM

Pembimbing DPJP : dr. Windi Yuliarini, Sp.PD

Pendamping: dr. Merry Xristiany

Oleh :
Luvy Nurmaulida Immaduddini
PIDI Angkatan IV 2021-2022
RS PTPN VIII Subang
Identitas Pasien
• Nama : Tn. K
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Status Pernikahan : Menikah
• Usia : 74 Tahun
• Agama : Islam
• Alamat: Ciherang RT. 001 RW. 003 Leles Sagalaherang
• Pekerjaan : Pedagang
• No. Medrec : B00275222
• Tanggal masuk IGD : 07 Juni 2022
• Tanggal pemeriksaan : 07 Juni 2022
Keluhan Utama
Sesak
Anamnesis
Pasien datang ke Poli Dalam RS PTPN VIII Subang diantar oleh keluarganya dengan keluhan
sesak. Sesak dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, namun sesak memberat saat 1 hari yang lalu
sebelum periksa ke poli dalam. Sesak nafas dirasakan memberat saat pasien aktivitas berat seperti
berjalan jauh atau naik tangga, dan sesak nafas berkurang serta membaik saat duduk beristirahat.
Pasien juga mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri, nyeri dirasakan seperti ditekan. Nyeri dada
tembus kepunggung, dan hilang timbul selama ±15 menit. Nyeri dada terasa saat aktivitas berat dan
berkurang dengan istirahat. Pasien biasa tidur dengan satu bantal. Keluhan disertai DOE (+), PND
(+), orthopnea (+), pasien mengaku mudah merasa lelah, lemah dan nyeri kepala. Nyeri kepala
kadang-kadang seperti di tindih, kadang-kadang dada terasa berdebar, dan pada saat BAK kadang
terasa nyeri, warna BAK kuning jernih, pancaran lancar, tersendat-sendat (-), BAK berpasir (-),
BAK seperti teh (-). Batuk kadang-kadang sejak >1 minggu yang lalu, dahak (-), Mual (+), muntah
disangkal, BAB tidak ada keluhan. Pasien rujukan dari dr. Feni G karena pasien masih mengeluh
nyeri dada dan sesak, setelah rawat inap 1 hari di dr. Feni.
Lanjutan . . .

Keluhan Tambahan :
 Cepat lelah

 Lemas

RPD :
 Pasien memiliki riwayat penyakit HT sejak ±4 tahun yang lalu,

terkontrol
 DM (-), stroke (-)
Lanjutan . . .

RPK :
 Terdapat riwayat penyakit darah tinggi pada keluarga yaitu ayah

pasien
 Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang

sama dengan pasien

RPO :
- Amlodipin 0-0-5 mg P.O
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
• Tekanan darah : 150/ 95 mmHg
• Nadi : 114x/ menit (ireguler), HR : 115
• Pernapasan : 23x/ menit
• Suhu : 36,6⁰ C
• SpO2 : 96 % room air
: 98% dengan O2 nasal canul 3 lpm
Lanjutan . . .

Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), eksoftalmus (-/-)
Hidung : NCH (-), deformitas (-), sekret (-/-), massa (-/-)
Telinga: Normotia, serumen (-/-)
Mulut : Mukosa oral lembap (+), sianosis (-)
Leher :
• KGB : Pembesaran KGB (-)

• Kelenjar Tiroid : Pembesaran kelenjar tiroid (-)


• Trakhea : Tidak terdapat deviasi
• JVP : 5±2mmHg
Lanjutan . . .

Thorax anterior :
- Pulmo :
• Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : Pergerakan napas teraba simetris, vocal
fremitus kanan = kiri
• Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri
• Auskultasi :VBS kanan sama dengan kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Lanjutan . . .

Thorax posterior :
• Inspeksi : Bentuk simetris
• Palpasi : Pergerakan napas teraba simetris, vocal
fremitus kanan = kiri
• Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri
• Auskultasi :VBS kanan sama dengan kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Lanjutan . . .

- Cor
• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

• Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V, 4 jari lateral midclavikula


sinistra
• Perkusi

1) Batas Atas : ICS IV linea midclavikula sinistra


2) Batas kanan : ICS VI linea midclavicula sinistra
3) Batas Kiri : ICS VI linea midclavikula dextra
Kesan cor : cardiomegali, CTR >50%
• Auskultasi : BJ S1 dan S2 variable, murmur (-), gallop (-)
Lanjutan . . .

Abdomen
• Inspeksi : simetris, datar, massa (-), distensi (-)
• Palpasi : soepel, NT (-), hepatosplenomegaly (-),
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : Bising usus (+)

Ekstremitas :
Edema -/-
Sianosis -/-
Capillary refill time <2 detik
Motorik 5 5
5 5
Diagnosis Banding
 CAD dd/ HHD
 Atrial fibrilasi normo respon dd/ SVT

 CHF FC NYHA II-III dd/ bronkhitis, CAP


Usulan Pemeriksaan Penunjang

• Hematologi rutin :
HB, Ht, tr, leuko
• Pemeriksaan glukosa darah sewaktu
• Pemeriksaan kimia darah
Kolesterol total, Trigliseride, LDL, HDL
• Pemeriksaan EKG
• Pemerikssan fungsi hati

 OT/ PT

• Pemeriksaan fungsi ginjal

 Ur/ Cr

• Pemeriksaan urin rutin


EKG
Tanggal
07-06-2022

Pkl. 12.52.09
WIB
Interpretasi EKG

 Irama : ireguler (normal : sinus, setiap gel. P diikuti kompleks QRS)


 Laju : 126x/ menit, takikardi (normal : 60-100x/ menit)

 Gel. R-R : interval irreguler (normal : reguler, interval konstan/ sama)

 Gel. P : sulit dinilai (tidak ada gelombang P yang sesungguhnya) = normal : gel. P mengarah ke atas dan
bentuknya seragam
 PR interval : tidak ada (normal : 3-5 kotak kecil dan interval sama)

 Kompleks QRS : normal (dikatakan melebar jika >0,12 s)


 Segmen ST : isoelektrik

 Gel. T : inversi V1-V4


 QRS rate: 99x/ menit

 Q patologis : -

 PRWP :+
 S persisten : -

Kesimpulan :
Atrial fibrilasi RVR, iskemik dinding anteroseptal, OMI anteroseptal DD/ hypertensive heart disease
Pemeriksaan Penunjang
(Tanggal 07-06-2022 Pkl. 12.50.05 WIB)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Diabetes    
Gula Darah Sewaktu 134 70 – 160mg/dl
Fungsi Hati    
SGOT 21 s/d 35 U/ L
SGPT 21 s/d 40 U/ L
Fungsi Ginjal
Creatinin 1,2 0,5-1,2 mg/ dl
Ureum 36 10-50 mg/ dl
Hematologi
Haemoglobin 13,1 12,0 – 16,0 gr/dl
Leukosit 11.490 4.000 – 10.000
Trombosit 278.000 150.000 – 450.000
Hematokrit 40 35 – 50 %
Eritrosit 4,77 3,5 – 6,0 juta sel/mm3
Hitung Jenis    
- Basofil 1 0-1%
- Eosinofil 0 1–5%
- Neutrofil batang 0 2–6%
- Neutrofil segmen 85 50 – 70 %
- Limfosit 7 20 – 40 %
- Monosit 7 2 – 10 %
Imunologi & Serologi    
Antigen SAR-COV-2 Negatif Negatif
Diagnosis Kerja

• CAD, AF RVR, CHF FC II-III


• OMI, anteroseptal
Tatalaksana
Tatalaksana dari poli dalam

• Diet
• O2 nasal canul 3 lpm
• Infus NS asnet
• Furosemid 2x1 amp IV
• Ranitidin 2x1 amp IV
• KSR 1x600 P.O
• Atorvastatin 0-0-20 mg P.O
• Candesartan 8 mg-0-0 P.O
• Digoxin 2 x 1/2 tab P.O
• Miniaspi 1x1 P.O
• Valisanbe 0-0-5 mg P.O
• Ro. Thorax, EKG
• Lab : DPL, GDS, Ur/ Cr, OT/ PT
Prognosis
 Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
 Quo Ad Functionam : Dubia ad malam
 Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam
Follow Up

Tanggal 08 Juni 2022


S. Nyeri dada hilang timbul, sesak (+), lemas (+), nyeri P/ DPJP Ruangan
BAK (+), keluhan lain perbaikan
Diet

 O2 nasal canul 3 lpm


O. KU : sakit sedang GCS. 15 Kes. CM
 NS asnet
TTV : TD. 138/ 84 mmHg T. 36,6⁰ C
N. 96x/ menit (ireguler), HR : 96  Furosemid 1x40 mg IV

Napas. 23x/ menit  Ranitidin 2x1 amp IV

SpO2 : 98% dengan O2  CPG 1x75 mg P.O


Thorax :  Bisoprolol 1x5 mg P.O
 Pulmo : vbs +/+, rh -/-, wh-/-
 Valisanbe 0-0-5 mg P.O
 Cor : BJ I-II variable
 Urinalisis
Eks : akral hangat, pitting edema -/-
 Besok profil lipid

A. CAD, AF NVR, ADHF perbaikan, Dysuria  Lapor hasil Ro. thorax


Pemeriksaan Penunjang
(Tanggal 08-06-2022 Pkl. 07.32.24 WIB)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Diabetes    
Gula Darah Sewaktu 73 70 – 160mg/dl
Fungsi Hati    
SGOT 20 s/d 35 U/ L
SGPT 18 s/d 40 U/ L
Fungsi Ginjal
Creatinin 1,20 0,5-1,2 mg/dl
Ureum 44 10-50 mg/ dl
Hematologi
Haemoglobin 12,5 12,0 – 16,0 gr/dl
Leukosit 9.210 4.000 – 10.000
Trombosit 229.000 150.000 – 450.000
Hematokrit 37 35 – 50 %
Eritrosit 4,41 3,5 – 6,0 juta sel/mm3
Hitung Jenis    
- Basofil 0 0-1%
- Eosinofil 2 1–5%
- Neutrofil batang 0 2–6%
- Neutrofil segmen 72 50 – 70 %
- Limfosit 17 20 – 40 %
- Monosit 9 2 – 10 %
Ro. Thorax
Follow Up

Tanggal 09 Juni 2022


S. Sesak (-), nyeri dada (-), keluhan lain (-)
P. BLPL
O. KU : tampak sehat GCS. 15 Kes. CM Th/ pulang :
TTV : TD. 122/ 83mmHg T. 37,0⁰ C
• Furosemid 1-0-0
HR 92 = N. 92x/ menit REIC
Napas. 22x/ menit • CPG 1x75 mg
SpO2 : 97% room air
Thorax : • Bisoprolol 1x5 mg
Pulmo : vbs +/+, rh -/-, wh-/-
• Ratinal 2x1 a.c
Cor : BJ I-II reg

Eks : akral hangat, pitting edema -/- • Valisanbe 0-0-5 mg

A. CAD, AF RVR (paroxysmal), ADHF perbaikan,


Dysuria
Pemeriksaan Penunjang
(Tanggal 09-06-2022 Pkl. 07.32.26 WIB)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Urinalisa    

-Warna Kuning jernih


- Blood/ Erytrosit Negatif Negatif
- Bilirubin Negatif Negatif
- Urobinogen Normal Normal
- Keton Negatif Negatif
- Protein Negatif Negatif
- Nitrit Negatif Negatif
- Glukosa Negatif Negatif
- pH 5.0 4,6-8,0
- BJ/ SG 1.015 1.006-1022
- Leokosit Negatif Negatif

Kesan : urinalisis dalam batas normal


Pemeriksaan Penunjang
(Tanggal 09-06-2022 Pkl. 07.32.15 WIB)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Profil Lemak    

-Cholesterol HDL 38 35 – 55 mg/ dl


- Cholesterol LDL 112 < 158 mg/ dl
- Cholesterol Total 170 s/ d 220 Resiko tinggi : 220 – 260
- Trigliserida 100 s/ d 150 Resiko tinggi : 150-200
Dasar Penegakkan Diagnosis
CAD, AF RVR (paroxysmal), ADHF, dysuria

• Faktor Resiko :
 Mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan gagal jantung, stroke dan

penurunan kualitas hidup dan tingkat kesehatan


 Angka kejadian AF adalah 2,1% pada laki-laki dan 1,7% pada perempuan.

(Framingham Heart Study, studi kohor tahun 1948)

• Riwayat Penyakit :
 Pasien memiliki riwayat penyakit HT
Etiologi

 Kelainan otot jantung → menurunnya kontraktilitas jantung (ateriosklerosis koroner, hipertensi


arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi)
 Aterosklerosis koroner → disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung →
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif,
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung →
menyebabkan kontraktilitas menurun
 Hipertensi sistemik atau pulmonal → meningkatkan beban kerja jantung → mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung
Lanjutan . . .
 Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif → merusak serabut
jantung → kontraktilitas menurun
 Penyakit jantung lain seperti gangguan aliran darah yang masuk ke jantung
(stenosis katup semiluner) ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah
(tamponade, perikardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV), serta
peningkatan mendadak afterload
 Faktor sistemik seperti meningkatnya laju metabolisme misalnya demam,

hipoksia dan anemia → diperlukan peningkatan curah jantung untuk


memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia → menurunkan
suplai oksigen ke jantung (asidosis respiratorik atau metabolik → menurunkan
kontraktilitas jantung)
Anamnesis
Kasus ini menggambarkan presentasi klinis pada pasien dengan atrial fibrilasi. Penegakkan diagnosis pasien
ini dengan atrial fibrilasi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Evaluasi klinik pada pasien atrial fibrilasi melakukan anamnesis meliputi mengetahui lama timbulnya
(episode pertama, paroksismal, persisten, permanen) menentukan beratnya gejala yang menyertai berdebar-
debar, lemah, sesak napas terutama saat aktivitas, pusing gejala yang menunjukkan iskemia atau gagal jantung
kongestif serta penyakit jantung yang mendasari. Gejala-gejala seperti :
• Nyeri dada (angina) ketidaknyamanan pada dada : seperti diikat, chest pain, penjalaran (+)

• Sesak napas/ kesulitan bernapas saat beristirahat atau beraktivitas (dipsnea)

• Palpitasi

• Pusing seperti berputar atau melayang tetapi tidak sampai pingsan

• Kelemahan dan kelelahan

• Ortopnea

• Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) muncul tiba-tiba


Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital meliputi :


• Denyut nadi berupa kecepatan dan regularitasnya : takikardi, irreguler/ nadi tidak teratur, cepat >100x/
menit
• Tekanan darah : hipertensi
• Pada perkusi : cardiomegali
Lanjutan . . .

• Cara pemeriksaan pulsus defisit yaitu dengan meraba arteri radialis


dihitung 1 menit penuh
• Abnormalitas pemeriksaan nadi/arteri :

• Pulsus defisit: frekuensi nadi/arteri lebih rendah daripada frekuensi

denyut jantung. (misalnya pada fibrilasi atrium).


• Pemeriksaan nadi/arteri ekstremitas lainnya yaitu pada pemeriksaan

nadi/arteri brachialis, pemeriksaan nadi/arteri femoralis,


pemeriksaan nadi/ arteri tibialis posterior, pemeriksaan nadi/arteri
dorsalis pedis.
Lanjutan . . .

 Hasil pemeriksaan nadi/arteri :


- Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal pada dewasa : 60-100 kali/menit)
Takikardia bila frekuensi nadi > 100 kali/menit, sedangkan bradikardia bila frekuensi
nadi< 60 kali/menit
- Irama nadi: Normal irama teratur
- Pengisian : tidak teraba, lemah, cukup (normal), kuat, sangat kuat
- Perbandingan nadi/arteri kanan dan kiri (Normal : nadi kanan dan kiri sama)
- Perbandingan antara frekuensi nadi/arteri dengan frekuensi denyut jantung (Normal :
tidak ada perbedaan).
Abnormalitas pemeriksaan nadi/arteri :
- Pulsus defisit : frekuensi nadi/arteri lebih rendah daripada frekuensi denyut jantung (misalnya
pada fibrilasi atrium).
Pemeriksaan Penunjang
EKG
 Irama : ireguler (normal : sinus, setiap gel. P diikuti kompleks QRS)
 Laju : 126x/ menit, takikardi (normal : 60-100x/ menit)

 Gel. R-R : interval irreguler (normal : reguler, interval konstan/ sama)

 Gel. P : sulit dinilai (tidak ada gelombang P yang sesungguhnya) = normal : gel. P mengarah ke atas dan
bentuknya seragam
 PR interval : tidak ada (normal : 3-5 kotak kecil dan interval sama)

 Kompleks QRS : normal (dikatakan melebar jika >0,12 s)


 Segmen ST : isoelektrik

 Gel. T : inversi V1-V4


 QRS rate: 99x/ menit

 Q patologis : -

 PRWP :+
 S persisten : -

Kesimpulan :
Atrial fibrilasi RVR, iskemik dinding anteroseptal, OMI anteroseptal DD/ hypertensive heart disease
Lanjutan . . .

 Ro. Thorax
• Aorta kalsifikasi

• Jantung membesar ke lateral kiri

Kesan :
Cardiomegali disertai atherosklerosis aorta
Apakah tatalaksana sudah tepat : sudah tepat
• Diet
 Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 gram pada gagal jantung ringan dan 1 gram pada gagal
jantung berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan)
 Hentikan rokok
 Aktivitas fisik (latihan jasmani : jalan 3-5 kali/ minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/
minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung akut,
berat dan eksaserbasi akut)
 Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan Dietary Approaches to Stop Hypertension
(DASH) merupakan pola makan yang terdiri dari banyak sayur dan buah, sedikit daging dan produk
olahan susu, serta banyak mikronutrien. DASH juga menurunkan konsumsi garam (natrium) hingga
1500mg per hari.
Penyajian Direkomdasikan DASH

 Sayur dan buah 5 porsi per hari


 Karbohidrat tinggi serat 7 porsi per hari contohnya sayuran hijau
(brokoli, bayam)
 Produk olahan susu rendah lemak 2 porsi per hari
 Daging batasi yang mengandung tinggi lemak jenuh kurang dari 2
porsi perhari, daging olahan seperti fast food tidak dianjurkan
 Konsumsi lemak baik seperti alpukat, kacang-kacangan, minyak
zaitun 2 hingga 3 kali perminggu
 Kurangi garam dan makanan tinggi natrium
Lanjutan . . .

 Cara memasak bahan makanan perlu diperhatikan, saat menumis


lebih baik menggunakan margarin rendah garam, apabila
membutuhkan rasa dapat digantikan dengan bumbu yang lain seperti
bawang merah, bawang putih
 Dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan DASH dapat
mempertahankan status nutrisi yang cukup, optimalisasi kesehatan
jantung dan pembuluh darah, mencegah munculnya penyakit-
penyakit penyerta lainnya, dan menurunkan tekanan darah karena
rendahnya konsumsi garam dan natrium.
O2 nasal canul 3 lpm

 Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat dan


memenuhi kebutuhan oksigen
 Mencegah atau mengatasi hipoksia

 Dapat diberikan pada SpO2<90%

 Target SaO2 pada CHF adalah 95%


IVFD NS (asnet)

• Infus NS asnet
 Untuk akses obat

 Lebih banyak menyebar ke ruang interstitial dibandingkan dengan koloid maka

kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit cairan di ruang intersisial.


 Asnet : karena penggunaan cairan normal salin dalam jumlah yang besar dapat

menyebabkan timbulnya edema paru


Furosemid (1x40 mg IV)

Furosemid IV : 0,5 - 1 mg/ kg atau 40 mg selama 1-2 menit, maksimal 160-200


mg/ dosis
 Sebagian besar pasien dyspnea e.c pulmonary edema → IV diuretik
 Tujuan terapi diuretik membantu mengurangi gejala gagal jantung

melalui pengurangan volume dengan keuntungan tanpa menyebabkan


penyusutan volume intravaskular, pengurangan ukuran jantung serta
meningkatkan efisiensi pompa jantung
Ranitidin (2x1 amp IV)

 Merupakan antagonis histamin dari reseptor H2 dimana sebagai


antagonis histamin
 Untuk mengurangi H2 reseptor

 Fungsi ini dikarenakan antagonis histamin dari reseptor histamin H2

ini bekerja untuk menghambat sekresi asam lambung


Bisoprolol (beta blocker) = 1x5 mg P.O

• Digunakan untuk mengobati hipertensi, angina, aritmia jantung


supraventrikular, infark miokard, dan gagal jantung kronik.
• Untuk mempertahankan laju ventrikel agar optimal
• Dan pada AF berperan langsung pada heart rate
• Bisoprolol sebagai digitalis untuk mengurangi heart rate kemudian di
monitoring
• Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan
penurunan volume distribusi
CPG (1x75 mg)

• Pemberian bisoprolol pada pasien CHF yaitu untuk memperbaiki fungsi


ventrikel, kualitas hidup, mengurangi karena perburukan gagal jantung
dan menurunkan mortalitas.
• Menurunkan aterotrombosis yang menyertai seperti mencegah aktivasi
dan agregasi trombosit
• Keunggulannya dimana obat ini diberikan kepada pasien yang beresiko
mengalami serangan jantung dan mencegah terjadinya penyakit jantung
lain. Dimana obat ini bekerja dengan memblok reseptor adenosin difosfat
(ADP) sehingga tidak terjadi aktivitas platelet dan pembekuan darah.
Valisanbe (0-0-5 mg P.O)
 Sedatif
 Biasanyadigunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat
 Digunakan untuk terapi jangka pendek pada penderita ansietas
(kecemasan) atau insomnia
Atorvastatin (0-0-20 mg P.O)
 Obat yang mampu menstabilkan plak dan mencegah ruptur, disini peran dari statin
 Selain menekan pembentukan lipid sekaligus mengurangi kadar lipid yang

beredar di dalam darah, statin juga mempunyai banyak efek lain. Efek lain tersebut
antara lain menekan koagulasi, menekan aktifasi platelet, menekan inflamasi,
menekan reseptor AT1 dan proliferasi otot polos pembuluh darah sehingga dapat
menstabilkan dan mencegah ruptur plak.
 Target LDL pada pasien CAD

• <70 mg/ dL atau penurunan LDL >50% jika target tidak dapat tercapai = risiko very

high
• <100 mg/ dL = risiko high

• <115 mg/ dL = risiko moderate


KSR (1x600 P.O)
 Untuk mencegah kalium yang rendah dalam darah
 Furosemid merupakan diuretik yang dapat menyebabkan efek

samping berupa hipokalemia


 Mengingat efek samping tersebut maka sebaiknya pemberian

furosemid disertai pemberian spironolakton yang berperan dalam


meretensi kalium darah atau dapat diberikan substitusi kalium
eksternal seperti KSR tablet
Candesartan = 8 mg-0-0 P.O (angiotensin receptor blocker)

- Bekerja dengan cara menghambat reseptor angiotensin II, maka pembuluh darah
akan lemas dan melebar sehingga jantung akan lebih mudah dalam memompa darah
dan tekanan darah pun turun.
Digoxin (2x1/2 tab P.O)

 Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dengan cara menghambat


transpor Na+, K+, ATP-ase. Peningkatan kalsium miokardial akan
meningkatkan kalsium ke miofilamen yang menyebabkan respon
inotropik positif. Secara klinis digitalis ini dapat memperpanjang
periode refractory AV node dan menurunkan ventricular rate pada
atrial fibrilasi
 Kekurangannya : bila pemberian digoxin harus disertai dengan

pengawasan dikarenakan efek samping obat ini dapat menyebabkan


aritmia
Miniaspi (1x80 mg P.O)

 Mengandung acetylsalicylic acid/ aspirin untuk analgesik nonsteroid yang


digunakan sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi dan antiplatelet
 Antiplatelet bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat
menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, dimana antikoagulan
kurang dapat berperan. Asetosal 150-300 mg sebagai dosis tunggal diberikan segera
setelah kejadian iskemik dan kemudian diikuti dengan pemberian jangka panjang
asetosal 75 mg sehari sekali untuk mencegah serangan penyakit jantung selanjutnya.
 Penggunaan asetosal jangka panjang pada dosis 75 mg sehari berguna untuk semua
pasien dengan penyakit kardiovaskular
Referensi

 PAPDI, gagal jantung kronik. Panduan pelayanan medik PB PAPDI.


Jakarta. 2006
 Karim S, Peter K. EKG dan Penanggulangan beberapa penyakit
jantung untuk dokter umum, FK UI. 2005
 Marulam M Panggabean, Daulat M, Gagal jantung. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Aru W Sudoyo (Editor), Balai Penerbit UI. Jakarta,
2006
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai