Anda di halaman 1dari 20

Anestesi Spinal Atau Umum Pada Operasi Perbaikan Patah

Tulang Panggul Dan Resiko Mortalitas Dan Morbiditas:


Sebuah Analisis Data Menggunakan Propensity Score-matching

Pembimbing : dr. M. F Santi, Sp.An

DISUSUN OLEH : Adeta Yuniza Mulia


PENDAHULUAN
Patah tulang pinggul, atau fraktur Ada sejumlah pilihan anestesi Pedoman National Institute of
1/3 proksimal tulang paha untuk pasien yang menjalani Health and Care Excellence
merupakan salah satu cedera operasi fraktur panggul, tetapi (NICE) saat ini menyatakan bahwa
serius yang paling umum terjadi anestesi spinal atau umum adalah pasien yang akan dilakukan
pada populasi usia tua. dua yang paling umum digunakan tindakan harus ditawari pilihan
di Inggris. antara anestesi umum dan spinal
Pada tahun 2016, >70.000 pasien serta penjelasan tentang manfaat
berusia ≥ 60 tahun dirawat karena dan kelemahannya.
patah tulang pinggul di rumah Dalam praktiknya, preferensi ahli
sakit di Inggris mungkin memainkan peran sentral
dalam pengambilan keputusan.
Penelitian sebelumnya, belum menunjukkan perbedaan klinis yang signifikan dalam
mortalitas dan morbiditas antara anestesi spinal dan umum untuk operasi fraktur
panggul

Propensity score-matching adalah sebuah metode probabilitas bersyarat dari


perlakuan tertentu yang dapat meminimalisir bias dengan menyesuaikan
skor propensity berdasarkan kovariat yang sama antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol.

Tujuan dari penelitian observasional ini adalah menggunakan Propensity score-


matching untuk menyelidiki apakah ada perbedaan yang relevan secara klinis
dalam hasil antara anestesi spinal dan umum di seluruh populasi.
Metode dan Subjek

Lokasi & Waktu Jenis Penelitian Data


Penelitian
• Pasien yang menjalani anestesi epidural
Data diperoleh dari Observasional,
tidak dimasukkan
Nottingham Hip • Data yang dapat diidentifikasi pasien
eksperimental (termasuk tanggal lahir, usia dan tanggal
Frcture Database di
masuk) dikeluarkan dari data set untuk
Rumah Sakit NHS memastikan anonimitas.
Trust University, UK
Antara 2004 -2015
Metode dan Subjek

2 subkelompok non eksklusif


Hasil primer diukur dari 30 hari
Komorbiditas dan hasil dicatat berdasarkan risiko tinggi untuk
mortalitas dan data sekunder
berdasarkan catatan hasil yang merugikan yaitu
diambil dari 90 hari mortalitas.
administrasi dan catatan penyakit kardiovaskular dan
Diambil dari Office for National
medis. penyakit paru obstruktif kronik
Statistic (ONS)
(PPOK).

Propensity score-matching
digunakan untuk
mensimulasikan atribut dari uji
Data dibagi antara anestesi
coba terkontrol secara acak statistical software package
umum dan spinal. Hal ini
dalam desain penelitian Stata/SE 15.1 (StataCorp LLC,
termasuk yang dengan dan/
observasional dengan 18 variat College Station, TX, USA).
blok pada regional saraf.
dan digunakan terpisah pada
sub kelompok dengan
karidiovaskular dan PPOK.
 Total pasien yang dianalisis ada 8144 orang. Dimana 6054 (74,3%) wanita
dengan usai paling umum 85-89 tahun.

 Dalam hal kondisi komorbiditas, 4965 pasien memiliki penyakit kardiovaskular


(61,0%) dan 1391 (17,1%) menderita PPOK.

 Selama operasi, 1.312 (16,1%) pasien menjalani operasi mereka dilakukan oleh
konsultan bedah, sedangkan 5253 (64,5%) memiliki anestesi konsultan
HASIL

Prevalensi berbagai ukuran hasil pada operasi patah tulang pinggul dengan anestesi umum dan spinal
HASIL

Perbandingan morbiditas pasca operasi untuk anestesi spinal vs anestesi umum


untuk pasien yang operasi fraktur panggul.
Anestesi spinal ditemukan protektif Namun, pasien yang menerima
Tidak ada perbedaan signifikan untuk dua faktor: transfusi darah anestesi spinal lebih mungkin
dalam mortalitas 30 atau 90 hari pasca operasi (OR [95% CI] 0,84 memilki infeksi dada pasca operasi
pada pasien yang memiliki anestesi [0,75-0,94]; p = 0,003); dan ISK (p 0,004), Pulmonary Embolism
umum dan spinal. pasca operasi (OR [95% CI] 0,72 (PE) (p 0,016) atau Deep Vein
[0,61-0,84]; p <0,001). Thrombosis (DVT) (p = 0,032).

Penggunaan anestesi spinal tidak


mempengaruhi mortalitas 30 hari pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular (p 0,372) atau
Tidak ada ukuran lain dari PPOK (p 0,920). Namun, anestesi spinal
morbiditas pasca operasi yang dikaitkan dengan penurunan angka kematian 90
menunjukkan perbedaan yang hari yang signifikan secara statistik pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular (p 0,026) tetapi
signifikan secara statistik. tidak untuk mereka yang menderita PPOK (p =
0,590).
DISKUSI

Pasien dengan anestesi spinal berisiko lebih tinggi


Dalam studi ini, anestesi tidak terkena infeksi dada pasca operasi atau tromboemboli
mempengaruhi mortalitas 30 atau 90 hari vena.

pada populasi umum pasien yang mengalami Tidak ada bukti yang meyakinkan dampak anestesi
patah tulang pinggul yang diperbaiki secara pada mortalitas untuk sub-kelompok pasien yang
ditentukan sebelumnya dengan penyakit
operasi. kardiovaskular atau PPOK.
DISKUSI

Pada penlitian seblumnya tidak menemukan


perbedaan dalam mortalitas 30 hari dengan Terjadi pengurangan transfusi darah
anestesi regional vs umum, berdasarkan 11 pasca operasi setelah anestesi spinal.
penelitian berdasarkan lima studi dan 953 Ada sejumlah penjelasan potensial
peserta. Ini sesuai dengan ulasan sistematis untuk temuan ini. Mungkin ada
lain termasuk 14 penelitian] dan penelitian hubungan yang benar antara anestesi
besar di Amerika (> 50.000 pasien) yang spinal dan kebutuhan untuk transfusi
keduanya menunjukkan bahwa teknik anestesi darah pasca operasi.
tidak berpengaruh pada mortalitas 30 hari.
DISKUSI
● Temuan anestesi menunjukkan bahwa tekanan darah arteri intraoperatif lebih rendah dengan anestesi umum pada

pasien yang menjalani operasi fraktur panggul. Hasil ini sesuai dengan meta-analisis dari 66 uji coba terkontrol secara

acak yang menemukan perbedaan rata-rata kehilangan darah yang diperkirakan menjadi 335 ml lebih rendah dengan

spinal anestesi dibandingkan dengan anestesi umum dalam berbagai prosedur bedah.

● Mungkin juga bahwa tingkat perancu mengarah pada temuan ini karena tidak ada data yang tersedia untuk

mencocokkan pasien berdasarkan koagulopati yang ada; kondisi ini merupakan kontraindikasi relatif terhadap anestesi

spinal, karena peningkatan risiko hematoma kanalis vertebra dan kompresi medula spinalis berikutnya.

● Mengingat bahwa pasien dengan koagulopati yang ada memiliki kemungkinan lebih besar untuk memerlukan

transfusi pasca operasi, dan juga lebih mungkin dianggap tidak cocok untuk anestesi spinal, ada kemungkinan bahwa

ini memiliki efek yang membingungkan


Hubungan anestesi spinal dengan hubungannya dalam
pengurangan efek terjadinya ISK pasca operasi.

Meski sangat sedikit bukti dalam literatur yang secara


langsung mendukung atau bertentangan dengan temuan ini,
karena penelitian sebelumnya cenderung berfokus pada
retensi urin pasca operasi (yang selanjutnya mungkin
memerlukan kateterisasi dan meningkatkan risiko pasien
terkena ISK).
• Pada penelitian ini menemukan bahwa pasien yang menerima anestesi spinal secara
signifikan lebih mungkin menderita DVT atau PE pasca operasi. Tinjauan sistematis tidak
menemukan perbedaan yang signifikan dalam kejadian DVT.

• Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa anestesi spinal meningkatkan risiko PE pasca
operasi meskipun ini tergantung pada jenis analisis statistik yang dilakukan. Ada
kemungkinan bahwa pasien yang memiliki risiko VTE lebih besar (karena risiko awal atau
komorbiditas mengurangi mobilisasi) lebih mungkin diberikan anestesi spinal.

• Oleh karena itu, mungkin ada dukungan dalam bukti saat ini untuk hubungan antara anestesi
spinal dan peningkatan risiko kejadian tromboemboli dalam operasi fraktur panggul.
• Peningkatan infeksi dada pasca operasi dalam kelompok anestesi spinal mungkin merupakan
konsekuensi dari dua faktor yang berlawanan. Anestesi spinal umumnya diyakini protektif atau
netral untuk komplikasi pernapasan

• Proporsi pasien dengan PPOK yang menerima anestesi spinal hampir 2x lipat dari mereka
yang memiliki anestesi umum; ini mungkin mencerminkan pengambilan keputusan klinis yang
disengaja untuk menghindari anestesi umum pada pasien dengan penyakit pernapasan yang
sudah ada sebelumnya.

• Argumen klinis dibuat dengan patologi yang mendasari terutama PPOK lebih baik dengan
anestesi spinal. Namun pada penelitian ini tidak dapat menemukan bukti yang meyakinkan
tentang manfaat ini. Seperti dengan semua studi non-acak sebelumnya, penelitian ini tidak
dapat mengecualikan mengenai keparahan PPOK.
KESIMPULAN

● Keputusan untuk menggunakan mode anestesi tertentu untuk pasien yang menjalani operasi fraktur
panggul terutama didasarkan pada pilihan pasien dan kecenderungan praktisi individu, daripada
pendekatan standar. Peneliti menyarankan bahwa penelitian yang akan datang diarahkan ke bagaimana
anestesi disampaikan.
● Ada empat percobaan terkontrol acak yang sedang berlangsung dari anestesi spinal vs umum yang
mungkin dapat menjelaskan lebih baik.
THANKS
KEKURANGAN

• Karakteristik klinis pra-operasi dan ukuran morbiditas yang dicatat setelah operasi tidak didefinisikan
dengan jelas. Dengan demikian, ada potensi bias kesalahan klasifikasi jika data dicatat dengan cara
yang berbeda akibat dari perbedaan interpretasi dan / atau diagnosis antara masing-masing dokter.
• Teknik Propensity score-matching memiliki kecenderungan menyebabkan ketidakseimbangan dalam
distribusi karakteristik klinis; ini berpotensi menimbulkan bias dalam analisis.
• Dataset tidak termasuk informasi tentang tingkat delirium atau perubahan fungsi kognitif
• Dampak sedasi yang digunakan bersama dengan anestesi spinal tidak dijelaskan
• Jika hasil klinis tidak terpengaruh oleh mode anestesi, seperti kepuasan pasien, kualitas hidup dan
efisiensi ruang operasi mungkin lebih penting. Dan tidak dapat menunjukkan perbedaan klinis yang
relevan antara mode anestesi.

Anda mungkin juga menyukai