Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

HUBUNGAN PREEKLAMSIA BERAT DENGAN TERJADINYA INTRA UTERIN FETAL DEATH


PADA KASUS G5P4A0 GRAVIDA 24-25 MINGGU DENGAN IUFD DAN PEB

Pembimbing :

dr. H. Awie Dawizar, Sp. OG., D.MAS.

Disusun Oleh :

Fitriah Nur Syamiati (2015730048)

STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG CIANJUR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2020
Assalammu’alaikum wr wb,
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus
mengenai Hubungan Preeklamsi berat dengan Terjadinta Intrauterin Fetal Death Pada Kasus
G5P4A0 Gravida 24-25 Minggu dengan IUFD dan PEB
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan pernghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan arahan demi terselesaikannya
laporan kasus ini khususnya kepada dr. H. Awie Darwizar, Sp. OG., D.MAS, selaku pembibing
utama.
Penulis sangat menyadari dalam proses penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun metode penulisan. Namun demikian, penulis telah
mengupayakan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Penulis dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima segala bentuk masukan, saran dan usulan guna menyempurnakan
laporan kasus ini.
Kami berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalammu’alaikum wr wb.

Cianjur, Januari 2020

Fitriah Nur Syamiati


I. STATUS PASIEN

Identitas Pasien

No CM : 84.53.05
Nama : Ny. E
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Pangakakan 16/08 , sukamaju - pagelanan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMP
Tanggal Masuk RS : 09-01 -2020. (13.10 WIB)
Cara Masuk RS : Diantar oleh keluarga ke IGD

Identitas Suami Pasien

Nama Suami : Tn. S


Usia Suami : 43 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Pangakakan 16/08 , sukamaju - pagelanan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
II. ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Pasien mengaku hamil 6 bulan dirujuk ke IGD Kebidanan RSUD Sayang
Cianjur karena sudah tidak merasakan gerakan janin dan mulas sejak 7 hari
yang lalu serta indikasi adanya peningkatan tekanan darah sebesar 180/140
mmHg.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluar cairan, lendir, dan darah dari jalan lahir (-), mengaku sakit kepala
(+) sejak 2 hari yang lalu, nyeri ulu hati (-), pandangan kabur atau tidak jelas
(-), gerakan janin (-)
 Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (+) sejak 2 tahun yang lalu, DM(-), asma(-), jantung(-)
 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit jantung (-
)
 Riwayat Pengobatan
Tidak ada obat yang dikonsumsi
 Riwayat Alergi
Tidak ada alergi debu, cuaca, makanan dan obat.
 Riwayat Psikososial
Pasien seorang IRT, makan teratur 3x/hari dan tidak mengonsumsi alcohol,
kopi dan tidak merokok
 Riwayat Pernikahan
Sekarang merupakan pernikahan pertama, pasien menikah pada usia 18
tahun. Menikah pada tahun 1999.
 Riwayat Menstruasi
Menarke : 13 tahun
HPHT : 8 juli 2019 (Taksiran persalinan 15 April 2020)
Siklus : Teratur, 28-30 hari
Durasi : 7 hari
 Riwayat Kontrasepsi
menggunakan KB pil pada tahun 2018.
 Riwayat Persalinan

No. Tahun Tempat Umur Jenis penolong Anak


Persalinan partus kehamilan persalinan
1. 2000 Rumah 9 bulan Pervaginam Paraji JK: P
BB: 3000 gr
Status: Anak
hidup

2. 2003 Rumah 9 Bulan Pervaginam Paraji JK: P


BB: 3000 gr
Anak Hidup

2008 Rumah 9 bulan Pervaginam Paraji Jk : L


Bb 4000
Anak
Hidup

4. 2018 Rumah 7 Bulan Pervaginam Bidan JK: P


BB: 2500gr
Anak hidup

III. STATUS GENERALIS


 Pemeriksaan Umum
o Keadaan umum : Tampak sakit sedang
o Tanda Vital
- Tekanan darah : 180/140 mmHg
- Suhu : 36,9 oC
- Pernapasan : 22x/menit
- Nadi : 98x/menit
o Status Gizi
- BB : 57 kg
- TB : 151 cm
- IMT : 21.51
 Pemeriksaan Fisik Generalis
o Kepala : Normocephal
o Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Pupil
(+/+)
o Leher : Pembesaran KGB (-/-), Pembesaran Tiroid (-/-)
o Thorax : Normochest, Gerak Simetris
o Payudara : Simetris, kedua areola mammae keluar
o Paru-Paru :
- Inspeksi : Dinding dada simetris
- Palpasi : Vocal fremitus simetris
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : Vesicular +/+
o Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Teraba ictus cordis
- Perkusi : Batas Atas : ICS 2 Parasternal dextra

Batas Kanan : ICS 4 Parasternal dextra

Batas Kiri : ICS 5 Midklavikula sinistra

- Auskultasi : Bunyi jantung I/II, regular, Gallop (-), Murmur (-)


-
o Abdomen : cembung lunak
o Ekstremitas Atas : Akral hangat (+/+), Edem (-/-), dan Crt : < 2 detik (+/+)
o Ekstremitas Bawah : Akral hangat (+/+), Edem (-/-), dan Crt : < 2 detik (+/+)
IV. STATUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
 Pemeriksaan Luar Sebelum Diinduksi Persalinan
TFU : 3 jari di bawah pusat
DJJ : tidak terdeteksi
HIS : Tidak ada
L1 : Terasa bagian bulat dan lunak (bokong)
L2 :-
L3 :-
L4 : Konvergen
 Pemeriksaan Dalam Sebelum Diinduksi Persalinan:
v/v Tidak ada massa, ulkus, dan tanda peradangan
Porsio tebal dan menutup, pembukaan 1 cm

 Pemeriksaan Dalam Sesudah Diinduksi Persalinan:


v/v Tidak ada massa, ulkus, dan tanda peradangan
Porsio tebal, lunak dengan pembukaan 4-5 cm, ketuban (+) dan teraba
kepala
V. Pemeriksaan Laboratorium 09/1/2020

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap

Haemoglobin 10.7 9.5-15.0 g/dl


Hematokrit 31.6 28- 40 %
Eritrosit 3.91 2.71- 4.43 10^6/µl
Leukosit 12.2 5.9-16.9 10^3/µl
Trombosit 256 146- 429 10^3/µl
MCV 80.8 (L) 81-99 fL
MCH 27.3 29-32 pg
CHCM 34.6 33-37 g/dL
CH 28 pg
MCHC 33.8 33-37 %
RDW-CV 21 (H) 10-15 %
HDW 3.9 (H) 2.2-3.2 g/dl
MPV 8.9 8.2-10.4 fL
Differential
Limfosit % 10.3 (L) 26-36 %
Monosit % 3.0 4-8 %
Neutrofil % 84.5 (H) 40-70 %
Eosinofil % 0.5 1-3 %
Basofil % 0.5 (H) 0-0.2 %
LUC % 1.3 0-4 %
NRBC % 0 0-2 %
Absolut
Limfosit 1.26 1.00-3.6 10^3/µl
Monosit 0.36 0.1-1.4 10^3/µl
Neutrofil 10.32 3.9-13.1 10^3/µl
Eosinofil 0.1 0-0.6 10^3/µl
Basofil 0.06 0-0.1 10^3/µl
LUC 0.1 0-0.4 10^3/µl

URINE Hasil Nilai Rujukan Satuan

09/1/20 Protein Urin ++ Negatif mg/dl

10/1/20 Protein Urin ++ Negatif mg/dl

11/1/20 Protein Urin ++ Negatif mg/dl

12/1/20 Protein Urin ++ Negatif mg/dl


Glukosa Darah

GDS 99 74-106 mg%

Fungsi Hati

AST (SGOT) 81 (H) 4-32 U/L

ALT (SGPT) 82 (H) 2-25 U/L

Fungsi Ginjal

Ureum 19.1 10-50 mg%

Kreatinin 0.9 0.4-0.9 mg%

Elektrolit

Natrium (Na) 139.3 130-148 mEq/L

Kalium (K) 2.96 3.3-5.1 mEq/L

Calcium ion 1.09 1.15-1.29 mmol/L

Hepatitis Marker

HBsAg Non reactive Non reactive index

VI. RESUME

Seorang pasien yang mengaku hamil 6 bulan dirujuk ke IGD Kebidanan


RSUD Sayang dengan keluhan sudah 7 hari tidak merasakan gerakan janinnya dan
mulas serta indikasi adanya peningkatan tekanan darah sebesar 180/140. Keluar
cairan dari jalan lahir (-), sakit kepala 2 hari (+), nyeri ulu hati (-), pandangan kabur
atau tidak jelas (-), gerakan janin (-). Pernah menggunakan pil kb sejak tahun 2018.
Saat ini merupakan kehamilan yang ke-5 dan pasien pernah melahirkan sebanyak
4 kali, dengan jumlah anak hidup saat ini adalah 3 orang.
Pada pemeriksaan fisik TD 180/140, N 98 x/menit, R 20x/menit, S 36.5, TFU 3
jari di bawah pusat cm, DJJ tidak terdeteksi , HIS tidak ada. Saat dipastikan
menggunakan USG di IGD terlihat di mana tidak tampak adanya gerakan jantung janin.
pada pemeriksaan leopold didapatkan L1: Terasa bagian bulat sekitar 3 jari di bawah
pusat L2: - L3: - L4: Konvergen dan pada pemeriksaan dalam terdapat portio sedikit
membuka, kira kira 1 jari masuk. Namun, karena pasien direncanakan untuk dilakukan
persalinan, maka pasien diinduksi persalinan. Setelah diinduksi, pasien terdapat
perubahan yaitu adanya HIS 2x10’25” serta pembukaan seluas 4-5 cm. Selain itu pada
pemeriksaan penunjang didapatkan proteinuria yang ++.

VII. Analisis kasus


1. Apakah diagnose pada pasien sudah tepat
2. Apakah tindakan yang diberikan pada pasien sudah sesuai
3. Mengapa PEB bias menyebabkan IUFD pada kasus tersebut

VIII. DIAGNOSIS MASUK SAAT MASUK IGD


G5P4A0 (AH3) Gravida 24 -25 minggu dengan IUFD dan PEB
DASAR DIAGNOSIS

G5P4A0 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien mengaku saat ini
(AH3) merupakan kehamilan yang ke-5, sudah pernah melahirkan sebanyak 4 kali dan
tidak pernah mengalami keguguran. Anak yang hidup saat ini 3.karena anak ke 4
meninggal saat usia 4 tahun

Gravida 24-25 HPHT pasien yaitu tanggal 8 juli 2019.


minggu
Rumus taksiran usia kehamilan= HPHT- Hari P x 4 1/3 dan didapatkan hasil usia
kehamilan yaitu 26 minggu 1 hari

Usia kehamilan 26 minggu 1 hari

IUFD Kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram
atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat
IntraUterin janin atau infeksi. (WHO dan The American College of Obstetricans and
Fetal death Gynecologists). Lebih lanjut dapat diklasifikasikan menjadi IUFD awal atau akhir.
IUFD dini, jika kematian janin sebelum mamasuki 24 minggu kehamilan
sedangkan IUFD terlambat, jika kematian janin setelah memasuki 24 minggu
kehamilan.

1. Diagnosis

Pada anamnesis didapatkan gerakan menghilang. Pada pemeriksaan pertumbuhan


janin tidak ada, yang terlihat tinggi fundus uteri menurun, berat badan ibu
menurun, dan lingkaran perut ibu mengecil.

Pada pemeriksaan fisik tidak terdengar denyut jantung janin. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasound, di mana tidak tampak adanya gerakan
jantung janin.

2. ETIOLOGI

Pada 15-35 % kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin dapat
disebabkan oleh faktor maternal, fetal atau kelainan patologik plasenta.

1. Faktor Maternal ( 5-10%) antara lain


Post term (>42 minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus
eritematosus, infeksi, hipertensi, preeklampsia, eklampsia, hemoglobinopati,
umur ibu tua > 35 tahun , penyakit rhesus, ruptur uteri, antifosfolipid sindrom,
hipotensi akut ibu, kematian ibu, Merokok, obat terlarang dan alkohol,
persalinan kurang bulan , infeksi dan sepsis.
2. Faktor fetal (24-40%) antara lain
hamil tumbuh terhambat, kelainan kongenital, kelainan genetik,hidrops
nonimun, infeksi ( virus, bakteri dan protozoa)
3. Faktor plasental ( 25-35%) antara lain
Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa,
insufisiensi plasenta, asfiksia intrapartum,karioamnionitis, twin-twin
transfusion.

Pada kasus ini bias dikatakan IUFD dengan usia kehamilan dan berat badan yang memenuhi kreteria
di lihat dari penyebab kematiannya termasuk penyebab kematian yang disebabkan oleh Factor
Maternal meliputi umur ibu 37, penyakit hipertensif (RPD Hipertensi ) dan Preeklamsi berat

Preeklamsi Preeklamsi ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria yang sebelumnya
Berat normotensive dan terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada periode
pascapersalinan dini.

 Hipertensi dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90
 Proteinuria bila kadar protein ≥300 mg dalam urine 24 jam atau 30 mg/dL
(+1 dipstick) dalam urine sewaktu atau rasio protein/kreatinin ≥0.3
Preeklamsi dikatakan berat apabila ditemukan:

- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic ≥110 mmHg


- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick urine sewaktu
- Kreatinin serum >1.2 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan penglihatan
- Sakit ulu hati
Pada pasien ditemukan:

- Tekanan darah yaitu 180/140 mmHg


- Proteinuria +2 dalam urine sewaktu
- Peningkatan SGOT 81 UL dan SGPT 82 UL
- Sakit kepala
Pada pasien ditemukan tekanan darah 180/140 mmHg dengan proteinuria(++) , serta sakit
kepala . dengan gejala dan tanda preeklamsi yang disertai gejala yang berat, oleh karena itu
preeklamsi pada pasien ini bisa dikatakan sebagai preeklamsi dengan gejala yang berat

Diagnosis: G5P4A0 (AH3) Gravida 26 minggu 1 hari dengan IUFD dan Preeklamsi berat

IX. RENCANA TINDAKAN


a. Rencana Tindakan Rumah Sakit
- Observasi TTV Ibu
- Observasi DJJ
- MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 40% secara IV sebanyak 10 cc dalam
100 RL selama 15-20 menit) lalu dilanjut maintenance dose 10 gram (MgSO4
20% sebanyak 50 cc atau MgSO4 40% sebanyak 25 cc) dalam 500 cc RL/RD
dengan kecepatan 1-2 gram per jam
- Metildopa 3x 500 mg
- Nifedipine 3x10 mg
- Drip Oxytocin 5 IU
- Misoprostol 1/2 tab perfornix
- Rl maintanance
- Rencana persalinan Pervaginam

X. WAKTU PERSALINAN
Tanggal : 9-01-2020
Waktu : 20.40
Jenis P ersalinan : Pervaginam
BB : 800 gram
PB : 35 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Keterangan : Bayi lahir dengan keadaaan meninggal
XI. DIAGNOSIS AKHIR
a. Diagnosis Akhir Rumah Sakit
P5A0 Partus Prematurus dengan augmentasi miso a/i IUFD dan PEB
b. Diagnosis Akhir Dokter Muda
G5P4A0 (AH3) Gravida 26 minggu 1 hari dengan IUFD dan Preeklamsi
berat

XII. FOLLOW UP
a. Follow up Ibu
Tanggal S O A P

09-01- 2020 Mulas (-) Gerak TD: 180/140 Dx RS: - Observasi TTV
14 .07 janin (-) N: 98x/mnt - Observasi DJJ
G4P3A0 (AH3)
R: 18x/mnt
Gravida 25-26 - MgSO4 loading
S: 36.5 oC minggu dengan dose lalu dilanjut
IUFD dan PEB maintenance dose
DJJ : -
- Metildopa 3x250
Ketuban: (+)
mg
HIS: tidak ada
- Nifedipine 3x10 mg
Portio: pembukaan 1
- Misoprostol 1/2 tab
cm
perfornix

- Oxytocin 5 IU

09/01/2020 Mulas (+) Gerak TD: 140/100 Dx Rs: -Observasi TTV


16.00 janin (-) N: 80x/mnt -Observasi DJJ
G4P3A0 (AH3)
R: 24 x/mnt -Melanjutkan
Gravida 25-26
S: 36.6 oC pemberian dosis
minggu dengan
DJJ: - maintenance MgSO4
IUFD dan PEB
Ketuban (+)
Portio: Tebal lunak - Melanjutkan
dengan pembukaan pemberian metildopa
4-5 cm dan nifedipine
- mengganti cairan
infus

09/12/20 Mulas (+) Gerak TD: 140/100 Lanjutkan RL


20.00 janin (-) Merasa N: 85x/mnt G4P3A0 (AH3)
Observasi KU, TTV,
ingin mengejan R: 23x/mnt Gravida 25-26
(+) S: 36.6 oC minggu dengan R/ pindah ruang vk --
DJJ: 140 x/mnt IUFD dan PEB > partus pervaginam
HIS 4 x 10’ x 45 “
Pembukaann 6-7cm
09/01/20 Mules (+) Td : 160/90 P5A0 Partus Rl, maintanance , up
20.40 Ingin mengeran Djj:- Prematur dengan dc saat akan lahir,
(+) Po : tak augmentasi miso pimpin persalinan .
Gerak janin(-) Pembukaann a/i IUFD dan PEB Bayi lahir brach P :
Lengkap, presentasi 800 gr Pb 35 cm A/S -
bokong, ketuban Oxytocin 10 cc IM,
utuh PPT, lahir spontan , #
lengkap , eksplorasi ,
observasi kala IV
RK terpasang.Dc di
pasang kembali

10/01/20 Lemas (+) Td 130/90 P5A0 p. Prematur Infus rl 20 tom


00.40 Perdarahan (+) Rrn: 22 N: 96 S 36.9 dgn augmentasi Ambil sampel urin
pusing (+), NT +, TFU 3 jari di miso a/i IUFD lewat Dc
bawah pusat dan PEB
10/01/20. Lemes (+), Td 140/100 P5A0 p. Prematur Maintaance MgSO4
08.00 perdarahann(+), R 20 n 90 $ 36.8 NT dgn augmentasi s/d 00.00
Pusing (+) , mata (+), TFU 3 jari di miso a/i IUFD dan App Dc
sedikit berkunang bawah pusat PEB
- kunang (+)
10/01/20 Lemes (+), Td 140/100 P5A0 p. Prematur Observasi TTv,
14.00 perdarahan R 20 n 90 $ 36.8 NT dgn augmentasi belajar BAK spontan
berkurang (+), (+), TFU 3 jari di miso a/i IUFD dan Cefad inj, asmef inj,
Pusing (+) , mata bawah pusa PEB FE inj, dopamet inj, rl
sedikit berkunang di ganti
- kunang (+)
10/01/20 Perdarahan (+), Td 150/110 P5A0 p. Prematur Lanjutkan nifed ,
21.00 lemes (+), R 20 n 90 $ 36.8 NT dgn augmentasi dopamed
Pusing (+) (+), TFU 2 jari di miso a/i IUFD dan Protein ++
Mata bawah pusat PEb
berkunang(+)
11/01/20 Perdarajan sedikit Td 160/140 P5A0 p. Prematur Lanjutkan observasi
08.30 (+), mata R 20 n 90 $ 36.8 NT dgn augmentasi ttv .dan terapi
berkunang (+) (+), TFU 2 jari di miso a/i IUFD dan
pusing (+) nyeri bawah pusat , NT (+) PEb
kepala (+)
Bak spontan (+)
11/01/20 Mules(+), Td 140/100 P5A0 p. Prematur Observasi ttv
14.00 perdarahan R 20 n 90 $ 36.8 NT dgn augmentasi Ganti cairan Rl
(+), Mata (+), TFU 2 jari di miso a/i IUFD dan
berkunang(+) bawah pusa PEb
11/01/20 Pusing (-) , mata Td 140/100 P5A0 p. Prematur Observasi ttv
21.00 berkunang srikit R 20 n 90 $ 36.8 NT dgn augmentasi
Cefad
(+), bak spontan (+), TFU 2 jari di miso a/i IUFD dan
(+), flatus (+) bawah pusa PEb
Dopamet, niped,
asmef

12/01/20 Pusing (-) , mata Td 160/120 P5A0 p. Prematur Terapi pulang.


08.00 berkunang srikit R 20 n 90 $ 36.8 NT dgn augmentasi
 cefad 2x1,
(+), bak spontan (+), TFU 2 jari di miso a/i IUFD dan  asmef 3x1,
(+), flatus (+) bawah pusa PEb  FE 1x1,
 dopamet 3x500

b. Follow up Bayi
Tanggal S O A P

20.40 Meninggal A/S: 0 P5A0 Partus -Ruang jenazah


Tidak menangis Prematurus lahir
dengan augmentasi
a/tas indikasi IUFD
dan preeklamsi
dengan gejala berat

XIII. Analisa Kasus


1. Apakah diagnosis pada pasien sudah tepat?
Diagnosis pada pasien yaitu G5P4A0 Gravida 24-25- minggu dengan Intrauterin Fetal
Death dan Preeklamsia dengan gejala berat . serta diagnosis akhir yang diberikan oleh Rumah
Sakit yaitu P5A0 partus Prematurus lahir spontan dengan augmentasi a/I Miso dengan IUFD
dan PEB. Sedangkan diagnosis masuk yang tepat ialah G5P4A0 (AH3) Gravida 26 minggu 1
hari dengan IUFD dan PEB.

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien mengaku saat ini


merupakan kehamilan yang ke-5, sudah pernah melahirkan sebanyak 4 kali dan tidak
pernah mengalami keguguran. Tetapi Anak yang hidup saat ini 3.
 HPHT pada pasien yaitu tanggal 8 Juli 2019. Jika dihitung dari rumus taksiran usia
kehamilan, yaitu hari pemeriksaan – HPHT x 4 1/3 didapatkan hasil usia kehamilan
saat ini yaitu 26 minggu 1 hari
 IUFD adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih
atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian
janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau
infeksi. (WHO dan The American College of Obstetricans and Gynecologists)
Ataupun dapat diklasifikasika menjadi 2 yaitu early IUFD dan Late IUFD
IUFD dini, jika kematian janin sebelum mamasuki 24 minggu kehamilan
sedangkan IUFD terlambat, jika kematian janin setelah memasuki 24 minggu
kehamilan.
MENDIAGNOSIS IUFD .

Pada anamnesis didapatkan gerakan menghilang. Pada pemeriksaan pertumbuhan


janin tidak ada, yang terlihat tinggi fundus uteri menurun, berat badan ibu menurun,
dan lingkaran perut ibu mengecil.

Pada pemeriksaan fisik tidak terdengar denyut jantung janin. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasound, di mana tidak tampak adanya gerakan
jantung janin.

Serta dalam foto Rontgen memperlihatkan :

 Tulang-tulang tengkorak saling menutupu satu sama lain ( tanda spalding)


 Tulang punggung janin sangat melengkung ( tanda Naujokes)
 Ada gelembung-gelembung gas dibadan janin
 Bila janin mati tertahan selam 5 minggu atau ebih, kemungkinan terjadi hipofibrin
–genemia 25%

Komplikasi yang dapat terjadi ialah trauma psikis ibu ataupun keluarga, apalagi
bila waktu antara kematian janin dan persalinan berlangsung lama. Bila terjadi
ketuban pecah dapat terjadi infeksi. Terjadi koagulopati bila kematian janin lebih
dari 2 minggu
Etiologi

Pada 15-35 % kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin dapat
disebabkan oleh faktor maternal, fetal atau kelainan patologik plasenta.

1. Faktor Maternal ( 5-10%) antara lain


Post term (>42 minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus,
infeksi, hipertensi, preeklampsia, eklampsia, hemoglobinopati, umur ibu tua > 35 tahun
, penyakit rhesus, ruptur uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian ibu,
Merokok, obat terlarang dan alkohol, persalinan kurang bulan , infeksi dan sepsis.
2. Faktor fetal (24-40%) antara lain
hamil tumbuh terhambat, kelainan kongenital, kelainan genetik,hidrops nonimun, infeksi
( virus, bakteri dan protozoa)
3. Faktor plasental ( 25-35%) antara lain
Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa, insufisiensi
plasenta, asfiksia intrapartum,karioamnionitis, twin-twin transfusion.

Pada kasus ini bias dikatakan IUFD dengan usia kehamilan dan berat badan yang
memenuhi kreteria di lihat dari penyebab kematiannya termasuk penyebab kematian yang
disebabkan oleh factor maternal meliputi umur ibu 37, penyakit hipertensif (RPD
Hipertensi ) dan Preeklamsi berat

 Preeklamsia ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria yang sebelumnya


normotensive dan terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada periode pasca
persalinan dini. Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
diastolik ≥90. Proteinuria bila kadar protein ≥300 mg dalam urine 24 jam atau 30 mg/dL
(+1 dipstick) dalam urine sewaktu atau rasio protein/kreatinin ≥0.3.
Preeklamsia dikatakan berat apabila ditemukan:
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic ≥110 mmHg
- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick urine sewaktu
- Kreatinin serum >1.2 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan penglihatan
- Sakit ulu hati 1,2

Pada pasien ditemukan:

- Tekanan darah yaitu 180/140 mmHg


- Proteinuria +2 dalam urine sewaktu
- Kreatinin serum 0.5
- SGOT 28 UL dan SGPT 11 UL
- Sakit kepala (+) , pandangan tidak jelas, nyeri ulu hati disangkal oleh pasien

Jika dilihat dari kriteria preeklamsi berat, pada pasien ini mengalami preeklamsia
dengan gejala yang berat

2. Apakah tindakan yang dilakukan pada pasien sudah sesuai?

Panduan Praktik Klinis Preeklampsian Berat


Karena pada pasien ada kontraindikasi perawatan ekspektatif berupa IUFD maka akan
dilakukan persalinan setelah stabil. Selain itu diberikannya :

MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 40% secara IV sebanyak 10 cc dalam 100 RL selama
15-20 menit) lalu dilanjut maintenance dose 10 gram (MgSO4 20% sebanyak 50 cc atau
MgSO4 40% sebanyak 25 cc) dalam 500 cc RL/RD dengan kecepatan 1-2 gram per jam

Pemberian antihipertensi terutama bila tekanan darah mencapai sistolik ≥160 mmHg diastolic
≥110 mmHg. Diberikan:

 Metildopa 3x 500 mg
 Nifedipine 3x10 mg

Dan untuk penatalaksanaan IUFD biasa diberikan :


 Misoprostol ½ tab perfornik ( 100 mg)
 Dan Drip Oxytocin 5 IU.

Dan beberapa pilihannya sebagai berikut :

Pengakhiran kehamilan usia > 24-28 minggu

1. Misoprostol 100 ug intravagina, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam, dapatkan bantuan
pertama
2. Pemasangan batang laminaria selama 12 jam , jika dibuka dibuka dengan pemasangan
balon kateter 40 cc.
3. Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam Dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit hingga
maksimal 60 tetes per menit
4. Kombinasi 1 dan 3 untuk janin hidup serta janin mati
5. Kombinasi 2 dan 3 untuk janin mati

Catatan : Histerektomi Membuat pervaginam dianggap tidak berhasil atau atas indikasi ibu,
dengan sepengetahuan konsulen

Rencana Tindakan Rumah Sakit

- Observasi TTV Ibu

- Observasi DJJ

- MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 40% secara IV sebanyak 10 cc dalam 100 RL
selama 15-20 menit) lalu dilanjut maintenance dose 10 gram (MgSO4 20% sebanyak 50
cc atau MgSO4 40% sebanyak 25 cc) dalam 500 cc RL/RD dengan kecepatan 1-2 gram
per jam

- Metildopa 3x 500 mg

- Nifedipine 3x10 mg

- Drip Oxytocin 5 IU

- Misoprostol 1/2 tab perfornix


- Rl maintanance

- Rencana persalinan Pervaginam

3. Mengapa terjadi peningkatan Tekanan darah dan proteinuria


 Preeklampsia sebagai penyulit kehamilan sering ditemukan dan merupakan satu dari tiga
besar yang masih menjadi penyebab utama kematian ibu di dunia, selain perdarahan dan
infeksi. Insiden preeclampsia 5–7% dari seluruh kehamilan. Preeklampsia menyebabkan
16% kematian maternal dan 45% kematian perinatal baik secara langsung maupun tidak
langsung. Komplikasi pada ibu berupa sindroma hemolisis, elevated liver enzym, and low
platelet count (HELLP), edema paru, gangguan ginjal, perdarahan, solusio plasenta bahkan
kematian ibu. Komplikasi pada bayi dapat berupa kelahiran prematur gawat janin, berat
badan lahir rendah dan IUFD.
 Adanya peningkatan risiko kematian janin pada kehamilan yang didiagnosis dengan
preeklampsia pada periode prematur. Risiko janin dengan preeklampsia 86 kali lipat lebih
tinggi pada minggu ke 26, hampir 50 kali lipat lebih tinggi pada minggu ke 27, dan lebih
dari 35 kali lipat lebih tinggi pada minggu ke 28. Bahkan dalam minggu ini 34, risiko janin
meningkat lebih banyak dari 7 kali lipat. Risiko janin yang meningkat ini masuk akal
karena adanya gangguan fungsi plasenta yang menyebabkan preeklampsia. 10
 Berbagai teori telah diajukan untuk memahami mekanisme pasti penyebab perubahan
patologis pada preeklampsia daneklampsia. Adapun beberapa teori tersebut yaitu teori
kelainan vaskularisasi plasenta, teori kerusakan sel endotel, teori imunologis, dan teori
genetik.
 Teori penyebab preeklampsia yang pertama kali dikemukakan adalah teori kelainan
vaskularisasi plasenta yang menunjukkan kegagalan remodelling arteri spiralis. Invasi sel-
sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis tidak terjadi pada preeklampsia sehingga arteri
spiralis gagal bervasodilatasi. Vasodilatasi arteri spiralis ini terjadi pada kehamilan normal
dan penting untuk menjaga aliran darah ke janin sehingga dapat meningkatkan perfusi
jaringan dan menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Kegagalan remodelling arteri
spiralis terjadi pada preeklampsia, pembuluh darah tetap kaku sehingga menyebabkan
hipoperfusi dan iskemia plasenta. Kondisi iskemia akan memicu plasenta menghasilkan
oksidan (radikal bebas) yang dapat mengakibatkan kerusakan sel endotel. Iskemia juga
dapat berkembang menjadi aterosis, nekrosis fibrin, trombosis, penyempitan arteriola, dan
infark plasenta.
 Preeklampsia merupakan salah satu faktor resiko IUFD, dimana preeklampsia merupakan
faktor penyakit yang diderita oleh ibu. Pada preeklampsi terjadi spasme pembuluh darah
disertai dengan retensi garam dan air. Jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer
agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Maka aliran darah menurun ke plasenta dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat
janin. Menurut Kotweg dkk (2008), penyebab yang paling penting untuk IUFD adalah
keterbatasan pertumbuhan janin, hal ini menekankan pentingnya peran plasenta dalam
mengoptimalkan pertumbuhan janin.
 Sebuah penelitian di India yang dilakukan oleh Jayashree dkk (2017) mengungkapkan
bahwa preeklampsia merupakan penyebab paling umum pada kematian janin intrauterin.
Sehingga, pada wanita hamil yang terdeteksi mengalami preeklampsia harus diterapi
dengan tepat.
Kesimpulannya

Kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau
lebih atau kematian janin dalam Rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Adapun faktor
resiko Intrauterine Fetal Death (IUFD) dibagi menjadi 3 yaitu : faktor risiko ibu, faktor risiko
janin dan faktor tali pusat.
Preeklampsia merupakan salah satu faktor risiko penyakit ibu yang dapat menyebabkan
komplikasi pada bayi berupa kelahiran prematur, gawat janin, berat badan lahir rendah dan IUFD.
Penatalaksaan dari kasus ini adalah terminasi menggunakan Misoprostol 100 mg yang
dilakukan pervaginam untuk menjadikan servik dilatasi dan terjadi pendataran sehingga dapat
dilakukan persalinan pervaginam.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham et al. 2018. Obstetri William. Edisi 25th. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Djamhoer, dkk. 2013. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
3. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran bandung. Panduan Praktik Klinik Obstetri &
Ginekologi edisi 2. 2018. Bandung: KSM/Dep Obstetri & Ginekologi RSUP Dr. Hasan
Sadikin
4. Ahmad AS, Samuelsen SO. Hypertensive disorders in pregnancy and fetal death at different
gestational lengths: a population study of 2 121 371 pregnancies. BJOG. 2012;119:1521–8.
5. Kanavi JV, Shobha G, Kavita G. Incidence and Risk Factors for Intrauterine Foetal Demise:
a Retrospective Study in a Tertiary Care Centre in India. Int J Pregn & Chi Birth.
2017;2(2):13-6.
6. S sharma, Sishu Harpret, Kaur Sukhbir . Analytical study of intrauterine fetal death cases
and associated maternal conditions. India. Int J Appl Basic Mes Res. 2016 jan-mare ; 6(1) :
11-13
7. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.
2016. Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.
https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/. (accessed date: 9th November 2019)
8. Late intrauterine fetal death and stillbirth. RCOG Royal College of Obstetricans and
Gynaecologist. Green-top Guideline No 55 . October 2010
9. Management of late intrauterine fetal death and stillbirth Guideline. 2017 .Hywel Dda
University Health Board. Obstetric Written Document Review Grup.

Anda mungkin juga menyukai