Anda di halaman 1dari 27

BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI LAPORAN KASUS I

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2022


UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANTENATAL CARE

OLEH:
Liani Elisabeth Enggy
C014202139

RESIDEN PEMBIMBING:

dr. Fitria Rasyid Thaha

SUPERVISOR:
Dr. dr. Elizabet C. Jusuf, Sp.OG(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
2
DAFTAR ISI

BAB I KASUS.......................................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................6

2.1 Definisi.........................................................................................................................................6

2.3 Jadwal Kunjungan Antenatal care (ANC)....................................................................................6

2.4 Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan...................................................9

2.5 Standar Pelayanan Antenatal Care..............................................................................................14

2.6 Edukasi Kesehatan bagi Ibu Hamil.............................................................................................19

BAB III KESIMPULAN......................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................23

ii
BAB I
LAPORAN KASUS

I.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. MA

Umur : 25 tahun

Alamat : Jl. Baji Minasa No. 128

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

No. RM : 157013

Pemeriksaan : 22 Juli 2022

I.2 Anamnesis

Seorang perempuan 25 tahun G1P0A0 gravid 32 minggu 3 hari datang ke poliklinik KIA
Puskesmas Cendrawasih untuk mengontrol kehamilannya. Pasien tidak memiliki keluhan sakit perut
tembus belakang dan keluar lendir darah dari jalan lahir saat ini. Riwayat ANC (+) 2x di bidan dan 2x
di dokter spesialis obgin. Riwayat suntik TT (+) 2x.

Riwayat Obstetri

 Riwayat Kehamilan Sekarang (G1 P0 A0)


HPHT : 8 Desember 2021

Taksiran Pasrtus : 15 September 2022

ANC : 2 x di bidan dan 2x di dokter spesialis obgin

Imunisasi TT :2x

1
 Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun

Haid : teratur

Siklus : 28 hari

Lama haid : 5-7 hari

Banyaknya haid : 2-3 kali sehari ganti pembalut

Dismenorhoe : (-)

komplikasi Anak
Tmpt Penolong Jenis
N kehamila
Bersali persalina Thn persalina
o n kehamila persalina nifa Lk/ BB Keadaa
n n n
n n s Pr L n

202
1 Sekarang
2

 Riwayat kehamilan, nifas, dan persalinan yang lalu

 Riwayat Menikah
Menikah 1 kali pada tahun 2021 hingga sekarang.

 Riwayat KB
Kontrasepsi dipakai/lalu : Tidak ada

Keluhan :-

Lamanya Pemakaian :-

Alasan Berhenti :-

 Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit lainnya : Asma (-), Diabetes melitus(-), Hipertensi (-), Riwayat
trauma (-), alergi obat dan makanan (-).
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada

Riwayat Operasi : Tidak ada

 Riwayat Penyakit Keluarga

2
Riwayat penyakit Asma (-), Diabetes melitus (-), Hipertensi (-). Riwayat trauma (-), alergi
obat dan makanan (-). Riwayat keganasan (-).

I.3 Pemeriksaan Fisik

 Status Generalis
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan : 62 kg (saat ini hamil), sebelum hamil 50 kg

IMT trimester 1 : 22,43 kg/m2

 Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Pernafasan : 18 x/menit

Suhu : 36,5 0C

 Pemeriksaan Fisik Umum


Kepala-Leher : Dalam Batas Normal

Cor : Dalam Batas Normal

Pulmo : Dalam Batas Normal

Hepar : Dalam Batas Normal

Lien : Dalam Batas Normal

Ekstremitas : Dalam Batas Normal

I.4 Status Obstetri

 Pemeriksaan luar :

3
 Inspeksi : Abdomen tampak mengalami pembesaran, tidak ada tanda-tanda
peradangan, striae gravidarum (+), bekas luka operasi (-).
 Palpasi : Pemeriksaan Leopold :
I. TFU = 30 cm (TFU setinggi pertengahan umbilicus – prosessus xifoideus), LP = 82 cm,
TBJ : 2460 gram.
II. Teraba tahanan besar rata dan memanjang sebelah kanan (kesan punggung), teraba bagian
kecil sebelah kiri (kesan ekstremitas)
III. Teraba bagian janin bulat, keras dan masih bisa digoyangkan
IV. Konvergen, kesan bagian kepala belum masuk pintu atas panggul
 Auskultasi : DJJ (+) 148 x/menit, regular
 Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan

I.5 Pemeriksaan Laboratorium :

 Darah rutin
WBC : 10.610 /uL

RBC : 4.38x106 /uL

HB : 12.9 g/dl GDS : 115 mg/dL

MCV : 80.5 fL PLT : 214.000 /uL

MCH : 27.5 pg

MCHC : 33.4 g/dl

HCT : 36.2 %

 HBsAg : Non-reaktif
 Anti-HIV : Non-reaktif
 Tes VRDL : Non-reaktif
 USG
Gravid tunggal, hidup, intrauterine

Presentasi kepala, punggung kanan

Plasenta letak fundus grade I

4
EFW: 1950 gr SDP: 4 cm

Biometri janin dan usia kehamilan 32 minggu 5 hari

1.6 Diagnosis/assesment

G1P0A0 Gravid 32 Minggu 5 Hari

I.8 Rencana Penatalaksanaan :

 SF 1x1
 KIE :
 Kontrol Trimester 3, pada usia kehamilan 36 minggu.
 Tanyakan rencana persalinan normal/operasi, lokasi dan penolong. Rencanakan dini
tempat rujukan
 Jika terdapat keluhan seperti pusing, penglihatan kabur, mual muntah segera ke
pelayanan kesehatan terdekat.
 Jika terdapat nyeri tembus kebelakang dan keluar lendir, darah, air segera ke PKM
atau ke RS terdekat

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Antenatal care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan komprehensif dan berkualitas
yang diberikan kepada semua ibu hamil. Program ANC terdiri dari pemeriksaan kesehatan,
pengamatan dan pendidikan kepada ibu hamil secara terstruktur dan terencana untuk
mendapatkan suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.1

2.2 Tujuan

Pelaksanaan antenatal care sangat penting karena dapat memberikan gambaran


keadaan ibu hamil, janin dalam kandungan, dan kesehatan umum serta dilakukan sedini
mungkin kepada wanita semenjak dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut
Depkes memiliki beberapa tujuan, yaitu2:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan,
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi, agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian neonatal.
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
6
2.3 Jadwal Kunjungan Antenatal care (ANC)
Menurut WHO, kunjungan ANC pertama harus dilakukan sedini mungkin selama
masa kehamilan, sebaiknya dari sejak trimester pertama, sedangkan kunjungan terakhir harus
sekitar usia kehamilan 37 minggu atau mendekati tanggal persalinan untuk memastikan semua
anjuran dan perawatan kesehatan yang dibutuhkan telah tersedia untuk mencegah dan
menangani masalah-masalah seperti kehamilan kembar, postmaturity (persalinan di atas
minggu 42 masa kehamilan, yang meningkatkan risiko kematian janin), dan posisi bayi yang
abnormal (letak sungsang, dimana presentasi bayi bukan presentasi kepala).3
Jadwal kunjungan ANC komprehensif yang dianjurkan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia (KEMENKES-RI) adalah sebanyak minimal 4 kali kunjungan termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga sebagai berikut.4

Tabel 2.1 Jadwal Kunjungan ANC menurut KEMENKES

Trimester Jumlah Kunjungan Minimal Waktu Kunjungan yang


dianjurkan

I 1x Sebelum minggu ke 16

II 1x Antara minggu ke 24-28

III 2x Antara minggu 30-32


Antara minggu 36-38

Sedangkan jumlah dan waktu kunjungan yang direkomendasikan WHO berdasarkan


focused-antenatal care (FANC) sebanyak 4 kali kunjungan.3 Sedangkan berdasarkan WHO’s
2016 ANC model, dianjurkan minimal 8 kali kunjungan; 5 kali kunjungan pada trimester
ketiga, 1 kali kunjungan pada trimester pertama dan 2 kali kunjungan pada trimester kedua.5

Tabel 2.2 Perbandingan Jumlah Kunjungan antara WHO FANC Model dan WHO’s 2016
ANC Model

WHO FANC Model WHO’s 2016 ANC Model

First trimester

7
1st visit: 8-12 weeks Contact 1: up to 12 weeks

Second trimester

2nd visit: 24-26 weeks Contact 2: 20 weeks


Contact 3: 26 weeks

Third trimester

3rd visit: 32 weeks Contact 4: 30 weeks


4th visit: 36-38 weeks Contact 5: 34 weeks
Contact 6: 36 weeks
Contact 7: 38 weeks
Contact 8: 40 weeks

Kriteria kunjungan antenatal care menurut depkes adalah sebagai berikut,

a. Minimal 1 (satu) kali kunjungan selama trimester pertama (< 16 minggu) = K1

Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor risiko ibu dan
janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat persalinan, juga perawatan
bayi dan menyusui. Informasi yang diberikan sebagai berikut :

 Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal. Lakukan gerak tubuh ringan,
misalnya berjalan kaki pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga
yang berat dan hindari kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari.
 Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
 Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi6:
i. Jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2500
kalori.
ii. Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram perhari.
iii. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi perkembangan otot dan rangka
iv. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil 30 mg/hari terutama trimester kedua.
v. Asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil sebanyak 400 mikrogram per

8
hari.
 Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.
 Wanita perokok atau yang mengonsumsi alcohol harus menghentikan kebiasaannya.
karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat anoksia janin, BBLR,
prematuritas dan kelainan kongenital.

b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua (antara minggu ke 24-28) = K2. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II ialah sebagai berikut:
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
  Penapisan pre-eklamsi,gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.
 Mengulang perencanaan persalinan.

c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (antara minggu ke 30-32 dan antara minggu
ke 36-38) = K3 dan K4. Adapun tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester
III yaitu :
 Sama seperti kunjungan 2.
 Mengenali adanya kelainan letak.
 Memantapkan rencana persalinan.
 Mengenali tanda-tanda persalinan.
Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah, keracunan
kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain-lain, frekuensi pemeriksaan disesuaikan
dengan kebutuhan.

2.4 Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan.4,6,7,8

a. Anamnesis
i) Data umum pribadi
 Nama
 Usia
 Alamat
 Pekerjaan ibu/suami
 Lamanya menikah
 Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
9
ii) Keluhan saat ini
 Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
 Lamanya mengalami gangguan tersebut
iii) Riwayat haid
 Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
 Usia kehamilan dan taksiran persalinan
Menghitung taksiran persalinan :

Siklus 28 hari menggunakan rumus Naegele : HPHT= Tgl/bln/Thn

Taksiran persalinan (TP) : (Tgl +7)/ (Bln-3)/(Thn +1)

Siklus 35 hari menggunakan rumus Naegele : HPHT = Tgl/bln/Thn

Taksiran persalinan (TP) : (Tgl +14)/(Bln-3)/(Thn+1)

iv) Riwayat kehamilan dan persalinan


 Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya
 Cara persalinan
 Berat badan lahir
 Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
 Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
v) Riwayat kehamilan saat ini
 Identifikasi kehamilan
 Identifikasi penyulit (preeklamsia atau hipertensi dalam kehamilan)
 Penyakit lain yang diderita
 Gerakan bayi dalam kandungan
vi) Riwayat penyakit dalam keluarga
 Diabetes mellitus, hipertensi atau hamil kembar
 Kelainan bawaan
vii) Riwayat penyakit ibu
 Penyakit yang pernah diderita
 DM, HDK, Infeksi saluran kemih
 Penyakit jantung
 Alergi obat atau makanan tertentu
10
 Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
 Inkompatibilitas rhesus
viii) Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
 Dilatasi dan kuretase
 Sectio sesarea
 Operasi non ginekologi
ix) Riwayat mengikuti program keluarga berencana
x) Riwayat imunisasi
xi) Riwayat menyusui
b. Pemeriksaan Fisis
i. Keadaan umum
 Tanda vital
 Pemeriksaan payudara
 Pemeriksaan jantung dan paru
 Kelaianan otot dan rangka serta neurologik
ii. Pemeriksaan obstetri
 Inspeksi
 Bentuk dan ukuran abdomen
 Parut bekas operasi
 Tanda-tanda kehamilan
 Gerakan janin
 Varises atau pelebaran vena
 Hernia
 Edema
 Palpasi dengan pemeriksaan leopold
 Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
terdapat pada bagian fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I).

a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil, letakkan kedua tangan


seperti gambar dibawah
b. Tentukan tinggi fundus uteri dan bagian teratas janin

11
c. Meraba bagian yang berada di fundus. Jika teraba benda bulat,
melenting, mudah digerakkan maka itu adalah kepala. Namun jika
teraba benda bulat, besar,lunak, tidak melenting itu adalah bokong.
d. Variasi Knebel : tentukan letak kepala atau bokong dengan satu
tangan di fundus dan tangal lainnya diatas simfisis.

 Leopold II
Bertujuan untuk menentukan letak punggung dan bagian kecil janin
disepanjang sisi maternal kiri dan kanan (dilakukan mulai akhir semester
II).

a. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai


samping kiri dan kanan umbilikus
b. Jika teraba bagian rata, terasa ada tahanan, tidak teraba bagian kecil
maka itu adalah punggung janin. Hal ini untuk menentukan lokasi
auskultas denyut jantung janin nantinya
c. Tentukan bagian-bagian kecil janin
d. Variasi Budin : tentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan/memfiksasi fundus

 Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian terbawah janin dan apakah sudah
masuk pintu atas panggul atau masih goyang (dilakukan mulai akhir
trimester II).

a. Bagian terendah janin diraba dan tentukan apakah sudah mengalami


engagemen atau belum.
b. Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus teraba
bagian yang bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan
sulit digerakkan maka itu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.

12
 Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk
pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu).

a. Pemeriksa

menghadap kearah kaki ibu hamil


b. Menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah masuk pintu
atas panggul, jika kepala sudah masuk (divergen, tangan tidak
ketemu) dan jika belum (konvergen, tangan ketemu).

 Perlimaan
Penilaian penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung proporsi
bagian terbawah janin yang masih berada di tepi atas simpisis dan dapat diukur
dengan lima jari tangan pemeriksa (perlimaan). Bagian diatas simpisis adalah
proporsi yang belum masuk pintu atas panggul dan sisanya (tidak teraba)
menunjukkan sejauh mana bagian terbawah janin telah masuk kedalam rongga
panggul.

Tabel 2.3 Perlimaan

13
Periksa luar Keterangan

5/5 : bagian terendah janin seluruhnya teraba diatas simpisis pubis Kepala diatas pintu atas panggul, mudah
digerakkan
4/5 : bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul Sulit digerakkan. Bagian terbesar kepala belum
masuk panggul
3/5 : beagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul Bagian terbeasr kepala belum masuk panggul
2/5 : sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas simpisis Tidak dapat digerakkan. Bagian terbesar kepala
dan 3/5 bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul sudah masuk panggul
1/5 : jika hanya satu dari lima jari masih dapat meraba bagian Kepala di dasar panggul
terbawah janin yang berada diatas simpisis dan 4/5 bagian telah masuk
ke dalam rongga panggul
0/5 : jika bagian terendah janin sudah tidak dapat diraba dari Di perineum
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke
dalam rongga panggul

 Auskultasi
 10 minggu dengan Doppler
 20 minggu dengan fetoskop pinard
 Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II
e. Pemeriksaan Penunjang
i. Laboratorium
 Analisis darah rutin
 Analisis urin rutin
 Analisis tinja rutin
 Hb, MCV
 Golongan darah
 Hitung jenis sel darah
 Gula darah
 Antigen hepatitis B Virus
 HIV/VDRL
ii. Ultrasonografi : rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi
kelainan janin.

2.5 Standar Pelayanan Antenatal Care9,10

a. Pengukuran berat badan


Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai
14
indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira
20 % dari berat badan ibu sebelum hamil, kenaikan berat badan normal pada waktu
hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. Jika berat badan tidak bertambah,
menunjukkan ibu mengalami kurang gizi. Dan sebaiknya pertambahan berat badan
tidak melebihi 10-12 kg selama hamil. Karena dapat menjadi predisposisi terjadinya
preklamsia.

Tabel 2.4 Indeks Massa Tubuh (IMT)

Rata-rata
Kategori IMT (Kg/m2) penambahan BB Total penambahan
sebelum hamil pada trimester II dan Berat Badan
III (kg/minggu)
Underweight < 18,5 0,51 (1-1,3) 12,5-18

Normal 18,5 – 24,9 0,42 (0,35-0,5) 11,5-16

Overweight 25 – 29,9 0,28 (0,23-0,33) 7-11,5

Obese ≥30 0,22 (0,17-0,27) 5-9

b. Pengukuran tinggi badan


Mengukur tinggi badan dapat dilakukan pada awal ANC saja, cara mengukur
tinggi badan (dalam meter) adalah dengan posisi tegak berdiri tanpa menggunakan
sepatu dan dilakukan pengukuran. Tinggi badan kurang dari 1,5 meter dapat menjadi
alasan untuk direncanakannya proses persalinan dengan cara operasi. Karena tinggi
badan berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit, bila tinggi kurang dari 145 cm.
Sehingga ibu hamil bersama suaminya dapat menyiapkan biaya operasi sejak dini,
serta menumbuhkan kesiapan psikis untuk operasi.

c. Pengukuran tekanan darah


Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan
secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga
gejala preeklamsi. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan
lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan menyebabkan terjadinya odema,
apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai
>140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan
15
jarak 1 jam, ibu hamil dikatakan preeklamsi mempunyai dari 3 gejala preeklamsi.
Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsi. Dimana
eklamsi salah satu faktor penyebab terjadinya kematian maternal.

d. Pengukuran tinggi fundus uteri


Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini
terhadap berat badan janin, terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion
dimana ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal. Apabila usia
kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila
kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara
mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri. Tinggi fundus
uteri dapat menentukan usia kehamilan.9

Formula Mc. Donald

Usia kehamilan (dalam bln) = TFU (cm) x 2 / 7

Usia kehamilan (dalam minggu) = TFU (cm) x 8 / 7

Tabel 2.5 Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Umur Tinggi Fundus Uteri


Kehamilan
12 minggu 3 jari di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari di atas pusat

16
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu 3 jari di bawah prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

e. Pemberian tablet Fe
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin
baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan,
rentan infeksi. Anemia dapat diatasi dengan meminum Tablet Tambah Darah (TTD)
kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut
selama 90 hari selama masa kehamilan dan diberikan segera setelah mual/muntah
berkurang.

TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi


elemental dan 0.25 mg/400 μg asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama masa
kehamilan. Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap hari,
untuk mencegah terjadinya anemia dalam kandungan.

f. Imunisasi TT
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) pada wanita usia subur atau ibu hamil
harus didahului skrining untuk mengetahui jumlah dosis dan status imunisasi TT yang
telah diperoleh selama hidupnya. Pemberian imunisasi tidak mempunyai interval
(selang waktu maksimal), hanya terdapat interval minimal antar dosis.

 Jika ibu belum pernah diimunisasi atau status imunisasinya tidak diketahui,
berikan dosis vaksin TT 0,5 ml IM pada lengan atas sesuai tabel berikut.

Tabel 2.6 Jadwal Imunisasi TT Pada Ibu Hamil

Pemberian Selang waktu minimal


TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4

17
 Dosis booster mungkin diperlukan pada ibu yang sudah pernah di imunisasi.
Pemberian dosis booster dosis 0,5 ml disesuaikan dengan jumlah vaksinasi yang
pernah diterima sebelumnya seperti tabel berikut:

Pernah Pemberian dan selang waktu minimal


1 kali TT2, 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika
selang waktu minimal terpenuhi)
3 kali TT4. 1 tahun setelah TT3
4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi

g. Pemeriksaan kadar hemoglobin


Pemeriksaan kadar hemoglobin sangat dibutuhkan bagi ibu hamil karena untuk
mengetahui kemungkinan adanya anemia pada ibu hamil.

Tabel 2.7 Nilai Batas Untuk Anemia Pada Perempuan

Status kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)


Tidak hamil 12,0 36
Hamil
Trimester 1 11,0 33
Trimester 2 10,5 32
Trimester 3 11,0 33

h. Pemeriksaan Veneral Disease Research Laboratory (VDRL)


Pemeriksaan VDRL dapat digunakan untuk memeriksakan kemungkinan adanya
penyakit menular seksual pada ibu hamil seperti sifilis.

i. Perawatan, senam, dan pijat tekan payudara


Perawatan payudara diperlukan untuk ibu hamil agar mempersiapkan payudara
untuk menyusui. Dan untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara seperti
Inverted nipple.

j. Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil


Senam hamil dapat dimulai pada usia kehamilan diatas 22 minggu. Senam pada ibu
hamil sangat berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil,

18
memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-pegal dan
mempersiapkan pernafasan, aktivitas otot dan panggul untuk menghadapi proses persalinan.

k. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan


Mencakup tentang komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh bidan
kepada ibu hamil yang bertujuan untuk memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan
dapat memotivasi agar ibu hamil memeriksa kehamilannya sejak dini untuk mendeteksi dini
komplikasi kehamilan.

l. Pemeriksaan protein urine atas indikasi


Pemeriksaan protein urin berguna untuk mengetahui adanya penyakit pre-eklampsia
pada ibu hamil.

m. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi


Pemeriksaan reduksi urin berguna untuk mengetahui adanya kadar glukosa pada urin
ibu hamil, apabila hasil pemeriksaan reduksi urin pada ibu hamil positif maka kemungkinan
besar ibu mengalami diabetes gestasional.

n. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok


Kebutuhan yodium pada ibu hamil adalah sebesar 175 mikrogram per hari. Dan dapat
diberikan kapsul yodium sebanyak 1 kapsul per tahun. Tiap kapsul mengandung 200 mg
yodium dalam bentuk minyak yang dikemas dalam kapsul.

o. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria


Sebagai profilaksis dapat diberikan klorokuin basa 5 mg/kgBB (2 tablet) sekali
seminggu. Obat antimalarial dalam kehamilan :

i. Semua trimester : kuinin, artesunat/artemeter/arteeter


ii. Trimester dua & tiga : meflokuin, primetamin/ sulfadoksin
iii. Kontraindikasi :primakuin, tetrasiklin, doksisiklin, halofantrin.

2.6 Edukasi Kesehatan bagi Ibu Hamil6

Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling
kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan
upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal
memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial
19
bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (di mana, penolong, dana,
pendamping, dan sebagainya) dan cara merawat ban. Beberapa informasi penting tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Nutrisi yang adekuat
 Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah
2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat memberikan
kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang
dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumiah kalori yang berlebih dapat
menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10 - 12
kg selama hamil.
 Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat
menyebabkan kelahiran prematur, anemia, dan edema.
 Kalium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adaiah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan orot dan rangka. Sumber
kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat.
Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osreomalasia pada
ibu.
 Zat Besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi
jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui
hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin
yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari
rerutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan anemia pemberian besi per
minggu cukup adekuar.. Zat besi yang diberikan dapat berupa ferrous gluconate,
ferrous fumarate, aau ferrouss sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat
menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
 Asam Folat

20
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah +00
mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil.

2. Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperiukan. Pengurutan pal.udara untuk mengeluarkan
sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati
dan benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan konrraksi pada rahim
sehingga teriadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan
uteroronika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat
mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada
pudng susu, lakukan pem bersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan
alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka
sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere).

3. Perawatan gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu
pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait
dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan
rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait dengan
adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah
terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu
menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carties
dan gingivitis.

4. Kebersihan tubuh dan pakaian


Kebersihan tubuh harus terjaga seiama kehamilan. Perubahan anatomik pada
perut, area genitalia/lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya
gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam
batbtub dan melakukan vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan
nyaman dan hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras
21
(tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya
berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga
yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang
berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang
hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan kebiasaan merokok seiama hamil karena
dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat anoksia janin, berat badan lahir
rendah (BBLR), prematuritas, kelainan kongenital, dan solusio plasenta.

BAB III
KESIMPULAN

 Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan yang salah satunya bertujuan
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin.
 Mengenali faktor resiko yang dapat terjadi pada ibu hamil yang diperingaruhi oleh
faktor usia, penyakit hipertensi, diabetes mellitus, obesitas dan anemia.
 Jadwal kunjungan ANC dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali
pada trimester pertama (< 16 minggu), 1 kali pada trimester kedua (24-28 minggu), 2
kali pada trimester ketiga (antara minggu 30-32 dan antara minggu 36-38).
 14 standar pelayanan ANC meliputi : pengukuran berat badan, tekanan darah, tinggi
fundus uteri, pemberian tablet Fe, Imunisasi TT, pemeriksaan kadar hemoglobin,
VDRL, perawatan senam dan pijat payudara, senam ibu hamil, temu wicara,
pemeriksaan protein urin dan reduksi urin, serta pemberian kapsul yodium dan terapi
anti malaria pada daerah endemis.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Marniyati L, Saleh I, Soebyakto B. Pelayanan antenatal berkualitas dalam meningkatkan


risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan di puskesmas sako, sosial, sei baung
dan sei selincah di kota Palembang. JKK. Januari 2016: volume 3(1): 356p.
2. Handayani,dkk. Pedoman Pelayanan Antenatal .2007. Jakarta : Departemen Kesehatan
3. Lincetto O, Anoh S.M, Gomez P, Munjanja S. Chapter 2: Antenatal Care. WHO
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di
fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi 1. 2013. Jakarta
5. WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy experience: summary.
2018
6. Prawirohardjo S. 2009. Buku Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
7. Hanretty K,P. Obstetrics illustrated. Edisi 7. Elsevier. 2010.
8. Collins S, Arulkumaran S, Hayes K, Jackson S, Impey L. Oxford handbook of obstetrics
and gynaecology. Edisi 3. Oxford University Press. 2013.

23
9. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran.
Bandung: Universitas Padjadjaran Bandung. 2003.
10. Manuaba I.B.G, Manuaba C, Manuaba F. Pengantar kuliah obstetri. EGC. 2003.
11. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams
obstertrics. Edisi 25. McGraw-Hill Education. 2018.

24

Anda mungkin juga menyukai