Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA

DI PUSKESMAS SAWAHAN SURABAYA

TANGGAL 17 MEI 2022 S/D 24 MEI 2022

Oleh :

Desy Natali Christiani (201901004)

Dina Virgesta Puspitasari (201901005)

Febry Anti Angela.P (201901006)

Marsha Meira Suhanta (201901011)

Renata Kadi Wanno (201901017)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES KATOLIK ST VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat Menyusun laporan praktik

keperawatan keluarga ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian kegiatan

kami selama melaksanakan praktik keperawatan keluarga pada tanggal 17 Mei s/d

24 Mei 2022 di Puskesmas Sawahan Surabaya. Kami berterima kasih atas

kesempatan, bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada mahasiswa untuk

praktik di puskesmas Sawahan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Puskesmas Sawahan yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa

untuk melaksanakan praktik keperawatan keluarga.

2. Raditya Kurniawan Djoar, MS, Ners sebagai ketua Prodi Keperawatan yang

telah memfasilitasi, membimbing, dan memberi motivasi bagi mahasiswa

dalam pelaksanaan praktik keperawatan keluarga.

3. Maisarah, S. Kep., Ners selaku pembimbing klinik yang dengan sabar

membimbing dan membantu mahasiswa dalam penyelesaian capaian selama

praktik klinik keperawatan keluarga.

4. Widayani Yuliana, S. Kep., Ns., M. Kes sebagai pembimbing praktik klinik

keperawatan keluarga, yang telah dengan sabar membimbing dan memberi

masukan yang membangun selama mahasiswa menyelesaikan tugas

keperawatan keluarga.

Laporan ini kami susun dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh

karena itu, kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga, dan pikirannya yang

telah diberikan.

2
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan

praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk

kelompok kami dan para pembaca.

Surabaya, 00 Juli 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................4

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................6

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................7
1.1 Latar Belakang..............................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................8
1.3 Tujuan...........................................................................................................8

BAB 2 PROFIL PUSKESMAS.............................................................................9


2.1 Pengertian Puskesmas...................................................................................9
2.2 Fungsi Puskesmas.........................................................................................9
2.3 Program Unggulan Puskesmas....................................................................11
2.4 Peran Perawat di Puskesmas.......................................................................12

BAB 3 HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN.........................................14


3.1 Hasil Kegiatan.............................................................................................14
3.2 Pembahasan.................................................................................................15

BAB 4 SIMPULAN SARAN...............................................................................16


4.1 Simpulan.....................................................................................................16
4.2 Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

LAMPIRAN...........................................................................................................17

4
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga

di Puskesmas Sawahan Surabaya ini telah disetujui

pada tanggal................2022

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Widayani Yuliana, S.Kep., M.kes., Ners Maisarah., S.Kep.,Ners

NRK: 112005022 NIP:

Ketua Prodi Keperawatan

Raditya Kurniawan Djoar, MS, Ners


NRK: 112005024

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana pembangunan kesehatan di

Kecamatan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh

karena itu, kesehatan adalah suatu aspek yang mempengaruhi kualitas dan

produktifitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

makmur dan sejahtera. Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan

kesejahteraan dalam dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan ini hanya dapat diwujudkan

oleh petugas kesehatan dan peran serta masyarakat.

Pelaksanaan program di Puskesmas tidak lepas dari peran perawat. Perawat

di puskesmas memiliki sedikitnya 6 peran penting yaitu sebagai penemu kasus,

pemberi pelayanan, sebagai pendidik kesehatan, sebagai koordinator dan

kolaborator, sebagai konselor serta sebagai panutan. Untuk mencapai tujuan ini

diperlukan sistem kesehatan nasional sebagai pemikiran yang dasar yang

memberikan arah tujuan, bentuk dan sifat pembangunan kesehatan yang

dilaksanakan nantinya dapat bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan

secara integrasi melalui usaha-usaha kegiatan pokok puskesmas mencapai tujuan

yaitu mencapai keterampilan dalam melakukan penyuluhan, membuat asuhan

keperawatan keluarga serta menyususun laporan kegiatan berdasarkan program

indonesia sehat dengan pendekatan keluarga.

6
Sebagai mahasiswa keperawatan, perlu melaksanakan praktik keperawatan

keluarga di Puskesmas. Praktik ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk

mendapatkan gambaran, pengalaman dan menambah pengetahuan yang berkaitan

dengan keperawatan keluarga di Puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah cara mencapai keterampilan dalam melakukan penyuluhan di

Puskesmas Sawahan ?

2) Bagaimanakah melakukan asuhan keperawatan keluarga di Puskesmas

Sawahan?

3) Bagaimana program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga di

Puskesmas Sawahan?

1.3 Tujuan

1) Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan di Puskesmas Sawahan.

2) Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga di Puskesmas

Sawahan.

3) Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan berdasarkan program

Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga di Puskesmas Sawahan.

7
BAB 2

PROFIL PUSKESMAS

2.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat yang juga membina peran masyarakat di samping memberikan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam

suatu wilayah kerja dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas Sawahan merupakan Puskesmas Non Rawat Inap yang

beralamat di Jalan Raya Arjuno No. 119, Kecamatan Sawahan, Surabaya (Dinkes,

2013). Pelayanan Puskesmas Sawahan meliputi Loket, Laboratorium, KIA,

Apotek, Pojok Gizi, Imunisasi, Balai Pengobatan Umum, Balai Pengobatan Gigi.

Puskesmas Sawahan memiliki wilayah kerja sebagai berikut:

Luas Wilayah Kerja : 2,25 Km2

Jumlah Kelurahan : 2 Kelurahan (Sawahan dan Petemon)

Kelurahan Sawahan : 0,09 Km2

Kelurahan Petemon : 1,35 Km2

Wilayah Dataran Rendah: 100%

2.2 Fungsi Puskesmas

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia

usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

8
kesehatan. Di samping itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak

kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah

kerjanya. Khususnya untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

2) Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan tertutama pemuka masyarakat

dan keluarga memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri

dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan, pemberdayaan perorang, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan

dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat

setempat.

3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan seimbang. Pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas, meliputi:

(1) Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu

ditambah dengan rawat inap.

(2) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan dan pemulihan kesehatan.

9
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,

memberantas penyakit, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan

kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa, serta berbagai program

kesehatan masyarakat lainnya.

2.3 Program Unggulan Puskesmas

Untuk tercapainya tujuan pembangunan kesehatan melalui puskesmas yaitu

terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Puskesmas bertanggung

jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan

layanan kesehatan tingkat pertama. Pada puskesmas, program-program unggulan

seperti tercantum di bawah ini:

(1) Catin

(2) Kesehatan ibu dan anak

(3) Keluarga berencana

(4) Usaha peningkatan gizi

(5) Kesehatan lingkungan

(6) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (program penyakit TBC)

(7) Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

(8) Penyuluhan kesehatan masyarakat

(9) Usaha kesehatan sekolah

(10) Kesehatan gigi dan mulut

(11) Kesehatan keluarga

(12) Laboratorium sederhana

(13) Kesehatan masyarakat

10
(14) Perawat lanjut usia

(15) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan

Puskesmas Sawahan juga melaksanakan kegiatan Kunjungan Rumah

sebagai bentuk wujud dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan jangkauan sasaran,

serta mengetahui secara langsung kondisi kesehatan masyarakat sehingga

puskesmas mendapat gambaran terhadap situasi dan kondisi yang ada di wilayah

kerja Puskesmas.

2.4 Peran Perawat di Puskesmas

Dalam melaksanakan perawatan Kesehatan Masyarakat, perawat idealnya

memiliki 12 peran dan fungsi. Namun karena masih rendahnya tingkat pendidikan

yaitu pendidikan D3 bahkan ada yang SPK dari seluruh peran dan fungsi yang

harus dilakukan oleh perawat hanya enam saja yang menjadi prioritas

(Depkes,2006). Peran tersebut antara lain:

2.4.1 Peran pemberi asuhan keperawatan bertugas untuk memberikan pelayanan

berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien, keluarga maupun

komunitas sesuai dengan kewenangannya.

2.4.2 Peran sebagai penemu kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari

langsung ke masyarakat (active case finding) dan dapat pula didapat tidak

langsung yaitu kunjungan pasien ke Puskesmas (Passive Case Finding).

2.4.3 Peran sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klien

yaitu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, pemulihan kesehatan dari

suatu penyakit, menyusun program penyuluhan/ pendidik kesehatan baik sehat

maupun sakit.

11
2.4.4 Peran sebagai Koordinator dan kolaborator dengan mengkoordinir seluruh

kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan pusksmas dalam mencapai

tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya (lintas program

dan lintas sektoral).

2.4.5 Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagi usaha

memecahkan masalah secara efktif. Perawat menggunakan metode pengajaran

yang direncanakannya.

2.4.6 Peran sebagai panutan diharapkan berperilaku hidup yang sehat baik

dalam tingkat pencegahan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi contoh

masyarakat.

12
BAB 3

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan

Hasil kegiatan yang telah dilakukan pada praktik klinik tanggal 17 Mei

2022–24 Mei 2022 di Pukesmas Sawahan masing-masing mahasiswa mengikui

kegiatan di masing-masing poli, unit farmasi dan pukesmas pembantu. Di poli

umum mahasiswa melakukan screening pada pasien dengan menanyakan keluhan,

mengukur tekanan darah, timbang berat badan (BB), dan tinggi badan (TB),

membuat surat rujukan bagi pasien yang dirujuk oleh dokter ke pelayanan

kesehatan yang lebih memadai, memeriksa buta warna untuk pasien yang

memerlukan surat keterangan sehat. Di poli KIA mahasiwa memeriksa dan

memberikan edukasi pada calon pengantin untuk menentukan alat kontraseps,

suntik KB, dan memberikan imunisasi pada anak. Poli gigi mahasiwa membantu

dokter menanyakan keluhan pasien dan memasukkan data pasien ke aplikasi

SIMPUS. Selama praktik mahasiswa juga mengikuti program unggulan pukesmas

yaitu program pelayanan penyakit TB pada masyrakat sekitar pukesmas sawahan

dengan kegiatan membagikan susu, masker dan obat serta mengedukasi cara

batuk, membuang dahak dan penggunaan masker yang baik dan benar. Mahasiswa

juga melakukan pendataan, penyuluhan dan kunjungan rumah tentang penyakit

hipetensi, gizi seimbang, diare, DM, HIV & AIDS. Kunjungan rumah dilakukan

selama 2 kali dengan kasus hipetensi, gastritis, TBC, Diare, dan Gastroenteritis

Hasil kunjungan rumah secara umum sesuai dengan kriteria hasil dengan masalah

keperawatan yang ada.

13
3.2 Pembahasan

1. Jabarkan faktor Pendukung dalam pelaksaan program unggulan di setiap

Puskesmas

1) Kesediaan dan keikutsertaan, dan peran masyarakat dalam program yang

diadakan puskesmas

2) Ketersediaan alat dan fasilitas

3) Tenaga kesehatan yang mumpuni

2. Jabarkan faktor penghambat pelaksaan program unggulan di puskesmas

1) Masih ada masyarakat yang enggan untuk mengikuti program yang

diadakan puskesmas

2) Kurangnya rasa ingin tahu masyarakat terhadap masalah yang dialami

3) Keterbatasan alat yang canggih dan fasilitas

4) Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang terlibat.

14
BAB 4

SIMPULAN SARAN

4.1 Simpulan

Seorang perawat harus memiliki keterampilan dalam mengawasi

situasi keperawatan  dan menilai hasil pengamatan dan mengambil keputusan

dalam menghadapi situasi keperawatan. Seorang perawat mampu membantu

dokter dalam pengobatan pasien, mampu merencanakan dan melaksanakan

pelayanan asuhan keperawatan terhadap pasien dan berhasrat mengembangkan

diri secara professional sehingga perawat dapat mencapai ketrampilan dalam

melakukan penyuluhan. Peran perawat di puskesmas sangatlah penting untuk

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program kegiantan puskesmas

dilakukan di puskesmas Sawahan. Seperti yang sudah dilakukan perawat yang ada

di puskesmas sawahan di puskesmas tersebut perawat melaksanakan asuhan

keperawatan di dalam puskesmas maupun diluar puskesmas, aktif melakukan

kunjungan rumah, serta meningkatkan taraf kesejahteraan kesehatan masyarakat

melalui kerjasama dengan kader yang sudah dipilih dan dibentuk. Perawat juga

berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, laborat dll untuk peningkatan pelayanan

kesehata pasien. Selain itu perawat juga rutin melakukan penyuluhan / promosi

kesehatan. Sedangkan ada beberapa program puskesmas yang telah diikuti oleh

mahasiswa yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, usaha peningkatan

gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (program penyakit TBC),

penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut. Selama praktik di

puskesmas Sawahan mahasiswa juga mengikuti program unggulan pukesmas

yaitu program pelayanan penyakit TB pada masyrakat sekitar pukesmas sawahan

15
dengan kegiatan membagikan susu, masker dan obat serta mengedukasi cara

batuk, membuang dahak dan penggunaan masker yang baik dan benar. Mahasiswa

juga melakukan pendataan, penyuluhan dan kunjungan rumah tentang penyakit

hipetensi, gizi seimbang, diare, DM, HIV & AIDS. Kunjungan rumah dilakukan

selama 2 kali dengan kasus hipetensi, gastritis, TBC, Diare, dan Gastroenteritis

Hasil kunjungan rumah secara umum sesuai dengan kriteria hasil dengan masalah

keperawatan yang ada sehingga masalah dapat teratasi Sebagian.

4.2 Saran

Program program yang ada di puskesmas sawahan sudah terlaksana dengan

baik. Hal ini dibuktikan dengan tinggi nya angka keluarga sehat pada keluarga

yang ada di wilayah puskesmas sawahan, kunjungan rutin terhadap pasien yang

diharuskan untuk menjalani pengobatan secara rutin seperti pada pasien TB.

Sebaiknya program program tersebut terus dilakukan secara rutin agar kesehatan

masyarakat semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes. (2013, Desember 24). PKM Sawahan. Retrieved from Website Resmi
Dinas Kesehatan Kota Surabaya:
https://dinkes.surabaya.go.id/portalv2/blog/2013/12/24/pkm-sawahan/

LAMPIRAN

16
17
18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi

Hari/ Tanggal : 23 Mei 2022

Waktu : ± 20 menit

Tempat : Pukesmas Sawahan

Sasaran : Pasien Pukesmas Sawahan

A. Analisa Situasi

1. Peserta Penyuluhan

1.1 Anggota Keluarga dan Klien Hipertensi

1.2 Minat, perhatian dan antusias dalam menerima materi penyuluhan cukup baik

1.3 Interaksi antara penyuluh dengan audience cukup baik dan interaktif

2. Penyuluh

2.1 Mahsiswa Prodi D3 Keperawatan Stikes Katolik ST. Vincentius A Paulo

Surabaya

2.2 Mampu mengomunikasikan kegiatan penyuluhan tentang hipertensi dengan

baik dan mudah dipahami oleh audience

3. Ruangan

3.1 Betempat di rumah klien


19

3.2 Penerangan, ventilasi, cukup kondusif untuk kelangsungan kegiatan

penyuluhan

B. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami

dan mengerti tentang hipertensi

C. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan keluarga dapat menjelaskan kembali

tentang:

a. Pengertian Hipertensi

b. Penyebab Hipertensi

c. Tanda dan gejala Hipetensi

d. Pencegahan Hipertensi

e. Diet Hipertensi

f. Komplikasi

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1. Leaflet

F. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Metode Ceramah


20

Penyuluhan Sasaran

pembukaan Pembukaan: a) Menjawab Ceramah 2 menit

1. Memberi salam

salam b) Mendengarkan

2. Menjelaskan dan

tujuan memperhatika

penyuluhan n

Penyajian Penyampaian Memperhatikan Ceramah 15 menit

Materi materi: dan mengajukan

1. Pengertian pertanyaan

hipertensi

2. Penyebab

hipertensi

3. Tanda dan

gejala

4. Cara

pencegahan

hipertensi

5. Diet

hipetensi

6. Komplikasi

Penutup Memberikan Menjawab Tanya jawab 3 menit

pertanyaan dan pertanyaan

membuat
21

kesimpulan

G. Materi

Terlampir

H. Evaluasi

Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya dan

memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan.

Pertanyaan:

1. Apa pengertian hipertensi?

2. Apa penyebab hipertensi?

3. Bagaimana tanda dan gejala hipetensi?

4. Bagaimana cara pencegahan hipertensi?

5. Bagaimana diet hipertensi?

6. Komplikasi hipertensi?

Pasien yang hadir dan mengikuti kegiatan penyuluhan tentang hipertensi dapat

menyebutkan perngertian, penyebab, tanda gejala, cara penanganan, diet, dan

komplikasi dari hipertensi. Banyak dari pasien tidak mengetahui penyebab dari

terjadinya hipertensi.
22

LAMPIRAN MATERI

HIPERTENSI

A. Pengertian hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan

sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg (Aspiani,

2014). Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang

dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Muttaqin, 2012).

Pengukuran tekanan darah masing-masing dapat memberi hasil yang bervariasi

secara signifikan, sehingga membutuhkan konfirmasi, namun hipertensi berat

diketahui bedasarkan pengukuran berulang yang dilakukan paling sedikit pada dua

dan waktu yang berbeda (Aarason, 2008).

Menurut WHO tekanan darah normal jika <130 mmHg dan diastolik <85

mmHg. Sedangkan tekanan darah optimal jika sistolik <120 mmHg, diastolik <80

mmHg.

B. Penyebab

1. Faktor Usia

Tidak bisa dipungkiri faktor usia merupakan salah satu penyebab seorang

terkena penyakit darah tinggi, semakin bertambahnya usia seseorang akan

mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga tekanan darah didalam tubuh

orang sudah lanjut usia akan mengalami kenaikan dan bisa melebiihi batas

normal. Tekanan darah tinggi sangat sering terjadi pada orang berusia lebih

dari 60 tahun karena tekanan darah secara alami cenderung meningkat seiring
23

bertambahnya usia. Menurut Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dapartemen

Kesehatan, kejadian hipertensi paling tinggi pada usia 30-40 tahun (Aspiani,

2014).

2. Faktor keturunan

Orang tua yang mempunyai penyakit darah tinggi atau hipertensi ada

kemungkinan bisa menurunkan kepada anaknya, jadi jika ornagtua anda

mengalami sakit darah tinggi sebaliknya anda selalu waspada karena anda juga

dapat terkena hipertensi (Aspiani, 2014)

3. Faktor jenis kelamin

Para peneliti berpendapat bahwa pria yang berusia 45 tahun lebih berisiko

terkena penyakit darah tinggi dibandingkan wanita, hal tersebut dikarenakan

lakilaki mempunyai kebiasaan hidup yang buruk, yang mana kebiasaan

tersebut terus saja berulang kali mereka lakukan tanpa menyadari akan efek

yang akan dapat terjadi, kebiasaan tersebut seperti halnya merokok,

mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi makanan yang tak sehat, bekerja

berlebihan, kurang istirahat serta jarang olahraga. Kebisaaan sedemikian

tersebut merupakan faktor pemicu atau resiko yang tinggi dalam terkena

hipertensi menjadi lebih cepat, sedangkan wanita yang berusia diatas 65 tahun

lebih berisiko terkena penyakit darah tinggi (Aspiani, 2014).

4. Faktor Olahraga

Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga akan lebih berisiko

terkena penyakit darah tinggi, gaya hidup yang tidak sehat karena tidak pernah

melakukan olahraga akan menyebabkan jantung menjadi tidak sehat jika

jantung tidak sehat secara otomatis jantung tidak bisa memompa darah dan
24

akan mengakibatkan aliran darah didalam tubuh menjadi tidak lancar (Aspiani,

2014).

5. Pola Makan

Pola makan yang buruk merupakan salah satu penyebab orang terkena penyakit

darah tinggi, jika seseorang sering sekali mengkomsumsi makananmakanan

yang mempunyai kadar lemak tinggi dia akan berisiko terkena penyakit

hipertensi. Penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang

berlebihan dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Asupan

natrium yang meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan, yang

meningkatkan volume darah. Di samping itu, diet tinggi garam dapat

mengecilkan diameter dari arteri. Jantung harus memompa lebih keras untuk

mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang sempit. Akibatnya

adalah hipertensi (Aspiani, 2014).

6. Minum Alkohol

Minuman beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh, jika anda yang

sering mengkomsumsi minuman beralkohol sebaiknya anda mulai mengurangi

kebiasaan buruk anda bahkan anda harus menghentikannya (Aspiani, 2014).

7. Stres

Pada keadaan stres, tubuh meningkatkan produksi hormon stres yakni kortisol

dan adrenalin. Kedua ini meningkatkan kerja jantung, yang jika terus menerus

terpapar akan membuat gangguan pada jantung. Jika dilihat dari sistem saraf,

stres dapat menyebabkan hipertensi dengan menstimulasi sistem saraf dalam

meningkatkan hormon yang menyempitkan pembuluh darah, misalnya seperti

adrenalin yang telah disebutkan di atas (Muttaqin, 2012).


25

8. Merokok

Rokok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan juga

menyebabkan pengapuran sehingga volume plasma darah berkurang karena

tercemar nikotin, akibatnya viskositas darah meningkat sehingga timbul

hipertensi. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu

tekanan darah sistolik yang naik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah diastolik

naik sekitar 8 mmHg. Merokok juga dapat menghapuskan efektivitas beberapa

obat antihipertensi. Misalnya, pengobatan hipertensi yang menggunakan terapi

betablocker dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hanya bila

pemakainya tidak merokok karena merokok merupakan faktor risiko utama

untuk munculnya penyakit kardiovaskular (Muttaqin, 2012).

C. Tanda dan Gejala

a. Pusing kepala

Sakit kepala atau mengalami pusing kepala (nyeri di belakang kepala dan

tengkuk) karena ini yang merupakan dari gejala hipertensi yang lebih umum

terjadi pada penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, terlebih lagi jika

para penderitanya memiliki tekanan lebih tinggi (Muttaqin, 2012).

b. Mimisan

Mimisan yang muncul bersamaan dengan sakit kepala yang parah, merupakan

dari salah satu adanya gejala hipertensi, oleh sebab itu jangan selalu anda

biarkan jika mimisan menimpa anda (Aspiani, 2014).

c. Kesemutan

Semakin meningkatnya pada taraf hipertensi pada penderitanya, maka akan

mengakibatkan mati rasa atau kesemutan. Hal ini dikarenakan gangguan


26

pembuluh darah, sehingga aliran darah pada daerah yang berada ditepi seperti

kaki dan tangan tidak lancar atau terganggu, hal ini akan memicu saraf

terganggu apabila kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak didapat akibat aliran

darah yang terganggu. Akhirnya timbulah gejala kesemutan (Muttaqin, 2012).

d. Mual

Mual dan muntah yang menjadi gejala hipertensi dan penyakit lainnya, namun

yang perlu anda pahami lagi bahwa mual dan muntah yang terjadi pun bisa saja

disebabkan karena tekanan darah tinggi (Muttaqin, 2012)

D. Pencegahan

a. Sebelum hipertensi

1) Mengurangi/menghindari setiap perilaku yang memperbesar risiko, yaitu

menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan dan kegemukan,

menghindari meminum minuman beralkohol, mengurangi/menghindari makanan

yang mengandung makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi.

2) Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu melakukan

olahraga secara teratur dan terkontrol seperti senam aerobik, jalan kaki, berlari,

naik sepeda, berenang, diet rendah lemak dan memperbanyak mengonsumsi

buahbuahan dan sayuran, mengendalikan stress dan emosi.

b. Setelah hipertensi

1) Kontrol teratur

2) Minum obat teratur

3) Diet: rendah garam dan rendah lemak

4) Pola hidup sehat yaitu dengan:


27

a) Berolah raga dan melakukan aktifitas fisik secara teratur, misalnya jalan cepat

atau senam aerobik yang rutin dilakukan setiap hari selama minimal 30 menit

per hari.

b) Mengurangi asupan alkohol tidak lebih dari 3 unit per hari pada laki-laki dan

tidak lebih dari 2 unit per hari pada perempuan.

c) Memperbanyak konsumsi buah - buahan dan sayur-sayuran yang kaya serat

sedikitnya lima porsi per hari.

E. Diet Hipertensi

1. Jenis makanan untuk Hipertensi

a. Karbohidrat tanpa garam. Beras, kentang, singkong, terigu, makanan yang

diolah

b. Protein hewani: Daging segar, ikan, telur tanpa kuning telur, dan susu.

c. Semua kacang-kacangan yang diolah tanpa garam.

d. Sayuran: Sayuran yang dianjurkan antara lain tomat, wortel, bunga kol, brokoli,

dan sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, dll. Sayuran tersebut kaya

akan mineral, vitamin, dan senyawa lain yang dapat membantu menurunkan

tekanan darah dan menurangi resiko hipertensi.

e. Buah-buahan Semua buah segar dan diawetkan tanpa garam dan soda.

f. Minyak: margarine dan mentega tanpa garam.

g. Bumbu: semua bumbu dan kering.

2. Jenis makanan yang tidak boleh untuk Hiperttensi

a. Karbohidrat : roti, biskuit, dan makanan yang diolah dengan garam.

b. Protein hewani : ikan asin, keju, cornet

c. protein nabati : semua sayuran segar dan diawetkan dengan garam


28

d. sayuran : semua buah segar dan diawetkan dengan garam dan soda

e. buah-buahan : semuah buah segar dan diawetkan dengan garam dan soda

f. minyak : margarin dan mentega biasa

g. Bumbu : semua bumbu dengan garam

h. Konsumsi alkohol berlebihan dan merokok

F. Komplikasi

Komplikasi hipetensi antara lain:

a. Penyakit jantung (gagal jantung)

b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)

c. Penyakit otak (stroke)


29

DAFTAR PUSTAKA

Aarason, P. I. (2008). At A Glance Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga.

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan

Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular. Jakarta: Selemba Medika.


30

KEPERAWATAN KELUARGA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

EDUKASI PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PENULARAN HIV

Oleh :

DINA VIRGESTA PUSPITASARI

(201901005)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

ST. VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA

2022
31

SATUAN ACARA PENYULUHAN INDIVIDU

1. Pokok Bahasan : Pencegahan penularan HIV/ AIDS

2. Sub pokok bahasan : a. Pengertian HIV/AIDS

b. Penyebab HIV/AIDS

c. Penularan HIV/AIDS

d. Tanda dan gejala HIV/AIDS

e. Cara mencegah HIV/ AIDS

3. Sasaran : Pasien

4. Pelaksana : Mahasiswa

5. Waktu : 30 menit

6. Tempat : Puskesmas Sawahan

7. Hari / tanggal : Jumat , 20 Mei 2022

8. Tujuan :

a. Tujuan Intruksional Umum (TIU) : Setelah dilakukan penyuluhan,

diharapkan pasien dapat

mengetahui tentang cara

mencegah penularan HIV / AIDS

b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) : Setelah dilakukan penyuluhan

1x30 menit , diharapkan pasien

mampu
32

a. Menjelaskan pengertian HIV/

AIDS

b. Menjelaskan penyebab

HIV/AIDS

c. Menjelaskan penularan

HIV/AIDS

d. Menjelaskan Tanda dan gejala

HIV/AIDS

e. Menjelaskan pencegahan

HIV/AIDS

9. Kegiatan

No Langkah – Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran

langkah

1. Pendahuluan 5’ a. Memberi salam a. Menjawab

b. Memperkenalkan salam

diri b. Menjawab

c. Menjelaskan pertanyaan

maksud dan

tujuan

d. memberikan

pretest
33

2. Penyajian 10’ a. Menjelaskan

pengertian HIV Mendengarkan

b. Menjelaskan dengan seksama

penyebab HIV

c. Menjelaskan

penularan HIV

d. Menjelaskan

tanda dan gejala

HIV

e. Menjelaskan

pencegahan HIV

3. Evaluasi 10’ a. Tanya Jawab Partisipasi aktif

b. Menanyakan

Kembali

c. Postest

4. Penutup 5’ a. Meminta / a. Memberi

memberi kesan kesan dan

dan pesan pesan

b. Memberi salam b. Menjawab

salam
34

10. Metode : Bimbingan , penyuluhan , tanya jawab

11. Media : Leaflet , Laptop

12. Materi : Terlampir

13. Evaluasi : Pertanyaan : a. Apa yang dimaksud dengan HIV/ AIDS ?

b.Apa yang menyebabkan terjadinya HIV /

AIDS?

c. Apa tanda dan gejala HIV / AIDS ?

d. Bagaimana cara mencegah penularan

HIV /AIDS?

Jawaban :a. Pasien mengetahui pengertian HIV / AIDS

b. Pasien mengetahui penyebab HIV/ AIDS

c. Pasien mengetahui Tanda dan gejala

HIV/AIDS

d. Pasien mengetahui cara mencegah HIV/

AIDS
35

MATERI PENCEGAHAN PENULARAN HIV

1. Pengertian HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang

dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih,

sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia

Menurut WHO ,HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah

retrovirus yang menyerang sel-sel pada sistem kekebalan tubuh manusia,

terutama sel darah putih di dalam tubuh, yakni sel limfosit T, sel CD4 dan

komponen utama pada sistem imunitas tubuh, sehingga tubuh kehilangan

imunitas dan kekebalan terhadap serangan yang masuk sehingga tubuh

menjadi lemah serta rentan terinfeksi.

2. Penyebab

Penyebab HIV adalah virus jenis retrovirus yang menyebabkan

sindrom defisiensi imun yang didapat (AIDS). Virus HIV yang menjadi

penyebab HIV/AIDS adalah virus yang mampu melemahkan kemampuan

seseorang untuk melawan infeksi dan kanker. Ada 2 tipe virus HIV yaitu

HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih ganas daripada HIV-2. Masing-masing

ketegangan menyerang di daerah geografis yang berbeda namun gejala

yang ditampilkan memang sama


36

3. Penularan

Cairan yang keluar dari tubuh manusia yang menderita HIV/AIDS

bisa menyebarkan virus HIV ke orang yang sehat, seperti :

◦ Darah

◦ Sperma

◦ Cairan vagina

◦ ASI (Air Susu Ibu)

4. Tanda dan Gejala

 Demam tinggi berkepanjangan

 Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan

demam

 Hilangnya nafsu makan, mual, dan muntah

 Mengalami diare yang lebih sering

 Turunnya berat badan lebih dari 5 kg yang bukan disebabkan

karena olahraga atau diet

 Batuk berkepanjangan

 Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan

 Reflek tendon yang kurang

 Perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa

penyebab yang pasti

 Ruam kulit yang sering atau tidak biasa

 Mati rasa parah atau nyeri pada tangan atau kaki


37

 Kebingungan, perubahan kepribadian, atau penurunan kemampuan

mental

 Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh (di

 bawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)

5. Pencegahan

 Jangan berganti-ganti pasangan seksual

 Jangan melakukan hubungan seksual di luar nikah

 Gunakan kondom

 jangan menjadi donor darah

 Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai

 Jauhi narkoba

 Menjaga pola hidup sehat dengan mencuci tangan 6 langkah

 Tidak dianjurkan untuk menggunakan perlatan mkan atau minum

dan mandi secara bersamaan

6. Komplikasi

Komplikasi HIV/AIDS Sebuah infeksi pada pengidap HIV dapat

disebut sebagai infeksi oportunistik karena berbagai macam mikroba

penyebab infeksi, mulai dari bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya

muncul mengambil kesempatan selagi daya tahan tubuh sedang lemah-

lemahnya. Melansir Health Line, secara umum, komplikasi HIV tidak

akan terjadi jika jumlah sel CD4 (jenis sel darah putih atau limfosit) tubuh

lebih tinggi dari 500 sel per millimeter kubik.


38

Sebagian besar komplikasi yang mengancam jiwa terjadi ketika

jumlah CD4 turun di bawah 200 sel per millimeter kubik. Infeksi

oportunistik mungkin hanya memiliki sedikit atau tidak menimbulkan

dampak signifikan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat.

Namun, infeksi oportunistik dapat menyebabkan efek yang

“menghancurkan” bagi orang yang hidup dengan HIV. Infeksi oportunistik

biasanya muncul ketika jumlah sel CD4 turun di bawah 200 sel per

millimeter kubik. Kondisi ini dianggap sebagai kondisi HIV stadium 3

atau terdefinisi AIDS.

Berikut ini komplikasi HIV dan AIDS yang bisa dialami oleh

pengidapnya:

1.Pneumocystis pneumonia (PCP)

Komplikasi HIV dan AIDS bisa memicu terjadinya PCP. Infeksi

jamur ini bisa menyebabkan penyakit parah. Di Amerika Serikat,

PCP masih menjadi penyebab pneumonia paling umum pada orang

yang terinfeksi HIV

2.Kandidiasis

Kandidiasis adalah komplikasi HIV yang terbilang umum. Kondisi

Ini menyebabkan peradangan dan lapisan putih tebal di mulut,

lidah, kerongkongan, atau vagina.

3.Tuberkulosis (TB)

Di beberapa negara, TB adalah infeksi oportunistik paling umum

yang terkait dengan HIV. Penyakit ini menjadi penyebab utama

kematian di antara orang-orang dengan AIDS.


39

4.Sitomegalovirus

Virus herpes yang umum ini ditularkan melalui cairan tubuh seperti air liur, darah,

urine, air mani dan ASI. Sistem imun yang sehat akan menonaktifkan virus,

sehingga virus tetap tidak aktif di tubuh.

Namun, ketika sistem kekebalan tubuh melemah (akibat AIDS), virus dapat

muncul kembali. Hati-hati, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada mata,

saluran pencernaan, paru-paru, atau organ lainnya.

5.Meningitis kriptokokus

Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan

sumsum tulang belakang (meninges). Sedangkan meningitis kriptokokus adalah

infeksi sistem saraf pusat yang umum terkait dengan HIV. Penyakit ini

disebabkan oleh jamur yang ditemukan di tanah.

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk kasus HIV (human immunodeficiency virus) adalah

dengan memberikan terapi antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk mencegah

sistem imun semakin berkurang yang berisiko mempermudah timbulnya infeksi

oportunistik. Hingga kini, belum terdapat penatalaksanaan yang bersifat kuratif

untuk menangani infeksi HIV. Walau demikian, terdapat penatalaksanaan HIV

yang diberikan seumur hidup dan bertujuan untuk mengurangi aktivitas HIV

dalam tubuh penderita sehingga memberi kesempatan bagi sistem imun, terutama

CD4 untuk dapat diproduksi dalam jumlah yang normal.


40

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190902185116-255-426923/5-
langkah-pencegahan-penyakit-hiv-aids

https://www.alodokter.com/hiv-aids/pencegahan

https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids

https://dokteraids.com/definisi-hiv-aids-menurut-who

https://www.alodokter.com/hiv-aids/penyebab

https://doktersehat.com/hiv/
https://spiritia.or.id/portal/index.php/informasi/detail/243
https://www.halodoc.com/artikel/waspada-inilah-5-komplikasi-yang-disebabkan-
hiv-dan-aids
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/hiv/penatalaksanaan

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190902185116-255-426923/5-
langkah-pencegahan-penyakit-hiv-aids
https://www.alodokter.com/hiv-aids/pencegahan
https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids
https://dokteraids.com/definisi-hiv-aids-menurut-who
41

https://www.alodokter.com/hiv-aids/penyebab
https://doktersehat.com/hiv/
42

PROPOSAL SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

OLEH

FEBRY ANTI ANGELA PURBA (201901007)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

ST. VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA

2022
43

SAP

Satuan Acara Penyuluhan

1. Pokok bahasan : DIARE

2. Sub pokok bahasan : Pengertian DIARE, penularan DIARE, tanda dan

gejala, cara mengatasi diare dirumah, dan penatalaksanaan pencegahan

DIARE

3. Sasaran : Pasien

4. Waktu : 30 menit

5. Hari/tanggal : Jumat, 20 Mei 2022

6. Pelaksana : Mahasiswa

7. Tempat : Puskesmas

8. Latar belakang

DIARE adalah berak encer atau bahkan berupa air saja (mencret),

yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 1 hari, konsistensi feses encer, dapat

berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah. Dua kriteria

penting harus ada yaitu BAB cair dan sering.

9. Tujuan:

a. Tujuan umum : setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien

mampu memahami tentang DIARE

b. Tujuan khusus : setelah dilakukan penyuluhan tentang DIARE,

diharapkan pasien mampu :

1) Menjelaskan pengertian DIARE


44

2) Menjelaskan penularan DIARE

3) Menjelaskan tanda dan gejala DIARE

4) Menjelaskan penatalaksanaan pencegahan DIARE

10. Kegiatan:

No Langkah- Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran

langkah

1. Pendahuluan 5 menit Pembukaan:  Menjawab

Salam salam

Perkenalan  Mendenga

Tujuan rkan

 Memperha

tikan

2. Penyajian 15 menit Inti:  Mendenga

Menjelaskan materi rkan

Pengertian DIARE dengan

Penularan DIARE baik

Tanda dan gejala

DIARE

Pencegahan DIARE

3. Evaluasi 5 menit Pasien mampu  Menjawab

menjawab dan dan

mengulang kembali menjelask

pengertian DIARE, an dengan


45

penularan DIARE, baik

tanda dan gejala, dan

penatalaksanaan

DIARE

4. Penutup 5 menit Membacakan  Mendenga

kesimpulan materi rkan

Mengucapkan  Menjawab

terimakasih dan salam salam

penutup

11. Metode: Ceramah, tanya jawab

12. Media: Laptop, leaflet

13. Materi:

1. Pengertian DIARE

DIARE adalah berak encer atau bahkan berupa air saja (mencret),

yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 1 hari, konsistensi feses encer, dapat

berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah. Dua kriteria

penting harus ada yaitu BAB cair dan sering. DIARE dapat menyebabkan

kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan

gangguan keseimbangan elektrolit.

2. Penularan DIARE

Orang dapat terkena diare bila makan makanan yang tercemar

3. Tanda dan Gejala DIARE


46

Awal : anak yang terkena DIARE umumnya menjadi cengeng,

gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang

atau tidak sama sekali, sakit perut pada orang dewasa (mules)

Tanda bahaya DIARE :

 Berakibat dehidrasi

 DIARE tak kunjung selesai

 Muntah berulang

 Demam

 Ada darah dalam tinja atau feses

4. Penatalaksanaan DIARE

Cara mengatasi DIARE dirumah :

 Beri oralit sampai DIARE berhenti

Apa itu oralit? Oralit adalah obat yang diberikan sebagai

pengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang

saat diare, meskipun air penting tetapi air tidak

mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk

mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

 Waktu cuci tangan yang tepat

1. Sebelum makan

2. Setelah BAB

3. Sebelum memegang makanan

4. (untuk ibu menyusui) Sebelum menyusui

5. Setelah beraktifitas
47

 6 langkah cuci tangan yang benar yaitu :

1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan

kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan

secara lembut dengan arah memutar

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara

bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi

saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok

perlahan. Bilas dengan air bersih dan keringkan.

14. Evaluasi

Pasien mampu menjelaskan pengertian DIARE, penularan DIARE, tanda

dan gejala, dan penatalaksanaan pencegahan DIARE.


48

Daftar pustaka

http://repository.unimus.ac.id/1769/4/BAB%20II.pdf

https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/

buletin-diare.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2240/3/BAB%20II.pdf
48

KEPERAWATAN KELUARGA

SATUAN ACARA PENYULUHAN KELUARGA

EDUKASI BERAT BADAN EFEKTIF PADA ANAK OBESITAS

Oleh :

Marsha Meira Suhanta

201901011

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

ST. VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA

2022
49

SAP KELUARGA

EDUKASI BERAT BADAN EFEKTIF PADA ANAK OBESITAS

Topik : Obesitas

Subtopik : Berat badan efektif pada anak usia sekolah

Hari dan Tanggal : Senin, 23/05/2022

Waktu : 08.00-08.30

Tempat : Ruang tunggu Puskesmas

Sasaran penyuluhan : Pasien Puskesmas

Metode : Penyuluhan dan tanya jawab

1. Latar Belakang

Obesitas didefinisikan sebagai penimbunan lemak dalam tubuh secara

berlebihan yang tidak normal dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi

kesehatan (WHO, 2021) yang disebabkan antara lain diri sendiri, factor

lingkungan, dan adanya penyakit. Dampak yang dirasakan pada penderita obesitas

antara lain akan terjadi gangguan pada sistem kardiovakular terutama penyakit

jantung dan juga stroke, diabetes, gangguan pada sistem musculoskeletal seperti

osteoarthritis. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi obesitas adalah

dengan cara membatasi asupan energi dari total lemak dan gula, meningkatkan

konsumsi buah dan sayuran, serta kacang-kacangan, dan melakukan aktivitas fisik

secara teratur.

2. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan peserta penyuluhan dapat mengetahui dan

memahami tentang topik yang dibahas tentang obesitas pada anak.


50

3. Tujuan khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan

diharapkan :

1) Pasien mampu menyebutkan pengertian obesitas

2) Pasien mampu menjelaskan penyebab obesitas

3) Pasien mampu menjelaskan ciri-ciri obesitas

4) Pasien mampu menjelaskan kompikasi obesitas

5) Pasien mampu menjelaskan dampak obesitas

6) Pasien mampu menjelaskan berat badan ideal

7) Pasien mampu menjelaskan penatalaksanaan

4. Setting Tempat

Pasien Pasien

Penyuluh

5. Bentuk Kegiatan

▪ Kegiatan :

No. Langkah-langkah Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran

1 Pendahuluan 5 mnt Pembukaan : ● Menjawab

● Salam salam

● Perkenalan ● Mendengarkan

● Tujuan ● Memperhatikan

Penyajian 15 mnt Inti : menjelaskan materi Mendengarkan dengan


51

✔ Pengertian obesitas baik

✔ Penyebab obesitas

✔ Ciri-ciri obesitas

✔ Kompikasi obesitas

✔ Dampak obesitas

✔ Menjelaskan berat

badan ideal

✔ Penatalaksanaan

pada pasien

obesitas

Evaluasi 5 mnt Tanya jawab : ⮚ Memberikan

⮚ Memberikan pertanyaan

kesempatan pada ⮚ Menyampaikan

peserta penyuluhan kesimpulan

untuk bertanya hasil

⮚ Memberikan penyuluhan

kesempatan pada

peserta penyuluhan

untuk menjelaskan

kembali

kesimpulan dari

materi yang telah

disampaikan

Penutup 5 mnt ▪ Membacakan ▪ Mendengarkan


52

kesimpulan materi ▪ Menjawab

pada peserta salam

penyuluhan

▪ Mengucapkan

terimakasih atas

peran serta peserta

penyuluhan dan

mengucapkan

salam penutup

6. Materi :

Terlampir

7. Media

Leaflet

8. Evaluasi

1. Evaluasi struktur : Rencana kegiatan dipersiapkan satu minggu

sebelum pelaksanaan dan menginformasikan ke pihak kampus dan

pembimbing tiga hari sebelum pelaksanaan

2. Evaluasi hasil

✔ Peserta penyuluhan mampu menjawab dan mengulang kembali Pengertian

obesitas

✔ Peserta penyuluhan mampu menyebutkan faktor penyebab dari obesitas

✔ Peserta penyuluhan mampu menjelaskan Ciri-ciri obesitas


53

✔ Peserta penyuluhan mampu mengulang kembali apa saja kompikasi

obesitas

✔ Peserta penyuluhan mampu menyebutkan dampak obesitas

✔ Peserta penyuluhan mampu menyebutkan berat badan ideal

✔ Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang penatalaksanaan

pada pasien obesitas.


54

MATERI OBESITAS PADA ANAK

1. Pengertian Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai penimbunan lemak dalam tubuh secara

berlebihan yang tidak normal dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi

kesehatan (WHO, 2021).

2. Penyebab

Penyebab dari obesitas menurut (WHO, 2021) secara mendasar disebabkan

karena adanya ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan

jumlah kalori yang dikeluarkan. Obesitas dapat terjadi akibat dari beberapa factor

antara lain diri sendiri, factor lingkungan, dan adanya penyakit. Konsumsi

makanan berlemak dan mengandung gula berlebih akan membiarkan mulut terus

mengunyah, lambung terus menampung, dan usus terus bekerja sehingga proses

metabolisme dalam hati menyimpan lemak dalam jumlah yang cukup banyak

(WHO, 2021).

3. Ciri-Ciri

Hal sederhana yang dapat membantu kita untuk memastikan bahwa Anak

Obesitas adalah dengan mengenali ciri-ciri sebagai berikut (Kemenkes, 2018):

1. Wajah bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap

2. Leher relatif pendek

3. Perut buncit

4. Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan

5. Pada Anak laki-laki dada membusung dan payudara sedikit membesar,

serta penis mengecil (tidak terlihat secara utuh karena tertutup oleh

timbunan lemak)
55

6. Pada Anak perempuan datangnya pubertas lebih dini yaitu usia kurang dari

9 tahun sudah mengalami menstruasi

4. Komplikasi

Konsekuensi atau dampak yang dirasakan pada penderita obesitas antara lain

akan terjadi gangguan pada sistem kardiovakular terutama penyakit jantung dan

juga stroke, diabetes, gangguan pada sistem musculoskeletal seperti osteoarthritis,

bahkan beberapa jenis kanker dapat tumbuh pada pasien dengan obesitas seperti

endometrium, payudara, ovarium, hati, ginjal, usus besar). Adapula dampak yang

akan dirasakan pasien obesitas pada anak yang dikaitkan dengan kematian dini,

dan kecacatan yang lebih tinggi di masa dewasa (WHO, 2021).

5. Dampak Psikologis dan sosial

Dampak dari komplikasi pasien obesitas terbagi menjadi dua, diantaranya

dampak interaksi sosial dan dampak psikolgis pasien (Upahita, 2022) :

a. Dampak interaksi sosial

Anak yang mengalami obesitas cenderung mendapat stigma dan kurang

diterima di lingkungan sosial seusianya. Mereka juga cenderung mengalami

pandangan negatif, diskriminasi, hingga perilaku bully oleh teman-temannya

karena kondisi badan mereka. Padahal, dampak bullying pada anak bisa

menimbulkan masalah serius. Anak yang obesitas juga cenderung terpinggirkan

dalam permainan yang membutuhkan kekuatan fisik, karena mereka bergerak

cenderung lambat dibandingkan anak lain seusianya.

b. Dampak Psikologis

Gangguan Psikologis pada Anak dengan obsesitas merupakan hasil dari

stigma dan diskriminasi sosial, diantaranya :


56

★ Minder

★ Masalah perilaku dan gangguan belajar

★ Depresi

6. Perhitungan IMT

Untuk memastikan bahwa anak dalam rentang berat badan ideal sesuai

usianya, perlu dilakukan perhitungan Indeks Masa Tubuh dengan cara sebagai

berikut :

IMT = Berat Badan

(Tb²)m

Berikut berat dan tinggi

7. Penatalaksanaan

Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur pola makan

dan aktifitas fisik individu dengan obesitas. Dengan adanya modifikasi yang

dilakukan diharapkan upaya ini dapat memberikan solusi dan mengatasi hambatan

terhadap kepatuhan individu pada pola makan sehat dan olahraga. Menurut

(WHO, 2021) upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi obesitas adalah

dengan cara membatasi asupan energi dari total lemak dan gula, meningkatkan

konsumsi buah dan sayuran, serta kacang-kacangan, dan melakukan aktivitas fisik
57

secara teratur (60 menit sehari untuk anak-anak dan 150 menit dalam seminggu

untuk orang dewasa).

Kalori pada Anak juga perlu diperhatikan, setiap usia anak wajib memiliki

kalori yang berbebeda beda. Berikut asupan kalori per hari berdasarkan Angka

Kecukupan Gizi yang ditetapkan oleh Kemenkes RI lewat Peraturan Menteri

Kesehatan No. 75 Tahun 2013 (Upahita, 2022) :

● Usia 0-6 bulan: 550 Kkal per hari

● Usia 7-11 bulan: 725 Kkal per hari

● Usia 1-3 tahun: 1125 Kkal per hari

● Usia 4-6 tahun: 1600 Kkal per hari

● Usia 7-9 tahun: 1850 Kkal per hari

Jika usia anak sudah 10 tahun atau lebih, kebutuhan kalorinya akan dibedakan

menurut jenis kelamin, antara lain:

Anak laki-laki

● Usia 10-12 tahun: 2100 Kkal per hari

● Usia 13-15 tahun: 2475 Kkal per hari

● Usia 16-18 tahun: 2675 Kkal per hari

Anak perempuan

● Usia 10-12 tahun: 2000 Kkal per hari

● Usia 13-15 tahun: 2125 Kkal per hari

● Usia 16-18 tahun: 2125 Kkal per hari


58
59

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA NY. H DENGAN

DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS SAWAHAN

SURABAYA

OLEH :

RENATA KADI WANNO (201901017)

PRODI KEPERAWATAN SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST.

VINCENTIUS A PAULO

SURABAYA

2022
60

SATUAN ACARA PENYELUHAN

A. PENGANTAR

Materi : Penyakit Diabetes Melitus

Pokok Bahasan : Perawatan dan Pencegahan Diabetes Melitus

Hari/tanggal          :    Rabu, 18 Mei 2022

Waktu pertemuan : 45 menit

Tempat : Puskesmas Sawahan

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Ny. H dapat melakukan

perawatan pada penyakit DM

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 40 menit, Ny. H dan

keluarga dapat menjelaskan kembali tentang :

a. Pengertian DM

b. Penyebab DM

c. Klasifikasi DM

d. Tanda dan gejala DM

e. Pengelolaan DM

f. Pemeriksaan penunjang

g. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.


61

C. MATERI

(Terlampir)

D. MEDIA

 Materi SAP

 LCD

E. METODE

 Ceramah

 Diskusi tanya jawab

F. Setting tempat

Keterangan :

: Keluarga

: Perawat

G. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Waktu

1 Pembukaan 5 menit
62

o Memberi salam Menjawab salam

o Memperkenalkan diri

o Menjelaskan tujuan

penyuluhan

o Menyebutkan materi/pokok Mendengarkan

bahasan yang akan dan


memperhatikan
disampaikan

2 Pelaksanaan 20 menit

Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan

secara berurutan dan teratur. dan

Materi : memperhatikan

 Pengertian DM

 Penyebab DM

 Klasifikasi DM

 Tanda dan gejala DM

 Pengelolaan DM

3 Evaluasi 10 menit

 Memberi kesempatan kepada Memberikan

Ny. H dan Keluarga untuk pertayaan

bertanya

 Memberi kesempatan kepada

ibu-ibu untuk menjawab Menjawab

pertanyaan yang dilontarkan pertanyaan


63

4  Mengucapkan terimakasih Mendengarkan 5 menit

kepada Ny. H dan keluarga dan memperhatika

karena sudah meluangkan

waktu megikuti kegiatan

penyuluhan ini

Menjawab salam

 Mengucap salam penutup

H. Kriteria Hasil

a. Evaluasi struktur

 Penyeleggaraan penyuluhan diadakan di puskesmas Sawahan Surabaya

 Pengorganisasian penyuluhan di lakukan sebelumya (SAP, LCD)

b. Evaluasi Proses

 Ny. H dan keluarga dapat mengikuti penyuluhan dengan baik

 Peserta tidak meningalkan tempat penyuluhan

 Peserta dapat menjawab pertanyaandengan benar

c. Evaluasi Hasil

 Peserta mengetahui pengertian DM

 Peserta mengetahui penyebab DM

 Peserta mengetahui tanda dan gejala DM

 Peserta mengetahui klasifikasi DM


64

 Peserta mengetahui cara mengelolah DM

 85 % peserta dapat menjawab pertenyaan dengan benar


65

Lampiran Materi

DIABETES MELITUS

A. PENGERTIAN

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di

dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau

menggunakan insulin secara efektif.

Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang

bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal.

Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bisa menghasilkan energy

atau disimpan sebagai cadangan energi.

B. PENYEBAB

1. Keturunan

2. Usia

3. Kegemukan

4. Gaya hidup kurang sehat

5. Kehilangan insulin

6. Alkoholisme

7. Obat-obatan

C. TANDA DAN GEJALA

1. Sering merasa haus

2. Sering kencing terutama malam hari


66

3. Pandangan menjadi kabur

4. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk

5. Penurunan berat badan

6. Kulit terasa kering

7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit

sembuh

8. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan

9. Mual dan muntah

D. PENGELOLAAN DM

Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena

pengobatan dan perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.

Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :

1. Minum obat secara teratur sesuai program

2. Diet yang tepat

3. Olahraga yang teratur

4. Kontrol GD teratur

5. Pencegahan komplikasi

E. MAKANAN YANG DIPANTANG DAN DIPERBOLEHKAN

Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :

Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi

Indonesia ) diet harian penderita DM disusun sebagai berikut:

a. Karbohidrat : 60-70 %

b. Protein         : 10-15%
67

c. Lemak          : 20-25%

Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi  yang dikonsumsi oleh penderita

DM diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :

1. Manisan Buah

2. Gula pasir

3. Susu Kental Manis

4. Madu

5. Kecap

6. Sirup

7. Es Krim

b. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS

DIBATASI ;

1. Nasi

2. Singkong

3. Roti

4. Telur

5. Tempe

6. Tahu

7. Kacang Hijau
68

8. Kacang Tanah

9. Ikan

c. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :

1. Kol

2. Tomat

3. Kangkung

4. Oyong

5. Bayam

6. Kacang Panjang

7. Pepaya

8. Jeruk

9. Pisang

10. Labu Siam  

F. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan

baik sehingga gula darah selalu tinggi adalah :

1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi

2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung

3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati

4. Syaraf : Neuropati, mati rasa

5. Kulit : Luka lama, gangrene

6. Hipoglikemi
69

7. Ketoasidosis

Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah :

1. Diet dengan benar

2. Minum obat teratur

3. Kontrol gula darah teratur

4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)

5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka

cepat MINUM TEH MANIS

6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin,

tangga ( undak-undakan tidak tinggi)

7. Cegah Kegemukan
70

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34634153/

Makalah_Diabetes_Melitus_Contoh_Kasus_

Pasien_Dewasa

https://www.academia.edu/8571268/

SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP_DIABETES_MELITUS_DM

Anda mungkin juga menyukai