Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN MAGANG

UPT PUSKESMAS MALUA KABUPATEN ENREKANG

DISUSUN OLEH:

SRI SUSANTI 218240049

RISMAWATI 28240063

MIFTAHUL JANNAH KADIR 218240057

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kegiatan magang yang dilaksanakan sejak tanggal 09 Februari
sampai tanggal 09 maret 2022 di UPT Puskesmas Malua Kecamatan Malua
Kabupaten Enrekang. Telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu syarat
dipenuhi oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Parepare.

Di setujui dan disahkan

Oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Institusi

Ayu Dwi Putri Rusman,SKM,M.PH Jayanti , SKM


NBM: 1144942 Nip:

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Universitas Muhammadiyah Parepare

Ayu Dwi Putri Rusman,SKM,M.PH


NBM: 1144942

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga saya dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dalam rangka menyelesaikan rangkaian kegiatan pelaksanaan magang
Mahasiswa FIKES Universitas Muhammadiyah Parepare tahun 2022 di UPT
Puskesmas Malua.
Penyusunan laporan ini salah satu syarat dalam menyelesaikan matakuliah
semester VIII serta sesuai dengan tujuan magang ini, dimana kami mampu
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam proses belajar mengajar untuk
mendukung proses kegiatan di intansi tempat magang, serta meningkatkan soft
skill kami dalam hal keterampilan komunikasi lisan dan tulisan serta kerja sama
dalam tim.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran dari pihak pembaca dan semua
pihak yang berkompeten sangat kami harapkan untuk perbaikan laporan kegiatan
magang selanjutnya.
Dengan terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
olehnya itu saya mengucapkan sara syukur dan ikhlas kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, keselamatan dan kesehatan


baik jasmani dan rohani.
2. Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi panutan kami.
3. Ibu Haniarti, S. Si, Apt. M. kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Parepare.
4. Ibu Ayu Dwi Putri Rusman,SKM,M.PH selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Marlina. L, S. ST selaku Kepala UPT Puskesmas Malua.
6. Jayanti, SKM selaku pembimbing institusi sekaligus penanggung jawab
Instalasi Gizi.

iii
7. Semua pihak yang telah ikut membantu kesuksesan kegiatan magang yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Adapun pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya karena segala kekurangan pasti adalah
milik manusia, bukan berarti lepas dari pertanggung jawab tetapi merupakan
kelemahan selaku manusia biasa. Kami yakin bahwa tanpa kehadiran segenap
pihak pendukung yang telah membuka ruang konsultasi dan kerjasama, saya
sangat yakin bahwa pelaksanaan program kerja tidak akan berjalan dengan baik
sebagaimana yang kita harapkan.
Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu dalam proses
belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan selama pelaksanaan Magang
mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran dari pembaca dan masyarakat yang sifatnya
membangun, diterima dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan
bersama. Penulis berharap semoga laporan ini berguna bagi pembaca pada
umumya dan masyarakat khususnya. Amin.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam pelaksanaan magang ini terdapat kekeliruan dan kesalahan
baik itu sengaja maupun tidak disengaja.
Terima kasih semoga aktivitas kita senantiasa mendapat Rahmat dari Allah
SWT dan bernilai ibadah.

Enrekang, 05 Maret 2022

Sri Susanti

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................ix
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan Magang.....................................................................................2
C. Manfaat Magang........................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................1
A. Puskesmas..............................................................................................................1
B. Posyandu...................................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................10
A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Malua..............................................................10
B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Massenrempulu..................................................16
C. Struktur Organisasi Program Gizi UPT Puskesmas Malua......................................21
BAB IV............................................................................................................................23
A. Jenis Kegiatan Yang Dilakukan...............................................................................23
B. Pembahasan.............................................................................................................23
BAB V.............................................................................................................................28
A. Kesimpulan.............................................................................................................28
B. Saran........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
LAMPIRAN.....................................................................................................................30

v
vi
DAFTAR TABEL

Tabel 01. Propesi Penduduk Kecamatan Malua12


Tabel 02. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Tahun 202113
Tabel 03. Propersi Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Malua14
Tabel 04. Sarana Kesehatan UPT Puskesmas Malua16
Tabel 05. Ketenagaan Puskesmas Malua16
Tabel 06. Pengukuran Posyandu Setiap Dusun Pada Bayi Balita24
Tabel 07. Pemberian Vitamin A Merah dan Biru Di Setiap Posyandu25

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Malua18


Gambar 02. Struktur Organisasi Program Gizi21

i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Mahasiswa54


Lampiran 2. Penilaian Laporan Magang55
Lampiran 3. Penilaian Mahasiswa Magang56
Lampiran 4. Daftar Hadir57
Lampiran 5. Catatan Harian Magang59
Lampiran 6. Dokumentasi67

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan pusat kesehatan
masyarakat yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat umum. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan harus didukung dengan adanya sarana penunjang yang memadai
antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis di setiap instansi pelayanan
kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitative
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk
dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari
pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2019).
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan gizi di puskesmas perlu
memahami tentang proses terjadinya masalah gizi sehingga dapat menentukan
diagnosis dan intervensi gizi dengan tepat dan cepat, baik pada pelayanan gizi
perorangan maupun masyarakat. Tenaga yang memberikan pelayanan gizi di
puskesmas idealnya adalah tenaga profesional yang memberikan layanan
fungsional teknis mengenai layanan gizi meliputi aspek asuhan gizi klinis,
asuhan gizi masyarakat dan penyelenggaraan makanan sebagai substansi
terapi pada pasien. Proses asuhan gizi sesuai standar dilakukan oleh tenaga
gizi di puskesmas berpendidikan minimal S1 Gizi. Apabila puskesmas tidak
mempunyai tenaga gizi berpendidikan minimal S1, maka Tenaga Pelaksana

1
Gizi (TPG) di puskesmas diharapkan berpendidikan minimal S1 kesehatan
lainnya yang telah mendapat pembekalan materi Proses Asuhan Gizi.
Pelaksanaan proses asuhan gizi di puskesmas perlu kerjasama dari
berbagai profesi (team work). Saat ini, belum seluruh puskesmas memiliki
tenaga kerja profesional dibidang gizi. Kompetensi ahli gizi dalam
pendekatan team work belum berperan optimal dan cenderung tumpang tindih,
sehingga diperlukan pemahaman konsep kolaborasi berdasarkan kompetensi
masing-masing.

B. Maksud dan Tujuan Magang


Adapun yang menjadi maksud dan tujuan diadakannya program magang di
Program Studi Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan pengalaman sejak dini mengenai suasana kerja yang


sebenarnya, sehingga dapat menjelaskan kegiatan yang ada di instansi
tersebut.
2. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar untuk mendukung proses kegiatan di instansi tempat magang.
3. Meningkatkan soft skill mahasiswa dalam hal keterampilan komunikasi
lisan dan tilisan serta kerja dalam tim.
4. Mampu mengaplikasikan etika dalam bekerja, dalam hal disiplin,
integritas, dan bertanggung jawab.
5. Mengarahkan mahasiswa untuk menemukan permasalahan maupun data
yang berguna dalam penulisan skripsi.
6. Mengembangkan jaringan (network) dengan dunia kerja, sehingga terjalin
tukar menukar informasi mengenai perkembangan dunia kerja yang
berguna untuk pengembangan kurikulum bagi Program Studi dan
penempatan kerja lulusan Program Studi
7. Membina dan meningkatkan kerja sama antara FIKES UMPAR dengan
instansi tempat mahasiswa melakukan kegiatan magang.
8. Pengabdian kepada masyarakat (Perwujudan Tri Dharma Perguruan
Tinggi).

2
C. Manfaat Magang
1. Bagi Puskesmas
a. Memberikan kontribusi dalam bentuk kontribusi sosial, dan aktif dalam
mendukung pelaksanaan konsep link and match antara dunia kerja
nyata dalam perusahaan dan dunia pendidikan.
b. Mempunyai hubungan yang erat dengan perguruan tinggi untuk dapat
mengembangkan program kemitraan lain.
c. Memiliki gambaran tentang mahasiswa yang potensial untuk direktur
menjadi pegawai dan karyawan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Melatih keterampilan mahasiswa sesuai bidang ilmu masing-masing
dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari selama proses
perkuliahan.
b. Mengenal praktik dunia kerja mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program pada unit-unit
kerja dengan mengembangkan wawasan berfikir keilmuan kreatif dan
inovatif.
c. Membuat laporan magang berdasarkan data yang diperoleh dan dari
pengamatan yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh mahasiswa
dalam pembuatan skripsi.
3. Bagi Fakultas
a. Memperoleh umpan balik (feedback) untuk menyempurnakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (stakeholder)
dilingkungan pemerintah dan swasta.
b. Meningkatkan kemampuan dosen dalam memberikan kuliah yang
relevan dengan praktek dalam dunia kerja nyata.
c. Mempunyai hubungan yang erat antara instansi-instansi kesehatan dan
organisasi profesi untuk mengembangkan program klemitraan lainnya.
d. Membangun jejaring (networking) dengan pihak pengguna lulusan.

3
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan
peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di
bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan dan
merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah :
a) Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif
pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
b) Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang
tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program
Puskesmas merupakan program kesehatan dasar, meliputi :
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. KIA & KB
d. Perbaikan gizi
e. Pemberantasan penyakit menular

1
f. Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang medik
(laboratorium dan farmasi)
2. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2015).
3. Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu
kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas
daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar
dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas
dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan
jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas Pembina
yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi (Effendi, 2019).
Menurut Trihono (2015) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

2
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :
a) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan.
Menurut Effendi (2019) ada beberapa proses dalam melaksanakan
fungsi tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri,
memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

3
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan memberikan
pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan
sektorsektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas.
4. Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi
pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis,
tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut
berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan
pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2019).

B. Posyandu
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai
strategi dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai
pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan, keluarga
berencana, pusat pelayanan terhadap keluarga berencana, serta pos
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (Andrayana, 2015).
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam
kehidupan dan budaya masyarakat. Posyandu berfungsi sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari

4
petugas kepada masyarakat dan antar sesama masayarakat serta
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar (Mulyani and Purnama, 2015).
2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
Tujuan didirikannya Posyandu adalah untuk menurunkan angka
kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga
kecil bahagia dan sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini
merupakan wadah titik temu antara pelayanan professional dari petugas
kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian
bayi dan angka kelahiran. Oleh karena itu, Posyandu merupakan wadah
untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan
keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat (Saepuddin, dkk. 2017).
3. Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu Sasaran dalam pelayanan Posyandu antara lain: bayi
berusia kurang dari 1 tahun, anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ibu hamil,
ibu menyusui, ibu nifas, serta wanita usia subur (Andrayana, 2015).
4. Fungsi Posyandu
Fungsi dari posyandu adalah (Andrayana, 2015) :
a) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakt dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyaraka dan antara sesame
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan kematian ibu dan
angka kematian bayi.
b) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayan kesehatan dasar terutama
berkaitan dengan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
5. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, imunisasi, gizi, dan pencegahan dan penanggulangan
diare (Kemenkes RI, 2012).

5
a) Kegiatan Utama
1) Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreaktivitas tumbuh kembang anak.
Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas
bermain sesama balita dengan pengawasan orangtua dibawah
bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup, penimbangan berat badan,
penentuan status pertumbuhan, penyuluhan, dan jika ada tenaga
kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi,
dan deteksi dini tumbuh kembang.
2) Imunisasi
Imuniaisi telah dilaksankan di Inonesia sejak tahun 1956. Mulai
tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program
pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan
Penyakit Yang Dapat Dicega Dangan Imuniasi (PD3I)
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila
ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi diberikan sesuai degan
program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
Dengan adanya imunisasi dapat melindungi anak dari penyakit,
mencegah anak cacat, serta mencegah kematian anak. Imunisasi
hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati. Imuniasai BCG dapat
mencegah TB. Imunisasi polio dapat mencegah lumpuh layuh pada
tungkai kaki dan lengan tangan. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis,
Tetanus) dapat mecegaj penyumbatan jalan napas, batuk rejan,
tetanus. Imunisasi campak dapat mencegah campak (radang paru,
radang otak, dan kebutaan)

6
3) Gizi
Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya
adalah bayi dan balita. Jenis pelayanan yang diebrikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, dan pemberian vitamin A.
Gizi berguna untuk menyediakan energi, membangun dan
memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan
dalam tubuh. Makanan sehati-hari yang dipilih dengan baik akan
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal
tubuh. Sebaliknya, apabila makanan tidak dipilih dengan baik,
tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu.
b) Kegiatan Pengembangan/Tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
Posyandu dengan kegiatan baru, disamping 5 kegiatan utama yang telah
dietapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya; perbaikan kesehatan
lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini
disebut Posyandu Plus.
6. Penyelenggaraan Posyandu
a) Waktu dan Lokasi Posyandu
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu kali dalam
sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali
dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan
masyarakat.
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW agtau dusun,
salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat
khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat
penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat.

7
b) Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh Kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sector terkait.
Jumlah minimal kader untuk setiap Posyandu adalah 5 orang. Jumlah
ini sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh
Posyandu, yakni mengaacu pada system 5 meja. Adapun yang
dimaksud dengan system 5 meja disini bukan menunjuk pada arti
harfiah meja, melainkan menunjuk pada jumlah dan jenis pelayanan,
yang masing-masing pelayanan dilaksanakan secara terpisah. Guna
meminimalisir salah penafisran tentang 5 meja, maka istilah 5 meja
diganti menjadi langkah pelayanan.
c) Tugas dan Tanggung Jawab Para Pelaksana
Terselenggranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam
menyelenggarakan posyandu adalah sebagai berikut
1) Kader
Pada hari buka posyandu, antara lain:
a) Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana
posyandu termasuk penyiapan makanan tambahan (PMT).
b) Melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu.
c) Melaksanakan penimbangan balita yang berkunjung ke
posyandu.
d) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi
buku register posyandu.
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai
dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.
f) Memberikan pelayanan kesehatan dan KB seusai
kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, pemberian
tablet zat besi (Fe), dan oralit. Apabila pada hari buka tenaga
kesehatan Puskesmas datang berkunjung (sebulan sekali),

8
pelayanan kesehatan ini diselenggarakan bersama petugas
kesehatan.
g) Setelah pelayanan posyandu selesai, kader bersama petugas
melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak
lanjut.
Di luar hari buka posyandu, antara lain:
a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran posyandu: bayi dan anak
balita.
b) Membuat grafik SKDN, yaitu jumlah semua balita yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu (S), jumlah balita
yang mempunyai kartu menuju sehat (KMS) atau buku KIA (K),
jumlah balita yang datang pada hari buka posyandu (D), dan
jumlah balita yang timbangan berat badannya naik (N).
c) Melakukan tindak lanjut terhadap:
d) Sasaran yang tidak datang
e) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
f) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke
Posyandu saat hari buka.
g) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan
menghadiri pertmeuan rutin kelompok masyarakat atau
organisasi keagamaan.
2) Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Posyandu hanya satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain
kehadiran tenaga petugas Puskesmas tidak pada setiap hari buka
Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam
sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka posyandu antara
lain sebagai berikut:
a) Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.’
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana
di meja 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas

9
Puskesmas, pelayanan kesehatan oleh petugas Puskesmas hanya
diselenggarakan satu kali sebulan.
c) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
d) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya
kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan
melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
Posyandu.

10
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Malua


1. Keadaan Geografis
Kecamatan Malua merupakan salah satu dari 13 kecamatan yang ada di
Kabupaten Enrekang di merupakan pemekaran dari Kecamatan Anggeraja
dimana menurut peraturan daerah No.06 tahun 2002 pengembangan dan
pembentukan Kecamatan Malua mengikuti peraturan daerah tersebut
dimekarkan pula UPT Puskesmas Malua dari Puskesmas Anggeraja yang
dulunya adalah Pustu Malua.

Kecamatan Malua secara administrative sudah terdiri atas 7 (tujuh)


Desa dan 1 (satu) Kelurahan yaitu, Desa Tallung Tondok, Desa Kolai, Desa
Dulang, Desa Bonto, Desa Tangru, Desa Rante Mario, Desa Buntu Batuan
dan Kelurahan Malua. Luas wilayah kecamatan +-40, 16 km dan terletak di
sebelah Utara Kabupaten Enrekang dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Curio


b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Baraka
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Baraka
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Anggeraja
2. Iklim
Pada umumnya curah hujan di Kecamatan Malua tinggi yaitu rata-rata
1.000 sampai 1.700 mm/tahun, hal dipengaruhi oleh keadaan topografi
daerah yang merupakan daerah dataran tinggi dan didukung pula oleh
adanya angina kering yang bertiup pada bulan April-September.
3. Sosial Budaya
Keadaan penduduk di Kecamatan Malua yang sebagian besar adalah
Suku Duri yang merupakan salah satu diantara 3 (tiga) etnis yang ada di

11
Kabupaten Enrekang, dan bahasa yang digunakan sebagai bahasa pergaulan
sehari-hari adalah Bahasa Duri.

4. Kependudukan
Permasalahan kependudukan tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Gambaran situasi kependudukan Kecamatan Malua dapat
digambarkan sebagai berikut :
a) Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk yang ada di Kecamatan Malua tergolong
tidak terlalu signifikan bahkan masih ada desa yang hanya berapa saja
jumlah penduduknya. Pada Tahun 2016 ini penduduk yang yang terdaftar
di badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang adalah sebanyak 8.087 jiwa
dengan sex ratio.
b) Persebaran penduduk
Persebaran penduduk hampir merata di setiap desa/kelurahan baik di
Desa Tangru, Desa Tallung Tondok, Desa Kolai, Desa Bonto, Desa
Malua, Desa Rante Mario, Desa DulanG dan Desa Buntu batuan.
Table. 01
Proporsi Penduduk Kecamatan Malua Tahun 2021
Desa/Kel Rumah Tangga Penduduk
Tangru 303 963.37
Tallung Tondok 292 276.86
Kolai 195 742.21
Bonto 142 121.72
Malua 380 171.96
Rante Mario 228 67.02
Dulang 236 67.80
Buntu Batuan 195 105.44
Jumlah 1.971 RT 8.087 jiwa
Sumber : badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang

12
Sedangkan untuk mengetahui jumlah persebaran laki-laki dan
Perempuan di kecamatan Malua dapat di lihat dari table Proporsi
penduduk berdasarkan jenis Kelamin di bawah ini
Tabel. 02
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Tahun 2021

Desa/Kel Laki-laki Penduduk Jumlah


Tangru 642 633 1.279
Tallung Tondok 602 218 1.220
Kolai 386 436 822
Bonto 280 315 595
Malua 781 806 1.587
Rante Mario 395 452 847
Dulang 492 494 986
Buntu Batuan 369 382 751
Jumlah 3.951 jiwa 4.136 jiwa 8.087 jiwa

c) Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Malua tidaklah merata walaupun
perbedaan-perbedaan antara kepadatan penduduk dari satu desa dengan
lainnya tidaklah terlalu signifikan adapun kepadatan penduduk terbesar
berada pada desa Malua dengan kepadatan penduduk sebesar 301.00
jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah berada pada
Desa 128.80 jiwa/km2. Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk di
kecamatan Malua dapat di lihat dari table Proporsi kepadatan Penduduk
di Kecamatan Malua di Bawah ini.

Tabel. 03

13
Desa/Kel Rumah Penduduk Luas Kepadataan
Tangga (Km2) Penduduk
Tangru 303 1.279 6,10 209,67
Tallung Tondok 292 1.220 5,02 241,00
Kolai 195 822 3,81 216,60
Bonto 142 595 3,80 157,40
Malua 380 1.587 5,25 301,00
Rante Mario 228 847 3,38 242,40
Dulang 236 986 7,40 128,80
Buntu Batuan 195 752 5,60 129,70
Jumlah 1.971 8,087 40.60 198,20
Proporsi Kepadatan Penduduk Di kecamatan Malua Tahun 2021

5. Sosial Ekonomi
a) Tingkat Pendapatan
Pendapatan penduduk di Kecamatan Malua pada tahun 2020
utamanya utamanya bersumber dari sector pertanian terutama petani
bersawah dan sebagian lahi adalah petani palawija serta sebagian kecil
lagi dan cokelat. Di samping sebagai petani masyarakat di Kecamatan
Malua berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan wiraswasta.
b) Tingkat Pendidikan
Sarana pendididkan yang ada di wilaya kerja UPT Puskesmas Malua
adalah
1) Taman Kanak-kanak : 13 Unit
2) SD/sederajat : 12 Unit
3) SMP/sederajat : 4 Unit
4) SMU/sederajat : 2 Unit
Melihat data yang ada tentang sarana pendidikan di Kecamatan Malua
dapat dilihat masih kurang untuk menunjang jalannya pendidikan
sebagaimana mestinya untuk menghasilkan generasi yang berpendidikan
dan berilmu menuju masa depan yang lebih baik.

14
6. Visi dan Misi UPT Puskesmas Malua
Visi

Terwujudnya Masyarkat Mandiri untuk hidup sehat menuju Enrekang


Maju Aman dan Sejahtera.

Misi

a) Memberdayakan masyarakat agar mandiri untuk hidup sehat


b) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau
dan berkesinambungan.
c) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan
d) Meningkatkan kesahatan ibu dan anak, lanjut usia dan gizi masyarakat.
7. Upaya Kesehatan UPT Puskesmas Malua

Sesuai dengan Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang.


Puskesmas Malua mempunyai 6 Kegiatan Pokok (Upaya Kesehatan Wajib)
yang terdiri dari :

a) Upaya Promosi Kesehatan


b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu & Anak serta KB
d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
f) Upaya Pengobatan
8. Sarana Kesehatan UPT Puskesmas Malua

Penyedian sarana dan prasarana kesehatan sangatlah penting untuk


dipenuhi dan di tingkatkan kwalitasnya agar semua pengguna jasa
Puskesmas Malua ini dapat merasa nyaman selama berobat di Puskesmas
Malua.

Adapun Jumlah sarana kesehatan yang tersedia adalah sebagai berikut :

15
Tabel. 04

Sarana Kesehatan UPT Puskesmas Malua

Sarana dan prasarana Jumlah


1. Puskesmas 1 Buah
2. Polindes 1 Buah
3. Poskesdes 4 Buah
4. Posyandu 17 Buah
5. Kendaraan -
 Mobil 2 Buah
 Motor 2 Buah
6. Tv 1 Unit
7. Ac 1 Unit
8. Kamera - Unit
9. Lcd 1 Unit
10. Computer 6 Unit
11. Laptop 4 Unit

Adapun Tabel petugas-petugas Puskesmas Malua Adalah sebagai Berikut,

Tabel. 05

Ketenagaan Puskesmas Malua

KETENAGAAN
Tenaga Kesehatan Jumlah
1. Dokter umum 1 Orang
2. Dokter gigi 1 Orang
3. Perawat 19 Orang
4. Perawat Gigi 3 Orang
5. Bidan PNS 2 Orang

16
6. Bidan PTT 2 Orang
7. Tenaga Gizi 7 Orang
8. Prakarya Kesehatan 1 Orang
9. Juru Imunisasi 1 Orang
10. SKM 14 Orang
11. Laboran 2 Orang
12. Tata Usaha 1 Orang
13. Tenaga Sanitasi 5 Orang
14. Apoteker 2 Orang
Tenaga Non Kedinasan Jumlah
1. Kader Posyandu 77 Orang
2. Dukun Bayi - Orang

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Massenrempulu


Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, susunan organisasi dan
tata kerja lembaga teknis UPT Puskesmas Malua sebagai salah satu lembaga
teknis mempunyai susunan struktur organisasi yang digambarkan dalam bentuk
diagram sebagai berikut:

17
STRUKTUR ORGANISASI
UPT PUSKESMAS MALUA

KEPALA UPT PUSKESMAS


BAGIAN TATA USAHA

KEUANGAN PENGELOLAH BARANG ADMINISTRASI

Penanggung Jawab UKP Penanggung Jawab UKM Penanggu Jawab Jaringan dan Jejaring

Gizi
Rawat Jalan
Promkes Jaringan Jejaring
Farmasi
KIA/KB
Laboratorium
Kesling
Rawat Inap:
Rawat Jalan: P2 perkesmas

Gambar 01. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Malua

18
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktur UPT Puskesmas
Malua akan diuraikan sebagai berikut:

1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas memiliki taggung jawab penuh atas semua hal yang
terjadi di Puskesmas termasuk bertanggung jawab dengan kinerja
bawahannya mulai dari kasubag TU hingga tim pelayanan kesehatan.
Jabatan ini hanya boleh diisi oleh orang yang memiliki kualifikasi seperti
berikut:
a) Memiliki ilmu dan keahlian di biang kesehatan.
b) Pendidikan mulai S1.
c) Paham dengan dasar-dasar manajemen kesehatan dan perna ikut pelatihan
d) Memiliki pengalaman minimal 2 tahun sebagai Kepala Puskesmas.
2. Kasubag Tata Usaha
Bagian administrasi umum dan keuangan dipimpin oleh kepala bagian,
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas,
mempunyai tugas melaksanakan pelayangan teknis dan administrasi kepada
semua satuan organisasi di bidang ketatausahaan meliputi administrasi
umum, keuangan dan pengolahan barang, yang menjadi kewengangannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Uraian tugas:
a) Menyimpan dan sinkronisasi data-data pegawai/staf Puskesmas.
b) Cek dan kontrol laporan keungan Puskesmas.
c) Bertugas memantau sistem informasi dan sata pasien Puskesmas.
d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani
naskah dinas.
e) Mengelolah anggaran Puskesmas dan membuat berbagai proposal,
pengumuman, from, surat, dll.
3. Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan UKM Esensial
Uraian tugas sebagai berikut:
a) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM.
b) Pelayanan gizi yang bersifat UKM.

19
c) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
d) Pelayanan promosi kesehatan, termasuk UKS.
e) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
f) Pelayanan kesehatan lingkungan
4. UKM Pengembangan
Uraian tugas sebagai berikut:
a) Pelayanan kesehatan olahraga
b) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer.
c) Pelayanan kesehatan jiwa.
d) Pelayanan ksehatan gigi dan indera.
e) Pelayanan kesehatan kerja
f) Pelayanan kesehatan untuk para orang sepuh/lansia.
g) Pelayanan kesehatan lainnya.
5. Bagian Kefarmasian, UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan), dan
Laboratorium
UKP adalah satu atau beberapa kegiatan yang diadakan Puskesmas untuk
mencegah atau menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan.
Uraian Tugas sebagai berikut:
a) Bertanggung jawab atas pelayanan kefarmasian.
b) Mengurus pelayanan rawat inap.
c) Bertanggung jawab terhadap pelayanan pemeriksaan umum.
d) Pelayanan kesehatan mulut dan gigi.
e) Pelayanan ibu melahirkan/bersalin.
f) Pelayanan UGD/gawat darurat.
g) Penanggung jawab ruang lab
h) Penanggung jawab KIA-KB yang bersifat UKP.
i) Mengurus gizi yang bersifat UKP
6. Tim Bagian Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Uraian Tugas:
a) Mengurus/membantu segala kebutuhan puskesmas keliling.

20
b) Mengawasi pelayanan dan fasilitas kesehatan yang adadi Puskesmas
tersebut.
c) Membawahi Puskesmas Pembantu
d) Meyokong bidan desa.

C. Struktur Organisasi Program Gizi UPT Puskesmas Malua


Struktur Organisasi Program Gizi UPT Puskesmas Malua disajikan dalam
bentuk diagram gambar sebagai berikut:

Kepala UPT Puskesmas Malua

Marlina. L, S. ST

Kordinator TPG

Hapida, AMG

Pelaksana Gizi Pelaksana Gizi Pelaksana Gizi

Wanti, AMG Rosmaladewi, AMG Jayanti, SKM

Pelaksana Gizi Pelaksana Gizi

Marianti, SKM Nur Arsy, SKM

Gambar 02.Struktur Organisasi Program Gizi

21
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktur UPT Puskesmas Malua
akan diuraikan sebagai berikut:

a) Membuat perencanaan kegiatan program gizi, bersama petugas lintas


program dan lintas sektoral terkait.
b) Melaksanakan kegiatan dalam rangka UPGK (Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga) mengkoordinir kegiatan penimbangan dan penyuluhan gizi di
posyandu.
c) Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi Vitamin A, kamsul yodiol
dan tablet besi (Fe).
d) Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi).
e) Bersama dengan petugas lintas program dan lintas sektoral melaksanakan
SKPG (Sistem Kewaspdaan Pangan dan Gizi)
f) Melaksanakan pemantauan garam beryodium
g) Mendeteksi dan melaporkan adanya balita KEP.
h) Mengkoordinir pelaksanaan PMT peyuluhan dan PMT pemulihan balita
KEP.
i) Melaksanakan konseling Gizi di klinik Gizi maupun di Posyandu.
j) Membina Gizi Institusi (pondok, pesantren, panti asuhan dll).
k) Bersama petugas lintas sektoral merencanakan, memonitor dan mengevaluasi
pelaksanan PMT-ASI
l) Bersama dinas lintas sektoral terkait melaksanakan Sistem Kewapadaan
Pangan dan Gizi (SKPG).
m) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan Gizi.

22
BAB IV HASIL KEGIATAN

A. Jenis Kegiatan Yang Dilakukan

Jenis kegiatan yang dilakukan di UPT puskesmas malua, kegiatannya


meliputi:

1) Posyandu
2) Pembagian tablet Fe pada remaja
3) Penginputan data balita
4) Pengelolaan limbah medis Puskesmas dan limbah Covid-19

B. Pembahasan
1. Posyandu

Posyandu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantau


perkembangan bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur ( PUS ) dan ibu
menyusui yang dilakukan sebulan sekali. Posyandu dilakukan dengan
mengunjungi tiap-tiap kelurahan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas
malua.

Kegiatan yang dilakukan diposyandu yaitu antropometri pada bayi,


balita, dan bumil. Setelah dilakukan antropometri langsung diberikan
vitamin A merah dan biru, diberikan pada bulan Februari.

a) Penimbangan berat badan bayi dan balita


Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonates). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan
BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau dibawah 2,5kg.
Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan
klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan tumor. Disamping itu pula

23
berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat
dan makanan.
b) Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas)
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah, murah, dan cepat. LILA memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LILA
mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan status
KEP (Kekurangan Energi Protein) pada balita. Ambang batas
pengukuran LILA pada bayi balita 10,5 cm.
c) Pengukuran panjang badan dan tinggi badan
Pengukuran panjang badan dilakukan pada bayi dan balita yang
berusia dibawah 2 tahun. Pengukuran panjang badan ini dimaksudkan
untuk mendapatkan data panjang badan anak yang bias berdiri agar
diketahui status gizi anak tersebut. Untuk mengukur panjang badan bayi
dan balita yang berusia dibawah 2 tahun digunakan alat ukur yang
disebut Length Board atau Infantometer.
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting,
karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan
(Quac stick), factor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi
badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat
pengukur tinggi ‘’mikrotoa’’(microtoise) yang mempunyai ketelitian
0,1 cm.

Tabel. 06
Pengukuran Posyandu Setiap Dusun Pada Bayi Balita
Tahun 2022 Jumlah yang diukur
Bulan BB TB LK LILA
Februari-Maret 310 orang 310 310 278

24
Dari tabel diatas, jumlah pengukuran yang dilakukan di setiap
posyandu dari bulan februari - maret adalah sebanyak 310 orang.

d) Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A dilakukan saat posyandu dan di puskesmas.
Pemberian vitamin A di lakukan di puskesmas jika anak tersebut tidak
datang saat posyandu. Pemberian vitamin A dilakukan setahun dua kali
yaitu pada bulan februari dan bulan agustus.
Ada dua kapsul vitamin A yang dapat diberikan pada bayi balita.
Kapsul vitamin A biru dengan dosis 100.000 IU diberikan untuk bayi
usia 6-11 bulan, kapsul vitamin A warna merah dengan dosis 200.000 IU
diberikan untuk anak balita usia 12-60 bulan atau 1-5 tahun.

Tabel. 07
Pemberian vitamin A merah dan biru di dalam gedung

Tahun 2022 Jumlah vitamin A


Merah Biru
Bulan
200 87
Dari februari tabel diatas, jumlah
Vitamin A Merah yang diberikan sebanyak 200 kapsul dan jumlah
Vitamin A Biru yang diberikan sebanyak 87 kapsul.
Pada lingkungan kerja UPT Puskesmas Malua ini ada posyandu
yang setiap bulan rutin dilaksanakan. Posyandu tersebut antara lain
sebagai berikut:
1) Posyandu Kasih Bunda
2) Posyandu Mawandah Warahma
3) Posyandu Bukit Beringin
4) Posyandu Buntu Duri
5) Posyandu Pontana
6) Posyandu Sukamaju
7) Posyandu Tuo Marannu

25
8) Posyandu Rante Padang
9) Posyandu Bahagia
10) Posyandu Lengkong
11) Posyandu Mawar Duri
12) Posyandu Serren
13) Posyandu Serumpun Bambu
14) Posyandu Tunas Harapan
15) Posyandu Sayang Anak
16) Posyandu Kanan Tallo
17) Posyandu Sejahtera
2. Pembagian tablet Fe pada remaja
Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet
mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg
asam folat.
Wanita dan Remaja Putri perlu minum Tablet Tambah Darah karena
wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti
darah yang hilang. Wanita mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan
zat besinya sangat tinggi yang perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak
remaja. Tablet tambah darah mampu mengobati wanita dan remaja putri
yang menderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan
kerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus.
Meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja putri dan wanita.
Anjuran minum yaitu minumlah 1 (satu) Tablet Tambah Darah
seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid.
Minumlah Tablet Tambah Darah dengan air putih, jangan minum dengan
teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam
tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
3. Penginputan data balita
Pengisian register penimbangan bayi dan balita dilakukan untuk
mengetahui berapa banyak jumlah anak yang datang di timbang ke
posyandu. Hasil yang di isi berupa berat badan , tinggi badan serta status

26
gizi bayi dan balita berdasarkan indikator Berat Badan/Panjang Badan
(BB/PB), Berat Badan/Tinggi Badan ( BB/TB), dan Berat Badan/Umur
(BB/U).
Berdasarkan WHO 2010 jika yang diketahui berat badan dan umur maka
hasil status gizi bayi dan balita tersebut adalah baik, kurang dan
lebih.Sedangkan diketahui berat badan dan panjang badan atau tinggi maka
hasil status gizi bayi dan balita adalah normal, kurus, gemuk, sangat kurus,
obesitas.
4. Pengelolaaan limbah medis Puskesmas dan limbah Covid-19
Puskesmas sebagai “Pusat Kesehatan Masyarakat” penyedia layanan
kesehatan yang melaksanakan tindakan medis selain kegiatan promotif dan
preventif sebagai kegiatan utama untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pada dasarnya puskesmas sebagai
fasilitas publik tentu akan menghasilkan limbah baik limbah umum
(domestik), perkantoran, dan limbah lainnya maupun limbah yang
dikategorikan sebagai limbah medis sebagai sisa buangan dari kegiatan
pelayanan kesehatan dan tindakan medis yang masuk dalam kategori
limbah B3, dimana pengelolaannya tidak dapat dilakukan sembarangan dan
harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Limbah medis puskesmas berasal dari pelayanan gawat darurat,
pelayanan kefarmasian dan pelayanan laboratorium, serta pelayanan
persalinan. Survei yang dilakukan terhadap limbah padat medis puskesmas,
rata-rata timbulan limbah medis adalah sebanyak 7,5 gram/pasien/hari.
Komposisi timbulan limbah medis puskesmas meliputi 65% dari imunisasi,
25% dari kontrasepsi dan sisanya dari perawatan medis. Benda tajam
khususnya jarum suntik meskipun hanya dalam jumlah sedikit, tetapi dapat
menghasilkan dampak yang sangat besar terhadap kesehatan. Misalnya
kasus infeksi akibat tusukan jarum yang terkontaminasi terkontaminasi
pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan mengakibatkan terinfeksi
virus Hepatitis B sebanyak 21 juta (32% dari semua infeksi baru), terinfeksi

27
virus Hepatitis C sebanyak 2 juta (40% dari semua infeksi baru), terinfeksi
HIV sebanyak 260 ribu (5% dari seluruh infeksi baru).
Pada dasarnya, upaya pengelolaan limbah medis di puskesmas sama
halnya dengan pengelolaan limbah medis di fasilitas kesehatan lain seperti
rumah sakit. Upaya pengelolaan meliputi kegiatan pemilahan, pewadahan,
pengangkutan, penampungan sementara dan pengolahan/ pemusnahan.
Tempat pembuangan/ pewadahan yang digunakan sama halnya dengan
limbah medis rumah sakit yaitu berupa bak sampah yang tertutup, mudah
dibersihkan, tidak bocor dan merupakan bak sampah injak untuk mencegah
terjadinya infeksi nosokomial yang diakibatkan kemungkinan kontak
tangan dengan sampah/ bagian dalam bak sampah. Untuk limbah tajam
menggunakan safety box. Apabila puskesmas tidak memiliki insenerator,
maka limbah medis harus disimpan di TPS khusus dan segera diangkut
dalam waktu tidak lebih dari 24 jam ke pengolahan limbah medis yang
berizin melalui kerja sama dengan transportir berizin atau ke fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki insenerator dan mempunyai
surat izin untuk menerima dan mengolah limbah medis dari tempat lain
dimana pengangkutan dapat menggunakan kendaraan roda tiga dengan box
tertutup yang dilengkapi dengan simbol-simbol limbah B3 serta persyaratan
lainnya yang telah ditetapkan.
Pengelolaan limbah di puskesmas khususnya limbah medis sering
mengalami masalah. Kadang terjadi kesalahan dalam pemilahan,
pewadahan tidak standar karena tidak semua puskesmas menggunakan
safety box menampung limbah tajam. Penyimpanan dapat saja dilakukan
lebih dari waktu yang ditentukan, asalkan tersedia freezer khusus untuk
limbah medis.
Berdasarkan pengolahan data, beberapa puskesmas juga tidak
menyediakan tiga tempat sampah yang berbeda untuk organik, anorganik
dan khusus dengan pertimbangan bahwa semua sampah padat domestik dan
khusus dari pasien Covid-19 diperlakukan sebagai sampah infeksius
sehingga hanya disediakan dua tempat sampah dilapisi dengan kantong

28
plastik warna kuning untuk infeksius dan non infeksius berwarna hitam.
Hal lain yang terjadi pada tahap pemilahan dan pengumpulan adalah
puskesmas sering kehabisan plastik kuning yang bersimbol biohazard
sehingga menggunakan plastik kuning biasa tanpa pelabelan “Sampah
Infeksius“, karena dianggap semua orang telah paham bahwa plastik kuning
diperuntukkan bagi sampah infeksius bukan sampah biasa. Kegiatan
tersebut dapat menyebabkan resiko besar tercampurnya sampah. Tahapan
pemilahan sangat penting diperhatikan agar limbah non B3 medis dan
limbah B3 medis tidak tercampur karena limbah dari pasien yang terinfeksi
dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan penyakit pada inang yang
rentan (Meilasari dan Sutrisno, 2020).
Menurut Kementerian kesehatan (2020), pada tahapan pemilahan,
limbah B3 medis dimasukkan ke dalam wadah (bin) dilapisi kantong plastik
warna kuning yang bersimbol “biohazard”. Sistem pelabelan dapat
dilakukan dengan memberikan keterangan atau informasi di atas penutup
wadah mengenai jenis limbah yang harus dibuang diwadah tersebut.
Demikian pula halnya dengan pemakaian kantong plastik pelapis berwarna
dalam bak sampah berdasarkan jenis sampahnya sangat dianjurkan.
Kantong plastik tersebut membantu membungkus sampah sewaktu
pengangkutan sehingga meminimalisir kontak langsung mikroba dengan
manusia, mengurangi bau, serta agar tidak nampak isinya dari luar sehingga
lebih estetis dan mempermudah pencucian bak sampah. Jadi tidak perlu
dilakukan pemusnahan limbah medis B3 covid-19 seperti masker, perban,
APD serta yang lain dengan memasukkan cairan klorin ke dalam plastik
pembungkus limbah medis padat yang mengakibatkan peningkatan volume
limbah dan membengkakkan biaya pengolahan seperti dalam penelitian
Wulansari et al., (2020).
Pentingnya pelabelan sampah pada tahapan pemilahan ditegaskan juga
oleh Peng (2020), Ilyas et al., (2020), Oruonye et al., (2020). Upaya
pemilahan disertai oleh simbol atau tulisan Pemasangan simbol “Infeksius”
baik stiker ataupun label juga harus dilakukan, ditambah keterangan

29
“Limbah Sangat Infeksius, Infeksius Khusus” ataupun “Sampah Infeksi
Covid-19”. Kantong plastik limbah bersimbol harus sudah terpasang baik
itu berupa stiker atau tercetak pada kemasan ataupun ditulis manual.
Pelabelan perlu dilakukan sebagai upaya pengamanan limbah Covid-19
tidak bercampur dengan limbah domestik.
Berdasarkan hasil penelitian, pada pengumpulan limbah juga tidak
dilakukan desinfeksi dengan menyemprotkan desinfektan (sesuai dengan
dosis yang telah ditetapkan) pada plastik sampah yang telah terikat. Masih
juga terdapat petugas yang tidak mengenakan APD secara lengkap dalam
pananganan limbah, seperti mereka hanya menggunakan sepatu bot, hanya
menggunakan sarung tangan serta masker. Agamuthu (2020) menekankan
bahwa untuk mencegah pekerja dari tertular infeksi saat menangani Covid-
19 limbah medis, pihak manajemen harus melengkapi APD pengumpul
limbah serta mengadakan pelatihan atau sosialisasi informasi, pengetahuan
dan pemahaman dari tenaga kesehatan baik medis dan non medis yang
memadai. Tenaga kesehatan medis dilatih dengan benar teknik mengenakan
dan melepaskan APD serta teknik yang benar untuk membuang limbah
medis umum dan limbah Covid-19.

30
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama kegiatan magang berlangsung mahasiswa telah memperoleh
pengalaman keterampilan dan mampu melakukan penyesuaian sikap dan
pengetahuan di dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan dan
keterampilan di bidang ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan kompetensi
masing-masing peminatan, serta melatih kemampuan bekerasama dengan baik
dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi mahasiswa
magang maupun intansi tempat magang.
Ada 4 Kegiatan yang di lakukan yaitu kegiatan Posyandu, Pembagian Fe,
Koseling Ibu Meyusui dan mengupdate data bayi,balita. Dimana kegiatan
posyandu seperti antropometri pada bayi, balita, dan, pemberian vitamin A
bagi bayi, balita.

B. Saran
1. Diharapkan bagi ibu-ibu agar rajin membawa anaknya ke posyandu setiap
bulan untuk dipantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita,
sehingga dapat dideteksi secara dini gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Untuk Puskesmas diharapkan adanya penambahan pegawai gizi,
dikarenakan banyaknya jumlah sasaran bayi dan balita yang ada di wilayah
kerja UPT Puskesmas Malua.
3. Sarana dan prasarana dalam hal ini transportasi roda 2 atau roda 4 belum
memadai sehingga perlu penambahan transportasi guna menunjang
kegiatan di luar gedung.

31
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, 2019. Minat Ibu Mengunjungi Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas
Simpang Baru Kecamatan Tampan. Jom Fisip. Vol 2 No 2. Hal 1-15.

Trihono, 2015. Pedoman Umum Pengelolaan Pelayanan. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
2013), h. 3

Andrayana, 2015. Pengaruh Karakteristik Kader Terhadap Keaktifan Kader Posyandu


Di Desa Bahung Sibatu-Batu Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan. Jurnal
Jumantik. Vol 1 No 1, Hal 60-78.

Mulyani and Purnama, 2015. Sistem Informasi Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
Pada Posyandu Menggunakan Metode Z Score Berbasis Web (Studi Kasus:
Posyandu Durian 8 Kel. Subangjaya Kota Sukabumi).

Saepuddin, dkk. 2017. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Minat Kunjungan Posyandu
Balita Di Desa Nawangan Kabupaten Pacitan. Jurnal Delima Harapan. Vol 5
No 2, Hal 51-54.

Kemenkes RI, 2012 Kab. Takalar.

32
LAMPIRAN
BIODATA MAHASISWA PESERTA MAGANG

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UM PAREPARE

1. Nama : Sri Susanti


2. NIM : 218240049
3. Konsentrasi : Gizi
4. Tempat, Tanggal Lahir : Bere, 27, Oktober,1999
5. Daerah Asal : Enrekang
Alamat Daerah Asal : Kec. Curio, Desa Mekkala
6. Alamat Sekarang : Kec. Curio, Desa Mekkala
7. No. Hp : 082293809784
8. Nama Orang Tua
a. Ayah : Rusman
b. Ibu : Sukira
9. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Petani
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
10. Alamat Orang Tua : Kec. Curio, Desa Mekkala
11. Pilihan Daerah / Lokasi Magang : Enrekang

Mengetahui,

Orang Tua / Wali, Mahasiswa

( SUKIRA) (SRI SUSANTI)

33
DOKUMENTASI

Gambar 1: Arus Pelayanan UPT Puskesmas Malua

Gambar 2: Posyandu

34
Gambar 3: Pengukuran Panjang Badan

Gambar 4: Penimbangan Berat Badan

35
Gambar 5: Pengukuran Lingkar Kepala

Gambar 6: Pengukuran Lila

36
Gambar 7: Mencatat Nama Balita dan Hasil Pengukuran

Gambar 8: Pemberian Vitamin A Biru

37
Gambar 9: Pemberian Vitamin A Merah

38
HARI/ PARAF PEMBIMNING
MATERI
TGL AKADEMIK INSTANSI

39

Anda mungkin juga menyukai