Oleh :
Pembimbing Akademik:
Ns. Indah Puspitasari, M.Kep
Pembimbing Lahan:
Ns. Nawiyah Fauziah, S.Kep
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalarahmat dan hidayah-Nya,
yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan bagikami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Praktek KerjaLapangan (PKL) di Puskesmas Pekayon Jaya periode 06
sampai 11 Desember 2021dengan lancar dan baik.Laporan Praktek Kerja Lapangan ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi D3-Keperawaran.
Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan
bantuandari berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan terimakasih kepada :
1. drg. Ickman Seno Basuki selaku Kepala UPTD PKM Pekayon Jaya.
2. Ns. Indah Puspitasari, M.Kep selaku dosen pembimbing PKL dari Stikes Bani Saleh
Indonesia yang telah memberikan bimbingan, dukungan,pengarahan, dan saran selama
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
3. Ns. Nawiyah Fauziah, S.Kep pembimbing PKL yang telah memberikan bimbingan dan
saran kepada kami selama melaksanakan PraktekKerja Lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan PKL
4. Seluruh karyawan Puskesmas Pekayon Jaya atas bantuan dan kerja sama selama Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
5. Teman-teman sejawat di STIKES Bani Saleh.
6. Kepada seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna karena keterbatasan
waktu dan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat digunakan untuk perbaikan
lebih lanjut. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi kami khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas memegang peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat berperilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal,
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Puskesmas sesuai dengan fungsinya berkewajiban mengupayakan, menyediakan,
dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Fungsi Puskesmas antara lain untuk
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama, dan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Perbaikan mutu dilakukan dengan peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di puskesmas yang dapat diketahui dari
hasil akreditasi. Akreditasi sangat perlu karena dilakukan oleh pihak eksternal dengan
menggunakan standar yang ditetapkan sesuai mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib
untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi
merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan.
Undang-undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
bertanggung jawab, aman, bermutu serta merata dan non diskriminatif. Demikian juga
Peraturan Presiden Republik Indonesia No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional bahwa dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, pelayanan kesehatan kepada
peserta harus memperhatikan mutu layanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien,
efektivitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien serta efisiensi biaya.
Akreditasi Puskesmas disebutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, sebagai salah satu arah kebijakan peningkatan
akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas yaitu pengembangan dan penerapan
akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta. Ditargetkan
pada tahun 2019 terdapat 5.600 jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu
Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi.5 Berdasarkan latar belakang yang diuraikan
sebelumnya maka penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji aspek penting
penyelenggaraan akreditasi Puskesmas dalam mendukung implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
B. Tujuan
Tujuan diadakannya PKL di bidang Puskesmas yaitu:
1.Untuk mengetahui apakah pelayanan di Puskesmas Danurejan II sudahsesuai.dengan
standar yang telah ditetapkan.
2.Untuk mengetahui apa saja peran Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)dalam pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Danurejan II.
3.Untuk mendukung profil lulusan Akademi Farmasi Indonesia Yogyakartayaitu sebagai
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang unggul,menjunjung tinggi nilai-nila hukum dan
sosial dilandasi dengan akhlakmulia, serta dapat menjalankan peran atau fungsi sebagai
sebagai TTK pelaksana dibidang pengelolaan dan pelayanan farmasi di Puskesmas.
C. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan kepada Mahasiswa mengenai kegiatankefarmasian
khususnya di Puskesmas.
2. Untuk melatih mahasiswa bersikap professional yang diperlukanmahasiswa dalam
memasuki lapangan kerja di bidang farmasi khususnyadi Puskesmas.
3. Mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu pengetahuan yang telahdiperoleh
selama kuliah pada unit-unit pelayanan farmasi padamasyarakat sesuai dengan
profesinya.
4. Melatih dan mempersiapkan mahasiswa sebagai calon Tenaga TeknisKefaramasian
(TTK) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, inisiatifdan memiliki etos kerja yang
tinggi serta bertanggung jawab.
5. Agar mahasiswa memperoleh pengetahuan yang belum pernahdidapatkan selama
proses perkuliahan.
6. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengantingkat
pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengantuntutan lapangan kerja).
7. Memperkokoh hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi dandunia kerja.
8. Meningkatkan sistem proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yangberkualitas
dan profesional.
9. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerjasebagai bagian
dari proses pendidikan.
10. Memberikan pemahaman mengenai tugas dan tanggungjawab seorangtenaga teknis
kefarmasian atau asisten apoteker.
11. Melatih mahasiswa agar dapat berkomunikasi, bersosialisai danmengembangkan
mental dengan baik dalam lingkungan kerja.
12. Mengajarkan kepada mahasiswa tentang pentingnya kerjasama dalamdunia kerja.
BAB II
ANALISA SITUASI PUSKESMAS
A. Data Umum Wilayah
Secara Geografis Puskemas Pekayon Jaya merupakan salah satu puskesmas dari
4 puskesmas yang berada di Kelurahan Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan.
Luas wilayah Kelurahan Pekayon Jaya adalah 450 Ha atau 450.000 km2, dan secara
geografis Puskesmas Pekayon Jaya memilki batas-batas sebagai berikut :
PETA WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA, KECAMATAN BEKASI SELATAN
KOTA BEKASI
B. Data Khusus
1. Derajat kesehatan
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Nomor
128/MENKES/SK/II/2004).
Fungsi puskesmas adalah suatu wadah instansi pemerintah terdepan dibidang kesehatan
dalam melayani kesehatan secara prefentif, kuratif, rehabilitatif dan promotif dalam
menjalankan program kesehatan dasar puskesmas (Basic Six), program pengembangan
dan program inovatif.
Puskesmas berupaya secara perorangan, maupun dalam bentuk keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
1. KEMATIAN
Pada tahun 2020 tercatat jumlah kematian bayi : 2 orang, jumlah kematian balita : 0
orang, kematian ibu 0 orang , sedangkan pada tahun 2017 di Wilayah Puskesmas
Pekayon Jaya jumlah kematian bayi 2, balita 0 dan ibu 0. Hal ini perlu menjadi perhatian
yang serius bagi puskesmas untuk menekan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi
dan balita dengan meningkatkan cakupan kegiatan program kesehatan yang merupakan
indikator derajat kesehatan di wilayah.
2. KESAKITAN
Masalah kesehatan yang paling dominan di Puskesmas Pekayon Jaya adalah masalah
kesehatan yang disebabkan lingkungan yang heterogen dan tingkat kepadatan rumah
penduduk yang tinggi. Hal ini rentan sekali terjadinya ISPA, diare, dan penyakit lainnya
yang di sebabkan oleh faktor tersebut.Salah satu kegiatan Puskesmas adalah
menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata, dan terjangkau sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan status kesehatan dengan membina
peran serta masyarakat yang dapat menunjang berkurangnya angka kesakitan.
GRAFIK 3.1
DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK
DI UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA TAHUN 2020
3,500
3,000 2,890
2,500
2,000
1,458
1,500
996 931
1,000 877
660
504 468 396
500 302
0
t i t ut
ku ol
d ns ku A sia pa DM ar
e
A C te A ISP Ak ep ul Di
s on er am A sp . P
giti m yp m ISP Di ny
r in m H
De Pe
Fa Co
3. STATUS GIZI
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia sekaligus dalam
pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan status gizi anak terutama anak Balita
dan status gizi ibu hamil. Keadaan gizi terutama pada masa balita akan sangat mempengaruhi
tingkat kecerdasan manusia dewasa, karena kecukupan gizi sangat diperlukan dalam
pertumbuhan otak terutama pada masa balita, dan nantinya akan menghasilkan manusia
produktif dan berkualitas. Prevalensi balita kurang gizi digunakan sebagai indicator untuk
memonitor status kesehatan penduduk. Salah satu target SDGs adalah Pada tahun 2030,
mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk
penurunan stunting dan wasting pada balita.
Grafik 3.2
Kasus Gizi Buruk Di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya tahun 2017-2020
5
4.5
4
3.5
3
2.5 Laki-laki
2 Perempuan
1.5
1
0.5
0
2015 2016 2017
Status gizi buruk pada balita tahun 2014 s/d 2016 adalah sama 1 orang balita, dan semua balita
gizi buruk tersebut ditangani. Dengan tidak adanya penurunan gizi buruk, Hal ini menunjukan
kinerja dari petugas Puskesmas dan kader posyandu balita, serta berbagai stake holder terkait
belum maksimal
2. Ketenagaan
DATA KETENAGAAN
UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
No KETENAGAAN JUMLAH
ASN TKK HONOR
1 Dokter Umum 4
2 Dokter Gigi 3
3 Perawat 3 4
4 Bidan 3 9 2
5 Apoteker 1
6 Gizi 1
7 Penyuluh Kesehatan 1
masyarakat
8 Kesehatan lingkungan 1
9 Perawat gigi 1
10 Pranata laboratorium 1
11 Tenaga farmasi 1
12 Pengelola data 2
13 Pengelola laporan 1
keuangan
14 Pengadministrasian 12 1
umum
15 Prakarya 2
16 Petugas pengamanan 1
17 supir 1
Total 17 29 9
1 Balai Pengobatan/Klinik 8
3 Apotik 2
4 Laboratorium 1
5 Toko obat 2
6 Optik 1
Sumber : Data SP3 Kesling ,Puskesmas Pekayon Jaya, th 2020
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sarana kesehatan swasta yang ada bermitra dengan
puskesmas guna menunjang pelayanan di bidang kesehatan bagi masyarakat di wilayah
Pekayon Jaya .Sehingga derajat kesehatan masyarakat bisa optimal.
1 K1 K4 BULIN KN LENGKAP
2 JANUARI 0,7 4,7 5,9 5,6
3 FEBUARI 13,8 8,2 11,5 11
4 MARET 20 131 15,3 15,4
5 APRIL 26,5 20 20,6 20,5
6 MEI 32,4 26,4 30 25,3
7 JUNI 42,1 33 34 33
8 JULI 49 39,5 39 37,3
9 AGUSTUS 56,7 45,2 46 44,5
10 SEPTEMBER 62,2 50,1 53 51,4
11 OKTOBER 68,3 57 61 60
12 NOVEMBER 77 65,3 68 66,3
13 DESEMBER 84 71 74 72
1. PENYAKIT TB PARU
Penyakit infeksi dan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia. Infeksi terjadi karena adanya interaksi antara mikroorganisme dengan
tubuh yang rentan. Infeksi silang (infeksi naosokomial) dapat terjadi melalui
penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada
pengunjung atau dari keluarga maupun dari petugas kepada pasien melalui kontak
langsung atau melalui peralatan atau bahan yang sudah terkontaminasi dengan darah
atau dengan cairan tubuh lainnya.
GRAFIK 4.6
Presentase Cakupan TB Paru
Di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya
Tahun 2020
90 85
80
80
70
60
50 44.1
38.7
40
30
Target
20
cakupan
10
BTA + Sembuh
Sumber : Data P2M-TB Paru, Puskesmas Pekayon Jaya, tahun 2020
2. PENYAKIT KUSTA
GRAFIK 4.7
Presentase Cakupan Penyakit Kusta
Di UPTD Puskesmas Pekayon Jaya
Tahun 2020
14 13
12
10 9 9
8
4 3 target
Cakupan
2
0 0
0
PB MB SEMBUH CACAT
Dari grafik 4..Penemuan baru penyakit kusta 2017 untuk jenis multi basiller (MB)
sebanyak 3 kasus, sedangkan untuk pausi basiller (PB) 0 kasus. Dari 3 yang diobati belum
ada yang sembuh masih dalam proses pengobatan.
Adapun target penemuan kasus penderita adalah 1 per 10.000 jumlah penduduk
(target 13 ), target belum tercapai. Untuk menekan kasus baru perlu ditingkatkan
penyuluhan kelompok masyarakat dan individu serta penjaringan kasus baru disekitar
penderita.
3. PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
DI UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
TAHUN 2017 s/d 2020
140
120
100
80
60
40
20
0
2015 2016 2017
Dari grafik 4.8 jumlah kasus di tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2020 ada
peningkatan. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor penyebab antara lain faktor perilaku
masyarakat, faktor iklim atau cuaca, faktor dukungan sektor terkait serta tokoh masyarakat.
Sedangkan di tahun 2020 sendiri mengalami penurunan kembali menjadi 24 kasus.
Peran kader jumantik sangat penting dengan harapan Angka Bebas Jentik ( ABJ )
di wilayah puskesmas bisa mencapai 99% - 100%. Kader yang telah dilatih mampu melapkukan
pemeriksaan jentik di rumah warga sekitar, TTU, kantor, sarana ibadah yang dilakukan secara
berkesinambungan. Jumlah kader jumantik yang terlatih masih sangat terbatas, oleh sebab itu
perlu dilakukan pelatihan kader jumantik baru.
4. PNEUMONIA
Cakupan kasus pneumonia yang ada diwilayah kerja Puskesmas Pekayon Jaya tahun
2020 sebesar 590 kasus (90 %) dari target penemuan sebesar 10% dari jumlah balita yang
ada di wilayah kerja. Hal ini dilakukan penjaringan di puskesmas dan di posyandu dengan
cara hitung nafas bagi balita yang sakit terutama batuk dan pilek.
5. PENANGGULANGAN DIARE
Cakupan penemuan kasus diare yang ada di puskesmas pada tahun 2020 sebanyak 1.856
penderita ( 20%) dari target 4% dari jumlah penduduk ( 68.733 ). Dari kasus yang ditemukan
semuanya tertangani 100%). Masih rendahnya cakupan disebabkan laporan DBS ke
puskesmas belum berjalan berkesinambungan, laporan kasus diare yang ditemukan oleh
kader/ masyarakat belum seluruhnya masuk ke puskesmas. Banyak masyarakat yang
langsung berobat ke rumah sakit atau dokter swasta yang ada di luar wilayah kerja.
6. IMUNISASI
GRAFIK 4.9
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI
DI UPTD PUSKESMAS PEKAYON JAYA
TAHUN 2020
99.6 111.2 109.4
100
98
98
96.4
96 95 95
94 93 93 93.04
92
90 Target
2016
88
86
84
82
80
BCG DPT1 HB1 DPT 3 HB3 POLIO IV CAMPAK
BAB IV
KEGIATAN SELAMA PRAKTIK PUSKESMAS
A. Kegiatan di dalam gedung
1. Pendaftaran ( Gedung 3 Lantai 1 )
5. BP Gigi
6. Pelayanan IGD
7. Screening BP umum