Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MAGANG PROMOSI KESEHATAN

“GAMBARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PETUGAS PUSKESMAS


Hadimulyo SERTA PERAN PUSKESMAS Hadimulyo DALAM Kegiatan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) KAB. MESUJI 2021

Peminatan Promosi Kesehatan

M. EDI PRAYITNO
NPM : 195130044P

PROGRAM STUDI S1-KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN MAGANG PROMOSI KESEHATAN
“GAMBARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PETUGAS PUSKESMAS
Hadimulyo SERTA PERAN PUSKESMAS Hadimulyo DALAM Kegiatan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) KAB. MESUJI 2021

Oleh :
M. Edi Prayitno
NPM : 195130044P

Laporan Magang ini telah diperiksa oleh


Pembimbing magang dan telah disetujui untuk diseminarkan

Lampung, 2 Februari 2021

Menyetujui
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Robertus Budiawan, SKM


Nur Sefa Arief Hermawan, SKM,
NIP.
M.Kes
NPP. 2222387
Panitia Magang
Ketua,

Nur Sefa Arief Hermawan, SKM, M.Kes


NPP. 2222.325
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan magang ini, penulis menyadari tanpa ridho dan bimbingan-Nya segala
sesuatu tidak dapat terwujud. Juga tidak lupa penulis panjatkan shalawat dan
salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi pembawa ajaran
Islam yang diajarkannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan penuh
kesabaran dan ketekunan.
Penulisan laporan magang ini bertujuan agar penulis mendapatkan pengalaman
dunia kerja atau realitas sosial dalam hubungannya dengan kajian teoritik di
perkuliahan. Adapun judul laporan magang ini adalah “LAPORAN MAGANG
PROMOSI KESEHATAN
“GAMBARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PETUGAS PUSKESMAS
Hadimulyo SERTA PERAN PUSKESMAS Hadimulyo DALAM Kegiatan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) KAB. MESUJI 2021.”
Selama penyusunan Laporan magang ini penulis banyak memperoleh bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Achmad Djamil, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Mitra Lampung
2. Ibu febria Listina, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Mitra Lampung
3. Bapak Nur Sefa Arief Hermawan, SKM, M.Kes, selaku Ketua Panitia
Magang Universitas Mitra Lampung
4. BAPAK Nur Sefa Arief Hermawan, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing
Akademik Universitas Mitra Lampung yang telah meluangkan waktu dan
kesabaran dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan nasehat kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini.
5. Bapak dr. Zuri Eko Wahyudi selaku Pimpinan Puskesmas Hadi Mulyo
yang mengijinkan saya melakukan magang di instansi yang beliau pimpin.
dan ketelitian telah memberikan bimbingan, waktu, dan arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini.
6. Bapak Robertus Budiawan, SKM selaku pembimbing lapangan
puskesmas Hadi Mulyo yang dengan kesabaran dan ketelitian telah
memberikan bimbingan, waktu, dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan magang ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dorongan, bantuan, dan perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang ini.
Semoga semua bantuan dan jasa-jasa serta amal kebaikan itu menjadi amal sholeh
dihadapan Allah SWT. Penulis telah semaksimal mungkin menyajikan laporan
Magang ini agar mudah dipahami oleh pembaca dan memenuhi tujuan serta
manfaat penulisan. Namun, penulis menyadari bahwa di dalamnya masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis juga meminta maaf jika masih terdapat kesalahan yang luput
dari perhatian. Semoga Laporan Magang ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis melainkan juga bagi pembaca. Selamat menggali inspirasi.

Lampung, 29 Januari 2021

M. Edi Prayitno

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan ( Umum dan Khusus) ......................................................2
1.3 Rumusan masalah.........................................................................3
1.4 Manfaat kegiatan..........................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian PHBS......................................................................4
2.2 Konsep Prilaku.........................................................................6
2.3 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Hidup
Bersih Sehat..............................................................................9

BAB III Hasil Kegiatan


3.1 Gambaran Umum.........................................................................
3.2 Puskesmas Sebagai Pusat Tempat Pelayanan Kesehatan..........13
3.3 Struktur Organisasi Bidang.......................................................15
3.4 Pelaksanaan Magang.................................................................15
3.5 Program/Kegiatan Puskesmas dalam Kegiatan PHBS..............16

BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.................................................................................20
5.2 Saran............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA21
LAMPIRAN................................................................................................22

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Hadimulyo, Kecamatan


Way Serdang, Kabupaten Mesuji Tahun 2020.................................
Tabel 2. laporan PHBS puskesmas Hadi mulyo 2020......................................
Tabe; 3. Kegiatan PHBS di Puskesmas............................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program magang adalah kegiatan intrakurikuler terstruktur berupa
kegiatan praktek kerja mahasiswa di instansi yang terkait dengan bidang
Kesehatan (khususnya Promosi Kesehatan Masyarakat) baik di lembaga
swasta, pemerintah maupun kegiatan usaha produktif masyarakat yang
relevan. Program Magang selanjutnya disebut dengan Kuliah Kerja Magang
(Retno & Novianty, 2019).
Guna memperoleh pengalaman langsung di lapangan dalam
mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat, mahasiswa melaksanakan
magang didaerah masing-masing selama 4 minggu. Kegiatan- kegiatan yang
dilaksanakan selama magang kuliah ini berkaitan dengan program- program
yang telah disediakan oleh pihak puskesmas. Selain itu juga mahasiswa harus
mampu mendeskripsikan tugas dan fungsi tenaga kesehatan, alur kerja tenaga
kerja, dan juga mampu menjelaskan dan menganalisi program kerja ditempat
magang.
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara
berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit
yang disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene
yang buruk. Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang
memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta
pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%,
serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010,
dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata. Untuk perilaku sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif
memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat
kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.
Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
PHBS di Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk menyadarkan
keluarga dan masing masing anggota keuarga agar memilki kemaunan dan
kemampuan dalam mempraktikkan PHBS.Sehingga keluarga dan seluruh
anggota keluarga dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah
tangga atau keluarga yang sehat dapat diwujudkan dengan
mengimplementasikan PHBS dan menciptakan dukungan lingkungan yang
sehat.
Rumah tangga atau keluarga yang sehat merupakan aset utama
pembangunan yang perlu dipelihara terus menerus, ditingkakan dan dilindungi
kesehatannya. Sehingga perlu dilakukan upaya upaya untuk meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga atau anggota
keluarga untuk melaksanakan PHBS, dan ikut berperan aktif dalam gerakan
PHBS di masyarakat.
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat
merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi
kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat
senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat
sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai
pihak yang memberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri (Evi, 2012).
Di tabet 3 hasil Kegiatan kita bisa melihat masih rendahnya
keinginan masyarakat untuk dapat menerapkan Prilaku hidup bersih sehat,
malah ini terjadinya gap antara pencapaian dengan harapan yang
diinginkan, presentase PHBS masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Hadimulyo sebesar 26,3 % sedangkan target yang diinginkan pemerintah
sebesar 100%.

1.2 Tujuan Umum dan Khusus


a. Tujuan Umum
Mahasiswa memperoleh pengalaman langsung di lapangan dalam
mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Hadimulyo
dalam kegiatan PHBS, kabupaten Mesuji, 2020 maupun di masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu mendeskripsikan tugas & fungsi tenaga kesehatan petugas
kesehatan sesuai dengan bidang/bagian-bagian yang ada pada tempat
magang.
2. Mampu mendeskripsikan alur kerja tenaga petugas kesehatan sesuai
dengan bidang/bagian-bagian yang ada pada tempat magang.
3. Mampu menjelaskan dan menganalisis Kegiatan Prilaku Hidup Bersih
dan Sehat

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari kegiatan magang ini antara lain :
a. Gambaran umum tentang Puskesmas dan program PHBS
b. Gambaran tugas pokok dan fungsi, serta profil puskesmas
Hadimulyo dalam menjalankan tugasnya dalam melayani
kesehatan masyarakat
c. Kegiatan magang dan kendalanya
d. Pembahasan hasil magang
e. Evaluasi dan rekomendasi dari kegiatan magang ini

1.4 Manfaat Kegiataan


Bagi Institusi
Diharapkan dengan adanya kegiatan magang ini, pemerintah setempat
dapat meningkatkan kegiatan pemberdayaannya menjadi lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian PHBS


Beberapa pengertian kaitannya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah :
a. Perilaku Sehat, adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan
Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah wujud pemberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal
ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya
Hidup, dan Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
c. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes,
2006).
d. Tatanan, adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja,
bermain, berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu
Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat
Tempat Umum.
e. Kabupaten Sehat/Kota Sehat, adalah kesatuan wilayah administrasi
pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan, kecamatan yang secara terus
menerus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan
sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan
sehat secara mandiri.
Manajemen PHBS, adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4
tahap kegiatan. yaitu
a. Pengkajian
b. Perencanaan
c. Penggerakkan pelaksanaan
d. Pemantauan dan penilaian.
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif
masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan
derajat hidup yang optimal (Dinkes,2006). Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah
Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat
Umum. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja,
bermain, berinteraksi dan lain-lain. Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan diperlukan pengelolaan manajemen program
PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan
sampai dengan pemantauan dan penilaian. Sebagai contoh, setiap jam 2 orang
meninggal atau lebih dari 17.000 ibu meninggal setiap tahun. Sekitar 4 juta
ibu hamil dan ibu menyusui menderita gangguan Anemia karena kekurangan
zat besi. Lebih dari 1,5 juta balita yang terancam gizi buruk diseluruh pelosok
tanah air. Setiap jam 10 dari sekitar 520 bayi yang di Indonesia meninggal
dunia. Sehingga diharapkan dengan adanya program PHBS di tatanan rumah
tangga khususnya, angka kejadiaan tersebut bisa ditekan.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang.
Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan
dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan
yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang
menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan
diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai satu investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam mengupayakan
perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga
pembangunan kesehatan dapat tercapai maksimal.

2.2 Konsep Prilaku


2.2.1 Definisi Perilaku
Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai suatu kegiatan atau
aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan (Kholid,
2014). Menurut Skiner (1983) dalam Kholid (2014), perilaku sebagai
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses respons,
sehingga teori ini disebut dengan teori Organisme Stimulus “S-O-R”.
Teori skiner menjelaskan ada dua jenis respons yaitu (Kholid, 2014):
a. Respondent respons atau refleksi, yakni respons yang ditimbulkan
oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut
dengan electing stimuli, karena menimbulkan reaksi-reaksi yang
relatif tetap.
b. Operant respons atau instrumen respons, yakni respons yang
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut
reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk
memperkuat respons.
2.2.2 Pengelompokan Perilaku
Berdasarkan teori SOR, perilaku manusia dapat dikelompokkan
menjadi (Kholid,2014):
a. Perilaku tertutup (Convert behavior): perilaku tertutup terjadi bila
respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati oleh
orang lain (dari luar) secara jelas
b. Perilaku terbuka (Overt behavior): perilaku terbuka terjadi bila
respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau
praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau observable
behavior.
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons
organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar
subjek tersebut. Respons ini berbentuk dua macam, yakni (Kholid,
2014):
a. Bentuk pasif, adalah respons internal, yaitu yang terjadi didalam
diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang
lain, misalnya berfikir, tanggapan atau sikap batin dan
pengetahuan.
b. Bentuk aktif, adalah apabila perilaku jelas dapat diobservasi secara
l angsung. Misalnya kebiasaan membuang sampah sembarangan,
tidak mencuci tangan sebelum makan, dan sebagainya (Tarigan,
2008).
2.2.3 Komponen Perilaku
a. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan
hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan
juga diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun
pengalaman orang lain, media masa maupun lingkungan (Kholid,
2014). Terdapat 6 tingkatan pengetahuan yaitu (Tarigan, 2008):
1) Tahu (Know) berarti mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension) artinya mampu menjelaskan
objek yang diketahui dan bisa menginterpretasikan materi
dengan benar.
3) Aplikasi (Aplication) berarti mampu memakai materi yang
dipelajari dari situasi sebenarnya.
4) Analisis (Analysis) berarti mampu menjabarkan materi pada
komponen, tetapi dalam struktur organisasi yang masih
berkaitan.
5) Sintesis (Sinthesisi) berarti mampu menghubungkan bagian
dalam bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation) berarti mampu menilai materi.
b. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo,
2007). Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanyan
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan
sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial (Notoatmodjo, 2007).
c. Tindakan (Practice)
Menurut Notoatmodjo (2007), suatu sikap belum optimis
terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan. Terdapat 4 tingkatan dari tindakan atau
praktek yaitu (Tarigan, 2008):
1) Persepsi (Perception) yaitu memilih objek sesuai tindakan yang
diambil.
2) Respon terpinpin (Respons) yaitu mengurutkan yang benar
sesuai contoh
3) Mekanisme (Merkanism) yaitu melakukan yang benar agar
menjadi kebiasaan.
4) Adaptasi (Adaptation) yaitu tindakan berkembang baik atau
dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan itu.
2.2.4 Pengaruh Perilaku Manusia Bagi Kesehatan
Konsep perilaku menurut Green yaitu perilaku dipengaruhi oleh 3
faktor yaitu (Tarigan, 2008):
a. Faktor Predisposisi (Pemudah)
Faktor Predisposisi mencakup pengetahuan, sikap,
pekerjaan, pendidikan, ekonomi masyarakat terhadap kesehatan.
Faktor ini dapat mempermudah terjadinya perilaku dalam diri
manusia pada apa yang Faktor inipositif mempermudah
terwujudnya perilaku maka disebut faktor pemudah (Tarigan,
2008).
b. Faktor Enabling (Pendukung)
pendukung (Enabling factors) mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat yang mendukung terjadinya perilaku manusia.
Misalnya agar orang buang air besar di jamban, maka harus
tersedia jamban (Tarigan, 2008). Pengetahuan dan sikap belum
menjamin terjadinya perilaku, maka diperlukan sarana atau fasilitas
yang mendukung perilaku itu (Tarigan, 2008).
c. Faktor Reinforcing (Penguat)
Faktor penguat (Reinforcing factors)mencakup perilaku
tokoh masyarakat dan petugas kesehatan. Perilaku sehat bukan
pengetahuan, sikap dan dukungan fasilitas, tetapi perilaku
teladan dari tokoh masyarakat dan petugas kesehatan
(Tarigan,2008).

2.3 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Hidup Bersih


Sehat
Setiap individu memiliki perilaku dan karakteristik yang berbeda satu
dengan yang lain (Kurniawati, 2015). Menurut Hayden (2009) dalam
Kurniawati (2015) karakteristik manusia dan seismografi dalam teori Health
Belief Model (HBM) melipiti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Dalam teori PRECED/PROCEED faktor seismografi masuk dalam faktor
predisposisi. Menurut Green (2000) dalam Kurniawati (2015) perilaku
manusia berangkat dari tingkat kesehatan dimana kesehatan itu dipengaruhi
dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor
perilaku terdiri dari 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor penguat dan
faktor pemungkin.
a. Faktor yang mempermudah (Predisposising factors)
Merupakan faktor yang berasal dari dalam individu yang mendorong
terjadinya suatu perilaku yang terwujud dalam umur, pengetahuan, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, jumlah keluarga, nilai dan
persepsi
1) Umur
Menurut Hurlock (1980) dalam Kurniawati (2015), sebagai warga
negara yang baik usia (30-60 tahun) bertanggung jawab secara sosial
membantu anak remaja dan dewasa, sehingga individu-individu
tersebut mengatahui cara mewujudkan perilaku sehat.
2) Pengetahuan
Kemampuan seseorang dalam tingkat menyerap pengetahuan akan
meningkat sesuai dengan pendidikan seseorang. Menurut Notoatmodjo
(2003) dalam Meiridhawati (2012) bahwa pengetahuan dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan dimana semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin luas pula wawasannya.
3) Sikap
Menurut Green (2000) dalam Kurniawati (2015) sikap merupakan
faktor predisposisi yang akan membentuk suatu tindakan atau perilaku.
Ketidaksesuasian perilaku seseorang dengan sikapnya akan
menimbulkan masalah psikologis bagi individu-individu yang
bersangkutan, sehingga mereka akan berusaha merubah sikap dan
perilakunya.
4) Pendidikan
Pendidikan seseorang termasuk faktor predisposisi terhadap
perilaku kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendidikan
pendidikan tidak ada hubungannya dengan pemanfaatan jamban
keluarga. Meskipun pada beberapa penelitian tidak menunjukkan
adanya hubungan dengan perilaku namun pendidikan mempermudah
untuk terjadinya perubahan perilaku, semakin tinggi pendidikan
semakin mudah seseorang untuk menerima informasi-informasi baru
yang sifatnya membangun (Murwati, 2012).
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum


a. Keadaan Geografi
Puskesmas Hadimulyo, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji
terletak di desa Hadimulyo. Puskesmas Hadimulyo Sebelumnya
merupakan Puskesmas Pembantu, kemudian pada tanggal 10 Agustus
2010 ditetapkan sebagai Puskesmas induk yaitu Puskesmas Hadimulyo,
dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara dengan wilayah Puskesmas Simpang Pematang
b. Sebelah Selatan dengan wilayah Puskesmas Bukoposo
c. Sebelah Timur dengan kawasan Register 45
d. Sebelah Barat dengan Kabupaten OKI Sumatera Selatan
3.1.1 Kependudukan
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan, jumlah
penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga merupakan
beban dalam pembangunan dan di sisi lain penduduk juga merupakan
faktor penentu, karena penduduk tidak saja berperan sebagai pelaku
tetapi juga sebagai sasaran pembangunan. Oleh karena itu
pembangunan di Puskesmas Hadimulyo, Kecamatan Way Serdang,
Kabupaten Mesuji diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Perkembangan penduduk
diarahkan pada pengendalian kuantitas, pengembangan kualitas serta
pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri dan karakteristik yang
menunjang kegiatan pembangunan.
Grafik 3.1. Jumlah penduduk Puskesmas Hadimulyo, Tahun 2020

4,500 Gedung Boga


4,000 Rejomulyo
3,500 Suka Agung
3,000 Hadimulyo
Gedung Srimulyo
2,500
Labuhan Batin
2,000
Sumber Rejo
1,500 Suka Mandiri
1,000 Margo Bhakti
500 Labuhan Permai
0
JML PDDK

Sumber : Badan Pusat Statistik/Pusdatin, Kabupaten Mesuji Tahun 2020


Jumlah penduduk Puskesmas Hadimulyo, Kecamatan Way
Serdang, Kabupaten Mesuji tahun 2019 tercatat sebesar 23.380 jiwa,
yang terdiri dari 13.409 jiwa penduduk laki-laki dan 10.971 jiwa
penduduk perempuan. Berdasarkan jumlah KK di Puskesmas
Hadimulyo, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji terdapat
5.867 KK, sehingga rata-rata jiwa perumah tangga yaitu 4,1 jiwa. Data
kependudukan tercatat berdasarkan sumber dari Badan Pusat
Statistik/Pusdatin Puskesmas Hadimulyo, Kecamatan Way Serdang,
Kabupaten Mesuji Tahun 2020, data diolah
3.1.2 Status Kesehatan
Meningkatnya umur harapan hidup dan perubahan struktur umur
penduduk ke arah usia tua serta perubahan pola dan gaya hidup
menyebabkan terjadinya transisi demografi epidemiologis, yang
ditandai masih tingginya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit
non infeksi.
N DIAGNOSA JUMLAH KASUS
O
1 ISPA 615
2 Hipertensi 451
3 Gastritis 399
4 Dispepsia 343
5 Diabetes Melitus 333
6 Rheumatoid Artritis 321
7 Myalgia 313
8 Febris 286
9 Chepalgia 285
10 Urtikaria 264
Tabel 1 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Hadimulyo, Kecamatan Way
Serdang, Kabupaten Mesuji Tahun 2020
Sumber : Laporan SP2TP Puskesmas Hadimulyo, Kecamatan Way Serdang,
Kabupaten Mesuji Tahun 2020

3.2 Puskesmas Sebagai Pusat Tempat Pelayanan Kesehatan


Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas yang
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas, meliputi:
a. Paradigma sehat, artinya Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah, artinya Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat, artinya Puskesmas mendorong kemandirian
hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan, artinya Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna, artinya Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan, artinya Puskesmas mengintegrasikan
dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program
dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
e. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan
rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya
kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan
rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas
dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan di
masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa
maupun pos bersalin desa (polindes).
Upaya kesehatan di Puskesmas terbagi menjadi Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan.
3.1.1 Upaya Kesehatan Masyarakat, meliputi:
a. Upaya kesehatan masyarakat esensial yang terdiri dari
pelayanan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan
ibu, anak dan keluarga berencana; pelayanan gizi; pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit.
b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerjanya dan
potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas.
3.1.2 Upaya kesehatan perseorangan, terdiri dari:
a. rawat jalan
b. pelayanan gawat darurat
c. pelayanan satu hari
d. homecare
3.3 Struktur Organisasi Bidang

Kepala Puskes
Dr. Zuli Eko Wahyudi
Kepala Tata Usaha

Pujiati,Amd.Kebuu
Tim Audit Internal
1. anna T,amd>keb
2. Dian Ayu,Amd.Keb
3. Ade W,.Amd.Keb
Kepala Puskes Kepegawaian Rumah Tangga
Dr. Zuli Eko Wahyudi Istiantiko Rosita.,Amd.keb

Bendahara Penerimaan Bendahara Pengeluaran


Titik W,Amd.Kl Dr. Zuli Eko Wahyudi

Bendahara Pembantu
Rosita Oktiana,Amd.Kebi

Ka. UKM Esensial & Perkemas Pj. Jaringan dan PJ. UKM Pengembangan PJ. Bangunan, dan Prasarana PJ. MUTU
Suratmo.Amd.Kep Jejaringan UKS dan UKGS (Sri Ni wayan.,Amd.Keb Dr. Febrenne V
a. P3(Anton Q,.Amd.Kep) Wahyu,.Amd.Keb lestari)
b. Kesling ( Titik W,.Amd.Kl) Jaringan Ktradisional (Rita,.S.ST)
c. Promkes (Robertus B,.SKM) *Pustu Lansia(Dian
d. Kesga ( Yulinarti ^Pustu RM Novita,Amd.Keb)
S,.Amd.Keb) (Mustofa.Amd.Kep Keswa (nisa ,. Amd Keb)
e. Gizi (Lianita,.Amd.Gz) Pustu Gb PkPR (Eni,.S.ST)
f. Perkesmas (Arfen.,SKM) (Hj.Ratna.Amd.Keb
*Pusling
(sutimaningsih.,Amd Keb
*Bidan Desa
1. Bides HM
2. Bides Gsm Tim Mutu Tim PPI Tim KP
3. Bide.Gb Miftahul,.Amd.AK Yudha Hyndawan R. Shinta.Amd.Keb
4. BidesRM Ns.Uli.,Skep Edi Prayitno -Nova ,.Amd.Kep
5. Bides SR Wahyu,.Amd.Keb Eka Rini -Silvi Dewi,SKM
6. Bides SA Atik,.S.Farm
7. Bides SM
8. Bides LP
9. Bides MB
10. 10 Bides LB
*Prolanis (Lutfi,.Amd.Keb
3.4 Pelaksanaan Magang.
Magang yang dilaksanakan kurang lebih selama 4 minggu, mulai dari
tanggal 04 januari – 30 januari 2020, pada saat magang setiap harinya, kecuali
hari libur, bekerja dimulai dari jam 08:00am – 02:00pm WIB.
No Nama Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu
1(4-8 2 (11- 3 (18- 4 (25-
Jan 15 Jan 22 Jan 29 Jan
2021) 2021) 2021) 2021)

1 Orientasi,
Pengenalan
dengan pembimbing

A Koordinasi dengan Pimpinan Puskesmas

B Koordinasi dengan Bidang Promkes

2 Pengumpulan informasi/data Focus


magang

3 Pelaksanaan Fokus Magang

Mengerjakan Laporan
4 Magang
3.5 Program/Kegiatan Puskesmas dalam Kegiatan PHBS,
Permasalahan/Program Fokus Magang
a. Dibawah ini merukapan program kegiatan Upaya Promotif
Tabel 2
No Uraian Kegiatan Jumlah

1 Sosialisasi tentang Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat 10 desa

2 Pemasangan Banner PHBS di puskesmas 1

Pemasangan poster dan pembagian laeflet di tempat- tempat


3 20
umum (Masjid, perkantoran, Warung, Pasar,sekolah)

4 Kegiatan survey mawas diri menggunakan kuesioner 10% dari


jumlah kk

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3
No Kegiatan Target (%) Capaian (%) Kesenjangan
1 Jaminan Kesehatan 100 73,8 26,2
2 Balita ditimbang 100 28,1
71,9
3 Pemberian asi eksklusif 100 83,7 16,3
4 Sarana jamban 100 17,7
82,3
5 Bak mandi ditemukan jentik 100 92,1 7,9

nyamuk
6 pembuangan air limbah rumah 100 70,8

tangga 29,2
7 Pembuangan sampah 100 58,3
41,7
8 Anggota keluarga yang merokok 100 26,3 73,7
9 Melakukan PSN 100 17,5
82,5
10 Penggunaan KB 100 67,5 32,5
Sumber : laporan PHBS puskesmas Hadi mulyo 2020
Dari hasil diatas kita bisa mendapatkan presentase sebesar 26,3 %
kecilnya presen tasi ini dikarenakannya masih tingginya masyarakan yang
merokok mengakibatkan kecilnya presentase dalam kegiatan PHBS
tersebut. Karena merokok merupakan salah satu indicator dalam 10 pilar
PHBS
c. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi di puskesmas hadimulyo yaitu Masih
rendahnya kesadaran masyarakat untuk Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat
masyarakat masih bersikap tidak peduli dengan lingkungan, masyarakat;
masih belum mengerti sakit yang diderita olah masyarakat itu disebabkan
oleh tidak dilakukannya PHBS dengan baik. Masyarakat masih
menganggap semua itu sudah takdir. Sebagai contoh yaitu : dalam prilaku
Merokok masyarakat berfikir mereka merokok tapi masih sehat sedangkat
yang tidak merokok sakit.
d. Program Fokus Magang
Fokus kegiatan yang akan dilakukan adalah meningkatkan hasil
capaian untuk Prilaku Hidup bersih sehat di masyarakat dengan cara
melakukan kegiatan sosialisasi, membagian liflet, Pemasangan Banner
PHBS, dan mengAdvokasi Pemerintahan daerah setempat untuk mengajak
masyarak untuk melakukan PHBS dengan baik dan bila tidak dilakuan
pemerintahan setempat bisa memberi sansi untuk masyarakat yang
melanggar.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kegiatan Magang kali ini selain lebih memahami tentang organisasi,
tugas pokok dan fungsi dari Puskesmas Hadimulyo sebagai Pelayanan
Masyarakat. Penulis juga focus dalam melaksanakan kegiatan Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Bersama Puskesmas Hadimulyo Kabupaten MESUJI
dengan metode sosialisasi langsung.
Adapun hasil pembahasan kegiatan selama melaksanakan magang antara
lain :
1. Keadaan dilapangan yang berbanding terbalik dengan teori green dimana
Pengetahuan masyarakat yang kurang, belum tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai agar masyarakat untuk tidak merokok, masih
banyaknya tokoh masyarakat yang Merokok. Mengakibatkan banyak
masyarakat yang mencontoh.
2. Dari table 3 diatas kita bisa melihat masih rendahnya keinginan
masyarakat untuk dapat menerapkan Prilaku hidup bersih sehat, malah ini
terjadinya gap antara pencapaian dengan harapan yang diinginkan,
presentase PHBS masyarakat di wilayah kerja puskesmas Hadimulyo
sebesar 26,3 % sedangkan target yang ingin dicapai yaitu 100%
3. Belum adanya Peraturan desa yang mengatur tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat mengakibatkan masih rendahnya kesadaran masyarakat
untuk Berprilaku Hidup Bersih Sehat
4. Dalam melakukan Kegiatan PHBS Adapun materi yang penulis sampaikan
antara lain : Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang
melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga, yaitu :
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
b. Memberi bayi ASI Eksklusif.
c. Menimbang balita setiap bulan.
d. Menggunakan air bersih.
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
f. Menggunakan jamban sehat.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
h. Makan buah dan sayur setiap hari.
i. Melakukan Aktivitas Fisik setiap hari.
j. Tidak merokok di dalam rumah.
PHBS Tatanan Rumah Tangga harus dapat diketahui, dimengerti
dan dipraktekkan oleh keluarga, anggota keluarga, serta lingkungan
dimana setiap keluarga tinggal. Dalam kondisi ini peran anggota keluarga,
masyarakat, tokoh masyarakat, pemerintah daerah sangat berpengaruh
termasuk dalam tersedianya fasilitas serta adanya kebijakan yang
mendukung. Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam
membuat jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan
5. Faktor Pendukung
Kerjasama yang baik dengan Aparatur desa dan Masyarakat Diwilayah
Kerja Puskesmas Hadi Mulyo
6. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah kurangnya Minat
Masyarakat Terhadap Prilaku Hidup Bersih Sehat. Contoh dalam perilaku
Merokok masyarakat masih ingin terlihat keren, terpengaruh lingkungan,
tidak tahu dampak burukyang ditimbulkannya
A. Komponen input
 Sumber daya manusia
Sumber daya Manusia untuk program sosialisasi bahaya merokok
masih kurang untuk menjangkau semua wilayah kerja dipuskesmas
hadimulyo. Kegiatan dalam intervensi kebiasaan merokok memerlukan
kordinasi dengan lintas sector dengan aparatur pemerintah.
 Pembiayaan
Pembiayaan untuk sosialisai kegiatan meroko ini baru sekedar
pembiayaan perjalanan dinas
 Material
Pengadaan bahan yang digunakan yaitu baliho sepanduk, banner, dan
leaflet
 Machine
Pengadaan alat untuk sosialisasi yaitu lcd dan leptop
 Market
Pelaksanaan kegiatan kebiasaan merokok di sosialisasikan di setiap
desa
B. Komponen Proses
 Perencanaan
Melakukan Sosialisasi tentang Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
Pemasangan Banner PHBS di puskesmas, Pemasangan poster dan
pembagian laeflet di tempat- tempat umum (Masjid, perkantoran,
Warung, Pasar,sekolah), Kegiatan survey mawas diri menggunakan
kuesioner
 Pengorganisasian
Bekerjasama dengan lintas sector untuk menindak tegas utuk orang
yang merokok di tempat tempat umum
 Penggerakan
Penggerakan di tingkat kabupaten dilakukan dengan melaksanakan
rapat koordinasi dengan Lintas terkait, Kepala Dinas, Kepala
Puskesmas dan Kepala Bidang (Kabid). Pihak Kabupaten melalui
surat edaran bupati dan dinas kesehatan menyampaikan kepada
pihak Lintas Sektor untuk menggerakkan tokoh masyarakat, dan
melibatkan mereka dalam kegiatan yang berkaitan dengan
kebiasaan meroko
 Pengawasan (Controlling)
Pengawasan untuk Kebiasaan merokok ditempat umum dilakukan
berjenjang mulai dari Pihak puskesmas selanjutnya dilakukan
pengawasan oleh aparatur desa
 Pencatatan dan pelaporan
pencatatan dan pelaporan kegiatan kebiasaan meroko dilakukan
oleh pihak desa ke pihak puskes
C. Komponen Output
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa terjadi peningkatan
kasus Kebiasaan merokok. Hal ini terjadi karena lingkungan
meroko, dan belum adanya sanksi untuk pelanggar.
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil magang ini maka didapatkanlah kesimpulan :
a. Penulis telah menyelesaikan magang dengan baik dan tepat waktu di
Puskesmas Hadimulyo
b. Profil Puskesmas Hadimulyo dalam menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai pelayanan masyarakat secara umumnya berjalan dengan baik dan
lancar
c. PHBS menjadi salah satu program puskesmas Hadimulyo di tahun 2021 ,
dimana di tahun sebelumnya PHBS mencapai 26,3% dengan Kesenjangan
73,7 % dari target Yang diinginkan.
d. Banyaknya dampak buruk dari daerah yang tidak menjalankan Prilaku Hidup
Bersih Dan Sehat terhadap Kesehatan masyarakat. Contohnya, penyakit ISPA,
Diare, Stanting, DBD, Obesitas, serangan Jantung dan masih bayak lahgi

5.2 Saran
a. Untuk individu masyarakat agar lebih meningkatkan kemauan, kesadaran,
dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga PHBS dapat ditingkatkan
b. Untuk kepala pemerintahan agar lebih memberikan perhatian kepada
masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
kebersihan dan kesehatan
c. Untuk Puskesmas Hadimulyo untuk lebih intens lagi sosialisasi ke
masyarakat agar masyarakat tergerak untuk melakukan kegiatan PHBS
untuk meningkatkan taraf kesehat dimasyarakat .
DAFTAR PUSTAKA

1. Modul Field Lab Semester V PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT


(PHBS)
2. Laporan Profil Puskesmas Hadimulyo tahun 2020
3. https://krakataumedika.com/info-media/artikel/phbs-perilaku-hidup-
bersih-dan-sehat-di-tatanan-rumah-tangga
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat
5. http://abang-sahar.blogspot.com/2013/04/makalah-phbs.html
LAMPIRAN

Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa

Cuci tangan pakai sabun sebelum masuk Puskesmas Hadimulyo


Sosialisasi pentingnya Tablet Tambah darah Untuk Ibu Hamil

Anda mungkin juga menyukai