OLEH
i
ii
LAPORAN
PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT
OLEH
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Indralaya,.............................2020
Mengetahui,
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Indralaya,..................................2021
Pembimbing Lapangan, Pembimbing Materi
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
Puji Syukur kepada Allah SWT berkat rahmat dan kekuatan yang telah
diberikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kesehatan
masyarakat ini yang dilaksanakan di Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Penyelesaian laporan ini
tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Indralaya, 2021
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dinas Kesehatan
2.1.1 definisi dinas kesehatan
Dinas kesehatan merupakan sebuah institusi yang berbasis kesehatan dengan unsur
pelaksanaan otonomi daerah pada bidang kesehatan. Dinas kesehatan terbagi menjadi dua
kelmpok besar yang memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan cakupan daerah.
Kelompok dinas kesehatan tersebut terbagi menjadi dinas kesehatan provisi dan dinas
kesehatan kabupatenkota. Kedua dinas kesehatan tersebut saling berkoordinasi berdasarkan
wilayah dan jenjang masing-masing (Permenkes No 49,2016).
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi pada setiap
wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang
di dalam uterus selama kurang lebih 37 sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014)
Kurang gizi pada ibu hamil mungkin saja disebabkan oleh karna
kurangnyapengetahuan menegani zat gizi yang dibutuhkan selama kehamilan.
Pengetahuan adalah tingkat seberapa seorang ibu hamil memahami
tentangpengetahuan ibu mengenai gizi selama kehamilan yang dapat
menyebabkankurang energi kronis pada ibu yang dapat membuat dan janin
kekurangan giziselama kehamilan. Faktor prilaku ini lah yang membuat ibu hamil
kurang memahami manfaat asupan makanan terutama gizi selama kehamilan,
karena kurangnya pengetahuan berakibat terhadap prilaku seorang ibu hamil
mengabaikan pemenuhan asupan makanan selama kehamilan. Ibu hamil rentan
terhadap masalah gizi antara lain Kurang Energi Kronis (KEK) (Lara Salsabila
Clara,2020)
c. Pola Konsumsi
Pola Konsumsi adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang di konsumsiseseorang
atau kelompok. Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atauoptimal di
mulai dari penyedian pangan yang cukup di peroleh melalui produksipangan.
d. Tingkat pendapatan
Kondisi ekonomi sebuah keluarga tentu akan sangat mempengaruhipemenuhan gizi
yang dibutuhkan. Ketika masa kehamilan berlangsung zat gizisperti mineral, zat
besi hingga vitamin sangat diperlukan oleh ibu hamil.Dengankondisi yang tidak
mencukupi, sering kali ibu hamil tidak mendapatkan zat gizi ini.Meski demikian,
dalam praktiknya sering kali bayi tetap lahir dalam keadaansehat atau tanpa cacat
lahir secara kasat mata. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi
ibuhamil.Tingkat pendapatan keluarga yang tidak sesuai yang dibutuhkan
makakebutuhan gizi yang diperoleh tidak terpenuhi baik (Sianipar, 2013).
e. Paritas
Paritas adalah beberapa kali ibu sudah melahirkan. Dalam hal inidikatakan terlalu
banyak melahirkan adalah lebih dari 2 kali melahirkan. Manfaatriwayat obstetrik
untuk membantu besaran kebutuhan akan zat gizi karena terlalusering hamil dapat
menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Untuk paritas yang baikdua kali jarak
kelahiran yang KEK dapat dialami wanita usia subur (WUS) 15-35tahun sejak
remaja dan berlangsung pada usia kehamilan dan menyusui akibatcadangan energi
dan zat gizi yang rendah (18).
f. Tenaga kesehatan
Petugas kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhiperubahan
perilaku.Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan olehpetugas kesehatan
maka masyarakat lebih terdorong dan tertarik sehinggacenderung dalam merubah
tingkah lakunya.
2.3.3 Dampak KEK
2) Sekretariat
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian
3) Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan kebijakan operasional di bidang kesehatan masyarakat, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri atas :
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
b. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
4) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang
surveilans dan imunisasi pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
serta NAPZA dan bencana.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri atas :
a. Seksi Surveilans dan Imunisasi
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa
5) Bidang Pelayanan Kesehatan
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan
pnmer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya
serta pelayanan kesehatan tradisonal. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri
dari :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
6) Bidang Sumber Daya Kesehatan
Bidang sumber daya kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, alat
kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta sumber daya
manusia kesehatan. Bidang sumber daya kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Kefarmasian
b. Seksi Alat Kesehatan
c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
7) Unit Pelayanan Teknis Dinas
Pada Dinas Kesehatan dapat dibentuk UPTD yang pembentukannya diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. Pembentukan,
susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi kerja UPTD ditetapkan lebih
lanjut dengan Peraturan Gubernur.
8) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas membantu dan
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Dinas Kesehatan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki.
Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari sub bagian, yakni Seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi Masyarakat, Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Kedua kegiatan utama ini dikelola oleh masing-masing pengelola program yang
bertanggung jawab langsung kepala Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Msayarakat, dan selanjutnya Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan.
Program kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat teknis dan manajemen sehingga
pengelola program dalam melaksanakan kegiatan dibagi berdasarkan analisa jabatan dan
dituangkan dalam tugas dan fungsinya sesuai dengan pengelolaan keggiatan masing-
masing.
A. Tujuan Program Gizi Sumsel
Tujuan Umum :
1. Terciptanya kemandirian keluarga untuk mencapai keadaan gizi optimal.
2. terselenggaranya kegiatan survailans gizi secara cepat, akurat, teratur dan
berkelanjutan dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka
pendek dan menengah serta perumusan kebijakan.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya peningkatan status gizi
dan pelembagaan keluarga mandiri sadar gizi.
2. Meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk mencapai gizi seimbang dengan
menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang dan lebih.
3. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan
swasembada pangan.
4. Tersedianya gambaran masalah gizi
5. Tersedianya data capaian indikator kinerja gizi
6. Tersedianya informasi masalah gizi dan capaian indikator gizi berdasarkan
waktu.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2010 tentang uraian tugas
dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Program Pembinaan Gizi
Masyarakat mempunyai Tupoksi sebagai berikut :
1. Melaksanakan penyusunan rencana program perbaikan gizi masyarakat
2. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi
3. Melaksanakan pembinaan/pengendalian program pembinaan gizi masyarakat
4. Menyiapkan rencana kerja program pembinaan gizi masyarakat melalui
sistem kewaspadaan perbaikan gizi (SKPG), bina konsumsi pangan dan gizi,
gizi institusi, penanggulangan kelainan gizi, usaha perbaikan gizi keluarga
(UPGK), dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
5. Melaksanakan evaluasi program pembinaan gizi masyarakat
6. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi
program gizi
7. Melaksanakan bimbingan teknis program pembinaan gizi masyarakat
8. Melaksanakan evaluasi program pembinaan gizi masyarakat
9. Melaksanakan penelitian dan pengembangan program pembinaan gizi
masyarakat
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Program Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil
Program perbaikan gizi pada ibu hamil ini ditujukan supaya kebutuhan gizi bagi ibu hamil
tercukup. Sehingga resiko terjadinya KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada ibu hamil dapat
tertanggani. Salah satu program yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan adalah pemberian makanan tambahan bagi Ibu hamil. Secara umum, gambaran
program pemberian makanan tambahan terhadap kejadian kekurangan energi kronis pada ibu
hamil dengan menggunakan pendekatan sistem dimana dilakukan komponen input, proses,
dan output.
1. Input
Unsur-unsur yang diperhatikan dalam komponen program Pemberian
makanan tambahan pada ibu hamil KEK yang sudah dijalankan oleh program
gizi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan adalah:
a. Data
Sumber data pelaksanaan program Pemberian Makanan Tambahan pada ibu
hamil KEK didapat dari laporan bulanan yang dikirim oleh dinas kesehatan
disetiap kabupaten .
4.2 Masukan (input) dalam pelaksanaan program pemberian makanan tambahan
terhadap kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil oleh dinas kesehatan
provinsi sumatera selatan
4.2.1 Sumber Daya Manusia (Men)
Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen profil Seksi Kesehatan Keluarga dan
Gizi Masyarakat, sumber daya manusia kesehatan di dinas kesehatan provinsi
sumatera selatan pada seksi kesehatan keluarga dan gizi masyarakat terdiri dari 7
(tujuh) orang tenaga yang berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda dan
mempunyai strata pendidikan yang berjenjang yaitu dari pendidikan setara akademi
(D3) sampai dengan pendidikan Strata 2, dimana diberikan wewenang dan tanggung
jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, dengan rincian dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Tabel 1.1
Ketenagaan Program Gizi Masyarakat
Dinas Kesehatan Prov. Sumsel
Tahun 2020
Strata
No Jumlah Keterangan
Pendidikan
1. S2 5 Magister Kesehatan Masyarakat
2. S1 1 Kesehatan masyarakat
1. D3 1 Ahli Madya Gizi
Total 7
Gambar 2.3
Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
Tahun 2020
50 47
45
38 % BUMIL KEK TH
40 2019
35
29
30 25
23 22
25 20 20
19 18.9
20 16 16
14 13.8
15 11 11.8 11
10 9.6 10 10 9.1
7.6 8.6 8
6.6 5.8
7.9 6.9
10 6.4 5.9
4.9 4.5 4
5 2.3 2
0
T
UT
A
NY A
PA
UR LI
US
M KI
LA OI
SIN
M
AB PLM
SU G
U
L
G
IH
SE
HA
AR
UR
BA UB
M PA
AN
LL
OK
O
NI
UL
OK
OK
UA
M
AT
LA
.E
UM
4
PR
Berdasarkan grafik diatas bahwa persentase ibu hamil kurang energi kronik di
Provinsi Sumsel pada tahun 2020 sebesar 16 %, terjadi peningkatan jika dibandingkan tahun
2019 yaitu 9 %, beberapa Kabupaten yang data persentase ibu hamil KEK mengalami
peningkatan yaitu Kabupaten OKU Selatan sebesar 47%, Kabupaten MURA 38%,
Kabupaten OKU 25%, Kabupaten Lahat 23%, Kabupaten OKU Timur 22%, Kabupaten OKI
20%, dan Kota Pagar Alam 19%. Sedangkan target Provinsi Sumsel tahun 2020 sebesar
16%, jadi masih ada delapan Kabupaten/Kota yang belum mencapai target dan masih tinggi
kasus ibu hamil yang terjadi KEK.
Terjadinya peningkatan ibu hamil KEK antara lain disebabkan belum meratanya
usulan makanan tambahan biscuit lapis untuk ibu hamil KEK dimasing-masing
Kabupaten/Kota terutama daerah lokus stunting, dan belum patuh nya ibu hamil untuk
mengkonsumsi makanan tambahan yang diberikan melalui petugas kesehatan serta masih
kurang nya informasi tentang manfaat makanan tambahan yg diberikan kepad ibu hamil
KEK tersebut. Solusi pemecahan masalah terhadap ibu hamil KEK adalah Kabupaten/Kota
bisa secara mandiri pengadaan makanan tambahan lokal untuk memenuhi kekurangan
droping dari Provinsi melalui dana APBD masing-masing daerah, memperkuat informasi
terhadap penyuluhan dan manfaat pentingnya mengkonsumsi makanan tambahan yang di
berikan di kelas ibu hamil penting nya makan sumber zat gizi makro dan mikro dalam
menyampaikan menu gizi ibu hamil dan mempraktektek kan masak pangan lokal melalui
ekdukasi PMBA di kelas ibu hamil.
Gambar 2.5
Persentase Ibu Hamil KEK Mendapat PMT per Kab/Kota
Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2020
100100100100100100100100100100100100100100100100100100
9 9.2 1 00 1 00 99 .3 100 1 00 1 00 10 0 10 0 100 1 00 1 00 1 00
100 90.7
94 .8 94 .7
90 85
80 74 .1
70
60
50
CAK BUMIL MENDAPAT M T TH 2019
40
CAK BUMIL MENDAPAT M T TH 2020
30
20
10
0
Berdasarkan gambar diatas bahwa persentase ibu hamil kurang energi kronik
mendapat makanan tambahan di Provinsi Sumsel pada tahun 2020 sebesar 95 %, menurun
jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 100 % , masih ada beberapa Kabupaten yang
data persentase ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan mengalami penurunan yaitu
Kabupaten Musi Rawas sebesar 74% dan Kabupaten OKU Selatan 85%, Sedangkan target
Provinsi Sumsel tahun 2020 sebesar 95% sudah tercapai, jadi masih ada dua Kabupaten
yang belum mencapai target dan masih rendah ibu hamil KEK yang mendapat makanan
tambahan. Kedua kabupaten tersebut masih di suplay melalui Pemerintah Pusat, terjadinya
peningkatan ibu hamil KEK dikarenakan belum meratanya usulan makanan tambahan
biscuit lapis untuk ibu hamil KEK dimasing-masing Kabupaten/Kota terutama daerah lokus
stunting, dan belum patuh nya ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan tambahan yang
diberikan melalui petugas kesehatan dan masih kurang nya informasi tentang manfaat
makanan tambahan yg diberikan kepada ibu hamil KEK tersebut.
Salah satu solusi pemecahan masalah terhadap ibu hamil KEK adalah
Kabupaten/Kota bisa secara mandiri pengadaan makanan tambahan lokal untuk memenuhi
kekurangan droping dari Provinsi melalui dana APBD masing-masing daerah, memperkuat
informasi terhadap penyuluhan dan manfaat pentingnya mengkonsumsi makanan tambahan
yang di berikan di kelas ibu hamil penting nya makan sumber zat gizi makro dan mikro
dalam menyampaikan menu gizi ibu hamil dan mempraktektek kan masak pangan lokal
melalui ekdukasi PMBA di kelas ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
1. efektifitas program pemberian makanan tambahan-pemulihan pada ibu hamil kurang
energi kronikdikota palembangrosyati pastuty,1rochmah km,teti herawati
2. gubernur sumatera selatan (2016) susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi dinas
kesehatan provinsi sumatera selatan. republik indonesia.
3. faktor–faktor yang menyebabkan kurang energikronis (kek) pada ibu hamil di puskesmas
sidomulyokota samarinda
4. hubungan faktor sosio ekonomi dan usia kehamilan dengan kejadian
kekuranganenergikronispadaibuhamildipuskesmas prambontergayang kabupatentuban
5. gulo, p. m. p. (2019). faktor yang berhubungan dengan kejadian kurang energi kronik (kek)
pada ibu hamil di puskesmas non rawat inap moro’o kabupaten nias barat tahun 2019
(doctoral dissertation, institut kesehatan helvetia).
6. chyntya, l. s. (2020). hubungan pengetahuan dan pemberian makanan tambahan terhadap
kejadian kek pada ibu hamil tahun 2020 (doctoral dissertation, universitas perintis
indonesia).
7.