Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI

Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padat
maupun cairan. Sifat kimia dari suatu zat relatif hanya sedikit dan terpengaruh melalui
pembentukan larutan. Akan tetapi beberapa sifat fisis dari suatu zat dapat mengalami
perubahan melalui pembentukan larutan. Jika ke dalam suatu zat cair dilarutkan suatu zat
tertentu, maka beberapa sifat dari zat cair tersebut akan mengalami perubahan, antara lain
penurunan titik uap, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Sifat semacam ini
disebut sebagai sifat koligatif larutan.

Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari jenis zat terlarut. Banyaknya partikel dalam
larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat koligatif itu sendiri. Jumlah partikel
dalam larutan elektrolit tidak sama dengan jumlah larutan non elektrolit, walaupun
konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-
ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian
sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit. Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam
larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap
larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut
tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.
Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan
tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel
zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih
molal (Kb). Sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan
titik beku molal (Kf).
Untuk larutan encer berlaku:

ΔTb = m x Kb ΔTf = m x Kf

Dengan :

ΔTb = Kenaikan titik didih larutan

ΔTf = Penurunan titik beku larutan

Kb = kanaikan titik didih molal

Kf = penurunan titik beku molal

M = Molalitas larutan

Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan
berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat
pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat
koligatif suatu larutan. Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah
menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan
uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh
derajat disosiasi larutan.

Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap dalam
keadaan padat. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Dalam
pembekuan suatu larutan, yang mengalami pembekuan adalah hanya pelarutnya saja,
sedangkan zat terlarut tidak ikut membeku. Titik beku adalah temperatur tetap dimana
suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap zat yang
mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm. Titik beku suatu cairan akan berubah
jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau
dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik
beku akan berkurang).

Urea adalah senyawa organik dengan rumus kimia CO(NH2)2. Urea umumnya
digunakan untuk pupuk. Urea mempunyai titik lebur 132,7 C dan titik beku dibawah 0 C.
Urea termasuk larutan non elektrolit. Garam dapur adalah senyawa dengan rumus kimia
NaCl. Garam dapur banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Garam dapur
mempunyai titik lebur 1465 C dan titik beku dibawah 0 C. Garam dapur merupakan
larutan elektrolit kuat.

Anda mungkin juga menyukai