MAGANG INSTANSI
KOTA PALEMBANG
OLEH
Nim : 10021181823008
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
PROPOSAL MAGANG
OLEH
Nim : 10021181823008
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
di Desa Tanjung Lubuk dari tanggal 27 Mei sampai tanggal 25 Juni 2021, telah
disahkan pada tanggal 25 Juni 2021.
Mengetahui,
di Desa Tanjung Lubuk dari tanggal 27 Mei sampai tanggal 25 Juni 2021, telah
dipresentasikan, diperiksa, dan disetujui pada tanggal 25 Juni 2021.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi S1 Gizi Pembimbing Materi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan magang
instansi/masyarakat yang berjudul “Perencanaan dan Implementasi Program Gizi
Untuk Masalah Gizi Buruk pada Baduta 6-24 Bulan Di Desa Tanjung Lubuh
Kec.Indralaya Selatan” dengan baik.
Saya sebagai penulis mengakui bahwa masih ada banyak kekurangan pada
laporan magang ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa
saya harapkan demi penyempurnaan laporan magang ini. Semoga laporan magang
ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua
tentang “Perencanaan dan Implementasi Program Gizi Untuk Masalah Gizi Buruk
pada Balita 6-59 Bulan.”
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat
(17,7%) balita dengan kasus gizi buruk dan balita kekurangan Gizi (malnutrisi),
angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun 2013 (19,6%) balita gizi
buruk dan gizi kurang.
Gizi buruk biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 (lima) tahun.
Gizi buruk atau malnutrisi akut adalah suatu bentuk terparah akibat kurang gizi
menahun, ada atau tidaknya oedemeatau berat badan per umur <-3 SD sesuai
dengan standar pertumbuhan WHO (Prasetia et al., 2017). Anak balita usia 12-59
bulan merupakan kelompok umur yang rawan terhadap gangguan kesehatan dan
gizi (Wahyudi et al., 2015). Pada usia ini kebutuhan mereka meningkat,
sedangkan mereka tidak bisa meminta dan mencari makan sendiri dan seringkali
pada usia ini tidak lagi diperhatikan dan pengurusannya diserahkan kepada orang
lain sehingga risiko gizi buruk akan semakin besar. Situasi ini semakin diperparah
oleh infeksi yang membuatnya bahkan lebih buruk, yang mengarah kepada
tingginya risiko kematian jika tidak segera ditangani (Prasetia et al., 2017). Gizi
buruk pada balita tidak hanya dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik,
morbiditas, mortalitas, perkembangan kognitif, reproduksi, dan kapasitas kerja
fisik dan akibatnya berdampak pada kinerja manusia, dan kesehatan (Musa, Musa,
Ali, & Musa, 2014). Oleh karena itu, keterlambatan intervensi kesehatan, gizi dan
psikososial mengakibatkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau digantikan
kemudian hari.
1.3 Manfaat
2.1.1 Geografi
Kecamatan Tanjung Lubuk merupakan salah satu Kecamatan dalam
wilayah Kabupaten Ogan Komering dengan jarak ke Ibu Kota Kabupaten ± 22
km. Kecamatan ini terletak di sebelah Barat Daya Ibu Kota Kabupaten Ogan
Komering Ilir ( Kayuagung ). Secara geografis Kecamatan ini terletak diantara
104,20° - 106,99° Bujur Timur dan 2,30° - 4,15° Lintang Selatan. Kecamatan ini
terletak pada ketinggian ±15 meter dari permukaan laut, dengan luas wilayah
222,97 km², yang secara administratif berbatasan dengan :
2.2.1 Kesehatan
Fasilitas yang ada di Desa Tanjung Lubuk yaitu 1 unit Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) dan 1 unit posyandu. Sedangkan tenaga kesehatan seperti dokter
belum ada,tenaga bidan di Desa Tanjung Lubuk terdapat 1 orang,perawat Desa
Tanjung Lubuk hanya 1 orang serta kader posyandu Desa Tanjung Lubuk
sebanyak 9 orang.
BAB 3
1. Status Gizi
Table 3.0.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Baduta
(IMT/U) Di Desa Tanjung Lubuk Ogan Ilir
5. Pola Asuh
Table 3.0.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh di Desa Tanjung
Lubuk Kabupaten Ogan Ilir
Masalah M S V C A TOTAL
Gizi Buruk 3 4 3 4 2 288
Gizi Kurang 2 4 3 4 2 192
Dari angka tabel diatas didapatkan angka skor tertinggi adalah 288 maka
Gizi Buruk menjadi prioritas pertama dan angka 192 pada Gizi kurang.
Metoda ini dikenal juga sebagai metoda PAHO yaitu singkatan dari Pan
American Health Organization, karena digunakan dan dikembangkan di wilayah
Amerika Latin. Dalam metoda ini dipergunakan beberapa kriteria untuk
menentukan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah berdasarkan: (a)
Luasnya masalah (magnitude) (b) Beratnya kemgian yang timbul (Severity) (c)
Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut
( Vulnerability (d) Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat
(Community andpolitical concern) (e) Ketersediaandata (Affordability).
Tingginya Prevalensi
Baduta Gizi Buruk
Rendahnya asupan
makanan yang bergizi
Kurangnya Kurangnya
pengetahuan ibu pengetahuan ibu
mengenai gizi mengenai ASI ekslusif
(MPASI)
Meningkatkan
asupan makanan
yang bergizi
Meningkatkan Meningkatkan
pengetahuan ibu pengetahuan ibu
mengenai gizi mengenai ASI ekslusif
(MPASI)
Evaluasi Input
Penyuluhan yang dilakukan dengan mencakup penjelasan waktu, tekstur,
dan juga kebutuhan energi balita sesuai dengan usianya dilaksanakan
oleh Mahasiswi magang Jurusan S1 Gizi Universitas Sriwijaya dan
kegiatan ini di lakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita
terkait MPASI yang tepat. Adapun sasaran dari penyuluhan adalah
ibu yang memiliki baduta (0-24 bulan). Materi yang di sampaikan
meliputi penjelasan tentang MPASI yang baik pada baduta. Metode yang
digunakan adalah Demo dan medianya yaitu poster.
Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan 1 jam dan pelaksanaan kegiatan ini sudah
direncanakan sebelumnya. Pada saat pelaksanaan penyuluhan tentang
pengetahuan MPASI yang tepat pada ibu baduta, responden menanggapi
positif dengan adanya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri.
Evaluasi Output
Pada evaluasi output kegiatan penyuluhan gizi yang menjadi indikatornya
adalah pengetahuan ibu baduta akan MPASI yang tepat dan bergizi yang
diberikan pada anak dapat bertambah sehingga dapat memahami dan
menerapkan pembuatan MPASI yang tepat.
2. Promosi Gizi
Respon responden sesudah diberikan media “Dampak MPASI
Terlalu Dini pada Bayi”
3.2.1 TOR
Table 3.0.9 TOR
3.3.1 TOR
Table 3.10 TOR
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari indentifikasi masalah pada 12 responden diketahui terdapat 3 orang
yang mengalami gizi buruk, 2 orang gizi kurang dan 7 orang berstatus gizi baik.
Pengetahuan ibu mengenai ASI ekslusif sudah baik, seluruh ibu dari 12 responden
telah memberikan ASI dari usia anak 0-24 bulan. Pengetahuan mengenai MPASI
ibu masih kurang baik. Asupan energi anak kurang. Pola asuh ibu kurang baik.
Namun setelah diberikan edukasi terjai peningkatan pengetahuan responden
mengenai MPASI yang tepat bagi anaknya.
4.2 Saran
Saran Dalam pelaksanaan magang masyarakat ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat yang baik ke depannya, dan saran bagi Desa Tanjung Lubuk
Kec. Indralaya Selatan, agar masyarakat dapat terus menambah wawasan lebih
banyak terkait MPASI yang baik bagi anak balita dan dapat menerapkan pola asuh
yang baik sehingga asupan anak terpenuhi setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetia, E., Baculu, H., Faculty, P. H., Promotion, D. H., Faculty, P. H., Kunci,
K., Risiko, F., & Buruk, G. (2017). FAKTOR RISIKO GIZI BURUK PADA
BALITA PESISIR PANTAI. 7(November), 123–130.
R Yudi Rachman Saleh, Ii Sumarni, dan M. K. P. F. (2017). KAJIAN PENYEBAB
GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANCAH
KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2017. 7–10.
Symond, D. (2013). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan Di Suatu Wilayah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 95–100.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=284214&val=7056&title=PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
KESEHATAN DAN PRIORITAS JENIS INTERVENSI KEGIATAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI SUATU WILAYAH
Wahyudi, B. F., Indarwati, R., & Wahyudi, B. F. (2015). Analisis faktor yang
berkaitan dengan kasus gizi buruk pada balita. 3(1).
LAMPIRAN
1. Lampiran Kuisioner
FORMULIR KONSUMSI MAKAN INDIVIDU 1x24 JAM
NAMA RESPONDEN:
2. Sabtu – Minggu
……………….
Menit/Payudara Kiri
Pagi
Selingan 1
Siang
Selingan 2
Malam
2. Lampiran Dokumentasi
a. Recall baduta
b. Kegiatan Edukasi