Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL MAGANG

MAGANG INSTANSI

DI DESA TANJUNG LUBUK

KOTA PALEMBANG

OLEH

Nama : TITANYA IRMANDA EFENDI

Nim : 10021181823008

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
PROPOSAL MAGANG

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI


UNTUK MASALAH GIZI BURUK PADA BADUTA 6-24
BULAN DI DESA TANJUNG LUBUK
KECAMATAN INDRALAYA SELATAN
KOTA PALEMBANG

Laporan ini dibuat sebagai syarat

Telah menyelesaikan Magang Instansi(Gizi Masyarakat)

OLEH

Nama : TITANYA IRMANDA EFENDI

Nim : 10021181823008

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Magang Instansi

Mahasiswa Program Studi S1 Gizi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

di Desa Tanjung Lubuk dari tanggal 27 Mei sampai tanggal 25 Juni 2021, telah
disahkan pada tanggal 25 Juni 2021.

Indralaya, 25 Juni 2021

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Sriwijaya

Dr. Misnaniarti, SKM., M.KM


NIP.197606092002122001
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Magang Instansi

Mahasiswa Program Studi S1 Gizi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

di Desa Tanjung Lubuk dari tanggal 27 Mei sampai tanggal 25 Juni 2021, telah
dipresentasikan, diperiksa, dan disetujui pada tanggal 25 Juni 2021.

Indralaya, 25 Juni 2021

Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi S1 Gizi Pembimbing Materi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya

Windi Indah Fajar Ningsih, S.Gz.,


Fatmalina Febry, S.KM.,M.Si
M.PH., AIFO
NIP. 197802082002122003
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan magang
instansi/masyarakat yang berjudul “Perencanaan dan Implementasi Program Gizi
Untuk Masalah Gizi Buruk pada Baduta 6-24 Bulan Di Desa Tanjung Lubuh
Kec.Indralaya Selatan” dengan baik.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Windi Indah Fajar


Ningsih, S.Gz.,M.PH., AIFO, selaku Pembimbing Materi yang telah membimbing
saya dalam mengerjakan laporan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan laporan magang ini.

Saya sebagai penulis mengakui bahwa masih ada banyak kekurangan pada
laporan magang ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa
saya harapkan demi penyempurnaan laporan magang ini. Semoga laporan magang
ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua
tentang “Perencanaan dan Implementasi Program Gizi Untuk Masalah Gizi Buruk
pada Balita 6-59 Bulan.”

Indralaya, 25 Juni 2021

Titanya Irmanda Efendi


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................3
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................4
KATA PENGANTAR.............................................................................................5
DAFTAR ISI............................................................................................................6
DAFTAR TABEL....................................................................................................8
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................9
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................10
BAB 1....................................................................................................................11
PENDAHULUAN.................................................................................................11
1.1 Latar Belakang........................................................................................11
1.2 Tujuan......................................................................................................11
1.3 Manfaat....................................................................................................11
1.4 Waktu dan Lokasi Magang......................................................................11
BAB 2....................................................................................................................12
DESKRIPSI TEMPAT MAGANG.......................................................................12
2.1 Gambaran umum Instansi (Desa)............................................................12
2.2 Gambaran khusus Bagian/Unit Instansi (Bagian Gizi)...........................12
BAB 3....................................................................................................................13
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN........................................................13
3.1 Manajemen Perencanaan Program Gizi..................................................13
3.1.1 Identifikasi Masalah.........................................................................13
3.1.2 Analisi Penyebab Masalah...............................................................13
3.1.3 Rencana Intervensi Program Giz.....................................................13
3.1.4 Implementasi Program Gizi.............................................................13
3.1.5 Monitoring dan Evaluasi Program Gizi...........................................13
3.2 Edukasi dan Pelatihan gizi......................................................................13
3.3 Promosi Gizi dan Kesehatan...................................................................13
3.4 Penelitian Terapan Sederhana (Tuliskan judulnya).................................13
BAB 4....................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
LAMPIRAN...........................................................................................................16
DAFTAR TABEL
Table 2.1Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tanjung Lubuk...........................15
Table 2.2 Jenis Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Tanjung Lubuk....................15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Media Penyuluhan Pengetahuan MPASI...........................................21
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat
(17,7%) balita dengan kasus gizi buruk dan balita kekurangan Gizi (malnutrisi),
angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun 2013 (19,6%) balita gizi
buruk dan gizi kurang.

Gizi buruk biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 (lima) tahun.
Gizi buruk atau malnutrisi akut adalah suatu bentuk terparah akibat kurang gizi
menahun, ada atau tidaknya oedemeatau berat badan per umur <-3 SD sesuai
dengan standar pertumbuhan WHO (Prasetia et al., 2017). Anak balita usia 12-59
bulan merupakan kelompok umur yang rawan terhadap gangguan kesehatan dan
gizi (Wahyudi et al., 2015). Pada usia ini kebutuhan mereka meningkat,
sedangkan mereka tidak bisa meminta dan mencari makan sendiri dan seringkali
pada usia ini tidak lagi diperhatikan dan pengurusannya diserahkan kepada orang
lain sehingga risiko gizi buruk akan semakin besar. Situasi ini semakin diperparah
oleh infeksi yang membuatnya bahkan lebih buruk, yang mengarah kepada
tingginya risiko kematian jika tidak segera ditangani (Prasetia et al., 2017). Gizi
buruk pada balita tidak hanya dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik,
morbiditas, mortalitas, perkembangan kognitif, reproduksi, dan kapasitas kerja
fisik dan akibatnya berdampak pada kinerja manusia, dan kesehatan (Musa, Musa,
Ali, & Musa, 2014). Oleh karena itu, keterlambatan intervensi kesehatan, gizi dan
psikososial mengakibatkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau digantikan
kemudian hari.

1.2 Tujuan khusus dilakukannya magang ini, yaitu:


1. Mengetahui karakteristik balita usia 6-59 bulan di desa tanjung lubuk, kec. Ogan
ilir, Palembang.
2. Mengetahui pengetahuan gizi seimbang ibu balita di desa tanjung lubuk,
kec. Ogan ilir, Palembang.
3. Mengetahui permasalahan gizi yang terjadi pada usia 6-59 bulan di desa
tanjung lubuk, kec. Ogan ilir, Palembang.
4. Mampu melakukan analisis situasi dan analisis penyebab dari masalah gizi
yang terjadi pada balita di desa tanjung lubuk, kec. Ogan ilir, Palembang.
5. Mampu mencari solusi masalah, serta menyusun, melaksanakan dan
mengevaluasi rekomendasi program gizi pada balita di desa tanjung lubuk,
kec. Ogan ilir, Palembang.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Program Gizi


Hasil laporan magang ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi
yang bermanfaat bagi mahasiswa/I Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya dalam bidang gizi masyarakat khususnya
dalam“Perencanaan dan Implementasi Program Gizi Untuk Masalah Gizi Buruk
pada Balita 6-59 Bulan”

1.3.2 Bagi Tempat Tinggal


Maganginstansi/masyarakat ini diharapkan dapat membantu masyarakat di
Desa Tanjung Lubuk dalam segi kesehatan serta membantu menambah wawasan
masyarakat tentang gizi dan kesehatan khususnya sasaran saya ibu-ibu yang
mempunyai balita 6-59 bulan.

1.4 Waktu dan Lokasi Magang


Lokasi magang ini dilakukan di Desa Tanjung Lubuk, Kel.Indralaya
Selatan, Kec.Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Adapun magang ini
dilaksanakan pada tanggal 27 Mei – 25 Juni 2021 sebagai berikut:
No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
1 Identifikasi masalah, analisis 27 Mei – 5 Juni 2021
penyebab masalah dan rencana
intervensi
2 Implementasi dan Monev 6-19 Juni 2021
3 Pencatatan, pelaporan dan 20-24 Juni 2021
penyusunan laporan
4 Presentasi laporan 25 Juni 2021
BAB 2

DESKRIPSI TEMPAT MAGANG


2.1 Gambaran umum Instansi (Desa)

2.1.1 Geografi
Kecamatan Tanjung Lubuk merupakan salah satu Kecamatan dalam
wilayah Kabupaten Ogan Komering dengan jarak ke Ibu Kota Kabupaten ± 22
km. Kecamatan ini terletak di sebelah Barat Daya Ibu Kota Kabupaten Ogan
Komering Ilir ( Kayuagung ). Secara geografis Kecamatan ini terletak diantara
104,20° - 106,99° Bujur Timur dan 2,30° - 4,15° Lintang Selatan. Kecamatan ini
terletak pada ketinggian ±15 meter dari permukaan laut, dengan luas wilayah
222,97 km², yang secara administratif berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir


- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan teluk Gelam
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir

Kecamatan Tanjung Lubuk beriklim tropis. Musim kemarau umumnya


berkisar antara bulan Mei sampai Oktober dan musim hujan antara bulan
November sampai April. musim kemarau yang lebih panjang daripada musim
hujan. Namun saat i sudah sulit diperkirakan kapan musim hujan berakhir dan
kapan musim kemarau. Sebagian besar wilayah Kecamatan Tanjung Lubuk
merupakan dataran rendah dan rawa-rawa dan beberapa desa dialiri oleh aliran
sungai- sungai.
2.2 Gambaran khusus

2.2.1 Kesehatan
Fasilitas yang ada di Desa Tanjung Lubuk yaitu 1 unit Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) dan 1 unit posyandu. Sedangkan tenaga kesehatan seperti dokter
belum ada,tenaga bidan di Desa Tanjung Lubuk terdapat 1 orang,perawat Desa
Tanjung Lubuk hanya 1 orang serta kader posyandu Desa Tanjung Lubuk
sebanyak 9 orang.

2.2.2 Perumahan dan permukiman


Mayoritas masyarakat Tanjung Lubuk melakukan pembangunan rumah
semi permanen yaitu sebagian rumah kayu dan sebagian lagi dari kayu. Serta
rumah panggung dari kayu yang dibuat permanen dan rumah panggung dari batu
bata atau batako. Masyarakat Desa Tanjung Lubuk telah menggunakan jamban di
dalam rumah untuk keperluan buang air, mandi dan mencuci.

2.2.3 Mata Pencaharian


Mata pencaharian masyarakat desa Tanjung Lubuk cukup beragam.
Mengingat lokasi desa tidak jauh dari pasar sebagian besar bermatapencaharian
sebagai pedagang. Selain itu juga ada yang bermata pencaharian sebagai
buruh,petugas kebersihan,produsen kemplang dan produsen kue kacang.

2.2.4 Sarana dan Prasarana


Sarana Pendidikan di Desa Tanjung Lubuk tergolong cukup lengkap dan
memadai, dikarenakan di Desa Tanjung Lubuk baru memiliki 1 PAUD yaitu
PAUD Bunga Nusa Indah ,1 TK,1 SD saja yaitu SDN 10 Indralaya Selatan dan 1
SMA yaitu SMA 1 Indralaya Selatan, sarana pendidikan lain seperti SMP
(Sekolah Menengah Pratama), MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan MA (Madrasah
Aliyah) di Desa Tanjung Lubuk belum tersedia, sehingga untuk pendidikan
tersebut masyarakat Desa Tanjung Lubuk masih harus bersekolah di desa
tetangga. Kondisi sarana dan prasaran umum Desa Tanjung Lubuk secara garis
besar adalah sebagai berikut

Table 2.0.1Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tanjung Lubuk

No Jenis Pendidikan Unit


1 PAUD 1
2 TK 1
3 SD 1
4 MI 0
5 SMP 1
6 SMA 1

Table 2.0.2 Jenis Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Tanjung Lubuk


No Jenis Ada/Tidak Unit
1 Rumah Sakit Tidak 0
2 Puskesmas Ada 1
3 Puskesmas Pembantu Tidak 0
4 Polindes Tidak 0
5 Posyandu Ada 1
6 Poskesdes Ada 1

BAB 3

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Manajemen Perencanaan Program Gizi

3.1.1 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah adalah suatu proses yang paling penting dalam
melakukan sebuah penelitian, identifikasi masalah dilakukan untuk menentukan
masalah mana yang perlu segera dicari penyelesaiannya. Kegiatan identifikasi
masalah dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain: penentuan sasaran,
identifikasi variabel-variabel yang ingin dianalisis/observasi, menentukan cara
mengukur variabel, menyusun instrument pengumpulan data dan hasil analisis
data (analisis situasi). Identifikasi masalah di Desa Tanjung Lubuk diawali dengan
menentukan sasaran responden dimana dalam hal ini reponden yang di pilih
adalah ibu yang memiliki anak usia 6-24 bulan. Variabel yang akan
dianalisis/observasi, cara pengukuran, serta instrument pengumpulan datanya
disajikan dalam definisi operasional sebagai berikut :

No Variable Definisi Cara Ukur Instrume Hasil Ukur Skala


Operasional n Ukur
1 Status gizi Ukuran Timbangan kuisioner Status gizi balita Ordinal
mengenai dan dari IMT/U :
kondisi tubuh Stadimeter 1. Gizi buruk <-
seseorang yang 3 SD
di tentukan 2. Gizi kurang
melalui 13 SD s.d <-
pengukuran 2 SD
antropometri, 3. Gizi baik -2
yaitu SD s.d +1
perbandingan SD
IMT/U untuk 4. Gizi Lebih >
mengklarifikasi +2 SD s.d +1
Gizi buruk, SD
gizi kurang, 5. Obesitas > +
gizi baik, 3 SD
berisiko gizi
lebih, gizi
lebih, obesitas
2 Pengetahuan Pengetahuan wawancara Kuisioner 1. Baik: 75- 100% Ordinal
ibu mengenai responden 2. Cukup: 55%-74%
ASI ekslusif mengenai 3. Kurang:< 55 %
pentingnya
pemberian ASI
pada baduta
3 Pengetahuan Pengetahuan wawancara Kuisioner 1. Baik: 75- 100% Ordinal
ibu mengenai responden 2. Cukup: 55%-74%
gizi mengenai jenis, 3. Kurang:< 55 %
manfaat, dan
jumlah
makanan
bergizi yang
sebaiknya
dikonsumsi.
4 Asupan Jumlah zat wawancara Kuisioner 1. baik (80- 110%) Ordinal
energi baduta energi yang 2. kurang (<80 %)
masuk melalui 3. Lebih (>110%)
konsumsi
sehari-hari
untuk
memperoleh
energi guna
melakukan
aktifitas fisik
sehari-hari.
5 Pola asuh wawancara Kuisioner 1. Rendah Ordinal
(<50%)
2. Tinggi
(>50%)

Hasil analisis data di awali dengan :

1. Status Gizi
Table 3.0.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Baduta
(IMT/U) Di Desa Tanjung Lubuk Ogan Ilir

Variabel Frekuensi Presentase


(%)
Status Gizi Gizi Buruk 3 25
Gizi Kurang 2 16,6
Gizi Baik 7 58,3
Berisiko Gizi - -
Lebih
Gizi Lebih - -
Obesitas - -
Total 12 100

Berdasarkan perhitungan diatas terdapat 3 atau 25% responden anak


baduta yang memiliki status gizi Buruk, sebanyak 2 atau 16,6% responden
memiliki status gizi Kurang dan sebanyak 7 atau 58,3% responden memiliki status
gizi normal.

2. Pengetahuan ibu mengenai ASI ekslusif


Table 3.0.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan ibu mengenai
ASI ekslusif di Desa Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Ilir

Variabel Frekuensi Persentase


(%)
Pengetahuan Baik 6 50
ASI
Cukup 4 33,3
Kurang 2 16,6
Total 12 100

Berdasarkan perhitungan diatas terdapat 6 atau 50% responden ibu baduta


yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai ASI ekslusif, sebanyak 4 atau
33,3% responden ibu baduta yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
ASI ekslusif dan sebanyak 2 atau 16,6% responden ibu baduta yang memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai ASI ekslusif.

3. Pengetahuan ibu mengenai MPASI


Table 3.0.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan ibu mengenai
MPASI di Desa Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Ilir

Variabel Frekuensi Persentase


(%)
Pengetahuan Baik 4 33,3
MPASI
Cukup 3 25
Kurang 5 41,6
Total 12 100

Berdasarkan perhitungan diatas terdapat 4 atau 33,3% responden ibu


baduta yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai MPASI, sebanyak 3 atau
25% responden ibu baduta yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
MPASI dan sebanyak 5 atau 41,6% responden ibu baduta yang memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai MPASI.
4. Asupan energi baduta

Table 3.0.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Energi Baduta di Desa


Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Ilir

Variabel Frekuensi Persentase


(%)
Asupan Energi Kurang 9 75
Cukup 1 8,3
Lebih 2 16,6
Total 12 100

Berdasarkan perhitungan diatas terdapat 9 atau 75% responden baduta yang


memiliki asupan energi kurang, sebanyak 1 atau 8,3% responden baduta yang
memiliki asupan energi baik dan sebanyak 2 atau 16,6% responden baduta yang
memiliki asupan energi lebih.

5. Pola Asuh
Table 3.0.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh di Desa Tanjung
Lubuk Kabupaten Ogan Ilir

Variabel Frekuensi Persentase


(%)
Pola Asuh Rendah 8 66,6
Tinggi 4 33,3
Total 12 100
Berdasarkan perhitungan diatas terdapat 8 atau 66,6% responden ibu
baduta yang memiliki pola asuh kurang, dan sebanyak 4 atau 33,3% responden
ibu baduta yang memiliki pola asuh yang tinggi.

Table 3.0.8 Metode Matematik

Masalah M S V C A TOTAL
Gizi Buruk 3 4 3 4 2 288
Gizi Kurang 2 4 3 4 2 192

Dari angka tabel diatas didapatkan angka skor tertinggi adalah 288 maka
Gizi Buruk menjadi prioritas pertama dan angka 192 pada Gizi kurang.
Metoda ini dikenal juga sebagai metoda PAHO yaitu singkatan dari Pan
American Health Organization, karena digunakan dan dikembangkan di wilayah
Amerika Latin. Dalam metoda ini dipergunakan beberapa kriteria untuk
menentukan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah berdasarkan: (a)
Luasnya masalah (magnitude) (b) Beratnya kemgian yang timbul (Severity) (c)
Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut
( Vulnerability (d) Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat
(Community andpolitical concern) (e) Ketersediaandata (Affordability).

Ada beberapa kelemahan dan kritikan terhadap metode tersebut. Pertama


penentuan nilai skor sebetulnya didasarkanpadapenilaiankualitatif atau kelimuan
oleh para pakar yang bisa saja tidak objektif, kedua masih kurang spesifiknya
kriteria penentuanpakar tersebut. Kelebihancara ini adalah mudah dilakukan dan
bisa dilakukan dalam tempo relatife cepat. Disamping itu dengan metoda ini
beberapa kriteria penting sekaligus bisa dimasukkan dalam pertimbangan
penentuan prioritas(Symond, 2013).

3.1.2 Analisis Penyebab Masalah


Analisis penyebab masalah gizi buruk pada baduta diidentifikasi akar
penyebab masalah antara lain status gizi, Pengetahuan ASI ekslusif ibu baduta,
pengetahuan MPASI ibu baduta, asupan energi baduta ,dan pola asuh pada
baduta. Sehingga alternatif pemecahan masalah dapat ditentukan, dengan
menggunakan Problem Tree. Pohon masalah atau Problem tree adalah pendekatan
atau metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, memprioritaskan dan
memvisualisasikan masalah. Problem tree memiliki batang, akar, dan cabang.
Dimana batang melambangkan masalah inti, akarnya adalah penyebab dan
cabangnya adalah bentuk masalah. Analisis pohon masalah dilakukan dengan
membentuk pola pikir yang lebih terstruktur mengenai komponen sebab akibat
yang berkaitan dengan masalah yang telah diprioritaskan (Vesely, 2008).

Kelebihan problem tree dapat membantu proses analisis dan penentuan


penyebab masalah semakin jelas dan komprehensif. Kekurangannya yaitu
membutuhkan waktu yang lama apabila masalah yang terjadi semakin kompleks,
dapat terjadi overlaps, dan bergantung pada desain.

Tahapan penyusunan problem tree :

1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama organisasi berdasarkan


hasil analisis atas informasi yang tersedia.
2. Menganalisis akibat atau pengaruh adanya masalah utama yang telah
dirumuskan pada poin 1 di atas.
3. Menganalisis penyebab munculnya masalah utama. Penyebab pada tahap
ini kita namakan penyebab level pertama.
4. Menganalisis lebih lanjut penyebab dari penyebab level pertama.
Penyebab dari munculnya penyebab level pertama ini kita namakan
penyebab level kedua.
5. Menganalisis lebih lanjut penyebab dari munculnya penyebab level kedua.
Demikian seterusnya, analisis dapat dilakukan sampai dengan level
kelima.
6. Menyusun pohon masalah secara keseluruhan.
Berikut adalah problem tree balita gizi buruk

Tingginya Prevalensi
Baduta Gizi Buruk

Rendahnya asupan
makanan yang bergizi

Rendahnya pola asuh dari pengasuh

Kurangnya Kurangnya
pengetahuan ibu pengetahuan ibu
mengenai gizi mengenai ASI ekslusif
(MPASI)

Gambar Problem Tree


Menurunkan Prevalensi
Baduta Gizi Buruk

Meningkatkan
asupan makanan
yang bergizi

Meningkatkan pola asuh


dari pengasuh

Meningkatkan Meningkatkan
pengetahuan ibu pengetahuan ibu
mengenai gizi mengenai ASI ekslusif
(MPASI)

Gambar Objective tree

3.1.3 Rencana Intervensi Program Giz


1. Edukasi dan pelatihan Gizi
a. Tujuan kegiatan : untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai waktu,
dan tekstur makanan MPASI yang tepat.
b. Jadwal kegiatan : 14 Juni 2021
c. Metode dan Media : Demo masak MPASI menggunakan media poster
d. Sasaran : ibu yang memiliki baduta
e. Narasumber : Mahasiswa S1 Gizi Universitas Sriwijaya oleh Titanya
Irmanda Efendi
f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan : Pukul 9.00 WIB-11.00 WIB, dilokasi
Balai desa
g. Monitoring dan evaluasi :
Monitoring dan Implementasi Program Gizi
Peningkatan pengetahuan ibu mengenai MPASI , serta ibu baduta dapat
menerapkan MPASI yang tepat untuk balitanya di rumah.

2. Promosi Gizi dan Kesehatan


a. Pelaksanaan Promosi Waktu Pemberian MPASI yang tepat
 Tujuan kegiatan promosi giz
- Memberikan pengetahuan tentang waktu yang tepat untuk
memberikan MPASI pada anak dan dampak pemberian MPASI
terlalu dini pada anak
 Jadwal / Rencana Kegiatan
- Tanggal 24 Juni 2021, jam 08.00 WIB. Mengeshare poster di sosial
media yaitu instagram
 Metode Dan Media
- Media poster
 Peserta / Sasaran
- Semua teman pengguna instagram
 Narasumber
- Kemenkes
 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
- Tanggal 24 Juni 2021, jam 08.00 WIB
 Monitoring Dan Evaluasi
- Dapat di lihat dari semua respon yang berkomentar positif.

3.1.4 Implementasi Program Gizi


1. Eduksi dan Pelatihan Gizi
a. Pelaksanaan Demo Masak MPASI
Edukasi pengetahuan pemberian MPASI yang tepat pada ibu yang
memiliki anak baduta dengan metode Demo masak MPASI melalui
pertemuan dengan responden di balai desa. Dimana sebelum melakukan
Demo masak saya memberika pertanyaan mengenai MPASI kepada
responden, setelah itu dilanjutkan dengan pengetahuan dasar tentang
MPASI dan dilanjutkan dengan Demo masak MPASI dan di akhiri dengan
sesi diskusi tanya jawab pada responden. Metode penyuluhan dibantu
menggunakan media poster yang didalamnya terdapat waktu pemberian
MPASI dan tekstur MPASI sesuai dengan usia si bayi. Berikut poster
yang di gunakan dalam penyuluhan pengetahuan gizi seimbang.

Gambar 3..1 Media Penyuluhan Pengetahuan MPASI


2. Promosi Gizi Dan Kesehatan
a. Pelaksanaan Promosi Gizi Dampak MPASI Terlalu dini pada bayi
Promosi gizi yang di lakukan melalui poster yang di kirim ke sosial
media pribadi. Adapun isi media poster tersebut berupa penjelasan tentang
dampak pemberian MPASI terlalu dini pada bayi, seperti :
1. Diare , karena “belum waktunya”, saluran cerna bayi belum siap
mengolah makanan padat. Jika dipaksakan, bayi bisa saja mengalami
diare hingga konstipasi. Hal ini terjadi karena ketidaksiapan saluran
cerna menerima makanan padat.
2. Obesitas , pemberian MPASI dini yang kurang diperhatikan nutrisinya.
Misalnya diberi makanan olahan dengan tambahan pemanis buatan,
dapat meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, makanan padat bisa
juga mengandung kalori yang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan
kebutuhannya. Hal ini bisa membuat berat badan bayi melebihi angka
ideal.
3. Alergi makanan, sel-sel di sekitar usus pada bayi berusia di bawah
enam bulan belum siap untuk menghadapi unsur-unsur atau zat
makanan yang dikonsumsinya. Alhasil makanan dapat menimbulkan
alergi pada bayi.
Berikut poster yang di gunakan untuk promosi gizi “Dampak
MPASI Terlalu dini pada bayi”
Gambar 3.2 Media Promosi Gizi Yang Di Posting Di Sosial
Media
3.1.5 Monitoring dan Evaluasi Program Gizi
1. Eduksi dan Pelatihan Gizi
a. Penyuluhan
Pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kepada ibu balita
dapat dilihat perbedaan pengetahuan ibu balita setelah di intervensi dan
penyuluhan tentang MPASI yang tepat sesuai dengan usia balita. Sebelum demo
masak pengetahuan responden mengenai MPASI kurang, memaluai tanya jawab
singkat. Setalah melakukan penyuluhan MPASI responden dapat membedakan
tekstur, dan waktu pemberian MPASI yang sesuai dengan usia anaknya.
Kemudian dengan di adakannya demo masak ini diharapkan ibu balita bisa
melakukan atau menerapkan kebiasaan ini dihari-hari mendatang.

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan

 Evaluasi Input
Penyuluhan yang dilakukan dengan mencakup penjelasan waktu, tekstur,
dan juga kebutuhan energi balita sesuai dengan usianya dilaksanakan
oleh Mahasiswi magang Jurusan S1 Gizi Universitas Sriwijaya dan
kegiatan ini di lakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita
terkait MPASI yang tepat. Adapun sasaran dari penyuluhan adalah
ibu yang memiliki baduta (0-24 bulan). Materi yang di sampaikan
meliputi penjelasan tentang MPASI yang baik pada baduta. Metode yang
digunakan adalah Demo dan medianya yaitu poster.

 Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan 1 jam dan pelaksanaan kegiatan ini sudah
direncanakan sebelumnya. Pada saat pelaksanaan penyuluhan tentang
pengetahuan MPASI yang tepat pada ibu baduta, responden menanggapi
positif dengan adanya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri.

 Evaluasi Output
Pada evaluasi output kegiatan penyuluhan gizi yang menjadi indikatornya
adalah pengetahuan ibu baduta akan MPASI yang tepat dan bergizi yang
diberikan pada anak dapat bertambah sehingga dapat memahami dan
menerapkan pembuatan MPASI yang tepat.
2. Promosi Gizi
Respon responden sesudah diberikan media “Dampak MPASI
Terlalu Dini pada Bayi”

Gambar Komentar Poster


Dapat dilihat dari, 11 responden yang telah berkomentar di postingan poster
yang berjudul “Dampak MPASI terlalu dini pada bayi” di instagram, hampir
semua responden berkomentar positif dan mendukung untuk menghindari
makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan. Dengan jumlah like sebanyak
31 orang.

3.2 Edukasi dan Pelatihan gizi

3.2.1 TOR
Table 3.0.9 TOR

Nama Program Penyuluhan MPASI pada Baduta dengan


Gizi Buruk
Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai
MPASI yang tepat untuk baduta
Tujuan Khusus  Menjelaskan waktu pemberian
MPASI yang tepat pada baduta
 Menjelaskan tekstur MPASI yang
tepat untuk diberikan pada baduta
sesuai dengan usia baduta
Sasaran Ibu yang memiliki balita usia 6-24 bulan
Jadwal/Rencana Kegiatan a. Persiapan
- Membuat undangan untuk
responden ibu balita
- Mempersiapkan tempat
untuk melakukan
penyuluhan demo masak
MPASI
- Mempersiapkan alat dan
bahan untuk pembuatan
MPASI
b. Pelaksanaan
- Kegiatan dilakukan
maksimal 30 menit -1 jam

Materi Materi yang diberikan berkaitan dengan


waktu pemberian MPASI dan tekstur
MPASI
Media Poster
Metode Demo
Prosedur 1. Tanya wajab
2. Menjelaskan materi yang ada di
poster
3. Demo masak
4. Tanya jawab
Narasumber Mahasiswa UNSRI yaitu Titanya irmanda
efendi

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Dilakukan pada tanggal 14 Juni 2021,


pada pagi hari di balai desa Tanjung
Lubuk
Pembiayaan Dana Pribadi

Monitoring dan evaluasi

Nama Kegiatan Hambatan


Input Proses Output
Melakukan 1. Penyebaran 1. Kurang Tidak ada
demo masak undangan yang kondusif hambatan
MPASI yang terlalu lama karena
tepat sesuai dari kegiatan ibunya
dengan usia yang dilakukan membawa
balita sehingga balita
ibunya lupa 2. Kurang
hadir kondusif
2. Adanya karena
kegiatan panas tidak
hajatan ada kipas
masyarakat, angin
sehingga 3. Sering
ibunya banyak mengundur
hadir disana waktu
karena
menunggu
ibu-ibunya
yang lain

3.2.2 Laporan Pelaksanaan


Nama Program : Demo masak MPASI, dengan cara membuat
MPASI pada bayi usis 6 bulan, 6-9 bulan, 10-12
bulan

Sasaran : 10 orang tua (ibu atau pengasuh) yang memiliki


anak usia 6-24 bulan di Desa Tanjung Lubuk

Hari/Tanggal Senin, 14 Juni 2021


Tempat Di Balai desa
Kegiatan yang dilakukan 1. Pengumpulan Responden
2. Tanya jawab
3. Penjelasan mengenai poster
4. Memasak makanan pendamping
ASI
5. Tanya jawab
Permasalahan Pemilihan waktu yang kurang tepat
Solusi Seharusnya waktunya tepat sehingga
ibuknya banyak menghadiri undangan
yang diberikan

3.3 Promosi Gizi dan Kesehatan

3.3.1 TOR
Table 3.10 TOR

Nama Program Penyuluhan Mengenai Dampak MPASI


Terlalu Dini pada Bayi
Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan peserta
mengenai dampak MPASI balita yang
terlalu dini

Tujuan Khusus  Menjelaskan waktu pemberian


MPASI yeng tepat
 Menjelaskan dampak pemberian
MPASI yang terlalu dini
Sasaran Semua teman di instagram
Jadwal/Rencana Kegiatan a.Persiapan
- Membuat poster
c. Pelaksanaan
- Kegiatan dilakukan pada
tanggal 24 juni 2021

Materi Materi yang diberikan berkaitan dengan


dampak pemberian MPASI terlalu dini
pada bayi
Media Poster
Metode Menyebarkan di sosial media
Prosedur 1. Upload poster ke instagram
2. Melihat komentar dan like di
postingan
Narasumber Mahasiswa UNSRI yaitu Titanya
irmanda efendi

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pagi hari, tanggal 24 Juni 2021


Pembiayaan Dana Pribadi

Monitoring dan evaluasi

Nama Kegiatan Hambatan


Input Proses Output
Melakukan Penyebaran poster Sinyal internet Tidak ada
menyebarkan yang kurang cepat yang lemot hambatan
poster di media
sosial

3.3.2 Laporan Pelaksanaan


Nama Program : Penyuluhan Mengenai Dampak MPASI Terlalu
Dini pada Bayi

Sasaran : Teman di instagram

Hari/Tanggal Kamis, 24 Juni 2021


Tempat Di Sosial media
Kegiatan yang dilakukan 1. Upload poster ke instagram
2. Melihat komentar dan like di
postingan
Permasalahan Penyebaran poster yang kurang cepat
Solusi Menyebarkan poster lebih cepat
BAB 4

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari indentifikasi masalah pada 12 responden diketahui terdapat 3 orang
yang mengalami gizi buruk, 2 orang gizi kurang dan 7 orang berstatus gizi baik.
Pengetahuan ibu mengenai ASI ekslusif sudah baik, seluruh ibu dari 12 responden
telah memberikan ASI dari usia anak 0-24 bulan. Pengetahuan mengenai MPASI
ibu masih kurang baik. Asupan energi anak kurang. Pola asuh ibu kurang baik.
Namun setelah diberikan edukasi terjai peningkatan pengetahuan responden
mengenai MPASI yang tepat bagi anaknya.

4.2 Saran
Saran Dalam pelaksanaan magang masyarakat ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat yang baik ke depannya, dan saran bagi Desa Tanjung Lubuk
Kec. Indralaya Selatan, agar masyarakat dapat terus menambah wawasan lebih
banyak terkait MPASI yang baik bagi anak balita dan dapat menerapkan pola asuh
yang baik sehingga asupan anak terpenuhi setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetia, E., Baculu, H., Faculty, P. H., Promotion, D. H., Faculty, P. H., Kunci,
K., Risiko, F., & Buruk, G. (2017). FAKTOR RISIKO GIZI BURUK PADA
BALITA PESISIR PANTAI. 7(November), 123–130.
R Yudi Rachman Saleh, Ii Sumarni, dan M. K. P. F. (2017). KAJIAN PENYEBAB
GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANCAH
KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2017. 7–10.
Symond, D. (2013). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan Di Suatu Wilayah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 95–100.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=284214&val=7056&title=PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
KESEHATAN DAN PRIORITAS JENIS INTERVENSI KEGIATAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI SUATU WILAYAH
Wahyudi, B. F., Indarwati, R., & Wahyudi, B. F. (2015). Analisis faktor yang
berkaitan dengan kasus gizi buruk pada balita. 3(1).
LAMPIRAN
1. Lampiran Kuisioner
FORMULIR KONSUMSI MAKAN INDIVIDU 1x24 JAM

NAMA RESPONDEN:

Hari wawancara : 1. Senin – Jum’at

2. Sabtu – Minggu

Kondisi saat wawancara : 1. Biasa 2. Hajatan 3. Hari raya

4. Puasa 5. Sakit 6. Diit.

Apakah masih mendapat ASI? 1. Ya 2. Tidak

Bila Ya, Frekuensi (KEMARIN) mendapat ASI ………………. Kali sehari


semalam

Berapa lama rerata waktu setiap pemberian ASI? ……………….


Menit/Payudara Kanan

……………….
Menit/Payudara Kiri

Konversi menit, frekuensi ASI: …… cc = ….. kalori

Waktu Menu Bahan Makanan URT Gram


(KEMARI
N)

Pagi

Selingan 1
Siang

Selingan 2

Malam

2. Lampiran Dokumentasi
a. Recall baduta
b. Kegiatan Edukasi

Anda mungkin juga menyukai