BIOKIMIA
Pemeriksaan biokimia memberikan hasil yang lebih tepat & objektif. Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain dalam darah dan urine.
Pemeriksaan biokimia hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau pusat kesehatan.
wanita
: 37 47 %
Penentuan hematokrit dilakukan secara duplikat dengan menggunakan darah kapiler atau darah vena yang diantikoagulasikan dengan EDTA.
Serum besi Transferrin Saturation (TS) TS = kadar besi dalam serum x100% TIBC Apabila TS > 16% pembentukan sel-sel darah merah dalam sumsum tulang berkurang dan keadaan ini disebut defisiensi besi untuk eritropoiesis Free Erythrocyte Protophorphyrin (FEP) Serum Ferritin (SF) Metode yang digunakan antara lain: Immunoradiometric assay (IRMA) Immuno assay (RIA) Enzyme-linked immuno assays (ELISA) yang tidak menggunakan isotop, tetapi enzim Keadaan normal rata-rata SF laki-laki dewasa : 90g/l wanita dewasa : 30g/l Serum Unsaturated Iron Binding Capacity (UIBC)
Vitamin C Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Tiamin (B1) Riboflavin (B2) urine 24 jam yang mengandung riboflavin kurang dari 50 mg merupakan indikasi adanya kekurangan vitamin B2 dan biasanya sudah disertai gejala klinisnya. Niasin Vitamin B6 Vitamin B12
Penilaian Status Mineral Iodine Kebutuhan rata-rata per orang dewasa per hari sangat sedkit yaitu 6,15 g atau 160 g. Selain palpasi, untuk mengetahui total goitre rate dapat dilakukan pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan kadar thyroid stimulating hormone dalam darah. Metode penentuan kadar yodium dalam urine dengan menggunakan metode cerium. Zink Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar zink dalam plasma adalah 12 17 mmol/liter normal Kalsium Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar kalsium dalam darah adalah 2,1 2,6 mmol/liter normal Fosfor Kebutuhan normal dalam darah adalah 2,5 4,5 g/100 l. Magnesium Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar magnesium dalam darah adalah 1,8 2,4 g/100 ml normal
Krom (Chromium) Kadar krom dalam darah normal berkisar 0,14 0,25 g/ml untuk serum atau 0,26 0,28 g/ml untuk plasma. Tembaga batasan dan klasifikasi pemeriksaan tembaga dalam darah dalam keadaan normal = 80 150 g/100 ml . Selenium selenium dapat melindungi sel tubuh dari kehancuran hingga memperlambat proses menua.
KVA
Penentuan masalah KVA Indikator yang digunakan Plasma vitamin A > = 10 g/dl Liver vitamin A > = 5 g/dl Batas Prevalensi >= 5% >= 5%
GAKY Pemeriksaan kadar TSH dalam darah dan mengukur ekskresi yodium dalam urine. Tingkat keparahan gondok endemik berdasarkan klasifikasi menurut ekskresi yodium dalam urine (g/gr kreatinin) yaitu Tahap 1 : gondok endemik dengan rata-rata > 50 g/gr kreatinin di dalam urine. Tahap 2 : gondok endemik dengan ekskresi yodium dalam urine rata-rata 25 50 g/gr kreatinin pada kondisi ini sekresi hormon tiroid boleh jadi tidak cukup resiko hipotiroidisme tetapi tidak sampai ke kreatinin. Tahap 3 : gondok endemik dengan rata-rata ekskresi yodium dalam urine < 25 mg/gr kreatinin.
Kelemahan
Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan setelah gangguan metabolisme. Membutuhkan biaya yang cukup mahal. Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga ahli. Kurang praktis dilakukan di lapangan. Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh. Membutuhkan perlatan dan bahan yang lebih banyak dibandingkan pemeriksaan lain. Belum ada keseragaman dalam emmilih reference (nilai normal). Dalam beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan laboratorium yang hanya terdapat di laboratorium pusat.