Anda di halaman 1dari 26

PSG

BIOKIMIA
OUR TEAM

Rhaizah Luthfiyyah Fikri Thifal Aghnia Sabrina


A. (1811015059) (1811015001)
(1811015058)

ulvia Septi Annisa


Devi Yuninda Siti A’isyah Lisa Ariana
(1811015038)
(1811015031) (1811015024) (1811015036)
BIOKIMIA

Melalui metode biokimia atau laboratorium dapat


diketahui status zat besi dalam darah, status gula
darah dalam darah, status iodium dalam urin, status
vitamain A dalam plasma darah, dan sebagainya.
Specimen atau percontoh yang biasa digunakan
adalah darah, urin, feces, dan lain-lain.

Pengukur Biokimia
VAKSIN DAN SUNTIK

01 02 02

Venus Mars
Venus has a beautiful name Despite being red, Mars is a
and is the second planet actually cold place. It’s full
from the Sun of iron oxide dust
PEMERIKSAAN
BIOKIMIA ZAT
GIZI
Penilaian
Status Zat  Ada beberapa indikator untuk menentukan status besi yaitu :

Besi 1. Hemoglobin (Hb)


Nilai normal Hb Pria : 14 18 gr/100ml
Wanita : 12 16 gr/100ml
Metode yang digunakan adalah metode sahli dan metode
cyanmethemoglobin
 
2. Hematokrit
Nilai Normal Pria : 40 45 %
Wanita : 37 47%

Penentuan hematokrit dilakukan dengan duplikat dengan


menggunakan darah kapiler atau darah vena yang diantikoagulasikan
dengan EDTA
 3. Serum Besi
Penilaian 4. Transferrin Saturation (TS/)

Status Zat TS = x 100%


Apabila TS > 16% maka akan mengakibatkan pembentukan sel-sel darah
merah dalam sum-sum tulang berkurang dan keadaan ini disebut defisiensi
Besi besi untuk eritropoiesis

5. Free Erythrocyte Protophorphyrin (FEP)

6. Serum Ferritin (SF)


Metode yang digunakan antara lain :
a. Immunoradiometric assay (IRMA)
b. Immuno assay (RIA)
c. Enzyme-linked immune assays (ELISA) yang tidak menggunakan
isotope, tetapi enzim
Pada keadaan normal rata-rata SF yaitu :
Laki-laki Dewasa : 90g/l
Wanita Dewasa : 30g/l

7. Serum Unsaturated Iron Binding Capacity (UIBC)


Pemeriksaan Status Protein
1. Pemeriksaan biokimia terhadap status protein dibagi dalam 2
bagian pokok yaitu penilaian somatic protein dan visceral
protein
2. Perbandingan somatic dan visceral dalam tubuh antara 75%
dan 255
3. Konsentrasi serum protein dapat digunakan untuk mengukur
status protein
4. Penentuan serum protein dalam tubuh meliputi :
a. Albumin
b. Transferin
c. Prealbumin
d. Retinol binding protein (RBP)
e. Insulin-like growth factor-1
f. Fibrinectin
Pemeriksaan
Status Protein
Pemeriksaan Status Protein
1. Pemeriksaan biokimia terhadap status protein dibagi dalam 2 bagian
pokok yaitu penilaian somatic protein dan visceral protein

2. Perbandingan somatic dan visceral dalam tubuh antara 75% dan 25%

3. Konsentrasi serum protein dapat digunakan untuk mengukur status


protein

4. Penentuan serum protein dalam tubuh meliputi :


a. Albumin
b. Prealbumin
c. Retinol binding protein (RBP)
d. Insulin-like growth factor-1
e. Fibrinectin
f. Transferin
Pemeriksaan
Status Vitamin
Pemeriksaan Status Vitamin
1. Vitamin A  
Metode penentuan serum retinol
a. Cara HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
b. Penentuan kadar vitamin A cara kalorimetri dengan pereaksi trifluoroasetat/ TFA
 
2. Vitamin D
Pada pemeriksaan biokimia penderita rakhitis ditemukan hasil :
a. Kadar kalsium serum normal atau lebih
b. Kadar fosfor rendah
c. Kadar fosfatase meninggi
d. Kadar 25 (OH) Vitamin D dibawah 4 mg/ml
 
3. Vitamin E
Pada pemeriksaan biokimia seorang anak dikatakan memiliki nilai normal vitamin E bila di dalam
serum0.7mg
Pemeriksaan Status Vitamin
4. Vitamin C
Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan bagian dalam
pembentukan zat intersel
 
5. Tiamin (B1)

6. Riboflavin (B2)
Urine 24 jam yang mengandung riboflavin kurang dari 50mg merupakan indikasi adanya kekurangan
vitamin B2 dan biasanya telah disertai gejala klinisnya.
 
7. Niasin
 
8. Vitamin B6
 
9. Vitamin B12
 
Pemeriksaan
Status
Mineral
Pemeriksaan Status Mineral
 1. Iodine
a. Kebutuhan rata-rata per orang dewasa per hari sangat sedikit yaitu 6.15g atau 160
b. Selain palpasi, untuk mengetahui goiter rate dapat dilakukan pemeriksaan kadar yodium
dalam urine dan kadar thyroid stimulating hormone dalam darah
c. Metode penentuan kadar yodium dalam urine dengan menggunakan metode cerium
 
2. Zink
Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar zink dalam plasma adalah 12 17 mmol/l
merupakan standar normal
 
3. Kalsium
Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar kalsium dalam darah adalah 2.1 2.6 mmol/l
yang merupakan batas standar normal
 
Pemeriksaan Status Mineral
 
4. Fosfor
Kebutuhan normal dalam darah adalah 2.5 4.5 g/100
 
5. Magnesium
Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar magnesium dalam darah
adalah 1.8 2.4 g /100ml yang merupakan batas standar normal
 
6. Krom (Chromium)
Kadar krom dalam darah normal berkisar 0.14 0.25 g/ml untuk serum atau
0.26 0.28 g/ml untuk plasma

 
Pemeriksaan Status Mineral
 

7. Tembaga
Batasan dan klasifikasi pemeriksaan tembaga dalam darah dalam
keadaan normal = 80 150g/100ml
 
8. Selenium
Selenium dapat melindungi sel tubuh dari kehancuran hingga
memperlambat proses menua

 
Pemeriksaan Zat
Gizi Spesifik
Pemeriksaan Status Gizi Spesifik
 1. KEP
Dalam kaitannya dengan KEP, maka analisis biokimia yang banyak diperhatikan adalah
menyangkut nilai protein tertentu dalam darah atau hasil metabolit protein yang beredar
dalam darah atau hasil metabolit protein yang beredar dalam darah dan dikeluarkannya
bersama-sama urin.
 
2. KVA
Penentuan masalah KVA
 
Indikator yang digunakan Batas Prevalensi
Plasma vitamin A 10 g/dl 5%
Liver vitamin A 5 g/fl 5%
 
Pemeriksaan Status Gizi Spesifik
3. Anemia Gizi Besi (AGB)
Batasan anemia menurut Departemen Kesehatan
  
Kelompok Batas Normal

Anak Balita 11 gr %
Anak Usia Sekolah 12 gr %
Wanita Dewasa 12 gr%
Laki-laki Dewasa 13 gr %
Ibu Hamil 11 gr %
Ibu Menyusui > 3 bulan 12 gr %
Pemeriksaan Status Gizi Spesifik
 
4. GAKY
Pemeriksaan kadar TSH dalam darah dan mengukur ekskresi yodium dalam urin
Tingkat keparahan gondok endemic berdasarkan klasifikasi menurut ekskresi yodium dalam
urine (g/gr kreatinin) yaitu :
a. Tahap 1 : Gondok endemic dengan rata-rata > 50 g/gr kratinin di dalam urine
b. Tahap 2 : Gondok endemic dengan ekskresi yodium dalam urine rata-rata 25 50 g/gr
kreatinin pada kondisi ini sekresi hormone tiroid boleh jadi tidak cukup yang akan
mengakibatkan risiko hipotioidisme tetapi tidak sampai ke kreatinin
c. Tahap 3 : Gondok endemic dengan rata-rata ekskresi yodium dalam urine < 25mg/gr
kreatinin
  
Keunggulan
dan Kelemahan
Metode Biokomia
Keunggulan Metode Biokimia
1
Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini

2
Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih obyektif

3
Dapat menunjang hasil pemeriksaan
metode lain dalam penilaian status gizi
Kelemahan Metode Biokimia
1
Pemeriksaan biokimia
hanya bisa dilakukan
setelah gangguan 3
metabolism Dalam melakukan
pemeriksaan diperlukan
2 tenaga ahli
Membutuhkan
biaya yang
cukup mahak 4
Kurang praktis
dilakukan di
lapangan
Kelemahan Metode Biokimia
Belum ada keseragaman
Pada saat pemeriksaan tertentu
dalam memilih reference
specimen sulit untuk diperoleh
(nilai normal)
5 7

6 8
Membutuhkan peralatan Dalam beberapa penentuan
dan bahan yang lebih pemeriksaan laboratorium
banyak dibandingkan memerlukan laboratorium yang
pemeriksaan lain hanya terdapat di laboratorium pusat
Thank You!
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai