Anda di halaman 1dari 11

VITAMIN A

Pemeriksaan vitamin A secara biokimia yaitu dengan pemeriksaan serum


Retinol Binding Protein (RBP) mempunyai asumsi bahwa RBP merupakan
alat transport retinol. Pemeriksaan serum ini baru terlihat bila cadangan hati
sudah habis atau sebaliknya. Deplesi vitamin A dalam tubuh merupakan
proses yang berlangsung lama, dimulai dengan habisnya persediaan vitamin
A dalam hati, kemudian menurunnya kadar vitamin A plasma, dan baru
timbulnya disfungsi retina, disusul dengan perubahan jaringan epitel.
(Wirjatmadi dan Adriani, 2006).
Nilai batas normal plasma vitamin A dalam darah (mg/100 ml) untuk semua
umur dikategorikan sebagai berikut :

1. Kurang : < 10 g/dl


2. Sedang (margin): 10 19g/dl
3. Normal: 20 - 50g/dl

(Supariasa, 2002)

Metode penentuan status gizi secara biokimia pada vitamin A meliputi :


1. Serum Retinol
Kadar serum retinol menggambarkan status vitamin A ketika vitamin
A dalam hati kekurangan dalam tingkat berat atau sangat berlebihan.
Serum retinol merupakan indikator yang sering dipakai untuk
penentuan tingkat KVA pada populasi karena banyak laboratorium
yang mampu menganalisisnya dan merupakan indikator biokimia
status vitamin A. Bila kadar serum retinol dalam darah 20-30g/dl
dapat di katakan simpanan dalam hati masih cukup, bila kadarnya
kurang dari 10 g/dl sudah sangat rendah dan biasanya sudah mulai
muncul tanda-tanda klinis (WHO, 1996)
2. Serum retinol binding protein (RBP)
RBP adalah protein transpor spesifik vitamin A, dinamakan holo RBP
ketika berikatan dengan retinol, sedangkan bila tidak ada ikatan
dinamakan apo-RBP. Bila cadangan hati menurun, yang timbul pada
tingkat akhir defisiensi vitamin A, RBP berakumulasi dalam hati
menjadi apo-RBP dan kadar serum retinol dan RBP menurun. Kadar
normal RBP dalam darah adalah Pada anak 20-30 g/dl dan dewasa
40-50 g/dl, sedangkan pada KVA kadar tersebut dapat turun sampai
50% (Sandjaja dan Sudikno, 2015).

VITAMIN B1 (THIAMIN)
Tiamin, atau vitamin B1, terlibat dalam sejumlah fungsi dalam tubuh,
termasuk sistem saraf (konduksi aksonal) dan fungsi otot (aliran elektrolit
dalam sel ini), metabolisme karbohidrat, proses enzimatik, dan produksi
asam hidroklorida yang dibutuhkan untuk pencernaan. [1]
Secara keseluruhan, kisaran referensi vitamin B1 (tiamin) adalah 2,5-7,5 g /
dL, atau 74-222 nmol / L.
Stimulasi lebih dari 20% -25% selama pengukuran transketolase sel darah
merah menggunakan tiamin pirofosfat (TTP) menunjukkan defisiensi.
1. Eritrocyte Transketolase Activity
Untuk mengetahui cadangan thiamin jaringan dan evaluasi fungsional
ditingkat sel pada NADPH di penthosa phosphate pathway
Kadar normal : 42,1-86,1 mF/L/min.
2. Thiamin Pyrophosphate Effect (TPPE)
kadar normalnya bekisar 0-14% (WHO,1999)
Kekurangan tingkat rendah : 15-24%
kekurangan tingkat berat : >25%
salah satu indikator yang sensitivitasnya tinggi dalam menilai defisiensi
thiamin.

VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)
urine 24 jam yang mengandung riboflavin kurang dari 50 mg merupakan
indikasi adanya kekurangan vitamin B2 dan biasanya sudah disertai gejala
klinisnya.
1. Aktivitas eritrosit glutation reduktase
digunakan untuk mengukur kejenuhan jaringan dan status riboflavin
jangka panjang .
Nilai cut off untuk marginal (risiko sedang, 1,2-1,4), atau berat (resiko
tinggi,> 1.4) sering digunakan dalam menentukan status defisiensi.

Pemeriksaan pd darah & rutin sangat jarang diaplikasikan


Tes terbaik: dg aktivitas glutation reduktase pada RBC
sebelum & setelah penambahan FAD (flavin adenin dinukleotida)
N: peningkatan aktivitas <20%; Defisiensi: >40%

VITAMIN B6
1. Urinary xanthurenic acid acretion after tryptophan load test

kadar normal : <200 mg/gr

2. Plasma pyridoxal 5-phosphat (PLP)

Kadar normal : <25 mg/mol


3. Erythrocyte transaminase activity

NIACIN
1. Plasma or urinary metabolites NMN
kadar normal : semua umur : 0,2 5,5 mg/g
2. Preferably both expressed as a ratio
kadar normal wanita hamil : 0,8-2,49 mg/g

FOLATE
1. Serum folate
kadar serum folat mencerminkan asupan asam folat selama beberapa hari
terakhir.
kadar normal : 9-45 nm (3-6 ng/ml)
2. Folate eritrosit
Menggambarkan cadangan folat tubuh lebih baik daripada folat serum.
Merupakan gambaran kandungan folat selama proses pematangan eritrosit
kadar normal : 150-600 ng/ml
VITAMIN B12
1. Serum vitamin B12
Kadar normal : 210-911 pg/ml

2. Serum and urinarymethylmalonic acid


Kadar normal : 0,05-0,26 mol/L dan untuk laki-laki 40x lebih tinggi
Asam methylmalonic kadar normal: < 260 nmol/L

3. Tes Schilling
Tes Schilling digunakan untuk menentukan apakah tubuh menyerap
vitamin B12 normal.
Bagaimana tes dilakukan:
Tes ini dapat dilakukan dalam empat tahap yang berbeda untuk
menemukan penyebab rendahnya tingkat vitamin B12.
Stadium I: Anda akan mendapatkan dua dosis vitamin B12 (cobalamin).
Anda akan mengambil dosis kecil terlebih dahulu (bentuk radioaktif B12)
melalui mulut. Anda akan dosis kedua yang lebih besar oleh tembakan 1
jam kemudian. Anda akan perlu untuk mengumpulkan urin Anda selama
24 jam berikutnya, dan mengirimkannya ke laboratorium atau kantor
dokter Anda. Urin akan diperiksa untuk melihat apakah Anda menyerap
vitamin B12 normal. Untuk informasi tentang pengumpulan sampel urin,
lihat: 24-jam koleksi urin

Jika Tahap I adalah normal, Tahap II dapat dilakukan 3 - 7 hari


kemudian.

Tahap II: Anda diberi B12 radioaktif bersama dengan faktor intrinsik.
Faktor intrinsik adalah protein yang diproduksi oleh sel-sel pada lapisan
lambung. Tubuh membutuhkan sehingga usus dapat menyerap vitamin
B12 efisien.

Tahap II dari tes dapat memberitahu apakah rendahnya kadar vitamin


B12 yang disebabkan oleh masalah di perut yang mencegah dari
memproduksi faktor intrinsik.

Jika tes Tahap II adalah abnormal, Tahap III uji dilakukan.

Tahap III: Tes ini dilakukan setelah Anda telah mengambil antibiotik
selama 2 minggu. Hal ini dapat memberitahu apakah pertumbuhan
bakteri abnormal telah menyebabkan vitamin rendahnya tingkat B12.

Tahap IV: Tes ini menentukan apakah rendahnya kadar vitamin B12
yang disebabkan oleh masalah dengan pankreas. Dengan tes ini, Anda
akan mengambil enzim pankreas selama tiga hari, diikuti dengan dosis
radioaktif vitamin B12.
Bagaimana mempersiapkan untuk ujian:

Jangan makan selama 8 jam sebelum memulai tes, kemudian makan


normal selama 24 jam berikutnya. Anda dapat minum air.
Penyedia perawatan kesehatan mungkin akan meminta Anda untuk
berhenti minum obat yang dapat mempengaruhi tes.
Anda tidak dapat memiliki B12 injeksi intramuskular dalam waktu 3 hari
sebelum tes.
Bagaimana tes akan merasa:
Suntikan vitamin B12 mungkin menyengat.
Mengapa tes dilakukan:

Tes Schilling dilakukan untuk memeriksa penyerapan vitamin B12 dan


untuk mengevaluasi pasien untuk anemia pernisiosa.
BIOTIN
1. urinary biotin
kadar normal : 6-50 gr/hari
2. urinary 3-hydroxyisovaleric acid

VITAMIN C
1. Plasma vitamin C
Kadar normal : 0,4 1,5 mg/dl
2. Leukocyte vitamin c
Kadar normal : > 20 microg/10

VITAMIN D
1. Serum vitamin D
Kadar normal : 10 55 ng / ml

VITAMIN E
1. Serum alpha tokoferol
kadar normal : 10 mg/hari
2. plasma vitamin E
kadar normal: 0,2 0,6 mg/ 100ml
3. Erythrocyte hemolysis

VITAMIN K
1. Serum vitamin K
kadar normal : 0,2-3,2 ng/ml
2. Protombin Plasma
PT Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak
aktif dalam proses pembekuan. Protrombin (F II) dikonversi menjadi
thrombin oleh tromboplastin untuk membentuk bekuan darah.
Pemeriksaan PT digunakan untuk menilai kemampuan faktor koagulasi
jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I (fibrinogen), faktor II
(prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan
faktor X (faktor Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan
memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari nilai normal.
Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan ini dipakai untuk menguji faktor extrinsic. Sebagai
tissuthromboplastin dipakai aceton dehydrated rabbit brain.Test ini
digunakan untuk menguji extrinsic pathway. Jadi diperlukan faktor VII,
faktor V, faktor X, faktor II serta faktor I yang normal, sedangkan tissue
thromboplastin tidak perlu normal.
Test ini normal hasilnya : 11 13,5 detik. Akan tetapi harus disertai
dengan laporan, misalnya :
o PPT penderita 12,5 detik ; PPT control 12,0 detik.
o PPT penderita 16,0 detik ; PPT control 12,5 detik

Dikatakan abnormal apabila beda dengan kontrol lebih dari 2 detik.

Test PPT ini abnormal / memanjang pada :


a) Obstructive jaundice
b) Penyakit-penyakit hepar yang lanjut
c) Penyakit-penyakit perdarahan pada newborns
d) penyakit congenital seperti :

Anda mungkin juga menyukai