Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI

Creatinin Plasma dengan KIT Diagnostic System

Oleh:
Khairunnisa’
(202210617)

Dosen Pembimbing:
Siti Sarah Yusdi, S.Si, M.Si
Dr. Eva Yuniritha, S.S, M.Biomed
Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed

Instruktur:
Renita Afriza, SKM, M.Kes
Sri Nofriyanti, S.Si

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA 2B


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI

Judul Praktikum : Creatinin Plasma dengan KIT Diagnostic System

Hari / Tanggal : Senin / 13 September 2021

Praktikum Ke : 7 (Tujuh)

Tujuan Praktikum :

1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kreatinin dalam plasma.


2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar kreatinin plasma dengan nilai standar.
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks status gizi.

Prinsip Kerja :

Creatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa. Reaksi ini membentuk
kreatinin pikrat yang berwarna jingga. Intensitas warna yang terbentuk diukur pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 492 nm (490-510).

Reaksi :

Creatinin + Asam pikrat Creatinin Pikrat Kompleks

Tinjauan Pustaka :

Kreatinin adalah protein yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan
dari otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresi dalam urin dalam kecepatan yang
sama, kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya
relative konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal
mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal (Corwin J.E, 2001).

Kadar kreatinin berbeda setiap orang, umumnya pada orang yang berotot kekar
memilikikadar kreatinin yang lebih tinggi daripada yang tidak berotot.Hal ini juga yang
memungkinkan perbedaan nilai normal kreatinin pada wanita dan laki-laki. Nilai normal
kreatinin pada wanita adalah 0,5-0,9 mg/dl, sedangkan laki-laki adalah 0,6-1,1 mg/dl.
Plasma adalah darah dalam tabung yang berisi antikoagulan lalu di sentrifuge dengan
kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, sehingga sel-sel darah terpisah dari darah, karena
antikoagulan tersebut untuk mencegah pembekuan dengan cara mengikat kalsium, lapisan jernih
warna kuning muda yang ada di bagian atas adalah plasma (Widman F.K, 1995). Plasma adalah
komponen darah dalam tabung yang telah berisi antikoagulan yang kemudian disentrifuge dalam
waktu tertentu dengan kecepatan tertentu sehingga bagian plasma dan bagian lainnya terpisah.

Kadar pada wanita sedikit lebih rendah, karena masa otot yang lebih rendah dari pria.
Kreatinin darah meningkat jika fungsi menurun. Selain itu kreatinin darah meningkat karena
kegagalan ginjal akut atau kronis, syok yang lama, kanker, lupus, diabetik, gagal jantung, diet (
contohnya : daging sapi tinggi, unggas dan ikan ). Sedangkan penurunan kreatinin dapat
dijumpai pada distrofiotot ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. ( Anggraeni, 2012 )

Bahan :

Serum/plasma

R1 : Sodium Hidroxida (NaOH) 0,6 mol/L = bahaya untuk mata dan kulit.

R2 : Picric Acid (asam pikrat) 4,0 mol/L = toxic untuk pernafasan dan

kulit. Standart : 2 mg/dl (177 mmol/L).

Alat :

 Pipet volumetrik 0,05 ml


 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap

Prosedur :

1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2


Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml
Aquades 0,05 ml -
Reagen 1 1 ml 1 ml

Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25℃/37℃ dan tambahkan:

Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml


Campurkan/kocok dan baca absorban Al setelah 60 detik dan baca absorban A2 setelah
120 detik.

2. Prosedur dengan menggunakan mono reagen


Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,1 ml
Aquades 0,1 ml -
Mono reagen 4 ml 4 ml

Kocok, lalu diamkan selama 2 menit pada suhu 37℃. Segera baca absorban.

Perhitungan:

∆ A Standart : {(A2-Al) Standart - {(A2-Al) Blanko}

∆ A Sample : {(A2-Al) Sample - {(A2-Al) Blanko}

Konsentrasi : Standart : 2 mg/dl

Rumus:

 Untuk kreatinin serum/plasma:


Creatinin (mg/dl) = A Sample x Konsentrasi standar (mg/dl)
A Standart

Faktor Konversi:

Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin (µmol/L)

Nilai normal:

 Serum/plasma:
 Perempuan : 0,6 – 1,1 mg/dl (53-97 µmol/L)
 Laki-laki : 0,9 – 1,3 mg/dl (80-115 µmol/L)

Hasil dan Pembahasan :

Pada praktikum saat ini yang dilakukan yaitu pemeriksanaan kreatinin plasma darah
dengan kit diagnose system menggunakan sampel darah/serum/plasma. Kreatinin adalah produk
protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan
kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama.
Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif
konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi ginjal. Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin
sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat dalam penyimpanan energi sebagai
kreatin fosfat ( cp ), dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan
katalisasi enzim kreatin.

Kreatinin secara sederhana yaitu limbah atau hasil pembuangan. Limbah yang akan
disingkirkan oleh tubuh. Kreatinin merupakan produk ganda dari pemecahan kreatin, sehingga
setiap hari otot kita secara alami membangun dan rusak untuk menjaga semua sel otot kita tetap
sehat, dan kreatinin hanyalah produk limbah dari proses ini.

Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang
digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam plasma dan eksresinya di urin
dalam 24 jam relatif konstan. Kadar kreatinin darah yang lebih besar dari normal mengisyaratkan
adanya gangguan fungsi ginjal. Nilai kreatinin normal pada metode Jaffe reaction adalah laki –
laki : 0,9 – 1,3 mg/dL ; dan wanita : 0,6 – 1,1 mg/dL.

Prinsip pemeriksaan kreatinin dalam plasma ini menggunakan metode Jaffe reaction.
Dalam suasana alkalis, kreatinin bila ditambah asam pikrat akan membentuk suatu warna
komplek yang berwarna kuning – orange. Intensitas warna sebanding dengan konsentrasi dan
dapat diukur secara fotometri, serta terjadi perubahan absorbsi pada panjang gelombang antara
505 nm dan 502 nm. Kadar normal kreatinin pada laki – laki adalah 0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 –
106 µmol ; sedangkan pada wanita adalah 0,5 – 1,1 mg/dL atau 44 – 97 µmol /L.
Klirens kreatinin adalah laju bersihan kreatinin menggambarkan volume plasma darah
yang dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi ginjal per menit. Bersihan kreatinin biasanya
dinyatakan dalam mililiter per menit. Karena kreatinin dieliminasi dari tubuh terutama melalui
filtrasi ginjal, maka menurunnya kinerja ginjal akan menyebabkan peningkatan kreatinin serum
akibat berkurangnya laju bersihan kreatinin.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya
adalah :
1. Perubahan massa otot.
2. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.
3. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.
4. Obat – obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co – trimexazole dapat
mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin darah.
5. Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
6. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang muda,
serta pada laki – laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita. ( Sukandar, 1997 )
Jika kadar kreatinin rendah maka dokter akan menyarankan Anda melakukan tes lanjutan,
seperti biopsi otot atau tes enzim otot untuk memeriksa kemungkinan kerusakan otot serta tes
fungsi hati. Yang terpenting adalah, tetap jaga pola hidup agar lebih sehat, caranya adalah:
• Olahraga teratur 3-4x seminggu, seperti jogging, angkat beban, renang.
• Konsumsi makanan bergizi seimbang. Jangan terlalu membatasi asupan protein (baik
hewani maupun nabati)
• Hindari diet yang terlalu ekstrim (penurunan berat badan lebih dari 1 kg dalam seminggu)
• Konsumsi cairan yang cukup 8-12 gelas perhari.
Jika kadar kreatinin tinggi, artinya bisa terjadi akibat konsumsi terlalu banyak sumber
protein, obat, suplemen, dan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Idealnya, kreatinin
harus disaring terlebih dahulu oleh ginjal sebelum dikeluarkan oleh urin. Secara tidak langsung,
kadar kreatinin yang tinggi bisa menjadi pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan ginjal.
Kadar kreatinin dapat meningkat karena penyakit kanker, lupus, diabetik, syok yang lama
dan gagal jantung. Sedangkan kadar kreatinin dapat menurun karena distrofi obat ( tahap akhir )
dan myastenia gravis. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang tergantung pada massa otot
daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan
efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik atau
penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif otot.

Kesimpulan:

Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot
yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi
filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar
yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal.

Kadar normal kreatinin pada laki – laki adalah 0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 – 106 µmol,
sedangkan pada wanita adalah 0,5 – 1,1 mg/dL atau 44 – 97 µmol /L.

Saran:

Sebaiknya pada saat melakukan praktikum menggunakan alat pelindungan agar


tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Daftar Pustaka:

Penuntun Praktikum Biokimia Gizi Poltekkes Kemenkes RI Padang

http://repository.unimus.ac.id/1167/3/BAB%20II.pdf

http://rusmaariyani.blogspot.com/2015/01/praktikum-biokimia-kadar.html

Anda mungkin juga menyukai