Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pratikum Biokimia Gizi

Creatinin Plasma Dengan KIT Diagnostic System


Oleh :

MORIN HARMI ZULEKA (202210621)

Kelas :

1B
1) Judul Pratikum : Creatinin Plasma Dengan KIT Diagnostic System
2) Tujuan Pratikum :
1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kreatinin dalam plasma
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar kreatinin plasma dengan nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks status gizi
3) Prinsip Kerja : Creatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa. Reaksi ini membentuk kratinin pikrat yang
berwarna jingga. Intensitas warna yang terbentuk diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelobang 492 nm (490-510).
Reaksi : Creatinin + Asam pikrat  Creatinin Pikrat Kompleks
4) Tinjauan Pustaka :
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan
yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi
filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal
mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001).
Definisi kreatinin yang lain, adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat
zat ini terlihat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat ( cp ), dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi
kreatin dengan katalisasi enzim kreatin. (Murray, 2009 )
Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan cp. Dalam proses kecil kreatin diubah secara
ireversibel menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah kreatinin oleh seseorang setara dengan otot rangka
yang dimilikinya. ( Murray, 2009 )
5) Reagen dan Alat :
 Bahan / Reagen :
 Serum/plasma
 Rl : Sodium Hidroxida (NaOH) o,}6 mol/L = bahaya untuk mata dan kulit
 R2 : Picric Acid (asam pikrat) 4,0 mol/L. = Toxic untuk pernafasan, dan kulit
 Standart : 2 mg/dl (177mmol/L)
 Alat :
 Pipet volumetrik 0,05 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap
6) Prosedur Kerja :
1. Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml
Aquades 0,05 ml -
Reagen 1 1ml 1ml
Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C dan tambahkan:
Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml
Campurkan/ kocok dan baca absorban A1 setelah 60 detik, dan baca absorban A2
setelah 120 detik.

2. Prosedur dengan menggunakan mono reagen


Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 0,1 ml
Aquades 0,1 ml -
Mono reagen 4 ml 4 ml
Kocok, lalu diamkan selama 2 menit pada suhu 37 0C. Segera baca absorban
 Perhitungan:
 Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}
 Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}
 Konsentrasi Standart : 2 mg/ dl
 Rumus:
Untuk kreatinin serum/ plasma:
Creatinin (mg/dl) =
 Faktor Konversi:
Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin(μmol/L)
 Nilai normal:
Serum/plasma :
 Perempuan : 0,6 -1,1 mg/dl ( 53-97 μmol/L)
 Laki-laki : 0,9 - 1,3 mg/dl (80 -115 μmol/L)
7) Hasil dan Pembahasan :
Kreatinin adalah sisa metabolisme otot yang hanya dikeluarkan dari ginjal, pada ginjal rusak kreatinin akan ditahan bersama
nitrogen nonprotein di darah, sehingga terjadi penurunan kadar kreatinin di urin dan peningkatan kadar kreatinin di darah.
Pada pratikum kali ini dilakukan 2 prosedur dengan reagen yang berbeda, terdapat selisih konsentrasi pada pengukuran pertama
dan kedua yang nanti digunakan untuk pengukuran kadar kreatinin. Hasil absorbansi larutan blanko dijadikan dasar untuk pengukuran
larutan standar dan sampel yang berarti apabila blanko memberikan serapan, serapan dua larutan yang lain dikurangi dengan serapan
blanko. Setelah itu, dilakukan pula pengujian absorbansi larutan standar dan larutan sampel dengan prosedur yang sama seperti pengujian
larutan blanko.
Berdasarkan nilai konsentrasi kreatinin hasil pengukuran pada percobaan ini, disimpulkan bahwa nilai tersebut berada di atas nilai
normal kreatinin, dimana nilai normal kreatinin adalah 0,6-1,1 mg/100 ml atau 53-97 μmol/l untuk pria, sedangkan untuk wanita adalah
0,5-0,9 mg/100 ml atau 44-80 μmol/l. Nilai hasil pengukuran sampel pada video yt percobaan ini yang berada di atas nilai normal
kreatinin, yaitu 1,772 mg/dL. menunjukkan bahwa ada kemungkinan terjadi gangguan pada ginjal. Ada kemungkinan terjadi gangguan
pada fungsi filtrasi glomerulus.
Kadar kreatinin berbeda setiap orang, umumnya pada orang yang berotot kekar memiliki kadar kreatinin yang lebih tinggi
daripada yang tidak berotot. Sebagai petunjuk, peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan adanya penurunan
fungsi ginjal sebesar 50%, demikian juga peningkatan kadar kreatinin tiga kali lipat mengindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal
sebesar 75% (Soeparman dkk, 2001).
Kreatinin terdapat di dalam otot, otak dan darah dalam bentuk terfosforilasi sebagai fosfokreatin dan dengan keadaan yang bebas.
Kreatinin dalam jumlah sedikit juga terdapat di dalam urin normal. Kreatinin adalah anhidrida dari kreatin,sebagian besar di bentuk di
dalam otot dengan pembuangan air dari kreatin fosfat secara tidak reversibel dan non enzimatik. Kreatinin bebas terdapat di dalam darah
dan urin, pembentukan kreatinin merupakan langkah yang di perlukan untuk ekskresi sebagian besar kreatinin (Harper H.A, 1999).
Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin biasanya digunakan untuk menilai kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu
dengan melakukan tes kreatinin kliens. Tinggi rendahnya kadar kreatinin darah juga memberi gambaran tentang berat ringannya
gangguan fungsi ginjal. Hemodialisis dilakukan pada gangguan fungsi ginjal yang berat yaitu jika kadar kreatinin lebih dari 7 mg/dl
serum. Hemodialisis sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk menghambat progresifitas penyakit.
Pemeriksaan kadar kreatinin darah dapat diukur absorbansinya dengan panjang gelombang tertentu menggunakan
spektrofotometer dan prinsip pembacaanya terbentuk sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan memiliki alat pengurai
seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang gelombang tertentu dari sinar putih (Nur Intan Pertiwi, 2016 ).

Faktor yang dapat Mempengaruhi Kadar Kreatinin adalah :


• Perubahan massa otot.
• Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.
• Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin dalam darah.
• Obat-obatan yang dapat mengganggu sekresi kratinin sehingga meningkatkan kadar kreatinin dalam darah.
• Peningkatan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
• Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang muda, serta kadar kreatinin pada laki-laki lebih tinggi dari pada
kadar kreatinin wanita (Corwin, 2009).

8) Kesimpulan dan Saran :


Kesimpulan :
1. Nilai normal kreatinin pada wanita adalah 0,5-0,9 mg/dl, sedangkan laki-laki adalah 0,6-1,1 mg/dl.
2. Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin biasanya digunakan untuk menilai kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan
melakukan tes kreatinin kliens. Tinggi rendahnya kadar kreatinin darah juga memberi gambaran tentang berat ringannya gangguan fungsi ginjal.
3. Hemodialisis sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk menghambat progresifitas penyakit.
Saran :
Untuk lebih mengetahui dan memahami pratikum ini perlu dilakukan pratikum secara langsung dengan alat dan bahan yang
lengkap di laboratorium. Dengan melakukan semua langkah-langkah maka hasil yang didapatkan juga lebih pasti dan akurat.
9) Daftar Pustaka :
https://www.youtube.com/watch?v=FjdL9sVw3SA&feature=youtu.be
http://rusmaariyani.blogspot.com/2015/01/laporan-praktikum-biokimia-kadar.html
BAB II_5.pdf
BAB II_24.pdf
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai