PEMERIKSAAN KREATININ
DISUSUN OLEH :
Gambar : Ginjal
Fungsi ginjal yaitu sebagai system penyaringan alami tubuh, melakukan
banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa
metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh,
dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter
darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia sisa
metabolisme disaring dan dihilangkan dari tubuh (Bersama dengan air berlebihan)
sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut
sebagai glomerulus. Selain mengeluarkan limbah, ginjal merilis tiga hormone
penting yaitu erythropoietin atau EPO, yang merangsang sumsung tulang untuk
membuat sel-sel darah merah, renin, yang mengatur tekanan darah, calcitriol,
bentuk aktif vitamin D, yang membantu mempertahankan kalsium untuk tulang
dan untuk keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh (Bela, 2015).
Kreatinin merupakan produk akhir nonprotein dari metabolisme kreatinin.
Seluruh kreatinin dieksresikan lewat ginjal. Kreatinin berhubungan langsung
dengan fungsi eksretorik ginjal. Pemeriksaan kreatinin digunakan untuk
memperkirakan LFG dan untuk skrining kerusakan ginjal (Regina, dkk. 2014).
Kreatinin adalah produk penguraian dari kreatin yang menyediakan pemasok
energi untuk otot. Kreatin adalah zat yang dihasilkan dari kontraksi otot normal
dan dilepaskan ke dalam darah, kemudian melewati ginjal untuk dieksresikan.
Nilai normal kreatinin serum pada pria adalah 0,7-1,3 mg/dl, sedangkan pada
Wanita 0,6-1,1 mg/dl. Peningkatan tajam kadar urea dan kreatinin plasma
biasanya merupakan tanda timbulnya gagal ginjal terminal dan disertai gejala
uremik (Shelfi, dkk. 2021).
B.
Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan di laboratorium Patologi Lantai 2
Universitas MEGAREZKY tentang pemeriksaan Kreatinin dengan
menggunakan metode enzimatik.
Pada praktikum kali ini, penentuan kadar kreatinin serum menggunakan
sampel serum darah, serta hasil praktikumnya diukur dengan
spektrofotometer dan didapatkan hasil 1,2 mg/dL untuk sampel darah serum
(laki-laki), jika ditinjau dari nilai normal kadar kreatinin tersebut tergolong
normal.
Kreatin sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat
dalam penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat (cp ), dalam sintesis ATP
dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim
kreatin.
Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang
yangginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal. Kreatinin disintesis
dalam hati, pankreas, dan ginjal dari asam amino arginin, glisin, dan
metionin. Senyawa inidihasilkan ketika terjadi kontraksi pada otot. Dalam
darah, kreatinin dihilangkandengan proses filtrasi melalui glomerulus ginjal
dan disekresikan dalam bentukurin. Ginjal yang sehat menghilangkan
kreatinin dari darah dan memasukkannya pada urin untuk dikeluarkan dari
tubuh. Analisis kadar kreatinin dalam tubuhmerupakan indeks medis yang
penting untuk mengetahui kondisi laju filtrasiglomerulus, keadaan ginjal, dan
berfungsinya kerja otot,
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah,
diantaranya adalah :
a. Perubahan massa otot.
b. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam
setelah makan.
c. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin
darah.
d. Obat – obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co – trimexazole
dapat mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar
kreatinin darah.
e. Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
f. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi
daripada orang muda, serta pada laki – laki kadar kreatinin lebih tinggi
daripada wanita.
Kadar kreatinin dapat meningkat karena penyakit kanker, lupus,
diabetik, syok yang lama dan gagal jantung. Sedangkan kadar kreatinin dapat
menurun karena distrofi obat ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. Jumlah
kreatinin yang dikeluarkan seseorang tergantung pada massa otot daripada
aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga
menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali
jika terjadi cedera fisik atau penyakit degeneratif yang menyebabkan
kerusakan masif otot.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada praktikum yang dilakukan kali ini didapatkan hasil yaitu 1,2 mg/dl
dimana pada hasil tersebut dapat dikatakan normal berdasarkan nilai normal
yang berlaku pada pemeriksaan kreatinin.
B. Saran
Semoga pada saat praktikum selanjutnya mahasiswa/i lebih
memperhatikan apa yang diajarkan, serta lebih hati-hati pada saat melakukan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ivanovna Regina, dkk. 2014. Analisis Kadar Kratinin Serum Sebelum Dan
Setelah Terapi Tenovofir Pada Penyandang HIV di RS Dr. M. Djamil
Padang Periode 2012-2013. Jurnal Fk Unand. Vol. 3. No. 2
Ningsih Shelfi Aprilia, dkk. 2021. Hubungan Kadar Kreatinin Dengan Durasi
Pengobatan HD pada Penderita Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Ilmiah. Vol.
10. No.1
Ninsih Bela. 2015. Pemeriksaan Kreatinin Darah.
Ardiansyah Zul Fahmi. 2020. Pemeriksaan Kadar Kreatinin Pada Penderita
Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK).