BAB I
PENDAHULUAN
flek hitam, dan meningkatkan resiko kanker kulit, dan mampu mengubah
kita dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Manfaat sinar matahari bagi
ditandai gejala ringan berupa sedikit memerah kering, bersisik, flek hitam
dapat menimbulkan gatal ataupun tidak sampai kanker kulit. Salah satu
sinar (UV) adalah dengan menggunakan krim tabir surya guna menyaring
yang dapat menangkal sinar ultraviolet dan matahari. Hal ini sesuai
Terjemahanya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-
tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan
itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai,
dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula)
zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa.Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (Q.S
Al-An’am: 99).
Ayat ini merupakan bukti-bukti kemahakuasaan Allah SWT yakni
tabir surya adalah krim tabir surya. Tabir surya adalah bentuk sediaan
setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan
serta tidak lengket, sediaan ini bertipe air dalam minyak atau minyak
obat luar pada kulit. Keuntungan dari sediaan krim adalah penggunaannya
daun kersen memiliki konsentrasi 500 ppm (0,05%) dengan nilai SPF
dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini mengingat suatu
obat atau sediaan farmasi biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar
dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (Yunus dkk, 2013).
4
waktu yang lama. Salah satu syarat yang harus di penuhi suatu sediaan
emulsi yang baik adalah stabil secara fisik tidak di tandai dengan
terjadinya kriming karena tanpa hal ini suatu sediaan emulsi akan segera
surya ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) yang stabil
secara fisik.
selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Barat, Papua dan daerah lainnya. Daun kersen memiliki nama ilmiah
Dunia : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Malvales
Suku : Elaecarpaceae
6
Marga : Muntingia
2. Morfologi Tumbuhan
lembaran daun yang nyata tidak simetris, tepi daun bergerigi, lembaran
berdiameter 15 mm, berisi beberapa ribu biji yang kecil, tertanam dalam
atau lignin antara lain flavonoid, tanin, triterpen, saponin dan polifenoll
4. Khasiat Tumbuhan
antioksidan juga dapat dimanfaatkan sebagai tabir surya dan tinggi akan
B. Uraian Krim
1. Definisi
Krim merupakan suatu cairan kental atau emulsi setengah padat
baik bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya
Banyak dokter dan pasien lebih suka pada krim dari pada salep, untuk
satu hal, umumnya mudah menyebar rata dan mudah dibersihkan dari
2. Penggolongan Krim
Krim ada dua tipe yakni krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe
air dalam minyak (A/M). Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A),
3. Komponen Krim
zat antioksidan dan zat pengawet. (Syamsuni, 2015,: Anief Moh, 2010).
8
4. Komposisi krim
a. Emulgator
b. Nonionik
Selain itu, surfaktan ini tidak seperti tipe anionik dan kationik, emulgator
polioksietilennya (Tween).
c. Kationik
bermuatan positif. Bahan ini juga memiliki sifat bakterisida yang khas,
sehingga cocok untuk produk emulsi antibakteri seperti lotio dan krim kulit.
d. Anionik
garam ammonium dari asam laurat, asam oleat, dan asam stearat yang
larut dalam air dan merupakan bahan pengemulsi M/A yang baik. Bahan
organik. Surfaktan organik dibentuk oleh reaksi asam oleat dan asam
e. Humektan
f. Pengawet
karbohidrat, protein, sterol, dan campuran lemak dan air yang menunjang
putih, hampir tidak berbau, dan tidak berasa. Dapat larut Dalam 500
bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%)
P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam
40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
pengawet (Depkes RI, 1979: 551).28 Propil paraben berupa serbuk hablur
putih, tidak berbau, tidak berasa. Sangat sukar larut dalam air, larut dalam
3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, dalam 140
bagian gliserol P dan dalam minyak lemak, mudah larut dalam larutan
C. Uji Stabilitas
dan karakteristik yang dimiliki sama pada waktu pembuatanya. Jenis yang
1. Stabilitas kimia
2. Stabilitas fisika
3. Stabilitas mikrobiologi
4. Stabilitas terapi
5. Stabilitas toksiologi
kimia, fisika, dan mikrobiologi) juga penting diketahui berapa lama suatu
obat selama jangka waktu dan kondisi penyimpanan yang tertentu (suhu,
fisika. Percobaan ini memakan waktu yang lama, umumnya 5 tahun dan
digunakan, dimana penguraian dipelajari pada suhu tinggi dan tidak pada
masing suhu dibuat tetap, dan dalam jangka waktu tertentu, konsentrasi
sampel atau produk pada suhu ekstrim atau kelembaban ekstrim. Climatic
cepat dengan mengubah kecepatan angka pada kisaran 75-180 0C. Alat ini
tinggi. Tingkat sirkulasi udara yang tinggi menjamin pemerataan suhu dan
1. Uji Organoleptik
2. Uji Homogenitas
3. Daya sebar
Timbang 0.5 gram krim dioleskan pada plat kaca dan diberi beban
seberat 250 gram selama 5 menit. Beban diangkat dan dua plat kaca
lepas. Standar daya lekat krim yang baik yaitu >4 detik. Pengujian
5. Uji pH
sedemikian rupa sehinga tidak mengganggu fungsi membran sel dan tidak
mengiritasi kulit.
6. Viskositas
mengalir (Remington,1995)
7. Uji Stabilitas
organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat (Suryani et al,
2017).
15
E. Ekstraksi
konsentrasi dalam sel tanaman. Pada akhir proses ekstraksi, pelarut akan
yang digunakan harus memenuhi syarat tertentu yaitu tidak toksik, tidak
meninggalkan residu, harga murah, tidak korosif, aman, dan tidak mudah
organik dari bahan yang dikeringkan. Ekstak kental dari pelarut organik
senyawa yang mudah menguap, jernih (tidak berwarna), berbau khas, dan
pada suhu rendah maupun pada suhu mendidih mudah terbakar, serta
larut air, dan semua pelarut organik. Bobot jenis etanol tidak lebih dari
pada air. Sukar ditumbuhi mikroba dalam etanol 20% ke atas. Memiliki
bahan obat terlarut, dan tidak memerlukan panas tinggi untuk pemekatan.
1. Penyarian
didalam sel, ditarik oleh cairan penyari, sehingga terjadi larutan zat aktif
bila permukaan serbuk simplisia makin luas. Oleh sebab itu makin halus
dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik (optimal) untuk
tersebut dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa lainnya, serta
yang diinginkan dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut yang dipilih
2. Maserasi
memasukkan serbuk simplisia dan pelarut yang sesuai pada wadah yang
tertutup rapat dan disimpan pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan
dengan konsentrasi dalam sel tanaman dan pelarut akan dipisahkan dari
lama dan kemungkinan besar ada sebagian senyawa yang akan hilang.
A. Uraian Bahan
kuat
tertentu
lemak lilin.
3 bagian eter P.
Kegunaan : Emulgator
asam borat.
Kegunaan : Humektan
Kelarutan : Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam
Kegunaan : Emolien
nitrogen lainnya.
Kegunaan : Emulgator
23
menyenangkan.
Kegunaan : Pengawet
dalam minyak
Kegunaan : Pengawet
Kegunaan : Emulgator
lemah
Kegunaan : Emulgator
10. Novemer®
pH : 5,5 – 11,0
BAB III
METODE PENELITIAN
(Muntingia calabur L.), air suling, asam benzoat, asam stearat, etanol
96%, gliserin, natrium benzoat, setil alkohol, Span 80® Tween 80®, TEA
C. Prosedur Penelitian
Daun kersen yang dipetik diambil pucuk mudanya, dipisahkan dari dahan
2. Proses Ekstraksi
.Setelah itu ditutup dengan aluminium foil lalu ditutup Kembali dengan
kamar, terlindung dari sinar matahari sambil sesekali diaduk tiap 8 jam
1. Rancangan Formula
stearat, setil alkohol, dan asam benzoat dilebur pada suhu 70 oC di atas
hot plate. Suhu dipertahankan pada 70oC kemudian fase air dibuat
dengan cara melarutkan TEA, steril alkohol, gilserin, dan natrium benzoat
dalam air yang telah dipanaskan hingga suhu 70 oC. Krim dibuat dengan
cara menambahkan fase minyak ke dalam fase air sedikit demi sedikit
digerus dalam mortir dan ditambahkan dasar krim sedikit demi sedikit lalu
asam benzoat, Span 80, di lebur dalam cawan porselin pada suhu 70 oC
suling yang telah di panaskan hingga 70oC kemudian krim dibuat dengan
menambahkan fase minyak kedalam fase air sedikit demi sedikit di aduk
mortir dan ditambahkan dasar krim sedikit demi sedikit lalu diaduk sampai
asam benzoat, dan setil alkohol di atas hot plate. Suhu di pertahankan
700C . Fase air dengan melarutkan steril alkohol, dan natrium benzoat
fase minyak ke dalam fase air lalu diaduk hinga terbentuk emulsi yang
suhu 50C dan 350C dengan kelembaban 5% dan 75% secara bergantian
1. Uji Organoleptik
2. Uji Homogenitas
32
3. Daya Sebar
Evaluasi ini dilakukan pada semua formula krim tabir surya yaitu,
krim ditimbang sebanyak 0,5 gram dan diletakkan diatas objek glass.
Objek glass kedua diletakkan diatas gelas objek pertama yang telah
diolesi krim, lalu diletakkan beban 500 gram selama 1 menit, setelah itu
catat hasilnya
5. Uji pH
6. Uji Viskositas
a. Metode Pengenceran
diencerkan dengan air suling. Jika krim dapat diencerkan maka tipe
dimasukan beberapa tetes metilen biru. Jika warna biru segera terdispersi
BAB IV
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuwai (mengandung air tidak kurang 60%) dan
yang ada dalam tanaman. Pelarut yang digunakan yaitu etanol 96%.
Pemilihan pelarut etanol 96% karena etanol 96% dapat digunakan untuk
kimia mulai dari yang kurang polar, semi polar, dan polar agar hasilnya
krim sehinga krim tampak lebih kaku (padat), sementara TEA dapat
menurunkan konsistensi krim sehinga krim lebih encer dan mudah dituang
atau digunakan. Pada saat pencampuran dengan asam stearat, TEA juga
akan membentuk garam larut air yang memiliki karakteristik seperti sabun
air dan Span ® 80 adalah emulsifying agen nonionik yang gugus lipofilnya
sediaan, Lanolin Anhidrat sebagai basis bersifat asam lemah yang dapat
diabsorpsi dengan baik di kulit. Steril alkohol dan gliserin (fase air), Setil
penyimpanan, maka perlu dilakukan uji mutu fisik yang meliputi, uji
organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, pengukuran
dipercepat.
37
pengaruh suhu dan kelembapan terhadap krim dalam waktu singkat pada
A. Hasil Penelitian
Keterangan :
A = Sediaan krim sebelum penyimpanan dipercepat
38
berarti sediaan tercampur merata yaitu sediaan krim memiliki bau khas
dengan sediaan kontrol tidak ada perubahan yang terjadi sebelum dan
sediaan. Hal ini membuktikan bahwa sediaan krim tabir surya dispersi
koloid yang baik, tidak terjadi interaksi antara bahan yang satu dengan
bahan yang lain dan dapat dikatakan stabil secara fisik ditandai tidak ada
Uji Homogenitas
39
Formula Replikasi A B
1 Homogen Homogen
F1 2 Homogen Homogen
3 Homogen Homogen
1 Homogen Homogen
BF1 2 Homogen Homogen
3 Homogen Homogen
1 Homogen Homogen
F2 2 Homogen Homogen
3 Homogen Homogen
BF2 1 Homogen Homogen
2 Homogen Homogen
3 Homogen Homogen
F3 1 Homogen Homogen
2 Homogen Homogen
3 Homogen Homogen
BF3 1 Homogen Homogen
2 Homogen Homogen
3 Homogen Tidak homogen
Keterangan :
A = Sediaan krim sebelum penyimpanan dipercepat
B = Sediaan krim setelah penyimpanan dipercepat
F1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA
F2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan twen
F3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer
BF1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA (kontrol)
BF2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan tween (kontrol)
BF3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer (kontrol).
dan proporsi fase terdispersi sediaan tidak bagus (Alfred et al., 1993)
Tabel 4. Pengujian daya sebar sediaan krim tabir surya ekstrak etanol
daun kersen (muntingia calabura L.) sebelum dan sesudah penyimpanan
dipercepat.
A B
1 6,7 6,8
F1 2 6,7 6,8
3 6,7 6,8
Rata-rata - 6,7 6,8
1 5,9 6,0
BF1 2 5,9 6,1
3 5,8 6,0
Rata-rata - 5,87 6,03
1 7,2 6,6
F2 2 7,2 6,6
3 7,2 6,6
Rata-rata - 7,2 6,6
1 5,7 7,3
BF2 2 5,7 7,3
3 5,7 7,3
Rata-rata - 5,7 7,3
1 4,6 4,4
F3 2 4,6 4,4
3 4,6 4,4
Rata-rata - 4,6 4,4
1 4,5 4,4
BF3 2 4,5 4,3
3 4,6 4,3
Keterangan : Syarat daya sebar krim yang baik adalah 5-7 cm (Gurning Trianti Eliska
Helen, 2016).
Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan
luas area penyebaran krim, semakin mudah diratakan pada kulit berarti
41
akan memperluas area kulit yang kontak dengan krim yang berarti
kecuali F3 dan BF3 tidak memenuhi persyaratan dengan kisaran nilai 4,3-
daya sebar yang baik yaitu 5-7 cm (Gurning Trianti Eliska Helen, 2016).
besar dari F Tabel 5% dan 1% dengan hasil 8,52. Hal ini menunjukan
dipercepat lebih kecil dari F Tabel pada taraf 5% dan 1% dengan hasil
daya sebar dengan kata lain daya sebar stabil pada keragaman perlakuan
Penyimpanan dipercepat.
Tabel 5. Pengujian daya lekat tabir surya ekstrak etanol daun kersen
(muntingia calabura L.) sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat.
A B
1 4,5 4,4
F1 2 4,6 4,7
42
3 4,8 4,6
Rata-rata - 4,63 4,57
1 4,3 4,5
BF1 2 4,4 4,6
3 4,4 4,5
Rata-rata - 4,37 4,53
1 4,8 4,5
F2 2 4,9 4,6
3 4,7 4,7
Rata-rata - 4,8 4,6
1 4,0 4,9
BF2 2 4,0 4,8
3 4,0 4,7
Rata-rata - 4 4,8
1 4,5 4,4
F3 2 4,5 4,8
3 4,6 4,4
Rata-rata - 4,53 4,53
1 4,6 4,6
BF3 2 4,6 4,8
3 4,8 4,9
Rata-rata - 4,67 4,77
Keterangan: Syarat uji daya lekat yang baik untuk sediaan topikal adalah
lebih dari 4 detik (Rachmalia et al., 2016).
Keterangan :
A = Sediaan krim sebelum penyimpanan dipercepat
B = Sediaan krim setelah penyimpanan dipercepat
F1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA
F2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan twen
F3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer
BF1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA kontrol
BF2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan tween kontrol
BF3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer kontrol.
krim melekat pada kulit saat digunakan, semakin lama krim melekat pada
kulit maka efek yang ditimbulkan juga semakin besar. Berdasarkan hasil
nilai daya lekat setelah penyimpanan tidak terlalu jauh perbedaanya dan
kecil dari F Tabel 5% dan 1% dengan hasil 0,5. Hal ini menunjukan
dipercepat) lebih kecil dari F Tabel pada taraf 5% dan 1% dengan hasil
daya lekat dengan kata lain daya lekat stabil pada Penyimpanan
dipercepat.
A B
1 7,3 7,4
F1 2 7,2 7,4
3 7,3 7,3
Rata-rata - 7,27 7,37
44
1 6,5 6,7
BF1 2 6,4 6,5
3 6,4 6,5
Rata-rata - 6,43 6,57
1 6,3 5,9
F2 2 6,2 5,9
3 5,9 5,7
Rata-rata - 6,13 5,83
1 6,3 5,6
BF2 2 6,9 5,5
3 5,8 6,3
Rata-rata - 6,33 5,8
1 6,2 6,4
F3 2 6,4 6,5
3 6,4 5,5
Rata-rata - 6,33 6,13
1 5,6 5,6
BF3 2 5,9 5,6
3 5,6 5,6
Rata-rata - 5,7 5,6
Keterangan: Syarat uji pH yang baik adalah 4,5-7,5
(Fatmawati et al., 2012).
Keterangan :
A = Sediaan krim sebelum penyimpanan dipercepat
B = Sediaan krim setelah penyimpanan dipercepat
F1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA
F2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan twen
F3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer
BF1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA (kontrol)
BF2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan tween (kontrol)
BF3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer (kontrol)
penelitian yang telah dilakukan data yang diperoleh yaitu semua formula
normal yaitu 4,5-7,5 tidak memberikan efek atau pengaruh yang nyata
besar dari F Tabel 5% dan 1% denga hasil 22,03. Hal ini menunjukan
lebih kecil dari F Tabel pada taraf 5% dan 1% dengan nilai 0,03 yang
A B
1 30500 38000
F1 2 30000 38000
3 29500 38000
Rata-rata - 30000 38000
1 69500 68000
BF1 2 69000 67500
3 69500 68000
Rata-rata - 69333,33 67833,33
46
1 29000 35000
F2 2 29000 35000
3 29000 35000
Rata-rata - 29000 35000
1 50000 26000
BF2 2 50500 26000
3 50000 26000
Rata-rata - 50166,67 26000
1 81000 95000
F3 2 81000 95000
3 81000 95000
Rata-rata - 81000 95000
1 89000 98000
BF3 2 89000 98000
3 90000 98000
Rata-rata - 89333,33 98000
Positif
- 42000
(emina)
Keterangan: Syarat uji Viskositas berdasarkan literatur 2000-50000 cPS
(Erwiyani, et al., 2018).
Keterangan :
A = Sediaan krim sebelum penyimpanan dipercepat
B = Sediaan krim setelah penyimpanan dipercepat
F1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA
F2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan twen
F3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer
BF1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA (kontrol)
BF2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan tween (kontrol)
BF3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer (kontrol)
rpm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sediaan krim pada
kulit, ditandai hasil viskositas krim tabir surya yang ada di pasaran dengan
F Tabel dengan hasil 0,8. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan variasi
Tabel 8. Pengujian Tipe Krim Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol
Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Sebelum dan Sesudah
Penyimpanan Dipercepat.
A B
1 M/A M/A
F1 2 M/A M/A
3 M/A M/A
1 M/A M/A
F2 2 M/A M/A
3 M/A M/A
1 M/A M/A
F3 2 M/A M/A
3 M/A M/A
48
1 M/A M/A
FB1 2 M/A M/A
3 M/A M/A
1 M/A M/A
FB2 2 M/A M/A
3 M/A M/A
1 M/A M/A
FB3 2 M/A M/A
3 M/A M/A
Keterangan :
A = Sediaan krim sebelum penyimpanan dipercepat
B = Sediaan krim setelah penyimpanan dipercepat
F1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA
F2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan twen
F3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer
BF1 = Sediaan krim mengunakan emulgator asam stearat dan TEA (kontrol)
BF2 = Sediaan krim mengunakan emulgator span dan tween (kontrol)
BF3 = Sediaan krim mengunakan emulgator novemer (kontrol)
dan uji dispersi zat warna metilen biru, menunjukan bahwa tipe emulasi
adalah tipe minyak dalam air. Hal ini sudah sesuai berdasarkan volume
fase terdispersi ( fase minyak) yang digunakan dalam krim lebih kecil dari
ke dalam fase air dan membentuk emulsi tipe M/A. Hal lain yang
minyak dimasukan dalam fase air, maka akan terbentuk emulsi fase
tween, Novemer ekstrak daun kersen stabil secara fisik Kecuali pada
tipe krim dan perubahan terjadi pada pengujian viskositas sebelum dan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
stabil secara fisik, Kecuali emulgator novemer ® tidak stabil pada uji
viskositas.
50
B. Saran
penelitian lanjutan uji nilai sun protecting factor (SPF) krim tabir surya
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Anief, Moh., 2005. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Cetakan
Keempat Belas. Gadjah Mada University Press :Yogyakarta.
As-syifaa., J. f., 2019. Formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan emulsi
minyak ikan lemuru (Sardinella lemuru), Jurnal Farmasi Universitas
Padjadjaran Juni 2020.
Balsam, M.S., dan Edward Sagarin, 1972. Cosmetics : Science and
Technology. Canada: John Wiley & Sons, Inc.Diakes 2016.
Cefali, L. C:, Ataide J, A., Moriel P:. Foglio MA, Mazzola P. G., 2016.
Plant-based active photoprotectants for sunscreens. Int J Cosmet
Sci. Aug;38(4):346-53.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan 1979. Farmakope
Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:.
Jakarta.
Depkes, RI., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Damogalad, V:, Hosea S. P., 2013. FormulasiKrimTabir Surya EkstrakKulit
Nanas (Ananascomosus L Merr) dan Uji In Vitro Nilai Sun Protecting
Factor (SPF). Pharmacon JurnalIlmiah Farmssasi UNSRAT Vol. 2
No. 2.Manado : Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT.
Dagun, S., M., 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Lembaga
pengkajian kebudayaan Nusantara (LPKN). Jakarta.
Gurning, T. e. H., 2017. Formulasi Sediaan Losio Dari Ekstrak Kulit Buah
Nanas (Ananas Comous L. (Merr) Sebagai Tabir Surya, Manado.
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT
Karina dan Anna., 2012. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Surabaya: CV.
Penerbit Stomata.
Lachman, L. (2008). Teori dan praktek farmasi industry II. Penerbit UI-
Press. Jakarta.
53
Rukmana dan Rahmat, 2003. Jeruk Nipis Prospek Agribisnis, Budi Daya,
dan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius
Sanjay, B.; Singla D.; and Sakhuja N., 2003 stability Testing Of New
Drung Subtances And Products, ICH Stering Committe. Journal of
appliend Pharmaceutical Science
Zakaria Z. A.; Mustapha S.; Sulaiman M R.; Jais A. M. M., Somchit M. N.,
Abdullah F. C., 2007. The antinociceptive action of aqueous extract
from muntingiacalabura leaves journal: the role of opioid receptors.
Med PrincPracyt. hal.130136
Rachmalia et al, N., l., MUKHLISHAH, n., Sugi, T., Yuwono 2016. Daya
iritasi dan sifat fisik sediaan salep minyak astribunga (Syzigium
aromaticum) Pada Basis Hidrokarbon. Farmasetik
55
Daun kersen
(Muntingia calabura L)
Dicuci
Dikeringkan
Dimaserasi dengan cairan penyari etanol 96%
sebanyak 10 L
Di rotary evaporator
Ekstrak Kental
56
Uji Stabilitas
Daya sebar
Pembahasan
Kesimpulan
Penutup
Lampiran
Gambar 2 2. Perhitungan
: Skema Kerja Ekstrak Etanol Daun Kersen ( Muntingia calabur L).
0,5 g
0,5 g/1000 ml = x 100 %= 0,05 %
1000 ml
b. Perhitungan Bahan
0,05 %
Ekstrak daun Kersen 0,05 % = x 200 gram = 0,1 g
100
10 %
Asam stearat 10% = x 200 gram =
100
20 g
3%
Setil alkohol 3% = x 200 gram = 6 gram
100
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
1,5
Steril alkohol 1,5% = x 200 gram = 3 gram
100
2
TEA 2% = x 200 gram = 4 gram
100
0,2
Natrium benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
0,2
Asam Benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
100
Air Suling ad 100 % = x 200 gram = 200 gram
100
= 200 gram-(0,1+20+6+20+3+
10 %
Asam stearat 10% = x 200 gram =
100
20 g
3%
Setil alkohol 3% = x 200 gram = 6 gram
100
58
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
1,5
Steril alkohol 1,5% = x 200 gram = 3 gram
100
2
TEA 2% = x 200 gram = 4 gram
100
0,2
Natrium benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
0,2
Asam Benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
100
Air Suling ad 100 % = x 200 gram = 200 gram
100
= 0,4+0,4+4) gram
0,05 %
Ekstrak daun kersen 0,05% = x 200 gram = 0,1 gram
100
4,9 %
Tween 80 4,9% = x 200 gram =
100
8,18 gram
0,9
Span 80 0,9% = x 200 gram = 1,8 gram
100
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
3%
Setil alkohol 3% = x 200 gram = 6 gram
100
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
59
1,5
Steril alkohol 1,5% = x 200 gram = 3 gram
100
0,2
Natrium benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
0,2
Asam Benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
100
Air Suling ad 100 % = x 200 gram = 200 gram
100
6+20+3+0,4+0,4 =59,88gram
4,9 %
Tween 80 4,9% = x 200 gram =
100
8,18 gram
0,9
Span 80 0,9% = x 200 gram = 1,8 gram
100
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
3%
Setil alkohol 3% = x 200 gram = 6 gram
100
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
1,5
Steril alkohol 1,5% = x 200 gram = 3 gram
100
0,2
Natrium benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
0,2
Asam Benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
60
100
Air Suling ad 100 % = x 200 gram = 200 gram
100
0,05 %
Ekstrak daun kersen 0,05% = x200 gram= 0,1 gram
100
1
Novemer® 1% = x 200 gram = 0,01 gram
100
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
3%
Setil alkohol 3% = x 200 gram = 6 gram
100
1,5
Steril alkohol 1,5% = x 200 gram = 3 gram
100
0,2
Natrium benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
0,2
Asam Benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
100
Air Suling ad 100 % = x 200 gram = 200 gram
100
1
Novemer® 1% = x 200 gram = 0,01 gram
100
61
10
Gliserin 10% = x 200 gram = 20 gram
100
3%
Setil alkohol 3% = x 200 gram = 6 gram
100
1,5
Steril alkohol 1,5% = x 200 gram = 3 gram
100
0,2
Natrium benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
0,2
Asam Benzoat 0,2% = x 200 gram = 0,4 gram
100
100
Air Suling ad 100 % = x200 gram = 200 gram
100
c. Perhitungan HLB
Total 14,5
10
Asam stearat ¿ x 15=10,3
14,5
3
Setil alkohol ¿ x 15=3,10
14,5
1,5
Steril alkohol ¿ x 14=1,44
14,5
62
Total 14,84
14,84
10,7
10,5
¿ x 5 %=4,90 %
10,7
0,2
¿ x 5 %=0,09 %
10,7
63
Tabel 9. data hasil pengukuran uji daya sebar rata-rata krim ekstrak daun
kersen sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat
Formula Uji daya Sebar (Kelompok)
Jumlah Rata-rata
(Perlakuan) A B
Y2
FK =
64
a.b
=70,062 = 4.908.40
4.908,40
FK =
2.6
= 409,03
Keterangan:
Y = Jumlah
a = Konsentrasi / Perlakuan
b = Sampel / Kelompok
JKT = T(Yij)2 – FK
JKT = 13,89
Tk2
JKK = - FK
a
842,71
65
JKK = - 409,03
2
JKK = 12,33
3. JKP (Jumlah Kuadrat Perlakuan)
(TPA2) + (TPB2)
JKP = - FK
B
(34,62) + (35,462)
JKP= - 409,03
6
2454,57
JKP = - 409,03
6
JKP = 0,07
J KG =13,89-0,07-12,33
JKG = 1,49
= 12 – 1
= 11
=6–1
66
=5
=2–1
=1
d. DB Galat (DBG) = 11 – 5 – 1
=5
JKP
KTP =
DBP
0,07
KTP =
1
KTP = 0,07
JKK
KTK =
DBK
12,33
KTK =
5
KTK = 2,47
JKG
KTG =
DBG
1,49
KTG =
5
67
KTG = 0,29
KTP
1. FHP =
KTG
0,07
FHP =
0,29
FHP = 0,24
KTK
2. FHK =
KTG
2,47
FHK =
0,29
FHK = 8,52
Tabel 10. hasil analisis varians (anava) uji daya debar sediaan krim
Sumber F. F. Tabel
D
Keragama JK KT Hitun
B 5% 1%
n g
FK 1 409,03 409,03 - - -
Tabel 11. data hasil pengukuran uji daya lekat rata-rata krim ekstrak daun
kersen sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat
68
Y2
FK =
a.b
=54,82
3.003,04
FK =
2.6
= 250,25
Keterangan:
Y = Jumlah
a = Konsentrasi / Perlakuan
b = Sampel / Kelompok
JKT = T(Yij)2 – FK
JKT = 0,53
Tk2
JKK = - FK
a
250,42
JKK = - 250,25
2
JKK = 0,17
3. JKP (Jumlah Kuadrat Perlakuan)
(TPA2) + (TPB2)
JKP = - FK
B
(272) + (27,82)
JKP= - 250,25
6
1.501,84
JKP = -250,25
6
JKP = 0,05
J KG =0,53-0,05-0,17
JKG = 0,31
= 12 – 1
= 11
=6–1
=5
=2–1
=1
4. DB Galat (DBG) = 11 – 5 – 1
=5
JKP
KTP =
DBP
0.05
KTP =
1
KTP = 0.05
71
JKK
KTK =
DBK
0,17
KTK =
5
KTK = 0,034
3. KTG (Kuadrat Tengah Galat)
JKG
KTG =
DBG
0,31
KTG =
5
KTG = 0,06
KTP
1. FHP =
KTG
0.05
FHP =
0,06
FHP = 0,83
KTK
2. FHK =
KTG
0,03
FHK =
0.06
FHK = 0,5
Tabel 12. hasil analisis varians (anava) uji daya lekat sediaan krim.
72
Sumber F. F. Tabel
D
Keragama JK KT Hitun
B 5% 1%
n g
FK 1 250,25 250,25 - - -
Tabel 13. data hasil pengukuran uji pH rata-rata krim ekstrak daun kersen
sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat.
Y2
FK =
a.b
=75,492
5.698,74
FK =
2.6
= 472,90
Keterangan:
Y = Jumlah
a = Konsentrasi / Perlakuan
b = Sampel / Kelompok
JKT = T(Yij)2 – FK
Tk2
JKK = - FK
a
JKK = - 474,90
2
956,45
JKK = - 470,90
2
JKK = 3,33
(TPA2) + (TPB2)
JKP = - FK
B
(38,192) + (37,32)
JKP =
6
2.849,77
JKP = - 474,90
6
JKP = 0,07
= 12– 1
= 11
=6–1
=5
=2–1
=1
4. DB Galat (DBG) = DBT – DBP --DBK
= 15 – 5 – 1
=5
JKP
KTP =
DBP
0,07
KTP =
1
KTP = 0,07
JKK
KTK =
DBK
3,33
KTK =
5
KTK = 0,67
JKG
KTG =
DBG
76
0,15
KTG =
5
KTG = 0,03
KTP
1. FHP =
KTG
0,07
FHP =
0,03
FHP = 2,33
KTK
2. FHK =
KTG
0,67
FHK =
0,03
FHK = 22,03
Tabel 14. hasil analisis varians (anava) uji pH krim tabir surya.
Sumber F. F. Tabel
D
Keragama JK KT Hitun
B 5% 1%
n g
FK 1 - - -
474,90 474,90
Total 12 - - - -
Keterangan:
s = F-Hitung≥ F-Tabel 5% dan 1% (Signifikan)
ns = F-Hitung ≤ F-Tabel 5% dan 1% (Non Signifikan)
Tabel 15. data hasil pengukuran viskositas rata-rata krim ekstrak daun
kersen sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat.
Viskositas Rata-rata (cPS)
Formula (Kelompok) Jumlah Rata-rata
(Perlakuan) A B
= 969666,72
9,4
FK =
2.6
= 0,78
78
Keterangan:
Y = Jumlah
a = Konsentrasi / Perlakuan
b = Sampel / Kelompok
JKT = T(Yij)2 – FK
JKT = 0,55
Tk2
JKK = - FK
a
2,00
JKK = - 0,78
2
JKK = 0,22
(TPA2) + (TPB2)
JKP = - FK
B
(609833,32) + (359833,32)
79
JKP =
6
5,01
JKP = - - 0,11
6
JKP = 0,05
J KG =0,55-0,05-0,22
JKG = 0,28
= 12– 1
= 11
=6–1
=5
=2–1
=1
=5
JKP
80
KTP =
DBP
0,05
KTP =
1
KTP = 0,05
5. KTK (Kuadrat Tengah Kelompok)
JKK
KTK =
DBK
0,22
KTK =
5
KTK = 0,04
JKG
KTG =
DBG
0,28
KTG =
5
KTG = 0,05
KTP
3. FHP =
KTG
0,05
FHP =
0,05
FHP = 1
KTK
4. FHK =
KTG
81
0,04
FHK =
0,05
FHK = 0,8
Tabel 16. Hasil Analisis Varians (Anava) Uji Viskositas Sediaan Krim
Sumber F. F. Tabel
D
Keragama JK KT Hitun
B 5% 1%
n g
FK 1 0.11 - - - -
Lampiran 4: Gambar
82
A B
C D
A B
A B
C D
A B
C D
Gambar 10. Uji Sedian Ekstrak daun Kersen (Muntingia calabura L.)
A. Uji viskositas
B. Climatic Chamber
C. Uji tipe krim motode pengenceran
D. Uji Tipe Krim metode dispersi zat warna