Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOKIMIA

ANALISIS KADAR KREATININ DALAM URINE

Dosen Pembimbing : A.A. Nanak Antarini, SST,MP

Oleh Kelompok 6 D-IV B


1. Ni Wayan Ari Kartika (P07131218 048)
2. Kadek Annisya Artha Rahayu(P07131218 062)
3. Ni Komang Maya Intansari (P07131218 067)
4. Cleria Rice Bandur (P07131218 081)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN D-IV GIZI
TAHUN AJARAN 2019/2020

A. JUDUL : Analisis Kadar Kreatinin Dalam Urine


B. HARI/TANGGAL : Jumat, 18 Oktober 2019
C. TUJUAN : Untuk mengetahui ada tidaknya kreatinin dalam urine, dengan
menggunakan metode analisis secara kualitatif.

D. PRINSIP
Kreatinin jika bereaksi dengan asam pikrat akan menghasilkan warna kuning dan
dalam suasana basa akan berubah warna menjadi warna merah.

E. DASAR TEORI
Kreatinin adalah produk limbah dari protein daging dalam makanan dan dari otot-otot
tubuh. Kreatinin dibuang dari darah oleh ginjal. Kreatinin dalam darah dan urin meningkat
bila ada gangguan ginjal. Kreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin, yang dibentuk
ketika makanan berubah menjadi energi melalui proses yang disebut metabolisme. Sekitar
2% dari kreatin tubuh diubah menjadi kreatinin setiap hari. Kreatinin diangkut melalui
aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya
dalam urin. Bila ginjal terganggu, kreatinin akan meningkat. Tingkat kreatinin abnormal
tinggi memperingatkan kemungkinan kerusakan atau kegagalan ginjal, kadang-kadang
bahkan sebelum pasien melaporkan gejala apapun.
Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan
terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin
fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP
(adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi
kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan
pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang
selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin. Banyaknya kreatinin
yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total daripada
aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan
efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang
berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot (Riswanto,
2010).
Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bisa digunakan untuk menilai
kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin klirens.
Peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan adanya penurunan
fungsi ginjal sebesar 50 %, demikian juga dengan peningkatan kadar kreatinin tiga kali
lipat dapat mengindikasikan penurunan fungsi ginjal sebesar 75 % .
Jumlah kreatinin yang diekskresikan melalui urine 1 = 1,8 g/24 jam. Hampir
seluruhnya berasal dari kreatinin dalam tubuh. karena sebagian besar kreatinin terdapat
dalam jaringan otot, maka terdapat hubungan antara jumlah kreatinin yang dikeluarkan
dengan jumlah jaringan otot dalam tubuh. Cara yang dipakai pada praktikum ini untuk
mengetahui adanya kreatinin adalah reaksi Jaffe .

F. ALAT DAN BAHAN

Alat :
- Gelas beker
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas ukur 10 ml

Bahan :

- Sampel ( urine mahasiswa )


- Urine patologis ( + kreatinin )
- Larutan asam pikrat jenuh
- Larutan NaOH 10%
- HCl pekat
- Aquadest

G. PROSEDUR KERJA
1. Membuat Urine Patologis :
2 liter aquades ditambahkan dengan teh dan kreatinin hingga terbentuk warna seperti
urine yaitu kuning bening.
2. Menguji Kreatinin pada Urine Patologis :
- Menyiapkan 2 tabung reaksi.
- 5 ml urine patologis dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Menambahkan 1 ml larutan asam pikrat jenuh.
- Menambahkan 1 ml larutan NaOH 10%.
- Mengamati perubahan warna yang terjadi.
3. Membuat Blanko :
- Menyiapkan 2 tabung reaksi.
- 5 ml air teh dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
- Menambahkan 1 ml larutan asam pikrat jenuh.
- Menambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 1 ml.
- Melihat perubahan warna yang terjadi.
4. Menguji Kreatinin pada Urine Sampel :
- Menyiapkan 2 tabung reaksi.
- 5 ml urine sampel dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
- Menambahkan 1 ml asam pikrat jeuh dan 1 ml NaOH 10%.
- Mengamati perubahan warna yang terjadi.
- Menambahkan larutan HCl tetes demi tetes pada salah satu tabung reaksi yang
berisi urine sampel.
- Mengamati kembali perubahan warna yang terjadi.
5. Melakukan perbandingan antara hasil pengujian pada urine patologis, urine sampel,
dan blanko.

H. HASIL PRAKTIKUM

Pengujian Hasil Warna


Blanko
Urin sampel 1
Urin sampel 2
Urin patologis

Ada Kreatinin :
Tidak ada kreatinin :

I. PEMBAHASAN

J. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Baron, D.N. 1990. Patologi Klinik, Ed IV, Terjemahan. Andrianto P dan Gunakan
J.Jakarta :Penerbit EGC
Biokimia Harper. Biochemistry, 2005
Biesel, William R. et. Al., diterjemahkan oleh Aminudin Prakasi A.Y. Amwila. Biokimia
Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : UI Press.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai