Anda di halaman 1dari 49

Gangguan

Fungsi
Ginjal
Nosa Ika Cahyariza, S.Tr., M.Imun

D-III Teknologi Laboratorium Medis


STIKes Hutama Abdi Husada
Tulungagung
Pendahuluan
Ginjal
 Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan hasil metabolisme tubuh
yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan.

 Ginjal memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan
keseimbangan cairan dan zat-zat lain dalam tubuh.

 Ginjal terletak retroperitoneal dalam rongga abdomen dan berjumlah sepasang.

 Dalam ginjal, senyawa kimia sisa metabolisme disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan
air berlebihan) sebagai air seni.

 Setiap hari, proses ginjal seseorang sekitar 200 liter darah untuk menyaring sekitar 2 liter produk
limbah dan air ekstra.

Fenty. 2010. Laju Filtrasi Glomerulus Pada Lansia Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Dengan Formula Cockroft-gault, Cockroft-gault Standardisasi, Dan Modification Of Diet
In Renal Disease.
Aditya, Sri, dkk. 2018. Screening Fungsi Ginjal Sebagai Perbaikan Outcome Pengobatan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep).
Fungsi Ginjal
1. Pembuangan Non-protein Nitrogen Compound (NPN) (Fungsi Utama)
NPN adalah sisa hasil metabolisme tubuh dari asam nukleat, asam amino, dan protein. Tiga zat hasil
ekskresinya yaitu urea, kreatinin, dan asam urat.

2. Pengaturan Keseimbangan Air


Peran ginjal dalam menjaga keseimbangan air tubuh diregulasi oleh Anti-diuretic Hormon (ADH)

3. Pengaturan Keseimbangan Elektrolit


Beberapa elektrolit yang diatur keseimbangannya antara lain natrium, kalium, klorida, fosfat, kalsium,
dan magnesium.

4. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa


Ginjal mengatur keseimbangan asam basa melalui pengaturan ion bikarbonat, dan pembuangan sisa
metabolisme yang bersifat asam

5. Fungsi Endokrin
Ginjal mensintesis renin, eritropoietin, 1,25 dihydroxy vitamin D3, dan prostaglandin
Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Creatinine
Clearance
Kreatinin
 Ginjal memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan
keseimbangan cairan dan zat-zat lain dalam tubuh.
 Ginjal mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan amoniak.
 Kreatinin merupakan salah satu hasil akhir yang dikeluarkan oleh ginjal yang sehat.
 Kreatinin merupakan produk penguraian keratin.
 Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam
bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi.
 Ginjal mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal. Kreatinin telah ditemukan untuk
menjadi indikator yang baik untuk menguji fungsi ginjal
 Tingginya tingkat kreatinin dalam darah dapat mengindikasikan fungsi ginjal lemah.

Aditya, Sri, dkk. 2018. Screening Fungsi Ginjal Sebagai Perbaikan Outcome Pengobatan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe
II (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep).
Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Creatinine Clearance
 Pada orang yang mengalami kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam darah akan naik karena
clearance/ pembersihan kratinin oleh ginjal rendah.
 Klirens adalah volume plasma yang mengandung semua zat yang larut melalui glomerulus serta
dibersihkan dari plasma dan diekskresikan ke dalam urin, karena itu nilai klirens mewakili fungsi
glomerulus.
 Penanda yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat berasal dari senyawa endogen
seperti kreatinin, urea, dan cystatin C, dapat juga yang berasal dari senyawa eksogen seperti
inulin, iohexol dan beberapa senyawa radioakttif.
 Di antara beberapa senyawa tersebut yang paling sering digunakan adalah pengukuran klirens
kreatinin.
 Klirens kreatinin adalah laju bersihan kreatinin menggambarkan volume plasma darah yang
dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi ginjal per menit (ml/menit).
 Klirens kreatinin merupakan pengukuran GFR yang tidak absolut karena sebagian kecil kreatinin
direabsorpsi oleh tubulus ginjal dan sekitar 10% kreatinin urin disekresikan oleh tubulus.
Fenty. 2010. Laju Filtrasi Glomerulus Pada Lansia Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Dengan Formula Cockroft-gault, Cockroft-gault Standardisasi, Dan
Modification Of Diet In Renal Disease.
Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Creatinine Clearance Test

TUJUAN : Untuk mengetahui glomerular filtration rate (GFR) atau laju filtrasi


glomerulus.

METODE : Cockcroft-gault

PERSIAPAN : • Hentikan penggunaan obat – obatan


• Tidak mengkonsumsi daging sapi, unggas ikan, teh, atau kopi selama 6 jam
sebelum.
• Tidak melakukan aktifitas berat
Creatinine Clearance Test

PERHITUNGAN :

ATAU BISA DIHITUNG PADA LINK

https://www.mcw.edu/calculators/creatinine-clearance
Interpretasi Hasil :

Note : Bila hasil pemeriksaan dibawah 40%, maka hasil pemeriksaan bias diulang dengan pemeriksaan
lain (Hb, ureum, kreatinin).
Creatinine Clearance Test

METODE : Clearance Creatinin urin tampung 24 jam.

SAMPEL : Urine 24 jam

PROSEDUR : • Catat tinggi dan berat badan pasien


• Sampaikan pada pasien untuk wadah urine yaitu wadah yang dapat
menampung total urine 24 jam (contoh gallon dengan isi 3,8 L)
• Hindari kopi dan teh, aktifitas berat selama 48 jam terakhir sebelum
pemeriksaan, dan makan daging.
• Jika pemeriksaan dilakukan pukul 08.00 pagi, maka pasien harus
menampung urinenya dimulai pukul 08.00 pagi.
Creatinine Clearance Test

PERHITUNGAN :
Nomogram Du Bois
Nilai Rujukan :

Laki-laki : 97 mL/menit – 137 mL/menit per 1,73 m2


Perempuan : 88 mL/menit – 128 mL/menit per 1,73 m2
Cystasin C
Cystasin C
• Cystatin C adalah protein berat molekul rendah yang diproduksi oleh sel-sel berinti
• Cystatin C difiltrasi bebas oleh glomerulus dan tidak disekresi, kemudian direabsorpsi tetapi
mengalami katabolisme hampir lengkap oleh sel epitel tubulus proksimal ginjal, sehingga tidak ada
yang kembali kedarah, dengan demikian kadarnya dalam darah menggambarkan LFG, sehingga dapat
dikatakan CysC merupakan penanda endogen yang mendekati ideal.

• Pengukuran cystatin C mempunyai kegunaan yang sama dengan kreatinin serum dan klirens kreatinin
untuk memeriksa fungsi ginjal.

• Cystatin C berfungsi sebagai pengatur aktivitas proteolitik dari protease sistein yang disekresikan
atau bocor dari lisosom sel yang mati atau sel yang rusak.

• Kadar cystatin C tidak dipengaruhi oleh massa otot, jenis kelamin, usia, ras, obat-obatan, infeksi, diet,
ataupun inflamasi.
Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Yaswir, Rismawati, Afrida Maiyesi. 2012. Pemeriksaan Laboratorium Cystatin C Untuk Uji Fungsi Ginjal
Pemeriksaan Cystatin C
Peningkatan cystatin C dapat memberikan informasi yang lebih awal pada penurunan GFR

METODE : Enzyme Linked immunosorbent Assay/ELISA

SAMPEL : Serum/ plasma tanpa heparin/EDTA

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kuantitatif secara sandwich


PRINSIP : enzyme immunoassay. Antibodi-enzim yang tidak berikatan,
ditambahkan substrat ke dalam well akan terbentuk warna secara
proporsional menunjukkan jumlah CysC yang berikatan.
NILAI RUJUKAN : 0,13-1,9 µg/L

Yaswir, Rismawati, Afrida Maiyesi. 2012. Pemeriksaan Laboratorium Cystatin C Untuk Uji Fungsi Ginjal
Pemeriksaan Cystatin C
Peningkatan cystatin C dapat memberikan informasi yang lebih awal pada penurunan GFR

METODE : Particle-enhanced Turbidimetric Immunoassay/ PETIA

SAMPEL : Serum/ plasma tanpa heparin/EDTA (dianjurkan sampel segar)


Cystatin C yang didapatkan dari Sampel serum atau plasma dicampur
dengan anti CysC yang didapatkan dari immunopartikel. Kompleks
PRINSIP : partikel yang terbentuk akan menyerap cahaya, dan dengan turbidimetri
penyerapan cahaya berhubungan dengan kadar CysC melalui interpolasi
pada sebuah kurva kalibrasi standar yang ditetapkan.
NILAI RUJUKAN : 0,53-1,01mg/L.

Yaswir, Rismawati, Afrida Maiyesi. 2012. Pemeriksaan Laboratorium Cystatin C Untuk Uji Fungsi Ginjal
Pemeriksaan Cystatin C
Peningkatan cystatin C dapat memberikan informasi yang lebih awal pada penurunan GFR

METODE : Particle-enhanced immunonephelometry/PENIA

SAMPEL : Sampel serum, plasma EDTA dan heparin

Partikel Polystyrene yang dilapisi dengan antibodi CysC beraglutinasi


PRINSIP : ketika dicampur dengan sampel yang mengandung CysC. Intensitas dari
cahaya yang dipancarkan/scattered light diperiksa menggunakan
immunonefelometri dan tergantung pada kadar CysC dalam sampel.

Yaswir, Rismawati, Afrida Maiyesi. 2012. Pemeriksaan Laboratorium Cystatin C Untuk Uji Fungsi Ginjal
Gangguan
Fungsi
Pankreas
Nosa Ika Cahyariza, S.Tr., M.Imun

D-III Teknologi Laboratorium Medis


STIKes Hutama Abdi Husada
Tulungagung
Pendahuluan
Pankreas
Sel-sel yang tersebar
enzim pencernaan yang
Jar. eksokrin kelompok (pulau (islets)
dialirkan ke saluran cerna
Langerhans)

Tempat sintesis dan


Sel β (beta)
sekresi insulin

Menghasilkan
Jar. endokrin Sel α (alfa)
glukagon

Tempat sintesis
Sel D (delta)
somatostatin
Amilase
Amilase
● Amilase adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis dari alpha-1,4-glikosidik polisakarida untuk
menghasilkan dekstrin, oligosakarida, maltosa, dan D-glukosa.
● Amilase merupakan enzim pencernaan, terutama dilakukan oleh pankreas dan kelenjar ludah.
● Enzim amilase berfungsi untuk merubah polisakarida menjadi disakarida
● Saat makanan yang mengandung karbohidrat dikunyah, kelenjar liur di dalam mulut akan
menghasilkan amilase.
● Setelah tertelan, makanan tersebut akan dicerna lebih lanjut di usus halus oleh enzim amilase yang
dihasilkan oleh pankreas.
● Di dalam usus, amilase terus memecah molekul zat pati hingga menjadi glukosa, yang nantinya
akan diserap ke dalam sirkulasi darah melalui dinding usus halus.

Ariandi. 2016. Pengenalan Enzim Amilase (Alpha-amylase) Dan Reaksi Enzimatisnya Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa
Amilase

● Pengukuran amilase pankreas dapat digunakan dalam diagnosis pankreatitis akut.


● Saat seseorang mengalami pankreatitis akut, peningkatan kadar serum amilase menjadi setidaknya
tiga kali dari batas atas normal terjadi dengan cepat dalam darah, dengan puncak pada tiga hingga
enam jam setelah timbulnya gejala.

Ismail, Ola Z. 2017. Lipase or amylase for the diagnosis of acute pancreatitis?. Clinical Biochemistry.
http://dx.doi.org/10.1016/j.clinbiochem.2017.07.003
Pemeriksaan Amilase
Adanya peningkatan sampai 3x kadar amilase serum menunjukkan pankreatitis akut

METODE : ENZIMATIK KOLORIMETRI

SAMPEL : Sampel serum

Substrat(4,6-ethylidene-p-nitrophenyl-α-D-maltoheptaoside) akan
PRINSIP : diuraikan oleh enzim α-amylase dimana hasilnya berupa oligosakarida
akan dihidrolisa oleh α-glukosidase menghasilkan glukosa dan
pnitrophenol. Peningkatan p–nitrophenol sebanding dengan aktivitas
αamylase dalam sampel
NILAI RUJUKAN : 25.00 – 120.00 U/L
Lipase
Lipase

● Lipase dalam serum berasal dari sel asimer pankreas.


● Enzim lipase terdapat pada berbagai jaringan, tetapi sumber utama lipase yang digunakan dalam
proses hidrolisis adalah jaringan pankreas.
● Enzim lipase yang ada pada darah berfungsi untuk menghidrolisis substrat berupa lemak yang
masuk ke dalam aliran darah
● Enzim lipase menghidrolisis minyak (trigliserida), digliserida dan mono gliserida menjadi asam
lemak bebas dan gliserol.
● Aktifitas lipaseakan meningkat lebih dini dari amilase, yaitu 4 – 8 jam setelah pankreatitis akut
dan akan mencapai puncaknya pada 24 jam.
Ismail, Ola Z. 2017. Lipase or amylase for the diagnosis of acute pancreatitis?. Clinical Biochemistry.
http://dx.doi.org/10.1016/j.clinbiochem.2017.07.003
Pemeriksaan Lipase
Adanya peningkatan kadar lipase serum menunjukkan pankreatitis akut

METODE : ENZIMATIK KOLORIMETRI

SAMPEL : Sampel serum


1-2-o-dilauryl-rac-glycero-3-glutamic acid (6-methylresorufin) ester ditambahkan
pada suatu micro-emulsion yang akan dipecah oleh lipase menjadi co-lipase dan
PRINSIP : bile acid. Kombinasi colipase, bile acid dan substrat akan mengalami penguraian
oleh enzim lipolitik dan esterase sehingga menghasilkan methylresorufin ester yang
dengan cepat terdegradasi menjadi methylresorufin yang berwarna. Intensitas warna
ini sebanding dengan aktivitas lipase dalam sampel

NILAI RUJUKAN : 13 – 60 U/L


Gangguan
Fungsi
Endokrin
Nosa Ika Cahyariza, S.Tr., M.Imun

D-III Teknologi Laboratorium Medis


STIKes Hutama Abdi Husada
Tulungagung
Endokrin

 Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil
sekresinya disebut hormone.
 Hormon adalah molekul yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, termasuk hipotalamus, kelenjar
pituitari, kelenjar adrenal, gonad, (yaitu testis dan ovarium), kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
dan pancreas.
 Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal)
disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda
misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Fungsi Endokrin

1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-
jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan ab¬sorpsi glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
Macam Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin Hormon Fungsi Hormon Utama

Corticotropin-releasing Merangsang hipofisis untuk melepaskan Adrenocorticotropic


hormone (CRH) Hormone (ACTH)

Gonadotropin-releasing Merangsang hipofisis untuk melepaskan Luteinizing Hormone


hormone (GnRH) (LH) dan Follicle-stimulating Hormone (FSH)

Thyrotropin-releasing Merangsang hipofisis untuk melepaskan Thyroid-stimulating


Hormone (TRH) Hormone (TSH)
Hipotalamus
Growth hormone-releasing Merangsang pelepasan Growth Hormone (GH) dari hipofisis
hormone (GHRH)

Somatostatin Menghambat pelepasan GH dari hipofisis

Dopamine Menghambat pelepasan prolaktin dari hipofisis


Macam Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin Hormon Fungsi Hormon Utama

Adrenocorticotropic
Merangsang pelepasan hormon dari korteks adrenal
Hormone (ACTH)

Pada wanita, merangsang produksi hormon seks (yaitu, estrogen)


Luteinizing Hormone (LH) di ovarium serta selama ovulasi; pada pria, merangsang produksi
testosteron di testis

Follicle Stimulating Pada wanita, merangsang perkembangan folikel; pada pria,


Hormone (FSH) merangsang produksi sperma
Kelenjar pituitari anterior
Thyroid-stimulating
Merangsang pelepasan hormon tiroid
Hormone (TSH)

Growth Hormone (GH) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh

Prolaktin Mengontrol produksi susu (mis., Menyusui)


Macam Kelenjar Endokrin

Kelenjar Endokrin Hormon Fungsi Hormon Utama

Vasopresin Membantu mengontrol kadar air dan elektrolit tubuh


Kelenjar pituitari posterior
Meningkatkan kontraksi uterus selama persalinan dan
Oksitosin
mengaktifkan pengeluaran ASI pada wanita menyusui
Macam Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin Hormon Fungsi Hormon Utama

Membantu mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan


Kortisol
lipid; melindungi dari stres
Korteks adrenal
Aldosteron Membantu mengontrol regulasi air dan elektrolit tubuh

Merangsang perkembangan organ reproduksi pria, produksi


Testis Testosteron sperma, dan anabolisme protein

Estrogen (diproduksi oleh


Merangsang perkembangan organ reproduksi wanita
folikel)
Ovarium
Progesteron (diproduksi Mempersiapkan rahim untuk kehamilan dan kelenjar susu
oleh korpus luteum) untuk menyusui
Macam Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin Hormon Fungsi Hormon Utama

Hormon tiroid (yaitu, tiroksin


[T 4 ] dan triiodotironin [T 3 ]) Mengontrol proses metabolisme di semua sel
Kelenjar tiroid
Membantu mengontrol metabolisme kalsium (yaitu, menurunkan
Kalsitonin
kadar kalsium dalam darah)

Membantu mengontrol metabolisme kalsium (yaitu


Kelenjar paratiroid Hormon paratiroid (PTH)
meningkatkan kadar kalsium dalam darah)

Membantu mengontrol metabolisme karbohidrat (yaitu,


Insulin
menurunkan kadar gula darah)
Pankreas
Membantu mengontrol metabolisme karbohidrat (yaitu,
Glukagon
meningkatkan kadar gula darah)
Kelenjar Tiroid
 Kelenjar tiroid merupakan organ yang sangat vaskuler dengan jalinan kapiler darah dan limfe
disekeliling folikel.
 Kelenjar tiroid, yang terdiri dari dua lobus, terletak di depan batang tenggorokan (yaitu, trakea),
tepat di bawah kotak suara (laring)
 Kelenjar tiroid menghasilkan 2 hormon, yaitu Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3).
 Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu elemen
yang terdapat dimakanan dan air.
 Kelenjar tiroid akan menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid, maka dari itu
hormone tiroid amat istimewa karena mengandung 59-65% elemen yodium.

Syuhada, Rakhmi Rafie.2015. Korelasi Kadar Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3) Dan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Serum Dengan
Kadar Kolesterol Total Pada Pasien Hipertiroid
Penyakit Kelenjar Tiroid

1. Hipertiroidisme (pembentukan Hormon Tiroid berlebihan)


2. Hipotiroidisme (defisiensi produksi hormon)
3. Pembesaran tiroid = goiter ( tanpa bukti adanya pembentukan hormon tiroid
abnormal)
Hipertiroidisme Gejala Klinis

 Tirotoksikosis = hipertiroid respon  Manifestasi hipermetabolisme &


jaringan terhadap pengaruh aktivitas simpatis berlebihan (lelah,
metabolik hormon tiroid yang gemetar)
berlebihan  Gugup dan emosi tidak stabil
 Terdapat 2 tipe :  Keringat banyak (palpitasi)
1. Penyakit graves  Tremor halus dan ringan
2. Goiter nodular toksik  Intoleransi panas
 Pemeriksaan :  Eksoptalmus
TSH ↑ : adenoma pituitari  Berat badan turun & nafsu makan
Sering TSH ↓ naik
Hormon T3 dan T4 ↑  Kadang-kadang kordio-pulmoner
Gambaran Laboratorium
Hipertiroidisme
 Peningkatan calsium
 Meningkat alkali phospatase
 Meningkat transaminase (mild)
 Anemia normokrom-normositik
 lympositosis
Hipotiroid Gejala Klinis

 Primer : proses patologis kelenjar  Weakness 99%


tiroid  Dry skin 97%
 Sekunder : defisiensi sekresi TSH  Coarse skin 97%
hipofisis
 Lethargy 91% (refleks ↓)
 Hipotiroid :
 Edema of eyelids 90%
primer : TSH ↑
 Sensasi of cold 89%
sekunder, tersier TSH tdk ↑
 Cold skin 83%
Hormon T3 dan T4 ↓
 Constipation 61%
 Weight gain 59%
 Kolesterol & trigliserida↑ (hipotiroid
primer)
Gambaran Laboratorium Hypotiroid

● Antithyroglobulin antibodies
● Antithyroid peroxidase (microsomal) antibodies
● Increased creatine kinase
● Increased aspartate aminotransferase
● Hyponatremia
● Increased cholesterol / triglycerides
● Nicrocytic anemia
T3, T4, dan TSH
• T4 dilepaskan dalam jumlah yang lebih besar dari T3, dengan rasio 15: 1. T4 kemudian dengan cepat
diubah menjadi T3 yang lebih aktif secara biologis, yang sekitar tiga kali lebih kuat dalam hal
meningkatkan laju metabolisme.
• Pembersihan T4 oleh hati menurun seiring bertambahnya usia, tetapi hal ini diimbangi dengan
penurunan sekresi T4 secara bertahap, sehingga kadar serum T4 cenderung tetap konstan.
• Fungsi utama T3 adalah mengatur metabolisme karbohidrat dan protein di dalam semua sel, karena
itu perubahan T3 dapat mempengaruhi semua organ tubuh, terutama kardiovaskuler, saraf, imun dan
reproduksi.
• Untuk mengatur kecepatan sekresi tiroid sesuai kebutuhan metabolisme tubuh terdapat suatu
mekanisme umpan balik spesifik yaitu hipotalamus dan kelenjer hipofisis anterior, meningkatnya
hormon tiroid dalam tubuh merupakan mekanisme hormon pada hipotalamus berupa Thyrotropin
Releasing Hormone (TRH) yang mensekresikan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) sehingga
merangsang tiroid mensekresikan T4 dan T3.

Syuhada, Rakhmi Rafie.2015. Korelasi Kadar Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3) Dan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Serum Dengan
Kadar Kolesterol Total Pada Pasien Hipertiroid
T3, T4, dan TSH

 Pada keadaan meningkatnya hormon tiroid dalam tubuh mengakibatkan T4 dan T3 meningkat
sehingga membuat TSH menurun akibatnya mekanisme penghambatan pada hipofisis anterior dan
penghambat pada hipotalamus. Jadi pada penderita yang mengalami peningkatan sekresi tiroid
(Hipertiroid), terjadilah peningkatan T4 dan T3 diikuti penurunan TSH.
 Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa konsentrasi TSH yang lebih tinggi bahkan berada di
ambang batas normal, terkait dengan diagnosis karsinoma tiroid pada pasien dengan nodul tiroid.
 Jonklaas juga orang pertama yang menemukan triiodothyronine rendah (T3) pada pasien karsinoma
tiroid

Fitriyani, Hilda, dkk. 2018. Correlation between TSH, T3, T4 and Histological Types of Thyroid Carcinoma
Pemeriksaan T3, T4, dan TSH (Tiroid)
Adanya peningkatan TSH dan penurunan T3 dan T4 merupakan indikasi adanya kelainan kelenjar tiroid

CMIA (Chemiluminescent Microparticle Immunoassay),


METODE : Chemiluminescent, ECLIA, ELFA (Enzyme Linked Fluorrescent
Assay), Immunochemiluminescent

SAMPEL : Sampel serum

0,6-1,85 ng/mL (T3)


PRINSIP : 5,0 - 13,0 ng/mL. (T4)
1,6 (0,4 - 6,0) µIU/mL

Anda mungkin juga menyukai