Anda di halaman 1dari 93

Tes Faal Ginjal

Penyakit ginjal
Pemeriksaan Narkoba

Dr. Sinsanta SpPK., M.Kes


FK Ukrida
Jakarta
Ginjal
• 25% cardiac output  1 L/mnt
• 4-5 mnt darah seluruh tubuh melalui sirkulasi
ginjal.
Fungsi :
•Mengatur keseimbangan cairan,elektrolit dan pH
•Ekskresi sisa metabolisme
•Mengatur tekanan arteri
•Sekresi hormon
FILTRASI : tekanan kapiler glomerulus (tek hidrostatik 75 mmHg) >
tekanan di luar glomerulus atau dlm kapsula Bowman (tek osmotik
30, tek interstitial 10, tek intratubuler 10)
Tekanan filtrasi : 75-50 = 25 mmHg
Pemeriksaan Penyaring Faal Ginjal
Urinalisis Rutin
• Makroskopik
 warna, kejernihan, berat jenis, bau, dan busa
• Kimia
 Berat jenis, pH, protein, glukosa, darah, nitrit,
esterase, keton, bilirubin, urobilinogen dan vit C
• Mikroskopik
 eritrosit, leuko, epitel, silinder, kristal, bakteri,
dll
Pemeriksaan Faal Ginjal
Faal Filtrasi Glomerulus
• Clearance tests : urea, kreatinin, inulin, cystatin C,
beta2 globulin, radioisotop
• Kadar ureum darah
• Kadar kreatinin darah
Faal Tubuli Ginjal
• Tes pemekatan
• Tes pengenceran
Pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

• volume plasma yg difiltrasi oleh glomerulus


dlm satuan waktu.

LFG  P  U  V
LFG = Laju filtrasi glomerulus(mL/menit)
P = Kadar zat dalam plasma (mg/dL)
U = Kadar zat dalam urine (mg/dL)
V = Volume urine/menit (mL/menit).
Laju Filtrasi Glomerulus
U V U V
LFG  C
P P

Baku emas: Inulin

Klirens kreatinin Rumus Cockroft-Gault


LFG

• rumus Cockroft-Gault;

140-usia(thn) x BB(kg) x 0,85(♀)


LFG (mL/min.1.73 min²) =
Kreatinin plasma (mg/dL) x 72
Pemeriksaan Laboratorium

• Menilai fungsi ginjal;

- Borderline : 62,5 – 80 mL/min/1.73m2


- Slight : 52 – 63 mL/min/1.73m2
- Mild : 42-52 mL/min/1.73m2
- Moderate : 28-42 mL/min/1.73m2
- Marked : <28 mL/min/1.73m2
Clearance Inulin
• Disuntikan intravena / infus
• Seluruh inulin difiltrasi oleh glomerulus
• Stabil : tdk disekresi / diabsorpsi tubulus
• Ideal dan teliti
• Tidak rutin
• Penelitian
Clearance Urea
Kelemahan :
• Reabsopsi tubuli (40%)
Keuntungan :
• Pengumpulan urin 2 jam
Nilai clearance urea:
• 60-75% dari GFR
• Nilai rujukan 70-110%
Pemeriksaan Ureum
• Ureum
Produk akhir metabolisme as amino
diproduksi dari amonia pd di hepar.
Dipengaruhi oleh :
- Hidrasi - Diet - Aktivitas fisik,
- Fungsi hati - Kemampuan reabsorbsi ginjal

Nilai ureum didapatkan :


= BUN X 2,14
• Nilai rujukan kadar ureum dan BUN
serum/plasma
- Ureum 10-50 mg/dL
- BUN 6-20 mg/dL

Faktor interferensi
-kadar urea
kloramfenikol dan streptomisin
-kadar urea
- kortikosteroid - Tetrasiklin
- Furosemid - Allopurinol,
- Propanolol
Clearance Kreatinin
Kelemahan :
• Disekresi tubulus
• Kromogen  tinggi palsu
• Bakteri memecah kreatinin
• Makanan
• Penyakit otot
• Urin 24 jam
Pemeriksaan Kreatinin
• Faktor interferensi:
- Hemolisis - ikterik
- Lipemik - metildopa
- Asam askorbat - simetidin
- Sefalosporin - gentamisin.
Pengumpulan urine 24 jam

• Dikumpulkan selama 24 jam


• Untuk pemeriksaan protein kuantitatif, klirens
creatinin.
• Cara :
1. Misal urin akan diperiksa pada jam 8 pagi pada
ke esokan harinya .
2. Urin yang jam 8 pagi hari ini (yang pertama)
dibuang dahulu, selanjutnya urin yang keluar
ditampung sampai esok hari jam 8 pagi.
Skematis pengumpulan urin 24 jam

Minggu 21 Juni Senin 22


Juni
Jam 60o Jam
60o
Urin pertama dibuang Urin
Urin yang selanjutnya ditampung
terakhirditampung
Cyscatin C
• Protein (13kD) diproduksi sel berinti scr
kontan dan berada dlm plasma.
• Direabsorpsi dan didegradasi oleh tubulus
• Kadar dalam serum 0,4-1,4 mg/L
Kelebihan :
• Tidak perlu urin 24 jam
• Tidak dipengaruhi obat dan metabolit
• Tidak meningkat pada inflamasi
β2-microglobulin (β2M)
• Suatu protein dengan berat molekul 11.8-kDa
• suatu light chain dari molekul MHC kelas I yang
diekspresikan pada permukaan sel semua sel
berinti
• Pemecahan heavy chain pada proses pergantian
sel dan masuk dalam sirkulasi dalam benuk
monomer
• Filtrasi oleh glomerulus dan hampir seluruhnya
direabsorpsi serta dikatabolisme oleh sel tubulus
proksimal
21
Deskripsi kelainan GFR (mL/min/1.73m2)

Risiko meningkat > 90


Kerusakan ginjal dengan normal
1. atau GFR meningkat. > 90
Kerusakan ginjal dengan GFR
2. menurun ringan. 60 – 89

3. GFR menurun sedang. 30 – 59

4. GFR menurun berat. 15 – 29

5. Gagal ginjal. < 15


Tes Pemekatan
Prinsip :
• Bila asupan air dikurangi
• Reabsorpsi air meningkat (ADH)
• Vol urin berkurang dan BJ meningkat
Tes normal :
• BJ tidak sama sepanjang hari
• Bila ada kekurangan air maka urin mjd pekat dan
BJ meningkat.
Pemeriksaan Tes Pemekatan
• Tentukan vol dan BJ urin (4 bagian)
• Normal : vol urin siang 2-4 X vol urin malam
• BJ urin siang makin tinggi/naik
Kontra indikasi :
• Usia lanjut
• Ggn jantung dan ginjal  ggn cairan-elektrolit
• Sakit berat
• Hambatan diuresis
isostenuria
Osmolalitas urine

• Menilai kemampuan
pemekatan urine oleh
tubulus.
• Pd gangguan fungsi
tubulus, kemampuan
pemekatan urine

osmolalitas urine rendah.

Gambar osmometer otomatis K-7400


Osmolalitas urine
• prinsip : freezing point depression
Akhir-akhir ini → osmometer otomatis

• Nilai rujukan osmolalitas urine:


Urine sewaktu : 50-1.400 mOsm/Kg.
Urine 24 jam : 300-900 mOsm/Kg.

Nefropati asam urat akut : osmolalitas urine


Tes Pengenceran
Tujuan : menguji faal reabsorpsi ginjal
Prinsip :
• Bila asupan air bertambah
• Reabsorpsi air menurun (ADH ↓)
• Vol urin bertambah dan BJ menurun
Tes PSP
• Mengukur kemampuan tubulus mensekresi
dan aliran darah ginjal
• Sulit utk standarisasi
• Dipengaruhi pengobatan dan metabolit
• Sudah tidak dilakukan
• PAH (p aminohippuric acid) lbh baik dr PSP
Gangguan Ginjal Akut
• Acute Kidney Injury (AKI)
• Abnormalitas struktur, fungsi dan penanda
gangguan ginjal dalam darah, urin atau
jaringan tubuh dalam kurun waktu kurang dari
3 bulan

30
Patofisiologi GgGA
• Penurunan perfusi ginjal atau intra ginjal
• Toksik dan obstruktif tubulus ginjal
• Peradangan atau edema tubulointerstitial
• Penurunan kapasitas filtrasi glomerulus

31
32
Proteomik Urin untuk GgGA

33
N-acetyl-β-glucosamindase (NAG)
• Suatu enzim lisosomal proksimal tubulus &
indikator jejas tubulus yang sensitif
• Kriteria diagnosis klinis AKI
• Perubahan sel epitel pada brush border dari
tubulus proksimal akan menyebabkan
pelepasan NAG dalam urin dan banyaknya
enzim yang dilepaskan sebanding dengan
beratnya jejas yang terjadi di tubulus

34
β2-microglobulin (β2M)
• Suatu protein dengan berat molekul 11.8-kDa
• suatu light chain dari molekul MHC kelas I yang
diekspresikan pada permukaan sel semua sel
berinti
• Pemecahan heavy chain pada proses pergantian
sel dan masuk dalam sirkulasi dalam benuk
monomer
• Filtrasi oleh glomerulus dan hampir seluruhnya
direabsorpsi serta dikatabolisme oleh sel tubulus
proksimal
35
α1-microglobulin
• Protein dengan berat molekul 27-33 kDa yang
disintesa oleh hepar dan hampir separuh
protein tersebut berikatan dengan IgA.
• Bentuk bebas dari protein ini akan mengalami
filtrasi oleh glomerulus dan direabsorbsi oleh
sel-sel tubulus proksimal.
• Memiliki sifat lebih stabil terhadap perubahan
pH urin

36
Retinol binding protein (RBP)
• Protein berukuran 21 k-Da yang disintesa oleh
hepar dan memiliki fungsi dalam
mentransport vitamin A dari hepar menuju
seluruh jaringan tubuh
• RBP secara bebas difiltrasi oleh glomerulus
dan direabsorbsi sebagian serta dikatabolisme
oleh tubulus proksimal.
• Bersifat stabil dalam keadaan pH urin asam

37
Kidney Injury Molecule-1 (KIM-1)
• Membran sel glikoprotein tipe I yang memiliki
struktur ekstraseluler yang terdiri dari musin
dan 6 rangkai immunoglobulin sistein.
• Kadar KIM-1 dalam urin merupakan indikator
diagnostik dini pada keadaan gangguan fungsi
ginjal, saat dibandingkan dengan biomarker
lain seperti kreatinin plasma, BUN, dan
proteomik urin lain

38
Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin (NGAL)

• Protein berukuran 25 k-Da yang berikatan


dengan gelatinase pada granula spesifik
neutrofil.
• Disintesa pada saat proses maturasi granulosit
di sumsum tulang, namun pada keadaan
inflamasi atau keganasan, NGAL diproduksi
oleh sel epitel yang mengalami keadaan
tersebut.

39
Interleukin-18 (IL-18)
• Sitokin yang telah teridentifikasi sebagai faktor
penginduksi interferon gamma (IFN-γ) pada
hepar
• Aktivitas IL-18 diketahui berperan dalam
proses inflamasi pada beberapa penyakit
• Prekursor IL-18 (24 k-Da) adalah protein yang
secara enzimatik diubah oleh IL-1β-converting
enzyme menjadi protein IL-18 18-kDa

40
Definisi GGK (CKD)
• Ketidakmampuan ginjal mempertahankan
keseimbangan internal tubuh karena
penurunan fungsi ginjal bertahap diikuti
penumpukan sisa metabolisme protein dan
ketidakseimbangan cairan elektrolit →
gg. Fungsi excretory dan non excretory
Pemeriksaan Laboratorium

Memastikan Penurunan
Faal Ginjal
Tujuan Identifikasi Etiologi
Menentukan Perjalanan
Penyakit termasuk semua
F/ yang Memperburuk
Faal Ginjal
Memastikan Penurunan Faal Ginjal

1. Pemeriksaan Kreatinin Darah & Urine

Metode Kolorimetrik Kinetik Jaffe

Kreatinin Serum Kreatinin Urine

Pria : 0,6 – 1,5 mg/dl Pria : 0,8 – 2 g/24 jam


Wanita : 0,5 – 1,1 mg/dl Wanita : 0,6 – 1,8 g/24 jam
2. Pemeriksaan Klirens Kreatinin

Untuk Memperkirakan LFG

Def : Jumlah ml Plasma yg dibersikan dari


Kreatinin oleh Ginjal setiap Menit

3. Pemeriksaan Glomerular Filtration Rate


(GFR)
Etiologi Gagal Ginjal Kronis
1. Analisis Urine Rutin
Albuminuria> 3,5 g/hari
Kelainan Sedimen (Eritrosituria,
Lekosituria dan Silenderuria)
Proteinuria
2. Mikrobiologi Urine
Di dapatkan kuman Lebih dari 105
CFU/mL
3. Kimia Darah
Hiperurikemia Sejalan dgn Penurunan
Faal Ginjal
4. Elektrolit
Hipokalsemia
Hipokalemia

5. Imunodiagnosis
Pielonefritis
PN : ISK atas yg mengenai pielum (pelvis) ginjal
(nephros)
Klasifikasi pielonefritis
A.Pielonefritis akut
• Infeksi bakteri
• Reaksi sensitif terhadap obat
• Infiltrasi sel-sel leukemia
• Idiopati
•B.Pielonefritis kronis
• Invasi bakteri rekuren
• Vaskuler: Diabetes Melitus
Gejala Klinis PNA
panas badan disertai menggigil
nyeri lokal daerah ginjal
dpt menyebar ke dae perut bag bawah
dapat tampak sakit berat
takhikardi
sakit sktr pinggang & perabaan ginjal mjd sulit krn
spasme otot-otot
Fist percussion (+) di dae CVA
Distensi abdomen , rebound tendemess, bising usus
mungkin melemah
Gambaran Klinis PNC
Sangatlah bervariasi : tanpa gejala & ditemukan scr
kebetulan pad pem. urinalisis rutin smp dgn inf
berat dgn penyulit spt CRF & penyulit CV
Demam
Mual dan muntah
Nyeri pinggang
Disuria, sering berkemih
Gagal tumbuh pada anak-anak
Penmeriksaan Penunjang
pemeriksaan hematologi rutin
pemeriksaan urinalisis rutin
pem. f º ginjal spt ureum & kreatinin
pemeriksaan hitung kuman (kultur)
pemeriksaan radiologi
Sindrom Nefrotik
• Proteinuria >3.5 g/hari
• Edema
• Hiperlipidemia
• Hipoproteinemia
Mikrohematuria
• Mikroskopis
→ 3 atau lebih eritrosit per lapang pandang besar
→ Eritrosit : - halus
- nukleasi (-)
- bikonkav,diameter sekitar 7 µm
→ Pembesaran 40x
jumlah rata-rata eritrosit (10 lapang pandang)
Silinder Eritrosit

→ kelainan di nefron secara spesifik.


Carik celup
Prinsip :

hemoglobin
oxidized
H2O2 + Chromogen chromogen + H2O
peroksidase

• Eritrosit intak → pola speckled


• Kemampuan deteksi: minimal 5 eritrosit per mikroliter
Teori Albuminuria
Underfill
intake air dan
Hipoalbuminemia garam

Tekanan onkotik plasma ↓

Pergeseran cairan Edema


Hipovolemia plasma → interstisial
Retensi air & garam
LFG ↓

Reabsorpsi garam dan air tubulus


proksimal ↑

aktivasi RAAS

ADH

Inhibisi atrial natriuretic peptide


ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah urin +
mikroorganisme

Pembagian ISK :
* berdasarkan letak
* ada tidaknya gejala
* berdasarkan kelainan
• Gejala ISK : disuria, polakisuria dan urgency
• Tidak ada gejala  tidak ada inflamasi
• Mekanisme pertahan tubuh :
* tidak spesifik ( anatomi, fisiologi dan
bakteriologi )
* spesifik ( imunologi )
• Predisposisi ISK : kehamilan
• Kehamilan (progesteron) :
* dilatasi saluran kemih
* dilatasi kaliks dan pelvis ginjal
* hipotonus  hipoperistaltik
Pemeriksaan urin rutin
• Makroskopik
* warna dan kejernihan
• Carik celup
* nitrit dan lekosit esterase
• Mikroskopik
* lekosit dan bakteri
Prinsip-prinsip dasar pengambilan urine

• Persiapan wadah dan cara pengadaan urine


wadah yang bersih, kering, terbuat dari
plastic atau kaca dengan penutup, diambil dg
cara :
- alir porsi tengah (midstream urine)
- kultur cara midstream clean-catch urine
(mikro)
Petunjuk pengumpulan urine

untuk wanita
untuk pria
Petunjuk khusus Pengambilan Spesimen

URINE

• Cara terbaik: aspirasi suprapubik, sistokopi,


atau kateter, namun cara ini invasif. Dianjurkan
cara yang tidak invasif: clean voided urine
(mikro)atau urin tampung tengah/ midstream

• sebaiknya urine pagi (ditahan semalam).


Cara pengambilan urine untuk wanita
 penderita minum 2 gelas air ½ jam sebelum
pengambilan.
 Siapkan nampan berisi wadah steril serta 4 buah
bola
kapas air sabun dan 4 bola kapas basah dan kasa
steril.
 Penderita cuci tangan dgn sabun, keringkan dgn
handuk.
 buka labia dgn sebelah tangan , cuci mulut
saluran kencing dgn keempat bola kapas bersabun
masing masing satu kali
 Cuci dgn bola kapas basah dari arah depan
kebelakang,
 keringkan dgn kasa steril.
 keluarkan urine, buang pancaran pertama,
tengah tengah
ditampung ke dalam wadah steril, tutup,
segera kirim ke lab.
 pada pasien dirawat/ harus berbaring perlu
dibantu perawat
Cara pengambilan untuk laki laki :
penderita dianjurkan cuci tangan seperti di
atas
tarik ke belakang kulit / preputium (bila tdk
disirkumsisi)
keluarkan urine seperti di atas
Jumlah / Volume Urine: minimal 10 ml.
Pengiriman : harus segera diperiksa dalam
1 jam
dapat disimpan di lemari es 4oC
maksimal 18 jam.
Drug Testing
• Drugs of Abuse (DOA)
Two stages
• Stage 1 – Screen
• Stage 2 − Confirmation (identification)
Relative Concentrations:
Drug at Absorption Site

Metabolites
Drug in Body
% of
Dose
Excreted Drug

Time (Arbitrary Units)


Urine Specimen Collection Handbook
for the Federal Workplace
• Observed urine collection
– Collection done in clinic (or picture ID)
– No significant other or children allowed in
collection area
– No clothing, wallets, handbags allowed in
collection area
• Prevention of specimen tampering by clinic personnel
– Chain of custody documentation
– Collect vial sealed until opened by lab processing
the specimen
Urine Drug Screen
• Identifies various substances of abuse
– Amphetamines (not ?)
– Benzodiazepines
– Barbiturates
– Cocaine
– Opiates
– Cannabinoids
– PCP
Immunoassay Method
Antibody binds to drug substrate (competitive binding)
• A known quantity of antibody and enzyme-labeled
antigen containing either drug or metabolite added to
the patient’s urine specimen
– Drug or metabolite in the patient’s urine specimen will
compete with the labeled drug complex to form
antigen/antibody complexes
– The amount of enzyme-labeled antigen that binds to
antibody is inversely proportional to the amount of
drug and/or metabolite in the urine
• Potential for cross-reactivity with drugs containing
similar chemical composition to assay targets
Gas Chromatography Mass
Spectrometry (GCMS)
Dilute urine will often yield results below analytical
detection point
• Must request “no threshold testing” for dilute
specimens or low opioid concentrations
– PRN use of opioids
– Fentanyl 25 mcg/hr patch
• Can not indicate:
– Amount of drug taken
– When the last dose was administered
– Drug source
Problems With Urine Drug Screen
Quantitative
– Predictability vs. accuracy
• Does not assess entire clinical picture
– Cutoff level for opiates is high
• 2000 ng/mL vs 300ng/mL
– Patient dose and frequency
– Long-acting vs. short-acting vs. extended release vs.
time of last dose
– Specific opiate being monitored
• Synthetic opiates not as accurate
• Water solubility vs. lipophillicity
• Excessive false positives or false negatives
SAMPLE ALTERNATIVES

• URINE
• BLOOD
• BREATH
• SALIVA
• HAIR
• SWEAT
URINE DRUG TESTING

ADVANTAGES
• EXTENSIVE SCIENTIFIC BASE AND RESEARCH
• ACCURATE AND RELIABLE
• TECHNOLOGY HAS BEEN IN PLACE FOR YEARS

DISADVANTAGESEASY TO ADULTERATE
• AMOUNT OF DOSE MAY NOT CORRELATE WITH
CONCENTRATION
• COLLECTION ISSUES
• TESTING MAY NOT CORRELATE WELL WITH LEVELS OF
IMPAIRMENT
EXPECTED DURATION FOR A POSITIVE
URINE DRUG SCREEN
BLOOD DRUG TESTING
ADVANTAGES
• CAN DETECT IMPAIRMENT AS IT GIVES CURRENT LEVEL
• DETECTION PERIOD IS MINUTES TO DAYS AFTER
INGESTION
• BREATH LEVELS CAN BE CORRELATED WITH BLOOD
LEVELS

DISADVANTAGES
• INVASIVE
• RISK OF NEEDLE STICKS TO HEALTHCARE WORKERS
BLOOD/BREATH LEVEL CORRELATES
WITH IMPAIRMENT
• BLOOD/BREATH ALCOHOL CONCENTRATION (BAC)
• 20 -99 mg%:LOSS OF MUSCULAR COORDINATION
• 100 -199 mg%:NEUROLOGIC IMPAIRMENT,ATAXIA,
• PROLONGED REACTION, MENTAL IMPAIRMENT,
• INCOORDINATION
• 200 -299 mg%:NAUSEA, VOMITING, ATAXIA
• 300 -399 mg%:HYPOTHERMIA, DYSARTHRIA, AMNESIA, STUPOR
• 400 -> mg%:SERIOUS DECREASE IN PULSE,BLOOD PRESSURE,
TEMPERATURE AND RESPIRATORY RATE;COMA
• * BAC GREATER THAN 150 IF NOT SHOWING SIGNS OF
INTOXICATION OR ANY TIME BAC IS > 300 EQUALS A DIAGNOSIS OF
ALCOHOL DEPENDENCE
BREATH DRUG TESTING
ADVANTAGES
• SHOWS CURRENT USE
• CAN BE CORRELATED WITH BLOOD LEVEL
• CARBON MONOXIDE MONITORS CAN BE USED TO
DETERMINE IF ONE IS SMOKING
– USEFUL IN SMOKING CESSATION PROGRAMS

DISADVANTAGE
– TESTING EQUIPMENT IS NEEDEDCOST
– MAINTENANCE (DEPENDS ON MANUFACTURERS DIRECTIONS)
– QUALITY CONTROL
USEFUL FOR ALCOHOL PRIMARILY
SALIVA (ORAL FLUID) DRUG TESTING
SALIVA (ORAL FLUID) DRUG TESTING
ADVANTAGES
 EASY SPECIMEN TO OBTAIN SPITTING OR SWABBING
• EASILY OBSERVED COLLECTION
• DIFFICULT TO ADULTERATE OR DILUTE
• CORRELATION BETWEEN DRUG
CONCENTRATION AND IMPAIRMENT
• MAY NOT BE USEFUL IN DETECTING VERY
RECENT DRUG USE
DISADVANTAGES
• INDIVIDUAL VARIATIONS IN THE RATE OF
SALIVA PRODUCTION
• ORAL OR SMOKED DRUGS CAN PRODUCE
CONTAMINATION OF SALIVA
• NARROW WINDOW OF DETECTION
• ACIDITY OF THE SALIVA AND MOUTH (pH)CAN
INFLUENCE FREE DRUG DIFFUSION
SWEAT DRUG TESTING

ADVANTAGES
• NONINVASIVE (MOST FREQUENT DEVICE IS THE PATCH)
• RELATIVELY TAMPER PROOF
• AVOIDS ADULTERATION AND DILUTION PROBLEMS
• FDA APPROVED FOR 5 DRUG PANEL
• PRESENCE OF THE PARENT DRUG (HEROIN,THC,
COCAINE)AND NOT THEIR METABOLITES CAN BE
DETECTED
• USEFUL FOR MONITORING FOR 1-2 WEEKS
DISADVANTAGES
• HIGH INTERSUBJECT VARIABILITY ESPECIALLY
IN THE RATE OF SWEAT PRODUCTION
• POSSIBLE ENVIRONMENTAL CONTAMINATION
• RISK OF ACCIDENTAL REMOVAL
– LIST OF DETECTED DRUGS IS
LIMITEDETHANOL,NICOTINE/COTININE,
MORPHINE, AMPHETAMINE,
METHAMPHETAMINE, PHENCYCLIDINE,
METHADONE, COCAINE
Hair Drug Testing

ADVANTAGES
• LONG TIME WINDOW FOR DRUG DETECTION
– EASY TO COLLECT, HANDLE AND STORE SAMPLE
IS CUT, GROUND UP THEN WASHED WITH WATER
AND/OR SOLVENTS. EXTRACTION AND PURIFICATION
PROCESS PRECEDES ASSAY
– STORAGE IS AT ROOM TEMPERATURE (NO NEED TO
REFRIGERATE OR FREEZE PATIENT SAMPLES)

• SECOND COLLECTION CAPABILITY


• NONINVASIVE
• BEATING THE TEST MAY BE DIFFICULT
DISADVANTAGES
• MAY NOT DETECT RECENT USE
• ENVIRONMENTAL CONTAMINATION IS A
POSSIBLE PROBLEM
– MECHANISM OF DRUG DEPOSITION IS NOT
WELL UNDERSTOODDUE TO EITHER DIFFUSION
FROM BLOOD TO HAIR FOLLICLE, SWEAT SECRETION,
SEBACEOUS GLAND SECRETION OR ENVIRONMENTAL
CONTAMINATION

• DOSE/TIME RELATIONSHIPS ARE NOT WELL


ESTABLISHED
• FEW CONTROLLED STUDIES

Anda mungkin juga menyukai