Anda di halaman 1dari 30

PEMERIKSAAN

PENANDA
TUMOR
Patogenesis

• Aktivasi proto-onkogen secara berlebihan


menyebabkan sel-sel berproliferasi secara aktif. Faktor Risiko
• inaktivasi dan atau mutasi gen supresor usia, perokok,
menyebabkan hilangnya fungsi supresi obesitas,
aktivitas fisik
pertumbuhan
rendah, diet,
• Amplifikasi onkogen dan atau inaktivasi gen alkohol, DM,
Pemeriksaan
supresor tumor  hilangnya kontrol riw. keluarga
Penunjang
pertumbuhan dengan risiko terjadinya o Biomarker
transformasi ganas o Pemeriksaan
diagnostik
pencitraan
2
Pemeriksaan Laboratorium
 Metode enzim immunoassay
sandwich dengan final
fluorescent detection (ELFA)

 Metode chemiluminescent
microparticle immunoassay
(CMIA)

3
Pra analitik CA 125
➝ Sampel : serum atau plasma (litium heparin/ EDTA) 200 µL
➝ Stabilitas sampel :
⇾ 48 jam (2-8oC)
⇾ 12 bulan (-25+6oC)
⇾ Hindari siklus beku-cair > 3 kali
➝ Interferensi :
⇾ Hemolisis : Hb > 0,5 g/dL),
⇾ lipemia : kadar lipid >1000 mg/dL setara dengan trigliserida)
⇾ Ikterik : kadar bilirubin > 21 mg/dL)
➝ Efek hook : tidak terjadi  konsentrasi antigen reaktif OC 125: 200.000 U/mL

4
Pemeriksaan CA 125

➝ metode immunoassay
menggunakan antibodi OC 125 dan
M11.
➝ Prinsip pemeriksaan : enzyme
linked fluorescent assay (ELFA).

5
Pemeriksaan CA 125
➝ Sampel masuk dan keluar solid phase receptacle (SPR) beberapa kali 
antibodi M11 pada dinding SPR menangkap antigen determinan yang reaktif
dalam sampel.
➝ Konjugat tdk berikataneliminasipencucian
➝ Konjugat (antibodi ovarian cancer (OC) 125 yang dilabeli dengan alkali
fosfatase) diinkubasi di dalam SPR akan berikatan dengan antigen determinan.
➝ Substrat (4- methyl umbelliferil phosphatase) ditambahkan ke dalam SPR.
Konjugat mengkatalisis hidrolisis substrat menjadi produk yang berfluoresens
(4- methyl umbelliferone) yang diukur pada panjang gelombang 450 nm.
➝ Intensitas fluoresens setara dengan kadar OC 125 dalam sampel (Biomeriux,
2015).

6
Pemeriksaan CA 125
➝ Fluroresensi setiap sampel yang diperiksa diukur dua kali pada kuvet
pembaca reagen strip.
➝ Relative Flurorescence Value (RFV) dihitung dengan cara pembacaan hasil
akhir dikurangi pembacaan background.
➝ Hasil secara otomatis dihitung menggunakan kurva kalibrasi dan
dinyatakan dalam “U/ml”
➝ Rentang pengukuran 4-600 U/mL
➝ Sampel dengan konsentrasi CA 125 > 600 U/mL harus diperiksa kembali
setelah diencerkan dengan perbandingan 1/1 atau 1/10 atau 1/100
menggunakan diluent CA 125

7
Pemeriksaan CA 19-9
➝ Alkali fosfatase berlabel Ab 1116-NS-19-9 (konjugat) diinkubasi dalam
SPR dan berikatan dengan Ag 1116-NS-19-9.Konjugat tdk
berikataneliminasipencucian
➝ Enzim konjugat mengkatalis hidrolisis substrat yg ditambahkan (4Methyl
Umbeliferyl Phosphatase) menghasilkan produk fluoresens, diukur pd
ƛ: 450 nm
➝ Intensitas fluoresens ~ konsentrasi penanda tumor
➝ Sampel dengan kadar CA 19-9 > 500 U/mL harus diperiksa kembali
setelah diencerkan dengan perbandingan 1/1 atau 1/10 atau 1/100
menggunakan diluent CA 19-9.
➝ Rentang pengukuran : 3-500 U/mL
Pra analitik CA 19-9
➝ Sampel : serum, plasma (litium heparin atau EDTA).
➝ Stabilitas sampel :
⇾ 48 jam (suhu 2-8oC) ,
⇾ 2 bulan (suhu -25oC±6oC) .
⇾ Hindari siklus beku-cair yang berulang.
➝ Interferensi :
⇾ Hemolisis : Hb > 0,3 g/dL
⇾ lipemik : kadar lipid > 200 mg/dL, ekuivalen dengan trigliserida
⇾ Ikterik : kadar bilirubin 18 mg/dL)
➝ Efek hook : tidak terjadi  kadar antigenic reaktif 1116-NS-19-9 >
1.000.000 U/mL

10
Prinsip Pemeriksaan AFP

➝ metode chemiluminescent microparticle immunoassay (CMIA)


melalui dua tahap pemeriksaan immunoassay (sandwich).
➝ Tahap awal sampel direaksikan dengan mikropartikel
paramagnetik yang dilapisi anti- AFP.
➝ Proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan komponen
yang tidak berikatan.
➝ Tahapan kedua dilakukan penambahan konjugat acridinium anti
AFP.
➝ Pencucian kembali dilakukan sebelum dilakukan penambahan
larutan pre-tigger dan trigger.
➝ Tahap akhir reaksi chemiluminescent diukur sebagai Relative
Lights Units (RLUs) yang menggambarkan kadar AFP dalam
sampel (Architect System, 2015).
11
Prinsip Pemeriksaan AFP (Architect)
➝ Rentang pengukuran : 2- 2.000 ng/mL (Architect)
0,5 – 400 IU/mL (VIDAS)

➝ Konversi
IU/mL : kadar dlm ng/mL x 0,83

➝ Nilai rujukan : 0,7355-7,5265 IU/mL (Architect)


0 – 10 IU/mL

12
Prinsip Pemeriksaan AFP
➝ metode enzim immunoassay sandwich dengan final fluorescent detection (ELFA).
➝ Solid phase receptacle (SPR) bertindak sebagai fase padat.
➝ Sampel pasien dimasukkan kedalam SPR yg mengandung antibodi anti AFP yang
berkonjugat dengan alkalin fosfatase.
➝ Campuran sampel dan konjugat keluar masuk SPR beberapa kali untuk
meningkatkan kecepatan reaksi.
➝ Antigen akan berikatan dg antibodi yang melapisi SPR dan konjugat membentuk
sandwich.
➝ Komponen yang tidak berikatan dieliminasi selama proses pencucian.
➝ Substrat (4-metil-umbeliferil fosfat) ditambahkan ke dalam SPR pada tahap
deteksi akhir.
➝ Enzim konjugat mengkatalisis hidrolisis substrat tersebut menjadi fluroresensi
yang diukur pada panjang gelombang 450 nm.
➝ Intensitas fluroresensi sebanding dengan kadar antigen AFP yang terdapat di
sampel (Biomeriux, 2015) 13
Pra analitik pemeriksaan AFP
➝ Sampel : serum , plasma (litium heparin atau EDTA) dan cairan
ketuban
➝ Pengambilan sampel darah ibu dilakukan sebelum amniosentesis
➝ Stabilitas sampel :
⇾ 2-3 hari : suhu ruangan
⇾ 7 hari : suhu 2-8oC
⇾ dibekukan selama 2 bulan : suhu -25oC ± 6oC.
⇾ Hindari siklus beku-cair yang berulang lebih dari 3 kali
➝ Interferensi :
⇾ hemolisis : Hb > 0,5 gr/dL,
⇾ lipemia : kadar lipid > 200 mg/dL, ekuivalen dengan trigliserida
⇾ Ikterik : kadar bilirubin > 11 mg/dL
⇾ Hook efek > 10.000.000 ng/mL (CMIA)
> 200.000 IU/mL(ELFA)
14
CEA (Carcinoembrionic Antigen)

➝ Glikoprotein, BM:180-200 kDa,komposisi karbohidrat 60%,


terlibat dalam pengenalan sel atau mekanisme adhesi,
menghambat apoptosis
➝ Bagian superfamily imunoglobulin, normal di sel mukosa saluran
cerna.
➝ CEA memengaruhi adhesi sel dengan sel endotel melalui aktivasi
sel Kuffer& rangsangan produksi IL-1β, TNFα,
IL6memudahkan sel tumor menempel pd endotel

15
Prinsip pemeriksaan CEA

➝ menggabungkan metode enzim immunoassay


sandwich dengan final fluorescent detection (ELFA)
➝ immunoassay sandwich dengan CMIA
➝ Sampel dengan konsentrasi CEA > 200 ng/mL(vidas)
atau > 1500 ng/mL harus diperiksa kembali setelah
diencerkan dengan perbandingan 1/10 menggunakan
diluent CEA.

16
Pra analitik pemeriksaan CEA
➝ Sampel : serum, plasma litium heparin/EDTA.
➝ Stabilitas sampel :
• 2-7 hari : suhu 2-8oC selama,
• 2 bulan : dibekukan pada suhu -25oC ± 6oC selama.
• Hindari siklus beku-cair berulang > 3 kali.
➝ Interferensi:
⇾ Hemolisis: Hb > 0,5 g/dL,
⇾ Lipemia: kadar lipid > 3000 mg/dL, ekuivalen dengan
trigliserida,
⇾ Ikterik : kadar bilirubin > 30 mg/dL
⇾ HAMA  architect : reagen mengandung komponen
mengurangi efek HAMA
⇾ Efek Hook > 60.000 ng/mL
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Terima Kasih

30

Anda mungkin juga menyukai