Anda di halaman 1dari 22

SKRINING DAN IDENTIFIKASI ANTIBODI

PENDAHULUAN

Tujuan transfusi darah atau hemoterapi adalah memasukkan


darah atau
komponennya secara infus sebagai pengobatan.

Transfusi darah terbagi atas 2 kategori


1. Allo transfusi darah berasal dari orang lain
2. Auto transfusi darah berasal dari individu itu sendiri

Indikasi transfusi
• Pengganti volume darah pada pendarahan akut, mis post
partum, trauma, luka bakar dll
• Hb, mis anemia kronis dgn gejala
• Defisiensi faktor pembekuan
• Operasi
• Transfusi tukar
1. Penerima terhadap antigen sel darah merah dari
transfusi sebelumnya
2. Kehamilan (melalui plasenta).
3. Paparan terhadap produk darah
4. Menelan atau menghirup bakteri tertentu, atau
zat dalam lingkungan yang mirip dengan
antigen RBC alloantigens dapat menyebabkan
pembentukan "alami" (biasanya IgM) antibodi.
SKRINING ANTIBODI

Untuk mengetahui apakah ada antibodi dalam serum pasien.

Reagensia : sel skrining (2-3 sel golongan O yang telah


diketahui profil antigen atau fenotip sel darah merahnya)

4
Pemberian transfusi mengandung risiko, spt IMLTD dan sensitisasi
antigen asing  reaksi transfusi.
Untuk menghindarinya  perlu skrining darah donor terhadap IMLTD dan
uji silang serasi.

Tujuan terpenting uji silang serasi  ada tidaknya antibodi  antibodi


komplet (IgM) dan antibodi inkomplet (IgG) dalam serum/plasma resipien
dan donor, utk menghindari reaksi transfusi hemolitik.

Gejala klinis reaksi transfusi hemolitik : nyeri pinggang, berkeringat,


mual muntah, demam, menggigil, takikardi, gangguan ginjal sampai
dengan gagal ginjal, gangguan sirkulasi darah

Uji saring allo antibodi

Tujuan pemeriksaan antibodi  ada tidaknya irreguler antibodi dalam


serum atau plasma resipien atau donor  alamiah atau imun

Serum/plasma direaksikan dgn sdm golongan O yg sudah diketahui


antigen make up (susunan antigen golongan darah) dan dapat
digunakan secara Universal.
Skrining/identifikasi antibodi  terpenting dibandingkan uji silang serasi.
Skrining antibodi  ada tidaknya antibodi irreguler, bila hasil positip
dilanjutkan ke identifikasi antibodi utk mengetahui spesifikasi antibodi.

Macam-macam sel panel

1. Sel panel kecil


Sekelompok sdm yg terdiri dari 2 individu gol O yg sudah diketahui
antigen make up nya (memiliki / tidak antigen gol darah).
Jenis antigen dapat dilihat dalam tabel dgn tanda sbb
(+)  memiliki antigen
(- / 0)  tidak memiliki antigen
Sel panel kecil harus memiliki susunan antigen homozygot seperti :
c, M, Jka  antibodi yg dipengaruhi oleh dosis antigen (dosage effect)
dapat terdeteksi.
Sel panel kecil digunakan utk skrining antibodi dan tidak diperkenankan
dicampur menjadi satu, karena akan terjadi pengenceran antigen,
sehingga reaksi menjadi false neg
8
2. Sel panel besar
Sekelompok sdm terdiri atas 5-10 individu gol O yg diketahui susunan

antigen make up nya, dapat dilihat pada tabel.


Perbedaan antigen satu dgn lainnya lebih jelas.

Antigen make up minimal harus mengandung antigen : D, C, c, E, e, M, N,


S, s, P1, Lua, Lub, K, k, Lea, Leb, Fya, Fyb,Jka dan Jkb.

Beberapa antigen harus homozygot seperti D, C, c, E, s, M, Lu b, k, Fya.


Pada sel panel komersial persyaratan ini sudah terpenuhi.

Tehnik pemeriksaan skrining / identifikasi antibodi dgn menggunakan sel


panel whole blood.

Sebagai persiapan:
1. Sampel serum tidak > 48 jam  komplemen harus tetap aktip
2. Sel panel dicuci 3x dgn saline, buat suspensi sel 5%, mencukupi utk
pemeriksaan 1 hari dan disimpan pada suhu 5C, bila sel panel dalam
bentuk whole blood.

Langkah-langkah pemeriksaan skrining/identifikasi antibodi sama seperti


tehnik uji silang serasi, dan harus ada auto kontrol.
Sel panel komersial sudah siap pakai, tdk perlu dipersiapkan (dicuci)
Kekuatan reaksi positip berkisar antara 4+ (pos kuat) s/d 1+w (pos lemah)

Untuk menarik kesimpulan dari pemeriksaan perlu diketahui sifat antibodi, mis
a. Cara pembentukkan antibodi
b. Frekwensi
c. Suhu optimum
d. Medium yg tepat dll

Uji silang serasi tanpa pemeriksaan skrining antibodi berisiko, karena tidak
terdeteksinya antibodi dalam serum/plasma pada resipien/donor, karena :
1. Kadar Ab sangat rendah, shg tidak terdeteksi, mis keterbatasan sampel
sampel darah, shg pemeriksaan dgn sistem pooling  efek pengenceran
2. Beberapa jenis antibodi berpengaruh terhadap dosis antigen, seperti
anti-c, anti-Jka dan anti-M.
3. Permintaan darah cito, sehingga tata laksana pem tidak dilakukan
sebagaimana mestinya :
a. Pemeriksaan 3 fase tidak dilakukan dengan sempurna
b. Waktu inkubasi medium BA diperpendek
c. Pencucian sdm tdk sempurna
d. Tidak melakukan pemeriksaan validasi reagen yg digunakan.
Beberapa keuntungan pemeriksaan skrining antibodi

1. Resipien
a. Ditemukan antibodi irreguler. Skrining antibodi dilakukan bersama
uji silang serasi.
b. Persiapan operasi : pemeriksaan dilakukan lebih dulu  memudahkan
mencari darah kompotibel
c. Uji silang serasi minor dan antar donor ditiadakan

2. Donor
Antibodi diketahui dan dicantumkan dalam kartu donor

3. Unit Transfusi Darah


a. Kesalahan manusia, spt kesalahan tulisan, tetesan, tertukarnya tabung
reaksi menurun
b. Waktu uji silang serasi singkat, menguntungkan permintaan darah cito,
karena minor test, reaksi antar donor ditiadakan
c. Semua darah donor siap pakai bebas dari antibodi
d. Darah donor yang mengandung antibodi dibuat menjadi PRC
IDENTIFIKASI ANTIBODI
Bila hasil skrining positip, artinya terdeteksi antibodi pada serum
pasien, maka dilanjutkan dengan identifikasi antibodi

Tujuan identifikasi antibodi : untuk mengetahui spesifikasi


antibodi yang terdapat pada serum pasien

Jika antibodi teridentifikasi, pasien ditransfusi dengan darah yang


tidak mengandung antigen yang dapat bereaksi dengan antibodi
(antigen negative unit).

Selanjutnya crossmatch.

12
IDENTIFIKASI ANTIBODI
Reagensia :
sel panel (sebanyak 8 – 12 sel golongan O yang telah
diketahui profil antigen atau fenotip sel darah
merahnya).
Sel panel yang telah dimodifikasi dengan enzim

Metode :
Skrining antibodi pada suhu 20⁰C
37 ⁰ C
Indirect Coomb Test

13
IDENTIFIKASI ANTIBODI
Bila kesulitan menentukan spesifikasi antibodi, langkah-
langkah yang dilakukan :
Melakukan pemeriksaan tambahan dengan sel panel
tambahan/sel panel lain/sel panel yang dimodifikasi
dengan enzim (diluen 1).
Antigen typing dari antibodi yang diduga : untuk
memastikan dan mendapatkan gambaran jenis
antibodinya (auto, allo/kemungkinan reaksi transfusi).

14
 A tube is labeled for each of the panel cells plus one
tube for AC:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A
1 drop of each panel cell C
+

2 drops of the patients serum
Gambaran reaksi aglutinasi

Red cells give us


visible agglutinates
when they react with
corresponding
antibodies.
20
Jenis Sist gol drh Rekasi Medium NaCl Medium BA ICT Jenis Ab
antibodi opt C

Anti-D Rhesus 37 Kurang baik Baik Baik Antibodi imun, HDN


Anti-C Rhesus 37 Kadang2 baik Baik Baik Antibodi imun, bersama anti-D
Anti-c Rhesus 37 Kurang baik Baik Baik Antibodi imun, genotype Cde/Cde
Anti-E Rhesus 37 Kadang2 baik Baik Cukup baik Antibodi imun, antibodi alamiah
Anti-e Rhesus 37 Kadang2 baik Baik Baik Antibodi imun, auto antibodi (AIHA)
Anti-M MNSs 4 Baik Kurang baik Kurang baik Antibodi alamiah
Anti-N MNSs 4 Baik Kurang baik Kurang baik Antibodi alamiah
Anti-S MNSs 4 / 37 Baik Variasi Tidak baik Antibodi alamiah / imun
Anti-s MNSs 4 / 37 Variasi Variasi Variasi Antibodi alamiah / imun

Anti-P1 P 4 Baik Kurang baik Kurang baik Antibodi alamiah


Anti-Lua Lutheran 18 Baik Kurang baik Kurang baik Antibodi imun
Anti-Lub Lutheran 18 / 37 Baik Cukup baik Baik Antibodi imun / alamiah
Anti-K Kell 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun, HDN
Anti-k Kell 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun, jarang ditemukan
Anti-Lea Lewis 4 – 18 Baik Kurang baik Kadang2 baik Antibodi alamiah / imun
Anti-Leb Lewis 4 – 18 Cukup baik Cukup baik Kadang2 baik Antibodi alamiah
Anti-Fya Duffy 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun
Anti-Fyb Duffy 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun
Anti-Jka Kidd 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun
Anti-Jkb Kidd 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun
Sist gol Ag Antibodi Tipe suhu Mengikat HDN/HTR Teknik
drh Antibodi komplem
en
Kell K Anti-K IgG (IgM) 32 (22) Jarang HDN & HTR Salin/IAT
k Anti-k IgG (IgM) 37 Tidak Salin/IAT
Kpa Anti-Kpa IgG 37 Tidak IAT
Kpb Anti-Kpb IgG (IgM) 37 Tidak IAT
Jsa Anti-Jsa IgG (IgM) 37 Tidak IAT
Jsb Anti-Jsb IgG 37 Tidak IAT
Duffy Fya Anti-Fya IgG (IgM) 37 Jarang HDN & HTR IAT
Fyb Anti-Fyb IgG (IgM) 37 Jarang IAT
Kidd Jka Anti-Jka IgG (IgM) 37 Ya HDN & HTR IAT/enzim
Jkb Anti-Jkb IgG (IgM) 37 Ya IAT/enzim
MNSs M Anti-M IgM & IgG 4,22 (37) Tidak Tidak Saline/ IAT
N Anti-N IgM (IgG) 4,22 (37) Tidak Tidak Saline/ IAT
S Anti-S IgG (IgM) 22 (37) Kadang HDN & HTR Saline/ IAT
s Anti-S IgG (IgM) 37 Jarang HDN & HTR Saline/ IAT
Lewis Lea Anti-Lea IgM (IgG) 22 (37) Ya HTR Salin/enzim
Leb Anti-Leb IgM (IgG) 22 (37) Ya Tidak Salin/enzim
Lutheran Lua Anti-Lua IgG & IgM 37/22 Jarang HDN Saline/ IAT
Lub Anti-Lub IgG & IgM 37/22 Jarang HDN & HTR Saline/ IAT
P P1 Anti-P1 IgM (IgG) 22 Ya Kadang HTR Saline
Ii-
collection
I
i
Anti-I
Anti-I
IgM (IgG)
IgM (IgG)
4,22 Ya
Ya
Tidak
22
Jarang HDN
Saline
Saline

Anda mungkin juga menyukai