Anda di halaman 1dari 13

CARA KERJA BLOK DIAGRAM

Untuk membuat darah masuk ke test tube maka digunakan suction pump.
Selanjutnya mercury contacts akan bekerja dengan membatasi darah yang dihisap oleh
suction pump. Mercury contacts tersebut dipengaruhi oleh waktu, ketika waktu pengisian
volume telah sesuai maka mercury contact akan berada pada kondisi stop. Pada test tube
terdapat lubang kecil ( Orifice ) sebagai celah masuknya sel. Kemudian menggunakan dua
buah elektroda yang terhubung pada rangkaian penguat ( Amp ). Amplifier di sini
berfungsi menerima tegangan yang terdapat pada darah lalu kemudian dikuatkan agar
dapat dibaca. Tegangan yang telah dikuatkan tersebut akan dibaca oleh Conductivity
meter circuit.
Tegangan tersebut berbeda sesuai jenisnya, yaitu RBC dan WBC. RBC (Red Blood
Cell) merupakan perhitungan jumlah total sel darah merah sedangkan WBC (White
Blood Cell) adalah perhitungan jumlah total sel darah putih. Tegangan dari Conductivity
meter circuit akan diteruskan ke threshold circuit yang digunakan untuk membatasi
amplitudo atau sinyal RBC atau WBC yang terbaca kemudian disesuaikan dengan
settingan. Setelah sinyal telah dibatasi, sinyal tersebut akan masuk ke rangkaian pulse amp
and gate. Pulse amp merupakan penguatan sinyal sementara gate adalah gerbang untuk
memutus/menyalakan counter agar tidak menghitung lagi. Pada pulse amp and gate
terdapat rangkaian komparator yang berfungsi memilih sinyal RBC atau WBC lalu
kemudian dikeluarkan dalam bentuk pulsa digital ( 0/1 ). Dari pulse amp and gate pulsa
diteruskan ke Counter drive and digital display dimana rangkaian tersebut berungsi
sebagai penghitung pulsa digital dan rangkaian pulse amp and gate lalu kemudian
ditampilkan di digital display. Yang akan muncul di digital display adalah perhitungan
jumlah sel yang terdapat dalam darah. Counter drive biasanya berhubungan dengan
timer/waktu pengisian. Ketika telah selesai pengisian, maka gerbang akan mengirim
logika 0 dan akan mematikan counter drive.
Waste fluid digunakan untuk tempat pembuangan cairan yang tidak digunakan.

HEMATOLOGI ANALYZER

1. Teori Dasar
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan komponen yang terkandung
didalamnya. Dari ilmu itu berkembanglah cara/metode penelitian tentang darah yang semakin
berkembang, kemudian dibuatlah alat Hematology Analyzer.
Hematology Analyzer adalah salah satu alat laboraturium yang berfungsi untuk
pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Berikut ini akan dijelaskan teori
tentang darah sebagai bahan ukur alat Hematology Analyzer.
Darah terdiri dari 2 komponen utama :
1.2. Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam
konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah
dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostatis
1.3. Macam dan Jenis Sel Darah
Ada tiga macam sel dalam darah, yaitu:
a. Sel darah merah/ eritrosit/ Red Blood Cell (RBC).
b. Sel darah putih/ leukosit/ White Blood Cell (WBC).
c. Trombosit/ Platelet (Plt).
Berikut ini penjabaran dan penjelasannya:
1.3.1. Sel darah merah / Eritrosit / Red Blood Cell (RBC)
a. Fungsi eritrosit
Untuk pertukaran O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-
paru.Yang berperan dalam transport O2 dan CO2 ini adalah Haemoglobin (Hb),yang merupakan
protein di dalam eritrosit.
Ciri-ciri
- Lempeng bikonkaf tanpa inti
- Diameter 7,5 m
- Volume 4,5 - 5 juta/L
- Membran sel yang kuat
- Bentuk berubah-ubah

Gambar 1.1. Sel Darah Merah


1.3.2. Sel Darah Putih/Leukosit/White Blood Cell (WBC)
a. Fungsi leukosit
Membentuk antibodi yang melawan infeksi di dalam tubuh.
b. Jenis-jenis Leukosit
1. Granulosit (bergranula)
- Neutrofil (polimorfonuklear/PMNL)
Merupakan sel yang langsung dapat melakukan fagositosis yang cukup efektif. Jumlah 62
% dan berukuran 7 – 8 m.
Gambar 1.2. Neutrofil
- Eosinofil
Merupakan Sel fagosit yang lemah dan produksinya akan meningkat pada infeksi parasit
dan alergi. Jumlah 2,3 % dan berukuran 10 – 12 m.

- Basofil
Basofil dalam sirkulasinya mirip dengan sel mast dalam jaringan, yaitu menskresi bahan
farmakologik aktif seperti heparin, histamine, bradikinin, serotonin. Berukuran 9 – 10 m
dengan Jumlah 0,4% dan akan meningkat pada peradangan kronik.

Gambar 1.4. Basofil


2. Agranulosit.
- Monosit
Merupakan sel imatur dengan kemampuan fagosit yang lemah. Setelah masuk ke
jaringan, disebut makrofag, ukurannya membesar beberapa kali lipat dan dalam sitoplasmanya
banyak mengandung lisosom, dan mempunyai kemampuan hebat untuk menghancurkan agen-
agen penyakit.
Masa hidup dalam sirkulasi 10-12 jam, setelah masuk dalam jaringan sebagai makrofag
dapat hidup berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Berjumlah 5,3 % dengan ukuran 15 –
20 m

Gambar 1.5. Monosit


- Limfosit
Limfosit berada bersama dengan aliran limfe dari nodus limfatikus dan jaringan limfoid
lain. Hal itu menyebabkan terjadinya sirkulasi limfoid yang terus menerus di seluruh tubuh.
Berjumlah 30 % dengan ukuran 7 – 8 m

Gambar 1.6. Limfosit


1.3.3. Trombosit / Platelet
Trombosit berperan besar di dalam proses koagulasi atau pembekuan darah apabila
terjadi luka atau pendarahan. Trombosit akan mengisi dan menutup jaringan yang luka dengan
jaringan fibrin untuk membatasi darah yang hilang, jaringan fibrin itu akan ditempeli sel darah
yang lama kelamaan akan berubah menjadi jaringan baru.
Berdiameter 2 – 4 m dan dan dapat bertahan hidup sekitar 8 – 12 hari dengan
konsentrasi normal (jumlah) 150.000 – 400.000 /L.
Gambar 1.7. Pembentukan Jaringan Fibrin saat Luka Terjadi
1.4. Fungsi Darah
a. Pernapasan, transpor O2 Dan CO2
b. Nutrisi
c. Ekskresi
d. Pemeliharaan kadar air jaringan
e. Mengatur suhu tubuh  Spesifik panas air, konduktivitas yang tinggi, laten penguapan yang
tinggi
f. Perlindungan & peraturan  sistem penyangga (pH Darah 7,36)
1.5. Darah sebagai Sampel
Sebelum darah dijadikan sampel perlu adanya proses pemisahan komposisi didalamnya.
Setelah menjadi sampel, darah terpisah menjadi dua bagian yaitu:
a. Bagian Padat : Sel-sel darah WBC, RBC, dan Platelet (seperti yang telah dijelaskan diatas).
b. Bagian cair : Serum & Plasma
- Serum :
Dari darah tanpa antikoagulan kemudian disentrifuse.
- Plasma :
Dari darah yang mengandung antikoagulan kemudian diendapkan.
2. Prinsip Kerja
Berikut ini akan ditampilkan sebuah blok diagram Hematology Analyzer dan penjelasannya:
Gambar 1.8. Blok Diagram Hematology Analyzer
Prinsip Kerja Blok Diagram :
Sampel darah yang sudah dicampur dengan reagent didilusi sebanyak 200x dan melalui
proses hemolyzing untuk mengukur kadar jumlah hemoglobin dengan cara fotometri dan
mengukur kadar jumlah sel darah putih, serta didilusi lagi sebanyak 200x (jadi 40.000x) untuk
mengukur kadar jumlah sel darah putih dan platelet. Kemudian diproses pada blok data
processing dan hasilnya akan ditampilkan pada display dan print out.
3. Metode Pengukuran
Ada beberapa macam metode pengukuran yang digunakan pada alat Hematology
Analyzer, antara lain sebagai berikut:

3.1. Elektrikal Impedance (Mengukur jumlah WBC, RBC, dan Platlet)

Gambar 1.9. Metode Electrical Impedance


Instrumen ini menggunakan metode pengukuran sel yang disebut Volumetric Impedance.
Pada metode ini , larutan elektrolit (diluent) yang telah dicampur dengan sel-sel darah dihisap
melalui Aperture. Pada bilik pengukuran terdapat dua electrode yang terdiri dari Internal
Elektrode dan Eksternal Elektrode, yang terletak dekat dengan Aperture. Kedua elektroda
tersebut dilewati arus listrik yang konstan.
Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara kedua elektroda tersebut akan naik
sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil sesuai dengan nilai tahanannya dan
diterima Detection Circuit. Kemudian sinyal tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada
rangkaian amplifier, lalu dikirim ke rangkaian elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat
rangkaian Treshold Circuit Yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise yang diakibatkan
oleh :
- Elektrik Noise (Gangguan listrik).
- Debu.
- Sisa-sisa cairan.
- Partikel yang lebih kecil atau lebih besar dari sel darah yang diukur.
Untuk mendapatkan nilai puncak, sinyal dikirim ke A/D Converter, kemudian data yang
diperlukan disimpan pada memori untuk setiap nilai maksimum. Data tersebut akan dikoreksi
oleh CPU dan akan ditampilkan pada layar LCD.
Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel disimpan pada memori dalam bentuk histogram.
Sel RBC dan PLT yang dihitung memiliki ukuran yang berbeda sehingga CPU dapat
membedakan penghitungan untuk setiap jenis sel. Sedangkan ketiga jenis sel WBC yang
dihitung memiliki ukuran sel yang hampir sama sehingga CPU menggunakan histogram untuk
membedakan populasi ketiga jenis sel WBC.
Terkadang terdapat dua sel atau lebih yang melewati aperture secara bersamaan.
Peristiwa ini disebut Coincidence Apabila larutan sampel sudah cukup diencerkan dan dicampur,
Coincidence ini dapat diprediksi secara statistik dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Pada
perangkat lunak terdapat tabel koreksi untuk kompensasi hal ini.
3.2. Fotometri (Mengukur jumlah Hb)
Fotometri adalah pengukuran yang hanya digunakan untuk mengukur Hb saja dengan
prinsip kerja berdasarkan absorbasi cahaya oleh foto detektor.
Gambar 1.10. Metode Fotometri
- Sinar Polikromatik yang berasal dari lampu (Wolframat, Tungstan, Mercury), akan
dilewatkankan pada sebuah filter, dan menjadi sinar Monokromatik
- Sinar Monokromatik ini melalui kuvet yang berisi sampel yang akan diperiksa.
- Beberapa sinar akan diserap oleh sampel tersebut, dan sebagian akan diteruskan.
- Sinar yang diteruskan ini akan diterima detektor.
- Kemudian nilai yang didapat akan diproses pada rangkaian pemroses data.
3.3. Flowcytometry (Sistem Optik )

Gambar 1.11. Metode Flowcytometry


- Sel melalui sebuah chamber flowcell, kemudian ditembakkan sumber cahaya (laser) yang
difokuskan.
- Cahaya yang diterima sel akan dipendarkan saat laser ditembakkan.
- Foto detektor menangkap cahaya dari berbagai sudut spesifik yang dapat membedakan jenis sel
darah. FS untuk membedakan ukuran, FLS untuk membedakan complexity-nya (komposisi inti),
dan SDS untuk membedakan granularity-nya (komposisi granula).
- Informasi tentang jumlah dan ukuran sel yang telah didapat diproses dan dikonversikan dalam
bentuk digital.
3.4. Histrogram/Kalkulasi
Adalah pengukuran Parameter – parameter selain yang diatas. Metode pengukuran ini
berdasarkan penjumlahan dari hasil – hasil yang didapat dari pengukuran oleh dua metode diatas.
Metode ini dikenal dengan Complete Blood Count (CBC).
Complete Blood Count (CBC) adalah suatu penghitungan untuk menganalisis berbagai
macam komponen darah :
- RBC : Red blood cell / Sel Darah Merah.
- HGB : Hemoglobin Concentration / Konsentrasi Hemoglobin.
- HCT : Hematocrit .
- MCV : Mean Corpuscular Volume / Rata-rata volume sel darah.
- MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin / rata-rata sel hemoglobin.
- MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Honcentration/ Rata-rata
konsentrasi sel hemoglobin.
- RDW : Red blood cell Distribution Width / lebar distribusi sel
darah merah.
- PLT : Platelet Count / perhitungan trombosit
- PCT : Platelet crit
- MPV : Mean platelet volume / Kelompok volume trombosit.
- PDW : Platelet Distribution Width/ lebar distribusi trombosit
Berikut ini beberapa rumus penghitungannya:
a. MCV : Mean Corpuscular Volume ( fL / µm3)
- MCV = Hematocrit (%) x 10/RBC# (million/μL)
b. MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin (pg)
- MCH = Hemoglobin (g/dL) x 10/ RBC# (million/μL)
c. MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (%)
- MCHC = Hemoglobin (g/dL) x 100/Hematocrit (%)
d. RDW : Red Blood Cell Distribution Width (%)
- RDW = Standard Deviation/MCV x 100
Berikut ini adalah contoh Penghitungannya:
Misal :
RBC = 5 Juta sel / µm3
Hgb = 15 g/dL
HCT = 45 %
SD = 11 fL
Jawab:

a. MCV = Hematocrit (%) x 10/RBC# (million/μL)

= 45 x 10 / 5

= 450 / 5

= 90 fL = 90 µm3

b. MCH = Hemoglobin (g/dL) x 10/ RBC# (million/μL)

= 15 x 10 / 5

= 150 / 5

= 30 pg

c. MCHC = Hemoglobin (g/dL) x 100/Hematocrit (%)

= 15 x 10 / 45

= 150 / 45

= 33,3 %

d. RDW = Standard Deviation/MCV x 100


= 1 / 90 x 100

= 0,122 x 100
= 12,2 %
4. Macam-macam Alat Hematology Analyzer
Berikut ini akan ditampilkan macam-macam dan jenis Hematology Analyzer dengan fitur
pengukuran yang berbeda:
a. Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).
- Merk Celtac
- Tipe MEK-5208
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Gambar 1.12. Hematology Analyzer Merk Celtac MEK-5208


b. Jenis Otomatis WBC 3-Part(dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out dilakukan secara
otomatis).
- Merk Celtac Alpha
- Tipe MEK-6318
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Gambar 1.13. Hematology Analyzer Merk Celtac Alpha MEK-6318
c. Jenis Otomatis WBC 5-Part (pengambilan sampel, dilusi, hemolyzing, count, display, dan print
out dilakukan secara otomatis).
- Merk Celtac F
- Tipe MEK-8222
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Gambar 1.14. Hematology Analyzer Merk Celtac F MEK-8222


5. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Hematology Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk pengukuran dan
pemeriksaan sel darah dalam sampel darah.
- Ada beberapa metode pengukuran yang digunakan pada alat Hematology Analyzer, yaitu:
Electrical Impedance, Fotometri, Flocytometry, dan Histogram.
- Komponen darah yang diukur adalah WBC (Limfosit, Monosit, Neutrofil, Eosinofil, dan
Basofil) RBC (termasuk Hb), dan Platelet

Anda mungkin juga menyukai