Oleh :
I NYOMAN WAHYU GANESHA P.
NIM. P07134016 054
Oleh :
I NYOMAN WAHYU GANESHA P.
NIM. P07134016 054
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Terimakasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang senantiasa memberikan
menginspirasi saya selama proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, Saya juga
tidak akan mungkin mencapai tahap ini tanpa motivasi dari kedua orang tua saya
Terimakasih kepada orang orang hebat yang saya temui atas arahan, bimbingan,
inspirasi dan motivasinya pada saya untuk tetap semangat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini. Terimakasih juga kepada teman teman, sahabat, adik, pacar dan
Karya Tulis Ilmiah ini hanya sebagian kecil dari ilmu pengetahuan yang luas,
namun saya berharap dapat menjadi inspirasi dan bagian dari karya selanjutnya
Karya ini sepenuh hati saya persembakan bagi semua orang yang membutuhkan
iii
iv
v
vi
RIWAYAT PENULIS
sekolah menengah atas di SMAN 2 Denpasar dan lulus pada tahun 2016. Pada
vii
DESCRIPTION OF SPERM MOTILITY IN ACTIVE SMOKERS
ABSTRACT
Infertility is a condition where a married couple has not been able to have
offspring after having sexual intercourse without using any type of contraception.
Infertility can be influenced by several factors, one of which is smoking. This
study aims to determine the description of sperm motility in active smokers. The
type of this study used is deskripitive research with the sampling technique using
purbosive sampling technique by taking 10% of 200 samples which means 20
samples. Analysis of the data used in this study is descriptive. The results obtained
were active smokers who consumed alcohol as much as 75%, exercised as much
as 30% and smoked more than 5 years as much as 65%. The results of sperm in
all active smokers used as respondents were obtained by Progressive (PR) 100%,
while Nonprogressive and Immotyl did not exist.
viii
GAMBARAN MOTILITAS SPERMA
PADA PEROKOK AKTIF
ABSTRAK
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki keturunan setelah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun. Infertilisasi dapat dipengaruhi beberapa faktor salah
satunya yaitu merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
motilitas sperma pada perokok aktif. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskripitf dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
purbosive sampling dengan mengambil 10% dari 200 sampel yang berarti 20
sampel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil
yang didapat adalah perokok aktif yang mengonsumsi alkohol sebanyak 75%,
melakukan akitivitas olahraga sebanyak 30% dan merokok lebih dari 5 tahun
sebanyak 65%. Hasil sperma pada semua perokok aktif yang dijadikan responden
didapatkan hasil Progresif (PR) 100%, sedangkan Nonprogresif dan Immotyl
tidak ada.
ix
RINGKASAN PENELITIAN
Tingginya angka pria perokok di seluruh dunia dan fakta bahwa asap rokok
mengandung lebih dari 4000 bahan berbahaya yang dapat mengganggu sistem
jumlah sperma yang ditemukan dalam bentuk normal ≥ 30%. Hal ini akan
x
Pengujian motilitas sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma
yang bergerak dengan bebas setelah sampel mengalami liquefasi, untuk
melakukan pengujian motilitas sperma, diteteskan 10-50µl yang kemudian ditutup
dengan cover glass berukuran 20x20 mm dan diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran mulai 10x objektif untuk melihat penyebaran sperma yang merata
pada preparat, kemudian dilanjutkan dengan pembesaran 40x objektif untuk
menilai motilitas sperma.
Berdasarkan penelitian gambaran motilitas sperma yang sudah dilakukan
pada 20 sampel yang sudah disajikan pada Tabel 4 didapatkan hasil dari 20
sampel adalah Progresif (PR) 100%, sedangkan Nonprogresif (NP) dan Immotyl
(IM) didapatkan hasil 0%. Penelitian mengenai efek bahan kimia dari rokok
menunjukkan adanya gangguan pada spermatogenesis melalui peningkatan
produksi radikal bebas atau oksigen yang reaktif.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
keilmuan bagi semua kalangan medis khususnya analis kesehatan, serta dapat
bahwa keberhasilan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu
kepada :
2. Cok. Dewi Widhya Hana Sundari, S.KM., M.Si selaku Ketua Jurusan
xii
4. I Nyoman Jirna, SKM., M.Si selaku pembimbing pendamping sekaligus
sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.
mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu serta memberi
8. Seluruh kerabat dan sejawat yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak
sangat diharapkan.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
xiv
A. Spermatozoa ....................................................................................6
B. Spermatogenesis ..............................................................................6
B. Pembahasan .................................................................................. 33
A. Simpulan ........................................................................................ 37
B. Saran .............................................................................................. 37
xv
LAMPIRAN ........................................................................................ 39
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
xix
ADH : Alkohol Dehidrogenase
DM : Diabetes Melitus
IM : Immotyl
ml : Mili Liter
NP : Non Progresif
pH : Power of Hydrogen
PR : Progresif
RI : Republik Indonesia
SK : Surat Keterangan
µl : Micro Liter
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
lalu dan penggemarnya pun semakin meningkat. Saat ini sekitar 30% penduduk
Indonesia adalah perokok, sedangkan berdasarkan jenis kelamin sekitar 60% laki-
laki dan 5% wanita Indonesia adalah perokok. Dua reaksi yang terjadi pada proses
dengan oksigen akan membentuk senyawa CO2, H2O2, NO, SO, dan CO. Reaksi
kimia yang strukturnya sangat kompleks. Dilaporkan ada sekitar 100 senyawa
kimia yang terkandung dalam rokok bersifat toksik seperti bahan karsinogen, tar,
Tingginya angka pria perokok di seluruh dunia dan fakta bahwa asap rokok
mengandung lebih dari 4000 bahan berbahaya yang dapat mengganggu sistem
jumlah sperma yang ditemukan dalam bentuk normal ≥ 30%. Hal ini akan
beberapa dari racun tersebut adalah radikal bebas. Asap rokok dapat diuraikan
1
menjadi gas dan partikulat, tiap bentuk tersebut mempunyai zat kimia yang
partikulat mengalami reduksi. Beberapa unsur pokok pada asap rokok dalam
diosida (CO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen diokida (NO2), hidrogen sianida
(HCN), sedangkan dalam bentuk partikulate diantaranya adalah tar, nikotin, metal
(seperti kadmium, timah (lead), nikel, besi, kromium, arsenik) (Halliwell &
dipastikan efek rokok sangat merugikan bagi kesehatan, salah satunya pada
bebas atau oksigen yang reaktif. Merokok dapat meningkatkan radikal bebas dan
melalui fragmentasi DNA seluler dan abnormalitas morfologi (kepala, leher dan
ekor) spermatozoa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kadar 8-OhdG (marker
fragmentasi DNA) sebesar 50% pada spermatozoa pria perokok. Merokok tidak
hanya berbahaya bagi perokok aktif tetapi berbahaya juga untuk individu di
jumlah spermatozoa pada perokok aktif 23% lebih rendah dibandingkan dengan
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
kali seminggu dalam 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas antara lain usia, stres, lingkungan,
dan juga aktivitas seksual (frekuensi, posisi, waktu, dan lain-lain). Faktor
lingkungan yang dimaksud disini adalah alkohol, ganja dan juga rokok. Merokok
sendiri sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia, bukan hanya dilakukan oleh
lelaki dewasa, tetapi juga oleh remaja bahkan anak-anak. Data Riset Kesehatan
34,7%, dengan umur rata-rata mulai merokok 17,6 tahun (RISKESDAS, 2010).
infertil perokok bila dibandingkan dengan pasien infertil yang tidak merokok.
Penelitian terakhir menunjukan bahwa merokok dapat memiliki efek buruk pada
orang yang bukan perokok. Sebuah penelitian yang melacak jumlah sperma dari 3
3
sel tunas dalam testis rentan terhadap kerusakan genetis, juga terbukti bahwa
kerusakan DNA sperma akibat merokok dapat diteruskan kepada embrio dan
anak. DNA sperma tersebut juga terkait terhadap peningkatan resiko anak
B. Rumusalan masalah
Perokok aktif?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat praktis
4
2. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan sumber
informasi mengenai analisis sperma dan juga sebagai acuan untuk penelitian-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Spermatozoa
Sistem reproduksi manusia terutama terdiri dari sistem reproduksi pria dan
dapat dibagi menjadi tiga kriteria (motilitas baik, motilitas kurang baik dan tidak
abnormalitas dapat terjadi pada kepala, midpiece atau ekor), konsentrasi atau
B. Spermatogenesis
1. Proliferasi mitotic
kromosom identik dengan sel induk. Proliferasi ini menghasilkan pasokan sel
6
germinativum baru yang terus-menerus, kemudian setelah pembelahan mitotik
sebuah spermatogonium, salah satu sel anak tetap di 2 tepi luar tubulus sebagai
terpelihara. Sel anak yang lain mulai bergerak ke arah lumen sembari menjalani
berbagai tahap yang dibutuhkan untuk membentuk sperma, yang kemudian akan
dibebaskan ke dalam lumen. Pada manusia, sel anak penghasil sperma membelah
secara mitosis dua kali lagi untuk menghasilkan empat spermatosit primer identik,
2. Meiosis
7
3. Pengemasan
penilaian kualitas sperma dapat dilihat dari fungsi organ hingga fungsi hormonal
sel sperma itu sendiri, dalam menilai kualitas sperma dapat dilakukan melalui tiga
fertilisasi, karena semakin baik daya tahan sperma maka semakin banyak sperma
semakin besar. pH sperma yang basa sangat berbeda dengan pH normal vaginal
yang asam, sehingga perbedaan pH ini sangat berpengaruh terhadap daya tahan
sperma. Daya tahan sperma dapat dinilai dengan melihat kelangsungan hidup
sperma dari durasi motilitas sperma, jika terdapat banyak sperma yang IM maka
flagel untuk melepaskan diri dari epitel oviduk. Flagel sperma juga berperan saat
oopharus cumulus dan zona pelusida. Penilaian dapat dilakukan dengan melihat
8
motilitas sperma, dan juga dapat dilakukan dengan penilaian morfologi sperma.
1. Asap rokok
bebas atau oksigen yang reaktif. Merokok dapat meningkatkan radikal bebas dan
melalui fragmentasi DNA seluler dan abnormalitas morfologi (kepala, leher dan
ekor) spermatozoa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kadar 8-OhdG (marker
2. Nutrisi
Nutrisi atau makanan adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi
dampak yang negatif bagi motilitas spermatozoa. Nutrisi yang dapat memberikan
dapat menangkal dan mereduksi radikal bebas atau senyawa ROS, contohnya
adalah Vitamin C, Vitamin B2 dan B6, Selenium, dan Zinc. Nutrisi yang dapat
memberikan dampak negatif antara lain alkaloid, minyak, astiri, dan tannin yang
spermatozoa.
9
3. Polutan (asap kendaraan)
masyarakat pengguna jalan dan mereka yang beraktivitas di dekat sumber polusi
lintas. Sebuah penelitian dilakukan terhadap 290 polisi lalu lintas yang telah
bekerja lebih dari 5 tahun dan 58 polisi non lalu lintas. Hasilnya, sperma polisi
lalu lintas memiliki motilitas lebih rendah (44,5%) dibandingkan dengan kondisi
4. Radiasi ponsel
5. Suhu
Salah satu faktor suhu lingkungan cukup besar memegang peranan dalam
apabila terjadi peningkatan suhu testis beberapa derajat saja dari temperatur
10
6. Status kesehatan
Beberapa gangguan atau penyakit juga dapat menjadi salah satu faktor yang
dapat merusak spermatogenesis dan fungsi seks antara lain adalah diabetes
epididimitis dan prostatitis. Selain itu pria dengan penyakit fibrokistik pankreas
mempunyai angka kejadian tinggi pada disgenesis atau agenesis vas deferen.
7. Alkohol
mengganggu fungsi sel sertoli testis yang berfungsi untuk pematangan sperma.
8. Obat
sementara atau menetap dan dapat mengganggu infertilitas antara lain kemoterapi
11
9. Lain-lain
maupun proses spermatogenesis antara lain faktor psikis, faktor hormonal, faktor
E. Pemeriksaan sperma
menggunakan wadah pot kaca bersih dengan mulut lebar dan berulir. Sampel yang
stabilitas sampel hanya 1 jam setelah liquefasi. Sperma ketika diejakulasikan akan
berwarna putih keruh dan kental, sperma biasanya akan mengalami liquefasi
1. Penilaian makroskopis
a. Warna sperma normal putih keruh seperti cairan kanji. Warna putih yang
terlalu pekat menunjukan adanya konsentrasi sel sperma yang berlebih atau
12
indikasi infeksi. Warna merah kecoklatan menandakan adanya perdarahan atau
dilakukan dengan menggunakan pipet tetes dan mengukur panjang tetesan yang
terliquefasi.
dalam batas normal atau tidak, pada umumnya volume sperma normal adalah 3ml
sampel sperma kedalam gelas ukur yang bersih dan dilakukan pengamatan jumlah
3. Pengukuran pH sperma
indikator pH. Biasanya nilai pH sperma menunjukan angka 6,0 sampai 7,0, jika
nilai pH terukur >8,0 maka kemungkinan terjadi infeksi atau wadah penampungan
sperma yang kurang bersih, apabila nilai pH sperma yang terukur <6,0 maka
kejadian ini biasanya terjadi pada kasus obstruksi epididimis, gangguan duktus
13
4. Pemeriksaan preparat basah
a. Motilitas
dengan cover glass berukuran 20x20 mm dan diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran mulai 10x objektif untuk melihat penyebaran sperma yang merata
konstan dan arah gerakan yang lurus dan teratur dengan arah pergerakan yang
luas.
beraturan dan arah yang tidak beraturan pula, arah pergerakan sempit (diam
ditempat).
b. Vitalitas sperma
motilitas sperma. Banyaknya sel sperma yang Immotil dikonfirmasi dengan uji
vitalitas sperma untuk melihat persentase sel sperma yang hidup dan mati.
basah dibuat dengan memipet 50µl sampel sperma dan ditambahkan dengan eosin
14
0,5% sebanyak 50µl. Penambahan eosin bertujuan untuk mewarnai sel sperma
secara supravital. Preparat yang sudah jadi diamati di bawah mikroskop dengan
pembesaran 40x. Sel sperma yang hidup akan ditunjukan dengan sel yang tidak
terwarnai eosin 0,5% dan sperma yang mati ditunjukan dengan sel yang terwarnai
pasangan, selain itu perhitung jumlah sperma juga dapat digunakan sebagai
cerminan sistem duktus dan epididimis tempat cadangan sperma bekerja dengan
pengenceran oleh cairan kelenjar aksesori dari sel sperma yang dipancarkan dari
epididimis melalui uretra pada saat ejakulasi. Hitung jumlah sperma diukur untuk
hitung sperma atau dapat juga digunakan aquades, dengan besar pengenceran
sebanyak 20x. Sperma yang telah diencerkan dimasukan kedalam kamar hitung
(Nieschlag, 2010).
15
d. Pemeriksaan morfologi sperma
mengevaluasi keadaan kepala sel sperma dan ekor sperma. Pada laki-laki normal,
bentukan sel sperma normal akan banyak ditemukan pada sampel sperma.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membuat hapusan sperma kemudian di cat
e. Fertilisasi
Kesuburan adalah multi-faktorial, dengan kata lain ada banyak hal yang
tidak semua dari segi medis, untuk menemukan penyebab masalah kesuburan,
penting untuk melihat setiap aspek kesehatan, emosi dan gaya hidup. Fungsi
utama sperma adalah melakukan pembuahan terhadap sel telur, proses pembuahan
secara alami terjadi pada tuba falofi. Ovulasi yang optimal biasanya terjadi pada
pertengahan siklus menstruasi atau yang sering disebut masa subur (Glenville,
2013).
energi yang dihasilkan oleh mitokondria, terlalu banyak zat koagulasi 15 dalam
normal terutama pada ekor (flagel) yang merupakan satu-satunya alat gerak
spermatozoa. Kerusakan pada ekor yang dimaksud dapat berupa kerusakan tingkat
16
ultrastruktural seperti kerusakan membran pembungkus ekor spermatozoa dan
a. Persiapan subjek
Ejakulat sperma di tampung pada pot sperma yang bersih dan terbuat dari kaca,
setelah sampel ditampung semua didalam pot sperma dilakukan pencatatan waktu
untuk proses liquefasi dan dilakukan labeling sesaui identitas subjek, setelah
b. Pengambilan sampel
motilitas sperma dan sperma juga dapat terkontaminasi sel vagina dan bakteri
(Cheesbrough, 2006).
H. Kelainan Sperma
1. Azoosperma
bahkan gangguan genetik. Pada pemeriksaan sperma, tidak terlihat sel sperma
yang memadai.
17
2. Oligozoosperma
sedikit sel sperma. Hal ini akan berdampak pada infertilitas pria. Konsentrasi
3. Asthenozoosperma
adanya penurunan motilitas sperma. Sperma yang baik adalah sperma yang dapat
bergerak dengan cepat dan lurus ke depan. Namun apabila terdapat gangguan
menurun.
4. Teratozoosperma
Penyebab dari keadaan ini tidak diketahui pada sebagian besar kasus. Namun
dan penyakit Crohn. Bentuk sperma yang tidak normal dapat menyebabkan
5. Hypospermia
cairan sperma yang sedikit, yaitu 1.5 ml. Bedakan dengan oligozoosperma yang
infertilitas, namun jika jumlah cairan sperma diikuti dengan konsentrasi sperma
18
6. Hyperspermia
yang banyak. Jumlah cairan sperma pada keadaan hyperspermia melebihi volume
normal, sampai lebih dari 15.5 ml. Keadaan ini adalah lawan dari keadaan
19
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Perokok aktif
Asap rokok
Motilitas sperma
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
20
B. Variabel penelitian dan definisi operasional variabel
1. Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah motilitas sperma pada
perokok aktif.
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi penelitian
suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian (Notoatmojo, 2012). Popilasi yang
digunakan dalam proposal ini adalah laki laki Alumni SMA Negeri 2 denpasar
22
2. Teknik pengambilan sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sperma dari alumni
SMA Negeri 2 Denpasar angkatan 48, tahun 2016. Pengambilan sampel dalam
karakteristik yang mewakili populasi penelitian. Sampel yang layak dalam suatu
penelitian adalah 30-500, karena keterbatasan responden, waktu, dan tenaga dari
a. Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh setiap anggota
menggunakan pot sperma yang bersih dan terbuat dari kaca. Subjek bersedia
sebagai responden.
b. Kriteria eksklusi adalah anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai
sampel, meliputi :
23
2) Sampel sperma diperoleh dengan cara koitus interuptus atau masturbasi
Pada penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh dari hasil pengamatan oleh peneliti. Data primer yang
a. Praanalitik
seksual selama 2-7 hari sebelum pengambilan sampel sperma. Pada saat
pengambilan sperma menggunakan wadah tampung kaca dan volume dari sperma
kurang lebih 3ml. Spermatozoa yang ditampung akan bertahan selama 30 menit.
Catat riwayat mumps, penyakit akut dan demam yang lama, penyakit sistemik
(DM), riawat pembedahan, trauma testis, keterpaparan dengan zat toksik atau
pemeriksaan fisik terhadap penis, meatus uretra, testis, vasa deferens dan duktus
b. Analitik
di wadah kaca dipipet dan diteteskan satu tetes pada objek glass kemudian di tutup
24
dengan cover glass kemudian diamati. Hasil yang didapat dibandingkan dengan
nilai rujukan.
c. Post analitik
PR > 32%
bantuan mikroskop. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kali ini
data karakteristik yang meliputi umur, berat badan, tinggi badan, indeks massa
a. Alat
1) Pot sperma 8 buah (bermulut lebar dan berulir yang terbuat dari kaca).
diejakulasikan subjek.
sebagai preparat.
4) Objek glass dan cover glass 1 kotak, objek glass berguna sebagai tempat
dibuatnya preparat dan cover glass sebagai penutup karena preparat yang
5. Prosedur pemeriksaan
25
a. Persiapan subjek
b. Pengambilan sampel
motilitas sperma dan sperma juga dapat terkontaminasi sel vagina dan bakteri
(Cheesbrough, 2006).
c. Penampungan sampel
Ejakulat sperma di tampung pada pot sperma yang bersih dan terbuat dari
kaca, setelah sampel ditampung semua didalam pot sperma dilakukan pencatatan
waktu untuk proses liquefasi dan dilakukan labeling sesaui identitas subjek,
motilitas sperma dengan cara dipersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
terlebih dahulu, sampel sperma dibagi kedalam 4 tabung reaksi. Pada tabung
reaksi 1 dipipet 50 µl sampel sperma dan diteteskan pada objek glass dan
dengan cover glass. Biarkan selama 30 detik dan dibaca dibawah mikroskop
26
e. Perhitungan motilitas sperma
Nilai rujukan :
PR + NP > 40%
PR > 32%
2. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu
berdasarkan karakteristik dan dengan teori yang ada mengenai motilitas sperma.
3. Prosedur penelitian
digunakan adalah Alumni SMA Negeri 2 Denpasar angkatan 48, tahun 2016.
Motilitas sperma diperiksa untuk melihat kemampuan gerak sperma yang diamati
Progresif.
27
Bagan prosedur kerja pemeriksaan motilitas sperma :
Populasi
Kriteria Penelitian
Sampel (n = 20)
Pemeriksaan
motilitas sperma
(mikroskopis)
Interpretasi hasil
PR = Progresif dan
NP = Non
Progresif.
Hasil pemeriksaan
PR + NP > 40%
PR > 32%
28
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
berwarna putih kanji hingga putih susu dan memiliki bau khas, volume sperma
yang diejakulasikan rata-rata 4,45 ± 0,48 ml dan rerata pH 7,2. Penelitian ini
untuk melihat pergerakan sperma pada perokok aktif untuk melihat kemampuan
bergerak spermatozoa. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang harus
dikontrol yaitu tidak mengeluarkan sperma selama 3-7 hari sebelum pemeriksaan.
disimpan pada wadah bersih terbuat dari kaca yang memiliki mulut lebar dan
tutup berulir.
sperma pada perokok aktif di SMA Negeri 2 Denpasar angkatan 48, tahun 2016
sebanyak 10% dari 200 sampel yang berarti 20 sampel. Karakteristik dari subjek
29
a. Karakteristik Responden berdasarkan lama merokok
Tabel 2
Karakteristik Responden berdasarkan lama merokok.
Lama merokok Jumlah Persentase (%)
Total 20 100%
responden yang lebih banyak lama merokok <5 tahun yaitu sebanyak 13 dengan
persentase 65%.
Tabel 3
Karakteristik Responden berdasarkan kebiasaan mengonsumsi alkohol
Total 20 100%
30
c. Karakteristik Respoden berdasarkan aktivitas berolahraga
Tabel 4
Karakteristik Responden berdasarkan
aktivitas berolahraga
Total 20 100%
Tabel 5
Motililitas sperma pada perokok aktif
1. PR (progresif) 20 100%
2. NP (non progresif) 0 0%
3. IM (Immotyl) 0 0%
Total 20 100%
persentase 100%.
31
4. Hasil gambaran spermatozoa motil berdasarkan karakteristik pada
Tabel 6
Hasil gambaran motil spermatozoa motil berdasarkan karakteristik pada
responden yang berolahraga
1. Aktif 6 30%
Total 20 100%
Tabel 7
Hasil gambaran motil spermatozoa motil berdasarkan karakteristik pada
responden yang mengonsumsi alkohol
Total 20 100%
32
B. Pembahasan
Salah satu parameter pemeriksaan sperma adalah motilitas sperma yang melihat
untuk mengetahui persentase sperma yang bergerak dengan bebas setelah sampel
mengalami liquefasi. Kualitas sperma yang baik merupakan suatu hal yang sangat
(Nieschlag, 2010).
progresif (NP) dan Immotyl (IM). Hasil penelitian menunjukan nilai motilitas
70,99% ± 6,09. Nilai motilitas sperma tersebut termasuk ke dalam kategori nilai
normal. Menurut WHO (2010), nilai normal untuk pemeriksaan motilitas sperma
33
karakteristik berdasarkan subjek penelitian gambaran motilitas sperma pada
olahraga.
pada 20 sampel yang sudah disajikan pada Tabel 4 didapatkan hasil dari 20
sampel adalah Progresif (PR) 100%, sedangkan Non progresif (NP) dan Immotyl
(IM) didapatkan hasil 0%, jadi dalam penelitian ini probandus yang merokok
selama <5 tahun memiliki spermatozoa yang progresif. Menurut Aina (2005),
penelitian mengenai efek bahan kimia dari rokok menunjukkan adanya gangguan
fragmentasi DNA seluler dan abnormalitas morfologi (kepala, leher dan ekor)
sebagai salah satu penyebab penurunan kualitas sperma. Testis adalah organ
semen, penurunan jumlah, motilitas, dan kualitas sperma. Alkohol dalam tubuh
dalam pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS). Asetaldehid dalam tubuh akan
34
oksigen reaktif (ROS). Produksi ROS dan stres oksidatif dalam sel hati dapat
dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan toksik terhadap kualitas dan
fisik dan psikis, membentuk hubungan sosial, maupun sebagai sarana kompetisi
dalam berbagai tingkat. Olahraga baik yang ringan maupun berat pada dasarnya
jumlah ROS yang terakumulasi dapat diatasi melalui peningkatan aliran darah dan
frekuensi, dan durasi yang tepat, sedangkan pada olahraga yang berlebihan justru
Kondisi ini disebut stres oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan berantai
pada lipid, protein, dan pada deoxyribonucleic acid (DNA) sel spermatozoa.
Radikal bebas dapat berasal dari sumber endogen, yaitu reaksi reduksi oksidasi
eksogen yaitu asap rokok, inflamasi, dan latihan olahraga berlebihan. Olahraga
berlebihan seperti bersepeda lebih dari 5 jam bagi laki-laki dapat menurunkan
35
kualitas spermatozoa oleh karena peningkatan produksi ROS yang berlebihan.
kelompok yang memiliki gaya hidup sedentary (kurang beraktifitas fisik), serta
olahraga dapat memberikan dampak yang baik terhadap kualitas sperma jika
dilakukan dengan dosis yang tepat, namun juga dapat memberikan dampak yang
buruk terhadap kualitas sperma jika dilakukan dengan dosis yang berlebihan
(HIFERI, 2013)
36
BAB VI
A. Simpulan
lebih banyak alkohol sebanyak 75% dan tidak aktif berolahraga 70%.
B. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Lampiran 1.
39
Lampiran 2.
No Responden……………..
Informed concent
(surat persetujuan)
Nama : ………………………..
Alamat : ………………………..
merasa dirugikan dalam bentuk apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini.
Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa ada pemaksaan dari pihak
kepentingan penelitian.
Responden
(……………………….)
40
Lampiran 3.
Pedoman wawancara
Umur : . . . . . tahun
1. Minum alkohol :
a. Iya
b. Tidak
2. Tingkat pendidikan :
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA/SMK
e. Perguruan tinggi
3. Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Belum/Tidak bekerja
c. Karyawan swasta
d. Wiraswasta
e. PNS
f. Petani
g. Dll. . . . . . . . . . .
4. Tinggi Badan : …
5. Berat Badan : …
41
Lampiran 4.
42
Lampiran 5.
Kuesioner merokok
Nama :
Umur :
Alamat :
No. Telpon :
43
Lampiran 6.
10
44
Lampiran 7.
45
Lampiran 8.
46