Disetujui,
Surabaya, Mei 2018
Noer Amalis Sholeha,dr., M.Kes Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati T,dr., SKM
NIP. 197204012006042025 NIK. 10533-ET
ii
HUBUNGAN PERILAKU ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK DI
DALAM LINGKUNGAN RUMAH DENGAN INSIDEN ISPA PADA
BALITA DI PUSKESMAS SIDOARJO BULAN MEI TAHUN 2018
Tim Penguji:
Pembimbing dan Penguji I
Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati T, dr., SKM :
NIK. 10533 - ET
Penguji II
Ayu C. Noviana, dr., M. KKK :
NIK. 11555 - ET
Mengesahkan
Kepala Bagian Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas KedokteranUniversitas Wijaya Kusuma Suarabaya
ub. Koordinator Kepaniteraan Klinik
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
hikmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penelitian
dengan judul “Hubungan Perilaku Anggota Keluarga yang Merokok di dalam
Lingkungan Rumah Dengan Insiden ISPA Pada Balita di Puskesmas Sidoarjo
Bulan Mei Tahun 2018”.
Laporan penelitian ini berhasil penulis selesaikan karena dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. Soedarto,dr.,DTM&H.,Ph.D.,Sp.ParK, selaku dekan periode 2014-
2018 yang telah memberi kesempatan kepada penulis menuntut ilmu di
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof.Dr.Hj Rika Subarniati T,dr., SKM sebagai pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan
laporan penelitian ini.
3. Kepala Puskesmas Sidoarjo, dr. Noer Amalis Sholeha, M.Kes yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelenggarakan penelitian
di wilayah kerjanya.
4. Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu per satu yang telah
membantu dalam menyelesaikan Laporan Kepaniteraan klinik IKM ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk masukan demi
kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan penelitian
ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait.
Penulis
v
RELATIONSHIP OF FAMILY MEMBERS BEHAVIOR WHO SMOKING IN
THE HOUSE ENVIRONMENT WITH THE INCIDENCE OF ARI IN
CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD AT THE PUSKESMAS SIDOARJO
IN MAY OF 2018
I Made Mega Kencana Putra, Luh Made Deasy Dwitayanti T,,Aisyah Volleygia
Dentri, Ni Made Karlinda Utari K
Department of Public Health. Medical School.
Wijaya Kusuma Surabaya University
ABSTRACT
Objective: This study aims to analyze whether there is a relationship between the
behavior of family members who smoking in the house environment with the
incidence of ARI in children under five years old at the Puskesmas Sidoarjo in
May of 2018
.
Methods: Population in this research is mother of child under five years old who
come to Puskesmas Sidoarjo with total samples 31 responden, taken with simple
random sampling technique. The independent variable studied in this study is the
behavior of family members who smoke in the house environment. While the
dependent variable in this study is the incidence of ARI occurrence in children
under five years old. The analysis of this research data is processed using
Spearman rank correlation test.
Result: The result of data analysis show the significance value of 0.004 <0.05 or
5%.
vi
HUBUNGAN PERILAKU ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK DI
DALAM LINGKUNGAN RUMAH DENGAN INSIDEN ISPA PADA
BALITA DI PUSKESMAS SIDOARJO BULAN MEI TAHUN 2018
I Made Mega Kencana Putra, Luh Made Deasy Dwitayanti T,,Aisyah Volleygia
Dentri, Ni Made Karlinda Utari K
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran.
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRAK
Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut
yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah yang disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan
menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun pada bayi di
bawah lima tahun dan bayi merupakan salah satu kelompok yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kejadian ISPA pada Balita adalah asap rokok.
Metode: Populasi dalam penelitian ini adalah ibu balita yang datang ke
Puskesmas Sidoarjo dengan besar sampel sebanyak 31 responden, dengan teknik
simple random sampling. Variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini
adalah perilaku anggota keluarga yang merokok di dalam lingkungan rumah.
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah insiden kejadian ISPA
pada balita. Analisis data penelitian ini diolah menggunakan uji korelasi rank
spearman.
Hasil: Hasil analisis data menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05
atau 5%.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rokok
1. Definisi Rokok ..................................................................... 8
2. Jenis Perokok ....................................................................... 8
3. Kandungan yang Terdapat dalam Rokok ............................. 9
4. Dampak Merokok bagi Kesehatan ....................................... 13
B. ISPA
1. Definisi ................................................................................. 14
2. Klasifikasi ISPA ................................................................... 15
3. Etiologi ................................................................................. 17
4. Patofisiologi ......................................................................... 18
5. Faktor Resiko ....................................................................... 20
6. Tanda dan Gejala .................................................................. 26
viii
7. Penatalaksanaan Kasus ISPA ............................................... 28
8. Pencegahan ISPA ................................................................. 32
C. Teori Epidemiologi Menurut Gordon ......................................... 33
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ....................................................................... 35
B. Hipotesis ..................................................................................... 37
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................. 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 38
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 38
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 40
E. Definisi Operasional Variabel .................................................... 41
F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 43
G. Analisis Data .............................................................................. 44
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Sidoarjo ...................................... 46
B. Karakteristik Responden ............................................................ 47
C. Hasil Uji Statistik ....................................................................... 57
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan ................................................................................. 59
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 62
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 63
B. Saran ............................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65
LAMPIRAN .................................................................................................... 68
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Virus dan Bakteri Penyebab ISPA menurut lokasi anatomi ....... 18
Gambar 2.2 Segitiga Epidemiologi ................................................................. 34
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 35
Gambar 5.1 Grafik Menurut Usia Responden ............................................... 48
Gambar 5.2 Grafik Menurut Riwayat Alergi ................................................. 49
Gambar 5.3 Grafik Menurut Anggota Keluarga yang Merokok .................... 50
Gambar 5.4 Grafik Menurut Jenis Rokok ...................................................... 51
Gambar 5.5 Grafik Menurut Jumlah Rokok .................................................. 52
Gambar 5.6 Grafik Menurut Lokasi Merokok ............................................... 53
Gambar 5.7 Grafik Menurut Merokok di dekat Anak ................................... 54
Gambar 5.8 Grafik Menurut Lama Paparan Asap Rokok
di dalam Rumah ......................................................................... 55
Gambar 5.9 Grafik Menurut Perilaku Merokok ............................................. 56
Gambar 5.10 Grafik Menurut Insiden Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) ............................................................................... 57
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagian bawah yang disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan
bawah lima tahun dan bayi merupakan salah satu kelompok yang memiliki
(Probowo, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2011 di New York jumlah
berkisar 30-70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20% dari bayi
yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun dan 25-30%
dari kematian anak disebabkan oleh ISPA. Hal ini dapat dilihat dari tingginya
angka kesakitan dan kematian akibat ISPA. Kematian akibat penyakit ISPA
pada balita mencapai 12,4 juta pada balita golongan umur 0-5 tahun setiap
tahun diseluruh dunia, dimana dua pertiganya adalah bayi, yaitu golongan
umur 0-1 tahun dan sebanyak 80,3% kematian ini terjadi di negara
1
2
kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi 2,2%, pada balita 3%, sedangkan
angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8% dan balita 15,5% (Kemenkes RI,
2010). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 angka
kematian akibat pneumonia, mencapai 5 kasus diantara 1000 bayi dan balita.
Ini berarti ISPA mengakibatkan 150 ribu bayi dan balita meninggal setiap
tahunnya, atau 12.500 korban perbulan, atau 416 kasus sehari, atau 17 anak
per jam, atau 1 orang balita tiap 5 menit (Misnadiarly, 2008). Diperkirakan
ISPA pada anak usia kurang dari 5 tahun wilayah kerja Puskesmas Sidoarjo
pada tahun 2017 sebesar 2.599 kasus dari jumlah populasi balita yaitu sebesar
ISPA dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor individu anak,
faktor perilaku dan faktor lingkungan. Faktor individu anak meliputi: umur
anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan status imunisasi. Faktor
lingkungan meliputi: pencemaran udara dalam rumah (asap rokok dan asap
3
karena menurut badan kesehatan dunia (WHO) rokok merupakan zat adiktif
yang memiliki kandungan kurang lebih 4000 elemen, dimana 200 elemen di
utama dan berbahaya pada rokok antara lain tar, nikotin, dan
siperokok tetapi juga orang disekitarnya atau perokok pasif. Analisis WHO,
menunjukkan bahwa efek buruk asap rokok lebih besar bagi perokok pasif
menghisapnya, asap yang dihisap oleh perokok disebut asap utama, dan asap
yang keluar dari ujung rokok (bagian yang terbakar) dinamakan sidestream
smoke atau asap samping. Asap samping ini terbukti mengandung lebih
mengandung karbon monoksida 5 kali lebih besar, tar dan nikotin 3 kali lipat,
ammonia 46 kali lipat, nikel 3 kali lipat, nitrosamine sebagai penyebab kanker
merokok sebesar 23.7% dan pada tahun 2013 sebesar 29.3% (Riskesdas, 2008,
4
2013). Berdasarkan tingkat usia, proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari
di Indonesia terjadi pada kelompok usia 30-34 tahun yaitu sebesar 33.4% dan
kelompok usia 35-39 tahun sebesar 32.2%. Jika berdasarkan kelompok jenis
kelamin, perokok aktif setiap hari pada laki-laki sebesar 47.5% dan pada
kelompok usia 25-44 tahun dan 72.4% pada kelompok usia 45-64 tahun.
lain (85.4%). Presentase terbesar yang menjadi perokok pasif adalah balita
P:56.9%). Namun angka tersebut masih terbilang tinggi, karena perokok pasif
pada balita berada pada peringkat ketiga perokok pasif setelah kelompok usia
10-14 tahun (57.5%) dan 5-9 tahun (57.4%) (Riskesdas, 2010, dalam Buku
Fakta Tembakau, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Pradono dan Kristanti
(2003) juga menyebutkan bahwa perokok pasif terbesar adalah anak balita
adalah karna mereka masih tinggal satu rumah dengan orang dewasa, baik
balita sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok. Rumah yang
kejadian ISPA sebesar 7,83 kali dibandingkan dengan rumah balita yang orang
tuanya tidak merokok di dalam rumah. Sementara itu jumlah perokok dalam
Environmental Protection Agency) mencatat tidak kurang dari 300 ribu anak
dan ibunya (Ramli, 2011). Populasi yang sangat rentan terhadap asap rokok
adalah anak-anak, karena mereka menghirup udara lebih sering dari pada
orang dewasa. Organ anak anak masih lemah sehingga rentan terhadap
gangguan dan masalah dapat berkembang sehingga jika terkena dampak buruk
2008). Dari latar belakangnya inilah maka penulis tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
lingkungan rumah
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan agar para orang tua dan
keluarga dapat merubah perilaku merokok agar anak dan keluarga dapat
hidup sehat.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rokok
1. Definisi Rokok
2. Jenis Perokok
8
9
orang dewasa.
batang sehari.
Satu batang rokok mengandung berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh,
a. TAR
smoke)
dari ujung rokok yang terbakar. Banyak racun didapatkan dalam kadar
yang lebih tinggi dari asap samping daripada asap yang diisap secara
10
Sisa pembakaran yang terbentu ada dua jenis yaitu gas (seperti CO,
Ketika tar terhirup, tar akan menempel pada bronkiolus dan alveolus.
dalam peredaran dara. Sebagian dari tar akan tinggal di paru-paru, dan
b. Nikotin
c. Karbon Monoksida
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kadar tar dalam asap
asetaldehid hingga 66%. Namun filter jenis ini ternyata kurang efektif
yang terbuat dari selulosa asetat, pelepasan tar dapat dikurangi hingga
50%.
b. Struktur Rokok
kadar tar dalam asap rokok. Hal ini dikarenakan semakin tebal
tembakau per inchi, baka semakin rendah pula kadar tar yang
c. Tipe Tembakau
menggunakan udara panas adalah 33,4 mg. Kadar tar pada tembakau
kesehatan bagi orang lain. Hal ini terjadi karena orang yang berada
a. Orang dewasa
kanker paru dan kerusakan hati lebih tinggi dari perokok aktif.
Paparan asap roko pada anak-anak dan balita sebagai perokok pasif
1. Definisi
(ARI) yaitu penyakit infeksi akut yang menyerang salah satuatau lebih
dari saluran pernapasan, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta
paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai dengan batasan ini
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini
2. Klasifikasi ISPA
1) Pneumonia Berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian
bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur
b) Kejang
c) Kesadaran menurun
d) Stridor
e) Wheezing
f) Demam / dingin.
1) Pneumonia Berat
atau meronta).
2) Pneumonia Sedang
3) Bukan Pneumonia
b) Kejang
c) Kesadaran menurun
d) Stridor
e) Gizi buruk
a. ISPA ringan
b. ISPA sedang
mengorok.
17
c. ISPA berat
3. Etiologi
sistem pernapasan yang muncul dalam wabah selama musim semi dan
18
dingin, tetapi mycoplasma sering muncul pada musim gugur dan awal
anatomi.
4. Patofisiologi
debu yang halus akan terjerat dalam membran mukosa. Gerakan silia
langsung dari benda yang telah dicemari virus dan bakteri penyebab
udara tercemar (air borne disease) pada penderita ISPA yang kebetulan
19
Rahmawati, 2012).
dari penyebab penyakit ISPA tersebut yakni droplet nuclei dan dust.
Droplet nuclei adalah partikel yang sangat kecil sebagai sisa dari
diudara untuk waktu yang cukup lama dan dapat dihirup pada
5. Faktor Resiko
a. Faktor Demografi
1) Jenis kelamin
2) Usia
Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang
3) Pendidikan
ISPA.
21
b. Faktor Biologis
1) Status gizi
2) Faktor rumah
a) Bahan bangunan
alamiah.
b) Ventilasi
c) Cahaya
mata.
c. Faktor Polusi
(Lamsidi, 2003) :
1) Cerobong asap
larut debu halus dan asap mudah dipisahkan, sementara air yang
apalagi hujan asam. Cerobong asap juga bisa berasal dari polusi
2) Kebiasaan merokok
di situ juga pasti ada salah satu keluarga yang terkena penyakit ISPA
Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing,
tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal
(Nelson, 2003).
1) Batuk
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi
anak diraba.
27
gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur
kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada
campak.
gejala ISPA ringan atau ISPAsedang disertai satu atau lebih gejala-
waktu bernafas.
gelisah.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga
meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut (Smeltzer & Bare, 2002):
29
a. Pemeriksaan
mendengarkan anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak
diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat
dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu
membuka sedikit untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada
diklassifikasi.
b. Klasifikasi ISPA
berikut :
3) Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
c. Pengobatan
prokain.
tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus
d. Perawatan di rumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya
2) Mengatasi batuk
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
3) Pemberian makanan
4) Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
5) Lain-lain
8. Pencegahan ISPA
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah
kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit
sempurna, banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta
istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap
sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita
b. Imunisasi
ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit
environment (lingkungan).
34
Jika dalam keadaan seimbang antara ketiga faktor tersebut maka akan
A. Kerangka Konsep
Prabu, 2009:
Faktor Virus
Agent Bakteri
Umur Balita
Faktor Berat Badan Lahir
Status Gizi
Host
Status Imunisasi
Konstruksi Rumah
Fisik
Asap Rokok
ISPA pada
Virus Balita
Biologis Bakteri
Hewan Peliharaan
Faktor
Environment
Kepadatan
Keterangan: Penelitian
35
36
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau
bakteri maupun virus, tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaff dan
Mukty, 2006). Secara umum terdapat tiga faktor risiko terjadinya ISPA pada
balita, yaitu faktor agent, faktor host dan faktor lingkungan. Faktor agent meliputi
tingkat virus dan bakteri penyebab ISPA. Faktor host meliputi umur anak, berat
badan lahir, status gizi, vitamin A, dan status imunisasi. Faktor lingkungan
meliputi fisik, biologis, dan social. Faktor fisik meliputi bangunan rumah, paparan
asap rokok. Faktor biologis meliputi virus, bakteri, adanya hewan peliharaan,
merupakan benda beracun yang memberi efek yang sangat membahayakan pada
perokok ataupun perokok pasif, terutama pada balita yang tidak sengaja terkontak
Bahan kimia dan radikal bebas dalam asap rokok yang dihasilkan dari
didetoksifikasi oleh sel makrofag, neutrofil dan eosinofil yang dapat menimbulkan
B. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat
Sidoarjo.
tahun 2018.
1. Populasi Penelitian
38
39
a. Kriteria Inklusi
Sidoarjo
b. Kriteria Eksklusi
2. Sampel Penelitian
a. Besar sampel
n = Zα2PQ Keterangan :
n : Besar sampel
d2
Zα² : Nilai standart skor untuk derajat
kepercayaan 1,962
n = 1,962 x 0,02 x (1-0,02)
P : harga proporsi jumlah kejadian ISPA
0,052 sebesar 216 balita dan dibagi dengan populasi
yaitu sebanyak 8151
n = 0,07 Q : 1-P
d² : kesalahan (absolut) yang dapat
0,0025 ditolerir
(Snedecor GW & Cochran WG, 1967)
n = 31 (Lemeshow dkk, 1997)
40
D. Variabel Penelitian
a. Variabel independen/bebas
b. Variabel dependent/terikat
balita
41
Tidak memperhatikan 2
lingkungan sekitar
Tidak sering merokok di 1
dekat balita
Sering merokok di dekat 2
balita
5. Lama merokok di dalam rumah
(Wang et al, 2009)
< 15 menit 1
≥ 15 menit 2
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
e. Memberikan kuisioner
i. Pembuatan kesimpulan
a. Kuisioner
c. Informed consent
F. Analisis Data
2002).
statistik non parametrik karena dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat
rumah dengan insiden ISPA pada balita. Uji yang digunakan adalah uji
dengan skor total variabel dan aspek-aspek variabel. Korelasi Rank Spearman
HASIL PENELITIAN
yang didominasi oleh perumahan padat penduduk dan pabrik dengan luas
wilayah sebesar 11.416 km2 yang terdiri dari 7 kelurahan dan 2 desa, dengan
a. Kelurahan Magersari
b. Kelurahan Pucang
c. Desa Kemiri
e. Kelurahan Sidoklumpuk
f. Kelurahan Sidokumpul
g. Kelurahan Sidokare
h. Kelurahan Pekauman
46
i. Kelurahan Lemah Putro
Sidoarjo sebesar 101.752 jiwa. Yang terdiri dari laki – laki 49.559 jiwa dan
perempuan 49.096 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk usia kurang dari 5 tahun
B. Karakteristik Responden
bawah ini :
1. Usia Balita
47
Usia
19.4 16.1
0 - < 1 Tahun
1 - <3 Tahun
48
Riwayat
6.5
Ada
Tidak ada
93.5
49
Anggota keluarga yang merokok
29
1 orang
71 > 1 orang
4. Jenis rokok
50
Jenis Rokok
12.9
Filter
Kretek
87.1
5. Jumlah rokok
51
Jumlah Rokok
12.9
< 15 batang
≥ 15 batang
87.1
6. Lokasi merokok
52
Lokasi merokok
38.7
Di luar lingkungan rumah
61.3
Di dalam lingkungan
rumah
rumah.
53
Merokok di dekat anak
12.9
Tidak pernah
Sering
87.1
54
Lama paparan asap rokok di dalam
rumah
9.7
< 15 menit
90.3 ≥ 15 menit
Tabel 5.8 dan Gambar 5.8 menunjukkan lama paparan asap rokok
orang (9,7%).
9. Perilaku merokok
55
Perilaku merokok
12.9
16.1 Baik
Cukup
71
Buruk
56
ISPA
38.7
Ya
61.3
Tidak
variabel. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji Korelasi
Rank Spearman.
57
Tabel 5.14 Hubungan Perilaku Merokok Anggota Keluarga Di Dalam
ISPA
Perilaku Merokok Rank Spearman
Tidak Ya Total
Baik 12 (54,5%) 10 (45,5%) 22 (100%)
Cukup 0 (0%) 5 (100%) 5 (100%) r = 0,501
Buruk 0 (0%) 4 (100%) 4 (100%) Sig = 0,004
Total 12 (38,7%) 19 (61,3%) 31 (100%)
kejadian ISPA dan 54,5% tidak mengalami ISPA, sedangkan dari 100%
0,05 atau 5%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku merokok
anggota keluarga di dalam lingkungan rumah dengan insiden ISPA pada balita
di Puskesmas Sidoarjo tahun 2018. Dari nilai korelasi (r) diperoleh nilai 0,501,
nilai ini masuk kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang
58
59
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
bersih dan mengeluarkan udara kotor dari dalam tubuh. Bahan kimia
dengan rangsangan debu, virus atau bakteri pada saat flu. Bedanya adalah
bahwa dahak yang ditimbulkan karena virus flu akan didorong keluar
batuk. Lendir yang lama tertahan di saluran nafas, dapat menjadi tempat
balita yang memiliki daya tahan tubuh masih lemah, sehingga bila ada paparan
ISPA.
saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad
renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa atau disertai radang
Pernapasan Akut (ISPA) dipengaruhi atau ditimbulkan oleh tiga hal yaitu
adanya kuman (terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan
riketsia), keadaan daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi) dan keadaan
penghuni). Selain itu, faktor risiko yang secara umum dapat menyebabkan
dan 54,5% tidak mengalami ISPA. Sedangkan dari 100% responden yang
responden juga mengalami kejadian ISPA. Hal ini diperkuat oleh hasil uji
yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 atau 5%. Hal
ini dapat diartikan bahwa ada hubungan perilaku merokok anggota keluarga di
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli
Trisnawati dan Juwarni (2012) yang menyatakan hasil uji statistik yang
diperoleh nilai korelasi Chi Square diperoleh nilai p value= 0.000 (< 0,05)
yang berarti ada hubungan antara perilaku merokok orang tua terhadap
kejadian ISPA pada balita. Dengan nilai OR 13,325 berarti balita dengan
61
orang tua perokok mempunyai resiko 13,325 kali terkena penyakit ISPA
Asap rokok dari orang tua atau penghuni rumah yang satu atap
dengan balita merupakan bahan pencemaran dalam ruang tempat tinggal yang
serius serta akan menambah resiko kesakitan dari bahan toksik pada anak-
akut dan gangguan paru-paru pada saat dewasa. Semakin banyak rokok
perokok disebut asap utama (mainstream), dan asap yang keluar dari
asap samping. Asap samping ini terbukti mengandung lebih banyak hasil
karbon monoksida 5 kali lebih besar, tar dan nikotin 3 kali lipat, amonia 46
B. Keterbatasan Penelitian
1. Faktor yang mempengaruhi ISPA dalam penelitian ini hanya satu variabel
keadaan sesungguhnya.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sidoarjo bulan Mei tahun 2018. Hal ini diperkuat oleh hasil uji yang
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 atau 5%.
B. Saran
a. Bagi Responden
b. Petugas kesehatan
ISPA, menyarankan orang tua untuk tidak merokok di dalam rumah dan
63
64
c. Peneliti Selanjutnya
variabel polusi dalam rumah yang lain, seperti asap dapur, kadar
debu, dan lain-lain yang berkaitan dengan kejadian ISPA pada balita
65
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J. 2006. Smoking. Edisi II. Smart Apple Media. United States
: Depkes RI.
Riz’ma.
66
Cipta
Probowo, Sony. 2012. Penyakit yang Paling Umum pada Anak. Majalah
Kesehatan
Balita. Jakarta.
Snedecor, G.W., Cochran, W.G. 1967. Statistical Methods 6th ed. Iowa State
Jakarta
67
of China. http://www.pubmedcentral.nih.gov.
http://www.who.int/csr/resources/publications/AMpandemicbahasa.pdf.
Yuli Trisnawati dan Juwarni. 2012. Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua
Purwokerto
diakses pada
http://callisto10.ggimg.com/imgsrv/FastPDF/UBERI/RangeFetch=contentS
et=UBERI=prefix=eglh_0001_0002_0_=startPage=00651=suffix=p=npages
=2=dl=Environmental_Tobacco_Smoke=PDF.pdf?dl=Environmental_Toba
cco_Smoke.PDF
68
(…………………………)
Saksi :
1. ………………………………………………………… (tandatangan)
(………………………………………………………...) (namaterang)
2. ………………………………………………………… (tandatangan)
(…………………………………………………..…….) (namaterang)
69
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk :
2. Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi sebenarnya
C. Perilaku Merokok
NO PERTANYAAN SKOR
Perilaku Merokok
Berapa jumlah anggota keluarga yang merokok?
1 1. 1 orang
2. > 1 orang
Jenis Rokok
Jenis rokok yang digunakan?
2 1. Rokok filter
2. Rokok kretek
Jumlah Rokok
Berapa batang jumlah rokok yang dihirup setiap hari?
3 1. < 15 batang
2. ≥ 15 batang
Lokasi Merokok
Dimana biasanya merokok?
4 1. Di luar lingkungan rumah
2. Di dalam lingkungan rumah
Jika merokok di dalam rumah, apakah jendela/pintu
rumah dibuka?
5
1. Ya
2. Tidak
Bagaimana perilaku anggota keluarga anda ketika
merokok?
1. Memperhatikan lingkungan (dengan tidak adanya
6
balita disekitar perokok)
2. Tanpa memperhatikan lingkungan (dengan
adanya balita disekitar perokok)
Apakah sering anggota keluarga anda merokok di dekat
7
anak anda?
71
1. Tidak Pernah
2. Sering
Lama Merokok
Berapa lama paparan asap rokok di dalam rumah?
8 1. < 15 menit
2. ≥ 15 menit
72
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-<1 tahun 5 16.1 16.1 16.1
1-<3 tahun 20 64.5 64.5 80.6
3-< 5 tahun 6 19.4 19.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
Riwayat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 2 6.5 6.5 6.5
Tidak ada 29 93.5 93.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Jenis_Rokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Filter 27 87.1 87.1 87.1
Kretek 4 12.9 12.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
Jumlah_Rokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 15 batang 27 87.1 87.1 87.1
>= 15 batang 4 12.9 12.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
73
Lokasi_Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Di luar lingkungan rumah 19 61.3 61.3 61.3
Di dalam lingkungan rumah 12 38.7 38.7 100.0
Total 31 100.0 100.0
Merokok_Didekat_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 27 87.1 87.1 87.1
Sering 4 12.9 12.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
Perilaku_Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 22 71.0 71.0 71.0
Cukup 5 16.1 16.1 87.1
Buruk 4 12.9 12.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
ISPA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 19 61.3 61.3 61.3
Tidak 12 38.7 38.7 100.0
Total 31 100.0 100.0
74
ISPA
Tidak Ya Total
Cukup Count 0 5 5
Buruk Count 0 4 4
Total Count 12 19 31
Uji Spearman
Perilaku_anggot
a_keluarga_yang
_merokok_di_ru
mah Insiden_ISPA
N 31 31
N 31 31
Lampiran 4. Dokumentasi
76
BERITA ACARA PERBAIKAN
LAPORAN PENELITIAN
HUBUNGAN PERILAKU ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK
DI DALAM LINGKUNGAN RUMAH DENGAN INSIDEN ISPA PADA
BALITA DI PUSKESMAS SIDOARJO BULAN MEI TAHUN 2018
Nama yang memberikan revisi : Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati T, dr., SKM
Tanggal Presentasi : 4 juni 2018
Tempat Presentasi : Gedung C lantai 3 R. 303 FK UWKS
Perbaikan
No URAIAN yang Keterangan Paraf
diharapkan
1. Telah
Perbaikan pada kriteria
diperbaiki
inklusi dan ekslusi responden
yang benar
Telah
Perbaikan pada definisi
2. diperbaiki
operasional variabel
yang benar
LAPORAN PENELITIAN
HUBUNGAN PERILAKU ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK
DI DALAM LINGKUNGAN RUMAH DENGAN INSIDEN ISPA PADA
BALITA DI PUSKESMAS SIDOARJO BULAN MEI TAHUN 2018
1. Telah
Ditambahkan abstrak dalam
ditambahkan
bahasa Inggis dan Indonesia
yang benar
Telah
Penambahan data empiris
2. ditambahkan
ISPA di Puskesmas
yang benar
Telah
Perbaikan pada rumus
3. diperbaiki
pengambilan besar sampel
yang benar
Perjelas kategori dan kriteria Telah
4. pada definisi operasional ditambahkan
variabel yang benar