FALKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
NI KADEK RIKA ZENI PRANAWATI
18C10053
FALKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Perilaku
Merokok pada Remaja di SMA Negeri 1 Semarapura”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D. selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan
kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep selaku Wakil Rektor
(Warek) I Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep.,MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto.,S.Kep.,MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang memberikan dukungan moral
kepada penulis.
5. Ibu Ns. A.A.A. Yuliati Darmini, S.Kp.,MNS selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah
memberikan dukungan moral dan banyak memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Ns. IGA Rai Rahayuni, S.Kep.,MNS selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan seoptimal mungkin kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Ns. A. A. Istri Wulan Krisnandari, S.Kep., M.S selaku pembimbing II yang
telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
8. Ibu Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An selaku Wali Kelas A Prodi Sarjana
Keperawatan Tingkat IV yang memberikan dukungan moral dan perhatian
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh keluarga terutama, Bapak I Made Suardana dan Ibu Ni Wayan Sudiartini
selaku orang tua yang telah banyak memberikan dukungan serta dorongan
moral, materi dan doa hingga selesainya skripsi ini.
10. Teman terdekat penulis Hendra yang telah ikut membantu, memberikan motivasi
dan penghibur selama penyusunan skripsi ini.
11. Teman – teman seperjuangan di Sarjana Keperawatan A Ari Ratih dan angkatan
2018 yang tidak tersebut namun telah memberikan bantuan, dukungan dan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ni masih belum sempurna.
Maka dari itu dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
kontruktif untuk dapat memperbaiki serta menyempurnakan tulisan ini.
Penulis
viii
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PERILAKU
MEROKOK PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 SEMARAPURA
ABSTRAK
Latar Belakang: Masa remaja masa yang banyak mengalami perubahan terutama
perubahan psikologis yang membuat remaja emosional dan membuat keadaan
psikologisnya tertekan. Perubahan inilah membuat remaja mengalami
penyimpangan salah satunya kebiasaan merokok. Banyak faktor yang menyebakan
remaja mulai merokok yaitu faktor psikologis yang berhubungan erat dengan
kecemasan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan
dengan perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura.
Metode: Desain yang digunakan analitik korelatif dengan pendekatan cross-
sectional. Populasi penelitian ini siswa kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1
Semarapura yang berjumlah 533 dengan jumlah sampel 223. Teknik sampling yang
digunakan cluster sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner
kecemasan dan perilaku merokok. Teknik analisa data menggunakan uji
Spearman’rho.
Hasil: Mayoritas tingkat kecemasan sebagian besar kategori sedang sebanyak 118
(52,9%) dan perilaku merokok sebagian besar kategori tinggi sebanyak 114
(51,1%). Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara tingkat kecemasan
dengan perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura dengan
kekuatan korelasi sangat rendah yaitu 0,191 dan arah korelasi negatif (-).
Kesimpulan: Remaja diharapkan kecemasan harus dikurangi dengan menjalankan
aktivitas yang disenangi seperti mengikuti ekstrakulikuler. Remaja diharapkan
perilaku merokok dikurangi dengan mengikuti penyuluhan yang diselanggarakan
lembaga kesehatan yaitu Dinas Kesehatan.
ix
THE CORRELATION BETWEEN ANXIETY LEVEL AND SMOKING
BEHAVIOR IN ADOLESCENTS AT SMA NEGERI 1 SEMARAPURA
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... iii
PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................................ iv
LEMBAR PERNYATAN PENGESAHAN ................................................. v
FORMAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
A. Konsep Dasar Kecemasan .................................................................... 6
B. Konsep Perilaku Merokok.................................................................... 11
C. Konsep Remaja .................................................................................... 18
D. Penelitian Terkait ................................................................................. 23
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN VARIABEL ......... 26
A. Kerangka Konsep ................................................................................. 26
B. Hipotesis .............................................................................................. 27
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 27
xi
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 31
A. Desain Penelitian .................................................................................. 31
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................. 31
C. Populasi, Sampel, Sampling................................................................. 32
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 35
E. Rencana Analisa Data .......................................................................... 40
F. Etika Penelitian .................................................................................... 44
BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 46
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 46
B. Hasil penelitian karakteristik umum responden, univariat, dan bivariat 47
BAB VI PEMBAHASAN............................................................................... 51
A. Karakteristik Umum Responden .......................................................... 51
B. Tingkat Kecemasan Pada Remaja ........................................................ 51
C. Perilaku Merokok Pada Remaja ........................................................... 52
D. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja
di SMA Negeri 1 Semarapura .............................................................. 53
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 54
BAB VII PENETUP ...................................................................................... 55
A. Kesimpulan........................................................................................... 55
B. Saran .................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ……………………………………. 28
Tabel 4.1 Jumlah sampel yang diperlukan dengan Metode cluster
sampling....................................................…………......... 34
Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan umur dan kelas di SMA
Negeri 1 Semarapura..................................…………........ 47
Tabel 5.2 Distrubusi frekuensi kategori tingkat kecemasan pada remaja
di SMA Negeri 1 Semarapura......................……….......... 48
Tabel 5.3 Distrubusi frekuensi kategori perilaku merokok pada remaja
di SMA Negeri 1 Semarapura......................……….......... 48
Tabel 5.4 Uji normalitas tingkat kecemasan dengan perilaku merokok
Pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura .....……........... 48
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi uji korelasi kecemasan dengan perilaku
merokok pada remja di SMA Negeri 1
Semarapura......................................................................... 49
Tabel 5.6 Tabulasi Silang (CrossTab) Hubungan Antara Tingkat
Kecemasan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja di SMA
Negeri 1 Semarapura........................................................... 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
WHO :World Health Organization
RISKESDAS :Riset Kesehatan Dasar
RI :Republik Indonesia
SMA :Sekolah Menengah Atas
Dkk :Dan Kawan-Kawan
ITEKES BALI :Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
NAPZA :Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya
SPSS :Statistical Produduct and Service
POA :Plan Of Action
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan yang memiliki ciri khas
emosional yang tidak stabil dan mudah terpengaruh. Masa ini berkaitan
dengan adanya perubahan perilaku dan psikologis yang terjadi dengan
remaja pada umumnya. Menurut Ahyani & Astuti (2018) masa remaja
merupakan masa yang banyak mengalami perubahan terutama perubahan
psikologis yang membuat remaja emosional dan membuat keadaan
psikologisnya tertekan. Perubahan inilah yang memicu remaja mengalami
penyimpangan terhadap perilakunya salah satunya yaitu dengan mulai
kebiasaan merokok. Merokok merupakan suatu kebiasaan yang banyak
ditemui dalam kehidupan sehari-hari diberbagai tempat dan kesempatan.
Merokok merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang
yang mempunyai kebiasaan merokok, sehingga sampai saat ini merokok
masih menjadi masalah kesehatan di dunia yang berbahaya bagi kesehatan.
Menurut WHO 2018 jumlah perokok seluruh dunia mencapai 1,1
milyar. Indonesia menjadi salah satu dari lima negara di dunia dengan
konsumen perokok terbesar setelah China, Rusia, Amerika Serikat, dan
Jepang. Berdasarkan data RISKESDAS RI 2013-2018 menyatakan
terjadinya peningkatan setiap tahunnya perilaku merokok di Indonesia pada
usia 10-18 tahun dengan persentase tahun 2013 sebanyak (7,2%), tahun
2016 sebanyak (8,8%), pada tahun 2018 sebanyak (9,1%) dan didominasi
oleh laki - laki sebesar 62,9%. Salah satu perokok tertinggi di Indonesia
yaitu di Provinsi Bali. Hasil RISKESDAS Provinsi Bali (2018) mengalami
peningkatan pada umur 15-19 tahun menunjukan perokok tertinggi
ditemukan di Kabupaten Klungkung 66,44%, diikuti Kabupaten Badung
55,24%, Kota Denpasar 54,95%, Kabupaten Jembrana 54,24, Kabupaten
Gianyar 53,93%, Kabupaten Tabanan 50,28%, Kabupaten Karangasem
49,02%, Kabupaten Buleleng 48,78% dan Kabupaten Bangli 45,13%.
1
2
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempengaruhi informasi guna menjawab
permasalahan di atas. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian
ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan perilaku
merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura.
2. Tujuan khusus
a. Mengindentifikasi karakteristik umum respoden (umur dan kelas).
b. Mengindentifikasi tingkat kecemasan remaja di SMA Negeri 1
Semarapura.
c. Mengindentifikasi perilaku merokok remaja di SMA Negeri 1
Semarapura.
d. Menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dengan perilaku
merokok remaja di SMA Negeri 1 Semarapura.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi, referensi,
dan bahan ajar untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara
tingkat kecemasan dengan perilaku merokok pada remaja.
2. Manfaat praktis
a. Bagi remaja
Diharapakan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja agar
remaja dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi kesehatan.
b. Bagi pemerintah
Diharapkan bagi pemerintah menegaskan mengenai larangan
merokok dan penerapan peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
diperketat.
c. Bagi SMA Negeri 1 Semarapura
Membantu memberikan pengawasan terhadap perilaku merokok.
5
6
7
3. Tingkat kecemasan
Tingkat kecemasan menurut Donsu (2019):
a. Kecemasan Ringan (Mild Anxiety)
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari. Akibat dari kecemasan ringan seperti persepsi
meluas, individu menjadi lebih waspada dan indra menjadi lebih sensitif.
Kecemasan ringan masih membantu individu untuk belajar dan
memecahkan masalahnya dan dapat menghasilkan kreativitas individu.
b. Kecemasan Sedang (Moderate anxiety)
Kecemasan sedang mengakibatkan individu menjadi lebih
memusatkan perhatiannya kepada beberapa hal dan mengesampingkan
urusan yang lainnya. Individu akan lebih memprioritaskan suatu masalah
dan masih bisa melakukan aktivitas secara terarah dan arahan orang lain.
c. Kecemasan Berat (Severe Anxiety)
Kecemasan berat ditandai dengan menyempitnya persepsi individu.
Individu lebih memusatkan perhatiannya kepada hal yang lebih penting
dan cenderung mengesampingkan hal lainnya. Aktivitas yang dilakukan
berfokus kepada untuk mengurangi ketegangannya.
d. Panik
Kepanikan muncul disebakan karena individu kehilangan kendali
dirinya. Kepanikan akan bertambah jika individu tidak bisa melakukan
aktivitas meskipun dengan arahan orang lain. Selain itu hilangnya
pemikirian yang rasional, kemampuan berhubungan dengan orang lain
berkurang, penyimpangan persepsi dan meningkatkan aktivitas motorik.
4. Upaya mengurangi kecemasan
Cara terbaik yang dapat menghilangkan rasa cemas adalah dengan
menghilangkan penyebabnya. Menurut Zakiah Dradjat (dikutip di Fitri &
Ifdil, 2016) mengemukan cara-cara yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pembelaan
Pembelaan adalah mencari alasan-alasan masuk akal yang
sesungguhnya tidak masuk akal. Pembelaan ini tidak dimaksudkan untuk
9
membohongi atau membujuk orang lain akan tetapi membujuk diri sendiri
untuk menerima tindakan yang tidak bisa diterima itu masih tetap dalam
batas-batas yang diinginkan dirinya.
b. Proyeksi
Proyeksi adalah menimpahkan sesuatu yang terasa dalam dirinya
kepada orang lain terutama tindakan, pikiran, dan dorongan yang tidak
masuk akal sehingga dapat terlihat masuk akal.
c. Indentifikasi
Identifikasi merupakan kebalikan dari proyeksi, dimana orang turut
merasakan sebagian dari tindakan atau kesuksesan yang telah dicapai
orang lain. Apabila melihat orang sukses ia akan ikut merasakan senang
dan sebaliknya jika melihat orang sedih ia akan ikut sedih.
d. Hilang hubungan (Disasosiasi)
Perbuatan, pikiran, dan perasaan orang seharusnya berhubungan satu
sama lain, apabila seseorang merasa ada orang yang menyinggung
perasaan maka akan marah dan membalas dengan hal yang sama. Dalam
hal ini perasaan, pikiran, dan tindakannya merupakan hak yang saling
berhubungan dengan harmonis. Keharmonisan bisa saja menghilang
karena pengalaman-pengalaman buruk dimasa lalu.
e. Represi
Represi merupakan tekanan untuk melupakan hal-hal yang tidak
disetujui hati nuraninya. Semacam usaha untuk dirinya agar tidak merasa
dorongan-dorongan yang tidak sesuai keinginannya.
f. Subsitusi
Subsitusi merupakan cara pembelaan diri yang paling baik diantara
cara-cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesusahan.
5. Cara pengukuran kecemasan
Salah satu pengukuran kecemasan adalah The Hamilton Anxiety Rating
Scale (HAM-A) yang dikembangkan oleh Professor Max Hamilton pada
tahun 1959, untuk mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun
10
somatic pada kecemasan anak dan orang dewasa. Skala kecemasan (HAM -
A) penilaian kecemasan terdiri dari 14 item pernyataan yaitu:
a. Anxious mood
b. Tension
c. Fears
d. Insomia
e. Intellectual
f. Depressed mood
g. Somatic (muscular)
h. Somatic (sensory)
i. Cardiovaskular symptoms
j. Respiratory symptoms
k. Gastriointestinal symptoms
l. Genitourinary symptoms
m. Autonomic symptoms
n. Behavior at interview
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:
0= tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1= ringan (satu gejala yang ada)
2= sedang (separuh gejala yang ada)
3= berat ( lebih dari separuh gejala yang ada)
4= sangat berat ( semua gejala yang ada)
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan skor 1-14
dengan hasil:
a Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
b Skor 14-20 = kecemasan ringan
c Skor 21-27 = kecemasan sedang
d Skor 28-41 = kecemasan berat
e Skor 42-56 = kecemasaan berat sekali
11
2) Pendidikan
Mencakup semua proses kehidupan individu sejak anak-
anak sampai dewasa yang berupa interaksi individu dengan
lingkungannya baik secara formal maupun informal.
3) Agama
Sebagai keyakinan hidup,agama akan masuk ke dalam
kepribadian seseorang.
4) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial (budaya dan ekonomi) merupakan
lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
5) Kebudayaan
Kebudayaan meliputi kesenian, adat istiadat atau peradaban
manusia yang akan mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.
4. Pengertian perilaku merokok
Merokok merupakan istilah yang digunakan untuk aktivitas
menghisap rokok atau tembakau dalam berbagai cara. Merokok itu
sendiri ditujukan untuk perbuatan menyalakan api pada rokok sigaret
atau cerutu, atau tembakau dalam pipa rokok yang kemudian dihisap
untuk mendapatkan efek dari zat yang ada dalam rokok tersebut (Basyir,
dalam Munthe 2016).
Menurut Aula (2010) perilaku merokok merupakan suatu fenomena
yang muncul dalam masyarakat dimana sebagian besar masyarakat
sudah mengetahui dampak negatif merokok namun bersikeras
menghalalkan tindakan merokok. Dari beberapa pendapat peneliti
menarik kesimpulan bahwa perilaku merokok adalah suatu aktivitas
menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan
menghembuskannya kembali keluar.
5. Jenis perokok
Menurut Dariyo (dikutip di Pranata 2019), jenis perokok dibagi
menjadi dua yaitu:
14
a. Perokok pasif
Perokok pasif adalah individu yang tidak memiliki kebiasaan
merokok namun terpaksa harus terpapar asap rokok yang
dihembuskan orang lain yang berada didekatnya. Dalam keseharian
mereka tidak berniat dan tidak mempunyai kebiasaan merokok.
b. Perokok aktif
Perokok aktif adalah individu yang benar benar memiliki
kebiasaan merokok dan sudah menjadi bagian dari hidupnya
sehingga rasanya tak enak bila tidak merokok.
6. Aspek-aspek perilaku merokok
Menurut Windira (2016) terdapat tiga dimensi perilaku yang dapat
diukur anatar lain:
a. Frekuensi
Frekuensi merupakan suatu dimensi yang menghitung
seberapa sering seseorang melakukan perilaku dalam satu waktu.
b. Intensitas
Intensitas merupakan suatu dimensi yang digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak seseorang menghisap jumlah batang
rokok yang dihisap setiap harinya.
Menurut Azwar (2015), pada data normal pembagian skor perilaku
merokok menjadi 3 kategori dapat dilakukan dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut:
1) Perilaku merokok tinggi jika x ≥43
2) Perilaku merokok sedang jika; 18 ≤ x < 43
3) Perilaku merokok rendah jika x < 18
7. Tahap perkembangan perilaku merokok
Menurut Leventhal dan Cleary (1980 dalam Rahmati 2021)
mengatakan terdapat empat tahap perkembangan seseorang untuk
menjadi perokok yaitu:
15
a. Tahap persiapan
Tahap ini berlangsung saat seorang individu belum pernah
merokok. Ditahap ini terjadi pembentukuan opini pada individu
terhadap perilaku merokok, hal ini disebabkan adanya pengaruh
perkembangan sikap mengenai rokok yang diperoleh dari observasi
terhadap orang tua atau orang lain seperti kerabat ataupun lewat
berbagai media massa. Pembentukan opini dan sikap terhadap rokok
ini merupakan awal dari suatu kebiasaan merokok.
b. Tahap inisiai
Tahap inisiasi merupakan tahapan yang kritis pada seorang
individu. Tahap ini merupakan tahap coba-coba dimana individu
beranggapan bahwa merokok menjadikan individu akan terlihat
dewasa sehingga individu akan memulai mencoba merokok dengan
1-2 batang saja. Hal ini menyebabkan kemungkinan individu tidak
akan menjadi perokok akan tetapi, apabila individu mencoba
merokok 10 batang atau lebih dalam sehari maka individu memiliki
kemungkinan untuk menjadi seorang perokok sebesar 80%.
c. Tahap menjadi perokok
Tahap ini individu mulai memberikan label pada dirinya
sebagai perokok dan individu mulai mengalami ketergantungan
dengan rokok. Hal ini menyebabkan biasanya dibutuhkan waktu
selama satu tahun bagi individu untuk menjadi perokok regular.
Pada tahap ke-tiga ini merupakan tahap pembentukan konsep dan
belajar tentang kapan dan bagaimana berperilaku merokok serta
menyatakan peran perokok bagi konsep dirinya. Pada umumnya
perokok percaya bahwa berbahaya bagi kesehatan orang lain
terutama orang tua tetapi bukan bagi dirinya.
d. Tahap tetap menjadi perokok
Tahap ini faktor psikologi dan mekanisme biologis di
gabungkan menjadi suatu pola perilaku merokok. Faktor - faktor
psikologis seperti kebiasaan, kecanduan, penurunan kecemasan dan
16
d. Faktor psikologis
Merokok dapat memberikan efek untuk merelaksasi atau
ketenangan, meningkatakan konsentrasi serta mengurangi
kecemasan hal ini karena adanya kebutuhan untuk mengatasi diri
sendiri dengan mudah dan efektif.
9. Dampak merokok
Bahaya merokok pada remaja terutama pada fisiknya yang mana
pada dasarnya rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Asap
rokok akan masuk ke rongga mulut sehingga masuk ke organ
pernapasan perokok aktif. Pada perokok pasif juga paparan asap rokok
sangat berbahaya karena dapat masuk ke organ pernafasan melalui
hidung saat bernafas. Hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan
baik bagi perokok aktif dan perokok pasif (Tristanti, 2016). Adapun
bahaya merokok antara lain:
a. Stroke
Penyumbatan pembuluh darah yang bersifat mendadak
penyebabnya sangat berkaitan dengan merokok. Kematian akibat
stroke lebih banyak ditemui dengan status memiliki kebiasaan
merokok di bandingkan bukan perokok. Hal ini dapat terjadi karena
zat pada rokok dapat menyebabkan hipertensi yang memicu
pecahnya pembuluh darah.
b. Penyakit jantung koroner
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) meningkat
2-4 kali di bandingkan bukan perokok. Hal ini juga disebabkan
karena pertambahan usia dan jumlah rokok yang dihisap.
c. Bagi ibu perokok
Bagi ibu atau wanita yang merokok dapat menyebabkan
gangguan kesehatan baik pada diri sendiri maupun janin jika sedang
mengandung. Masalah yang dapat terjadi seperti berat badan bayi
lahir rendah (BBLR), peningkatan kolesterol darah, perkembangan
18
fisik dan mental pada anak terlambat, abortus spontan, dan bayi lahir
premature.
d. Napas berbau dan gigi kuning
Hal ini diakibatkan oleh zat kimia yang terhisap ke rongga
mulut sehingga menyebabkan bau mulut dan gigi menjadi kuning.
C. Konsep Remaja
1. Definisi remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis masa remaja merupakan
masa yang mana seseorang atau individu berperan dengan masyarakat
dewasa karena pada masa ini anak sudah tidak dalam tingkatan yang
sama salah satunya mengenai hak dari anak tersebut (Hurlock, 2012).
Remaja adalah suatu periode peralihan atau transisi antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun atau jika
seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur,
mudah terangsang perasannya, dan perubahan fisik maupun psikis.
Perubahan fisik dapat dilihat dari perkembangan dan perubahan bentuk
tubuhnya sedangkan perubahan psikis terlihat pada sikap dan
perilakunya. Hal ini erat kaitannya dengan perubahan dari lingkungan
sosial baik orang tua maupun lingkungan sekolah (Sarwono, 2018).
Dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa transisi dari
anak-anak menuju dewasa yang mana akan mengalami perubahan-
perubahan dalam maupun luar yang menyebabkan masa remaja tidak
sama lagi dengan masa naak-anak. Perubahan yang dapat terjadi
perubahan penampilan maupun perilaku yang dapat menunjang
kehidupan dari remaja.
2. Tahap-tahap perkembangan remaja
Menurut Kartono (dikutip di Ahyani & Astuti 2018) tahap
perkembangan remaja dibagi tiga yaitu:
19
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kerangka konsep, hipotesis, variabel
penelitian, dan definisi operasional.
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (Conceptual framework) adalah model
pendahuluan dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari
hubungan variabel yang diteliti. Kerangka konsep dibuat berdasarkan
literatur dan teori yang sudah ada (Swarjana, 2015). Adapun kerangka
konsep dalam penelitian sebagai berikut:
26
27
Penjelasan:
Dalam kerangka konsep diatas dijelaskan bahwa tingkat kecemasan
dan perilaku merokok merupakan variabel yang diteliti. Perilaku merokok
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, lingkungan tempat tinggal, teman
sebaya, faktor iklan, dan faktor psikologis. Faktor psikologis menjadi faktor
utama penyebab remaja merokok karena tingkat kecemasan yang dialami
remaja cukup tinggi. Tingkat kecemasan adalah suatu kondisi emosi
seseorang dengan timbulnya perasaan kurang nyaman dan dapat
mempengaruhi aktivitas seseorang yang dapat menyebabkan perubahan
status kesehatan. Tingkat kecemasan diklasifikasikan menjadi kecemasan
ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan panik. Dari klasifikasi
tersebut terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan
yaitu faktor presdisposisi dan faktor presipitasi.
B. Hipotesis
Menurut Swarjana (2015) hipotesis merupakan jawaban sementara
dari rumusan masalah yang kebenarannya memerlukan analisis statistic.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah alternative hypothesis (Ha) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingakat kecemasan dengan
perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan sebuah konsep yang dapat
dioperasionalkan. Hal terpenting dari sebuah variabel adalah
measurable. Jika variabel tidak dapat diukur maka akan menyulitkan
pada tahap analisa secara statistik (Swarjana (2015). Variabel dalam
penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel Independen yaitu variabel yang menyebakan
adanya suatu perubahan terhadap variabel lain. Akibat perubahan
yang ditimbulkan, maka variabel ini disebut variabel Independent
28
31
32
n= N.z2.p.q
d2 (N-1) + z2.p.q
n= 533. (1,96)2 . 0,5. 0,5
0,052 (533-1) + (1,96)2. 0,5. 0,5
33
n= 511,8932
1,33 + 0,9664
n= 511,8932
2,2964
n= 223 responden
b. Kriteria sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk
mengurangi bias hasil penelitian, khusunya jika terdapat variabel -
variabel kontrol ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel
yang diteliti. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: kriteria inklusi dan kriteria ekslusi (Nursalam, 2015).
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakterristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Nursalam, 2015). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
a. Siswa laki-laki kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1
Semarapura
b. Siswa yang bersedia menjadi responden dan
menandatangani imformed consent.
2) Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilngkan atau mengeluarkan
objek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
penyebab (Nursalam, 2015). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini
yaitu:
a. Siswa yang meninggalkan grup whatsapp sebelum penelitian
selasai.
34
validity (Thomas et al., 2010 dan Bordens and Abbott, 2002 dalam
Swarjana, 2015). Pada penelitian ini tidak melakukan uji validitas
karena pada penelitian ini menggunakan kuesioner baku yaitu
tingkat kecemasan dari peneliti Chrisnawati (2019) dengan
menggunakan pearson produk moment dengan 14 item valid (r) 0,5
dan 0,7. Pada kuesioner perilaku merokok dilakukan uji validitas
(face falidity). Uji face falidity ini dilakukan oleh dua orang dosen
yang expert yaitu Ns. I Nengah Adiana, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.
MB dan Ns. Ni Kadek Sutini, S. Kep., M. Kes. Selama uji validitas
peneliti mendapatkan masukan dan arahan terkait kuisioner yang
diajukan, seperti merubah atau mengganti beberapa kuisioner yang
memiliki arti sama. Apabila pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner
telah dianggap relevan (relevant) dan jelas (clear), maka kuisioner
tersebut dikatakan telah valid. Dosen pembimbing expert I dan II
menyatakan kuisioner telah memenuhi kriteria atau alat
pengumpulan data dalam lembar pernyataan face validity dengan
menanda tangani surat keterangan uji validitas dan dapat digunakan
sebagai instrument penelitian.
d. Reliabilitas
Reabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk menghasilkan
hasil pengukuran yang sama ketika dilakukan pengukuran secara
berulang. Nilai cronbach’s alpha untuk penelitian dasar
direkomendasikan 0,7 atau 0,8 (Swarjana, 2015). Adapun nilai
cronbach’s alpha untuk kuisioner tingkat kecemasan adalah 0,756.
3. Teknik pengumpulan data
a. Tahap Persiapan
Hal – hal yang perlu dipersiapakan antara lain:
1) Peneliti sudah selesai menyusun proposal yang telah disetujui
oleh kedua pembimbing.
2) Peneliti telah melakukan uji validitas dengan menggunakan face
validity dimana peneliti memberikan unstrument peneliti kepada
38
Pada bab ini akan menyajikan tentang hasil penelitian yang dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Semarapura yang berlangsung dari Bulan Maret s/d April tahun
2022. Penelitian ini melibatkan sebanyak 223 responden dan pengumpulan datanya
menggunakan goegle form. Setelah dilakukan analisa data, selanjutnya dapat
disajikan hasil penelitian dengan urutan sebagai berikut:
1. Gambaran umum lokasi peneliitian
2. Hasil penelitian karakteristik umum responden, univariat, dan bivariat
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Semarapura merupakan salah satu sekolah menengah atas
(SMA) yang terletak di Jl. Flamboyan No. 63 Semarapura Kelod, Kabupaten
Klungkung, Bali. SMA Negeri 1 Semarapura awalnya sekolah swasta yang
bernama Panca Wardana yang beridri tahun 1963 dan resmi didirikan pada
tanggal 1 Agustus 1964 dengan nama SMA Negeri 1 Semarapura dan saat ini
sudah terakreditas A. SMA Negeri 1 Semarapura memiliki jumlah guru 79 guru
dan jumlah siswa sebanyak 1044 terdiri dari 533 siswa laki-laki dan 511 siswa
perempuan. SMA Negeri 1 Semarapura memilki fasilitas laboratarium,
lapangan, kantin sekolah, aula, tempat parkir guru dan siswa. SMA Negeri 1
Semarapura menerima siswa berdasarkan seleksi NEM dan peneriman
berdasarkan seleksi prestasiolahrga dan seni.
Sekolah ini menjadi salah satu sekolah unggulan yang berada di Kota
Klungkung. Mengingat peningkatan jumlah perokok di Kabupaten Klungkung
SMA Negeri 1 Semarapura merupakan salah satu SMA yang ada di Klungkung.
Berdasarkan Riset yang dilakukan oleh University of Muhammadiyah Malang
pada tahun 2020 jumlah siswa laki-laki terbanyak berada di SMA egeri 1
Semarapura, maka dari itu dipilih SMA Negeri 1 Semarapura sebagai tempat
penelitian. Dalam tempat penelitian terdapat tempat yang memungkinkan remaja
melakukan perilaku merokok seperti kantin dibelakang sekolah, didepan sekolah
46
47
a. Tingkat kecemasan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kecemasan pada
Remaja di SMA Negeri 1 Semarapura (n=223)
Tingkat Kecamasan Frekuensi (f) Persentase (%)
Keceamsan sedang 118 52,9
Kecemasan berat 7 3,1
Kecemasan berat sekali 98 44,0
51
52
cemas dan khawatir dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Selain itu
adanya tuntutan akademik di sekolah serta sosial seseorang dan kurangnya
pengetahuan untuk mengatasi kecemasan (Husna & Rauzatul Jannah, 2019)
Sementara itu penelitian lainnya yang dilakukan oleh Purba (2017) di
Falkultas Hukum Kelas Reguler Unversitas HKBP Nommensen Medan
tentang tingkat kecemasan menemumukan hal sebaliknya. Penelitian tersebut
mencatat mayoritas remaja memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 17
(68%) responden. Hal itu dikarenakan faktor yang mempengaruhi kecemasan
yaitu pendidikan dan maturitas individu dimana semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin mudah berpikir rasional dan menangkap informasi,
selain itu kematangan kepribadian individu akan mempengaruhi kecemasan
yang dihadapai karena individu mempunyai daya adaptasi yang lebih besar
terdapat kecemasan (Donsu, 2019).
C. Perilaku Merokok pada Remaja
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi perilaku
merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura. Perilaku merokok adalah
suatu aktivitas menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan
menghembuskannya kembali keluar. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
sebagian besar atau sebanyak 114 (51,1%) memiliki perilaku merokok yang
tinggi. Temuan dalam penilitian ini hampir serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bimma Adi Putra (2013) bahwa sebagian besar responden
tergolong memiliki intensitas perilaku merokok tinggi ditunjukkan dengan
persentase sebanyak 53,4% tergolong tinggi. Penelitian lainnya menemukan
hal yang serupa yang dilakukan oleh Mustakim & Kusumastuti (2022) tentang
perilaku merokok menemukan bahwa sebanyak 48 (51,6%) responden
memiliki perilaku merokok tinggi.
Hal ini menunjukan masih adanya pemahaman tentang merokok yang
keliru yang menjadikan alasan untuk memilih merokok. Padahal merokok lebih
banyak membawa dampak buruk terutama kesehatan dan bahkan bisa
mempengaruhi tingkat kesuburan (Husna & Rauzatul Jannah, 2019). Selain
itu merokok dianggap mampu meningkatkan daya konsentrasi, memperlancar
53
Pada bab ini terdiri dari dua bagian penting yaitu kesimpulan dan saran.
Adapun kesimpulan dan saran tersebut dibuat berdasarkan uraian dari baba-bab
sebelumnya.
A. Kesimpulan
Bebarapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini yaitu:
1. Berdasarkan karakteristik responden bahwa dari 223 responden berdasarkan
umur yang terbanyak adalah umur 17 tahun sebanyak 73 (32,7%) responden
dan berdasarkan kelas sebagian besar 78 (35%) responden kelas X dan XII.
2. Tingkat kecemasan pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura menunjukan
bahwa dari 223 responden mayoritas yang mengalami tingkat kecemasan
kategori sedang sebanyak 118 (52,9%) responden.
3. Perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura bahwa dari
223 responden mayoritas yang mengalami perilaku merokok kategori tinggi
sebanyak 114 (51,1%) responden.
4. Hasil uji korelasi menemukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
kecemasan dengan perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1
Semarapura dan terdapat hubungan kekuatan yang sangat rendah dengan
arah negatif (-).
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan diantaranya:
1. Bagi Remaja
Remaja diharapkan kecemasan harus dikurangi karena berdamapak bagi
kesehatan mental. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan
aktivitas yang disenangi yang ada disekolah seperti mengikuti
ekstrakulikuler dan menggali informasi terkait dengan mengatasi
kecemasan. Remaja diharapkan perilaku merokok dikurangi dengan
mengikuti penyuluhan yang diselanggarakan oleh lembaga kesehatan
seperti Dinas Kesehatan.
55
56
Tanggal Pengisian :
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan teliti.
2. Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda.
3. Setiap pernyataan harus dijawab sendiri tanpa diwakili oleh orang lain.
4. Pada pengisian identitas nama responden hanya menuliskan nama inisial
saja, contohnya: “Rika” menjadi “R”
5. Jawaban dan identitas yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya
B. Karakteristik Responden
1. Nama (Inisial) :
2. Umur : 15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
18 Tahun
3. Kelas : X
XI
XII
C. KUESIONER TINGKAT KECEMASAN
1. Pada setiap pernyataan sesuai dengan keterangan penilaian dibawah
ini.
0 : Tidak ada gejala sama sekali
1 : Ringan (satu gejala yang ada)
2 : Sedang (separuh gejala yang ada)
3 : Berat (lebih separuh gejala yang ada)
4 : Sangat berat (semua gejala yang ada)
No Pernyataan 0 1 2 3 4
1 Perasaan cemas (Merasa khwatir, firasat buruk,
takut akan pikiran sendiri, lekas marah atau
mudah tersinggung)
2 Ketegangan (Merasa tegang, merasa lelah,
respons yang mengejutkan, mudah
menentaskan air mata, merasa gemetar, merasa
gelisah, tidak mampu untuk bersantai)
3 Ketakutan (Takut terhadap gelap, takut terhadp
orang asing, takut ditinggalkan sendirian, takut
pada hewan, takut pada keramaian lalu lintas,
takut pada kerumunan orang banyak)
4 Insomia (Kesulitan tidur, tidur tidak
memuaskan, merasa lelah saat bangun, mimpi
buruk, terbangun tengah malam).
5 Inteletual (Sulit berkonsentrasi, sulit
mengingat)
6 Perasaan depresi (Kehilangan minat, kurangnya
kesenangan dalam hobi, perasaan bersedih,
sering terbangun dini hari saat tidur malam)
7 Gejala somatic (otot-otot) (Nyeri atau sakit otot,
kedutan, otot terasa kaku, gigi gemetrak, suara
tidak stabil, tonus otot meningkat)
8 Gejala sensorik (Telinga terasa berdenging,
penglihatan kabur, muka memerah perasaan
lemah, sensasi ditusuk-tusuk)
9 Gejala kardiovaskular (Denyut jantung cepat,
berdebar-debar, nyeri dada, denyut nadi
meningkat, perasaan lemah/lesu seperti mau
pingsan, denyut jantung serasa berhrnti sekejap)
10 Gejala pernapasan (Nafas terasa sesak/dada
terasa ditekan, perasaan tercekik, sering
menarik napas dalam, napas pendek tersenggal-
senggal)
11 Gejala gastrointestinal (Kesulitan menelan,
nyeri perut, perut terasa kembung, sensasi
terbakar, perut terasa penuh, merasa mual,
muntah, susah buang air besar, kehilngan berat
badan, konstipasi)
12 Gejala genitourinary (frekuensi berkemih
meningkat, tidak dapat menahan air kencing,
gairah sex menurun, ejakulasi dini)
13 Gejala otonom (Mulut kering, muka
kemerahan, muka pucat, sering berkeringat,
merasa pusing, kepala terasa berat, merasa
tegang, rambut terasa menegang)
14 Tingkah laku (gelisah, tidak tenang/sering
mondar-mandir, tangan gemetar, alis berkerut,
wajah tegang, sering mendesah atau pernapasan
cepat, wajah pucat, sering menelan ludah)
D. KUESIONER PERILAKU MEROKOK
1. Terdapat empat pilihan alternatif jawaban dengan keterangan sebagai
berikut
a Selalu : Sudah menjadi kebiasaan sehari-hari
b Sering : Lebih banyak dilakukan daripada diabaikan
c Kadang-kadang : Lebih banyak diabaikan daripada dilakukan
d Tidak pernah : Tidak pernah dilakukan
Nama :
Umur :
Alamat :
.................................……
Lampiran 6
Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face validity
terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face validity
terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Kelas
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Kelas X 78 35.0 35.0 35.0
Kelas XI 67 30.0 30.0 65.0
Valid
Kelas XII 78 35.0 35.0 100.0
Total 223 100.0 100.0
X3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 12 5,4 5,4 5,4
Ringan 41 18,4 18,4 23,8
Sedang 63 28,3 28,3 52,0
Valid
Berat 75 33,6 33,6 85,7
sangat berat 32 14,3 14,3 100,0
Total 223 100,0 100,0
X4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 14 6,3 6,3 6,3
Ringan 46 20,6 20,6 26,9
Sedang 49 22,0 22,0 48,9
Valid
Berat 55 24,7 24,7 73,5
sangat berat 59 26,5 26,5 100,0
Total 223 100,0 100,0
X5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 26 11,7 11,7 11,7
Ringan 48 21,5 21,5 33,2
Valid
Sedang 46 20,6 20,6 53,8
Berat 50 22,4 22,4 76,2
sangat berat 53 23,8 23,8 100,0
Total 223 100,0 100,0
X6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 11 4,9 4,9 4,9
Ringan 41 18,4 18,4 23,3
Sedang 59 26,5 26,5 49,8
Valid
Berat 71 31,8 31,8 81,6
sangat berat 41 18,4 18,4 100,0
Total 223 100,0 100,0
X7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 9 4,0 4,0 4,0
Ringan 43 19,3 19,3 23,3
Sedang 64 28,7 28,7 52,0
Valid
Berat 71 31,8 31,8 83,9
sangat berat 36 16,1 16,1 100,0
Total 223 100,0 100,0
X8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 20 9,0 9,0 9,0
Ringan 42 18,8 18,8 27,8
Sedang 61 27,4 27,4 55,2
Valid
Berat 51 22,9 22,9 78,0
sangat berat 49 22,0 22,0 100,0
Total 223 100,0 100,0
X9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid tidak ada geajala 11 4,9 4,9 4,9
Ringan 42 18,8 18,8 23,8
Sedang 55 24,7 24,7 48,4
Berat 62 27,8 27,8 76,2
sangat berat 53 23,8 23,8 100,0
Total 223 100,0 100,0
X10
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 8 3,6 3,6 3,6
Ringan 48 21,5 21,5 25,1
Sedang 47 21,1 21,1 46,2
Valid
Berat 52 23,3 23,3 69,5
sangat berat 68 30,5 30,5 100,0
Total 223 100,0 100,0
X11
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 17 7,6 7,6 7,6
Ringan 42 18,8 18,8 26,5
Sedang 52 23,3 23,3 49,8
Valid
Berat 52 23,3 23,3 73,1
sangat berat 60 26,9 26,9 100,0
Total 223 100,0 100,0
X12
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 7 3,1 3,1 3,1
Ringan 47 21,1 21,1 24,2
Sedang 60 26,9 26,9 51,1
Valid
Berat 43 19,3 19,3 70,4
sangat berat 66 29,6 29,6 100,0
Total 223 100,0 100,0
X13
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 18 8,1 8,1 8,1
Ringan 36 16,1 16,1 24,2
Sedang 36 16,1 16,1 40,4
Valid
Berat 49 22,0 22,0 62,3
sangat berat 84 37,7 37,7 100,0
Total 223 100,0 100,0
X14
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak ada geajala 39 17,5 17,5 17,5
ringan 36 16,1 16,1 33,6
sedang 29 13,0 13,0 46,6
Valid
berat 20 9,0 9,0 55,6
sangat berat 99 44,4 44,4 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
kadang-kadang 16 7,2 7,2 7,2
Sering 76 34,1 34,1 41,3
Valid
Selalu 131 58,7 58,7 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
kadang-kadang 39 17,5 17,5 17,5
Sering 77 34,5 34,5 52,0
Valid
Selalu 107 48,0 48,0 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 1 ,4 ,4 ,4
kadang-kadang 10 4,5 4,5 4,9
Valid Sering 29 13,0 13,0 17,9
Selalu 183 82,1 82,1 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y5
Y6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 3 1,3 1,3 1,3
kadang-kadang 57 25,6 25,6 26,9
Valid Sering 91 40,8 40,8 67,7
Selalu 72 32,3 32,3 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 5 2,2 2,2 2,2
kadang-kadang 37 16,6 16,6 18,8
Valid Sering 91 40,8 40,8 59,6
Selalu 90 40,4 40,4 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 2 ,9 ,9 ,9
kadang-kadang 29 13,0 13,0 13,9
Valid Sering 95 42,6 42,6 56,5
Selalu 97 43,5 43,5 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 3 1,3 1,3 1,3
kadang-kadang 33 14,8 14,8 16,1
Valid Sering 68 30,5 30,5 46,6
Selalu 119 53,4 53,4 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 1 ,4 ,4 ,4
kadang-kadang 30 13,5 13,5 13,9
Valid Sering 72 32,3 32,3 46,2
Selalu 120 53,8 53,8 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 3 1,3 1,3 1,3
kadang-kadang 20 9,0 9,0 10,3
Valid Sering 63 28,3 28,3 38,6
Selalu 137 61,4 61,4 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 2 ,9 ,9 ,9
kadang-kadang 24 10,8 10,8 11,7
Valid Sering 35 15,7 15,7 27,4
Selalu 162 72,6 72,6 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 9 4,0 4,0 4,0
kadang-kadang 71 31,8 31,8 35,9
Valid Sering 79 35,4 35,4 71,3
Selalu 64 28,7 28,7 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 5 2,2 2,2 2,2
kadang-kadang 46 20,6 20,6 22,9
Valid Sering 91 40,8 40,8 63,7
Selalu 81 36,3 36,3 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 2 ,9 ,9 ,9
kadang-kadang 32 14,3 14,3 15,2
Valid Sering 52 23,3 23,3 38,6
Selalu 137 61,4 61,4 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 5 2,2 2,2 2,2
kadang-kadang 37 16,6 16,6 18,8
Valid Sering 57 25,6 25,6 44,4
Selalu 124 55,6 55,6 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 2 ,9 ,9 ,9
kadang-kadang 24 10,8 10,8 11,7
Valid Sering 42 18,8 18,8 30,5
Selalu 155 69,5 69,5 100,0
Total 223 100,0 100,0
Y18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak pernah 8 3,6 3,6 3,6
kadang-kadang 39 17,5 17,5 21,1
Valid Sering 31 13,9 13,9 35,0
Selalu 145 65,0 65,0 100,0
Total 223 100,0 100,0
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Total Keceamsan ,352 223 ,000 ,653 223 ,000
Total perilaku merokok ,347 223 ,000 ,636 223 ,000
KORELASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN
PERILAKU MEROKOK