Anda di halaman 1dari 18

Karya Tulis Ilmiah

ANALISA PENYEBAB SISWA KELAS XI BAHASA


SMAN 72 JAKARTA MEROKOK DI SEKOLAH

Disusun oleh :
Sketsa Nida Khatzia
XI - BAHASA

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................i
Bab I.
Pendahuluan..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................3
D. Manfaat....................................................................................................3
Bab II.
Kerangka Teori..............................................................................................5
A. Definisi analisis........................................................................................5
B. Definisi Siswa
C. Definisi rokok dan merokok....................................................................5
Bab III.
Metode Penelitian.........................................................................................6
A. Metodologi penelitian..............................................................................6
B. Sampel
C. Teknik Pengumpulan data........................................................................7
Bab IV.
Analisis dan pembahasan..............................................................................13
A. Analisis ...................................................................................................13
B. Pembahasan .............................................................................................13
Bab V.
A. Kesimpulan ..............................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
Daftar Pustaka

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Analisa Penyebab Sisa Kelas XI BAHAS di
SMAN 72 JAKARTA Merokok di Sekolah”. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan Karya tulis imiah ini, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

Madam Tetty Helena M.Pd selaku kepala sekolah SMA 72 Jakarta yang telah
memberikan bimbingan, saran, ide, dan juga kesempatan untuk menggunakan
fasilitas sekolah untuk menunjang pembuatan Karya Tulis.
Ibu Ana S.Pd, selaku guru pembimbing kami, yang memberikan dorongan dan
masukan kepada penulis.
Miss Dina Yusnita S.Pd., selaku wali kelas kami, yang banyak memberikan
materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada penulis.
Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu
dalam proses penyusunan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa KTI ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan KTI ini.

Jakarta, 8 Juni 2023

Zia.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku merokok merupakan hal yang masih dilakukan oleh banyak
orang, walaupun bahaya merokok sering ditulis di surat-surat kabar, majalah
dan media masa lain, bahkan dibungkus rokok itu sendiri. Konsumsi dan
paparan asap rokok dapat berdampak serius terhadap kesehatan, antara lain
adalah kanker paru, kanker mulut, penyakit jantung, penyakit saluran
pernafasan kronik dan gangguan kehamilan. Indonesia menempati peringkat
kedua terbanyak di dunia (Kemenkes RI, 2012). Beberapa penelitian di
Indonesia menunjukkan bahwa kebanyakan orang mulai merokok ketika
duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama atau kurang lebih pada usia 12
tahun. Hasil survey Prabandari (2005) di Sekolah Menengah Pertama di
Yogyakarta menunjukkan dari 1129 siswa laki-laki, 75% di antaranya sudah
pernah dan sering merokok, sementara untuk anak perempuan, 23% dari 1089
siswa telah merokok, 6% di antaranya termasuk dalam kategori sering
merokok. Hasil preliminary study (Astuti, 2007) survey terhadap 75 siswa
SMP didapati 46 siswa yang tidak merokok dan 29 siswa yang merokok. Dari
29 siswa yang merokok tersebut, 1 orang siswa mulai merokok pada usia 14
tahun, 21 siswa mulai merokok pada usia 11 tahun, 6 siswa mulai merokok
pada usia 12 tahun, 5 siswa mulai merokok pada usia 13 tahun, serta 6 orang
mulai merokok pada usia 9 tahun. Dari hasil penelitian tersebut serta beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa masa remaja merupakan masa
dimulainya perilaku merokok. Hal ini terkait dengan beberapa karakteristik
khas pada masa remaja.
Rokok dalam promosinya, diasosiasikan dengan keberhasilan dan
kebahagiaan. Pendapatan dari iklan rokok di Indonesia melalui media massa

4
meningkat, sehingga menimbulkan persepsi bahwa rokok adalah sarana untuk
mencapai kedewasaan, mencapai kepercayaan diri dan sebagainya. Hal ini
didukung dengan penelitian dari WHO yang memperkirakan bahwa kenaikan
jumlah perokok Indonesia, khususnya anak usia muda, karena gencarnya iklan
rokok melalui berbagai media, sponsorship pada kegiatan olahraga dan
hiburan.
Pada sekarang ini merokok sudah menjadi trend di kalangan pelajar laki-
laki baik siswa sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah
atas (SMA), bahkan siswa sekolah dasar (SD) pun sudah ada yang
mencobanya. Ada beberapa siswa yang nekad melakukan merokok di sekolah
sekalipun larangan merokok di sekolah sudah dilakukan secara ketat. Dengan
adanya beberapa siswa yang setiap harinya merokok di sekolah pada saat
istirahat maupun setelah pulang sekolah. Adapula yang secara diam-diam
meminta izin ke toilet hanya untuk merokok.
Di SMA Negeri 72 Jakarta sendiri, sudah banyak siswa yang merokok di
luar maupun di dalam lingkungan sekolah. Sudah banyak juga yang sudah
tertangkap basah oleh beberapa guru, dan di proses langsung melalui BK
(Bimbingan Konseling). Hal itu menyebabkan siswa di beri peringatan untuk
tidak merokok lagi, setidaknya tidak pada saat berada di lingkungan sekolah.
Jika siswa mengulangi lagi perbuatan merokok di lingkungan sekolah, maka
akan langsung di beri peringatan hingga di keluarkan dari sekolah.
Hal ini menyebabkan saya yang mengetahui peristiwa tersebut. Membuat
hati saya tergerak untuk membahas hal ini di dalam judul proposal penelitian
saya mengenai penyebab siswa SMA Negeri 72 Jakarta merokok di sekolah.
Diharapkan dengan alasan saya membuat penelitian proposal ini, para siswa
laki-laki untuk tidak merokok di sekolah. Serta memberi tahu untuk pihak
sekolah serta orang tua murid sekalipun, agar memberi edukasi bahwa adanya
bahaya dari dampak merokok yang di mana bisa menyebabkan kecanduan
kepada seseorang.

B. Rumusan Masalah

5
Dari latar belakang yang sudah di paparkan sebelumnya, ada pun beberapa
pertanyaan yang menjadi rumusan masalah, sebagai berikut :
1.) Adakah penyebab siswa kelas XI Bahasa, SMA Negeri 72 Jakarta merokok
di sekolah?
2.) Bagaimana faktor penyebab timbulnya tindakan merokok pada siswa?
3.) Sebutkan dampak positif dan negatif dari perilaku merokok di sekolah?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yakni untuk
mengetahui bagaimana alasan tindakan merokok dikalangan remaja, serta
untuk mengetahui bagaimana faktor faktor merokok pada siswa.

D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai hubungan antara hubungan antara dorongan mencari sensasi
(sensation seeking) dan konformitas teman sebaya terhadap perilaku
merokok remaja dikalangan siswa sekolah, serta dapat membantu pihak
lain dalam penyajian informasi jika melakukan penelitian serupa.

2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai
hubungan antara dorongan mencari sensasi (sensation seeking) dan
konformitas teman sebaya terhadap perilaku merokok remaja di
lingkungan sekolah.

6
KERANGKA TEORI
A. Definisi Analisis
Analisis adalah suatu kegiatan untuk memeriksa atau menyelidiki suatu
peristiwa melalui data untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis
biasanya dilakukan dalam konteks penelitian maupun pengolahan data. Hasil
analisis diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman serta
mendorong pengambilan keputusan.

Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan


terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk
mengetahui keadaan sebenarnya (sebab, duduk perkara, dan sebagainya).
Analisis juga adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

B. Definisi Siswa
Menurut Naqawi menyebutkan bahwa kata murid berasal dari bahasa Arab,
yang artinya orang yang menginginkan (the willer). Menurut Nata, kata murid
diartikan sebagai orang yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar
bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh. Disamping kata
murid dijumpai istilah lain yang sering digunakan dalam bahasa arab, yaitu
tilmidz
yang berarti murid atau pelajar, jamaknya talamidz (dalam Aly, 2008).

7
Arifin (2000) menyebut murid sebagai manusia didik yang sedang berada dalam
proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing
yang memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik
optimal yakni kemampuan fitrahnya. Menurut Sarwono (2007) siswa merupakan
orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran didunia pendidikan.
Mengacu dari beberapa istilah siswa, siswa diartikan sebagai orang yang
berada dalam taraf pendidikan, yang dalam beberapa literatur murid juga disebut
sebagai anak didik. Sedangkan dalam Undang-undang Pendidikan No. 2 Tahun
1989, siswa disebut peserta didik. Dalam hal ini siswa dianggap sebagai seseorang
peserta didik yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, makhluk sosial yang
mempunyai identitas merah harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan
optimal (Muhaimin dkk, 2005).

C. Definisi Merokok dan Perokok


Perokok adalah orang yang merokok atau menghisap rokok (Depdikbud, 2002).
Seseorang dikatakan perokok jika merokok sedikitnya 1 batang per hari selama
sekurang-kurangnya 1 tahun. Jenis perokok dibagi menjadi perokok ringan jika
menghisap 1 sampai 4 batang per hari, perokok sedang jika menghisap 5 sampai
14 batang per hari dan perokok berat jika menghisap lebih dari 15 batang perhari
(Nasution, 2007).

Dari survei secara nasional ditemukan bahwa laki-laki remaja banyak yang
menjadi perokok dan hampir 2/3 dari kelompok umur produktif adalah perokok.
Pada laki-laki prevalensi perokok tertinggi adalah umur 25-29 tahun. Hal ini
terjadi karena jumlah perokok pemula jauh lebih banyak dari perokok yang
berhasil berhenti merokok dalam satu rentan populasi penduduk. Sebagian
perokok mulai merokok pada umur < 20 tahun. Terdapat hubungan yang
bermakna antara perilaku merokok dengan ketahanan kardiorespirasi, perokok
memiliki ketahanan kardiorespirasi yang kurang baik dibandingkan dengan yang
tidak merokok (Rizaldy, 2016).

8
Definisi Rokok
Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan
lainya yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau
tanpa bahan tambahan (Prakasa, 2015).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara atau teknik untuk memecahkan masalah dalam
penelitian. Sugiyono menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2017). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif yaitu melihat kenyataan yang terjadi dilapangan sehingga
data yang didapatkan sesuai dengan hasil di lapangan. Noor menyatakan
bahwa Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Noor, 2017).
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi survey
sebagaimana Kerlinger menyatakan penelitian survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relativ, distributor, dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2014).

C. Sampel

9
Sampel di dalam KTI ini adalah Siswa/I Kelas XI BAHASA SMAN 72
JAKARTA. Ada 16 dari 30 Siswa yang mengisi Kuisioner untuk penelitian
KTI ini. 10 siswi perempuan (62,5%) dan 6 siswa laki laki (37,5%)

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Survei melalui Google-Form yang diisi oleh siswa/I kelas XI BAHASA di
SMAN 72 Jakarta. Dimana peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang
tertera di kuisioner tersebut. Teknik pengumpul data yang terakhir peneliti
gunakan ialah studi dokumenter sebagaimana alat pengumpul datanya adalah
buku kasus yang isinya daftar pelanggaran peserta didik.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

10
Setelah membagikan kuisioner, terdapat 16 Jawaban dari Kelas XI BAHASA,
Yakni diantaranya 10 Siswi Perempuan dan 6 Siswa Laki-Laki dari total siswa
dikelas XI BAHASA yang berjumlah 30 Siswan.

B. Pembahasan
a. Penyebab
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh faktor internal penyebab peserta
didik di kelas XI Bahasa SMAN 72 Jakarta merokok di sekolah, yakni:
1. Ingin diterima Kelompok
Remaja merupakan masa mencari jati diri dari anak-anak menuju dewasa,
tak mengherankan apabila remaja ingin menunjukan dirinya mampu
melakukan apa yang menjadi kebiasaan kelompok. Hasil penelitian di atas
menunjukan bahwa peserta didik merokok karena ingin diterima
kelompok. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Komasari dan
Helmi yang menyatakan bahwa Lingkungan teman sebaya mempunyai arti
yang sangat penting bagi remaja. Kebutuhan untuk diterima dan usaha
untuk menghindari penolakan kelompok teman sebaya merupakan
kebutuhan yang sangat penting (Komasari dan Helmi, 2000). Selain itu,
penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Wijayanti dan
temantemannya yang menyatakan remaja akan berupaya dapat diterima
oleh teman sebayanya sehingga tidak sedikit yang mengikuti ajakan untuk
merokok. Kebutuhan diterima oleh kelompok merupakan kebutuhan yang
sangat penting (Wijayanti dkk, 2017).
2. Ingin menunjukan indentitas diri
Identitas diri merupakan simbol atau lambang kejantanan bagi seseorang.
Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa peserta didik merokok karena
ingin menunjukan bahwa dirinya sudah dewasa dan layak dijadikan teman
dalam kelompok. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wulan
yang menyatakan bahwa rokok dijadikan salah satu stastus simbol bagi
remaja dengan anggapan merokok adalah perilaku yang menunjukkan
kematangan dan melambangkan status hampir dewasa. Sehingga, dengan

11
merokok, mereka merasa mendapatkan image dewasa (Wulan, 2012).
Selain itu, penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Wijayanti dan
teman-temannya yang menyatakan bagi remaja terutama remaja laki-laki,
merokok merupakan simbol atas kekuasaan, kejantanan, dan kedewasaan.
Remaja tidak ingin dirinya disebut ‘pengecut’ (Wijayanti dkk, 2017).
3. Ingin mengetahui rasanya rokok
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tau yang tinggi, hal tersebut
didorong oleh rasa ingin tau yang besar pada diri remaja yang cenderung
ingin berpetualang mencoba segala sesuatu yang belum pernah dicobanya.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa peserta didik merokok karena
ingin mengetahui rasanya rokok. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Melda yang menyatakan bahwa ingin memuaskan rasa ingin
tahu menjadi faktor yang mendorong remaja untuk merokok. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya rasa ingin tahu dan rasa penasaran oleh
remaja mengenai rokok yang dilatar belakangi ingin mencoba rasanya
merokok itu seperti apa karena melihat orang lain merokok itu seperti
terasa nikmat dan menyenangkan dan adanya kemauan dari dalam diri
sendiri untuk mencoba rokok tersebut (Melda, 2017). Selain itu, penelitian
ini juga mendukung hasil penelitian Wulan yang menyatakan bahwa bagi
remaja rasa ingin tahu terhadap rokok menjadi faktor paling utama yang
mendorong munculnya perilaku merokok (Wulan, 2012).
Faktor eksternal penyebab peserta didik di kelas XI SMAN 72 Jaakarta
merokok di sekolah, yakni:
1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan pengaruh besar dalam pembentukan
perilaku anak. Kebiasaan merokok pada orang tua atau anggota keluarga
dapat membuat anak beranggapan bahwa merokok merupakan suatu hal
yang tidak dilarang. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa orang tua
yang merokok menjadi penyebab paserta didik merokok. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian Melda yang menyatakan bahwa remaja
akan cenderung menyesuaikan perilakunya dengan apa yang dilakukan

12
oleh orang tuanya kerena orang tua dan keluarga yang merokok dijadikan
contoh oleh remaja untuk meniru perilaku tersebut (Melda, 2017). Selain
itu, penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Fikriyah dan Febrijanto
yang menyatakan bahwa pengaruh yang paling kuat yaitu orang tua, jika
orang tuanya menjadi seorang perokok, maka anakanaknya mungkin akan
meniru perilaku orang tuanya (Fikriyah dan Febrijanto, 2012).
2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan tempat terjadinya interaksi sosial antara
remaja dengan temannya, teman sekolah yang berprilaku hidup sehat akan
membawa temannya untuk meniru gaya hidup sehat, begitupun sebaliknya
teman sekolah yang berprilaku hidup tidak sehat akan membawa temannya
untuk berprilaku hidup tidak sehat. Hasil penelitian di atas menunjukkan
bahwa teman sekolah yang mengajak subjek merokok di lingkungan
sekolah menjadi penyebab peserta didik merokok. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Fransiska dan Firdaus yang menyatakan
bahwa jika teman-teman yang sebaya di sekolah merokok, maka remaja
akan lebih muda tergoda untuk bergabung dengan teman-teman yang
merokok (Fransiska dan Firdaus, 2019). Selain itu, penelitian ini juga
mendukung hasil penelitian Widiansyah yang menyatakan bahwa teman
mereka baik itu teman dalam lingkungan sekolah maupun teman bermain
juga sangat berpengaruh dalam perilaku merokok remaja, karena
keakraban serta seringnya mereka berkumpul dan seringnya
berkomunikasi maka teman yang merokok sangat mudah mempengaruhi
teman yang tidak merokok menjadi merokok (Widiansyah, 2014).
3. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan sekitar dimana individu
berada, apabila disekitar individu berada banyak masyarakat yang
merokok, maka cenderug akan menyebabkan individu tersebut ikut
merokok. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tawaran atau ajakan
untuk merokok masyarakat disekitar yang menyebabkan remaja merokok.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sutha yang menyatakan

13
bahwa dalam kaitannya dengan perilaku merokok, pada dasarnya hampir
tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya untuk menjadi perokok
bahkan masyarakat tidak menuntut anggota masyarakat untuk menjadi
perokok. Namun demikian, dalam kaitan ini secara tidak sadar, ada
beberapa agen yang merupakan model dan penguat bagi perokok remaja
(Sutha, 2016). Selain itu, penelitian ini juga mendukung hasil penelitian
Florenly dan teman-temannya yang menyatakan bahwa lingkungan tempat
tinggal dapat mempengaruhi pelajar untuk merokok. Dimana dalam
lingkungan tersebut merokok bukan merupakan suatu hal yang kurang
baik, bahkan terlihat anak kecil pun merokok terlebih lagi para pelajar
(Florenly dkk, 2018).

b. Dampak
1) Dampak Positif
Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi
kesehatan. Graham (Nasution,I.K, 2007) menyatakan bahwa perokok
menyebutkan dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan
dapat membantu dalam menghadapi keadaankeadaan yang sulit. Smet
(1994) menyebutkan keuntungan merokok (terutama bagi perokok)
yaitu mengurangi ketegangan, membantu berkonsentrasi, dukungan
sosial dan menyenangkan. Berdasar pada yang dikemukakan diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku merokok menimbulkan
dampak negatif bagi diri sendiri, bagi orang lain disekitarnya dan juga
bagi lingkungan, selain dampak positif yang yang tidak beitu besar
pengaruhnya.
2) Dampak Negatif
Dilihat dari sisi ekonomi, merokok pada dasarnya sangat tidak
menguntungkan, seorang perokok berat akan memilih merokok
daripada makan, apalagi jika uang yang dimiliki terbatas. Harga rokok
yang sangat mahal akan sangat memberatkan bagi orang yang

14
tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarga
seringkali dialihkan untuk membeli rokok.
Dilihat dari sisi orang disekelilingnya merokok menimbulkan dampak
negatif bagi perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif
lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap
zatzat yang berbahaya sangat rendah. Harian kompas edisi 8 maret
2010 menyebutkan data, beberapa penelitian menunjukkan, wanita
yang sering terpapar asap rokok dari suaminya selama beberapa tahun
beresiko terkena kanker paru hingga 20 persen. Sementara itu mereka
yang terpapar dilingkungan kerja atau sosial, resikonya lebih tinggi,
yakni 25 persen.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian terhadap empat subjek yang merupakan peserta didik kelas XI
SMAN 72 Jakarta dan berdasarkan pembahasan yang peneliti lakukan
terhadap penelitianpenelitian maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
peserta didik merokok yang terjadi di Kelas XI SMAN 72 Jakarta, ada
bermacam-macam penyebabnya, yakni; (1) ingin diterima kelompok, (2) ingin
menunjukkan identitas diri, (3) ingin mengetahui rasanya rokok, (4)
lingkungan keluarga merokok, (5) teman sekelas yang merokok, dan (6)
lingkungan tempat tinggal yang mayoritas perokok.

B. Saran
Penelitian ini hanya menggambarkan secara umum penyebab peserta didik
merokok. Apabila dikaji secara mendalam maka terdapat banyak sekali faktor

15
penyebab peserta didik merokok. Oleh karena itu, apabila ada penelitian lain
yang ingin mencari tahu faktor penyebab peserta didik merokok, hendaknya
mencari tau faktor penyebab secara mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

16
Adriani, Ratih. (2011). Bahaya Merokok. Jakarta: Sarana Bangun Pustaka.
Asrori, M. (2008). Memahami dan Membantu Perkembangan Peserta Didik.
Pontianak: Untan Press.
Fikriyah, S., Febrijanto, Y. (2012). Faktorfaktor yang Mempengaruhi Prilaku
Merokok Pada Mahasiswa Laki-laki di Asrama Putra. Jurnal STIKES:
Vol, 5. No, 1.
Florenly., Girsang, E., Nasution, S. L. R., Surbakti, A. S. (2018). Hubungan
Lingkungan Terhadap Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di
SMA Raksana Medan Tahun 2018. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat:
Vol, 3. No, 2. (99-106).
Fransiska, M., Firdaus, A.P. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Prilaku
Merokok pada Remaja Putra SMA X Kecamatan Paya Kumbuh. Jurnal
Kesehatan: STIKES Prima Nusantara Bukit Tinggi Vol, 10. No, 1.
Komasari, D., Helmi, F. A. (2000). Faktorfaktor Penyebab Prilaku Merokok Pada
Remaja. Jurnal Psikologi: No. 1. ISSN: 0215-8884
Melda, Simanjuntak. (2017). Faktor-faktor Penyebab Remaja Merokok (Studi
Kasus Remaja Laki-laki di Kelurahan Karang Asam Ulu Kecamatan
Sungai Kunjang Kota Samarinda. E-Journal SosiatriSosiologi: Vol 5, No
4. (102-116). ISSN: 0000-0000.
Munirah. (2015). Sistem Pendidikan di Indonesia: antara keinginan dan realita.
Jurnal Auladuna: vol 2, no 2. 233-245.
Noor, Juliansyah. (2017). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Sutha, D.W.. (2016). Analisis Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Merokok
Remaja di Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang Madura. Jurnal
Manajemen Kesehatan STIKES Yayasan Rs. Dr. Soetomo: Vol 2. No 1.
Widiansyah, M. (2014). Faktor-faktor Penyebab Prilaku Remaja Perokok di Desa
Sidorejo Kabupaten Penajam Paser Utara. eJurnal Sosiologi: Vol, 2. No, 4.
(1-12).
Wijayanti, E., Dewi, C., Rifqatussa’adah. (2017). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja Kampung Bojong

17
Rawelele, Jatimakmur, Bekasi. Online submission: Jurnal Global Medical
and Health Communication, Vol. 5. No. 3.
Wulan, D. K. (2012). Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
pada Remaja. Jurnal Psikologi BINUS University: Vol. 3. No. 2. 504-
5011.

18

Anda mungkin juga menyukai