SKRIPSI
Disusun Oleh:
RIZKI PUJIASIH
Nim: 30901800152
i
“IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN MINUM OBAT PADA
LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANGETAYU
SEMARANG”
SKRIPSI
Disusun Oleh:
RIZKI PUJIASIH
Nim: 30901800152
ii
iii
iv
v
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
SKRIPSI, 11 JANUARI 2022
ABSTRAK
Rizki Pujiasih
Latar Belakang : Seiring bertambahnya umur pada manusia dari waktu kewaktu
akan mengalami perubahan menjadi lansia. Pada lansia akan mengalami penurunan
fungsi baik dari segi fisik,hayati, ataupun mentalnya. Akibat penurunan fungsi
tersebut, lansia cenderung akan mengalami penurunan secara alamiah pada fungsi
organ serta mengalami labilitas tekanan darah seperti hipertensi . Hipertensi ialah
keadaan yang mana tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90
mmHg. Proses pengobatan hipertensi umumnya berlansung seumur hidup. Ketidak
patuhan dalam meminum obat umum ditemui pada pengobatan jangka panjang
karena lansia cenderung merasa bosan. Identifikasi terhadap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepatuhan pengobatan hipertensi merupakan langkah awal dalam
usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kepatuhan meminum obat pada lansia diantaranya yaitu tingkat
pengetahuan, dukungan petugas kesehatan serta dukungan keluarga . tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor kepatuhan
meminum obat pada lansia hipertensi.
Metode : penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non probability
sampling dengan teknik purposive dengan jumlah responden 73 responden.
Pengambilan data ini menggunakan kuesioner. Dan data dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil : Hasil menunjukan lansia yang patuh meminum obat hipertensi adalah 54.8%
dengan tingkat pengetahuan yang tinggi 61.6%, dan dukungan keluarga,dukungan
vi
petugas kesehatan yang seimbang 57.5% didapatkan nilai p-value secara berurutan
adalah 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan.
Simpulan : terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, dukungan keluarga,
peran petugas kesehatan terhadap kepatuhan meminum obat pada lansia hipertensi di
Puskesmas Bangetayu Semarang.
Kata Kunci : Lansia, Hipertensi, Kepatuhan meminum obat, tinkat pengetahuan,
dukungan keluarga, peran petugas kesehatan
vii
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
ABSTRACT
Rizki Pujiasih
Background: As people age over time, they will experience changes to the elderly.
In the elderly will experience a decrease in function both in terms of physical,
biological, or mental. As a result of the decrease in function, the elderly tend to
experience a natural decrease in organ function and experience blood pressure lability
such as hypertension. Hypertension is a condition in which systolic blood pressure
>140 mmHg and diastolic pressure >90 mmHg. The treatment process of
hypertension generally continues for life. Non-compliance in taking common
medications is found in long-term treatment because the elderly tend to feel bored.
Identification of factors that can affect the compliance of hypertension treatment is
the first step in efforts to overcome the problem. Some factors that can affect the
compliance of taking drugs in the elderly include the level of knowledge, support of
health workers and family support. The purpose of this study was to find out the
relationship between the factors of adherence to taking drugs in the elderly
hypertension.
Method: This research is quantitative research with a cross sectional approach. This
study used non probability sampling techniques with purposive techniques with a
total of 73 respondents. This data collection uses questionnaires. And the data in this
study was tested using the Chi-Square test.
Results: Results showed elderly people who obediently took hypertension drugs were
54.8% with a high level of knowledge of 61.6%, and family support, balanced health
worker support 57.5% obtained a p-value value in sequence is 0.000 which means
there is a significant relationship.
viii
Conclusion: there is a relationship between the level of knowledge, family support,
the role of health workers to adhere to drug taking in the elderly hypertension in
Bangetayu Health Center Semarang.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbal’alamin
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal skripsi sebagai syarat
menyadari bahwa penulisan proposal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih yang
Universitas Islam Sultan Agung dan selaku dosen penguji pada proposal
penelitian ini.
3. Ns. Iskim Luthfa, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing pertama proposal
skripsi yang telah sabar meluangkan waktu serta tenaganya dalam memberikan
proposal skripsi yang telah sabar meluangkan waktu serta tenaganya dalam
x
5. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Sultan Agung Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan serta
6. Kepada Orang Tua saya Bapak dan Ibu, serta keluarga yang telah memberikan
doa dan dukungannya serta semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Sahabat - sahabat saya Iwan, Ara, Hafis, Nurhaliza, Ayu, Liana, Yustika, Fitri,
Maziatunnisa serta teman satu bimbingan yang telah memberi semangat dan
Sultan Agung Semarang. Semua pihak yang tidak dapat saya tuliskan satu per
satu.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
BAB 1 ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................ 10
C. Hipertensi ......................................................................................................... 18
xii
D. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia ................................................. 24
H. Hipotesis .......................................................................................................... 57
BAB IV ....................................................................................................................... 75
BAB V ........................................................................................................................ 83
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 83
xiii
A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil ......................................................................... 83
BAB VI ....................................................................................................................... 96
PENUTUP .................................................................................................................. 96
A. Simpulan .......................................................................................................... 96
B. Saran ................................................................................................................ 97
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kerangka konsep ....................................................................................... 59
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat
pada lansia hipertensi di Puskesmas Bangetayu Semarang bulan November
2021 (n:73) ............................................................................................... 78
Tabel 4.7 Distribusi Kepatuhan Minum Obat Terhadap Lansia dengan Hipertensi di
Puskesmas Bangetayu Semarang bulan November 2021(n:73) ............... 80
Tabel 4.8 Hasil uji statistik Chi-Square hubungan tingkat pengetahuan terhadap
kepatuhan minum obat pada lansia sengan hipertensi di Puskesmas
Bangetayu Semarang ................................................................................ 81
Tabel 4.9 Hasil uji statistik Chi-Square hubungan dukungan keluarga terhadap
kepatuhan meminum obat pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas
Bangetayu Semarang ................................................................................ 82
xv
Tabel 5.0 Hasil uji statistik Chi-Square hubungan dukungan petugas kesehatan
terhadap kepatuhan meminum obat pada lansia dengan hipertensi di
Puskesmas Bangetayu Semarang ............................................................. 83
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia akan mengalami suatu proses yang normal yang ditandai
dengan bertambahnya usia dan disebut dengan proses menua. Proses menua ini
mengalami perubahan dari usia balita menjadi lansia. Pada lansia akan
bagi lansia itu sendiri, diantaranya adalah masalah kesehatan sehingga terjadinya
berusia 60 tahun ataupun lebih di dunia mencapai 962 juta. Pada tahun 2017
1
2
diperkirakan berjumlah 23,66 juta jiwa. Pada tahun 2020 naik di angka
27,08 juta jiwa, tahun 2025 di angka 33,69 juta jiwa, tahun 2030 di angka 40,95
juta jiwa dan tahun 2035 di angka 48,19 juta jiwa telah diprediksikan jumlah
memiliki usia lebih dari 60 tahun sudah mencapai 7% jumlah lanjut usia yang
penyakit kardiovaskuler yang tidak sedikit dialami oleh lansia (Astari et al.,
2019). Pada tahun 2017 kasus darah tinggi di Indonesia berjumlah (25,8%) atau
yang telah kronis, obat antihipertensi bukanlah perihal yang harus menjadi fokus
dijumpai dalam pengobatan dengan jangka waktu yang panjang karena manusia
rendah dan 36,1% mempunyai tingkatanan ketaatan yang tinggi. Hal tersebut
lansia yang menderita penyakit hipertensi. Ketaatan konsumsi obat yang rendah
(70,0%) seringkali dijumpai pada pengidap tekanan darah tinggi di daerah kerja
daftar barang bawaan ketika melakukan perjalanan ke tempat yang jauh, 34,0%
dikarenakan telah merasa lebih, serta tidak terdapat responden yang merasa
mereka dikarenakan sejumlah alasan, misalnya jarak tempat tinggal yang cukup
terhadap ketaatan proses mengobati tekanan darah tinggi ialah tahapan awal
dalam upaya untuk mengatasi problematika tersebut. Beberapa faktor yang dapat
(48,0%).
korelasi antara wawasan serta sikap dengan ketaatan pasien pada saat
5
mengonsumsi obat hipertensi. Kian menjadi tinggi wawasan seorang pasien, kian
(Hazwan, 2017).
ketaatan mengonsumsi obat-obatan hal ini karena adanya dukungan dan motivasi
serta pemberian edukasi mengenai penyakit yang diidap oleh pasien hipertensi
Penelitian dari Pratama & Ariastuti (2016) dengan didasari oleh uji
terhadap korelasi antara peranan tenaga kesehatan dengan ketaatan pada saat
(p<0,05).
6
kegiatan berobat.
ini dapat melakukan rencana yang bisa diterima guna bertahan hidup dengan
diberikan dukungan oleh keluarga, akan tetapi tidak sering melakukan kegiatan
olahraga. Dengan didasari oleh latar belakang tersebut, dengan demikian peneliti
7
dari keluarga yang yang tinggi mempunyai perasaan yang kuat bahwasanya ia
merasa dihargai serta disayangi hingga kemudian hal tersebut bisa membawa
seseorang tersebut pada pola hidup yang lebih sehat mengenai perihal ketaatan
2018)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi peneliti
hipertensi.
komunitas.
4) Bagi lansia
hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
A. Pengertian Lansia
individu yang tidak lain ialah sebuah tahapan alamiah yang tidak bisa dielakan
oleh tiap manusia (Annisa & Ifdil, 2016). Perubahan ini ialah sesuatu yang wajar
serta dialami oleh setiap individu, yang mana lanjut usia kerapkali dimaknai
sebagai tahapan lanjutan dari proses kehidupan yang dapat dilihat dari
yang memiliki usia diatas 60 tahun. Pengelompokan lanjut usia terbagi ke dalam
10
11
1) Kelompok lanjut usia dini (40 hingga kurang dari 60 tahun), tidak lain
ialah kelompok yang baru saja masuk ke dalam lanjut usia atau bisa
3) Kelompok lanjut usia beresiko tinggi, yakni lanjut usia yang memiliki
a. Perubahan Fisik.
sentuhan.
yang dimilikinya.
b. Perubahan Mental :
1) Tahapan awal terjadi pada perubahan fisik, terlebih lagi organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Keturunan (Hereditas).
4) Lingkungan.
c. Perubahan psiko :
d. Perubahan-perubahan sosial :
lebih sempit.
Menurut (Hanum & Lubis, 2017) Terdapat sejumlah ciri yang harus diketahui
c. Rumah yang beragam, ciri penyakit yang ditemukan pada lanjut usia
antara lain:
yang lainnya.
signifikan.
B. Proses Menua
Tua merupakan sebuah situasi yang bisa dinilai melalui tiga aspek, yaitu
aspek kronologis, fisik dan psikologis. Suatu hal dinilai tua jika sudah memiliki
umur yang lama. WHO memberi pengertian bahwa hanya seorang individu
dikatakan tua atau berusia lanjut jika individu tersebut berdasarkan kronologis
sudah memiliki umur 65 tahun atau di atasnya. Seorang individu yang masih
berada di bawah umur 65 tahun, tapi dari segi fisik telah terlihat seperti umur 65
itu tergolong ke dalam pengertian tuas secara psychologist, berbeda lagi jika
dengan demikian individu itu tergolong kepada tua fisik. Cox mengatakan
biokimiawi dikatakan menua primer serta yang lainnya (tua dikarenakan faktor
Tua atau mengalami penuaan ialah sebuah situasi yang yang dialami
akibat dari sebuah proses, yang dinamai proses menua. Proses menua ialah
proses alami yang terjadi pada seorang individu dengan disertai oleh menurunnya
fungsi fisik, psikologis ataupun sosial yang memiliki hubungan satu dengan yang
lainnya. Hal ini seiring dengan proses degenerasi pada sejumlah sel tubuh serta
Proses menua ialah proses sepanjang hidup, tidak di awal dari sebuah
periode yang pasti seperti contohnya sejak usia 55 tahun maupun usia 60 tahun
atau sejak usia 65 tahun selaku batasan usia lanjut berdasarkan pendapat who,
Sel solid, bobot tulang, serta cairan dalam tubuh. Tahapan penuaan pada bagian
sebuah stres meskipun stress itu sendiri terbilang masih pada sejumlah batasan
senantiasa memberikan penurunan terhadap daya tahan tubuh untuk hidup serta
menjadi akibat dari peningkatan kerusakan yang rentan dalam diri individu itu
sendiri. Terdapat tiga fakta pada konteks biologi menua ialah sifatnya
memburuknya kondisi fisik yang diawali dengan sel yang tidak sesuai dengan
Ketika usia kurang dari 30 tahun, tubuh disokong oleh 61% H₂O, 19% sel solid,
14% lemak, 6% tulang dan mineral. Pada usia lebih dari 65 tahun, komposisi
tersebut berubah menjadi H₂O 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sementara
komposisi tubuh yang datang akibat bertambahnya usia biasanya memiliki sifat
fisiologis, seperti menurunnya tinggi badan, berat badan, kekuatan otot, daya
neuronal.
menurunnya fungsi.
serta lipid.
C. Hipertensi
1. Definisi hipertensi
dan cara menangani yang baik serta tepat dengan rutin. Kasus hipertensi di
2019).
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
3. Gejala hipertensi
darah tanda titik gejala hipertensi yang muncul dapat memiliki perbedaan,
terhadap sejumlah gejala yang ditimbulkan, keluhan itu sendiri bisa muncul
ketika telah mengalami komplikasi yang spesifik pada organ misalnya mata,
pembuluh darah, otak, jantung, ginjal, serta sejumlah organ penting lain
pusing maupun sakit kepala. Akan tetapi apabila pada pengidap hipertensi
berat, gejala yang timbul bisa dengan adanya sakit kepala, mual serta muntah,
tidur, nyeri dada, rasa berat di tengkuk, maupun denyut jantung yang kian
4. Komplikasi hipertensi
Sudah banyak kita ketahui banyak penyakit kronis yang berawal dari
Hipertensi ialah situasi saat terjadinya tekanan darah dari seorang individu
meningkat dengan cepat atau lambat. Hipertensi yang tetap atau tidak
terjadinya pendingkatan tekanan darah cenderung tidak terlalu besar, hal ini
21
bisa memberikan penurunan terhadap angka harapan hidup (Hanum & Lubis,
2017).
menjadi dua kelompok besar yang mana faktor berikut ini tidak dapat
al., 2018)
1) Usia
darah besar.
2) Gender
darah tinggi. Laki-laki beresiko kurang lebih dua hingga tiga kali lipat
3) Genetika.
1) Kegemukan (obesitas)
2) Merokok
monoksida yang dihisap dari sebatang rokok dan masuk pada aliran
tubuh mengingat garam menarik cairan diluar sel supaya tidak bisa
5) Dislipidemia
mengalami peningkatan.
24
(Puspita, 2016)
yang meliputi:
a. Terapi Relaksasi
hormon epinefrin serta kortisol yang lepas ketika stres menjadi penyebab
sejauh apa apa kita bisa mengatasi hal tersebut. Menangani stress dan
darah.
b. Teknik Massase
1) Effleurage (Menggosok)
2) Petrissage (Memijat)
3) Vibration (Menggetarkan)
jari maupun tiga jari yang rapat. Hal ini dapat dilangsungkan dengan
c. Intervensi Bekam
membawa energi serta darah ke permukaan kulit memakai ruang hampa udara
yang diciptakan dari alat seperti mangkok, gelas maupun bambu (Rahma M
Alfian, 2016).
2. Farmakologi
kinerja yang panjang sekali sehari serta dosis dititrasi. Obat selanjutnya
obat maupun kombinasi yang tepat tergantung pada tingkatan kak Roni
27
1) Angiotensin
3) Angiotensin Reseptor
4) Blocker (ARB)
Puskesmas bisa diberi ketika kontrol dengan catatan obat yang diberi
28
untuk penggunaan dalam kurun waktu 30 hari jika tidak ada keluhan yang
dilangsungkan 4 kali dalam satu bulan atau dalam kata lain 1 minggu
sekali, jika tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmhg atau diastolik
lebih dari 100 mmhg alangkah baiknya diberi terapi kombinasi sesudah
1) Diuretik
itu dapat lebih rilek (Sofa, 2019). Obat diuretik meliputi 4 sub kelas
a) Tiazid
b) loop
c) penahan kalium
29
d) antagonis aldosteron.
Diuretik terlebih lagi kelompok tiazid ialah langkah awal pada terapi
nadi serta pacu jantung. Obat golongan beta bloker bisa memberikan
1. Definisi Kepatuhan
2018) di antaranya:
Cara ini ialah cara yang yang senantiasa dijadikan jalan terakhir untuk
biasanya keliru.
Cara ini dinilai lebih memiliki validitas daripada cara yang yang telah
pasien bisa saja membohongi tenaga kesehatan agar dapat terhindar dari
ketidaksukaan tenaga kesehatan itu sendiri, serta bisa saja pasien tidak
kondisi pasien.
dengan konstan, terlebih lagi pada sejumlah hal tertentu misalnya diet
tingkatanan ketaatan yang yang lebih besar dari pengukuran ketaatan yang
lain. Tingkatanan ketaatan yang lebih besar tersebut memang suatu hal
yang diharapkan, namun pada konteks ini ini tidak memiliki kesesuaian
Metode ini bisa saja ialah metode yang dinilai sangat tepat mengingat
tidak terdapat banyak kesalahan yang bisa terjadi pada metode semacam
34
ini. Namun cara ini pula menjadi suatu cara yang tidak memiliki
metode ini. Pertama ialah pasien bisa saja dengan sejumlah alasan serta
yang kedua ialah pasien mungkin saja mengonsumsi seluruh pil, namun
Cara ini bisa saja menjadi di solusi dari sejumlah kelemahan yang
terdapat dalam cara-cara yang telah disebutkan tadi, cara ini berupaya
telah disebutkan, namun cara ini ini memerlukan biaya yang yang tidak
murah serta kerap dianggap tidak begitu bernilai daripada dana yang
digelontorkan.
e. Pengelolaan Diri
1. Tingkatan pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Selain itu pengetahuan juga seluruh hal yang dipahami dengan didasari
al., 2018).
1) Tahu (know) Tahu ialah mengingat ulang ingatan yang sudah ada
hari.
1) Pendidikan
meningkat.
pengetahuannya.
4) Lingkungan
5) Pengalaman
6) Usia
ketidaksamaan serta profesi yang yang dipunyai oleh para kaum lanjut
kepada individu lain supaya bisa mengerti suatu hal. Tidak bisa
2018)
dimilikinya maka dari itu pemakaian panca indra pada sebuah info
penyakit tekanan darah tinggi misalnya hal yang dapat ditimbulkan dari
2017)
2016).
43
kondisi yang biasanya terjadi, dan peran yang dimaksud ialah lah seperti
2019)
Tenaga medis mempunyai sejumlah tugas yang pada kinerja nya saling
1) Selaku Komunikator
pesan pada ibu hamil jika mengalami efek samping yang tidak
45
tenaga medis.
2) Selaku Motivator
diharapkan.
3) Selaku Fasilitator
mendetail.
4) Sebagai Konselor
pasien.
Lansia
kesehatan
metode pengobatannya.
biasanya dapat lebih diterima sebagai sebuah hal yang absah atau
tepat.
yaitu:
diperlukan.
sayang.
pasien.
4) Pendekatan Perilaku
Mengingat dari petugas kesehatan itu mayoritas info tentang penyakit serta
penyampaian info, namun pulau berbentuk layanan yang optimal serta sikap
yang ramah pada saat kegiatan pelayanan berlangsung. Relasi yang kurang
begitu baik antara pasien dengan tenaga medis merupakan sebuah faktor
Lansia
a. Definisi Keluarga
unit paling kecil dari masyarakat yang meliputi keluarga serta sejumlah
b. Tipe Keluarga
1) Tradisional
keluarga inti yang mana dalam keluarga ini meliputi suami dan istri
dan anak lama serta anak yang didapatkan dari genetik mereka sendiri
keluarga besar yang mana dalam keluarga ini meliputi keluarga inti
2) Modern
kecil seperti tradisional nuclear yang tidak lain ialah keluarga inti
Orang tua tunggal ialah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua
dalam keluarga ini sepasang suami istri telah berusia serta tidak
and yang keduanya maupun salah satu dari mereka bekerja di luar
couple yang tidak lain ialah sepasang insan yang menetap pada
c. Fungsi Keluarga
keluarga pada anggota keluarganya yang lain dan saling menghargai dan
dengan cinta kasih dan juga kesediaan keluarga untuk menangani sebuah
dalam perangkap relasi sosial sesuai dengan yang evaluasi oleh orang
a. Dukungan informasional
informasi.
b. Dukungan emosional
c. Dukungan instrumental
serta pasien yang terhindar dari kelelahan pada titik ini pula
54
d. Dukungan penghargaan
pada stress.
G. Kerangka Teori
Lansia
Kardiovaskuler
Tekanan darah
Hipertensi Penatalaksanaan
menjadi tinggi
diakibatkan oleh
terjadinya
pendingkatan Kepatuhan
Farmakologi Non Farmakologi
resistensi dari Mekonsumsi Obat
pembuluh darah
perifer
Pengetahuan
Tinggi
Dukungan Keluarga
Diteliti
Tidak ditelit
57
H. Hipotesis
Ha:
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
hubungan antara variabel yang akan diteliti (v. M. buyanov, 2018). Dan
- Tingkatan pengetahuan
- Dukungan Keluarga Ketaatan Mekonsumsi obat
- Peran petugas kesehatan
bermacam-macam antara satu orang dengan yang lainya serta diteliti dalam suatu
studi penelitian.
58
59
variabel bebas ialah. (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini variabel bebasnya
keluarga.
pada satu periode tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti dan bisa
dan penelitian yang menggali lebih lanjut tentang hubungan antara faktor resiko
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
Dari populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pada masyarakat
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan kelompok kecil yang kita amati, atau sebagian subjek
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi. Sampel yang didapat berjumlah 73 responden yang yang
a. Kriteria Inklusi
berikut :
b. Kriteria Eksklusi
berikut ini:
diabetes dll.
3. Besar Sampel
jumlah < 10.000 dapat ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut :
( )
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
( )
( )
73 orang.
4. Teknik Sampling
digunakan pada penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berobat dengan
melihat data rekam medik, mendapat obat anti hipertensi oleh dokter dan
Bangetayu Semarang.
F. Definisi Operasional
dalam lingkup obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Efendi, 2018).
Dimana lembar kuesioner ini di pergunakan sebagai fakta yang nyata dan
pertanyaan yang tepat akan diberi nilai 1 point dan 0 jika pertanyaan yang
Favorable Unfavorable
Skala yang dipakai adalah skala likert dengan pertanyaan positif. Setiap
item 1 peran tinggi (jika menjawab “iya” ≥3-5 item (Puspita, 2016)
67
d. Kuesioner MMAS-8
obat. Kuisioner yang dipakai pada penelitian ini adalah kuisioner yang sudah baku
yaitu MMAS-8 yang diandalkan untuk mengukur ketaatan pada pasien. Morisky
secara khusus membuat skala untuk mengukur ketaatan dalam mengonsumsi obat
berskor 0 dan “Tidak” berskor 1 kecuali pertanyaan nomor 5 jawaban “Ya” bernilai
berskor 0,25, dan “selalu” berskor 0. Total skor MMAS-8 dapat berkisar dari 0-8
dan dapat dikategorikan ke dalam tiga tingkatan ketaatan: ketaatan tinggi (skor = 8),
a. Uji Validitas
penghimpunan data.
sudah baku dan telah diteliti oleh Vika et al. (2016) Hasil uji validitas
lebih tinggi dari r tabel, yang artinya nilai ini sudah memenuhi
b. Uji Reliabilitas
reliabel.
(Toulasik, 2019)
lebih dari 0,6 Maka dalam penelitian ini peneliti tidak perlu
H. Penghimpunan data
tersebut.
responden.
2. Tahap Penelitian
telah diisi.
1. Pengolahan Data
sebagai berikut:
a. Editing
b. Coding
c. Entry
Science (SPSS)
72
d. Clening
tidak digunakan.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
pengetahuan responden.
b. Analisis Bivariat
berikut ini:
J. Etika Penelitian
(Saryono, 2011). Menurut Alimul (2009) etika penelitian terdiri dari 3 macam
yaitu:
1. Informed Consent
2. Anonymity
3. Confidentiality
sumber kutipan yang diambil oleh peneliti baik jurnal, buku maupun
HASIL PENELITIAN
Puskesmas Bangetayu Semarang yang akan dibahas pada bab ini. Penelitian ini
1. Karakteristik Rsponden
berikut:
75
76
Tingkat
pendidikan Frekuensi (f) Persentase(%)
terakhir
SD 23 31.5%
SMP 17 23.3%
SMA 27 37.0%
S1 6 8.2%
Total 73 100%
2. Variabel Penelitian
(28.8%)
79
(31.6%).
keluarga serta pera petugas kesehatan terhadap kepatuhan minum obat pada
Total 33 40 73
Semarang.
Total 33 40 73
Table 4.9 diatas menunjukkan hasil bahwa p value 0,000 > 0,05
Bangetayu Semarang
Tabel 5.0 Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value: 0,000
PEMBAHASAN
responden 73 orang.
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
perempuan.
83
84
mengalami gejala hipertensi pada usia akhir tiga puluh tahunan lebih
b. Umur Responden
tua lansia maka akan semakin menurun daya ingat, pendengaran dan
program prolanis pasien tidak perlu berfikir berapa biaya yang harus
tahun sebanyak 38 orang, dan yang paling sedikit adalah berusia 81-90
86
(elderly).
c. Tingkat Pendidikan
disebabkan pada zaman dahulu saat usia sekolah, lansia hidup dalam
serta dalam perang. Bukan hanya itu faktor ekonomi, sosial, faktor
penyakit.
87
Karangrayung II.
Hipertensi
guru, orang tua, teman, buku dan media massa. Dapat disimpulkan
88
terjadi karena tingginya motivasi berobat yang ada dalam dirinya, hal
Obat Lansia
kesehatan.
keluarga tinggi.
terjadi karena perbedaan jumlah sampel dan faktor gaya hidup yang
anggota keluarganya
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Beda Ama et al. (2020)
dalam penelitian ini dipengaruhi oleh dorongan dari orang lain dalam
B. Keterbatasan Penelitian
meminum obat pada lansia dengan hipertensi yaitu antara lain: tingkat
hipertensi agar selalu rutin minum obat dan senantiasa patuh dalam
PENUTUP
A. Simpulan
bahwa:
usia responden mayoritas pada usia 60-70 tahun sebanyak 38 orang, dan
sebanyak 27 orang.
presentase 54.8% .
96
97
kuat
B. Saran
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Institusi
3. Bagi Lansia
Bagi lansia, diharapkan dapat mempertahankan pola hidup yang sehat dan
tetap mengontrol tekanan darah sesuai dengan anjuran dokter dan tetap
penderita hipertensi lansia saja namun kepada keluarga dan orang terdekat
.
Daftar Pustaka
99
100
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Support From The Elderly Families,
Stroke In The Elderly With Hypertension. Jumantik, 3(1), 72–88.
Hazwan, A. (2017). Gambaran Karakteristik Penderita Hipertensi Dan Tingkat
Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kintamani I. Intisari
Sains Medis, 8(2), 130–134. Https://Doi.Org/10.1556/Ism.V8i3.121
Heckman, J. J., Pinto, R., & Savelyev, P. A. (2016). Teknik Masase. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5–28.
Hertanti, R. (2018). Pengaruh Edukasi Media Booklet Terhadap Kepatuhan Minum
Obat Pada Lnasia Dengan Hipertensi Di Puskesma Kendalsari Kota Malang.
E-Journal. Http://Repository.Ub.Ac.Id/8209/1/Risma Hertanti.Pdf
Hikayati, Flora, R., & Purwanto, S. (2019). Penatalaksanaan Non Farmakologis
Terapi Pada Penderita Hipertensi Primer Di Kelurahan Indralaya Mulya
Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Pengabdian Sriwijaya, 124–131.
Husaini, W. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Ekslusif.
Keperawatan Maternitas, 4–23.
Janosik, S. M. (2020). Bab Ii Tinjauan Teori Tuberkulosis. Journal Keperawatan,
42(4), 1. Http://Repository.Poltekkes-Denpasar.Ac.Id/2250/
Kelurahan, R. W., Wilayah, B., & Publikasi, N. (2019). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Lansia Di Rw 1
& Puskesmas Batua Makassar Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Disusun
Oleh Nurjana Fikih Program Studi S1 Keperawatan. Keperawatan.
Kementria Kesehatan RI. (2018). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia.
Kesehatan Komunitas.
Listiana, D., Effendi, S., & Saputra, Y. E. (2020). Factors Who Associated With
Obedience Of Hypertension Patient On Doing Treatment In Karang Dapo
Primary Health Care Muratara District. 8(1), 11–22.
Martiningsih, U., Rachmadi, F., & Kholid Fahdi, F. (2018). Hubungan Peran Petugas
Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Parit H. Husin Ii Kota Pontianak.
Kesehatan Masyarakat.
Http://Library1.Nida.Ac.Th/Termpaper6/Sd/2554/19755.Pdf
Modeling, L. M., Measurement, F., Snowrift, O. N., Environmental, A. R., Regional,
S., Power, E., Limited, G. C., Influence, T. H. E., Snow, O. F., On, F.,
Around, S., Embankment, T. H. E., Wind, I. N., Snow, B., Aspect, O. F., On,
R. R., Distribution, S., Model, A. A. C., Simulation, N., … Maciejowski, J.
102