NIM : 2021141
NIM : 2021141
NIM : 2021141
Pengalihan Keritang
Proposal ini telah disetujui oleh Pembimbing dan siap untuk dipertahankan di
depan Penguji.
Menyetujui,
Pembimbing Pembimbing II
Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep Ns. Erika, M. Kep, Sp. Mat, PhD
PANITIA SIDANG UJIAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES TENGKU MAHARATU
PEKANBARU
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
LEMBAR PENGESAHAN
Pengalihan Keritang
NIM : 2021141
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep Ns. Erika, M. Kep, Sp. Mat, PhD
Penguji I Penguji II
ABSTRAK
Penyakit hipertensi saat ini merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Penyakit ini
banyak terdapat di negara maju, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan
pola hidup. Saat ini jumlah penderita tekanan darah tinggi diseluruh dunia semakin
meningkat setiap tahun, tekanan darah tinggi menyumbangkan angka kematian
hampir 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang hipertensi terhadap ketaatan
berobat penderita hipertensi di Puskesmas Pengalihan Keritang. Penelitian ini
merupakan penelitian dalam survey yang bersifat observasional dengan metode
pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pengalihan Keritang yaitu sebanyak 181
orang. Sampel yang sebanyak 125 orang dengan cara pengambilan sampling adalah
dengan menggunakan teknik random sampling. Analisa data menggunakan uji chi
square. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan dengan
ketaatan berobat penderita hipertensi di Puskesmas Pengalihan Keritang dengan nilai
ρvalue = 0,000, ada hubungan sikap dengan ketaatan berobat penderita hipertensi di
Puskesmas Pengalihan Keritang dengan nilai ρvalue = 0,000. Diharapkan Puskesmas
Pengalihan Keritang dapat memberikan penyuluhan kepada responden tentang
hipertensi dan pentingnya ketaatan berobat
ABTRACT
Hypertension is currently the number one killer in the world. This disease is widely
available in developed countries, along with the times and changes in lifestyle.
Currently the number of people with high blood pressure around the world is
increasing every year, high blood pressure contributes to the death rate of nearly 9.4
million people due to heart disease and stroke. The purpose of this study was to
determine the relationship between knowledge and attitudes about hypertension on
adherence to treatment of hypertension sufferers at the Pengalihan Keritang
Community Health Center. This research is an observational survey research with a
cross-sectional approach. The population in this study were all patients with
hypertension in the working area of Puskesmas Pengalihan Keritang, as many as 181
people. The sample of 125 people by means of sampling is by using the random
sampling technique. Data analysis using chi square test. The results showed that
there was a relationship between knowledge and adherence to treatment of
hypertension patients at Pengalihan Keritang Health Center with a value of ρvalue =
0,000, there was a relationship between attitude and obedience to treatment of
hypertension sufferers at Pengalihan Keritang Health Center with a value of ρvalue =
0,000. It is hoped that the Pengalihan Keritang Health Center can provide counseling
to respondents about hypertension and the importance of adherence to treatment.
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan karuniaNya,
menyelesaikan proposal ini, namun berkat dorongan dan dukungan baik secara moril
maupun materil dari semua pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan proposal
ini, untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Ns. Erika, M. Kep, Sp.Mat, PhD selaku Ketua Yayasan Tengku Maharatu
2. Bapak Ns. Carles, S.Kep, M.Si selaku ketua STIKes Tengku Maharatu
Pekanbaru
4. Ns. Shinta Dewi Kasih Bratha, M.Kep selaku pembimbing I yang telah
Proposal ini.
5. Ns. Erika, M.Kep, Sp.Mat, PhD selaku pembimbing II yang telah memberikan
6. Bapak Ns. Awaluddin, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
maupun materil dan terima kasih atas kasih sayang ayah dan ibu berikan selama
ini.
Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku Maharatu Pekanbaru yang telah memberi banyak
Tiada kata yang dapat peneliti rangkaikan melainkan hanyalah do’a, semoga
Allah SWT memberikan rahmat hidayah-Nya sehingga kita semua dalam lindungan-
Nya. Akhir kata dengan segala kerendahan hati serta kekurangan yang ada, atas
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB V PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian......................................... 56
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 59
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 60
B. Saran ................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rohani/mental dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat atau
dunia akan tetapi masalah kesehatan masih menjadi topik utama dalam
perbincangan diseluruh dunia. Masalah kesehatan saat ini mulai bergeser dari
kelompok usia tua ke kelompok usia muda (Gunawan, 2011). Era baby boom
(Depkes, 2017). Salah satu penyakit degeneratif yang banyak dijumpai pada
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
kebutuhan
tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, muncullah
gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi (Vitahealth, 2015).
tinggi atau hipertensi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit
komplikasi seperti stroke, serangan jantung, dan juga gagal ginjal dan akibat
zaman dan perubahan pola hidup (Gunawan, 2012). Saat ini jumlah penderita
tekanan darah tinggi diseluruh dunia semakin meningkat setiap tahun, tekanan
darah tinggi menyumbangkan angka kematian hampir 9,4 juta orang akibat
sikap negatif mengenai berbagai macam aspek dari tekanan darah tinggi.
khususnya Palembang masih cukup tinggi dan proporsi ini terus meningkat
setiap tahunnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan
masih sedikit penderita yang patuh terhadap pengobatan ini (Busari, 2017).
Menurut data kemenkes tahun 2019 terdapat 77.119.697 kasus hipertensi dan
Indonesia dan provinsi Riau merupakan salah satu provinsi dengan angka
45‐54 tahun (1.150 kasus), kedua kelompok umur 55‐59 tahun (940 kasus)
dan ketiga kelompok umur 60‐69 tahun (819 kasus). Pada hipertensi ini tidak
ditemukan pada kelompok umur 0‐9 tahun. Jika dilihat dari jenis kelaminnya
maka diketahui bahwa terdapat 2.286 kasus dari jenis kelamin perempuan
lebih tinggi dibandingkan laki‐laki yang hanya 1.921 kasus. Data Dinas
cukup tinggi, dilaporkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada tahun 2020
Indragiri hilir.
tinggi yang bisa ditolerir jika diukur pada saat beristirahat (Junaidi, 2013).
pasien hipertensi sebanyak 181 orang, namun pada 3 bulan terakhir yaitu
merupakan hal yang penting. Hal-hal lain yang tidak kalah penting adalah
kesehatan lainnya untuk berobat secara rutin, hal ini terjadi karena kurangnya
penyakit ini dan pengelolaannya. Dari fakta tersebut dapat timbul suatu
Pengalihan Keritang.
B. Rumusan Masalah
Keritang?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Keritang
Keritang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
darah yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan
2010).
Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke
Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling
rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini
diukur ketika kita memeriksakan tekanan darah, tekanan sistolik dan diastolik
bervariasi untuk tiap individu. Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari
batasan normal. Jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah
tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika kurang dari nilai normal, orang tersebut menderita
yaitu:
Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi atau sistol dan
pengendoran atau diastol.Kontraksi dari kedua atrium terdiri serentak dan disebut
kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih
kuat.Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang terkuat karena harus mendorong
Meskipun ventrikel kanan juga memompa volume darah yang sama, tetapi
lebih rendah.
2) Viskositas (kekentalan) darah
Viskositas disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah yang
berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan
merubah tekanan darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap
Di dalam arteri tekanan lebih besar dari yang ada dalam vena sebab otot
yang membungkus arteri lebih elastis daripada yang ada pada vena.
Tahanan tepi adalah tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang
sirkulasi besar berada di dalam arteriol dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada
tempat ini.Arteriol juga menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah
bekerja seperti termostat yang mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.
Kalau arteri-arteri kecil ini mangalami dilatasi, tekanan darah akan turun, oleh
karena itu panas akan menurukan tekanan darah. Apabila tekanan darah turun,
sel-sel otak menjadi kurang aktif karena sel-sel ini tidak mendapatkan cukup
seumur hidupnya, baik dilakukan oleh dokter, bidan ataupun sendiri dengan
menggunakan alat khusus. Meskipun metode yang ideal adalah mengukur tekanan
darah di dalam arteri, hal ini tidak dapat dilakukan secara mudah karena
menggunakan jarum. Namun, gambaran tekanan yang akurat saat darah sedang
seseorang diminta untuk duduk dan pada lengan akan dililitkan manset karet, kira-
kira sama tingginya dengan jantung pasien. Pasien harus benar-benar rileks dan
lengan akan bertopang pada siku yang diletakkan di atas meja. Karena gerakan
2012).
Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Tekanan darah akan dapat
meningkat jika seseorang merasa cemas atau stress. Jadi cobalah untuk serileks
melilitkan semacam manset karet, bagian dari alat yang disebut sphygmomanometer,
di lengan dan memompanya dengan menggunakan sebuah pompa tangan kecil untuk
tepat di bawah manset tersebut untuk mendengarkan suara saat manset dikempiskan
Ketika manset dipompa sampai pada tekanan di antara tekanan sistolik dan
diastolik, darah dalam arteri mengalir dengan cepat pada tiap detak jantung. Aliran
inilah yang menimbulkan suara. Tekanan dalam manset ketika terdengar pertama
kali berkaitan dengan tekanan darah sistolik. Hilangnya suara berkaitan dengan
tekanan darah diastolik yang terjadi ketika jantung rileks. Suara yang di dengar
melalui stetoskop ditimbulkan oleh pergolakan darah di dalam arteri di depan engsel
siku (denyut pada lengan atas), dan disebut suara Korotkoff sebagai penghargaan
kepada dokter tentara Rusia Nicholas Korotkoff, yang pertama kali menggunakan
cara ini pada tahun 2005. Sebuah pengukur merkuri yang ditempelkan di manset
tersebut membuat ke dua tekanan tersebut dapat diukur dan dicatat.Tekanan dalam
manset tersebut diukur dengan satuan milimeter merkuri (mmHg), yang merupakan
tinggi merkuri yang dapat dipompa dalam tabung kaca (Junaidi, 2010).
a. Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah peningkatan pada tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan diastolik 120 mmHg (Gunawan, 2011).Menurut Sorensen
(Junaidi, 2013), tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut WHO (1999) dalam Halim(2011), tekanan darah tinggi merupakan suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan
tekanan darah diastolik 95mmHg atau lebih. Tekanan darah tinggi merupakan
b. Klasifikasi Hipertensi
1) Berdasarkan Penyebabnya
Tekanan darah tinggi esensial adalah tekanan darah tinggi yang tidak
darah tinggi esensial disebut juga tekanan darah tinggi primer atau
darah tinggi esensial adalah multifaktor, antara lain faktor genetik, faktor
tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyakit ginjal, kelainan hormonal,
tekanan darah dibagi menjadi beberapa kategori seperti yang tertera pada tabel
2.1.
Tabel 2.1
Kategori tekanan darah berdasarkan tekanan darah
sistolik dan diastolik
Tekanan darah tinggi atau hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
1) Faktor Genetik
dengan terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi pada orang-orang yang
yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita
2) Faktor Perilaku
b) Obesitas
untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti bahwa
c) Mengkonsumsi Alkohol
seseorang yang sering minum minuman dengan kadar alkohol tinggi, tekanan
ini memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi, agar darah dapat sampai
meningkat.
d) Merokok
karena rokok banyak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh
darah.Garam menarik cairan di luar sel agar tidak keluar.Hal ini menyebabkan
memompa lebih banyak darah dengan hanya sedikit usaha.Makin ringan kerja
jantung untuk memompa darah maka makin sedikit pula beban tekanan pada
g) Faktor Usia
Faktor usia juga menjadi faktor penyebab hipertensi karena pada usia
sehingga banyak zat kapur yang beredar bersama darah. Banyaknya kalsium
usia juga menyebabkan elastisitas arteri berkurang. Arteri tidak dapat lentur
dan cenderung kaku, sehingga volume darah yang mengalir sedikit dan kurang
h) Faktor psikis
Faktor psikis, misalnya stress. Pada saat stress seseorang akan merasa
d. Patofisiologi Hipertensi
tekanan darah tinggi, hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti obesitas,
kurang olah raga, keturunan, konsumsi garam yang berlebih, makanan yang
berlemak dan kolesterol tinggi, alkohol, merokok, penyakit ginjal, penggunaan obat-
merupakan protein yang tidak aktif di dalam darah dan diproduksi di hati.Rennin
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Angiotensin I oleh ACE diubah
menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki kunci peranan penting
pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin (Muhummadun, 2010).
Volume darah meningkat, tekanan darah juga akan meningkat (Asdie, 2010).
e. Gejala Hipertensi
tidak segera diobati, maka timbul gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual,
(Rusyanudin, 2016).
f. Komplikasi Hipertensi
tekanan yang berlebihan pada dinding arteri antara lain pada organ-organ vital,
seperti:
1) Sistem Kardiovaskuler
a) Arteriosklerosis
b) Aterosklerosis
bawah lapisan dinding arteri.Hal ini dapat terjadi karena pada penderita
volume dan tekanan darah akan membanyak lemak dan kolestrol yang melekat
pada dinding pembuluh darah. Pada penderita hipertensi hal ini akan
c) Aneurisma
yang tidak elastis akan ditemukan titik-titik tertentu pada dinding yang
menggelembung, dan titik-titik tersebut akan mudah robek ataupun bocor, hal
d) Gagal jantung
menormalkan beban pada sel otot jantung, hal ini merupakan suatu mekanisme
jantung yang rendah dan penumpukan cairan atau edema (Sheps, 2012).
e) Otak
1) Stroke Iskemik
permukaan dalam arteri menjadi kasar sehingga terjadi pusaran aliran darah
darah yang lebih besar ke yang lebih kecil di dalam otak. Gumpalan
tersebut akan tersangkut dalam pembuluh darah yang tidak bisa dilaluinya
2) Stroke Hemoragis
darah robek atau pecah di dalam otak, darah akan mengalir keluar dari
menurun sehingga ginjal tidak dapat membuang semua produksi sisa dari
dalam darah. Lama-kelamaan produk sisa akan menumpuk dalam darah, ginjal
g) Mata
g. Penatalaksanaan Hipertensi
1) Penatalaksanaan Farmakologi
b) Penghambat Adrenergik
rennin, angiotensin juga tidak akan aktif. Angiotensin I tidak akan dibentuk
Bustami, 2015).
c) Vasodilator
2) Penatalaksanaan Nonfarmakologis
a) Berhenti Merokok
bisa tidak bekerja dengan optimal atau tidak memberi efek sama sekali.
Penurunan diet natrium dari 180 mmol (10,5 gr/hari) menjadi 80–100
d) Olahraga teratur
volume tubuh, berarti mengurangi resiko tekanan darah tinggi juga (Sheps,
2012).
tergantung pada beratnya stress dan sejauh mana kita dapat mengatasinya.
f) Cara Lain
contoh tumbuhan herbal yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi antara
lain bunga rosella, buah mengkudu, kumis kucing, mentimun, bawang putih,
pegagan, belimbing daun dan buah alpukat, daun seledri, daun selada air,
A. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dalam rangka pembinaan
kesehatan) lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi. Konsep umum yang
agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas petugas kesehatan.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
B. Tingkatan pengetahuan
1) Tahu (know)
kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
2) Memahami (comprehension)
benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut
secara benar.Orang yang tidak paham terhadap objek atau materi harus dapat
3) Aplikasi (application)
5) Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6) Evaluasi (evaluation)
yaitu:
1) Faktor Internal
a) Umur
mendapatkan pengetahuan.
c) Intelegensia
Daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat baik secara fisik
maupun mental terhadap pengalaman dan situasi yang dimiliki siap untuk
2) Faktor Eksternal
a) Pengetahuan
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpengetahuan
tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang
datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin diperoleh
media cetak atau media elektronik. Akibatnya, seseorang yang lebih sering
c) Ekonomi
e) Pengalaman
pengetahuan seseorang.
prasarana atau faktor pendorong yaitu sikap dan prilaku petugas kesehatan atau
petugas lainnya.
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dengan objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif di gambarkan
4. Konsep Sikap
a. Pengertian Sikap.
tertentu. Sebagai contohnya yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi
b. Tingkatan sikap
1) Menerima (receiving).
2) Merespon (responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan
sebagainya.
dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau
sebagainya.
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dapat melalui wawancara atau
angket.
4) Pengukuran Sikap.
terhadap suatu objek atau dengan tidak langsung dimana dapat dilakukan
kesadaran seseorang yang sedang melakukan tindakan nyata dan tindakan yang
kelompok yaitu favorable dan unfavorable sedangkan item yang netral tidak
diminta melakukan agreemen masing-masing item dalam skala yang terdiri dari
5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua
item yang favorable kemudian diubah nilainya dalam angka sangat setuju
1. Faktor Internal
Umur
Jenis Kelamin
Intelegensia
2. Faktor Eksternal Ketaatan berobat
Pengetahuan Penderita Hipertensi
Pendidikan
Sikap
Paparan mediamassa
Ekonomi
Hubungan Sosial
Pengalaman
Skema 2.1
Kerangka Teori
Latipun (2017)
C. Kerangka Konsep
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Berikut ini adalah kerangka konsep yang dilakukan:
Skema 2.2
Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua
variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis adalah suatu kesimpulan
sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Biasanya hipotesis terdiri
dari pernyataan terhadap ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu
Ha1: Ada hubungan pengetahuan tentang hipertensi terhadap ketaatan berobat penderita
Ho1: Tidak ada hubungan pengetahuan tentang hipertensi terhadap ketaatan berobat
Ha2: Ada hubungan sikap tentang hipertensi terhadap ketaatan berobat penderita
Ho2: Tidak ada hubungan sikap tentang hipertensi terhadap ketaatan berobat penderita
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
proses penelitian (Nursalam, 2015). Penelitian ini merupakan penelitian dalam survey
penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu
tertentu dan setiap subjek hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian.
Subjek penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi yang di wilayah kerja Puskesmas
Pengalihan Keritang.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas maupun kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi di wilayah kerja
2. Sampel
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
= 181
1 + 181 (0,05)2
= 181
1 + 181 (0,0025)
= 181
1,4525
= 124,61
menolak diteliti maka peneliti mengambil kembali sampel yang baru dengan
cara semula. Hal ini berkenaan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
a. Inklusi
b. Eksklusi
komplikasi lain.
D. Etika Penelitian
lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti.
di Puskesmas tersebut.
untuk dirahasiakan.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (independent)
Tabel 3.1
Definisi Operasional
N Skala
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
o Ukur
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
c. Data Entry
(SPSS).
d. Cleaning
e. Processing
A. Analisa Data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
dan kurang yaitu menjawab benar <56% (Arikunto, 2016). Apabila dari
penderita hipertensi.
1. Uji Validitas
kusioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak
r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel )
2018).
akan dilakukan pada akhir oktober 2021 yang diujikan pada 20 orang
2. Uji Reliabilitas
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu konsisten atau tetap asas
(ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
kuisioner dikatakan valid jika α lebih besar dari konstanta (0,6) (Rianto,
2013 dalam Kiki Navela, 2014). Hasil uji reliabilitas variabel pengetahuan
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik responden
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin
Penderita Hipertensi di Puskesmas Pengalihan Keritang
No Umur Frekuensi Persentase (%)
1 Dewasa awal 14 11.2
2 Dewasa akhir 38 30.4
3 Lansia awal 48 38.4
4 Lansia akhir 25 20.0
Total 125 100
No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 53 42.4
2 Perempuan 72 57.6
Total 125 100
berada pada fase atau masa usia dewasa awal sebanyak 48 orang (38.4%),
(20%) dan dewasa awal sebanyak 14 orang (11.2%). Hasil penelitian juga
(42.4%).
B. Analisa Univariat
1. Pengetahuan
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Penderita
Hipertensi di Puskesmas Pengalihan Keritang
1 Baik 25 20.0
2 Cukup 46 36.8
3 Kurang 54 43.2
2. Sikap
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi berdasarkan sikap responden Penderita
Hipertensi di Puskesmas Pengalihan Keritang
1 Positif 45 36.0
2 Negatif 80 64.0
1 Tinggi 33 26.4
2 Rendah 92 73.6
C. Analisa Bivariat
Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Ketaatan Berobat Pasien
Hipertensi di Puskesmas Pengalihan Keritang
didapatkan nilai ρvalue = 0,000 ≤ α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
Tabel 4.6
Hubungan Sikap Dengan Ketaatan Berobat Pasien Hipertensi di
Puskesmas Pengalihan Keritang
n % n % n %
didapatkan nilai ρvalue = 0,000 ≤ α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
PEMBAHASAN
yang ada dengan kenyataan yang peneliti temui serta membandingkan dengan
1. Karakteristik Responden
pada fase atau masa usia dewasa awal sebanyak 48 orang (38.4%), dewasa
akhir sebanyak 38 orang (30.4%), lansia awal sebanyak 25 orang (20%) dan
(42.4%).
(primer) di Desa Karang Anyar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
umur 45-55 tahun. Hal tersebut didukung oleh Mansjoer Arief (2000), yang
bila ditinjau dari segi perbandingan antara perempuan dan lakilaki, secara
perilaku tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang
pengangguran.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sundari (2018) bahwa usia
pasien hipertensi dengan nilai p value 0,003. Penelitian dari Eko, dkk (2019)
0,000.
berobat.
2. Analisa Univariat
a. Pengetahuan
pasien tentang hipertensi maka ketaatan semakin tinggi (Dewi, 2018). Hasil
b. Sikap
responden berada pada sikap negatif sebanyak 80 (64.0%) dan sikap positif
sebanyak 45 (36.0%).
ditentukan oleh niat atau sikap orang tersebut terhadap pelayanan kesehatan
seseorang maka sikap orang tersebut juga akan semakin taat dalam
secara rutin.
3. Analisa Bivariat
didapatkan nilai ρvalue = 0,000 ≤ α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan pengetahuan dengan ketaatan berobat Penderita Hipertensi di
semakin tinggi.
yang didasari oleh pengetahuan yang baik akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan yang baik. Pengetahuan yang
terjadinya hipertensi.
dideritanya termasuk pula dalam hal timbulnya suatu sikap untuk patuh
seseorang.
didapatkan nilai ρvalue = 0,000 ≤ α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
ditentukan oleh niat atau sikap orang tersebut terhadap pelayanan kesehatan
Menurut asumsi peneliti bahwa semakin tinggi tingkat sikap maka akan
B. Keterbatasan penelitian
dimana pertanyaan yang diajukan bersifat tertutup dan kadang-kadang apa yang
tertera di kuesioner tidak sesuai dengan apa yang dirasakan oleh responden.
Selain itu, responden tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasa secara bebas atau
leluasa karena pertanyaan bersifat tertutup dengan jawaban yang sudah ada atau
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi wilayah kerja
ini, terutama variabel-variabel lain yang berkaitan dengan ketaatan berobat pada
penderita hipertensi seperti dukungan keluarga, lama sakit, status ekonomi dan
Junaidi, Y.2012. Tips hidup sehat. Buku ajar penerbit Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Vitahealth. 2015. Hipertensi dan Penanganannya. Jakarta: Pt. Rineka Cipta. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta.
Jakarta: Rineka Cipta
Dengan ini kiranya bapak/ibu berpartisipasi dalam penelitian saya yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Ketaatan Berobat Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Pengalihan Keritang”, dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Kerahasiaan identitas bapak/ibu pada penelitian ini akan dijamian sepenuhnya oleh
peneliti.
Demikianlah surat permohonan ini saya sampaikan, kiranya bapak/ibu dapat berkenan
berpartispasi dalam penelitian saya.
Dengan judul penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Ketaatan
Berobat Penderita Hipertensi Di Puskesmas Pengalihan Keritang”, maka saya bersedia menjadi
respondennya.
Responden
(………………….)
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI
DENGAN KETAATAN BEROBAT PENDERITA HIPERTENSI DI
PUSKESMAS PENGALIHAN KERITANG
A. PENGETAHUAN HIPERTENSI
Petunjuk : isilah dengan menggunakan tanda centang (√)
C. KETAATAN BEROBAT
No Pertanyaan YA TIDAK
Statistics
Pengetahuan
Valid 125
N
Missing 0
Pengetahuan
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Sikap
Valid 125
N
Missing 0
Sikap
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Ketaatan Berobat
Valid 125
N
Missing 0
Ketaatan Berobat
Crosstabs
[DataSet0]
Cases
Valid Missing Total
tinggi rendah
Count 21 4 25
Count 4 42 46
Count 8 46 54
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Point
sided) sided) sided) Probability
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.60.
b. The standardized statistic is 5.490.
Crosstabs
[DataSet0]
Cases
tinggi rendah
Count 30 15 45
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. Point Probability
sided) sided) (1-sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.88.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 7.629.
Pengalihan Keritang
Pembimbing I : ………………
Tanda Tangan
No Tanggal Materi Konsultasi Masukan Pembimbing
Pengalihan Keritang
Pembimbing II :
No Tanggal Materi Konsultasi Masukan Pembimbing Tanda Tangan