Anda di halaman 1dari 63

SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI

(LITERATUR REVIEW)

Oleh:

FRANSISKO

(NIM:2017.C.09a.0841)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021

i
SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI
Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Proposal dan
Melanjutkan Penelitian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya

Oleh:
FRANSISKO
(NIM:2017.C.09a.0841)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fransisko
Tempat, Tanggal Lahir : Tumbang Paku 13 Mei 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Garuda Induk,Wisma Dorina no.115
No. Hp : 0813-5426-8295
E-mail : fransiskoplk@gmail.com

Nama Orang Tua

Ayah : Charles D. Rega


Ibu : Helmawatie
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Rangan Surai (2005-2011)
2. SMP Negeri 1 Marikit (2011-2014)
3. SMA Negeri 1 Marikit (2014-2017)
4. STIKES Eka Harap, Palangka Raya (2017-2021)

i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Fransisko
NIM : 2017.C.09a.0841
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Karya Tulis : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi tersebut secara
keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan dibuat oleh orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan dari
proposal orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber
pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari didapatkan bukti bahwa Skripsi saya tersebut
merupakan hasil karya orang lain, dibuatkan oleh orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan dan atau plagiasi karya orang lain, saya sanggup menerima
sanksi peninjauan kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan
penarikan ijazah saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Palangka Raya, Juni 2021


Yang Menyatakan,

FRANSISKO

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”
NAMA : Fransisko
NIM : 2017.C.09a.0841

Proposal ini telah disetujui untuk diuji dan disetujui oleh tim penguji
Tanggal 29 Juni 2021

Pembimbing I, Pembimbing II,

Suryagustina, Ns., M.Kep Prinawatie, S.Kep., M.Kes

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Judul : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Pada Lansia Penderita Hipertensi”

Nama : Fransisko

NIM : 2017.C.09a.0841

Proposal ini telah disetujui untuk diuji

Tanggal, Juni 2021

PANITIA PENGUJI:

Ketua : Putria Carolina, Ns., M.Kep .............................

Anggota I : Suryagustina, Ns., M.Kep .............................

Anggota II : Prinawatie, S.Kep., M.Kes .............................

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Serjana Keperawatan

Meilitha Carolina, Ns., M.Kep

iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”
Nama : Fransisko
NIM : 2017.C.09a.0841

Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Pada Tanggal, Juni 2021

PANITIA PENGUJI

Ketua : Putria Carolina, Ns., M. Kep. ………………………….

Anggota I : Suryagustina, Ns, M. Kep. ………………………….

Anggota II : Prinawatie, S. Kep., M. Kes. ………………………….

Mengetahui,

Ketua Ketua Program Studi


STIKES Eka Harap, Sarjana Keperawatan,

Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M. Kes. Meilitha Carolina, Ners., M. Kep.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulias panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulisan Karya Tulia Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar S.Kep. pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Palangka Raya. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak DR. dr. Andriansyah Arifin, MPH dan seluruh pengurus Yayasan
Eka Harap Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana
kepada penulis dalam mengikuti Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
2. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
3. Meilitha Carolina, Ns., M.Kep selaku ketua program studi S1 Keperawatan.
4. Putria Carolina, Ns., M.Kep selaku ketua penguji yang telah banyak
memberikan saran dan dukungan dalam ujian proposal.
5. Suryagustina, Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan saran bimbingannya dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Prinawati, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Selaku Staf Pengajar Program Studi S1 Keperawatan STIKES Eka Harap
Palangka Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan
selama ini.
8. Orang Tua tercinta, orang terkasih dan seluruh keluarga yang memberikan
dukungan do’a maupun moral dan matril untuk penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Proposal ini dengan sebaik-baiknya.
9. Tia kekasih tercinta yang memberikan dukungan bagi penulis
menyelesaikan Proposal ini.

vi
10. Seluruh rekan mahasiswa/i Program Studi S.Kep di STIKES Eka Harap
Angkatan IX Tahun Ajaran 2020/2021 yang memberikan bantuan, masukan
dan saran selama dalam pendidikan dan penulisan proposal ini.
11. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis untuk
menyelesaikan Proposal ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Peneliti mengakui masih banyak terdapat kekurangan dari Proposal ini.
Akhir kata, peneliti berharap Proposal ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang ilmu riset keperawatan,
baik dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang, semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan ramat dan karunia-Nya kepada kita
semua.

Palangka Raya, Juni 2021


Penulis

Fransisko

vii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN...............................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI..................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL..........................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................4
1.4.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTek).................................................4
1.4.2 Bagi Mahasiswa.........................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Senam Hipertensi..................................................................5
2.1.1 Definisi Senam Hipertennsi .........................................................................5
2.1.2 Manfaat Senam Hipertensi .........................................................................5
2.1.3 Macam- Macam Senam Hipertensi..............................................................6
2.1.4 Teknik dan Cara Senam Hipertensi.............................................................6
2.2 Konsep Dasar Hipertensi.............................................................................6
2.2.1 Defenisi Hipertensi......................................................................................6
2.2.2 Tanda dan Gejala Hipertensi........................................................................7
2.2.3 Etiologi Hipertensi.......................................................................................7
2.2.4 Patofisilogi Hipertensi..................................................................................8
2.2.5 Klasifikasi Hipertensi...................................................................................8
2.2.6 Faktor Resiko Hipertensi.............................................................................9
2.2.7 Pengobatan Hipertensi.................................................................................10
2.3 Konsep Dasar Lanjut Usia (Lansia).............................................................10
2.3.1 Defenisi Lanjut Usia (Lansia)......................................................................10
2.3.2 Batasan Lanjut Usia (Lansia).......................................................................11
2.3.3 Permasalahan Lanjut Usia............................................................................13

viii
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian........................................................................................15
3.2 Kriteria Kelayakan Literature Review.........................................................15
3.3 Sumber Literatur..........................................................................................16
3.4 Seleksi Literatur...........................................................................................16
3.5 Tahapan Pengumpulan Data........................................................................18
3.6 Metode Analisis...........................................................................................19

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis...............................................................................................21
4.2 Pembahasan .................................................................................................23
4.3 Keterbatasan Study Literature......................................................................32

BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................................33
5.2 Conflict of Interest.......................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi dengan PICIOS framework Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (Lansia) Penderita Hipertensi Pada Tahun 2021.....................16

x
DAFTAR DIAGRAM
Bagan 3.1 Bagan Seleksi Literature Review Pengaruh Senam Hipertensi
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi Tahun 2021.......................................................17

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap


Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Pukesmas CakraNegara Kelurahan Turida Tahun 2019”
Lampiran 2: Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti
Wreda Darma Bhakti Kelurahan Panjang Tahun 2017”
Lampiran 3: Artikel Penelitian “Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Dengan Senam Ergonomik Tahun 2018”
Lampiran 4 : Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Jantung Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di
UPT Pukesmas Helvetia Medan 2020”
Lampiran 5 : Artikel Penelitian “Pengaruh Senam Prolanis Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Glagahwero
Kecematan Panti Kabupaten Jember Tahun 2018”
Lampiran 6 : Artikel Penelitian “Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Senam Erogomis Tahun 2020”
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa lanjut usia (lansia) merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan
manusia. Lanjut usia yakni antara usia 60 tahun ke atas merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh,
memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (Sumirta & Laraswati 2018). Berdasarkan penelitian Tulak & Umar,
(2017) hipertensi pada lanjut usia terjadi akibat proses penuaan pada lansia yaitu
terjadi kemunduran fisiologis yang menyebabkan kekuatan pompa jantung
berkurang serta arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dan tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut yang
mengakibatkan naiknya tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor pencetus
utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke hemoragik ataupun iskemik.
(Puspitasari, 2020). Fenomena berdasarkan penelitian Anwaril & Vidyawati,
(2018) mengatakan bahwa banyaknya lansia tidak melakukan olahraga senam
hipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantun(Mahardani, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO), di kawasan Asia tenggara


populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050
diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2020
diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.800.000 (11,34%) dari total populasi.
Pada tahun 2017 dilaporkan terdapat 12.606 penderita meningkat dibandingkan
tahun 2016 yaitu 12.038 penderita. Sedangkan Data di Indonesia sendiri pada
tahun 2020 di perkirakan jumlah lanjut usia (lansia) sekitar 80.000.000.5. Menurut
hasil Dinkes Kesehatan 2018 di Kalimantan Tengah Kunjungan penderita
hipertensi di Kota Palangka Raya dalam 5 tahun terakhir menunjukan peningkatan
yang cukup tajam. Pada tahun 2019 dilaporkan estimasi penderita hipertensi
mencapai 27.639 pada usia ≥15 tahun dan hanya 57,27% mendapatkan pelayanan

1
2

kesehatan. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan estimasi


tahun 2018 mencapai 47.664 pada usia ≥15 tahun, dan hanya 28,72% yang
mendapatkan pelayanan sesuai standart.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian/mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Endang T, 2017). Hipertensi
dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, karena dapat mengganggu
aktivitas dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya jika tidak
terkendali dan tidak diupayakannya pencegahan dini (Sarumaha, 2018). Menurut
Putri, (2018) faktor pencegahan yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis
kelamin dan riwayat keluarga. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi adalah
tingkat stres, obesitas, hiperlipidemia dan pola hidup seperti mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi garam, minum minuman beralkohol, merokok
dan kurangnya aktifitas atau kebiasaan olah raga. Menurut Safitri, (2017) dampak
positif yang terjadi Penderita hipertensi yang rutin mengikuti senam hipertensi
dapat menurunkan tekanan darahnya, hal ini menunjukkan bahwa olah raga atau
senam hipertensi yang teratur dapat membantu meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen ke dalam otot – otot jantung dan dapat merilekskan pembuluh
darah sehingga hipertensi dapat dikendalikan. Sedangkan dampak negatif
Hipertensi pencetus utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke hemoragik
ataupun iskemik (Puspitasari, 2020). Sejalan dengan hasil penelitian Widharto,
(2019) dampak negatif hipertensi yang menetap akan merusak pembuluh darah
ginjal, jantung, dan otak serta menyebabkan peningkatan gagal ginjal, gagal
jantung, stroke, dan demensia.
Berdasarkan masalah dan dampak yang dapat terjadi maka diperlukan peran
Perawat dalam upaya promotif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga dan lansia sehingga pengetahuan keluarga dan lanjut usia (lansia)
dapat bertambah tentang senam hipertensi yang dapat menurunkan tekanan darah
(Sianipar, et al 2018). Tujuan senam hipertensi mampu mendorong jantung
3

bekerja secara optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energi


oleh sel, jaringan dan organ tubuh, aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot
-otot dan rangka yang aktif khusus otot jantung sehingga dapat menurunkan
tekanan darah (Hernawa, 2017). Dukungan ini dapat berupa olahraga yang
dianjurkan untuk pasien hipertensi adalah olahraga yang dilakukan secara khusus,
yaitu olahraga yang dilakukan secara bertahap dan tidak boleh memaksakan diri,
antara lain senam hipertensi (Armilawati, 2007). Berdasarkan permasalahan yang
telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
berdasarkan data empiris tentang “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Penderita Hipertensi”

1.2 Rumusan Masalah


Lanjut usia (lansia) bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh,
memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (tahap penurunan). Senam hipertensi adalah serangkaian gerak nada
yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam
bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik. Hipertensi
merupakan faktor pencetus utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke
hemoragik ataupun iskemik. Maka rumusan masalah pada penelitian literatur
review ini adalah “Bagaimana Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Penderita Hipertensi ?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Senam
Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi”
4

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Perkembangan IPTEK
Memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama di
bidang keperawatan gerontik Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi agar dapat lebih berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman.

1.4.2 Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi atau bahan belajar dan menambah wawasan
mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya di bidang keperawatan gerontik
dengan adanya penelitian tentang Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi dapat berguna bagi
masyarakat dan lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Senam Hipertensi


2.1.1 Definisi Senam Hipertensi
Senam hipertensi olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan
usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang
mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan
seminggu minimal 3 kali. Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong
jantung bekerja secara optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan
energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat meningkatkan
aliran balik vena sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan langsung
meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri
meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu, dampak
dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang
menyebabkan aktivitas saraf simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan
kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi
arteriol vena, karena menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan
penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
terhadap senam hipertensi terhadap pengendalian tekanan darah lansia
sebagaimana disimpulkan dalam penelitian (Wahyuni, 2015).
2.1.2 Manfaat Senam Hipertensi
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Menurut Mahardani, (2017)
mengatakan dengan senam atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel akan
meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut
jantung, sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan demikian
tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan
berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu, sekitar
30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika
melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan

5
6

darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis.
Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena
olahraga dapat merilekskan pembuluh pembuluh darah. Sehingga dengan
melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun.
2.1.3 Macam – macam Senam Hipertensi
1) Senam hipertensi
Merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terhadap otot jantung (Mahardani, 2010)
2) Senam yoga
Adalah sebuah aktifitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk
mengontrol panca indra dan tubuh secara keseluruhan. Senam yoga bias juga
menyeimbangkan tubuh dan fikiran (Johan Devina, 2011)
3) Senam jantung
Ialah suatu kegiatan ataupun latihan fisik yang mengutamakan kemampuan
jantung, serta menggerakkan seluruh otot dan juga kelenturan sendi sendi serta
meningkatkan pemasukkan oksigen keotot-otot terkhusus otot jantung. Dan
juga bermanfaat untuk meningkatkan stamina serta fungsi fungsi tubuh seperti
jantung, pembuluh darah dan otot serta saluran pernapasan. (Senam Jantung,
2003).
4) Senam Ergonomik
Mampu mengembalikan dan memperbaiki posisi dan kelenturan sistem saraf
dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak (Shariat et al, 2018)
5) Senam anti hipertensi
Merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terhadap otot jantung (Mahardani, 2010)
2.1.4 Teknik dan Cara Senam Hipertensi
Aktifitas olahraga pada lansia berbeda– beda disesuaikan dengan kondisi
fisik lansia. Bentuk olahraga yang dapat dilakukan lanjut usia untuk memelihara
kebugaran dan kelenturan fisik antara lain pekerjaan rumah dan berkebun,
berjalan – jalan, jalan cepat, bersepeda dan senam. Melakukan olahraga pada
7

lanjut usia sebaiknya dilakukan tiga sampai empat kali dalam satu minggu dengan
lama latihan sampai 30 menit secara teratur. Latihan senam yang dilakukan dalam
tiga tahap
1) Pemanasan
Gerakan umum yan meliputi gerakan otot dan sendi, dilakukan secara lambat
dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan peregangan. Lama nya kira-kira 8-10
menit. Pada 5 menit terakir pemanasan dilakukan lebih cepat.
2) Latihan inti
Tergantung pada komponen atau faktor yang dilatih maka bentuk latihan
tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan
berurutan.
3) Pendinginan
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan shit-up perlu dilakukan gerakan
umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan
pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat, pendinginan dilakukan seperti
pada pemanasan yaitu selama 8-10 menit (Menpora, 2011)

2.2 Konsep Dasar Hipertensi


2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan
darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan
oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi berhubungan dengan
meningkatnya tekanan pada arteri sistemik, baik sistol maupun diastole, ata
kedua-duanya secara terus menerus (Sutanto, 2010). Hipertensi adalah keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 80 mmHg (Muttaqin, 2012).
2.2.2 Tanda dan Gejala
Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai
tanda-tanda. Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa disadari oleh
orang tersebut. Tanda - tandanya adalah nyeri kepala, pusing, mual, muntah,
gugup dan palpitasi. Akibat peningkatan tekanan darah intakranial, penglihatan
menjadi kabur, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
8

pusat. Gejala yang lain yang umum terjadi 23 pada penderita hipertensi yaitu,
muka merah, keluaran darah dari hidung secara tiba – tiba, tengkuk terasa pegal
dan lain- lain.
2.2.3 Etiologi Hipertensi
Hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain (Aspiani,
2010) :
1) Genetik Adanya faktor genetik pada keluarga akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua.
2) Obesitas Barat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah.
Menurut National Institutes for Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan
darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas)
adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi
18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT
3) Stres Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan
meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa
darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.
4) Kurang olahraga.
5) Pola asupan garam dalam diet
6) Kebiasaan Merokok 20 Setelah usia 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% setiap satu tahun sehingga menyebabkan menurunya
kontraksi dan volume. Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan
terjadinya perubahan pada elastisitas diding aorta menurun, katup jantung
menebal kemudian menjadi kaku,kemampuan jantung memompa darah,
kehilangan elastisitas pembulu darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer.
2.2.4 Patofisiologi Hipertensi
Pengaturan tekanan darah arteri meliputi kontrol sistem saraf yang
kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam
9

mempengaruhi curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut
dalam pengaturan tekanan darah adalah refleks baroreseptor. Curah jantung
ditentukan oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer
ditentukan oleh diameter arteriol. Bila diameternya menurun (vasokonstriksi),
tahanan perifer meningkat, bila diameternya meningkat vasodilatsi (Muttaqin,
2012). Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norpinefrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah (Susianti, 2016).
2.2.5 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu hipertensi essensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan hipertensi
sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh adanya penyakit lain
(Depkes RI, 2016). Beberapa penelitian membuktikan bahwa hipertensi primer
dini didahului oleh peningkatan curah jantung, kemudian menetap dan akan
menyebabkan peningkatan tahanan tepi pembuluh darah total. Sebagian besar
penderita hipertensi adalah hipertensi primer (90-95%), sehingga ada yang
berpendapat bahwa semua penderita hipertensi adalah hipertensi primer sebelum
penyebabnya diketahui. Berbeda dengan hipertensi primer, pada hipertensi
sekunder sudah diketahui etiologinya, antara lain disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, obat dan lain-lain. Pada anak - anak 80% penderita hipertensi
disebabkan oleh penyakit ginjal. (Purwanto, 2004). Klasifikasi hipertensi
berdasarkan peningkatan tekanan darah sistol dan diastol. Klasifikasi menurut
The Sevent Report Of The Joint National. Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
menurut JNC VII Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal < 120 <
10

80 Pre - Hipertensi 120 – 139 80 – 89 Hipertensi Stage 1 140 - 159 90 – 99


Hipertensi Stage 2 160 atau < 160 100 atau < 100 Sumber: Kemenkes, RI 2014.

2.2.6 Faktor Resiko Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya hipertensi menurut Irianto, (2014). faktor diduga
berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:
1) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat
dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah
tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan
darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki-
laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi.
4) Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola
hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu
merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam
waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau
berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara
gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
2.2.7 Pengobatan Hipertensi
2.2.7.1Pengobatan Non Farmakologis
11

Pengobatan non farmakologi meliputi, terapi gaya hidup terdiri dari


menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan berat badan berlebih, konsumsi
alkohol berlebih, asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta
meningkatkan konsumsi buah dan sayur.

2.2.7.2 Pengobatan Farmakologis


Hipertensi ringan sampai sedang sering dapat dikendalikan dengan
pengobatan tunggal. Akan tetapi semakin jelas terlihat bahwa banyak pasien
yang memerlukan banyak kombinasi 2 atau lebih dari 3 macam obat untuk bias
mengendalikan tekanan darah. Golongan obat yang digunakan untuk pengobatan
hipertensi adalah (Ayu, 2011) :
1) Diuretik Tiazid Diuretik membantu ginjal membuang air dan garam, yang akan
mengurai tekanan darah dan juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
2) Antagonis Receptor Angiotensin Menurunkan tekanan darah dengan memblok
reseptor angiotensin (AT). Obat ini mempunyai sifat yang sama dengan
inhibitor ACE, akan tetapi tidak menyebabkan batuk, kemungkinan karean
obat – obatan ini tidak mencegah degradasi bradikinin.
3) Antagonis kalsium Obat ini bekerja dengan mempengaruhi sel otot yang
terdapat pada dinding pembuluh darah arteri yang memiliki jalur kalsium,
sehingga kalsium yang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
tidak dapat masuk.

2.3 Konsep Dasar Lanjut Usia (Lansia)


2.3.1 Definisi Lanjut Usia (Lansia)
Lanjut usia (lansia) adalah tahap akhir siklus hidup manusia, pada tahap ini
individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal,
seperti rambut yang mulai memutih, berkurangnya ketajaman panca indera, serta
kemunduran daya tahantubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia
lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran
12

diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua
hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukupbesar untuk dapat
menyikapi secara bijak (Soejono, 2013).

2.3.2 Batasan Lanjut Usia (Lansia)


Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu:
2.3.2.1 Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni kelompok usia46 sampai 59
tahun. Lanjut usia (Elderly) yakni antara usia 60-74 tahun. Usia lanjut tua (Old)
yaitu antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua (Very Old) yaitu usia diatas 90
tahun.
2.3.2.2 Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro
Pengelompokkan lanjut usia sebagai berikut :Usia dewasa muda (Elderly
adulthood) : 18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa penuh (Middle year) atau maturitas
: 25-60 atau 65 tahun. Lanjut usia (Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70 tahun.
Terbagi untuk umur 75-80 tahun (Old) dan lebih dari 80 tahun (Very Old).
2.3.2.3 Menurut WHO, (2013)
Kategori Umur yang termasuk lanjut usia (lansia):
1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2) Lanjut usia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3) Lanjut usia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4) Lanjut usia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia
2.3.2.4 Menurut Depkes RI, (2009 :59)
Kategori Umur yang termasuk lansia:
1) Masa lansia awal = 46-55 tahun.
2) Masa lansia akhir = 56-65 tahun.
3) Masa manula = 65-sampai atas
2.3.2.5 Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh
terjadinya proses degeneratif yang meliputi :
13

1) Sistem persyarafan
Terjadi perubahan lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi dan
mengecilnya syaraf panca indera yang menyebabkan berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, menurunnya sensasi perasa dan penciuman sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan misalnya glukoma dan
sebagainya.

2) Sistem pendengaran
Terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran, terutama terhadap bunyi
suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
Hilangnya kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan proses penuaan dan
hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat disembuhkan seperti
komunikasi yang buruk dengan pemberi perawatan.
3) Sistem penglihatan
Terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar, lensa lebih suram
sehingga menjadi katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
4) Sistem kardiovaskuler
Terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume kehilangan elastisitas pembuluh
darah karena kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri bisa mengakibatkan
tekanan darah menurun yang mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah
meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer.
1. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori cocok
dengan keadaan yang disebut pikun/pelupa. Pelupa merupakan keluhan yang
sering dikemukakan oleh manula, keluhan ini di anggap lumrah dan biasa oleh
lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari peneliti cross sectional dan logitudional
14

didapat bahwa kebanyakan lansia mengalami gangguan memori, serta perubahan


IQ (intelegentia quotient), berkurangnya penampilan dan persepsi.
2. Perubahan-perubahan psikososial
Bila seorang pension (purna tugas) ia akan mengalami kehilangan financial,
status, teman dan pekerjaan. Semakin lanjut usia biasanya mereka menjadi
semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akhirat dan lebih mementingkan
kematian itu sendiri serta kematian dirinya, kondisi seperti ini benar khususnya
bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk, hal ini secara
langsung bertentangan dengan pendapat orang lebih muda, dimana kematian
mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang memikirkan
kematian.
3. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai sikap
mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, dalam hal ini di kenal
apa yang di sebut disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari
masyarakat dan diri pribadinya satu sama lain. Pada lansia yang realistik dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru.
2.3.3 Permasalahan Lanjut Usia
Usia lanjut rentan terhadap berbagai masalah kehidupan. Masalah umum
yang dihadapi oleh lanjut usia (lansia) diantaranya:
1) Masalah ekonomi
Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja, memasuki masa
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan pada
berbagai kebutuhan yang semakin meningkat seperti kebutuhan akan makanan
yang bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, kebutuhan sosial dan
rekreasi. Lanjut usia (lansia) yang memiliki pensiun kondisi ekonominya lebih
baik karena memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Lansia yang tidak
memiliki pensiun, akan membawa kelompok lansia pada kondisi tergantung atau
menjadi tanggungan anggota keluarga (Suardiman, 2011 : 89).
2) Masalah sosial
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial,
baik dengan anggota keluarga atau dengan masyarakat. kurangnya kontak sosial
15

dapat menimbulkan perasaan kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti


mudah menangis, mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu dengan
orang lain sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil (Kuntjoro, 2012:123).
3) Masalah kesehatan
Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya masalah
kesehatan. Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap
penyakit (Suardiman, 2011 : 90).

4) Masalah psikososial
Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan yang
progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik,
depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor
psikososial yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup, kematian sanak
saudara dekat, atau trauma psikis. (Kartinah, 2012 : 100).
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
literature review. Literature review adalah analisis terintegrasi (bukan
hanya ringkasan) tulisan ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan
penelitian. Artinya, literatur menunjukkan korespondensi antara tulisan-
tulisan dan pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Literature review
dapat berupa karya yang berdiri sendiri atau pengantar untuk makalah
penelitian yang lebih besar, tergantung pada jenis kebutuhannya.
Literature review penting karena dapat menjelaskan latar belakang
penelitian tentang suatu topik, menunjukkan mengapa suatu topik penting
untuk diteliti, menemukan. Hubungan antara studi/ide penelitian,
mengidentifikasi tema, konsep, dan peneliti utama pada suatu topik,
identifikasi kesenjangan utama dan membahas pertanyaan penelitian lebih
lanjut berdasarkan studi sebelumnya (University of West Florida, 2020).
Tujuan akhir literature review adalah untuk mendapatkan gambaran yang
berkenaan dengan apa yang sudah pernah dikerjakan orang lain
sebelumnya. Penelusuran pustaka berguna untuk menghindari duplikasi
dari pelaksanaan penelitian dan untuk mengetahui penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya (Suryanarayana & Mistry, 2016; Alahi &
Mukhopadhyay, 2019). Suatu literatur review yang baik haruslah bersifat
relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai (Denney &
Tewksbury, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode


penelitian literature review adalah analisis terintegrasi yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran yang berkenaan dengan apa yang sudah
pernah dikerjakan orang lain sebelumnya dengan literatur bersifat relevan,
mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai.
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review

16
17

Strategi yang digunakan untuk mencari literatur dalam penelitian ini


adalah menggunakan PICOS framework dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Adapun kriterian inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini
sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi dengan PICIOS framework Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (lansia) Penderita Hipertensi Pada Tahun 2021.

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Jurnal Nasional yang berkaitan Bukan jurnal nasional yang berkaitan
dengan topik penelitian Pengaruh dengan topik penelitian Pengaruh
Senam hipertensi terhadap Senam hipertensi terhadap penuruna
penuruna tekana darah pada tekana darah pada lanjut usia (lansia)
lanjut usia (lansia) penderita penderita hipertensi
hipertensi
Intervensi Ada intervensi Senam hipertensi Tidak melakukan intervensi
terhadap penuruna tekana darah
pada lanjut usia (lansia) penderita
hipertensi
Comparison Ada pembanding Hasil Tidak ada pembanding
penelitian menunjukkan rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum
senam hipertensi lansia 151,80
mmHg, diastolik 94,73 mmHg
dan rata-rata tekanan darah
sistolik sesudah senam hipertensi
lansia 137,13 mmHg, diastolik
90,27 mmHg
Outcome Adanya Pengaruh Senam Tidak adanya Pengaruh Senam
hipertensi terhadap penuruna hipertensi terhadap penuruna tekana
tekana darah pada lanjut usia darah pada lanjut usia (lansia)
(lansia) penderita hipertensi penderita hipertensi

Study Design Pre-Eksperimen, Quasi Systemic Review


experimen, Time Series Design,
experimental

Years Tahun Publikasi 2017-2021 Sebelum tahun 2017

Language Bahasa Indonesia, dan Bahasa Selain Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris Inggris

3.3 Sumber Literatur


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah
18

dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Adapun sumber data sekunder


yang didapat berupa artikel jurnal nasional maupun internasional. Dalam
pencarian sumber literatur data sekunder peneliti menggunakan 2 data base
yaitu Google Scoolar dan Portal Garuda dengan menggunakan Keyword
“Senam Hipertensi AND Penurunan Tekanan Darah AND Lanjut Usia
(Lansia)”.

3.4 Seleksi Literatur


Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui 2 database yaitu
Google Scoolar dan Portal Garuda dengan menggunakan Keyword.
“Senam Hipertensi AND Penurunan Tekanan Darah AND Lanjut Usia
(Lansia)”. Peneliti berhasil mendapatkan 50 artikel baik nasional dan
internasional. Kemudian peneliti melakukan screening berdasarkan judul
yang disesuaikan dengan tema dan variabel, sebanyak 30 artikel yang di
eksklusi karena tidak sesuai dengan tema dan tersisa 20 artikel. Kemudian
peneliti menyeleksi berdasarkan abstrack (didalam abstrack tidak
ditemukan hasil atau pembahasan terkait variabel yang diteliti) sebanyak
11 artikel di eksklusi. Peneliti memeriksa kelengkapan 9 artikel secara
full/ lengkap mulai dari judul, abstrak, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan dan daftar pustaka didapatkan sebanyak 6 artikel yang bisa
dipergunakan dan memenuhi kelengkapan tersebut. Sedangkan 3 artikel
sisanya tidak memenuhi. Seleksi literatur ditampilkan dalam diagram flow
berikut

Identifikasi Pencarian Melalui 2 database: Google


IDENTIFIKASI 3.5Garuda (n=50)
Scoolar, Portal
3.6

SCREENING Screening identifikasi Dikeluarkan tidak


judul (n=20) sesuai judul (n=30)
19

KELAYAKAN Artikel Full Text Artikel Eksklusi


(n=9) (n=11)

INKLUSI Artikel sesuai kriteria Literatur eksklusi


Inklusi (n=6) (n=3)

Bagan 3.1 Bagan Seleksi Literature Review Pengaruh Senam Hipertensi


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi Tahun 2021.

3.5 Tahapan Pengumpulan Data


Tahapan dan prosedur pengumpulan data dalam penelitian Literatur
ini meliputi beberapa tahap sebagai berikut.
1) Proses penyusun Proposal
Dalam memulai penelitian ini peneliti terlebih dahulu menyusun latar belakang
dan menentukan tujuan yang sesuai dengan topik penelitian yaitu Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Penuruna Tekanan Darah Pada Lanjut Usia
(Lansia) Penderita Hipertensi.
2) Menentukan pertanyaaan penelitian
Peneliti menentukan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu apakah ada
Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penuruna Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (Lansia) Penderita Hipertensi?
3) Mencari literature
Pencarian literatur dalam penelitian ini menggunakan 2 database yaitu Google
Scoolar dan Portal Garuda dengan menggunakan Keyword “Senam Hipertensi
AND Penurunan Tekanan Darah AND Lanjut Usia (Lansia)”.
4) Seleksi literatur sesuai kriteria.
Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai denga topik, peneliti
menentukan kriteria kelayakan artikel adengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS framework yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan
eksklusi.
5) Seleksi literatur yang berkualitas.
20

Setelah artikel penelitian ditemukan dan sesuai dengan kriteria inklusi, maka
selanjutnya peneliti melakukan seleksi studi dengan membaca lengkap
keseluruhan isi artikel mulai dari judul, absctrak, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan dan daftar pustaka, apabila ditemukan artikel yang tidak lengkap
akan dibuang.
6) Melakukan ekstraksi data.
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur, langkah
selanjutnya peneliti akan membaca dan menganalisa artikel satu persatu dan
melakukan ekstraksi (mengambil data hasil penelitian dari setiap artikel) data
sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian

7) Melakukan sintesis hasil dengan metode naratif.


Setelah dilalakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian tentang efektifitas atau pengaruh seberapa efektifnya tindakan yang
dilakukan, kemudian peneliti melakukan pembahasan tentang hasil penelitian
yang didapatkan serta melakukan sintesis atau menuangkan ide, gagasan
berupa data-data informasi baru yang sebelumnya belum pernah di tulis oleh
orang lain dalam bentuk naratif.
3.6 Metode Analisis
Metode analisis literatur dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil-hasil
penelitian yang didapatkan dari artikel yang dijadikan sebagai sumber literatur
(Nursalam, dkk, 2020).
21

BAB 4
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL ANALISIS


4.1.1 Karakteristik Literatur
Artikel penelitian yang berhasil didapatkan dalam penelitian ini
berasal dari negara Indonesia sebanyak 6 artikel. Dari 6 artikel semua
artikel menggunakan intervensi. Untuk desain penelitian sebanyak 2
artikel yang di dapat menggunakan desain penelitian pra-eksperimen, 1
artikel dengan desain penelitian ekperimental, 2 artikel dengan desain
penelitian Quasi experimen, dan 1 artikel desain penelitian Time Series
Design. Tahun publikasi artikel digunakan berdasar kriteria inkulusi yaitu
yang di publikasi pada tahun 2017 berjumlah 1 artikel, pada tahun 2018
berjumlah 1 artikel, pada tahu 2019 berjumlah 2 artikel, dan pada tahun
2020 berjumlah 2 artikel.
4.1.2 Karakteristik Responden
Responden penelitian dalam 6 artikel penelitian yang digunakan
pasien yang berkunjung atau berobat di pukesmas. Jumlah responden
penelitian dalam artikel bervariasi jumlah responden terbanyak yaitu 151
responden dan paling sedikit berjumlah 20 responden. Rata - rata usia
responden yaitu usai 55 – 69 tahun, dengan pendidikan yang dominan
22

SMP dan pekerjaan sebagai pensiunan PNS,Petani dan Ibu Rumah


Tanggga.

4.1.3 Analisis Studi Literatur


Sebanyak 6 artikel yang didapatkan berdasarkan analisis literatur dan
selanjutnya akan dibuatkan rangkuman hasil literatur. Berikut hasil rangkuman
literatur yang di sajikan:

Tabel 4.1 Rangkuman Analisis Literatur Review


Nama
Tempat Design Responden
No Peneliti dan Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
Tahun

Hasil uji paired sampel t-test


Di wilayah pra- Jumlah
1 Ni Putu didapatkan þ= 0,000 < α=0,05
kerja eksperi sampel
Sumartini, sehingga H0 ditolak H1 diterima.
Puskesmas men 30 orang Kesimpulan pada penelitian ini
( 2019 )
Cakranegara yang adalah ada pengaruh yang
Kelurahan diambil signifikan senam hipertensi lansia
Turida dengan terhadap tekanan darah lansia
teknik dengan hipertensi di wilayah kerja
Purposiv Puskesmas Cakranegara Kelurahan
e Turida Tahun 2019.
Sampling
Hasil dari penelitian ini adalah
Di Panti Pre- Didapatk
2 Totok tekanan darah sebelum pemberian
Wredha experi an hasil
Hernawan intervensi sebagian besar adalah
Darma ment jumlah prehypertension (39%), tekanan
( 2017 )
Bhakti pendudu darah setelah pemberian intervensi
Kelurahan k lansia senam hipertensi sebagian besar
Pajang yang adalah normal (56%), danterdapat
Surakarta. tinggal di pengaruh senam hipertensi
panti terhadap tekanan darah lansia di
tersebut Panti Wredha Dharma Bhakti
ada 78 Pajang Surakarta (p-value = 0,001).
lansia.
23

Hasil penelitian menunjukkan


Di wilayah kerja Time Dimana
3 Sri Muharni bahwa tekanan darah mulai turun
Puskemas Sei Series Teknik
( 2019 ) signifikan pada minggu ke-4,
Pancur Design sampling dengan nilai p = 0,00 untuk tekanan
yang darah sistole dan 0,00 untuk
digunaka tekanan darah diastol.
n adalah
Purposiv
e
Sampling
dengan
jumlah
sampel
50
responde
n
Nilail dari uji Wilocoxon Signedr
Lokasi Quasi Dengan
4 Refor Arniati Rank Test pretest dan posttest
penelitian experi jumlah
Baeha didapatkan hasil dari tekanan darah
ini ment sampel diastole yaitu nilai Z sebesar 3.961
( 2020)
dilakukan di 20 orang, dengan p-value sebesar 0,000. Dari
UPT instrume nilai uji p-value lebih kecil dari 0,05
Puskesmas n (0,000<0,05).
Helvetia Jl. penelitia
Matahari nnya
Raya No. yaitu
47, Helvetia dengan
Tengah , melakuka
Kec. Medan Jenis n
Helvetia, peneliti wawanca
5 Kota an ini ra
Lutfiasih
Medan, ialah langsung Hasil penelitian memperlihatkan
Rahmawati
Sumatra ekperi kepada terdapat perbedaan bermakna
( 2018 )
Utara. mental pasien. antara tekanan darah sistolik
awal dan akhir pada latihan 2
kali/minggu (p = 0,003 <α
=0,001); antara tekanan darah
diastolik awal dan akhir pada
Di desa glagahwero Sampel latihan 2 kali/minggu (p = 0,002
kecamatan panti penelitia <α =0,001).
kabupaten jember n
berjumla
h 22
orang
lansia
yang
diperoleh
melalui
purposiv
e
sampling.
Senam
24

Prolanis
dilakuka
n selama
4 minggu
6 Fatsiwi Nunik Di Balai Penyantunan Hasil analisis menunjukkan
Quasi Jumlah
Andari dan Perawatan Lanjut bahwa terdapat perbedaan rata-
experiment sampel
( 2020) Usia rata tekanan darah sistolik
dalam sebelum dan setelah dilakukan
penelitia senam ergonomis yaitu 14,00 dan
n ini tekanan darah diastolik sebelum
sebanyak dan setelah dilakukan senam
30 orang ergonomis yaitu 8,00. Hasil uji
responde bivariat didapatkan p-value 0,00.
n lansia Simpulan, terdapat pengaruh
dengan intervensi senam ergonomis
hipertens terhadap penurunan tekanan
i. Sampel darah lansia dengan hipertensi di
yang Balai Penyantunan dan
diambil Perawatan Lanjut Usia.
menggun
akan
tehnik
purposiv
e
sampling.

4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dengan menggunakan literatur review dari 6 artikel
penelitian yang terdahulu yang berhasil didapatkan dan di analisis oleh peneliti,
maka peneliti menemukan adanya Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia.
4.2.2 Pengaruh Senam Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian Sumartini, (2019) didapatkan sebanyak yaitu
sebanyak 85 jiwa. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia hipertensi dengan
usia 55-64 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan
Turida yang memenuhi kriteria inklusi. Tehnik sampling adalah purposive
sampling dan besar sampel adalah 30 orang. Responden 25 orang (83,33%), dan
berdasarkan riwayat penyakit, sebanyak 20 orang (66,67%) menderita hipertensi,
6 orang (20%) mengalami hipertensi dan artritis dan sisanya sebanyak 4 orang
(13,33%) mengalami hipertensi dan konstipasi. Distribusi frekuensi kategori
tekanan darah responden menunjukkan pada pretest sebagian besar responden
25

mengalami stage 1 hypertension sebanyak 17 responden (61%) dan sisanya stage


2 hypertension sebanyak 11 responden (39%). Selanjutnya distribusi frekuensi
tekanan darah responden pada post test menunjukkan sebagian besar adalah
prehypertension sebanyak 13 responden (46%), stage 1 hypertension sebanyak 8
responden (29%), normal sebanyak 5 responden (18%) dan stage 2 hypertension
sebanyak 2 responden (7%). Tekanan darah responden sebelum pemberian
intervensi sebagian besar adalah prehypertension (39%). Tekanan darah
responden setelah pemberian intervensi senam hipertensi sebagian besar adalah
prehypertension (46%). Terdapat pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan
darah lansia. Pada bukti fisik menunjukan senam hipertensi mampu menurunkan
tekan darah sesudah dilakukan senam pada responden dengan kriteria Hipertensi
Stage I sebanyak 22 orang (44%), sementara itu responden dengan kriteria Tinggi
sebanyak 8 orang (16%), dan kriteria Normal sebanyak 20 orang (40 %).
Berdasarkan penelitian Hernawan, (2017) Hasil dari senam hipertensi
adalah tekanan darah sebelum pemberian intervensi sebagian besar adalah
prehypertension (39%), tekanan darah setelah pemberian intervensi senam
hipertensi sebagian besar adalah normal (56%), danterdapat pengaruh senam
hipertensi terhadap tekanan darah lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Pajang
Surakarta (p-value = 0,001). Distribusi frekuensi kategori tekanan darah
responden menunjukkan pada pretest sebagian besar responden mengalami stage 1
hypertension sebanyak 17 responden (61%) dan sisanya stage 2 hypertension
sebanyak 11 responden (39%). Selanjutnya distribusi frekuensi tekanan darah
responden pada post test menunjukkan sebagian besar adalah prehypertension
sebanyak 13 responden (46%), stage 1 hypertension sebanyak 8 responden (29%),
normal sebanyak 5 responden (18%) dan stage 2 hypertension sebanyak 2
responden (7%). Didukung dari hasil penelitian Muharni, (2019) menunjukan
rata-rata kriteria tekanan darah sebelum dilakukan senam ergonomik pada
responden dengan kategori Hipertensi Stage II sebanyak 30 orang (60 %),
sementara itu responden dengan kategori Hipertensi Stage I sebanyak 11 orang
(30%), dan kriteria Tinggi sebanyak 5 orang (10 %). Sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Nababan, (2020) penelitian mengenai Pengaruh Senam
Jantung Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di
26

UPT Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2020 dengan 20 responden sebagai


sampel. Frekuensi responden dari jenis kelamin menyatakan bahwa lebih
menunjukan banyaknya responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah
responden 18 (90%). Sedangkan usia responden penderita hipertensi di wilayah
UPT Puskesmas Helvetia Medan didapatkan hasil lebih banyak dari usia 62-72
tahun sebanyak 11 lansia (55%). Didukung dari hasil penelitian Rahmawati,
(2018) Penelitian dilakukan terhadap 22 orang pasien hipertensi di Desa
Glagahwero yang mengikuti senam Prolanis yang dialkukan latihan 2
kali/minggu. Perlakuan berupa senam Prolanis selama 60 menit. Responden
didominasi oleh jenis kelamin perempuan (77,3%) (Tabel 1). Umur respon-den
berkisar 45-80 tahun terbanyak pada kisaran 45 – 50 tahun (54,5%).
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Senam atau berolah raga kebutuhan
oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga
terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan isi sekuncup
bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat
pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun
sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan
darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus,
maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah
akan lebih elastis. Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga
adalah karena olahraga dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah. Sehingga
dengan melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun (Mahardani, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Senam hipertensi merupakan olahraga yang
ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan usia lanjut untuk mengurangi berat
badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi hipertensi) yang dilakukan
selama 30 menit dan dilakukan seminggu minimal 2x (Sherwood, 2005 dalam
Totok dan Rosyid, 2017). Tujuan lain adalah untuk meningkatkan aliran darah
dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terdapat
otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Setelah beristirahat
pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun
27

sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan
darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan secara terus
menerus, maka pembuluh darah akan lebih elastis dan penurunan tekanan darah
akan berlangsung lebih lama. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah,
tekanan darah akan menurun setelah melakukan aktifitas olahraga (Totok dan
Rosyid, FN, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian terkait degan teori terdapat kesamaan
dibuktikan dengan hasil penelitian adanya perubahan tekanan darah sebelum dan
sesusah melakukan senam hipertensi. Hal ini dapat dibuktikan setelah melakukan
senam hipertensi lansia, tekanan darah lansia hipertensi mengalami penurunan
dibandingkan sebelum melakukan senam hipertensi lansia. Senam hipertensi
lansia adalah olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan
jantung, gerakan otot besar, dan kelenturan sendi, serta memasukkan oksigen
sebanyak mungkin. Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan untuk
mengatasi stress keuntungan lain dari senam jantung yang teratur adalah
menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya frekuensi saat
istirahat dan menurunnya resistensi insulin. Petugas kesehatan memberikan
pengobatan farmologi dan non farmakologi, pengobatan non farmakologi seperti
melakukan senam hipertensi dapat membantu kekuatan pompa jantung bertambah
karena otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat sehingga otot
jantung pada individu tersebut berkontaksi lebih sedikit dari pada otot jantung
individu yang jarang berolahraga, karena olahraga dapat menyebabkan penurunan
denyut jantung dan olahraga juga akan menurunkan cardiac output, yang akhirnya
dapat menurunkan tenanan darah. Menunjukkan terjadinya perbaikan tekanan
darah pada lansia namun tidak mencapai taraf signifikansi yang diinginkan. Tidak
tercapinya perbaikan tekanan darah yang diinginkan disebabkan adanya faktor
perancu yang berhubungan dengan tekanan darah lansia antara lain pola makan,
stress, aktivitas fisik, genetik serta farmakologi dalam penelitian yang tidak dapat
dikendalikan. Ketika melakukan senam hipertensi yang harus di perhatikan berupa
gerakan senam khusus penderita hipertensi yang dilakukan selama 30 menit
dengan tahapan 5 menit latihan pemanasan, 20 menit gerakan peralihan dan 5
menit gerakan pendinginan dengan prekuensi 4 kali dalam 2 minggu. Senam ini
28

bertujuan untuk melestarikan peredaran darah dan meregangkan otot kaku pada
lansia hipertensi.
4.2.3 Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Berdasarkan hasil penelitian Hernawan, (2017) frekuensi kategori tekanan
darah responden menunjukkan pada pretest sebagian besar responden mengalami
stage 1 hypertension sebanyak 17 responden (61%) dan sisanya stage 2
hypertension sebanyak 11 responden (39%). Selanjutnya distribusi frekuensi
tekanan darah responden pada post test menunjukkan sebagian besar adalah
prehypertension sebanyak 13 responden (46%), stage 1 hypertension sebanyak 8
responden (29%), normal sebanyak 5 responden (18%) dan stage 2 hypertension
sebanyak 2 responden (7%). Didukung hasil penelitian Sumartini, (2019)
sebanyak 20 orang (66,67%) menderita hipertensi, 6 orang (20%) mengalami
hipertensi dan artritis dan sisanya sebanyak 4 orang (13,33%) mengalami
hipertensi dan konstipasi.
Berdasarkan penelitian Sumartini diketahui bahwa rata-rata tekanan darah
lansia sesudah melakukan senam hipertensi lansia selama peneliian berlangsung
yaitu tekanan darah sistolik 131,13 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik
yaitu 90,27 mmHg.. Setelah dilakukannya senam hipertensi lansia, rata-rata
tekanan darah responden mengalami penurunan dan termasuk dalam kategori pre
hipertensi yaitu tekanan darah sistolik 120 – 139 mmHg dan tekanan darah
diastolik 80-89 mmHg . Selain itu, sebagian besar responden mengatakan
tubuhnya menjadi lebih segar, bugar dan sehat . Sejalan dengan hasil penelitian
Hernawan, (2017) Nilai tendensi statistik tekanan darah responden pada awal
pengukuran (pre test) diperoleh rata-rata tekanan darah sistol sebesar 151,43,
mmHg, tekanan terendah 140 mmHg, tertinggi 180 mmHg, median 150 mmHg
dan standar deviasi 11,46 mmHg. Selanjutnya rata-rata pre test tekanan darah
diastole sebesar 95,36 mmHg, tekanan terendah 80 mmHg, tertinggi 110 mmHg,
median 95 mmHg dan standar deviasi 8,81 mmHg. Selanjutnya pre test tekanan
darah diastole sebesar 82,14 mmHg, tekanan terendah 70 mmHg, tertinggi 100
mmHg, median 80 mmHg dan standar deviasi 8,33 mmHg.
Berdasarkan hasil penelitian Rosyid,(2017) Distribusi frekuensi kategori
tekanan darah responden menunjukkan pada pretest sebagian besar responden
29

mengalami stage 1 hypertension sebanyak 17 responden (61%) dan sisanya stage


2 hypertension sebanyak 11 responden (39%). Selanjutnya distribusi frekuensi
tekanan darah responden pada post test menunjukkan sebagian besar adalah
prehypertension sebanyak 13 responden (46%), stage 1 hypertension sebanyak 8
responden (29%), normal sebanyak 5 responden (18%) dan stage 2 hypertension
sebanyak 2 responden (7%). Didukung dengan hasil penelitian Muharni, (2019)
berdasarkan kriteria tekanan darah sesudah dilakukan senam pada responden
dengan kriteria Hipertensi Stage I sebanyak 22 orang (44%), sementara itu
responden dengan kriteria Tinggi sebanyak 8 orang (16%), dan kriteria Normal
sebanyak 20 orang (40 %).
Tekanan darah yang tinggi dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan
pembuluh darah di seluruh tubuh. Hipertensi atau yang sering dikenal dengan
tekanan darah tinggi ialah suatu keadaan yang dimana terjadi tekanan pada
pembuluh darah yang meningkat secara bertahap. Tekanan darah tinggi juga suatu
masalah yang terjadi pada pembuluh darah dan dapat mengakibatkan
terganggunya suplai oksigen. Akibatnya tekanan darah diarteri bekerja lebih keras
sehingga jantung juga semakin memaksa bekerja memenuhi kebutuhan tersebut.
Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada lansia ialah usia,
jenis kelamin, genetic, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi garam dan stress
(Nababan, 2020). Menurut peneliti Rahmawati, (2018) Hipertensi merupakan
gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan
organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah penyakit ginjal
kronis, jantung, otak, penyakit arteri perifer, dan retinopati.
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan teori terdapat kesamaan
dibuktikan dengan hasil tekanan darah lansia hipertensi mengalami penurunan
dibandingkan sebelum melakukan senam hipertensi. Senam hipertensi merupakan
olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan usia lanjut untuk
mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi
hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan seminggu minimal 2x.
Jika melakukan olahraga secara rutin dan secara terus menerus, maka pembuluh
30

darah akan lebih elastis dan penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih
lama. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah, tekanan darah akan menurun
setelah melakukan aktifitas olahraga. Sehingga rutin melakukan aktifitas fisik dan
tidak memaksa melakukan gerakan senam yang membahayakan kesehan tubuh
lansia.
4.2.4 Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia.
Berdasarkan penelitian Sumartini, (2019) Berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan ρ=0,000.Tehnik sampling adalah purposive sampling dan besar
sampel adalah 30 orang. Kriteria inklusi adalah : (1) bersedia menjadi responden,
(2) kelompok umur usia lanjut (55-64 tahun), (3) klien dengan hipertensi primer,
(4) tidak terdapat penyakit penyerta atau komplikasi lain, dan (5) tidak cacat fisik.
perhitungan dengan uji Paired Sampel T-Test pada sistem komputerisasi SPSS
16.0, untuk pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia
hipertensi dengan analisis statistik pada α = 0,05 diperoleh p = 0,000 < α = 0,05
yang berarti hipotesa nol (H0) ditolak atau hipotesa kerja (H1) diterima, yang
artinya ada pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida tahun 2019.
Disimpulkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dilakukan senam
hipertensi lansia yaitu 151,80 mmHg, rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 94,73
mmHg. Sebagian besar responden masuk dalam klasifikasi hipertensi stadium 1
sebanyak 23 orang. Rata-rata tekanan darah sistolik sesudah dilakukan senam
hipertensi lansia yaitu 137,13 mmHg, rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 90,27
mmHg. Yang terbanyak rmasuk dalam klasifikasi pre hipertensi sebanyak 22
orang. Berdasarkan hasil uji menggunakan paired sampel t test diperoleh p=0,000.
Berdasarkan hasil penelitian Hernawan, (2017) berdasarkan Hasil uji
Wilcoxon Signed Rank Test pre test dan post test tekanan darah sistol diperoleh
nilai Z hitung sebesar 4,370 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001.
Nilai signifikansi uji (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga
diputuskan H0 ditolak yang bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata tekanan darah sistol pre test dan post test. Hasil uji Wilcoxon Signed
Rank Test pre test dan post test tekanan darah diastole diperoleh nilai Z hitung
31

sebesar 4,311 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001. Nilai signifikansi
uji (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga diputuskan H0 ditolak
yang bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah
diastole pre test dan post test.

Hasil penelitian Muharni, (2019) Hasil uji statistik didapatkan antara


tekanan diastol awal sampai dengan minggu ketiga memiliki nilai p-Value
< 0.05 yaitu 0,00 yang berarti menunjukan pengaruh antara tekanan diastol
sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomik. Sejalan dengan hasil
penelitian Nababan, (2020) Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan
ρ=0,000 (<α=0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
senam jantung terhadap tekanan darah lansia hipertensi. Didukung dari
penelitian Rahmawati, (2018) Hasil uji statistik pada kedua kelompok
latihan yaitu kelompok latihan 2 kali/minggu rerata tekanan darah sistolik
awal dan akhir serta tekanan darah diastolik awal dan akhir maka perlu
dilakukan pengujian kenormalan data dengan hasil uji tidak menyebar
normal (Sig <0,05); oleh sebab itu dilakukan uji perbedaan yaitu uji
Wilcoxon signed. Terdapat perbedaan bermakna antara tekanan darah
sistolik awal dan akhir latihan (p = 0,003 < α = 0,001) dan terdapat
perbedaan bermakna antara tekanan darah diastolik awal dan akhir latihan
(p = 0,002 <α = 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik antara sebelum dan sesudah
latihan.

Senam hipertensi lansia adalah olahraga yang disusun dengan selalu


mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar, dan kelenturan
sendi, serta memasukkan oksigen sebanyak mungkin. Selain
meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan untuk mengatasi stress
keuntungan lain dari senam jantung yang teratur adalah menurunnya
tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya frekuensi saat
istirahat dan menurunnya resistensi insulin ( Liza, 2015). Menurut peneliti
Rizki M, (2016) juga menunjukkan bahwa olahraga senam hipertensi
lansia dengan tekanan darah khususnya pada lansia cukup efektif dalam
menurunkan tekanan darah yang dilakukan 6 kali berturut-turut. Senam
32

dilakukan 3 hari selama 3 minggu dengan hasil rata-rata penurunan


tekanan darah sistolik adalah 11,26 mmHg dan rata-rata penurunan
tekanan darah diastolik adalah 18,48 mmHg. Hubungan senam hipertensi
terhadap pengendalian tekanan darah lansia sebagaimana disimpulkan
dalam penelitian Wahyuni (2015). Senam hipertensi merupakan olah raga
yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan
pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terhadap otot jantung. Mahardani (2010) mengatakan dengan senam atau
berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses
pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut jantung,
sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan demikian
tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan
berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu,
sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelum
senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus, maka
penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh
darah akan lebih elastis. Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah
berolah raga adalah karena olahraga dapat merilekskan pembuluh-
pembuluh darah. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah tekanan
darah akan turun.

Berdasarkan fakta dan hasil penelitian terkait dengan hasil teori


didapatkan adanya kesamaan pengaruh senam hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Hipertensi yang
menetap akan merusak pembuluh darah ginjal, jantung, dan otak serta
menyebabkan peningkatan gagal ginjal, penyakit koronaria, gagal jantung,
stroke, dan demensia. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian
yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada penurunan
kualitas hidup. Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam
otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung.
Sedangkan kemampuan gerak atau mobilitas lansia terbatas tidak sesuai
kalau gerakan senam yang dilakukan adalah senam lansia secara umum
33

perlu gerakan gerakan senam yang disesuaikan dengan kemampuan gerak


lansia yaitu pada senam hipertensi. Jika melakukan olahraga secara rutin
dan terus menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih
lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisnme penurunan
tekanan darah setelah berolah raga adalah karena olahraga dapat
merilekskan pembuluh-pembuluh darah. Jika dilakukan secara teratur akan
memberikan dampak yang baik bagi lansia terhadap tekanan darahnya

4.3 Keterbatasan Study Literatur


Selama proses pengumpulan data dan perangkuman literatur terdapat
beberapa kertebatasan yang di alami oleh peneliti, adapun keterbatasan tersebut
sebagai berikut:
4.3.2.1Proses pencarian literatur masih belum maksimal, karena keterbatasan
dalam menentukan dan memilih kata kunci yang tepat, sehingga artikel yang
sesuai dengan tema tidak banyak yang muncul.
4.3.2.2Peneliti masih dalam ruang lingkup 2 variabel yaitu pengaruh senam
hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi dan belum menggali lebih dalam faktor yang mempengaruhi
senam hipertensi sehingga terjadinya penurunan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi.
34

BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang di lakukan dengan metode literatur review
tentang Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Lansia Penderita Hipertensi di dapat hasil jurnal terkait bahwa dominan pengaruh
senam hipertensi dan penurunan tekanan darah pada lansia serta dari semuan
jurnal peneliti yang di ambil yang ada menunjukan adanya Pengaruh Senam
Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi.

5.2 Conflict of Interest


Dalam proses penyusunan dan pelaksanaan peneliti dengan metode literatur
review ini, semua dilakukan untunk kepentingan pendidikan sebagai syarat
menyelesaikan pendidikan.
35
DAFTAR PUSTAKA

Santo, S., & Bandung, B. (2021). Pencegahan Hipertensi Pada Usia Lansia :
Literature Review. Halaman , 53–65.

Triyanto & Endang, (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi.


Graha Ilmu Yogyakarta.

Tulak & Umar, (2017). Perawatan Untuk Tekanan Darah Pada lasia penderita
Hipertensi. Jurnal Stikes Yarsi. Vol 1 Lombok Barat

Rizki, M, (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Aktivitas Fisik dengan


Fungsi Kognitif pada Lansia di Kelurahan Darat.

Fatimah, (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan Gerontik. Jakarta : TIM.

Handriani, H, (2012). Pencegahan Hipertensi. Jakarta: Selemba Medika

Wahyuni, S., (2015). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah


ansia di Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri,
Skripsi, Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta, Surakarta.

Wahyuni, S., (2015). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah


ansia di Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri.
Skripsi: Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta. Surakarta ISSN
(Print) ISSN (Online): 2087-5053

Riskesdas, ( 2013). Konsep Hipertensi .Halaman 11 - 33

Ari, A., Lolita, L., & Fauzia, F. (2017). Pengukuran Kualitas Hidup Pasien
Hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Menggunakan
European Quality of Life 5 Dimensions (Eq5d) Questionnaire dan
Visual. http://jiis.akfarisfibjm.ac.id/index.php?journal=JIIS&page=article

Misbakhul Anwaril & Rita Vidyawati, (2019). Pengaruh Senam Hipertensi


lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Wilayah
Kerja Pukesmas Carka Negara Kelurahan Turida. Halaman 47-55.

Pajang, (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Wreda Darma
Bhakti Kelurahan Pajang Sukarta. Halaman 26-31. blood pressure;
elderly; hypertension.

Dinas Kesehatan Palangka Raya, (2019). penderita hipertensi di Kota Palangka


Raya. Halama 103-113. Jumlah 18000 Kota; P.; & Raya; P. (n.d.). No Tit
Soejono, (2013). Konsep lanjut usia, Graha Ilmu, Yogyakarta

36
37

Triadina Nambanan, (2020). Pengaruh Senam Jantung Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di UPT Pukesmas
Helvetia Medan 2020.

Susianti, (2016).Konsep hipertensi , Jakarta

Sri muharni, (2019). Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Dengan
Senam Ergonomik. EGC, Jakarta

Wahyuni, S., (2015). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah


lansia di Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri,
Skripsi, Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta, Surakarta.

Maryam, Siti. Ekasari, (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya .


Jakarta : Salemba Medika.
38

Lampiran 1: Artikel Penelitian Pengaruh Senam Hipertensi Lansia


Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Pukesmas CakraNegara Kelurahan Turida
Tahun 2019
Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)
(poltekkes-mataram.ac.id)
39

Lampiran 2: Artikel Penelitian Pengaruh Senam Hipertensi Lansia


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan
Hipertensi Di Panti Wreda Darma Bhakti Kelurahan Panjang
SENAM HIPERTENSI /JURNAL KESEHATAN .pdf
40

Lampiran 3: Artikel Penelitian Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia


Hipertensi Dengan Senam Ergonomik
Penurunanan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi dengan Senam
Ergonomik | Muharni | Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan (lldikti10.id)
41

Lampiran 4: Artikel Penelitian Pengaruh Senam Jantung Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi
Di UPT Pukesmas Helvetia Medan 2020
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda (uimedan.ac.id)
42

Lampiran 5 : Artikel Penelitian Pengaruh Senam Prolanis Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa
Glagahwero Kecematan Panti Kabupaten Jember
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/view/1541
43

Lampiran 6 : Artikel Penelitian Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia


Dengan Senam Erogomis
Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Senam Ergonomis |
Journal of Telenursing (JOTING) (ipm2kpe.or.id)
44

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi


YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI UJIAN AKHIR PROGRAM


MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 KERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

NAMA : FRANSISKO

NIM : 2017.C.09a.0841

PEMBIMBING : 1. SURYAGUSTINA, Ners., M.Kep

2. PRINAWATIE, S.Kep., M.Kep

JUDUL : PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
LANSIA PENDERITA HIPERTENSI
45

KEGIATAN BIMBINGAN PROPOSAL


Pembimbing I : Suryagustina, Ners., M.Kep
Catatan Pembimbing Tanda Tangan
No Hari/Tgl/Waktu
Pembimbing Mahasiswa
1. Jumat, 19 maret 1. Membahas topik dan
2021, jam 16: 10 masalah yang di angkat
menjadi judul
penelitian
2. Membahas penyusunan
bab 1 sampai rumusan
masalah dan manfaaat Suryagustina, Fransisko
penulisan Ners., M.Kep
2. Minggu, 21 1. Perbaiki penulisan
maret 2021 sampul depan , atur
spasi judul
2. Perbaiki penulisan
bab 1
3. Perjelas di alinea 1
dan pisahkan data
justifikasi
4. Justifikasi dari
internasional ,nasion
al,regional atau
persentasi hasil Suryagustina,
penelitian terdahulu Fransisko
Ners., M.Kep
5. Tambahkan 1 pragraf
ringkasan dari latar
belakang baru
rumusan
masalah,tambah kata
bagai mana
6. Biasa seperti ini
judul,tapi pastikan
lagi penderita atau
pasien
3. Jumat , 09 April 1. Jika untuk penelitian
2021 literatur review harus
gunakan hasil
penelitian
menggunakan data
primer
2. Jurnal tidak lengkap
Suryagustina, Fransisko
Ners., M.Kep

4. Rabu ,14 April 1. perbaiki judul yang


46

2021 sesuai dengan jurnal


2. jurnal yang di
lampirkan tidak
sesuai cari artikel
yang relevan dan
sesuai antara judul
dan artikel
3. untuk uran kertas Suryagustina, Fransisko
A4,atas 3 cm,kiri 4 Ners., M.Kep
cm,kanan 3 cm,dan
bawah 3 cm
4. pengantian judul

Selasa, 20 April 1. Di lembar pengesahan


2021 penulisan nama ketuua
prodi spasinya di
perbaiki.
2. Nama ketua penguji di
tambah di kata
pengantar.
3. Perbaikan alinea 1
kurang kelihatan
penomena masalahnya
4. Perbaikan Alinea tiga
perjalan penyakitnya
tidak jelas .efek positif
dan dampak negatif
tidak kelihatan . Suryagustina, Fransisko
5. Perbaikan Alinea Ners., M.Kep
kempat karena peran
perawat dan solusi
masih kurang kelihatan.
6. Di bab 2 di pembatasan
lansia di gunakan data
merut who bukan
menggunakan data
menurut depkes.
7. Perbaiakan di bab 3
perbaiakan
tabel,menabahkan kata
and,di perjelas bagai
mana cara
mendapatkan skrining
jurnnal,diagram di ganti
dengan bagan.
47

6 Minggu,25 April 1. Perbaiakan Penulisan


2021 2. Menambah penomena
masalahnya
3. Perbaiakan di alinea ke
3 di dampak negatifnya
di tambah.
4. Perbaikan daftar
pustaka.
Suryagustina, Fransisko
Ners., M.Kep
7 Kamis, 29 April 1.konsultasi jam 12: 16
2021 2.perbaiakan penambahan
introduksi senam
hipertensi
3. Acc

Suryagustina, Fransisko
Ners., M.Kep
Pembimbing II :Prinawatie, S.Kep., M.Kep
Catatan Pembimbing Tanda Tangan
No Hari/Tgl/Waktu
Pembimbing Mahasiswa
1. Jumat, 19 maret 1. Membahas tentang topik
2021, jam 16: 10 yang menjadi judul dari
pembimbing
2. Membahas menyusun
bab 1 sampai rumusan
masalah dan manfaaat
penulisan

Prinawatie, S.Kep., Fransisko


M.Kep

2 Selasa, 23 maret 1. Perbaiki penulisan


2021 sampul depan, atur spasi
judul
2. Perbaiki penulisan bab 1,
penulisan sitasi

Prinawatie, S.Kep., Fransisko


M.Kep

3 Rabu , 03 maret 5.2.1.1 Perbaiki ejaan , tanda


2021 baca pada bab 2
5.2.1.2 Sitasi buku 10 tahun
jurnal 5 tahun pada bab 2
5.2.1.3 Perbaiki penulisan
tabel , spasi pada bab 3
5.2.1.4 Perbaikan daftar
pustaka Prinawatie, S.Kep., Fransisko
M.Kep

4 Kamis ,15 april 1. Konfimasi pergantian


2021 judul
2. Masukan – masukan dari
ibu prina untuk
mendukung judul yang
baru.
3. Melengkapi jurnal
Prinawatie, S.Kep., Fransisko
M.Kep
5 Rabu, 28 april 2021 3. Perbaikan cover
4. Perbaiakan penulisan
nama gelar
5. Perbaikan kalimat di
perkembangan IPTEK
6. Cari redaksi macam –
macam senam hipertensi
7. Perbaikan metode analisis Fransisko
Prinawatie, S.Kep.,
cari sitasi dari mana.
M.Kep

6 Jumat, 30 april 2021 1. Persiapan ujian proposal


2. Susun ppt
3. Acc

Prinawatie, S.Kep., Fransisko


M.Kep

Anda mungkin juga menyukai