(LITERATUR REVIEW)
Oleh:
FRANSISKO
(NIM:2017.C.09a.0841)
i
SKRIPSI
Oleh:
FRANSISKO
(NIM:2017.C.09a.0841)
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fransisko
Tempat, Tanggal Lahir : Tumbang Paku 13 Mei 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Garuda Induk,Wisma Dorina no.115
No. Hp : 0813-5426-8295
E-mail : fransiskoplk@gmail.com
i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS BEBAS PLAGIASI
FRANSISKO
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui untuk diuji dan disetujui oleh tim penguji
Tanggal 29 Juni 2021
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Nama : Fransisko
NIM : 2017.C.09a.0841
PANITIA PENGUJI:
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Serjana Keperawatan
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Pada Tanggal, Juni 2021
PANITIA PENGUJI
Mengetahui,
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulias panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulisan Karya Tulia Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar S.Kep. pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Palangka Raya. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak DR. dr. Andriansyah Arifin, MPH dan seluruh pengurus Yayasan
Eka Harap Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana
kepada penulis dalam mengikuti Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
2. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
3. Meilitha Carolina, Ns., M.Kep selaku ketua program studi S1 Keperawatan.
4. Putria Carolina, Ns., M.Kep selaku ketua penguji yang telah banyak
memberikan saran dan dukungan dalam ujian proposal.
5. Suryagustina, Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan saran bimbingannya dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Prinawati, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Selaku Staf Pengajar Program Studi S1 Keperawatan STIKES Eka Harap
Palangka Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan
selama ini.
8. Orang Tua tercinta, orang terkasih dan seluruh keluarga yang memberikan
dukungan do’a maupun moral dan matril untuk penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Proposal ini dengan sebaik-baiknya.
9. Tia kekasih tercinta yang memberikan dukungan bagi penulis
menyelesaikan Proposal ini.
vi
10. Seluruh rekan mahasiswa/i Program Studi S.Kep di STIKES Eka Harap
Angkatan IX Tahun Ajaran 2020/2021 yang memberikan bantuan, masukan
dan saran selama dalam pendidikan dan penulisan proposal ini.
11. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis untuk
menyelesaikan Proposal ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Peneliti mengakui masih banyak terdapat kekurangan dari Proposal ini.
Akhir kata, peneliti berharap Proposal ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang ilmu riset keperawatan,
baik dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang, semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan ramat dan karunia-Nya kepada kita
semua.
Fransisko
vii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN...............................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI..................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL..........................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................4
1.4.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTek).................................................4
1.4.2 Bagi Mahasiswa.........................................................................................4
viii
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian........................................................................................15
3.2 Kriteria Kelayakan Literature Review.........................................................15
3.3 Sumber Literatur..........................................................................................16
3.4 Seleksi Literatur...........................................................................................16
3.5 Tahapan Pengumpulan Data........................................................................18
3.6 Metode Analisis...........................................................................................19
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis...............................................................................................21
4.2 Pembahasan .................................................................................................23
4.3 Keterbatasan Study Literature......................................................................32
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................................33
5.2 Conflict of Interest.......................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi dengan PICIOS framework Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (Lansia) Penderita Hipertensi Pada Tahun 2021.....................16
x
DAFTAR DIAGRAM
Bagan 3.1 Bagan Seleksi Literature Review Pengaruh Senam Hipertensi
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia)
Penderita Hipertensi Tahun 2021.......................................................17
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.4.2 Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi atau bahan belajar dan menambah wawasan
mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya di bidang keperawatan gerontik
dengan adanya penelitian tentang Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi dapat berguna bagi
masyarakat dan lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis.
Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena
olahraga dapat merilekskan pembuluh pembuluh darah. Sehingga dengan
melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun.
2.1.3 Macam – macam Senam Hipertensi
1) Senam hipertensi
Merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terhadap otot jantung (Mahardani, 2010)
2) Senam yoga
Adalah sebuah aktifitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk
mengontrol panca indra dan tubuh secara keseluruhan. Senam yoga bias juga
menyeimbangkan tubuh dan fikiran (Johan Devina, 2011)
3) Senam jantung
Ialah suatu kegiatan ataupun latihan fisik yang mengutamakan kemampuan
jantung, serta menggerakkan seluruh otot dan juga kelenturan sendi sendi serta
meningkatkan pemasukkan oksigen keotot-otot terkhusus otot jantung. Dan
juga bermanfaat untuk meningkatkan stamina serta fungsi fungsi tubuh seperti
jantung, pembuluh darah dan otot serta saluran pernapasan. (Senam Jantung,
2003).
4) Senam Ergonomik
Mampu mengembalikan dan memperbaiki posisi dan kelenturan sistem saraf
dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak (Shariat et al, 2018)
5) Senam anti hipertensi
Merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran
darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya
terhadap otot jantung (Mahardani, 2010)
2.1.4 Teknik dan Cara Senam Hipertensi
Aktifitas olahraga pada lansia berbeda– beda disesuaikan dengan kondisi
fisik lansia. Bentuk olahraga yang dapat dilakukan lanjut usia untuk memelihara
kebugaran dan kelenturan fisik antara lain pekerjaan rumah dan berkebun,
berjalan – jalan, jalan cepat, bersepeda dan senam. Melakukan olahraga pada
7
lanjut usia sebaiknya dilakukan tiga sampai empat kali dalam satu minggu dengan
lama latihan sampai 30 menit secara teratur. Latihan senam yang dilakukan dalam
tiga tahap
1) Pemanasan
Gerakan umum yan meliputi gerakan otot dan sendi, dilakukan secara lambat
dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan peregangan. Lama nya kira-kira 8-10
menit. Pada 5 menit terakir pemanasan dilakukan lebih cepat.
2) Latihan inti
Tergantung pada komponen atau faktor yang dilatih maka bentuk latihan
tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan
berurutan.
3) Pendinginan
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan shit-up perlu dilakukan gerakan
umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan
pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat, pendinginan dilakukan seperti
pada pemanasan yaitu selama 8-10 menit (Menpora, 2011)
pusat. Gejala yang lain yang umum terjadi 23 pada penderita hipertensi yaitu,
muka merah, keluaran darah dari hidung secara tiba – tiba, tengkuk terasa pegal
dan lain- lain.
2.2.3 Etiologi Hipertensi
Hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain (Aspiani,
2010) :
1) Genetik Adanya faktor genetik pada keluarga akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua.
2) Obesitas Barat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah.
Menurut National Institutes for Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan
darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas)
adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi
18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT
3) Stres Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan
meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa
darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.
4) Kurang olahraga.
5) Pola asupan garam dalam diet
6) Kebiasaan Merokok 20 Setelah usia 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% setiap satu tahun sehingga menyebabkan menurunya
kontraksi dan volume. Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan
terjadinya perubahan pada elastisitas diding aorta menurun, katup jantung
menebal kemudian menjadi kaku,kemampuan jantung memompa darah,
kehilangan elastisitas pembulu darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer.
2.2.4 Patofisiologi Hipertensi
Pengaturan tekanan darah arteri meliputi kontrol sistem saraf yang
kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam
9
mempengaruhi curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut
dalam pengaturan tekanan darah adalah refleks baroreseptor. Curah jantung
ditentukan oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer
ditentukan oleh diameter arteriol. Bila diameternya menurun (vasokonstriksi),
tahanan perifer meningkat, bila diameternya meningkat vasodilatsi (Muttaqin,
2012). Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norpinefrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah (Susianti, 2016).
2.2.5 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu hipertensi essensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan hipertensi
sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh adanya penyakit lain
(Depkes RI, 2016). Beberapa penelitian membuktikan bahwa hipertensi primer
dini didahului oleh peningkatan curah jantung, kemudian menetap dan akan
menyebabkan peningkatan tahanan tepi pembuluh darah total. Sebagian besar
penderita hipertensi adalah hipertensi primer (90-95%), sehingga ada yang
berpendapat bahwa semua penderita hipertensi adalah hipertensi primer sebelum
penyebabnya diketahui. Berbeda dengan hipertensi primer, pada hipertensi
sekunder sudah diketahui etiologinya, antara lain disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, obat dan lain-lain. Pada anak - anak 80% penderita hipertensi
disebabkan oleh penyakit ginjal. (Purwanto, 2004). Klasifikasi hipertensi
berdasarkan peningkatan tekanan darah sistol dan diastol. Klasifikasi menurut
The Sevent Report Of The Joint National. Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
menurut JNC VII Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal < 120 <
10
diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua
hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukupbesar untuk dapat
menyikapi secara bijak (Soejono, 2013).
1) Sistem persyarafan
Terjadi perubahan lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi dan
mengecilnya syaraf panca indera yang menyebabkan berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, menurunnya sensasi perasa dan penciuman sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan misalnya glukoma dan
sebagainya.
2) Sistem pendengaran
Terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran, terutama terhadap bunyi
suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
Hilangnya kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan proses penuaan dan
hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat disembuhkan seperti
komunikasi yang buruk dengan pemberi perawatan.
3) Sistem penglihatan
Terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar, lensa lebih suram
sehingga menjadi katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
4) Sistem kardiovaskuler
Terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume kehilangan elastisitas pembuluh
darah karena kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri bisa mengakibatkan
tekanan darah menurun yang mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah
meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer.
1. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori cocok
dengan keadaan yang disebut pikun/pelupa. Pelupa merupakan keluhan yang
sering dikemukakan oleh manula, keluhan ini di anggap lumrah dan biasa oleh
lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari peneliti cross sectional dan logitudional
14
4) Masalah psikososial
Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan yang
progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik,
depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor
psikososial yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup, kematian sanak
saudara dekat, atau trauma psikis. (Kartinah, 2012 : 100).
BAB 3
METODE PENELITIAN
16
17
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi dengan PICIOS framework Pengaruh
Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut
Usia (lansia) Penderita Hipertensi Pada Tahun 2021.
Language Bahasa Indonesia, dan Bahasa Selain Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris Inggris
Setelah artikel penelitian ditemukan dan sesuai dengan kriteria inklusi, maka
selanjutnya peneliti melakukan seleksi studi dengan membaca lengkap
keseluruhan isi artikel mulai dari judul, absctrak, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan dan daftar pustaka, apabila ditemukan artikel yang tidak lengkap
akan dibuang.
6) Melakukan ekstraksi data.
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur, langkah
selanjutnya peneliti akan membaca dan menganalisa artikel satu persatu dan
melakukan ekstraksi (mengambil data hasil penelitian dari setiap artikel) data
sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian
BAB 4
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Prolanis
dilakuka
n selama
4 minggu
6 Fatsiwi Nunik Di Balai Penyantunan Hasil analisis menunjukkan
Quasi Jumlah
Andari dan Perawatan Lanjut bahwa terdapat perbedaan rata-
experiment sampel
( 2020) Usia rata tekanan darah sistolik
dalam sebelum dan setelah dilakukan
penelitia senam ergonomis yaitu 14,00 dan
n ini tekanan darah diastolik sebelum
sebanyak dan setelah dilakukan senam
30 orang ergonomis yaitu 8,00. Hasil uji
responde bivariat didapatkan p-value 0,00.
n lansia Simpulan, terdapat pengaruh
dengan intervensi senam ergonomis
hipertens terhadap penurunan tekanan
i. Sampel darah lansia dengan hipertensi di
yang Balai Penyantunan dan
diambil Perawatan Lanjut Usia.
menggun
akan
tehnik
purposiv
e
sampling.
4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dengan menggunakan literatur review dari 6 artikel
penelitian yang terdahulu yang berhasil didapatkan dan di analisis oleh peneliti,
maka peneliti menemukan adanya Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia.
4.2.2 Pengaruh Senam Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian Sumartini, (2019) didapatkan sebanyak yaitu
sebanyak 85 jiwa. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia hipertensi dengan
usia 55-64 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan
Turida yang memenuhi kriteria inklusi. Tehnik sampling adalah purposive
sampling dan besar sampel adalah 30 orang. Responden 25 orang (83,33%), dan
berdasarkan riwayat penyakit, sebanyak 20 orang (66,67%) menderita hipertensi,
6 orang (20%) mengalami hipertensi dan artritis dan sisanya sebanyak 4 orang
(13,33%) mengalami hipertensi dan konstipasi. Distribusi frekuensi kategori
tekanan darah responden menunjukkan pada pretest sebagian besar responden
25
sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali pada tekanan
darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara rutin dan secara terus
menerus, maka pembuluh darah akan lebih elastis dan penurunan tekanan darah
akan berlangsung lebih lama. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah,
tekanan darah akan menurun setelah melakukan aktifitas olahraga (Totok dan
Rosyid, FN, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian terkait degan teori terdapat kesamaan
dibuktikan dengan hasil penelitian adanya perubahan tekanan darah sebelum dan
sesusah melakukan senam hipertensi. Hal ini dapat dibuktikan setelah melakukan
senam hipertensi lansia, tekanan darah lansia hipertensi mengalami penurunan
dibandingkan sebelum melakukan senam hipertensi lansia. Senam hipertensi
lansia adalah olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan
jantung, gerakan otot besar, dan kelenturan sendi, serta memasukkan oksigen
sebanyak mungkin. Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan untuk
mengatasi stress keuntungan lain dari senam jantung yang teratur adalah
menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya frekuensi saat
istirahat dan menurunnya resistensi insulin. Petugas kesehatan memberikan
pengobatan farmologi dan non farmakologi, pengobatan non farmakologi seperti
melakukan senam hipertensi dapat membantu kekuatan pompa jantung bertambah
karena otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat sehingga otot
jantung pada individu tersebut berkontaksi lebih sedikit dari pada otot jantung
individu yang jarang berolahraga, karena olahraga dapat menyebabkan penurunan
denyut jantung dan olahraga juga akan menurunkan cardiac output, yang akhirnya
dapat menurunkan tenanan darah. Menunjukkan terjadinya perbaikan tekanan
darah pada lansia namun tidak mencapai taraf signifikansi yang diinginkan. Tidak
tercapinya perbaikan tekanan darah yang diinginkan disebabkan adanya faktor
perancu yang berhubungan dengan tekanan darah lansia antara lain pola makan,
stress, aktivitas fisik, genetik serta farmakologi dalam penelitian yang tidak dapat
dikendalikan. Ketika melakukan senam hipertensi yang harus di perhatikan berupa
gerakan senam khusus penderita hipertensi yang dilakukan selama 30 menit
dengan tahapan 5 menit latihan pemanasan, 20 menit gerakan peralihan dan 5
menit gerakan pendinginan dengan prekuensi 4 kali dalam 2 minggu. Senam ini
28
bertujuan untuk melestarikan peredaran darah dan meregangkan otot kaku pada
lansia hipertensi.
4.2.3 Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Berdasarkan hasil penelitian Hernawan, (2017) frekuensi kategori tekanan
darah responden menunjukkan pada pretest sebagian besar responden mengalami
stage 1 hypertension sebanyak 17 responden (61%) dan sisanya stage 2
hypertension sebanyak 11 responden (39%). Selanjutnya distribusi frekuensi
tekanan darah responden pada post test menunjukkan sebagian besar adalah
prehypertension sebanyak 13 responden (46%), stage 1 hypertension sebanyak 8
responden (29%), normal sebanyak 5 responden (18%) dan stage 2 hypertension
sebanyak 2 responden (7%). Didukung hasil penelitian Sumartini, (2019)
sebanyak 20 orang (66,67%) menderita hipertensi, 6 orang (20%) mengalami
hipertensi dan artritis dan sisanya sebanyak 4 orang (13,33%) mengalami
hipertensi dan konstipasi.
Berdasarkan penelitian Sumartini diketahui bahwa rata-rata tekanan darah
lansia sesudah melakukan senam hipertensi lansia selama peneliian berlangsung
yaitu tekanan darah sistolik 131,13 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik
yaitu 90,27 mmHg.. Setelah dilakukannya senam hipertensi lansia, rata-rata
tekanan darah responden mengalami penurunan dan termasuk dalam kategori pre
hipertensi yaitu tekanan darah sistolik 120 – 139 mmHg dan tekanan darah
diastolik 80-89 mmHg . Selain itu, sebagian besar responden mengatakan
tubuhnya menjadi lebih segar, bugar dan sehat . Sejalan dengan hasil penelitian
Hernawan, (2017) Nilai tendensi statistik tekanan darah responden pada awal
pengukuran (pre test) diperoleh rata-rata tekanan darah sistol sebesar 151,43,
mmHg, tekanan terendah 140 mmHg, tertinggi 180 mmHg, median 150 mmHg
dan standar deviasi 11,46 mmHg. Selanjutnya rata-rata pre test tekanan darah
diastole sebesar 95,36 mmHg, tekanan terendah 80 mmHg, tertinggi 110 mmHg,
median 95 mmHg dan standar deviasi 8,81 mmHg. Selanjutnya pre test tekanan
darah diastole sebesar 82,14 mmHg, tekanan terendah 70 mmHg, tertinggi 100
mmHg, median 80 mmHg dan standar deviasi 8,33 mmHg.
Berdasarkan hasil penelitian Rosyid,(2017) Distribusi frekuensi kategori
tekanan darah responden menunjukkan pada pretest sebagian besar responden
29
darah akan lebih elastis dan penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih
lama. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah, tekanan darah akan menurun
setelah melakukan aktifitas olahraga. Sehingga rutin melakukan aktifitas fisik dan
tidak memaksa melakukan gerakan senam yang membahayakan kesehan tubuh
lansia.
4.2.4 Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia.
Berdasarkan penelitian Sumartini, (2019) Berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan ρ=0,000.Tehnik sampling adalah purposive sampling dan besar
sampel adalah 30 orang. Kriteria inklusi adalah : (1) bersedia menjadi responden,
(2) kelompok umur usia lanjut (55-64 tahun), (3) klien dengan hipertensi primer,
(4) tidak terdapat penyakit penyerta atau komplikasi lain, dan (5) tidak cacat fisik.
perhitungan dengan uji Paired Sampel T-Test pada sistem komputerisasi SPSS
16.0, untuk pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia
hipertensi dengan analisis statistik pada α = 0,05 diperoleh p = 0,000 < α = 0,05
yang berarti hipotesa nol (H0) ditolak atau hipotesa kerja (H1) diterima, yang
artinya ada pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida tahun 2019.
Disimpulkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dilakukan senam
hipertensi lansia yaitu 151,80 mmHg, rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 94,73
mmHg. Sebagian besar responden masuk dalam klasifikasi hipertensi stadium 1
sebanyak 23 orang. Rata-rata tekanan darah sistolik sesudah dilakukan senam
hipertensi lansia yaitu 137,13 mmHg, rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 90,27
mmHg. Yang terbanyak rmasuk dalam klasifikasi pre hipertensi sebanyak 22
orang. Berdasarkan hasil uji menggunakan paired sampel t test diperoleh p=0,000.
Berdasarkan hasil penelitian Hernawan, (2017) berdasarkan Hasil uji
Wilcoxon Signed Rank Test pre test dan post test tekanan darah sistol diperoleh
nilai Z hitung sebesar 4,370 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001.
Nilai signifikansi uji (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga
diputuskan H0 ditolak yang bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata tekanan darah sistol pre test dan post test. Hasil uji Wilcoxon Signed
Rank Test pre test dan post test tekanan darah diastole diperoleh nilai Z hitung
31
sebesar 4,311 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,001. Nilai signifikansi
uji (p-value) lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga diputuskan H0 ditolak
yang bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah
diastole pre test dan post test.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang di lakukan dengan metode literatur review
tentang Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Lansia Penderita Hipertensi di dapat hasil jurnal terkait bahwa dominan pengaruh
senam hipertensi dan penurunan tekanan darah pada lansia serta dari semuan
jurnal peneliti yang di ambil yang ada menunjukan adanya Pengaruh Senam
Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi.
Santo, S., & Bandung, B. (2021). Pencegahan Hipertensi Pada Usia Lansia :
Literature Review. Halaman , 53–65.
Tulak & Umar, (2017). Perawatan Untuk Tekanan Darah Pada lasia penderita
Hipertensi. Jurnal Stikes Yarsi. Vol 1 Lombok Barat
Ari, A., Lolita, L., & Fauzia, F. (2017). Pengukuran Kualitas Hidup Pasien
Hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Menggunakan
European Quality of Life 5 Dimensions (Eq5d) Questionnaire dan
Visual. http://jiis.akfarisfibjm.ac.id/index.php?journal=JIIS&page=article
36
37
Sri muharni, (2019). Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Dengan
Senam Ergonomik. EGC, Jakarta
NAMA : FRANSISKO
NIM : 2017.C.09a.0841
Suryagustina, Fransisko
Ners., M.Kep
Pembimbing II :Prinawatie, S.Kep., M.Kep
Catatan Pembimbing Tanda Tangan
No Hari/Tgl/Waktu
Pembimbing Mahasiswa
1. Jumat, 19 maret 1. Membahas tentang topik
2021, jam 16: 10 yang menjadi judul dari
pembimbing
2. Membahas menyusun
bab 1 sampai rumusan
masalah dan manfaaat
penulisan