Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL

PENERAPAN BRISK WALKING EXERCISE UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS
AMBARAWA

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Oleh :

Samsuri

NIM 20101440118068

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


REPUBLIK INDONESIA
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
DIPLOMA III KEPERAWATAN
2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Samsuri

NIM : 20101440118068

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya
tulis ini adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Mengetahui,
Pembimbing Pembuat Pernyataan

Ns.Diana Daya, M.Kep. Samsuri


NIDN.0611028402 NIM.20101440118068
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Samsuri NIM 20101440118068 dengan judul
“Penerapan Brisk Walking Exercise Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Lansia Di Wilayah Puskesmas Ambarawa” telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.

Semarang, November 2020

Pembimbing

Ns. Diana Daya, M.Kep.

NIDN. 0611028402
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Samsuri NIM 20101440118068 dengan judul
“Penerapan Brisk Walking Exercise Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Lansia Di Wilayah Puskesmas Ambarawa” dipertahankan di dewan penguji pada
tanggal ... November 2020

Dewan Penguji

Ketua Penguji Penguji Anggota

Ns.Margiyati, M.Kep Ns. Diana Daya, M.Kep.


NIDN. 0601038803 NIDN. 0611028402

Mengetahui

Direktur

Indah Setyawati, S.K.M.,M.M

Letnan Kolonel Ckm (K) NRP 11960028180872


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas segala karunia nikmat serta hidayah Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga penulis dapat menyusun Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Penerapan Brisk Walking Exercise Untuk Menurunkan Tekanan Darah
Pada Lansia Di Wilayah Puskesmas Ambarawa” dengan lancar dan tepat
waktu.Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan berkat
bantuan,bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak.Peneliti ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Letnan Kolonel Ckm (K) Indah Setyawati, S.K.M., M.M. selaku direktur
Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang.
2. Ns.Diana Daya, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan,sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ns. Margiyati, M.Kep selaku penguji dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
yang selalu memberikan motivasi serta memberikan arahan kepada penulis
sampai terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.
4. Bapak/Ibu beserta staff Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro
Semarang yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan.
5. Orang tua penulis Bapak Mustari,Ibu Warsini dan seluruh keluarga yang
selalu mendoakan,memberi dorongan serta membantu peneliti baik secara
moril,spiritual dan materiil, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
6. Enik Sriyani selaku istri tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan
saya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
7. Rico Primanto,teman laju yang setiap saat berangkat kuliah ke Kampus
Bersama-sama.
8. Tugas Belajar dan teman-teman MAHESA (Mahasiswa Angkatan Dua
Empat) DIII Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro angkatan
XXIV yang saling mendukung satu sama lain dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah


ini sangat jauh dari kata sempurna,untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua serta besar harapan peneliti semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan dan
membutuhkannya.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Semarang,..November 2020
Peneliti

Samsuri
NIM.20101440118068
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pernyataan Keaslian
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Singkatan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
B. Tekanan Darah
C. Keluarga
D. Lansia
E. Brisk Walking Exercise

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus


B. Subyek Studi Kasus
C. Fokus Studi Kasus
D. Definisi Operasional Studi Kasus
E. Instrument Studi Kasus
F. Metode Pengumpulan Data
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
H. Analisis Data dan Penyajian Data
I. Etika Studi Kasus

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan untuk Mengikuti Penelitin ( PSP ).

Lampiran 2 : Informed Concent ( Persetujuan untuk menjadi partisipan ).

Lampiran 3 : Lembar Obervasi Subjek.

Lampiran 4 : SOP Pengukuran Tekanan Darah.

Lampiran 5 : SOP Brisk Walking Exercise.

Lampiran 6 : Karakteristik Responden Subjek.

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Bimbingan.


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Derajat Hipertensi


Tabel 2.2 : Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT)
Tabel 2.7 : Tipe-tipe Keluarga
Tabel 2.8 : Tahap dan Perkembangan Keluarga
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Spygmomanometer digital

Gambar 2.4 Spygmomanometer Air Raksa

Gambar 2.5 Spygmomanometer Jarum

Gambar 2.6 Tata Cara Mengukur Tekanan Darah

Gambar 2.9 Tata Cara Terapi Brisk Walking Exercise


DAFTAR SINGKATAN

AHA : American Heart Association.

ECG : Elektro Cardio Gram.

IMT : Indeks Masa Tubuh.

INFODATIN : Informasi dan Data Kesehatan Indonesia.

O2 : Oksigen.

RIKESDAS : Riset Kesehatan Dasar.

SOP : Standart Operasional Prosedur.


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” (pembunuh siluman),

karena penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu

gangguan atau gejala.1 Hipertensi menyebabkan peningkatan tekanan darah

yang akan menimbulkan gejala lanjutan seperti jantung koroner, hipertropi

ventrikel kanan dan penyakit stroke.2 Hipertensi adalah suatu keadaan ketika

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yaitu

tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg. 3 Jumlah

penderita penyakit hipertensi terus mengalami peningkatan dan semakin

tidak terkontrol.4

Menurut data AHA tahun 2017,prevalensi penderita hipertensi

mengalami peningkatan dari 32% kasus naik menjadi 46% kasus

dibandingkan tahun 2016.5 Data Rikesdas tahun 2018 pada kelompok umur

≥18 tahun,angka prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34%. Prevalensi

penduduk Provinsi Jawa Tengah dengan hipertensi sebesar 37,57% dan

menempati urutan ke-4 dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. 6 Di

Kabupaten Semarang sendiri angka pevalensi hipertensi sebesar 6,88%. 7

Berdasarkan data statistik Puskesmas Ambarawa jumlah penderita

hipertensi sebanyak 643 kasus pada tahun 2019.8


Berdasarkan data Rikesdas hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-

34 tahun (31,6%),umur 45-54 tahun (45,3%) dan umur 55-64 tahun

(55,2%).6 Lansia merupakan penyumbang terbesar angka penderita

hipertensi di seluruh dunia.5 Lansia adalah seseorang yang berusia diatas 60

tahun. Hal ini terjadi karena lansia mengalami proses penuaan.9

Penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara berlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi

normalnya terhadap infeksi atau kerusakan yang di deritanya. 9 Salah satu

sistem tubuh yang terdampak yaitu sistem kardiovaskular. Sistem ini

mengalami gangguan yaitu penebalan katub jantung menjadi kaku dan

kemampuan jantung memompa darah menurun sehingga elastisitas

pembuluh darah dan kontraksi jantung berkurang menyebabkan tekanan

darah meningkat.10

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyebab munculnya

komplikasi.1 Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol memicu

berbagai penyakit diantaranya penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal. 11

Tingginya angka prevalensi hipertensi dan komplikasi yang menyertainya

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, usia, stres,

kebiasaan merokok, alkohol dan makanan tinggi kolestrol serta kurangnya

aktivitas.12 Oleh karena itu, pencegahan hipertensi perlu penanganan yang

baik sehingga dapat mencegah bertambahnya komplikasi yang dialami.

Penanganan hipertensi bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu cara

farmakologi dan cara non farmakologi. 13 Pemberian obat anti hipertensi


dengan cara farmakologi tidak akan efektif dan optimal apabila tidak

disertai gaya hidup yang sehat. Pengelolaan hipertensi dengan cara non

farmakologi dinilai lebih efektif dan tidak beresiko terhadap fungsi organ

tubuh yang lain.14 Cara non farmakologi adalah dengan memberikan terapi

komplementer yang dapat diberikan seorang perawat dalam mengontrol

tekanan darah penderita hipertensi antara lain terapi relaksasi otot

progresif,terapi musik, yoga15, step up exercise,16 slow deep breathing

exercise,17 isometrik handgrip exercise18 serta latihan brisk walking

exercise.19

Salah satu terapi komplementer non farmakologi dalam mengontrol

tekanan darah pada hipertensi adalah dengan meningkatkan aktivitas seperti

jalan cepat, tidak menggunakan alat bantu dan membutuhkan waktu yang

relatif singkat. Brisk walking exercise adalah salah satu bentuk latihan

aerobik dengan bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi

dengan menggunakan teknik jalan cepat selama 15 menit untuk membantu

menurunkan tekanan darah dan membantu melancarkan peredaran darah.20

Brisk walking exercise ini cukup efektif untuk merangsang kontraksi

otot,meningkatkan kapasitas denyut jantung,memecahkan glikogen serta

peningkatan oksigen di dalam jaringan, selain itu latihan ini juga dapat

mengurangi pembentukan plak melalui peningkatan penggunaan lemak dan

peningkatan pengunaan glukosa.21 Latihan brisk walking exercise bekerja

melalui penurunan resistensi perifer,pada saat otot berkontraksi melalui

aktivitas akan terjadi peningkatan aliran darah 30 kali lipat ketika kontraksi
dilakukan secara ritmik.19 Dilatasi pembuluh darah juga akan

mengakibatkan penurunan jarak antara darah dan sel aktif serta jarak

tempuh difusi O2 serta zat metabolik sangat berkurang yang dapat

meningkatkan fungsi sel karena ketercukupan suplai darah,oksigen serta

nutrisi dalam sel.22

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa brisk walking exercise efektif

menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Penelitian Meily Nirnasari dkk

tahun 2019 menunjukkan penurunan tekanan darah dari MAP 113,54

menjadi MAP 95,59 terjadi penurunan rerata MAP 17,95 setelah diberikan

brisk walking exercise. Penelitian serupa oleh Soni Ajji dkk tahun 2020

menunjukkan penurunan rata-rata tekanan darah sebelum brisk walking

exercise pada 161,21 / 11,312 mmHg, frekuensi tekanan darah sesudah

brisk walking exercise rata-rata pada 140,34 / 8,010 mmHg.19 Berdasarkan

uraian diatas penulis tertarik melakukan studi kasus “Penerapan Brisk

Walking Exercise Untuk Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Wilayah

Puskesmas Ambarawa”. Pemberian latihan brisk walking exercise ini perlu

adanya dukungan penuh dari keluarga dan perawat.

Keluarga memiliki peran besar dalam memberikan dukungan kepada

penderita hipertensi karena adanya keterikatan emosional dan hubungan

batin yang kuat. Dukungan keluarga secara utuh dapat diberikan kepada

penderita hipertensi adalah memberikan fasilitas, empati, penghargaan dan

informasi berkaitan dengan penyakitnya. Salah satu fungsi keluarga adalah

fungsi keperawatan keluarga yaitu keluarga menyediakan makanan,


pakaian, perlindungan dan asuhan keperawatan kesehatan. Peran perawat

sebagai edukator memberikan pendidikan kesehatan kepada paisen dan

keluarganya dalam peningkatan status kesehatan yang ada dalam lingkungan

keluarga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan,maka ditemukan rumusan

masalah adalah : “ Bagaimana penerapan brisk walking exercise untuk

menurunkan tekanan darah pada lansia di Wilayah Puskesmas Ambarawa”.

C. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan penerapan brisk walking exercise untuk menurunkan

tekanan darah pada lansia di Wilayah Puskesmas Ambarawa.

D. Manfaat

Proposal Karya tulis ilmiah ini, di harapkan memberi manfaat bagi :

1. Masyarakat.

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan keluarga

tentang penerapan brisk walking exercise untuk menurunkan tekanan darah

pada lansia dengan hipertensi.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan


Menambah keluasan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan bidang

keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan resiko ketidakstabilan

tekanan darah berhubungan dengan dengan latihan brisk walking exercise.

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur tindakan

brisk walking exercise untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah suatu kondisi seseorang yang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal ≥140/90 mmHg. Tekanan darah

terdiri dari dua fase yaitu fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah

yang sedang dipompa keluar oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg

menunjukkan fase darah yang kembali mengarah kembali jantung.

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dalam selang waktu lima menit. Peningkatan tekanan darah

dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal,jantung dan otak. Menurut The

Sevent Report of The Join Nasional Commitee on Preventation,Evaluation

and Threatment of High Blood Pressure (JNC VII) tekanan darah

dikelompokkan menggunakan tabel derajat hipertensi.

2.1 Tabel
Derajat Hipertensi
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Klasifikasi
<120 80 Normal
120-139 80-89 Prehipertensi
140-159 90-99 Hipertensi tingkat 1
>160 >100 Hipertensi tingkat 2
Sumber : Journal American Medical Association (JAMA).
2. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua :

a. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer yaitu peningkatan tekanan darah yang tidak

diketahui penyebabnya (ideopatik).

b. Hipertensi sekunder (non esensial)

Hipertensi sekunder yaitu peningkatan tekanan darah yang diketahui

penyebab utamanya antara lain kelainan pembuluh darah, penyakit

ginjal, gangguan kelenjar tiroid, diabetes melitus, penykit yang

berhubungan dengan kehamilan dan gangguan kelenjar

adrenal.Faktor-faktor penyebab hipertensi yang lain yaitu :

1) Keturunan

Faktor keturunan/genetik pada keluarga tertentu yang memiliki

orang tua dengan riwayat hipertensi mempunyai resiko dua kali

lebih besar keturunanya untuk menderita hipertensi.

2) Obesitas

Jumlah lemak berlebihan pada bagian perut atau kegemukan

terpusat (obesitas sentral) dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

3) Konsumsi garam

Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran hormon

natriouretik oleh tubuh lebih banyak dan akan tekanan darah

meningkat.
4) Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol secara berlebihan terbukti dapat menaikkan

tekanan darah dan akan menambah resiko hipertensi menjadi

stroke.

5) Umur

Individu yang berumur di atas 60 tahun mempunyai tekanan darah

≥ 140/90 mmHg karena pengaruh degenerasi penurunan fungsi

organ tubuh.

6) Jenis kelamin

Laki-laki beresiko tinggi menderita hipertensi lebih awal dan

mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas

kardiovaskular dibandingkan dengan seorang wanita.

7) Stres

Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan

curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf

simpatetik untuk mengeluarkan adrenalin dan memacu jantung

berdenyut kuat mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

8) Kurang aktivitas/ olahraga

Kurangnya aktivitas/ olahraga dapat memicu kolestrol tinggi dan

penumpukan lemak yang akan menghambat aliran darah akibat dari

metabolisme tubuh yang kurang hal ini menyebabkan tekanan

darah meningkat sehingga terjadi hipertensi.


9) Minum kopi

Kopi mengandung kafein yang menyebabkan seseorang dapat

mengalami susah tidur dan jantung berdebar-debar sehingga

meningkatkan tekanan darah.

10) Konsumsi lemak

Mengkonsumsi makanan berlemak akan menyebabkan kadar

kolesterol dalam darah meningkat sehingga dinding pembuluh

darah semakin menebal dan pembuluh darah tersebut menjadi

tersumbat berakibat meningkatnya tekanan darah.

3. Manifestasi klinik

a. Pusing.

b. Sakit kepala bagian tengkuk terasa berat.

c. Pandangan kabur.

d. Mudah lelah.

e. Tinnitus (suara mendengung dalam telinga).

f. Sulit bernafas setelah beraktivitas berat.

g. Jantung berdebar-debar.

h. Sukar tidur.

4. Komplikasi

a. Gagal ginjal.

Penyempitan pembuluh darah di ginjal yang mengakibatkan sirkulasi

peredaran darah ke ginjal mengalami penyempitan dan kerusakan.

b. Jantung koroner.
Pembuluh darah arteri menjadi lebih keras di seluruh tubuh terutama

yang ada di jantung.

c. Gagal jantung.

Kondisi jantung tidak dapat memompa darah yang dibutuhkan tubuh

dan terkumpul dalam paru-paru menyebabkan oedem.

d. Resistensi pembuluh darah.

Penggelembungan arteri akibat pembuluh darah mengalami kekakuan,

gejala yang timbul biasanya sakit kepala yang hebat.

e. Penglihatan kabur.

Adanya peningkatan tekanan darah menyebabkan gangguan fungsi

retina.

f. Stroke

Terjadi akibat tekanan hemorgi yang tinggi dan tersumbatnya atau

pecahnya pembuluh darah dalam otak sehingga pasokan darah ke otak

terganggu.

5. Tes diagnostik

a. Pengukuran tekanan darah menggunakan spygmomanometer.

b. Pemeriksaan elektrokardiogram (ECG) untuk mengetahui gambaran

fungsi jantung.

c. Pemeriksaan urin untuk mengetahui tingkat gula darah dan gangguan

fungsi ginjal.

d. Pemeriksaan kolesterol untuk mengetahui tingkat kolesterol dalam

darah. Apabila tingkat kolesterol tinggi beresiko terkena stroke.


6. Pencegahan dan perawatan

a. Farmakologi

Menggunakan obat-obatan jenis anti hipertensi antara lain dieuretik,

menekan saraf simpatetik, vasodilator arterior, antagonis angitensin

(ACE Inhibitor), dan penghambat saluran kemih (bloker calcium

antagonis).

b. Non farmakologi

1) Brisk walking exercise

2) Isometrik handgrip exercise

3) Slow deep breathing exercise

4) Terapi berkebun

5) Terapi dzikir

6) Terapi musik

7) Yoga

8) Senam qi gong

B. Tekanan Darah

1. Pengertian

Tekanan darah adalah kekuatan pada dinding arteri yang dapat

mendorong darah dengan tekanan jantung untuk mengedarkan darah

keseluruh tubuh. Tekanan darah dapat naik dan turun karena adanya aorta

dan arteri yang merupakan pembuluh darah. Jantung memompa darah


secara terputus kedalam aorta selanjutnya ke pembuluh arteri sehingga

tekanan darah dapat naik dan turun.

2. Jenis Tekanan Darah

a. Tekanan sistolik : tekanan darah yng terjadi saat jantung memompa

darah keluar jantung. Tekanan sistolik normal orang dewasa adalah

120 mmHg.

b. Tekanan diastolik : tekanan darah yang terjadi saat jantung

beristirahat. Tekanan diastolik normal orang dewasa adalah 80 mmHg.

3. Faktor yang mempengaruhi

a. Stress

Stress dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan

curah jantung yang akan mempengaruhi saraf simpatetik. Stress juga

dapat merangsang kelenjar anak ginjal untuk mengeluarkan adrenalin

yang akan meningkatkan aliran darah ke otot dan otak dan membuat

jantung berdetak lebih kuat.

b. Riwayat penyakit keluarga

Seseorang dengan orang tua yang hipertensi, keturunannya akan dua

kali lebih beresiko terserang hipertensi daripada yang yang orang

tuanya tidak memiliki riwayat hipertensi.

c. Usia

Sistem kardiovaskular lanjut usia pada elastisitas pembuluh darah

arteri menurun terjadi kekakuan yang menyebabkan tekanan darah

meningkat.
d. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah akan lebih beresiko terserang

hipertensi karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi.

e. Merokok

Rokok mengandung nikotin dan zat berbahaya lainnya yang

menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan pembuluh darah arteri

menyempit yang berakibat sirkulasi darah dalam tubuh kurang.

f. Konsumsi kopi

Kopi mengandung kafein membuat seseorang susah tidur dan jantung

berdebar-debar sehingga tekanan darah meningkat.

g. IMT

Indeks masa tubuh (IMT) merupakan metode pengukuran status gizi

orang dewasa tentang kelebihan atau kekurangan berat badan secara

ideal. Cara menghitung IMT sebagai berikut :

IMT = BB/berat badan (Kg)

TB²/tinggi badan (m²)

Tabel 2.2
Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT)
Kategori IMT (Kg/m2)
Kekurangan berat badan dengan tingkat berat < 17.0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17.0 – 18.4
Normal 18.5 – 25.0
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25.1 – 27.0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27.0
Semakin besar IMT seseorang cenderung lebih beresiko terkena

hipertensi akibat penumpukan lemak yang membuat pembuluh darah

tidak lancar sehingga tekanan darah meningkat.

h. Aktivitas fisik

Seseorang yang kurang aktivitas fisik akan menyebabkan frekuensi

denyut jantung lebih tinggi dan otot jantung akan bekerja lebih keras

berakibat tekanan lebih besar.

4. Alat Ukur

Tekanan darah diukur menggunakan alat spygmomanometer. Ada tiga

macam spygmomanometer yaitu jenis jarum, air raksa dan digital.

Gambar 2.3 Gambar 2.4


Spygmomanometer digital Spygmomanometer air raksa

Gambar 2.5 Gambar 2.6


Spygmomanometer jarum Cara mengukur tekanan darah
5. Prosedur Pengukuran

Prosedur pengukuran tekanan darah menggunakan spygmomanometer

digital secara sederhana :

a. Mencuci tangan.

b. Memberitahu klien mengenai tindakan yang akan dilakukan.

c. Mengarahkan klien untuk duduk santai.

d. Membebaskan benda-benda yang dipakai diarea pergelangan tangan

yang akan diukur (lepas jam tangan,gelang,dll).

e. Memasang manset 2 cm diatas pergelangan tangan.

f. Tekan tombol on pada monitor spygmomanometer digital.

g. Monitor dan catat hasil pengukuran.

h. Lepaskan manset.

i. Rapikan alat kembali.

C. Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang anggotanya yang tinggal seatap dan

saling ketergantungan. (Depkes RI, 1988)

2. Struktur Keluarga

a. Struktur peran

Terdiri dari 2 peran yaitu peran formal dan peran informal. Peran

formal keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan


seseorang dalam keluarga. Peran informal dimainkan untuk

memenuhi kebutuhan emosional dan keseimbangan keluarga.

b. Struktur nilai

Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh

keluarga. Beberapa nilai yang terdapat dalam keluarga adalah nilai

produktivitas, individualisme, materialisme/etika konsumsi, etika

kerja, pendidikan, persamaan, kemajuan dan penguasaan lingkungan,

orientasi masa depan, efisiensi keteraturan kepraktisan, rasionalitas,

kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan dari keluarga.

c. Struktur komunikasi

Terdiri dari 2 komunikasi yaitu komunikasi fungsional dan

komunikasi disfungsional. Komunikasi fungsional merupakan

komunikasi yang sehat. Pengirim fungsional adalah tegas

menyatakan masalahnya, menjelaskan pernyataan, meminta dan

menerima umpan balik. Penerima fungsional adalah yang

mendengarkan secara efektif, memberi umpan balik dan melakukan

validasi.

Komunikasi disfungsional merupakan komunikasi yang isi

pesanya tidak jelas, tidak langsung atau tidak sepadan. Pengirim

disfungsional adalah yang menggunakan asumsi-asumsi, ekspresi

tidak jelas, menghakimi, tidak mampu mengungkapkan kebutuhan.

Penerima disfungsional adalah yang gagal mendengarkan, kurang

eksplorasi dan validasi.


d. Struktur kekuasaan

Kekuasaan keluarga adalah kemampuan individu untuk mengontrol,

mempengaruhi dan mengubah tingkah laku keluarga. Bentuk

kekuasaan yang lazim adalah kekuasaan sah, tidak berdaya/putus

asa, referen, ahli, penghargaan, memaksa, efektif dan menajemen

ketegangan.

3. Tipe Keluarga

Tabel 2.7 Tipe-tipe keluarga menurut Friedman (1998) :

Tipe Keluarga Jenis Definisi


Keluarga a.Nuclear family Suatu rumah tangga yang terdiri
tradisional dari suami, istri dan anak
kandung atau anak adopsi.
b.Extended family Keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang punya
hubungan darah, misal : kakek,
nenek.
c.Dyad family Keluarga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak.
d.Single parent family Keluarga yang terdiri dari satu
orang tua dan anak
(kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh kematian
atau perceraian.
e.Single adult Satu rumah tangga yang terdiri
dari satu orang dewasa.
f.Keluarga lanjut usia Keluarga yang terdiri dari suami
dan istri yang sudah lanjut usia.
Keluarga non a.Keluarga communy Terdiri dari satu keluarga tanpa
tradisional pertalian darah, hidup dalam satu
rumah.
b.Cohabiting couple Orang tua (ayah, ibu) yang tidak
memiliki ikatan perkawinan dan
anak hidup dalam satu rumah
tangga.
c.Homo seksual dan Dua individu sejenis yang hidup
lesbian bersama dalam satu rumahdan
berperilaku layaknya suami istri.

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) terdiri dari 5 fungsi,

antara lain :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif,

menjalankan peran dengan baik dan penuh kasih sayang. Fungsi ini

merupakan dasar kekuatan keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Proses perkembangan yang menghasilkan interaksi sosial. Keluarga

merupakan tempat individu melaksanakan sosialisai dengan anggota

keluarga dan belajar disiplin, norma budaya dan perilaku melalui

interaksi dalam keluarga dan menghasilkan individu yang dapat

berperan dalam masyarakat.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhi keluarga seperti makanan, pakaian,

perumahan, dan kebuthan ekonomi yang lain.

e. Fungsi perawatan keluarga

Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan

kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan asuhan

keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status

kesehatan individu dan keluarga dalam satu rumah.

5. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tabel 2.8 Tahap dan perkembangan keluarga

No Tahap Keterangan Tugas Perkembangan


Perkembangan
1. Begainning family Dalam  Membangun perkawinan
keluarga yang memuaskan
belum ada  Menghubungkan jaringan
anak persaudaraan yang harmonis
 Keluarga berencana
 Menetapkan tujuan bersama
 Persiapan menjadi orang tua
2. Child bearing family Adanya anak  Membentuk keluarga muda
pertama usia yang mantap
30 bulan  Mempertahankan kebutuhan
perkawinan yang
memuaskan
 Memperluas persahabatan
keluarga besar dengan
menambah peran orang tua
 Konseling KB pos partum 6
minggu
 Menyiapkan biaya anak
3. Keluarga dengan Anak usia 30  Memenuhi kebutuhan
anak usia pra sekolah bulan sampai 6 anggota keluarga
tahun  Membantu anak sosialisasi
 Mempertahankan hubungan
yang sehat
 Pembagian waktu
 Pembagian tanggung jawab
dalam keluarga
 Menstimulasi tumbuh
kembang anak
4. Keluarga dengan usia Anak usia 6  Membantu sosialisasi anak
anak sekolah -13 tahun.  Mempertahankan keintiman
pasangan
 Memenuhi kebutuhan dan
biaya kehidupan yang
meningkat
5. Keluarga dengan Anak usia 13  Memberi kebebasan
anak remaja -20 tahun seimbang dengan tanggung
jawab anak remaja
 Mempertahankan keintiman
keluarga
 Komunikasi terbuka antara
anak remaja dengan orang
tua
6. Keluarga dengan Anak pertama  Memperluas keluarga inti
anak dewasa meninggalkan menjadi keluarga besar
rumah.  Membantu orang tua, suami,
istri yang sedang sakit
 Membantu anak mandiri di
masyarakat
7. Keluarga usia Anak terakhir  Mempertahankan kesehatan
pertengahan meninggalkan  Mempertahankan hubungan
rumah dan yang memuaskan dengan
pensiun teman sebaya dan anak-anak
 Meningkatkan keakraban
pasangan
 Persiapan masa pensiun
8. Keluarga usia lanjut Memasuki  Mempertahankan suasana
masa pensiun rumah yang menyenangkan
dan lansia  Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan
pendapatan
 Mempertahankan keakraban
pasangan dan saling
merawat
 Mempertahankan hubungan
dengan anak dan sosial
masyarakat
 Melakukan life review masa
lalu

D. Lanjut Usia

1. Pengertian

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60

tahun. Tahap ini merupakan tahap dimana tubuh mencapai titik

perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut

dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada di dalam tubuh.

Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi

secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi

serta kerukasakan sel. Proses itu dinamakan penuaan.

2. Klasifikasi lansia
Beberapa pendapat di bawah ini dikemukakan mengenai batasan

umur lansia :

a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meliputi :

1. Usia pertengahan (Middle Age) usia 45 sampai 59 tahun.

2. Lanjut usia (Elderly) usia 60 sampai 74 tahun.

3. Lanjut usia tua (Old) usia 75 sampai 90 tahun.

4. Usia sangat tua (Very Old) usia diatas 90 tahun.

b. Departemen Kesehatan RI sebagai berikut :

1. Pralansia ( usia antara 45-59 tahun).

2. Lansia (usia 60 tahun atau lebih).

3. Lansia resiko tinggi (usia 60-70 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan).

4. Lansia potensial (lansia yag mampu melakukan pekerjaan).

5. Lansia tidak potensial (lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah,hidupnya bergantung pada bantuan orang lain).

3. Perubahan Fisik Lansia

a. Sistem indra pada lansia

1. Indra penglihatan menurun : pengurangan elastisitas lensa

(presbiopi)

2. Indra pendengaran : penurunan daya dengar telinga bagian

dalam (presbiakusis)

3. Indra peraba : pengeccilan sel sebasea, penurunan elastisitas

(berkerut, liver spot)


b. Sistem musculoskeletal

1. Jaringan kartilago, kolagen, elastin pada tendon, tulang, sendi

menurun regenerasinya.

2. Kepadatan tulang menurun dan rentang gerak sendi terbatas.

3. Jumlah dan ukuran serabut otot berkurang.

c. Sistem kardiovaskular

1. Massa jantung bertambah.

2. Ventrikel kiri hipertropi.

3. Kemampuan peregangan jantung berkurang.

4. Tekanan darah meningkat.

d. Pencernaan dan metabolisme

1. Penurunan sensitifitas saraf pengecap.

2. Penurunan asam lambung dan pengosongan lambung.

3. Peristaltik melemah.

4. Konstipasi.

5. Peningkatan efek samping obat dan atropi hati.

e. Sistem respirasi

1. Penurunan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan

peregangan toraks terbatas.

2. Terjadi penurunan ventilasi paru.

3. Penurunan fungsi paru-paru.

f. Sistem perkemihan

1. Laju filtrasi, ekskresi dan reabsorsi oleh ginjal menurun.


2. Peningkatan pola berkemih.

3. Inkontensia urin.

g. Sistem saraf

1. Atrofi serabut saraf.

2. Perubahan biokimia susunan saraf pusat.

3. Penurunan persepsi sensorik.

4. Penurunan respon motorik.

5. Penurunan fungsi kognitif.

h. Sistem reproduksi

1. Pria : andropause, pembesaran prostat, produksi hormon

testosteron menurun.

2. Wanita : menopause, selabut lendir kering, elastisits menurun,

produksi hormon progesteron menurun.

4. Perubahan Kognitif Lansia

a. Memory / daya ingat menurun.

b. IQ.

c. Kemampuan pemahaman.

d. Kemampuan belajar.

e. Pemecahan masalah.

f. Pengambilan keputusan.

g. Kinerja dan motivasi.

5. Perubahan Spiritual

a. Kehidupan agama meningkat.


b. Bersiap menghadapi krisis kehilangan dalam hidup sampai

kematian.

6. Penyakit pada Lansia

a. Gangguan sirkulasi darah : hipertensi, stroke, ginjal.

b. Gangguan metabolisme hormonal : diabetes mellitus, penyakit

tiroid.

c. Gangguan pada persendian : Ostoeporosis, GOUT artritis.

d. Berbagai macam penyakit neoplasma.

E. Brisk Walking Exercise

1. Pengertian

Latihan brisk walking exercise adalah salah satu bentuk latihan

aerobik dengan bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi

dengan menggunakan latihan jalan cepat selama 15 menit dengan rerata

kecepatan 4-6 km/jam ( Kowalski, 2010). Brisk walking exercise

merupakan suatu kegiatan olahraga dengan gerakan berjalan secepat

mungkin tanpa kehilangan kontak atau sentuhan dengan tanah.

Brisk walking exercise adalah olahraga isotonik (berjalan cepat)

yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat

menurunkan tekanan darah. Brisk walking exercise juga termasuk dari

salah satu bentuk aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan

tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran


kalori). Penderita hipertensi dapat melakukan olahraga jalan cepat

selama 15 menit dalam satu hari.

2. Tujuan

Latihan brisk walking exercise ini bertujuan untuk menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi dan meningkatkan kekuatan

otot. Brisk walking exercise juga membantu menstimulus saraf motorik

pada tangan yang akan diteruskan ke otak dan memperbaiki tonus otot

maupun refleks tendon yang mengalami kelemahan serta dapat

memperlancar peredaran darah sehingga menurunkan tekanan darah.

3. Manfaat

Brisk walking exercise sangat efektif untuk menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi. Latihan ini dapat merangsang kontraksi

otot,meningkatkan kapasitas denyut jantung,memecahkan glikogen dan

meningkatkan oksigen dalam jaringan. Brisk walking exercise juga

berfungsi mengurangi plak yang ada dalam darah melalui peningkatan

penggunaan lemak dan peningkatan penggunaan glukosa.

Latihan brisk walking exercise bekerja melalui penurunan resitensi

perifer pada saat otot berkontraksi melalui aktivitas berjalan cepat akan

terjadi peningkatan aliran darah 30 kali lipat dari biasanya ketika

kontraksi dilakukan secara ritmik. Dilatasi pembuluh darah juga akan

mengakibatkan penurunan jarak antara darah dan sel aktif serta jarak

tempuh difusi oksigen sangat berkurang. Hal ini yang dapat


meningkatkan fungsi sel karena ketercukupan suplai darah,oksigen dan

nutrisi dalam sel serta melancarkan pembuluh darah.

4. Prinsip – prinsip latihan

Prinsip latihan dalam brisk walking exercise ini antara lain : prinsip

pemanasan tubuh, prinsip beban lebih, prinsip sistematis, prinsip

intensitas, prinsip pemulihan, prinsip variasi latihan, prinsip spesifik.

5. Mekanisme kerja

Brisk walking exercise bekerja melalui penurunan resistensi

perifer, pada saat otot berkontraksi melalui aktifitas fisik akan terjadi

peningkatan aliran darah 30 kali lipat ketika kontraksi dilakukan secara

ritmik, adanya dilatasisfinter prekapiler dan arteriol menyebabkan

peningkatan pembukaan 10-100 kali lipat pada kapiler, dilatasi

pembuluh juga akan mengakibatkan penurunan jarak antara darah dan

sel aktif serta jarak tempuh oksigen serta zat metabolik sangat

berkurang yang dapat meningkatkan fungsi sel karena ketercukupan

suplai darah, oksigen dan nutrisi dalam sel.

Penurunan tekanan darah dapat terjadi karena brisk walking

exercise dapat mendorong jantung bekerja secara optimal, dimana

olahraga untuk jantung mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh

sel, jaringan dan organ tubuh. Akibat dari peningkatan tersebut akan

meningkatkan aktifitas pernafasan dan otot rangka.

Peningkatan aktifitas pernafasan akan meningkatkan aliran balik

vena sehingga menyebabkan peningkatan volume sekuncup yang akan


langsung meningkatkan curah jantung sehingga meningkatkan tekanan

darah arteri meningkat sedang, setelah tekanan darah arteri meningkat

akan terjadi fase istirahat terlebih dahulu. Dari fase ini mampu

menurunkan aktifitas pernafasan otot rangka dan menyebabkan

aktivitas saraf simpatis meningkat, setelah itu akan menyebabkan

kecepatan jantung menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena

penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan

resistensi perifer total sehingga terjadi penurunan tekanan darah.

6. Prosedur pelaksanaan

a. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang

pengertian,tujuan,cara dan manfaat brisk walking exercise bagi

responden dan waktu pelaksanaan latihan.

b. Responden diminta untuk duduk beristirahat selama 5 menit.

c. Setelah itu dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan

spygmomanometer dan catat hasilnya.

d. Tahap pertama adalah melangkahkan sau kaki kedepan saat

melakukan jalan cepat,secepat apapun ketika berjalan,kaki depan

harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang diangkat.

e. Tahap dua melakukan tarikan kaki belkang ke depan. Pada tahap ini

kaki depan menyentuh tanahsegera kaki belakang ditarik ke depan

untuk melanjutkan langkah-langkah jalan cepat. Bagian tumit

menyentuh tanah langkah kaki jangan terlalu kecil dan jangan terlalu

lebar.
f. Tahap relaksasi yaitu tahap antara tahap awal ketika melangkahkan

kaki ke depan dan ketika akan melakukan tarikan kaki belakang.

Pada tahap ini pinggang berada pada posisi yang sama dengan

bahu,sedangkan lengan vertikal dan paralel disamping badan.

g. Tahap dorongan yaitu gerakan ketika ketiga tahap diatas selesai

dilakukan. Tahap dorongan ini adalah mempercepat laju jalan kaki,

namun langkah kaki jangan terlalu pendek dan jangan terlalu

panjang,jaga keseimbangan tubuh.

h. Lakukan selama 15 menit di pagi hari.

i. Responden diminta istirahat selama 5 menit.

j. Ukur kembali tekanan darah menggunakan spygmomanometer.

Gambar 2.9
Tata cara terapi brisk walking exercise
Tahap 1 Tahap 2
Tahap 3 Tahap 4
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Jenis studi kasus ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan

penerapan terapi komplementer. Studi kasus ini memusatkan diri secara

intensif pada satu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.

Metode pendekatan pada suatu kasus secara mendalam analisisnya pada kasus

yang spesifik. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis penerapan brisk

walking exercise.

B. Subyek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah 2 orang dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi dalam studi kasus ini adalah :

1. Lansia dengan tekanan darah 140/90 mmHg.

2. Mampu melakukan aktivitas mandiri.

3. Responden kooperatif.

4. Pasien yang bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Responden mengundurkan diri.

2. Responden yang memiliki komplikasi : DM.

3. Lansia yang menolak jadi responden.


C. Fokus Studi

Studi kasus ini berfokus pada penerapan brisk walking exercise untuk

menurunkan tekanan darah pada lansia.

D. Definisi Operasional Studi

1. Brisk walking exercise adalah salah satu bentuk latihan aerobik dengan

bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan

menggunakan latihan jalan cepat selama 15 menit untuk menurunkan

tekanan darah dan membantu melancarkan peredaran darah.

2. Tekanan darah adalah resusitasi denyut jantung melalui arteri yang diukur

menggunakan spygmomanometer digital yang diletakkan 2 cm diatas

pergelangan tangan.

3. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen studi kasus yang digunakan adalah spygmomanometer digital dan

jam tangan.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan

spygmomanometer digital untuk mengetahui tekanan darah, sebelum dan

sesudah pemberian terapi brisk walking exercise. Langkah-langkah

pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :


1. Mengurus perijinan di wilayah Puskesmas Ambarawa, Kabupaten

Semarang untuk melakukan studi kasus.

2. Menjelaskan tujuan, maksud dan waktu kepada kepala puskesmas atau

perawat penanggung jawab di tempat studi kasus dan meminta

persetujuan untuk melibatkan subjek dalam studi kasus.

3. Mencari dan menentukan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi.

4. Meminta responden untuk menandatangani informed consent sebagai

bukti persetujuan untuk melibatkan subjek dalam studi kasus ini.

5. Mengidentifikasi dan mendiskusikan dengan subjek tentang brisk

walking exercise.

6. Menepati kontrak waktu pertemuan dan melakukan pengkajian sebelum

pemberian terapi brisk walking exercise.

7. Melakukan terapi di pagi hari selama 15 menit kemudian istirahat 5

menit dan dievaluasi hasilnya.

8. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dan mengulang prosedur

selama 7 hari berturut-turut.

9. Melakukan pengolahan data.

10. Menyajikan hasil studi kasus dalam bentuk tabel.

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Penelitian dilakukan di Wilayah Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang

pada tanggal November 2020.


H. Analisa Data dan Penyajian Data

Penyajian dan pengolahan data menggunakan analisa deskriptif. Analisa

deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan

meringkas data secara alamiah dalam bentuk kalimat dan tabel. Pengolahan

data ini dilakukan menggunakan spygmomanometer digital untuk mengetahui

perubahan tekanan darah setelah diberikan terapi brisk walking exercise. Hasil

pengukuran tekanan darah berupa angka sistolik dan diastolik dalam satuan

mmHg.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam studi kasus keperawatan sangat penting karena

berhubungan langsung dengan manusia, untuk itu dari sisi etika harus

diperhatikan. Penelitian yang akan dilaksanakan menekankan pada masalah

etika yaitu :

1. Prinsip Menghargai Hak

a. Informed consent (lembar persetujuan)

Responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian maka

dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden dan jika menolak, peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormatinya.

b. Anonimity (tanpa nama)

Tidak akan mencantumkan nama dalam lembar pengumpulan datal

dan Hanya mencantumkan inisial atau kode tertentu.


c. Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Hanya data tertentu yang

dilaporkan pada hasil penelitian.

2. Prinsip Manfaat

a. Beneficence

Penelitian akan selalu memperhatikan keuntungan dan kerugian

yang bisa ditimbulkan bagi responden.

b. Nonmaleficence

Proses penelitian tidak akan melaksanakan tindakan yang akan

membahayakan atau menimbulkan efek negatif bagi responden.

c. Protection from discomfort

Responden dapat melaporkan bila ada ketidaknyaman saat

penelitian dan peneliti berusaha meminimalkannya.

d. Justice

Responden akan diberikan perlakuan yang sama saat penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

1. Endang Triyanto., Ns., M. K. Pelayanan Keperawatan bagi PENDERITA


HIPERTENSI SECARA TERPADU. (GRAHA ILMU, 2014).

2. Bustan, M. N. MANAJEMEN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK


MENULAR. (PT RINEKA CIPTA, 2015).

3. IR. Padmiarso M. Wijoyo. Rahasia Penyembuhan HIPERTENSI Secara


Alami. (Bee Media Agro).

4. Kemenkes.RI. InfoDATIN HIPERTENSI. (2014).


doi:10.1177/109019817400200403.

5. Http://gamapserver.who. _factors/blood_pressure_prevalence/atlas.html.
American Heart Association. Preval Raid Blood Prest (2017).

6. INDONESIA, K. K. R. HASIL RIKESDAS 2018. Balitbangkes (2018)


doi:1 Desember 2013.

7. Dinkesjateng. Profil Kesehatan Jawa Tengah. (2017) doi:3511351(24).

8. Ambarawa, P. Data Statistik Puskesmas Ambarawa. (2019).

9. Sya’diyah, H. KEPERAWATAN LANJUT USIA TEORI DAN


APLIKASI. (Indomedia Pustaka, 2018).

10. Ns. Wajan Juni Udjianti, S.Kep., E. Keperawatan Kardiovaskular.


(Salemba Medika, 2010).

11. Wuland, dr. Y. S. ari& A. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. (C.V ANDI
OFFSET, 2011).

12. Ulfah Nurrahmani, S.Kep., N. stop HIPERTENSI. (Familia, 2015).

13. Widharto, D. BAHAYA HIPERTENSI. (PT Sunda Kelapa Pustaka, 2017).


14. Karim, N. A. HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DERAJAT
HIERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TGULANDANG KABUPATEN SITARO. e-jouernal 6,
(2018).

15. Pusdiastuti, sri endang. PENGARUH TERAPI YOGA TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI.
perawat Indones. 3, (2019).

16. Paramita, N. PENGARUH STEP UP EXERCISE DAN HANDGRIP


EXERCISE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI DI
PUSKESMAS BATANG KABUPATEN BATANG. (2017).

17. Azhari, R. PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI DI
PUSKESMAS SIMPANG IV KOTA JAMBI. Ris. Inf. Kesehat. 7, (2018).

18. July. pengaruh isometrik handgrip exercise terhadap penurunan tekanan


darah di palembang. Nursing (Lond). 7, (2018).

19. Sonhaji. PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA LANSIA. J. Kesehat. Al-Irsyad 13, 51 (2020).

20. Diana, A. PENGARUH BRISK WAKING EXECISE TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI KATEGORI 1
DI PUSKESMAS NGRESEP. garuda (2016).

21. Ayunngtias, D. EFEKTIVITAS JALAN KAKI DAN SENAM AEROBIK


LOW IMPACT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
LANSIA HIPERTENSI DI TAWANGHARJO. stikes An Nur (2018).

22. Rezky, A. N. EFFECT OF 30 MINUTES WALKING ON BLOOD


PRESSURE OF EDERLY IN PACCERAKKANG DISTRICT OF
MAKASAR. Indones. Contenporary Nurs. 3, (2017).
Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN


(PSP)
1. Kami adalah peneliti yang berasal dari Akper Kesdam IV / Diponegoro
program studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk
berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian ini yang berjudul
“Penerapan Brisk Walking Exercise Untuk Menurunkan Tekanan Darah di
Wilayah Puskesmas Ambarawa”.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menggambarkan
penerapan implementasi dari Penerapan Brisk Walking Exercise Untuk
Menurunkan Tekanan Darah, yang dapat memberikan manfaat berupa
peningkatan dalam penggunaan metode non farmakologi terhadap
penurunan tekanan darah menggunakan Brisk Walking Exercise.
Penelitian ini akan berlangsung pada tanggal November 2020.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara mengukur tekanan darah
sebelum dan sesudah memberikan latihan Brisk walking exercise selama 7
hari berturut-turut. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan,
tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan
pengembangan asuhan/ pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian
ini adalah anda terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan tindakan
yang akan diberikan.
5. Nama dan jati diri anda serta seluruh informasi yang anda sampaikan akan
dirahasiakan.
6. Jika anda membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti dengan no. Hp : 081328767475.

Peneliti

Samsuri
NIM. 20101440118068
Lampiran 2

INFORMED CONCENT

(PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Samsuri dengan judul “Penerapan Brisk Walking Exercie
untuk Penurunan Tekanan Darah di Wilayah Puskesmas Ambarawa”

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada peneliti ini secara
suka rela tanpa paksaan. Bila penelitian ini saya menginginkan untuk
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa
mendapatkan sanksi apapun.

Saksi Semarang, ....2020


Yang memberi persetujuan

Peneliti

Samsuri
NIM. 20101440118068
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI SUBJEK

Nomor Responden : ..................

HARI KE TANGGAL TEKANAN DARAH


SEBELUM SESUDAH
1
2
3
4
5
6
7
Lampiran 4
SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

JUDUL SOP:

SOP PENGUKURAN TEKANAN


DARAH

PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN


DOKUMEN REVISI
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT
1 PENGERTIAN Tekanan darah merupakan resistensi yang
dihasilkan ketika jantung berdenyut dan
membawa darah melalui arteri
2 TUJUAN Untuk mengetahui tekanan darah pada
klien
3 INDIKASI 1. Penderita hipertensi
2. Seseorang yang dicurigai mengalami
masalah kardiovaskuler
4 KONTRAK INDIKASI Adanya luka di area pergelangan tangan
5 PERSIAPAN 1. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan
dilakukan pengukuran tekanan darah
3. Memberika kesempatan klien dan
keluarga bertanya
4. Menyiapkan tempat yang nyaman dan
datar
5. Menyiapkan spygmomanometer digital
6. Sediakan tempat duduk untuk klien
6 PERSIAPAN KLIEN 1. Pastikan klien siap dan bersedia
dilakukan pengukuran tekanan darah
2. Pastikan keluarga klien menyetujui
pelaksanaan pengukuran tekanan
darah
LANGKAH KERJA 1. Mencuci tangan
2. Memberitahu klien mengenai
tindakan yang akan dilakukan
3.
Mengarahkan klien untuk duduk santai
4.
Menyingsikan lengan baju pasien dan
membebaskan benda-benda yang
dipakai diarea pergelangan tangan
yang akan diukur (lepas jam tangan,
gelang, dll)
5. Memasang manset 2 cm diatas
pergelangan tangan
6. Tekan tombol on pada monitor
spigmomanometer digital
7. Monitor hasil pengukuran alat
spigmomanometer digital
8. Melepaskan manset
9. Menggulung manset dan memasukan
kedalam tempatnya
10. Merapikan pasien
8 EVALUASI/TERMINASI 1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon
klien sebelum dan setelah tindakan
2. Beri reinforcemen positif pada klien
dan kluarga.
3. Akhiri kegiatan dengan baik.
9 DOKUMENTASI Catat tindakan yang sudah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan
10 HAL YANG PERLU 1. Klien dilarang berbicara dan bergerak
DIPERHATIKAN berlebihan selama proses pengukuran
2. Klien diarahkan tidak minum kopi,
tidak merokok 30 menit sebelum
pengukuran dilakukan
Lampiran 5
SOP BRISK WALKING EXERCISE

JUDUL SOP:

LATIHAN BRISK WALKING EXERCISE

PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN


DOKUMEN REVISI
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT
1 PENGERTIAN Brisk walking exercise merupakan salah satu
bentuk latihan pada klien hipertensi dengan
menggunakan tehnik jalan cepat selama 15
menit untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan membantu melancarkan peredaran
darah.
2 TUJUAN 1. Meningkatkan kekuatan otot
ekstremitas.
2. Memperbaiki tonus otot maupun
refleks tendon yang mengalami
kelemahan.
3. Menstimulasi saraf motorik pada
tangan yang akan diteruskan ke otak.
4. Membantu menstimulus kembali
kendali otak terhadap otot-otot
tersebut.
5. Menurunkan tekanan darah pada
hipertensi.

3 INDIKASI 1. Responden usia ≥ 60 tahun.


2. Responden penderita hipertensi.
3. Tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
4. Responden mampu berjalan dengan
sempurna.
4 KONTRA INDIKASI 1. Responden mengalami nyeri pada kaki.
2. Responden mengalami cidera
muskuloskeletal pada ekstremitas
bawah.
3. Responden merasa pusing dan
penglihatan kunang-kunang.
5 PERSIAPAN 1. Memberi salam dan memperkenalkan
diri.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan
latihan brisk walking exercise untuk
menurunkan tekanan darah.
3. Memberikan kesempatan klien dan
keluarga bertanya.
4. Menyiapkan tempat yang nyaman dan
tenang
5. Menyiapkan spygmomanometer digital.

6 PERSIAPAN KLIEN 1. Pastikan klien siap dan bersedia


melakukan latihan brisk walking
exercise
2. Pastikan keluarga klien menyetujui
pelaksanaan latihan brisk walking
exercise.
3. Klien memakai sepatu olahraga.

LANGKAH KERJA 1. Melakukan pengkajian awal tekanan


darah sebelum melakukan latihan brisk
walking exercise
2. Beritahu klien dan keluarga bahwa
kegiatan brisk walking exercise akan
segera dimulai
3. Di minta klien untuk melakukan
gerakan:
a. Tahap pertama adalah dengan
melangkahkan satu kaki ke depan
saat melakukan jalan cepat, secepat
apapun ketika berjalan, harus
menyentuh tanah sebelum kaki
belakang diangkat.
b. Tahap kedua adalah melakukan
tarikan kaki belakang ke depan.
Pada tahap ini setelah kaki depan
menyentuh tanah segera kaki
belakang ditarik ke depan untuk
melanjutkan langkah-langkahjalan
cepat. Bagian tumit menyentuh
tanah, langkah kaki jangan terlalu
kecil-kecil dan jangan terlalu lebar.
c. Tahap relaksasi adalah tahap antara
tahap awal ketika melangkahkan
kaki ke depan dan ketika akan
melakukan tarikan kaki belakang.
Pada tahap ini pinggang berada pada
posisi yang sama dengan bahu,
sedangkan lengan vertikal dan
pararel disamping badan.
d. Tahap dorongan adalah gerakan
ketika ketiga tahap diatas selesai
dilakukan. Tahap dorongan ini
adalah mempercepat laju jalan kaki
dengan dorongan tenaga penuh
untuk mendapatkan rentang waktu
yang sesingkat-singkatnya ketika
melakukan langkah-langkah kaki,
namun langkah kaki jangan terlalu
pendek dan jangan terlalu panjang,
jaga keseimbangan tubuh.
e. Klien dilakukan pengukuran
tekanan darah kembali..
4. Kontrak pertemuan berikutnya.
8 EVALUASI/TERMINASI 1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien
sebelum dan setelah tindakan.
2. Beri reinforcemen positif pada klien dan
keluarga.
3. Akhiri kegiatan dengan baik.
9 DOKUMENTASI Catat tindakan yang sudah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan.
10 HAL YANG PERLU 1. Pastikan klien dalam kondisi sadar dan
DIPERHATIKAN mampu diajak berkomunikasi.
2. Pastikan keadaan tanda-tanda vital klien
dalam keadaan stabil.
Lampiran 6
KARAKTERISTIK RESPONDEN SUBJEK

Nomor Responden :

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda ( √ ) pada salah satu kontak pilihan jawaban dan isian uraian sesuai
situasi anda saat ini

1 Usia : Tahun

2 Jenis kelamin : Laki-laki

: Perempuan

3 Riwayat keluarga : Ada


Hipertensi :
Tidak ada
4 Pengobatan : Teratur

: Tidak teratur
Lampiran 7
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

TARGET NOVEMBER 2020


12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Mencari sumber
referensi : buku, E-
book, jurnal
pendukung
Membuat
cover,pernyataan
keaslian,lembar
persetujuan,
pengesahan, kata
pengantar,
lampiran
Menulis bab I
Menulis bab II
Menulis bab III
Konsul ke
pembimbing (1) :
cover,
lampiran<daftar isi
Mahasiswa
mengecek
kesalahan
penulisan,margin,
Mahasiswa revisi
hasil konsul (1)
Konsul ke
pembimbing
komplit
Revisi konsulan
(2),cek kesalahan
penulisan
Konsulan ke
pembimbing (3)
Mahasiswa revisi
hasil konsulan (3)
Pendaftaran ujian
sidang
Konsul ke
pembimbing :fix
lengkap, kesalahan
penulisan minim,
kerapian penulisan,
ppt sempurna.
Mahasiswa revisi
hasil konsulan (4)
Pengumpulan
berkas ujian
proposal

Anda mungkin juga menyukai