Anda di halaman 1dari 58

STUDI LITERATUR AROMATERAPI LEMON DAN SWEDISH

MASSAGE DALAM MENURUNKAN NYERI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Diploma III Keperawatan Politeknik Kemenkes Palu Jurusan
Keperawatan Program Studi Keperawatan Poso

DISUSUN OLEH :
CAHYA FARHANI ALIAS
NIM : P00220217006

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN DIII KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini telah di setujui untuk diuji Tim Penguji Poltekkes

Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.

Nama : Cahya Farhani Alias


Nim : P00220217006
Poso, 03 Agustus 2020

Pembimbing I

Dafrosia Darmi Manggasa, S.Kep.Ns, M.Biomed


NIP : 198106082005012003

Poso, 03 Agustus 2020


Pembimbing II

Agusrianto,S.Kep.Ns.MM
NIP : 197307271997031002

Mengetahui
Ketua Program Studi

Agusrianto,S.Kep.Ns.MM
NIP : 197307271997031002
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah di periksa dan di setujui oleh Tim Penguji Poltekkes

Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.

Pada tanggal Agustus 2020

Nama : Cahya Farhani Alias


Nim : P00220217006

Penguji 1

Ni Made Ridla Nilasanti P,S.Kep.Ns.M.Biomed


NIP : 198301302006042002

Penguji 2
Dewi Nurviana Suharto,S.Kep.Ns.M.Kep.Sp.Kep.MB
NIP : 198511102010122003

Penguji 3
Nirva Rantesigi,S.Kep.MM
NIP : 197104271990022001

Mengetahui Menyetujui
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan

Nasrul SKM,M.KES Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si


Nip.196804051988021001 NIP. 196604191989032002

ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

Cahya Farhani Alias. 2020. Studi literatur : Aromaterapi Lemon dan Swedish
Massage Dalam Menurunkan Nyeri. Karya tulis ilmiah prodi DIII
keperawatan poso jurusan keperawatan poltekkes kemenkes palu.
Pembimbing (1) Dafrosia Darmi Manggasa (2) Agusrianto

ABSTRAK

xi + 45 halaman + 1 tabel + 3 Lampiran

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat


sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Terdapat penatalaksanaan yang dapat
digunakan dalam mengatasi nyeri yaitu secara farmakologis dan non
farmakologis. Pendekatan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan
pemberian aromaterapi lemon dan Swedish massage. Tujuan : mengidentifikasi
studi literature yang berhubungan dengan Aromaterapi lemon dan Swedish
massage. Metode : basis data yang digunakan dalam studi literatur yaitu Publish
Or Perish, Google Scholar, dan Google terbatas dari tahun 2014-2019. Hasil : ada
enam penelitian yang digunakan dalam studi literature ini, dari keenam penelitian
ini didapatkan hasil bahwa Aromaterapi lemon dan Swedish massage efektif
dalam menurunkan nyeri. Kesimpulan: Aromaterapi lemon dan Swedish massage
bermanfaat dalam menurunkan intensitas nyeri. Saran : Diharapkan hasil
penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan peneliti selanjutnya
tentang intervensi keperawatan yang dapat digunakan dalam menurunkan nyeri
pada pasien post op maupun nyeri mensturasi.

Kata kunci : Sectio caesarea,post op,menstruasi,aromaterapi lemon,swedish


massage,nyeri

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. Teristimewa kepada orang tua saya

Bapak Amsil Alias dan Ibu Nursia L Kurnia yang sangat saya cintai yang tidak

henti-henti memanjatkan doa, dan memberikan dorongan serta dukungan baik

secara moral dan materi selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Studi Literatur : Aromaterapi Lemon dan

Swedish Massage Dalam Menurunkan Nyeri ” bisa terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Nasrul, SKM,M.Kes. Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Palu

2. Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu

3. Agusrianto,S.Kep.Ns.,MM. Ketua Program Studi Keperawatan Politekknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Prodi D-III Keperawatan Poso,

sekaligus Pembimbing 2 saya yang selalu sabar dan tidak pernah lelah

memberikan masukan dan bimbingannya.

4. Dafrosia Darmi Manggasa,S.Kep.Ns.M.Biomed selaku Pembimbing 1 yang

telah banyak meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan

saran dan masukan dalam penyelesaian studi literarur review ini.

iv
5. Kadar Ramadhan,SKM.MKM selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan masukan, semangat, dan sabar selama proses perkuliahan

maupun bimbingan akademik.

6. Ni Made Ridla Nilasanti,S.Kep,Ns.M.Biomed selaku wali kelas dan

pembimbing akademik , sekaligus penguji 1 yang selalu sabar dan selalu

memberikan masukan dan motivasi selama proses perkuliahan.

7. Dewi Nurviana Suharto,S.Kep.Ns.M.Kep.Sp.Kep.MB penguji 2 saya yang

telah memberikan masukan dan saran

8. Nirva Rantesigi,S.Kep.Ns.MM penguji 3 saya yang telah memberikan

masukan

9. Kepada sahabat saya Yeni Kusumasari yang selalu memberikan dukungan,

motivasi, dan selalu menemani saya dalam suka maupun duka selama proses

perkuliahan dan penyusunan sehingga dapat menyelesaikan studi literature

review ini.

10. Kepada Rebahan Squad Yeni Kusumasari, Mery Aryaningrum, Istiqomah,

Putri Pratiwi. Stevy Friyana, Risna Tamolo, Hamdani Cahya, dan Anizza

Febriani terima kasih karena selalu kompak, selalu memberikan dukungan,

motivasi, masukan dan selalu membantu saya selama perkuliahan dan

penyusunan studi literature review ini.

11. Kepada seluruh teman-teman D-III Keperawatan terimakasih atas

kebersamaannya selama ini dan terimakasih sudah saling mengingatkan

selama proses perkuliahan.

v
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki penulis maka studi literature review ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan penulis untuk dijadikan sebagai perbaikan dalam penyusunan hasil

penelitian.

Poso, Agustus 2020

Penulis

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Numeric Rating Scale.....................................................................................15

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sumber Data Sekunder Analisis Jurnal..............................................................28

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata Penulis

Lampiran 2 : Keaslian Penulisan

Lampiran 3 : Surat Izin Pengambilan Data Awal

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI.......................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan Studi Kasus....................................................................................................3
1. Tujuan Umum........................................................................................................3
2. Tujuan Khusus.......................................................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus..................................................................................................4
1. Bagi institusi pendidikan........................................................................................4
2. Bagi Penulis...........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5
A. Tinjauan tentang konsep nyeri....................................................................................5
a. Pengertian nyeri.................................................................................................5
b. Fisiologi nyeri....................................................................................................5
c. Manajemen nyeri................................................................................................7
d. Jenis-jenis nyeri..................................................................................................8
e. Klasifikasi Nyeri................................................................................................9
f. Faktor yang mempengaruhi nyeri.....................................................................10
g. Intensitas nyeri.................................................................................................13
h. Karakteristik Nyeri...........................................................................................13

x
i. Skala Nyeri.......................................................................................................14
B. Tinjauan Tentang Konsep Evidance Based Nursing (EBN).....................................15
2. Tinjauan Tentang Aromaterapi.............................................................................15
a. Pengertian Aromaterapi....................................................................................15
b. Cara penggunaan aromaterapi melalui inhalasi................................................17
c. Mekanisme aromaterapi lemon........................................................................18
3. Tinjauan Tentang Swedish massage.....................................................................18
a. Pengertian Swedish massage............................................................................18
b. Tujuan Swedish massage..................................................................................19
c. Manfaat Swedish massage................................................................................19
d. Teknik Swedish massage..................................................................................19
e. Mekanisme Swedish massage..........................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................24
A. Metodologi penelusuran...........................................................................................24
B. Alasan pemilihan jurnal...........................................................................................24
C. Subyek Studi Kasus..................................................................................................25
D. Fokus Studi..............................................................................................................25
E. Etika penelitian........................................................................................................26
1. Informed Consent.................................................................................................26
2. Anomity (tanpa nama)...........................................................................................26
3. Prinsip autonomy..................................................................................................26
4. Confidientially (kerahasiaan)................................................................................27
5. Prinsip benefisiens dan nonmalefinies..................................................................27
6. Prinsip justices.....................................................................................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................28
A. Analisis....................................................................................................................28
B. Pembahasan.................................................................................................................34
C. Hambatan....................................................................................................................42
BAB V PENUTUP..........................................................................................................43
A. Kesimpulan..............................................................................................................43
B. Saran........................................................................................................................43

xi
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................44

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang

dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat A

Alimul., 2015).

Manajemen nyeri atau pain management merupakan salah satu cara

yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami

oleh seseorang. Perawat akan melakukan asuhan keperawatan kepada klien

diberbagai situasi dan keadaan dalam memberikan intervensi untuk mengatsi

nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Kenyamanan merupakan kebutuhan

dasar klien yang harus dipenuhi perawat. Penatalaksanaan nyeri yang tidak

terpenuhi dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pasien dan keluarga.

Pasien dan keluarga akan merasakan ketidaknyamanan yang dapat

meningkatkan respon stress sehingga mempengaruhi kondisi psikologis,

emosi, mobilisasi fisik terhambat, terbatasnya activity daily living (ADL),

dan kualitas tidur akan tergangggu (Hidayat A Alimul., 2015).

Terdapat penatalaksanaan yang dapat digunakan dalam mengatasi

nyeri yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis

dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan analgetik misalnya

morphine sublimaze, stadol, demersol dan lan-lain sedangkan

1
2

penatalaksanaan secara non farmakologis yang sering diterapkan antara lain

pemberian aromaterapi, tindakan massage, teknik pernafasan, akupuntur,

trancutaneus electric nerve stimulations (TENS), kompres dan audionalgesia

(Gondo H, 2011)

Aromaterapi merupakan terapi atau pengobatan dengan menggunakan

bau-bauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang berbau

harum dan enak. Minyak aromaterapi lemon merupakan salah satu minyak

esensial yang mengandung aroma terapi yang dapat menurunkan nyeri.

Minyak aromaterapi lemon mempunyai kandungan limeone 66-80, geranil

asetat, netrol, terpine 6-14%, α pinene 1-4% dan mrcyne (Suwanti et all.,

2018) . Limeone dapat menghambat sistem kerja prostaglandin karena sifat

antioksidan yang dimiliki senyawa kimia jeruk ini saat terjadinya kerusakan

sel, senyawa ini akan mengikat enzim endoperoksida. Enzim endoperoksida

adalah salah satu enzim yang bertanggung jawab terhadap pembentukan

prostaglandin, saat enzim ini telah terikat pembentukan mediator-mediator

nyeri akan terhambat sehingga dapat mengurangi rasa nyeri (Namazi et all.,

2014). Intervensi lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri

post section caesarea yaitu Swedish massage yang terdiri dari 5 gerakan

yaitu efflurage (mengusap), petrissage (memijat), friction (menggosok),

tapotement (memukul) dan vibration (menggerus). Stimulasi kulit dengan

cara Swedish massage pada jaringan otot dapat mengurangi tingkat nyeri

dimana massage menghasilkan impuls yang dikirim melalui serabut saraf


3

besar yang berada dipermukaan kulit, serabut saraf ini akan tertekan

sehingga otak tidak menerima pesan nyeri(Yuliatun Laily, 2016)

Berdasarkan hasil penelitian Manurung & Noviya (2019),

Sulastri,dkk (2018), dan Namazi et all (2014), dan Suwanti,dkk (2018)

membuktikan bahwa aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan nyeri

pada pasien post section caesarea dan nyeri pada menstruasi, Penelitian

lainnya dilakukan oleh Cahyati (2018) dan Naglaa et all (2017) bahwa

Swedish massage efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien post op.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Studi Literatur : Aromaterapi

lemon dan Swedish massage dalam Menurunkan Nyeri”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba melakukan studi

literatur pada beberapa jurnal penelitian untuk mengetahui lebih mendalam

efektifitas aromaterapi lemon dan Swedish massage dalam menurunkan

nyeri.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Dapat mengidentifikasi studi literature yang berhubungan dengan

masalah penelitian

2. Tujuan Khusus

a. Dapat mengidentifikasi pengaruh Aromaterapi lemon terhadap

penurunan nyeri
4

b. Dapat mengidentifikasi pengaruh Swedish massage terhadap

penurunan nyeri

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat berguna bagi instansi pendidikan sebagai laporan

akhir Evidance based mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu Prodi DIII

Keperawatan Poso dalam Penerapan Aromaterapi lemon dan Swedish

Massage terhadap penurunan nyeri.

2. Bagi Penulis

Diharapkan dengan dibuatnya studi literatur penerapan ini, penulis

memperoleh pengetahuan dan mempraktikan penerapan Aromaterapi

lemon dan Swedish massage terhadap penurunan nyeri.

3. Bagi ilmu keperawatan

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai sebagai informasi mengenai

terapi nonfarmakologi yaitu teknik Aromaterapi lemon dan Swedish

massage terhadap penurunan nyeri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang konsep nyeri

a. Pengertian nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap

orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah

yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya

(Hidayat A Alimul., 2015)

Nyeri merupakan pengalaman sensori yang dibawa oleh

stimulan sebagai akibat adanya kerusakan jaringan (Potter dan Perry,

2005). Menurut International Association for Study of Pain (IASP),

nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan

yang di dapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun

potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Respon nyeri sangat subjektif tergantung dari ambang nyeri

setiap klien, koping klien, pengalaman nyeri, ansietas, budaya dari

mlien serta dipengaruhi oleh gender dan usia. Oleh karena itu, untuk

mengkaji nyeri, perawat dapat melakukan observasi respon dan

perubahan perilaku klien (Tamsuri A, 2007)

b. Fisiologi nyeri

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima

rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri

5
6

adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap

stimulus kuat yang potensial merusak (Tamsuri A, 2007)

Reseptor nyeri disebut juga nocireseptor, secara anatomis reseptor

nyeri (nociseptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak

bermielien dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nocireseptor dapat

dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit

(kutaneus), somatic dalam (deep somatic), dan pada daerah visceral.

Karena letaknya yang berbeda-beda inilah, maka nyeri yang

ditimbulkan juga memiliki sensasi yang berbeda (Tamsuri A, 2007)

a) Nocireseptor kutaneus berasal dari kulit dan subkutan, nyeri yang

berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan

didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua

komponen:

1) Reseptor A delta yang merupakan serabut komponen cepat

(kecepatan transisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya

nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri

dihilangkan.

2) Serabut C yang merupakan serabut komponen lambat

(kecepatan 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih

dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.

b) Struktur respon nyeri somatic dapat meliputi nyeri yang terdapat

pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga


7

lainnya. Karena struktur responnya komplek, nyeri yang timbul

merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.

c) Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor visceral, reseptor ini

meliputi organ-organ visceral seperti jantung, hati, usus, ginjal, da

sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak

sensitif terhadap pemotongan organ, tetap sangat sensitif terhadap

penekanan, iskemia dan inflamasi.

c. Manajemen nyeri

Dalam manajemen nyeri terdapat empat teknik yang bisa

digunakan, antara lain (Tamsuri A, 2007)

a) Stimulas kutaneus, merupakan teknik reduksi nyeri dengan

melakukan stimulasi pada kulit untuk menghilangkan nyeri.

Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain kompes hangat,

kompres dingin, Analgetic ointments, counteriritan atau plester

hangat, dan contralateral stimulation atau massage kulit pada area

nyeri.

b) Distraksi, merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan

perhatian kepada hal lain sehingga perhatian terhadap nyerinya

berkurang. Teknik distraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti nafas dalam lambat dan berirama, rhythmic singing and

tapping, active listening, dan guided imagery atau kekuatan

imajinasi klien dengan mendengarkan music lembut)


8

c) Anticipatory guidance merupakan teknik reduksi yang dilakukan

oleh perawat dengan cara memberikan informasi yang dapat

mencegah mis interpretasi dari kejadian yang dapat menimbulkan

nyeri dan membantu memberikan pemahan kepada klien. Informasi

yang diberikan yaitu penyebab nyeri, proses terjadinya nyeri, lama

dan kualitas nyeri, berat ringannya nyeri, lokasi nyeri, dan

memberikan informasi tentang metode yang akan digunakan

perawat pada klien untuk mengurangi nyeri.

d) Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengurangi ketegangan, kecemasan, dan efektif untuk

menurunkan nyeri. Salah satu contoh dari teknik relaksasi yaitu

pemberian aromaterapi.

e) pemberian aromaterapi.

d. Jenis-jenis nyeri

Menurut (Price S, A. & Wilson, 2005), mengklasiifikasikan nyeri

berdasarkan lokasi atau sumber, antara lain :

a) Nyeri somatik superfisial (kulit), yaitu nyeri kulit berasal dari

struktur superfisial kulit dan jaringan subkutis. Nyeri sering

dirasakan sebagai penyengat, tajam, meringis, atau seperti terbakar,

dan apabila pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat

nyeri menjadi berdenyut.

b) Nyeri somatik dalam, nyeri yang berasal dari otot, tendon,

ligamentu,tulang, sendi dan arteri.


9

c) Nyeri visera, nyeri berasal dari organ-organ tubu, terletak di dinding

otot polos organ-organ berongga. Mekanisme utama yang

menimbulkan nyeri visera adalah peregangan atau distensi abnormal

dinding atau kapsul organ, iskemia dan peradangan.

d) Nyeri alih, nyeri yang berasal dari salah satu daerah tubuh tetapi

dirasakan terletak didaerah lain.

e) Nyeri neuropati, nyeri yang sering memiliki kualitas seperti

terbakar, perih atau seperti tersengat listrik. Nyeri ini akan

bertambah parah oleh stres, emosi, atau fisik (dingin , kelelahan),

dan mereda oleh relaksasi.

e. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi nyeri dan kondisi

patologis.

a) Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan

berlangsung dalam waktu singkat kurang dari 6 bulan. Nyeri akut

bersifat melindungi, penyebabnya dapat diidentifikasi,berdurasi

pendek dan memiliki sedikit kerusakan jaringan serta respon

emosional. Nyeri akut biasanya disebabkan oleh trauma, bedah,

atau inflamasi. Durasi nyeri akut berkaitan dengan faktor penyebab

dan umumnya dapat diperkirakan. Nyeri akut dapat diredakan dan

perlahan-lahan akan menghilang ketika kelainan yang

mendasarinya disembuhkan (Robinson, J.M., 2016).


10

b) Nyeri kronis

Nyeri Kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih lama

dibandingkan nyeri akut. Nyeri dapat berupa hal yang bersifat

kanker atau bukan. Contoh dari nyeri yang bersifat bukan kanker

termasuk artritis, nyeri punggung (low back pain), nyeri miofasial,

sakit kepala dan neuropatik perifer. Nyeri kronis yang bersifat

bukan kanker biasanya tidak mengancam hidup. Terkadang area

yang terkena cedera telah sembuh bertahuntahun lalu, namun nyeri

yang dirasakan masih tetap berlanjut dan menunjukkan tidak

adanya respon terhadap pengobatan. Nyeri kronis berlangsung

lebih lama dari yang diharapkan,tidak selalu memiliki penyebab

yang dapat diidentifikasi, dan dapat memicu penderitaan yang

teramat sangat bagi seseorang. Berbeda dengan nyeri akut, nyeri

kronis memiliki neurofisiologis dan tujuan yang lebih kompleks

dan sulit dipahami (Lemone, 2015)

f. Faktor yang mempengaruhi nyeri

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi nyeri. Seorang

perawat harus menguasai dan memahami faktor-faktor tersebut dengan

memberikan pendekatan yang tepat dalam pengkajian dan perawatan

terhadap klien yang mengalami masalah nyeri (Prasetyo., 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain:


11

a) Usia

Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama

pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang

ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi

bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-

anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai

kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri

pada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus mengkaji

respon nyeri pada anak (Prasetyo., 2010).

b) Jenis Kelamin

Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan

mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa

jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi

nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis

dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama

(Prasetyo., 2010)

c) Budaya

Banyak yang berasumsi bahwa cara berespon pada setiap individu

dalam masalah nyeri adalah sama, sehingga mencoba mengira

bagaimana pasien berespon terhadap nyeri (Prasetyo., 2010)

d) Makna Nyeri

Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi penglaman nyeri dan

cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang


12

merasakan nyeri saat bersalin akan mempersepsikan nyeri secara

berbeda dengan wanita lainya yang nyeri karena dipukul suaminya

(Prasetyo., 2010)

e) Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri

Nyeri yang dirasakan bervarasi dalam intesintas dan tingkat

keparahan pada masing-masing individu. Nyeri yang dirasakan

mungkin terasa ringan,sedang atau jadi merupakan nyeri yang berat

(Prasetyo., 2010)

f) Ansietas

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang

dirasakan seseorang seringkali meningkatkan presepsi nyeri, akan

tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaan ansietas (Prasetyo.,

2010)

g) Keletihan

Keletihan atau kelelahan yang dirasakan seseorang akan

meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan koping

individu (Prasetyo., 2010)

h) Pengalaman Sebelumnya

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang

dialaminya, akan tetapi pengalaman yang telah dirasakan individu

tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri pada masa mendatang.

Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah
13

mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai

pengalaman sedikit tentang nyeri (Prasetyo., 2010)

i) Dukungan Keluarga dan Suport Sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan,

bantuan dan perlindungan dari anggota keluarga lain. Walaupun

nyeri masik dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan

meminimalkan kesepian dan ketakutan (Prasetyo, 2010).

g. Intensitas nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

yang dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat

subjektif dan individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang

sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.

Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin

adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.

Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan

gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri A, 2007)

h. Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan

kemungkinan penyebaran, durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama

(terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah atau berkurangnya

intensitas nyeri) dan kualitas nyeri (Tamsuri A, 2007)

a) Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri


14

Berbagai perilaku sering diidentifikasi klien sebagai faktor yang

mengubah intensitas nyeri, dan apa yang diyakini klien dapat

membantu dirinya. Perilaku ini sering didasarkan pada upaya try and

error (Tamsuri A, 2007)

b) Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari

Misalnya, terhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi

dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai. Nyeri

akut sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang

berhubungan dengan depresi (Tamsuri A, 2007)

c) Kekhawatiran individu tentang nyeri

Dapat meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi, prognosis

serta berpengaruh terhadap peran dan citra diri (Tamsuri A, 2007)

i. Skala Nyeri

Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk

menentukan terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan

keteranagan pasien digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas

nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien dapat berkomunikasi

dan menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan, penilaian terhadap

intensitas nyeri dapat menggunakan Numerical Rating Scala

(Mubarak,et all 2015)

a. Numerical Rating Scale (NRS) (Skala numerik angka)

Pasien menyebutkan intensitas nyeri berdasarkan angka 0 – 10.

Titik 0 berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat
15

yang tidak tertahankan. NRS digunakan jika ingin menentukan

berbagai perubahan pada skala nyeri, dan juga menilai respon

turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang diberikan (Mubarak., et

all, 2015)

Gambar 1. Numeric Rating Scale


Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan

skala numerik yaitu :

0 : Tidak nyeri

1-3 : nyeri ringan

4-6 : nyeri sedang

7-9 : nyeri berat

10 : nyeri yang tidak tertahankan

B. Tinjauan Tentang Konsep Evidance Based Nursing (EBN)

2. Tinjauan Tentang Aromaterapi

a. Pengertian Aromaterapi

Jeruk lemon atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota

marga citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya

berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang

segar, meskipun banyak anggotanya yang memiliki rasa manis.


16

Minyak aromaterapi lemon mempunyai kandungan limeone 66-

80, geranil asetat, netrol, terpine 6-14%, α pinene 1-4% dan mrcyne

(Suwanti et al., 2018) Limeone adalah komponen utama dalam senyawa

kimia jeruk yang dapat menghambat sistem pembentukan prostaglandin

sehingga dapat mengurangi nyeri (Namazi et all., 2014)

Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau

wangi, dan therapy yang dapat di artikan sebagai cara pengobatan atau

penyembuhan. Sehingga aroma terapi dapat di artikan sebagai suatu

cara perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan

menggunakan minyak essensial (essential oil)(Jaelani, 2015)

Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada

penggunaan volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu

bentuk terapi. Cara penggunaan aromaterapi adalah dengan melalui

inhalasi atau penggunaan topikal setelah di encerkan dalam carrier oil.

Cara kerja aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di

inhalasi) sehingga menimbulkan efek emosi tertentu (Jaelani, 2015)

Aromaterapi merupakan salah satu terapi alternatif dengan

memanfaatkan minyak menguap minyak astri (essential oil) yang

melibatkan organ penciuman manusia.bau yang segar, harum,

merangsang sensori, reseptor dan akhirnya mempengaruhi organ yang

lain. Aromaterapi tidak di anggap benda asing oleh tubuh, sehingga

tidak memperberat kerja organ-organ tubuh. Minyak essensial akan


17

masuk kesirkulasi tubuh dan menuju organ sasaran untuk memberikan

reaksi (Jaelani, 2015)

b. Cara penggunaan aromaterapi melalui inhalasi

Proses inhalasi aromaterapi melalui penciuman jauh lebih cepat

karena hidung atau penciuman mempunyai kontak langsung dengan

bagian-bagian otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang

di timbulkan oleh aroma terapi. Ketika aromaterapi di hirup, molekul

yang mudah menguap dari minyak tersebut di bawa oleh udara ke atap

hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor.

Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut,

suatu pesan elektro kimia akan di transmisikan melalui olfactory ke

dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respon

emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulatory,

memuncukkan pesan-pesan ke bagian otak serta bagian tubuh yang lain.

Pesan yang terima kemudian di ubah menjadi tindakan yang berupa

pelepasan senyawa elektrokimia yang meneybabkan euporia atau rileks.

Sitem limbik ini terutama digunakan untuk sistem ekspresi emosional.

Pada pemberian tindakan aromaterapi berfungsi untuk menurunkan

intensitas nyeri pasien, aroma terapi yang di pilih adalah minyak

essensial lemon karena pada lemon terdapat kandungan Limeone yaitu

komponen utama dalam senyawa kimia jeruk yang dapat menghambat

sistem kerja prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri(Namazi et

all., 2014).
18

c. Mekanisme aromaterapi lemon

Mekanisme kerja perawatan aromaterapi dalam tubuh manusia

berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan

sistem penciuman. Wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis,

daya ingat, dan emosi seseorang. . Aromaterapi lemon merupakan jenis

aroma terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas,

kandungan Limeone dapat menghambat sistem pembentukan

prostaglandin karena sifat antioksidan yang dimiliki senyawa kimia

jeruk ini saat terjadinya kerusakan sel, senyawa ini akan mengikat

enzim endoperoksida. Enzim endoperoksida adalah salah satu enzim

yang bertanggung jawab terhadap pembentukan prostaglandin, saat

enzim ini telah terikat pembentukan mediator-mediator nyeri akan

terhambat sehingga dapat mengurangi rasa nyeri (Namazi et al., 2014).

3. Tinjauan Tentang Swedish massage

a. Pengertian Swedish massage

Pijat adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan

lunak, biasanya otot tendon atau ligamen tanpa menyebabkan

pergeseran atau perubahan posisi sendi yang bertujuan untuk

menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, meningkatkan sirkulasi,

menurunkan tekanan darah (Aorella, M., Skoog, M., & Carleson, 2005)

Swedish massage adalah manipulasi pada jaringan tubuh dengan

teknik khusus untuk mempersingkat waktu pemulihan dari ketegangan


19

otot (kelelahan), meningkatkan sirkulasi darah tanpa meningkatkan

beban kerja jantung(Yuliatun Laily, 2016)

b. Tujuan Swedish massage

Tujuan utama dari pemijatan bukanlah untuk penyembuhan, tetapi

untuk memperlancar peredaran darah, sehingga dapat terhindar dari

penyakit bahkan dapat untuk mengobati penyakit (Pamungkas, 2010)

Tujuan pemijatan adalah menstimulasi sirkulasi darah kekulit,

megurangi tekanan pada otot dan meningkatkan kenyamanan dan

relaksasi. Tujuan lainnya dilakukan pemijatan adalah:

b. Menghilangkan strees

c. Mengurangi tekanan pada otot

d. Merelaksasikan keadaan mental dan fisik

e. Memperbaiki fungsi otot dan kulit

f. Mengurangi keadaan insomnia

g. Menurunkan nyeri

c. Manfaat Swedish massage

Manfaat dilakukannya Swedish massage pada tubuh yaitu

memberikan efek fisiologis berupa: peningkatan aliran darah, aliran

limfatik, stimulasi sistem saraf, meningkatkan aliran balik vena, dan

menghilangkan rasa sakit.

d. Teknik Swedish massage


20

a. Effleurage (menggosok)

Adalah gerakan dengan cara mengurut mengusap secara

ritmis atau berirama dan berurutan dari arah bawah ke atas.

Effleurage dilakukan dengan telapak tangan dan jari merapat. Pada

saat tangan melakukan gerakan di atas permukaan tubuh diharuskan

gerakan mengikuti kontur tubuh dan seirama tanpa gerakan

terputus. Pada saat melakukan gerakan effleurage ini dilakukan

dengan gerakan ringan, tetapi tekanan akan semakin kuat ketika

mengarah ke jantung. Dan saat tangan kembali keposisi awal

dilakukan dengan ringan dengan tujuan sebagai rasa penenang.

Gerakan effleurage ini biasanya dilakukan untuk mengawali dan

mengakhiri manipulasi massage, serta digunakan ketika adanya

transisi antara gerakan satu dengan yang lainnya. Selain itu

manipulasi ini bertujuan untuk meratakan minyak keseluruh bagian

tubuh dan juga membantu memperlancar aliran darah serta

meningkatkan suhu tubuh.

b. Petrissage (memijat-mijat)

Merupakan gerakan yang dilakukan menggunakan satu

tangan atau kedua tangan. Bertujuan untuk melemaskan kekakuan

yang ada didalam jaringan. Apabila petrissage dilakukan ditempat

yang lebar maka dilakukan dengan menggunakan kedua tangan

dilakukan secara bergantian dan berurutan. Tujuan dari dilakukan

manipulasi ini adalah untuk memperlancar penyaluran zat-zat


21

didalam jaringan kedalam pembuluh darah dan juga getah bening.

Sehingga dengan manipulasi ini memberikan keuntungan berupa

peningkatan aliran darah, membantu membuang hasil metabolik,

meredakan pembengkakan lokal dan meningkatkan nutrisi seluler

dalam tubuh.

c. Friction (menggerus)

Merupakan sebuah gerakan manipulasi yang dilakukan

dengan cara menggerus arahnya naik turun secara bebas. Dilakukan

dengan menggunakan ujung jari yang dilakukan dengan cara

menggerus melingkar seperti spiral pada bagian otot tertentu.

Dengan tujuan untuk menghancurkan myloglosis, yaitu timbunan

dari sisa pembakaran energi yang terdapat pada otot atau yang

menyebabkan otot mengeras.

d. Tapotement (memukul)

Manipulasi ini merupakan gerakan dengan cara

memukulkan tangan secara ringan dan berirama yang lebih banyak

dilakukan pada bagian tubuh yang berdaging. Dengan tujuan untuk

mempercepat aliran darah dan mendorong sisa-sisa pembakaran

yang ada didalam tubuh juga merangsang serabut saraf tepi dan

merangsang organ-organ tubuh bagian dalam. Manipulasi ini dapat

dilakukan dengan cara memukulkan kepalan tangan, jari lurus atau

dengan telapak tangan yang mencekung, dan dilakukan kebagian

tubuh otot besar seperti punggung.


22

e. Vibration (menggetarkan)

Gerakan ini dilakukan dengan cara menggetarkan secara

manual dan juga dapat dilakukan secara mekanik. Tujuannya adalah

merangsang saraf secara halus dan lembut agar mengurangi dan

melmahkan rangsangan yang bersifat berlebihan pada saraf yang

sedang mengalami ketegangan. Manipulasi ini dilakukan dengan

menggunakan telapak tangan atau jari-jari untuk menghasilkan

kontraksi isometri dari bagian tubuh yang mengalami kontraksi

tetapi tanpa harus mengalami pemendekan atau pengerutan serabut

otot yang ada dalam bagian tubuh yang diberikan manipulasi.

Tujuan lain diberikan manipulasi ini adalam memberikan

ketenangan pada saraf tang sedang mengalami ketegangan

e. Mekanisme Swedish massage

Pijat mampu menurunkan nyeri melalui mekanisme Gate

Control dan stimulasi analgetik alami. Gerakan mengusap memberikan

tekanan lembut pada jaringan lunak tubuh seperti permukaan kulit dan

vibrasi akan meningkatkan pelepasan serabut-serabut sensorik tipe Aβ

besar yang berasal dari reseptor taktil di perifer. Selanjutnya hal ini

akan menekan penjalaran sinyal nyeri sebagai akibat dari inhibisi lateral

setempat dalam medulla spinalis (Usman R, 2009).

Pijat juga dapat memicu pelepasan endorfin sehingga

menghasilkan perasaan nyaman pada pasien, selain itu dapat terjadi

reduksi hormon stres seperti adrenalin, kortisol, dan norephinefrin


23

sehingga nyeri menurun. Pijat juga dapat memperbaiki sirkulasi darah,

dan menurunkan tekanan darah dan denyut jantung(Usman R, 2009).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi penelusuran

Strategi penelusuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan penelitian kepustakaan. Penelitian dilakukan untuk

memperoleh data berupa teori-teori yang dibutuhkan peneliti, data tersebut

dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal penelitian terdahulu sebagai media

pendukung yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini. Data base

yang digunakan dalam pencarian jurnal penelitian yaitu Publish Or Perish

dan sebagai pendukung peneliti melakukan pencarian melalui Google

Scholar dan Google. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal :

“Pengaruh aromaterapi lemon dalam menurunkan nyeri post sc”

“pengaruh aromaterapi untuk menurunkan nyeri” “Effect of citrus

aurantium (Bitter orange) on the severty of first-stage labor pain”

“Pengaruh swedish massage untuk menurunkan nyeri post op” “effect of

swedish massage on alleviating pain of medical patient post-operative”

B. Alasan pemilihan jurnal

Artikel ini dipilih karena sudah terakreditasi dan salah satu ebnp

telah diterapkan oleh fakultas keperawatan bedah medis di Kairo,Mesir.

Intervensi yang dilakukan juga termasuk murah, sederhana, sangat

bermanfaat terhadap penurunan nyeri, dan artikel yang digunakan

tergolong baru.

24
25

C. Subyek Studi Kasus

Beberapa judul jurnal yang digunakan sebagai referensi, fokus

intervensi dan masalah keperawatan dalam penelitian ini adalah :

1. Rostinah Manurung & Era Noviya (2019), Pengaruh aromaterapi

lemon terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien post sectio caesarea

di rumah sakit umum Imelda

2. Sulastri, Mae Sri Hartati Wahyuningsih & Eka Dwi Hapsari (2018)

Efek pemberian aromaterapi jeruk masam terhadap intensitas nyeri

pasca bedah sesar

3. Susi Suwanti, Melania Wahyuningsih, & Anita Liliana (2018)

Pengaruh Aromaterapi lemon (cytrus) terhadap penurunan nyeri

menstruasi pada mahasiswi di Universitas Respati Yogyakarta

4. Masoumeh Namazi, Seddigeh Amir Ali Akbar, Faraz Mojab, Atefe

Talebe, Hamid Alavi Majd, and Sharareh Jannesari (2014) Effect of

citrus aurantium (Bitter orange) on the severty of first-stage labor pain

5. Naglaa F.A. Youssef, & Asma Diab A.Hasan (2017) The effect of

hand and foot massage on alleviating pain and anxiety of abdominal

post-operative patients at a University Hospital: A randomized control

6. Ai Cahyati (2018) Efektivitas Swedish massage terhadap tingkat nyeri

dan tekanan darah pasien pasca bedah jantung

D. Fokus Studi

Fokus tindakan dan penelitian ini adalah Penerapan Swedish

Massage dan Aromaterapi lemon terhadap penurunan nyeri.


26

E. Etika penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip-

prinsip etika dalam penelitian karena penelitian yang di lakukan

menggunakan subyek manusia, di mana setiap manusia mempunyai hak

masing-masing yang tidak bisa di paksa. Beberapa etika dalam melakukan

penelitian :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden peneliti dengan memeberikan lembar persetujuan.

Sebelum memberikan lembar persetujuan peneliti akan menjelaskan

maksud dan tujuan peneliti yang akan di lakukan.

2. Anomity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dan penggunan subjek peneliti dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama reponden. Untuk menjaga privasi responden,

peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar

pengumpilan data. Dan hanya mencantumkan inisial huruf pertama

pada nama klien.

3. Prinsip autonomy

Prinsip autonomy di dasarkan pada keyakinan bahwa individu

mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Dalam

melakukan tindakan perawatan harus jujur dan mengungkapkan sesuai

dengan kenyataan yang ada.


27

4. Confidientially (kerahasiaan)

Semua yang telah di kumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh

peneliti, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi

yang telah di kumpulkan di jaga kerahasiannya oleh peneliti.

5. Prinsip benefisiens dan nonmalefinies

Dalam memberikan tindakan perawat harus berbuat baik artinya

dalam melakukan tindakan harus mempertimbangkan apakah tindakan

tersebut berbahaya atau tidak kepada pasien serta tidak merugikan

pasien.

6. Prinsip justices

Prinsip ini menekan pada aspek keadailan, di mana dalam

melakukan penelitian perawat tidak memandang dari segi ras, suku,

agama, ekonomi dan lainnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

Berdasarkan hasil penelusuran jurnal yang dilakukan, maka dapat dibuat analisis jurnal dalam bentuk tabel yang terdiri dari

peneliti (tahun & judul), tujuan penelitian, desain penelitian, responden, pengumpulan data dan hasil penelitian, sebagai berikut :

Tabel 1. Sumber Data Sekunder Analisis Jurnal

No Peneliti Tujuan Desain Penelitian Responden Pengumpulan Data Hasil Penelitian


(Tahun & Penelitian
Judul)
1. Rostinah Tujuan dari Quasi 30 orang 1) Demografi: Umur, Hasil penelitian menunjukan sebagian
Manurung penelitian Experiment responden pendidikan dan responden mengalami penurunan rasa nyeri
& Era ini adalah dengan dengan pekerjaan. setelah di lakukan pemberian aromaterapi
noviya untuk pendekatan pre kriteria 2) Nyeri: lemon melalui uji analisis bivariate
(2019) mengetahui test and post test usia 21-32 Pengukuran dilakukan didapatkan uji MC Nemar P= 0,002
Pengaruh pengaruh design with tahun sebelum dan setelah (<0.005) artinya ada pengaruh aroma
aromaterapi dari control group dengan pemberian terapi lemon terhadap penurunan nyeri post
lemon aromaterapi yaitu indikasi aromaterapi lemon section caesarea.
terhadap lemon membandingkan post
penurunan terhadap subjek sebelum section
rasa nyeri penurunan dan setelah caesarea
pada pasien nyeri pada pemberian
post sectio pasien aromaterapi

28
29

caesarea di Sectio lemon dalam


rumah sakit Caesarea di penurunan nyeri
umum Rumah post section
Imelda Sakit Umum caesarea.
Imelda Penelitian ini
Pekerja dilakukan pada
Indonesia 30 responden
yang diberikan
aromaterapi
lemon selama 15
menit dalam
waktu 3 hari.
2. Sulastri, dkk Tujuan Quasi experiment 34 orang 1) Demografi : umur, Hasil penelitian menunjukan melalui uji
(2018) Efek penelitian dengan ibu pasca pekerjaan, Wilcoxon dan uji mann whitney
pemberian adalah pendekatan pre SC di pendidikan, indikasi Pvalue=0,000 (<0,005) yang artinya
Aromaterapi mengetahui test and post with Rumah dilakukan sectio terdapat penurunan nyeri yang signifikan
jeruk efek antara out control yaitu Sakit caesraea dan waktu pada pasien bedah sesar sebelum dan
masam aromaterapi membandingkan Umum dilaksanakan sectio setelah pemberian aromaterapi jeruk
terhadap jeruk subjek sebelum Islam caesarea masam.
intensitas masam dan sesudah (RSUI) 2) Nyeri: Pengukuran
nyeri pasca terhadap pemberian Yakssi nyeri dilakukan
bedah sesar intensitas aromaterapi jeruk Gemolong sebelum dan setelah
nyeri pasca masam dalam pemberian
section penurunan aromaterapi lemon.
caesarea di intensitas nyeri
RSUI post sc.
YAKSSI Penelitian
Gemolong dilakukan hanya
30

pada 1 kelompok
yang dilakukan
pemberian
aromaterapiselam
a 15 menit dalam
waktu 3 hari.
3. Masoumeh Tujuan Penelitian a 126 wanita 1) Demografi: Hasil penelitian melalui uji t-dependen
Namazi, et penelitian randomized primipara Usia, Pvalue =0,001 yang menunjukan bahwa
all (2014) ini adalah control trial. yang pendidikan,profesi, aromaterapi citrus aurantium dapat
Effect of untuk Responden dibagi memenuhi dan jenis persalinan. menurunkan intensitas nyeri persalinan.
citrus mengetahui dalam dua syarat di 2) Nyeri :
aurantium pengaruh kelompok yaitu bangsal Pengukuran nyeri
(Bitter aromaterapi kelompok kontrol kebidanan dilakukan sebelum
orange) on lemon dan kelompok Rumah dan setelah
the severty dalam intervensi. Pada Sakit pemberian
of first-stage penurunan Kelompok Valie-asr aromaterapi lemon
labor pain nyeri kontrol dilakukan
persalinan pemberian
larutan garam
yang
direndamkan
pada kasa
kemudian dihirup
sementara pada
kelompok
intervensi
diberikan
aromaterapi
31

lemon (cytrus
aurantium)
selama 30 menit
dalam waktu 3
hari.
4. Suwanti, Tujuan Penelitian 20 orang 1) Demografi Hasil penelitian melalui uji statistik
dkk (2018) penelitian kuantiatif dengan mahasiswi mahasiswa menggunakan uji Wilcoxon P Value
pengaruh ini adalah jenis ekperimen yang universitas respati sebesar 0,000 (<0.005) yang artinya ada
Aromaterapi mengetahui semu (quasi mengalami 2) Nyeri: Pengukuran pengaruh aromaterapi lemon terhadap
lemon apakah ada experimen) nyeri skala nyeri sebelum penurunan nyeri menstruasi
(citrus pengaruh dengan desain mensturasi dan setelah
aurantium) aromaterapi pre and post test dilakukan
terhadap lemon with out control aromaterapi lemon
penurunan (cytrus) (control diri
nyeri terhadap sendiri).
menstruasi penurunan Responden
pada nyeri diberikan
mahasiswi menstruasi aromaterapi
di pada lemon selama 15
Universitas mahasiswi menit dalam 3
Respati Universitas hari.
Yogyakarta Respati
Yogyakarta
5. Naglaa F.A. Tujuan Penelitian a 60 orang 1) Demografi: Umur, Hasil penelitian menunjukan pada
et all (2017) penelitian randomized res ponden jenis kelamin, status kelompok intervensi nilai P=0,000 artinya
The effect of ini adalah control trial and dengan pernikaha, tingkat bahwa kelompok intervensi memiliki
hand and untuk open label. kriteria pendidikandan status penurunan intensitas nyeri yang signifikan
foot menguji Responden dibagi usia >18 pekerjaan. dibandingkan kelompok kontrol setelah
32

massage on kemanjurandalam 2 tahun dan 2) Nyeri: Pengukuran mendapatkan pijatan.


alleviating pijatan kelompok yaitu menerima nyeri dilakukan
pain and tangan dankelompok kontrol anastesi sebelum dan setelah
anxiety of kaki dalamdan kelompok umum. dilakukan massage
abdominal mengurangipijat. Pada Pasien
post- rasa sakitkelompok kontrol dengan
operative dan hanya dilakukan nyeri
patients at a kecemasan perawatan seperti kronis
University pasien yang
biasanya tidak dapat
Hospital: A menjalani sedangkan pada diikutkan
randomized operasi kelompok pijat dalam
control perut diberikan penelitian.
tindakan Swedish
massage yang
dilakukan pada
kaki dan tangan
dalam waktu 20
menit selama 3
hari.
6. Ai Cahyati Tujuan Quasi experiment Subjek 1) Demografi: Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan
(2018) penelitian dengan yang Umur, skala nyeri, EBNP Swedish massage efektif secara
Efektivitas adalah pendekatan pre digunakan jenis kelamin dan signifikan menurunkan tingkat nyeri dan
Swedish menilai test and post test dalam diagnosa medik. tekanan darah pasien pasca bedah jantung.
massage efektivitas design with penelitian 2) Nyeri: Diukur
terhadap Swedish control group sebanyak sebelum dan setelah
tingkat nyeri massage yaitu 20 orang pemberian
dan tekanan untuk membandingkan yang aromaterapi
darah pasien menurunkan subjek sebelum dibagi
33

pasca bedah tingkat nyeri dan sesudah dalam 2


jantung dan tekanan tindakan Swedish kelompok
darah pada massage pada yaitu
pasien pasce kelompok kontrol kelompok
bedah dan kelompok intervensi
jantung. intervensi. dan
Kelompok kelompok
intervensi control.
mendapatkan
perlakuan
Swedish massage
selama 15 menit
dan 10 menit
Relaksasi
sedangkan
kelompok kontrol
hanya mendapat
perlakuan
relaksasi saja.
B. Pembahasan

1. Efektivitas Aromaterapi Lemon

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang

dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat A

Alimul., 2015).

Manajemen nyeri atau pain management merupakan salah satu

cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang

dialami oleh seseorang. Perawat akan melakukan asuhan keperawatan

kepada klien diberbagai situasi dan keadaan dalam memberikan intervensi

untuk mengatasi nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Kenyamanan

merupakan kebutuhan dasar klien yang harus dipenuhi perawat.

Penatalaksanaan nyeri yang tidak terpenuhi dapat menimbulkan

konsekuensi terhadap pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga akan

merasakan ketidaknyamanan yang dapat meningkatkan respon stress

sehingga mempengaruhi kondisi psikologis, emosi, mobilisasi fisik

terhambat, terbatasnya activity daily living (ADL), dan kualitas tidur akan

tergangggu(Hidayat A Alimul., 2015).

Terdapat penatalaksanaan yang dapat digunakan dalam mengatasi

nyeri yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Secara

farmakologis dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan analgetik

misalnya morphine sublimaze, stadol, demersol dan lan-lain sedangkan

34
35

penatalaksanaan secara non farmakologis yang sering diterapkan antara

lain pemberian aromaterapi, tindakan massage, teknik pernafasan,

akupuntur, trancutaneus electric nerve stimulations (TENS), kompres dan

audionalgesia (Gondo H, 2011)

Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak essensial

untuk meningkatkan kesehatan fisik,emosi, spirit dan menurunkan nyeri

(Koesmardiyah, 2009). Aromaterapi lemon memiliki komponen seperti

linalool, limonene bergamot, farnesol, geranial dan beberapa komponen

lainnya. Penggunaan aromaterapi dilakukan secara inhalasi atau

penggunaan topikal setelah di encerkan dalam carrier oil.

Penelitian yang dilakukan oleh Manurung R, Noviya E., (2018)

menggunakan desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan pre

test and post test design with control yaitu membandingkan subjek

sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lemon, dilakukan terhadap 30

responden selama 15 menit dalam waktu 3 hari. Hasil penelitian

menunjukan bahwa aromaterapi lemon mempunyai pengaruh terhadap

penurunan nyeri post sectio caesraea, yang disebabkan salah satu

komponen yang terkandung dalam lemon yaitu linalool berfungsi untuk

menstabilkan sistem saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang dan

efek analgesik(Wong, 2010). Aromaterapi yang dihirup akan merangsang

pelepasan hormon endorphin yang efek tenang dan rileks (Wong, 2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Sulasti,dkk, (2018) desain

penelitian quasi experiment dengan pendekatan pre test and post with out
36

control yaitu membandingkan subjek sebelum dan sesudah intervensi.

Pada penelitian ini 34 responden diberikan aromaterapi selama 15 menit

dalam waktu 3 hari didapatkan hasil melalui uji Wilcoxon 34 responden

mengalami penurunan nyeri post section caesarea yang signifikan setelah

pemberian aromaterapi.

Penelitian yang dilakukan Namazi, et all (2014) pada 126

responden dengan desain a randomized control trial dimana responden

pada penelitian ini dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol

dan kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol dilakukan pemberian

larutan garam yang direndamkan pada kasa kemudian dihirup sementara

pada kelompok intervensi diberikan aromaterapi lemon (cytrus aurantium)

selama 15 menit dalam waktu 7 hari. Didapatkan hasil melalui uji t-

dependen kelompok intervensi mengalami penurunan nyeri persalinan

secara signifikan dibandingkan pada kelompok kontrol.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Suwanti, dkk (2018) pada 20

responden yang mengalami nyeri menstruasi dengan menggunakan desain

penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu (quasi experiment) dengan

pendekatan pre and post test with out control. Aromaterapi lemon

diberikan 15 menit selama 3 hari, setelah pemberian aromaterapi

dilakukan uji Wilcoxon didapatkan hasil adanya penurunan nyeri

menstruasi yang signifikan setelah intervensi dilakukan.

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Sulasti,dkk, (2018), dan

Namazi, et all (2014) menunjukan bahwa pemberian aromaterapi lemon


37

atau jeruk masam pada ibu post section caesarea menunjukan adanya

penurunan nyeri secara signifikan yang disebabkan oleh komponen

linalool dan limonene yang memiliki efek analgetik dan penenang.

Limonene merupakan senyawa utama yang bertugas menghambat kerja

prostaglandin karena sifat antioksidan yang dimilikinya. Saat terjadi

kerusakan sel senyawa ini akan mengikat enzim endoperoksida yang

bertanggung jawab dalam pembentukan prostaglandin, sehingga saat

enzim ini berhasil diikat pembentukan mediator-mediator nyeri

(Bradikinin,serotonin,dan prostaglandin) akan terhambat sehingga nyeri

dapat berkurang (Namazi et all., 2014). Suwanti (2019) menyatakan

bahwa senyawa Limonene yang terkandung dalam lemon efektif dalam

menurunkan intensitas nyeri menstruasi.

Penelitian Manurung R, Noviya E., (2018), Sulasti,dkk, (2018),

Namazi, et al (2014) dan Suwanti (2018) sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Astuti w, (2015) tentang pengaruh pemberian aromaterapi

lemon terhadap nyeri dan kecemasan pada ibu fase kala 1 didapatkan hasil

bahwa adanya penurunan nyeri dan kecemasan setelah diberikan

aromaterapi lemon. Aromaterapi mengasilkan hormon endorphin yang

berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit dan serotonin yang berfungsi

memberikan efek senang sehingga kecemasan dapat menurun.

Penelitian pendukung lainnya yang dilakukan oleh Fakari,et al,

(2013) terhadap intensitas nyeri ibu bersalin dan penelitian yang dilakukan

oleh Ozgoli G., Esmeli S (2011) terhadap nyeri payudara yang disebabkan
38

oleh premenstrual syndrome (PMS) didapatkan adanya pengaruh

aromaterapi lemon dalam menurunkan intenstitas nyeri.

2. Efektivitas Swedish Massage

Swedish Massage adalah jenis terapi yang paling umum digunakan

yang sering dikenal sebagai pijat ringan atau relaksasi. Terapi Swedish

massage dapat meningkatkan sirkulasi, yang membantu tubuh menjadi

rileks dan berenergi dengan menghilangkan ketegangan otot dan rasa sakit

sehingga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan

(Youssef et al, 2017)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Youssef et al (2017)

pada 60 pasien post operative abdominal dengan desain a randomized

control trial and open label yang dibagi kedalam kelompok kontrol dan

kelompok pijat. Pada kelompok kontrol hanya dilakukan perawatan biasa

sedangkan pada kelompok pijat diberikan tindakan Swedish massage pada

tangan dan kaki selama 15 menit dalam waktu 3 hari. Setelah perlakuan

didapatkan hasil adanya penurunan nyeri yang signifikan pada kelompok

intervensi yang menerima pijatan dibandingkan kelompok kontrol yang

hanya menerima perawatan biasa. Hal ini menujukan bahwa adanya

pengaruh Swedish massage dalam menurunkan nyeri pasien post operasi

yang didasarkan pada teori gate control oleh Melzack dan Waln yang

mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan

dibuka dan impuls dihambat saat pertahanan ditutup, melalui mekanisme

menutup pertahanan untuk menghambat impuls nyeri yang akan


39

disampaikan ke otak untuk dipersepsikan, yaitu dengan stimulasi kutaneus,

salah satunya dalam bentuk masase Swedia, dapat membantu serabut saraf

beta-A untuk melepaskan neurotransmiter penghambat (neuromodulator),

salah satunya yaitu opiat endogen seperti endorfin. Neuromodulator ini

akan menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan

substansi-P dan memblok transmisi nyeri.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Cahyati, (2018) pelaksanaan

EBNP (Evidence Based Nursing Practice) Swedish Massage pada 10

responden yang dilakukan pada kaki selama 15 menit massage dan 10

menit relaksasi efektif secara signifikan menurunkan tingkat nyeri pasien

post CABG. Swedish massage telah dievaluasi dan ditemukan efektif

untuk berbagai kondisi nyeri muskuloskeletal. Massage dapat

meningkatkan aliran darah, menurunkan ketegangan otot, dapat

memberikan tekanan mekanis yang membantu untuk respons relaksasi,

penurunan kecemasan, dan meningkatkan suasana hati melalui relaksasi.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas membuktikan bahwa Swedish

Massage efektif dalam menurunkan nyeri pasien post op sehingga

Evidence Based Nursing (EBN) ini dapat diterapkan pada pasien post

operative lainnya terutama untuk penatalakasanaan nyeri.

Berdasarkan jurnal yang telah direview tentang efektivitas

aromaterapi lemon penulis dapat menganalisis bahwa penelitian yang

dilakukan oleh Sulastri,dkk (2018), dan Suwanti (2018) pemberian

aromaterapi lemon menggunakan alat diffuser dengan durasi 15 menit


40

selama 3 hari menunjukan adanya penurunan nyeri yang sangat signifikan

dimana aromaterapi yang dihirup akan merangsang pelepasan hormon

endorphin dan serotonin yang memberikan reaksi perubahan fisiologis

pada tubuh, pikiran, dan menghasilkan efek menenangkan pada tubuh

sehingga dapat mengurangi nyeri. Penelitian berikutnya dilakukan oleh

Namazi, et al (2014) dimana aromaterapi yang direndamkan ke kasa

kemudian diberikan 30 menit selama 3 hari menunjukan penurunan

intensitas nyeri persalinan yang signifikan pada semua respon yang

mendapat perlakuan, sedangkan pada penelitian Manurung (2019) dimana

aromaterapi diberikan juga menggunakan kasa selama 3 hari namun

dengan durasi berbeda yaitu 15 menit menujukan dari 30 responden yang

mengalami penurunan nyeri post SC sebanyak 25 orang (83,33%) dan

yang tidak mengalami penurunan nyeri 5 orang (16,67%) hal ini dapat

disebabkan oleh lama pemberian aromaterapi, lamanya nyeri, intensitas

nyeri yang berbeda pada responden penelitian, dan penyebab nyeri.

Menurut Utami (2016) persalinan secara SC memiliki intensitas nyeri

yang yang lebih tinggi sekitar 27,3 % dibandingkan dengan persalinan

normal yang hanya sekitar 9 %. Adapun beberapa faktor pendukung

lainnya yang dapat mempengaruhi penurunan nyeri adalah paritas, umur

dan pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sunaryanto (2017)

yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi nyeri adalah pengalaman nyeri

sebelumnya, dimana setiap individu akan belajar dari pengalaman nyeri

yang telah dialami. Sukarti menambahkan bahwa pengalaman nyeri tidak


41

selalu berarti bahwa individu akan menerima nyeri dengan lebih mudah

dimasa mendatang. Pendapat lainnya yang dikemukan oleh Maryunani

(2016) pendidikan sangat berperan penting terhadap pengetahuan dan

persepsi terhadap nyeri pada saat ibu dalam proses persalinan. Ibu yang

kurang memiliki pengetahuan tentang nyeri akan merasakan nyeri lebih

hebat dibandingkan dengan mereka yang memiliki pengetahuan tentang

nyeri atau pernah mengalaminya. Pengetahuan juga berpengaruh pada

persiapan persalinan dan psikologi ibu saat bersalin hal ini juga akan

mempengaruhi rasa nyeri saat persalinan, karena ibu yang mengikuti

pendidikan persiapan persalinan akan lebih siap baik secara fisik maupun

psikis untuk menjadi orang tua dan menghadapi persalinan.

Pada jurnal review berikutnya tentang efektifitas Swedish massage

dalam menurunkan nyeri, didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Youssef et al (2017) massage yang dilakukan pada tangan dan kaki selama

20 menit dan penelitian Ai Cahyati (2018) yang dilakukan pada kaki

selama 15 menit dengan kombinasi relaksasi napas dalam sama efektifnya

dalam menurunkan nyeri. Hal ini disebabkan saat dilakukan massage

dengan kombinasi napas dalam mengakibatkan ketegangan pada otot-otot

dapat berkurang, peredaran darah menjadi lancar dan relaksasi napas

dalam dapat menciptakan sensasi nyaman dan menghilangkan stress. Saat

tubuh telah rileks, otak akan mengaktivasi gelombang alfa dan

merangsang hipotalamus mengeluarkan hormone endorphin sehingga


42

persepsi nyeri berkurang dana rasa cemas dapat ikut berkurang

(Pamungkas, 2010)

Aromaterapi lemon dan Swedish massage berdasarkan beberapa

penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa penatalaksanaan nyeri

secara non farmakologis melalui intervensi tersebut secara signifikan

efektif dalam menurunkan nyeri.

C. Hambatan

Hambatan peneliti dalam penyusunan studi literature ini adalah

kurangnya pengetahuan dalam mencari jurnal internasional selain pada Google

scholar, Publish or Perish, E-Resources perpustakan nasional dan Google

sehingga sampai saat ini penulis masih terasa sangat kurang kepustakaan ilmiah

luar negeri. Kelemahan peneliti dalam memahami tulisan bahasa asing,

membaca buku referensi dan memanfaatkan informasi ilmiah dari luar negeri

juga merupakan hambatan dalam penyusunan studi literature ini.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aromaterapi lemon dan Swedish massage terbukti secara

signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri pasien post operasi dan nyeri

menstruasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Teknik ini dapat digunakan karena mudah dilakukan, relative murah dan

tidak menimbulkan efek samping.

B. Saran

1. Bagi Profesi Kesehatan

Diharapkan perawat dan bidan di fasilitas pelayanan kesehatan dapat

menerapkan Aromaterapi lemon dan Swedish massage untuk

menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadikan hasil Karya Tulis Ilmiah Literature Review ini

sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian terkait terapi

dalam penatalaksanaan nyeri.

43
DAFTAR PUSTAKA

Aorella, M., Skoog, M., & Carleson, J. (2005). Effects of Swedish massage on
blood pressure. 11.
Astuti w. (2015). Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Dan
Kecemasan Fase Aktif Kala 1. The 2nd University Research Coloqium.
Cahyati, A. (2018). Efektifitas Swedish Massage Terhadap Tingkat. Jurnal
Buletin Media Informasi Kesehatan, 14(2), 85.
Fakari,F.R, Chehr,M.T., Mortazi,H,. Kamali, H and Tayebi, V. (2013). The Effect
Of Aromateraphy On Pain Of Labor Nulliparous Women. J Nourth
Khorasan Univ.Med.Sci, 5.
Gondo H, K. (2011). Pendekatan NonFarmakologis untuk Mengurangi Nyeri Saat
Persalinan. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 38(4), 158.
Hidayat A Azis Alimul., U. M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (2
Buku 2). Salemba Medika.
Jaelani. (2015). Aromaterapi (1st ed.). Pustaka populer Obor.
Koesmardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan
Kecantikan. Lily Publisher.
Lemone, P. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5 Vol.5). EGC.
Manurung R, Noviya E. (2018). Pengaruh Aroma Terapi Lemon Terhadap
Penurunan Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun
2018. 5(1), 5–11.
Maryunani Anik. Nyeri Dalam Persalinan “Teknik Dan Cara Penanganannya.”
CV Trans Info Media. Published online 2017
Mubarak, Wahit Iqbal., Indrawati, Lilis., Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Selemba Medika.
Namazi, M., Ali Akbari, S. A., Mojab, F., Talebi, A., Majd, H. A., & Jannesari, S.
(2014). Effects of citrus Aurantium (bitter orange) on the severity of first-
stage labor pain. Iranian Journal of Pharmaceutical Research, 13(3), 1011–
1018. https://doi.org/10.22037/ijpr.2014.1553
Ozgoli G., Esmeli S, and N. N. (2011). The Effectoral Orange Pell On The
Severty of Symptoms Of Premenstrual Syndrom. J Repord Fertil, 12.
Pamungkas, R. (2010). Dahsyatnya Swedish massage. Pinang Merah.

44
Prasetyo. (2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Graha Ilmu.
Price S, A. & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.
EGC.
Robinson, J.M., & S. L. (2016). Buku Ajar Visual Nursing Medikal Bedah Jilid 1.
Binarupa Akasara.
Sulasti, Mae Sri Hartati, E. D. H. (2018). Efek Pemberian Aromaterapi Jeruk
Masam Terhadap Intensitas Nyeri Pasca Bedah Sesar. University Research
Coloqium.
Sunaryanto. Penatalaksaan Kasus Nyeri. Published online 2017
Suwanti, S., Wahyuningsih, M., & Liliana, A. (2018). Pengaruh Aromaterapi
Lemon (Cytrus) Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Mahasiswi Di
Universitas Respati Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati, 5(1), 345–
349.
Tamsuri A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC.
Usman R. (2009). Pengaruh Terapi Massage Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pasien Kanker.
Utami Sri. (2014). Efektivitas Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Penurunan
Nyeri Post Partum Setio Caesarea. Unnes Journal Of Public Health, 3(1), 1–
10.
Wong. (2010). Easing Anxiety With Aromateraphy. Alternative Medicine.
Youssef, N. F. A., & Hassan, A. D. A. (2017). The Effect of hand and foot
massage on alleviating pain and anxiety of abdominal post-operative patients
at a University Hospital: A randomized control trial. IOSR Journal of
Nursing and Health Science, 06(03), 56–65. https://doi.org/10.9790/1959-
0603035665
Yuliatun Laily. (2016). Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode
NonFarmakologi. Jurnal Ilmu Keperawatan.

45

Anda mungkin juga menyukai