Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL

PENERAPAN TEKNIK TERAPI RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR


HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN DENGAN HIPERTENSI
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Diajukan Oleh :

Sugiono
NIM 20101440118074

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


REPUBLIK INDONESIA AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM
IV/DIPONEGORO SEMARANG DIPLOMA III KEPERAWATAN
2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sugiono

NIM : 20101440118074

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya

tulis ini adalah benar – benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Pembimbing Pembuat pernyataan

Sugiono
Ns. Dwi mulianda, M.Kep NIM 20101440118074
NIDN. 0619078003

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Sugiono NIM 20101440118074

dengan judul “Penerapan Teknik terapi rendam kaki menggunakan air

hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di

wilayah puskesmas karangayu Semarang“ telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan.

Semarang, ……………2020

Pembimbing

Ns. Dwi Mulianda, M.Kep


NIDN. 0619078003

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal KaryaTulis Ilmiah oleh Sugiono NIM 20101440118074

dengan judul “Penerapan Teknik terapi rendam kaki menggunakan air

hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di

wilayah puskesmas karangayu Semarang” telah dipertahankan di depan dewan

penguji padatanggal…………….. 2020.

Dewan Penguji

Penguji Ketua Penguji Anggota

Ns.Diana T.L., M.kep.,Sp.MB Ns. Dwi Mulianda, M.Kep.


NIDN …………………….. NIDN. 0619078003

Mengetahui Direktur

Indah Setyawati, S.K.M., M.M


Letnan Kolonel Ckm (K) NRP 11960028180872

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Syukur Alhamdulilah penulis memanjatkan puji dan syukur atas

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah serta

Inayahnya sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul

“Penerapan Teknik terapi rendam kaki menggunakan air hangat

terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di

wilayah puskesmas karangayu Semarang” yang merupakan salah satu

syarat kelulusan program studi DIIIKeperawatan di Akademi Keperawatan

Kesdam IV/Diponegoro Semarang.

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak sekali

mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan doa sehingga Proposal ini dapat

terselesaikan dengan baik dan benar. Berkat bimbingan, arahan, bantuan, dan

doa dari semua pihak penyusun mengucapkan banyak sekali terima kasih.

Adapun pihak – pihak yang terhormat :

1. Letkol Ckm Indah Setyawati,S.K.M.,M.M. selaku Direktur Akademi

Keperawatan Kesdam IV/DiponegoroSemarang.

2. Ns.Dwi Mulianda, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiahini.

3. Bapak/Ibu beserta staff Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro

Semarang yang telah memberi bekal ilmupengetahuan.

iv
4. Orang tua penulis Ibu Suhirah (Alm) dan AyahMunsori (Alm),

sertapenyemangatharian, seluruh keluarga yang selalu mendoakan,

memberi dorongan serta membantu peneliti baik secara moril, spiritual

dan materiil, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Teman-teman seperjuangan (Arif kurniawan, Nur anggit prebowo

,Siswanto, Samsuri, Maskur, Krisma, Dela, Mardianti aini ) yang tidak

henti-hentinya selalu memberikan dukungan dandoa sertasahabat-sahabat

LIPAN ( lipanYanto, lipan, Candra, lipan. ) yang selalu membantu dalam

bentuk ucapan dan tindakan kerjasama yang baik.

6. Tugas Belajar dan teman-teman MAHESA (AngkatanDuaPuluhEmpat)

DIII Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro angkatan XXIV

yang saling mendukung satu sama lain dalam penyusunan Proposal Karya

TulisIlmiah.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu.

Tentunya dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih

memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

dari semua pihak guna pemyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

v
Semoga dengan adanya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini semoga

bermanfaat bagi pembaca, bagi penulis sendiri, serta dapat dijadikan sebagai

acuan dalam menyusun sebuah Proposal Karya Tulis Ilmiah

Semarang, 2020
Penulis,

Sugiono
NIM 20101440118074

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR........................................................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... vii

DATA LAMPIRAN.............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL.................................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 5

C. Tujuan Studi Kasus........................................................................................................... 5

D. Manfaat Studi Kasus........................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 7

A. Konsep Teori Hipertensi.................................................................................................. 7

B. Konsep Teori Hidroterapi Rendam Hangat.................................................................... 1

BAB III METODE PENULISAN..................................................................................... 20

A. Rancangan Studi Kasus.................................................................................................... 23

B. Subjek Studi Kasus........................................................................................................... 23

vii
C. Fokus Studi........................................................................................................................ 24
D. Definisi Operasional Studi Kasus................................................................................... 24

E. Lokasi dan Waktu Studi Kasus........................................................................................ 24

F. Instrumen Studi Kasus...................................................................................................... 24

G. Metode Pengumpulan Data............................................................................................. 25

H. Analisa Data dan Penyajian Data.................................................................................... 26

I. Etika Studi Kasus............................................................................................................... 26

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian (PSP)

Lampiran 2 : SOP Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat

Lampiran 3 : Lembar Observasi Tekanan Darah

Lampiran 4 : Jadwal Kegiatan

Lampiran 5 : Informed Concent (Persetujuan Menjadi Responden)

Lampiran 6 : Dokumentasi Intervensi

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

ix
DAFTAR TABEL

2.1 KlasifikasiTekananDarahuntukUsia Dewasa......................................................................8

4.2 Hasil pengkajian (Observasi) awal kedua subjek................................................................32

4.3 Hasil EvaluasiTekanan DarahSubjekI.................................................................................34

4.4 Hasil EvaluasiTekanan DarahSubjekII...............................................................................36

x
DAFTAR SINGKATAN

mmHg : Mili Meter Hekto Gram

ºC : Derajat Celcius

WIB : Waktu Indonesia Barat

Cm : Senti Meter

SOP : Standar Operasional Pelaksanaan


HT : Hipertensi
PTM : Penyakit Tidak Menular
NRS : Numeric Rating Scale

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal. Hipertensi terjadi akibat

gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai jaringan tubuh.1

Hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi primer atau esensial

dimana tekanan darah meningkat akibat dari gaya hidup dan genetik,

sedangkan hipertensi sekunder dimana terjadi peningkatan tekanan darah

tinggi akibat mengalami penyakit atau suatu keadaan medis yang

mempengaruhinya.1,2

Pada tahun 2019, di seluruh dunia sekitar 1,13 milyar orang atau

22% orang menderita hipertensi, angka ini kemungkinan meningkat

menjadi 29,2% di tahun 2025.3 Tahun 2018, prevalensi hipertensi

cenderung meningkat mencapai 34,1% dengan populasi pada usia diatas

18 tahun dibandingkan pada tahun 2013 mencapai 25,8%. Proporsi kasus

terbaru penyakit tidak menular di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018

dilaporkan penyakit hipertensi yaitu sebesar 57,10%.4

Faktor gaya hidup lingkungan merupakan salah satu factor

penyebab resiko hipertensi, seperti stres. Hubungan antara stres dengan

1
2

hipertensi, diduga melalui aktifitas saraf simpatis. Peningkatan aktifitas

saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu.

Stres berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.

Angka kejadian dimasyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan

dipedesaan. Selama terjadi rasa takut atau stres tekanan arteri seringkali

meningkat sampai setinggi dua kali normal dalam waktu beberapa detik.1

Tanda dan gejala stress secara fisik yaitu nafas cepat, bibir kering, merasa

gerah, otot-otot tegang, mudah lelah, sakit kepala, dan gelisah.

Kecendrungan stress emosional terjadi pada individu dengan

meningkatnya hormon adrenalin yang memicu jantung berdetak lebih

kencang yang menjadi pemicu peningkatan tekanan darah.2,5

PARAGRAF 4

PARAGRAF 5

Hipertensi dapat diobati secara farmakologis dan non

farmakologis. Pengobatan secara farmakologis biasanya menggunakan

obat-obatan yang mempuyai efek samping. Pendekatan non farmakologis

merupakan upaya awal sebelum penambahan obat anti hipertansi, yang

membantu pengurangan dosis obat pada sebagian penderita hipertensi.

Pendekatan ini mulai dari modifikasi gaya hidup merupakan hal

terpenting dalam keberhasilan penanganan hipertensi.1

Salah satu terapi non farmakologis hipertensi yaitu hidroterapi

merupakan suatu metode relaksasi pengobatan menggunakan air hangat,

terapi ini sangat simple, aman dan mudah dilakukan. Terapi rendam kaki
3

menggunakan air hangat dalam menurunkan tekanan darah,sebagai

bentuk terapi komplementer yang sangat murah dan dapat dilakukan di

rumah secara mandiri.7Terapi rendam kaki (hidroterapi) memiliki

keunggulan untuk membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan

memperlebar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke

jaringan yang mengalami kekurangan oksigen. Perbaikan sirkulasi darah

juga memperlancar sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh

dari racun. Terapi air hangat bisadigunakanuntukmeringankan hipertensi. 6

Proses konduksi yang bermedia air bersuhu 39oC sampai 40oC

mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah melebar, suplai oksigen dan

nutrisipun sampai ke seluruh organ tubuh yang membutuhkan.7 Relaksasi

rendam kaki menggunakan air hangat (hidroterapi) sangat efektif

terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi .

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yessi harnani tahun 2017

Pengaruh Teknik Kombinasi Hidroterapi Rendamkaki menggunakan air

hangat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

mendapatkan hasil pada tekanan darah sebelum dilakukan terapi sistolik

140 dan diastolic 90 mmHg. Sesudah dilakukan terapi sistolik 100 dan

diastolik 80 mmHg. Teknik ini dilakukan 3 kali pemberian dengan waktu

1 jam dalam sehari selama 3 hari berturut-turut.

Peran perawat sebagai educator sangat penting untuk di jalankan

dengan sebaik-baiknya demi peningkatan derajat kesehatan,

mempertahankan dan kesembuhan pasien secara umum khususnya pada


4

pasien hipertensi semakin baik perawat memberikan pendidikan

kesehatan pada pasien hipertensi maka kepatuhan anjuran akan semakin

tinggi.8

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengambil

judul Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat terhadap penurunan

Tekanan Darah Pada pasien dengan hipertensi di Puskesma Karangayu

Kota Semarang.

B. RUMUSAN MASALAH

“Bagaimana penerapan teknik terapi rendam kaki menggunakan air

hangat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi?”

C. TUJUAN STUDI KASUS

Menggambarkan penerapan teknik rendam kaki menggunakan air

hangat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

D. MANFAAT STUDI KASUS

1. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan

kemandirian pasien hipertensi melalui rendam kaki menggunakan air

hangat untuk menurunkan tekanan darah.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan Ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam meningatkan intervensi pasien hipertensi melalui terapi rendam

kaki menggunakan air hangat efektif untuk menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi.


5

3. BagiPenulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur rendam

kaki menggunakan air hangat pada asuhan keperawatan pasien hipertensi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi merupakan suatu keadaan kronis yang ditandai dengan

meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri.

Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk

mengedarkan darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah.Seseorang

dikatakan mengalami hipertensi atau penyakit tekanan darah menunjukan

hasil diatas 140/90 mmHg.2

2. Faktor Risiko Penyebab Hipertensi

Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu tidak dapat

diubah dan dapat diubah.

a. Tidak dapat diubah terdiri dari: Genetik dan ras, usia, dan jenis

kelamin merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya

hipertensi.

b. Dapat diubah terdiri dari intake alkohol, merokok, lingkungan,

demografi, gaya hidup dan stres. Faktor lingkungan seperti stress

berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial.Hipertensi

sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui antara

lain kelainan pembuluh darah ginjal gangguan kelenjar teroid

(hiperteroid), penyakitkelenjar adrenal (hiperaldosteronisme),

golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensi esensial,


7

maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditunjukan kepen

derita Hipertansi esensial.Hubungan antara stress dengan hipertensi, di

duga melalui aktifitas saraf simpatis. Peningkatan saraf simpatis dapat

meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidakmenentu).

Apabila stress berkepanjangan dapat menyebabkan darah menetap

tinggi.2

3. Klasifikasi

Pengelompokan klasifikasi tekanan darah merupakan hal penting

dalam mengenal penyakit Hipertensi karena akan mempengaruhi jenis

terapi yang akan diberikan. Peningkatan tekanan darah sejalan dengan

besarnya risiko terjadinya komplikasi yang akan datang.

Tabel 1: Klasifikas Tekanan Darah untuk Usia Dewasa. 1

Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
- Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99
- Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109
- Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110
- Tingkat 4(maligna) ≥210 ≥120

Terdapat beberapa jenis pengelompokan hipertensi:

a. Menurut gangguan tekanan darah

1) Hipertensi sistolik: peningkatan tekanan darah sistoliknya saja

(bagianatas).
8

2) Hipertensi diastolik: peningkatan tekanan darah diastolik

(bagian bawah).

b. Menurutresiko

1) Dikatakan normal: jika sistolik< 120 mmHg, dan diastolik < 80

mmHg.

2) Beresiko atau praHipertensi: jika sistolik 120-139 mmHg, dan

diastolik 80-89 mmHg.

3) Hipertensi: jika sistolik> = 140 mmHg, dan diastolik > = 90

mmHg.5

4. Etiologi

Penyebab hipertensi dapat ibagi menjadi dua, yaitu Hipertensi

primer dan Hipertensi ekunder.

a. Hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi di mana penyebab

sekundernya tidak diketemukan. Kurang lebih 90% penderita

hipertensi tergolong hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong

pada hipertensi sekunder.1,2 Penyebab timbulnya hipertensi primer,

seperti genetik dan ras. Adapun beberapa factor pendukung hipertensi

primer yaitu:

1) Stres

Stres merupakan resiko peyebab terjadinya hipertensi.

Kecendrungan stress emosional lebih besar terjadi pada individu

dengan keadaan seperti tertekan, takut, murung, rasa bersalah, dan

dendam dapat merasang timbulnya hormon adrenalin dan memicu


9

jantung berdetak kencang sehingga memicu peningkatan tekanan

darah.2

2) Merokok

Merokok dapat menyebabkan denyut jantung dan kebutuhan

oksigen untuk disuplai ke otot jantung mengalami peningkatan.

Bagi penderita yang memiliki aterosklersis pada pembuluh darah.

Karena rokok mengandung nikotin dan karbon monosikda zat

tersebut masuk kealiran darah dan menyebabkan kerusakan lapisan

indotel pembuluh darah arteri, serta mempercepat terjadinya

aterosklerosis, nikotin masuk kepembuluh darah kemudian masuk

keseluruh tubuh termasuk otak akibatnya otak bereaksi dengan

memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk,melepaskan

epineprin (adrenalin). Hormon inilah yang akan membuat

pembuluh darah mengalami penyempitan. Penyempitan pembuluh

darah otak tersebut memaksa jantung bekerja lebih berat. Keadaan

ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pecahnya

pembuluh darah di otak sehingga terjadi stroke.

Selain itu karbon monoksida yang terdapat dalam rokok

diketahui dapat mengikat hemoglobin dalam darah dan

mengentalkan darah Hemoglobin sendiri merupan protein yang

mengandung zat besi dalam sel darah merah yang berfungsi

mengangkut oksigen hal ini yang dapat meningkatkan tekanan

darah.2
10

3) Gaya hidup

Ketidak seimbangan pola makan dan energi yang dikeluarkan dan

makanan yang dimasukan menyebabkan penumpukan lemak yang

membuat tubuh akan mengalami peningkatan berat badan atau

obesitas.Pola makan yang tidak sehata dalah pemicu gaya hidup

yang kurang sehat dalam mengkonsumsi asupan makanan untuk

energi. Seperti mengkonsumsi garam berlebihan yang dapat

meyebabkan hipertensi. Hal tersebut karena garam mengandung

natrium yang dapat menarik cairan di luar sel agar tidak di

keluarkan sehingga menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh.

Hal inilah yang membuat peningkatan volume dan tekanan darah.2

4) Lingkungan.

Faktor lingkungan seperti stress berpengaruh terhadap timbulnya

hipertensi, hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui

aktifitas saraf simpatis yang dapa meningkatkan tekanan darah

secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat

berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hipertensi akan

muncul pada orang yang sering stres dan mengalami ketegangan

yang berlarut larut.1

b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui penderita, seperti kelainan pembuluh darah pada ginjal,

gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid).1,2


11

5. Manifestasi Klinis

Secara umum gejala yang akan dialami penderita hipertensi yaitu,

pusing, sukar tidur,rasa berat pada tengkuk, mudah lelah, mudah marah,

mata kunang-kunang, telinga berdengung, hingga terjadi mimisan.

Sebagian besar gejala umum ini timbul setelah mengalami hipertensi

bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, disertai dengan mual

muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Gejala ini adanya

kerusakan vaskuler, dengan ciri gejala yang khas sesuai sistem organ

yang di vaskulerisasi pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan

nutrisi organ-organ pencernaan.2

6. Patofisiologi

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonomi

yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama

respon fight-or-flight (reaksifisik tubuh terhadapan caman dari luar),

meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, dan juga

mempersempit sebagian arteriola, tetapi memperlebar arterioral di

daerah tententu ( misalnya otot rangka yang memperlukan pasokan darah

yang lebih banyak), mengurangi pembuangan garam oleh ginjal,

sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh, melepaskan

hormon eepinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang

merangsang jantung dan pembuluh darah.

Faktor stress merupakan satu factor pencetus terjadinya

peningkatan darah dengan proses pelepasan hormone eepinefrin dan


12

norepinefrin. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat

pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk

sementara waktu mengkerut karena perangsangan sarafa tau hormone di

dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi biasa menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi

ginjal sehingga tidak bias membuang air dan garam dari dalam tubuh.

Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga

meningkat.1

7. Komplikasi

Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang

kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di

paru-paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan di dalam

paru-paru menyebabkan sesak nafas, cairan di tungkai menyebabkan kaki

bengkak atau sering dikatakane dema. Ensefalopati dapat terjadi terutama

pada hiperten simaligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi

pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan

mendorong cairanke dalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf

pusat. Neuron- neuron di sekitarnya kolap dan terjadi koma.

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri

yang memperdarahi darah keotak mengalami hipertrofi dan menebal,

sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang di perdarahi berkurang.

Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklorosis dapat terjadi lemah,

sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya


13

aneurisma. Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba,

seperti orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang

mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (missal

wajah, mulut,atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas)

serta tidak sadarkan diri secara mendadak.1

Terapi nonfarmakologis harus di berikan kepada semua pasien hipertensi

primer dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan

factor resiko serta penyakit penyerta lainnya. Ketidak patuhan pasien

terhadap modifikasi gaya hidup yaitu mengkonsumsi alcohol,

pengendalian berat badan, termasuk pengendalian stress dan kecemasa

merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi resisten.1

B. Konsep Tekanan Darah

1. Tekanan Darah

a. Pengertian

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah saat

mengalir melalui arteri,karena darah bergerak secara

bergelombang.jantung berdetak,lazim 60 hingga 70 kali dalam satu menit

pada kondisi istirahat ( duduk atau berbaring ).darah di pompa menujju

jantung melalui arteri.9

Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang dihasilkan otot jantung

saat mendorong darah dari ventrikel kiri ke auorta (tekann pada saat otoot

ventrikel jantung kontraksi ). Tekanan darah diastolic adalah tekanan pada


14

dinding arteri dan pembuluh darah akibat mengendurnya otot ventrikel

jantung ( tekanan pada saat otoot atrium jantung kontraksi dan darah

menuju ventrikel ). Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung

berdetak memompa darah,ini disebut tekanan diastolic, Tekanan darah

ditulis sebagai tekanan sistolik pertekanan diastolic sebagai contoh, 120/80

mmHg.10

b. Faktor – factor yang mempengaruhi tekanan darah

1) Curah jantung

Curah jantung adalah Volume darah yang di pompa jantung

selama satu menit. Tekanan darah sangat bergantung pada curah

jantung yang meningkat dapat menyebabkan naiknya tekanan

darah karena adanya perubahan frekuensi jantung, kontraktilitas

yang lebih besar dari otot jantung atau peningkatan volume

darah.Perubahan kontraktilitas atau volume darah, hal itu

menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.

Kecepatan aliran darah yang melalui seluruh system

sirkulasi sama dengan kecepatan pompa darah oleh jantung

yakni,sama dengan curah jantung.isi sekuncup jantung dipengaruhi

oleh tekanan pengisian (preload), kekuatan yang dihasilkan oleh

otot jantung,dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat

memompa (afterload). Normalna afterload berhubungan dengan

tekanan aorta untuk ventrikel kiri,dan tekanan arteri untuk

ventrikel kanan. Afterload meningkat bila tekanan darah


15

meningkat, atau bila terdapat stenosis (penyempitan) katup arteri

keluar,peningkatan afterload akan menurunkan curah jantung jika

kekuatan jantung tidak meningkat,baik laju denyut jantung maupun

pembentukan,diatur oleh system syaraf otonom.

2) Tahanan perfier

Tahanan pembuluh darah perfier adalah tahanan terhadap

aliran darah yang di tentukan oleh tonus otot vaskuler dan diameter

pembuluh darah. Semakin kecil lumen pembuluh,semakin besar

tahanan vaskuler terhadap aliran darah. Tekanan darah pada arteri

naik ketika tahanan vascular juga meningkat.

3) Volume darah

Ketika terjadi penurunan volume darah (misalnya akibat

hemoragi atau dehidrasi), tekanan darah akan menurun akibat

berkurangnya jumlah cairan dalam arteri. Akibat pemberian cairan

intravena yang sangat cepat),tekanan darah akan meningkat karena

terdapat darah dalam jumlah besar dalam system sirkulasi.

4) Viskositas darah

Tekanan darah akan meningkat apabila darah sangat

kental,yaitu ketika perbandingan antara sel darah dan plasma darah

meningkat. Perbandingan ini disebut dengan hematokit. Viskositas

darah akan meningkat secara bermakna ketika hematokit lebih dari

60% - 56%.

5) Elastisitas
16

Normalnya dinding darah arteri elastis dan mudah

berdistensi. Elastisitas arteri berfungsi untuk mengakomodasi

perubahan tekanan darah. Hilangnya elastisitas dinding arteri akan

menimbulkan peningkatan tekanan sistemik. Kenaikan tekanan

sistolik lebih signifikan dari tekanan diastolic sebagai akibat dari

penurunan elastisitas arteri.

6) Usia

Tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya

usia. Pada lansia,arteri akan keras dan kurang fleksibel terhadap

darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik.

Tekanan diastolic juga meningkat karena dinding pembuluh darah

tidal lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.

Tekanan nadi pada orang lanjut usia kadang – kadang meningkat

sampai dua kali lai normal karena arteri menjadi lebih kaku akibat

arteriosclerosis dan karenanya, arteri relative tidak lentur.

c. Metode klinis untuk mengukur tekanan darah

1) Pengukuran tidak langsung ( Auskultasi )

Pengukuranakan teknik tekanan darah menggu tidak langsung atau

inpasif adalah metode yang sering digunakan di rumahsakit,Klinik dan

dirumah. Peralatan yang digunakan adalah tensimeter, manset,

stetoskop. Apabila dilakukan dengan benar,metode auskultasi relative

akurat.
17

Ketika mengukur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop,

Perawat mengidentifikasi lima fase dalam rangkaian bunyi yang

disebut fase korotkoff.pertama perwat memompa manset hingga 30

mmHg diatas titik tempat denyut nadi tidak teraba lagi : yaitu titik

ketika aliran darah dalam arteri berhenti. Kemudian perawat melepas

tekanan secara perlahan ( 2-3 mmHg setiap bunyai ) sambil mengamati

ukuran yang tanpak pada manometer dan meningkatnya dengan bunyi

yang terdengar melalui stetoskop. Terdapat lima fase namun tidak

semuannya benar

Fase 1 : Bunyi terdengar seperti ketukan yang kuat dan menghentak

( Tekanan sistolik )

Fase 2 : Bunyi mulai melemah dan terdengar lembut

Fase 3 : Bunyi berubah menjadi seperti suara bisikan

Fase 4 : Bunyi melemah seperti tiupan angina dan hamper tak

terdengar

Fase 5 : Bunyi hilang ( Tekanan diastolik )

2. Metode palpasi

Metode ini terkadang digunakan ketika bunyi koroktoff tidak

terdengar dan peralatan elektronik untuk memperjelas bunyi tidak tersedia,

atau untuk mencegah kesalahan akibat adanya jeda auskultasi, jeda


18

auskultasi ( auskutasi gap ), yang umumnya terjadi pada klien hipertensi,

adalah kondisi absennya bunyi yang bersifat sementara yang umumnya

terdengar pada arteri brakialis saat tekanan pada manset tinggi, diikuti

dengan kemunculan kembali bunyi pada level yang lebih rendah.

Absennya bunnyi ini biasanya terjadi pada akhir fase 1 dan fase 2 dan

memiliki rentang 40 mmHg. Apabila perkiraan tekanan sistolik dengan

metode palpasi tidak dilakukan sebelum auskultasi, perawat dapat mulai

mendengar bunyi pada pertengahan rentang tersebut dan mengabaikan

tekanan sistolik yang diperoleh. Pada penentuan tekanan darah dengan

metode ini, perawat tidak mendengar bunyi aliran darah, tetapi

mempalpasi denyut arteri dengan menggunakan tekanan ringan hingga

sedang setelah tekanan pada manset dilepaskan. Tekanan akan terbaca

pada sfigmomanometer ketika denyut yang pertama teraba.9

C. Konsep teori hidroterapi rendam hangat

1. Definisi

Hidroterapi adalah bentuk dari terapi latihan yang menggunakan

modalitas air hangat.Air hangat adalah suatu media terapi yang bias

menyembuhkan penyakit stroke dan hipertensi. Air merupakan media untuk

pemulihan cidera dan meringankan gejala-gejala regular gangguan persen

diankronis.Secara ilmiah,air hangat memiliki dampak fisiologis bagi tubuh

seperti mengurangi beban padas endi–sendi penopang berat badan.Efek


19

tersebut memiliki berbagai dampak, salah satunya pada pembuluh darah

dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar.11,8

Merendam kaki dalam air hangat adalah prosedur yang paling

sederhana namun efektif efeknya terhadap seluruh sirkulasi darah dalam

tubuh.Efek rendam kaki dapat berdampak, pertama pada pembuluh darah di

mana perpindahan suhu yang bermedia air dan berpindah ketubuh

mengakibatkan sirkulasi darah menjadi lancar, kedua factor perendaman di

dalam air akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi

sendi tubuh. Ketiga latihan dalam air ini berdampak positif pada otot

jantung dan paru-paru karena membuat sirkulasi pernafasan menjadi lebih

baik.12

2. Manfaat Hidroterapi

Peni Kusumasturi, dokter spesialis rehabilitasi medic,menyatakan

bahwa air yang di gunakan untuk terapi ini memilki suhu 38oC sampai 40oC

sesuai dengan standar nasional, suhu air tersebut bias meningkatkan

kelenturan jaringan otot ikat, kelenturan pada struktur otot, mengurangi rasa

nyeri, dan memberikan pengaruh pada system pembuluh darah yaitu fungsi

jantung dan pernapasan pada paru-paru.11, 8

1. Mekanisme Relaksasi Hidroterapi

Terapi relaksasi Hidroterapi dapat di jadikan sebagai upaya

penyembuhan bagi penderita hipertensi. Hal itu karena dalam relaksasi

terkandung unsure penenangan diri yang dapat menstabilkan tekanan darah.

Relaksasi Benson merupakan intervensi mandiri keperawatan. Konsep


20

relaksasi adalah bagian dari pengembangan“selfcaretheory” yang

dikemukakan oleh orem,dimana perawat dapat membantu kebutuhan

selfcare pasien yang berperan sebagai supportive educative sehingga pasien

dapat menggunakan relaksasi untuk mengatasi hipertensi. Air hangat adalah

suatu mediaterapi yang bias menyembuhkan penyakit stroke dan

hipertensi.Efekhidro dinamik dan hangatnya membuat tubuh bias bergerak

lancar, memperlancar peredaran darah dan memberikan ketenangan,atau

sering disebut dengan hidroterapi.

Terapi relaksasi dapat di jadikan sebagai upaya penyembuhan bagi

penderita hipertensi. Hal itu karena dalam relaksasi terkandung unsur

penenangan diri yang dapat menstabilkan tekanan darah.Selain itu, relaksasi

juga merupakan usaha untuk menghilangkan stress sebagai salah satu factor

pemicu utama hipertensi. Relaksasi sangat disarankan bagi penderita

hipertensi disamping berbagai upaya pengobatan lain atau usaha pengobatan

pendamping.7

2. Waktu pelaksanaan

Terapi merendam kaki dengan air hangat adalah satu metode

perawatan kesehatan yang popular dikalangan masyarakat cina.Terapi

rendam kaki dengan air hangat mencapai serangkaian perawatan kesehatan

yang efisien melalui tindakan pemanasan,tindakan mekanis dan kimia air.

Kaki sebaiknya harus direndam 1 kali dalam sehari kedalam ember yang

agak dalam lebih dari 15 cm (± setengah ember) sehingga betis bias

direndam,keluarkan kaki saat mulai berkeringat sedikit karena berkeringat


21

menunjukkan saluran energy tidak lagi berkembang. Terapi ini juga

merupakan cara yang baik untuk mencegah stroke dan menurunkan tekanan

darah tinggi. Pengukuran dengan sphygmomanometer dilakukan 5–10

menit sebelum terapi rendam air hangat (perlakuan),lakukan terapi rendam

kaki air hangat selama 20-30 menit selama 3 hari berturut-turut terapi

dilakukan setiap malam setelah aktivitas rumah selesai sekitar satu jam

3.Adapun langkah-langkah dalam hidroterapi rendam hangat dan relaksasi

benson, sebagai berikut:

a) Siapkan pasien, berikan informasi tentang hidroterapi rendam

hangat dan terapi relaksasi benson. Mintalah persetujuan pasien

untuk bersedi amelakukan relaksasi tersebut (inform consent).

b) Diskusikan rendam hangat dan relaksasi benson secara terperinci

kepada pasien mengenai manfaat terapi tersebut.

c) Posisikan pasien pada posisi duduk dengan nyaman.

d) Ukur tekanan darah pasien sebelum dilakukan terapi.

e) Siapkan air hangat dengan suhu 38-400C didalam baskom.

f) Masukan kedua kaki pasien sampai mata kaki kedalam baskom

berisi air hangat sekitar 2 liter selama kurang lebih 60 menit.

g) Instruksikan pasien memejamkan mata.

h) Instruksikan pasien untuk tetap tenang dan rileks .

i) Instruksikan pasien untuk melakukan nafas dalam lewat hidung,

tahan selama 3 detik lalu hembuskan lewat mulut


22

j) Instruksikan pasien untuk membuang pikiran negatif , tetap fokus

k) Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan dengan

tetap menutup mata selama 2 menit lalu membuka mata dengan

perlahan .

l) Instruksikan pasien untuk mengangkat kedua kaki dan keringkan

menggunakan handuk.

m) Ukur kembali tekanan darah pasien sesudah dilakukan, setelah

dilakukan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dan terjadi

penurunan tekanan darah yang mulanya tekanan darah klien

160/90 Mmhg, turun menjadi menjadi 160/80 mmhg.hasil uji

statistic menunjukan p value systole = < 0,001 dan P value diastole

= <0,001.dengan demikian terapi rendam kaki menggunakan air

hangat efektif menurunkan tekanan darah pada lansia yang berusia

khususnya antara usia 60-74 tahun yang tidak sedang

mengkonsumsi obat hipertensi dan khususnya pada penderita

hipertensi.i.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. RancanganStudiKasus

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode

penelitian studi kasus. Studi kasus adalah prosedur pemecahan masalah yang di

selidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian

dapat berupa orang, lembaga, dan masyarakat berdasarkan fakta-fakta yang ada

pada saat itu. Adapun tujuan khusus dari studi kasus ini yaitu penerapan teknik

rendan kaki menggunakan air hangat untuk menurunkan tekanan darah pada

pasien hipertensi.11

B. SubjekStudiKasus

Subjek studikasus ini menggunakandua orang pasien dengan kriteria

subjek:

Kriteria Inklusi:

1. Pasien lansia yang menderita hipertensi usia antara 60 – 74 tahun

Kriteria Eksklusi

1. Penderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi obat penurun hipertensi

2. Pasien yang tidak menderita penyakit DM

C. FokusStudiKasus

Fokus studi dalam kasusini adalah terapi rendam kaki menggunakan air

hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.7

23
24

D. DefinisiOperasional

1. Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nurtisi yang dibawa oleh darah terhambat

sampai kejaringan tubuh, yang mengakibatkan tekanan darah diatas batas

normal.

2. Pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada responden peneliti

untuk mencari perubahan atau hal hal yang akan di teliti.Alat ukur yang di

gunakan pada peneliti menggunakan tensimeter

( Sphygmomanometer ),yaitu alat mekanik untuk mengukur tekanan

darah.pengukuran tekanan darah dilakukan secara langsung peneliti kepada

lansia pasien hiertensi,kemudian pengamatan tekanan darah sebelum dan

sesudah rendam kaki menggunakan air hangat dilakukan pada jam yang

sama selama 3 hari dan untuk satu kali pertemuan membutuhkan 1 jam.dan

hasil pengukuran tekanan darah di catat dalam lembar observasi.analisa data

terdiri dari dua jenis,yaitu analisa univariat dan bivariate. Uji hipotesis yang

di lakukan adalah uji akternatif yaitu uji Wilcoxon karena data tidak

berdistribusi normal.

3. Rendam kaki air hangat

Hidroterapi kaki merupakan bentuk dari terapi latihan merendam kaki

sampai mata kaki pada ember yang berisi air hangat dengan suhu 39 sampai

40oC sekitar 2 liter air dilakukan I jam sekali sehari selama 3 hari berturut-

turut dalam waktu 20-30 menit


25

E. Lokasi dan Waktu StudiKasus

Studi kasusiniakan dilakukan dilaukan di Puskesmas karangayu Semarang

pada tanggal 12 April 2021 – 24 April .2021.

F. InstrumenStudiKasus

Instrument dalamstudi kasus ini menggunakan sphygmomanometer dan

stetoskop, termometer air.

G. Pengumpulan Data

Langkah pengumpulan data:

1. Mengurus perijinan dengan institusi yang terkait untuk melakukan studi

kasus.

2. Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian kepada keluarga yang

bertanggung jawab ditempat penelitian dan meminta persetujuan untuk

melibatkan subjek dalam studi kasus.

3. Melakukan pengkajian pasien sesuai dengan kriteria inklusi.

4. Mendiskusikan dengan subjek tentang penerapan hidroterapi rendam kaki

menggunakan air hangat.

5. Meminta calon subjek penelitian untukmenan datangani lembar sebagai

bukti persetujuan menjadi subjek setudi kasus.

6. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk pelaksanaan tindakan

Teknik hidroterapi rendam kaki menggunakan air hangat.

7. Mengukur tekanan darah sebelum intervensi.


26

8. Melakukan intervensi dengan merendam kaki sampai mata kaki pada

ember berisi air hangat dengan suhu 38 sampai 40oC pada 2 liter air

selama kuranglebih 25-30 menit dalam sehari dilakukan setelah

beraktifitas sekitar pukul 16:00 selama 3 hari berturut-turut.

9. Mengukur tekanan darah sesudah intervensi.

10. Melakukan pengolahan data.

11. Hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam bentuk table atau

narasi.

H. Analisa Data dan Penyajian

a. Analisa data

Dalam studi kasus proses analisa data dimulai setelah diperoleh

data dari hasil studi kasus melalui hasil observasi dan pengukuran

tekanan darah menggunakan alat tensi ukur tensi darah atau

sphygmomanometer. Analisa data dilakukan untuk mengetahui

perubahan tekanan darah sebelum diberikan intervensi dan sesudah

diberikan intervensi selama 3 hari berturut-turut diberikan 1x dalam

sehari selama 25-30 menit.

Hasil observasi dan pengukuran tekanan darah dideskripsikan

dengan menggunakan lembar pemantauan tekanan darah dan lembar

observasi teknik hidroterapi rendam kaki menggunakan air hangat.

I. Etika Studi Kasus


27

Etika merupakan pedoman penting dalam melakukan kegiatan studi

kasus yang melibatkan pihak peneliti dan pihak yang diteliti. Ada juga

dengan beberapa prinsip dalam etika, antara lain:

a. Informed Consent

Responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau

tidak untuk mengikuti kegiatan studikasus. Sebelum dilakukan

pengambilan data pada responden, peneliti menjelaskan kepada

responden tentang peneliti yang dilakukan. Lembar persetujuan diberikan

kepada responden yang akan di teliti yang memenuhi criteria inklusi, bila

responden menolak, peniliti harus menghormati.

b. Justice (Keadlian)

Prinsip ini menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan

sederajat, sedangkan mereka yang tidak sederajat harus diperlakukan

tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka. Yang artinya bahwa

kebutuhan kesehatan dari mereka yang sederajat harus menerima sumber

pelayanan kesehatan dalam jumlah sebanding.

c. Vera (Kejujuran)

Prinsip ini harus dimiliki seorang perawat saat berhubungan dengan

pasien, karena perawat tidak boleh membocorkan informasi yang

diperoleh dari pasien dalam kapasitasnya sebagai seorang professional

tanpa persetujuan pasien.

d. Fidelity (Ketataan)
28

Prinsip ini tanggung jawab perawat kepada pasien dalam konteks

menjaga janji, mempertahankan hubungan saling percaya dan

memberikan perhatian/kepedulian. Selain itu prinsip tersebut juga dapat

diartikan jika seorang perawat tidak akan melanggar untuk melakukan

hal Yang dapat membahayakan pasien.


DAFTAR PUSTAKA

1. Triyanto, E. Pelayanan keperawatan bagi penderita hipertensi secara


terpadu. (2014).
2. Triyanto, E. Berdamai Dengan Hipertensi. Editor, Yanita Nur Indah Sari.
(Graha Ilmu, 2014).
3. Indonesia, K. K. R. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016).
4. Dinas Kesehatan. Profil Penderita Hipertensi Semarang. (2017).
5. M.Nadjib. Bustan Menejemen Pengendalian Penyakit Tidak menular.
(2015).
6. Putri, D. M. P. Terapi Komplementer Konsep Dan Aplikasi Dalam
Keperawatan. (PT. PUSTAKA BARU, 2019).
7. Solehati, T. Konsep Dan Aplikasi Relaksasi Dalam. (2015).
8. Manopo, E. J. Hubungan peran perawat sebagai educator dengan kepatuhan
penatalaksanaan hipertensi di puskesmas Tahuna timur Universitas Sam
Ratulangi Manado. (2018).
9. Kozier,Erb,Berman, & S. Tekanan darah pada lansia. (2010).
10. sucipto,Nurhidayati, & syamsianah. Tekanan dara pada lansia. (2013).
11. Sari, L. M. Pengaruh Teknik Kombinasi Hidroterapi Rendam Hangat dan
Terapi Relaksasi Benson Terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
Hipertensi. (2015).
12. Puskesmas Karangayu. Profil Puskesmas karangayu. (2020).
47

Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari institusi/jurusan/program studi D III


Keperawatan AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO dengan ini meminta anda
untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul “
Penerapan Teknik terapi rendam kaki menggunakan air hangat Terhadap
Penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi di wilayah puskesmas
karangayu Semarang”
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan menggunakan teknik
kombinasi hidroterapi rendam kaki menggunakan air hangat yang dapat
memberi manfaat berupa informasi pemberian rendam air hangat untuk
mengatasi hipertensi. Penelitian ini akan berlangsung selama3 hari bertutut-
turut dilakukan 1x24 jam selama 20-30 menit.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin
dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih
kurang 20 – 30 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan
tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan
pengembangan asuhan/ pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian
ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/
tindakan yangdiberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang anda sampaikan
akan tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silakan menghubungi peneliti pada nomor Hp :081390978004
48

Lampiran 2

Peneliti

Sugiono
NIM 20101440118074

JUDUL SOP

PENERAPAN TEKNIK TERAPI RENDAM KAKI


MENGGUNAKAN AIR HANGAT EFEKTIF
MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
AKPERKESDAMIV/DIPONEGORO LANJUT USIA,
SEMARANG
NODOKUMEN NOREVISI HALAMAN
PROSEDURTERAPI TANGGALTERBIT DITETAPKANOLEH
1 PENGERTIAN Rendam kaki hangat (hidroterapi kaki) adalah salah
satumacam dari hidroterapi dengan menggunakan air
hangat yangdicampur dengan rempah-rempah untuk
merendam kaki yang lelah,pegal, kering dan
mengelupas yang terjadi pada lansia
2 TUJUAN 1. Mengurangi stress dan merileksasikan tubuh
2. Menurunkan kekentalan darah dan ketegangan otot
3. Meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan permeabilitas kapiler, menurunkan
tekanan darah
3 KONTRAINDIKASI 1. Pasiendengangangguan ekstremitas
2. Pasiendenganluka diabetes di kaki
4 PERSIAPANALAT
1. Kursi
2. Air hangat dan baskom
3. Thermometer air
4. Panci dan kompor
5. Timer dan alat tensi darah
6. Handuk atau lap kering
49

4 PERSIAPAN 1. Memberikan salam dan perkenalkan diri


2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya
tindakan sesuai kontrak waktu sebelum dilakukan
hidroterapi rendam kaki menggunakan air hangat.
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien.
6. jaga privasi klien.

6 PERSIAPAN KLIEN 1. Memvalidasi klien siap dan bersedia melakukan


hidroterapi rendam hangat
2. Memvalidasi keluarga klien menyetujui pelaksanaan
hidroterapi rendam hangat
3. Menjaga privasi klien dan menciptakan suasana yang
nyaman, seperti posisi duduk dan lingkungan sekitar
klien.
50

7 LANGKAH KERJA 1. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman Baik


bapak/Ibu posisikan serileks mungkin.
2. Ukur tekanan darah pasien sebelum dilakukan
pemberian terapi.
3. Siapkan air hangat dengan suhu 39-40°C di dalam
ember.
4. Masukkan kedua kaki pasien kedalam baskom berisi air
hangatselama ± 10 menit, “Sekarang Bapak/Ibu
masukkan kedua kaki kedalam ember yang sudah saya
isi air hangat”.
5. Instruksikan pasien memejamkan mata. “Sekarang
Bapak/ibu bisa memejamkan mata senyaman
mungkindengan tidak menggunakan tenaga atau
rileks”.
6. Instruksikan pasien untuk tenang dan tetap rileks.
“Bapak/Ibu tetap tenang dan rileks, selama proses
terapi diharapkanBapak/Ibu tetap memejamkan mata
dan tetap fokus”.
7. Instruksikan pasien untuk melakukan nafas dalam
lewathidung, tahan selama 3 detik lalu hembuskan
lewat mulut “Baik bapak/ibu bisa mengikuti instruksi
saya tarik nafas dari hidungdengan perlahan sambil
dirasakan dan tahan selama 3 detik setelah3 detik
hembuskan perlahan melalui mulut. Ini dilakukan
selama 15menit dengan disertai mengucapkan dzikir”.
8. Instruksikan pasien untuk untuk membuang pikiran
negatif,dan tetap fokus pada nafas. “Bapak/ibu
hilangkan segala penat fokuskan dan tetap rileks
9. Lakukan selama ± 10 menit
10. Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan
tetapmenutup mata selama 2 menit lalu membuka
mata dengan perlahan.” Baik bpak/ibu tetap pejamkan
mata sampai terapi selesai,selanjutnya buka mata
perlahan tanpa menggunakan tenaga sambal
dirasakan”.
11. Angkat dan keringkan kaki pasien setelah selesai
melakukanperendaman dengan handuk kecil.
“bapak/ibu terapi telah selesai silakan angkat kaki
bapak/ibu dandiletakkan disamping kanan kiri ember”.
12. Ukur kembali tekanan darah setelah dilakukan terapi

8 EVALUASI/TERMINASI 1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien sebelum dan


sesudah kegiatan terapi diberikan.
2. Beri reinforcementpositif pada klien dan keluarga
3. Akhiri kegiatan dengan baik dan mengucapkan terima
kasih.
9 DOKUMENTASI Mencatat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan terapi dilakukan
51

10 HALYANGPERLU 1. Pastikan suhu air tidak terlalu panas agar kulit tidak
terluka
DIPERHATIKAN 2. Bisa juga ditambahkan aroma terapi dari bahan herbal
agar lebih merilekskan
3. Ukur kembali tekanan darah setelah tindakan terapi.

SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH?


Lampiran 3

LembarObservasi Teknik Hidroterapi Rendam Kaki menggunakan air


hangat efektif menurunkan tekanan darah pada pasien lanjut usia

Nama : No. Responden :


Umur : Jenis Kelamin :

TANGGAL
NO INTERVENSI
PELAKSANAAN

1 Responden dilakukan pemeriksaan


tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter,sebelum dilakukan terapi
2 Dilakukan dalam posisiduduk,pasien duduk
diatas kursi dengan kaki dimasukkan kedalam
ember/baskom yang sudah diisi 2liter air
hangat dengan suhu air 39- 400c selama15-30
menit

3 Setelahdilakukanproses hidroterapi
rendamhangat,pasiendikeringkan
denganhanduk
dalamwaktuistirahatbeberapamenit,kemudian
pasiendiukur tekanandarahnya.
LEMBAR SOP PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN
TEKANAN DARAH

Penerapan Teknik Hidroterapi Rendam kaki menggunakan air hangat efektif menurunkan ekanan darah pada
pasien lanjut usia di puskesmas Karangayu semarang

PETUNJUKPENILAIANTEKANANDARAH :
Hasil pengukuran menggunakan Spigmomanometer/tensimeterdan stetoskop

Nama : No Responden :1

TekananDarah
No Hari/tanggal
Pre Post

7
Lembar Observasi Teknik Hidroterapi Rendam Menggunakan Air Hangat
Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasiel Lanjut Usia Di
Puskesmas Karangayu Semarang

Nama : No. Responden :2


Umur : Jenis Kelamin :

TANGGAL
NO INTERVENSI
PELAKSANAAN

1 Responden dilakukan pemeriksaan


tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter,sebelum dilakukan terapi
2 Dilakukan dalam posisi duduk,pasien duduk
diatas kursi dengan kaki dimasukkan kedalam
ember/baskom yang sudah diisi 2 liter air
hangat dengan suhu air 39- 400c selama15-30
menit

3 Setelah dilakukan proses hidroterapi rendam


hangat, dan terapi relaksasi Benson kaki
pasien dikeringkan dengan handuk dalam
waktu istirahat beberapa menit,kemudian
pasien diukur tekanan darahnya.
LEMBAR PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN
TEKANAN DARAH

Penerapan Teknik Hidroterapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah
Pada Pasien Lanjut Usia

PETUNJUK PENILAIAN TEKANAN DARAH :


Hasil pengukuran menggunakan Spigmomanometer/tensimeterdan stetoskop

Nama : No Responden :2

TekananDarah
No Hari/tanggal
Pre Post

7
Lampiran 4

JADWAL KEGIATAN

Nama : Sugiono

NIM : 20101440118074

Judul Penelitian : Penerapan Teknik Terapi Rendam Kaki Menggunakan


Air Hangat Terhadap Menurunkan Tekanan Darah
Pada Hipertensi

Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Mulianda, M.Kep

N SEPTEMBER NOVEMBE DESEMBER JANUARI


KEGIATAN
O 1 2 3 4 1 2 R3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan proposal
1 dan proses
bimbingan proposal
Pengumpulan
2
proposal penelitian
3 Ujian Proposal
penelitian
Pengumpulan Berkas
4 Proposal Penelitian
Revisi (setelah ujian)
5 Pengambilan kasus
KTI
Pengumpulan berkas
6 dan pendaftaran ujian
siding KTI
7 Ujian KTI

8 Pemberkasan KTI
( revisi) dan
Yudisium KTI
9 Yudisium Semester
Lampiran 5

INFORMED CONCENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai studi kasus yang
akan dilakukan olehSugiono dengan judul“Penerapan Teknik terapi rendam
kaki menggunakan air hangat terhadapefektif menurunkan tekanan darah
pada hipertensia di wilayah puskesmas karangayu Semarang“ Saya
memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada studi kasus ini secara sukarela
tanpa paksaan. Bila selama studi kasus ini saya menginginkan mengundurkan diri,
maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Semarang, 2020
Yang memberikan persetujuan
Saksi

……………………………………………. …………………………………………………..

Semarang, 2020
Peneliti

Sugiono
INFORMED CONCENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai studi kasus yang
akan dilakukan olehSugiono dengan “Penerapan Teknik terapi rendam kaki
menggunakan air hangat terhadap menurunkan tekanan darah pada pasien
hiprtensi di wilayah puskesmas karangayu Semarang“ Saya memutuskan
setuju untuk ikut berpartisipasi pada studi kasus ini secara sukarela tanpa paksaan.
Bila selama studi kasus ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Semarang, 2020
Saksi Yang memberikan persetujuan

……………………………………………. …………………………………………………..

Semarang, 2020
Peneliti

Sugiono
Lampiran 6

Dokumentasi Intervensi

Subjek I

Subjek I
Lampiran 7

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA AKADEMI


KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
DIPLOMA III KEPERAWATAN

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

NAMA MAHASISWA :Sugiono


JUDUL KTI :Penerapan Teknik terapi rendam kaki menggunakan air hangat efektif
menurunkan tekanan darah pada pasien lanjut usia .
NIM :20101440118074
NAMA PEMBIMBING :Ns. Dwi Mulianda, M. Kep

PARAF
NO TANGGAL REKOMENDASI PEMBIMBING
PEMBIMBING

10

11
12

13

14
62

Anda mungkin juga menyukai