Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

PENERAPAN AROMATERAPI LAVENDER OIL TERHADAP TINGKAT NYERI


KEPALA PADA KLIEN DENGAN MIGREN
DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan

Diajukan Oleh :
Perdana Yuni Pratiwi Adiningsih
NIM 20101440117070

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
DIPLOMA III KEPERAWATAN
2019
PROPOSAL
PENERAPAN AROMATERAPI LAVENDER OIL TERHADAP TINGKAT NYERI
KEPALA PADA KLIEN DENGAN MIGREN
DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan

Diajukan Oleh :
Perdana Yuni Pratiwi Adiningsih
NIM 20101440117070

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
DIPLOMA III KEPERAWATAN
2019
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Perdana Yuni Pratiwi Adiningsih

NIM : 20101440117070

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro

Semarang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya

tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Mengetahui Semarang, ................. 2020

Pembimbing Pembuat Pernyataan

Ns. Margiyati, M.Kep Perdana Yuni


NIDN 0601038803 NIM 20101440117070
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Perdana Yuni Pratiwi Adiningsih NIM

20101440117070 dengan judul “Penerapan Aromaterapi Lavender Oil

terhadap Tingkat Nyeri Kepala pada Klien dengan Migren di Wilayah

Binaan Puskesmas Rowosari Semarang” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan.

Semarang, 2020

Pembimbing

Ns. Margiyati, M.Kep


NIDN 0601038803
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Perdana Yuni Pratiwi Adiningsih NIM

20101440117070 dengan judul “Penerapan Aromaterapi Lavender Oil

terhadap Tingkat Nyeri Kepala pada Klien dengan Migren di Wilayah

Binaan Puskesmas Rowosari Semarang” telah dipertahankan di depan dewan

penguji pada tanggal ......................2020.

Dewan Penguji

Penguji Ketua Penguji Anggota

NIDN…………………… NIDN……………………

Mengetahui
Direktur

Indah Setyawati, S.K.M., M.M.


Letnan Kolonel Ckm (K) NRP 11960028180872
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala karunia, nikmat serta hidayah Tuhan Yang Maha

Esa, sehingga penulis dapat menyusun Proposal Studi Kasus dengan judul

“Penerapan Aromaterapi Lavender Oil terhadap Tingkat Nyeri Kepala pada

Klien dengan Migren di Wilayah Binaan Puskesmas Rowosari Semarang”

dengan lancar dan tepat waktu. Proposal Studi Kasus ini dapat diselesaikan berkat

bantuan, bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Peneliti ingin

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Letkol CKM Indah Setyawati, S.K.M., M.M. selaku direktur Akademi

Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang.

2. Ns. Margiyati,M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Bapak/Ibu beserta staff Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro

Semarang yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan.

4. Orang tua penulis Ibu Endang dan Ayah Jumadi , serta penyemangat

harian Mas Yordan Afrianto dan seluruh keluarga yang selalu

mendoakan, memberi dorongan serta membantu peneliti baik secara

moril, spiritual dan materiil, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

5. Teman-teman seperjuangan ( Abang Sugianto, Abang Yusuf, Tria,

Awaliah, Aura, Dita, Wisnu, Anisa S ) yang tidak henti-hentinya selalu


memberikan dukungan dan doa serta sahabat-sahabat ( Dekafani ,

Kukuh Mentari , Ervina, Annisa R , Dian Ayu ) yang selalu membantu

dalam bentuk ucapan dan tindakan kerjasama yang baik.

6. Teman-teman MAHENDRADATA (Mahasiswa Angkatan Dua Tiga)

DIII Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro angkatan XXIII

yang saling mendukung satu sama lain dalam penyusunan Proposal

Studi Kasus.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Studi Kasus ini sangat

jauh dari kata sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak guna penyempurnaan Proposal Studi Kasus ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga Proposal Studi Kasus ini dapat bermanfaat

bagi siapa saja yang memerlukan dan membutuhkannya.

Semarang, ................. 2020

Peneliti

Perdana Yuni Pratiwi


NIM 20101440117070
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pernyataan Keaslian ........................................................................... ii
Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv
Kata Pengantar ................................................................................................ v
Daftar isi .......................................................................................................... vii
Daftar Tabel ..................................................................................................... ix
Daftar Gambar ................................................................................................. x
Daftar Lampiran .............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan ....................................................................................... 5
D. Manfaat ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6


A. Konsep Keluarga ........................................................................ 6
B. Konsep Migren .......................................................................... 6
C. Konsep Nyeri .............................................................................. 6
D. Aromaterapi Lavender ............................................................... 6

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS ................................................... 23


A. Rencana Studi Kasus ................................................................. 23
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 24
C. Fokus Studi ................................................................................ 24
D. Definisi Operasional .................................................................. 24
E. Instrumen Studi .......................................................................... 24
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 25
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................. 26
H. Analisis Data dan Penyajian Data .............................................. 26
I. Etika Penelitian .......................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Lima Tugas Keluarga ...................................................................... 7

Tabel 2.2. Tingkat Kemandirian Keluarga ....................................................... 8

Tabel 2.3. Tahap Pelaksanaan .........................................................................


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ciri Khas Nyeri Kepala ............................................................... 9

Gambar 2.2. Mekanisme Migren ..................................................................... 11

Gambar 2.3. Skala Analog Visual .................................................................. 16

Gambar 2.4. Skala Nyeri Wong Bakers .......................................................... 16

Gambar 2.5. Skala Nyeri Numerik .................................................................. 17

Gambar 2.6. Skala Nyeri Verbal Scale ........................................................... 17

Gambar 2.7. Penggunaan Aroma Terapi Lavender ......................................... 18

Gambar 2.8. Bunga Lavender .......................................................................... 19


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian (Psp)

Lampiran 2 : Informed Concent(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Lampiran 3 : Lembar Observasi Subject

Lampiran 4 : SOP Aromaterapi Lavender Oil

Lampiran 5 : Karakteristik Responden Subject

Lampiran 6 : Instrumen NRS

Lampiran 7 : Jadwal Kegiatan

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan konteks sosial primer untuk promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit.1 Keluarga bertindak sebagai yang

pertama sekali mengcover adanya gangguan kesehatan pada salah satu

anggota keluarga, dan berperan dalam melakukan perawatan dasar di

rumah.2 Beberapa kasus gangguan kesehatan menjadikan fungsi perawatan

kesehatan keluarga kurang optimal karena gejala penyakit yang muncul

sering disalahpahami oleh masyarakat umum seperti halnya migren.3

Migren merupakan nyeri kepala primer yang memberatkan serta

sering disalahpahami sebagai sakit kepala biasa, kurang terdiagnosis, dan

kurang penanganan dalam praktik klinis. Banyak orang yang mengalami

migren mengeluh rasa berdenyut yang terjadi hanya pada satu sisi kepala.4

Nyeri kepala ini biasanya bersifat unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas

nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh aktivitas, dan dapat disertai

mual, muntah, fotofobia, dan fonofobia. Migren dijelaskan sebagai

gangguan fungsional otak dengan manifestasi nyeri kepala yang terjadi

secara mendadak dengan durasi nyeri kepala 4-72 jam.5 Hal ini disebabkan

beberapa pencetus antara lain factor stress dan emosi, diwariskan dalam

keluarga, dan juga penyempitan pembuluh darah di sekeliling otak dalam

keadaan-keadaan tertentu.6

1
2

Menurut survey The Global Burden of Disease 2010, yang

dilakukan oleh World Health Organization (WHO), migrain adalah

penyebab disabilitas tertinggi nomor tujuh di dunia. Prevalensi migrain di

Indonesia juga cukup tinggi yaitu sebesar 22,4 persen dimana jumlah

tersebut sama tingginya dengan prevalensi migrain di Asia. 7 Berdasarkan

data prevalensi diketahui bahwa nyeri kepala menempati peringkat teratas

dengan persentase sebanyak 42% dari semua keluhan pasien neurolog. Dari

data pasien poli saraf Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo

Surabaya dalam rentang waktu setahun (Oktober 2014 –Oktober 2015)

didapatkan sebanyak 1.580 jiwa atau sebanyak 8% dari total pasien yang

datang berobat ke poli saraf RSUD Dr. Soetomo menderita nyeri kepala

primer. Salah satu contoh nyeri kepala primer adalah migren.8

Nyeri saat migren dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak

menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan

dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau factor lain.9 Nyeri yang

dibiarkan lama-lama maka dapat membuat derajat nyeri semakin meningkat

dan lokasi nyeri pun bisa semakin luas sehingga individu merasa tersiksa

atau menderita yang akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan

lain-lain.5 Migren juga dapat menimbulkan dampak kerugian ekonomi

karena biaya yang dikeluarkan untuk penanganan, hilangnya hari kerja, dan

terganggunya perfom kerja. Kerugian terbesarnya adalah jika migraine

dikaitkan dengan penyakit lain dan menjadi factor resiko untuk komplikasi

lain seperti gangguan kecemasan, stroke, dan penyakit jantung. 4


3

Penderita migren banyak yang masih menggunakan obat kimia

untuk mengatasi nyeri migren. Obat-obatan yang diberikan pada umumnya

adalah golongan NSAIDs. Penggunaan obat golongan NSAIDs dalam

jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti

hipertensi, edema, gangguan fungsi ginjal, perdarahan gastrointestinal, dan

rebound headache atau nyeri kepala berulang meskipun sudah

mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri.10 Pengobatan alternative yang

dapat digunakan untuk mengatasi migren ada banyak sekali macamnya,

salah satu diantaranya menggunakan aromaterapi. Aromaterapi merupakan

salah satu pengobatan alternative dengan menggunakan minyak essensial

berbau khas yang sangat efektif dan efisien. Efektif karena penggunaan

aromaterapi dapat dilakukan di rumah dengan berbagai cara. Efisien karena

tidak diperlukan keahlian khusus atau sertifikat khusus untuk dapat

menggunakan aromaterapi.11

Cara penyembuhan yang digunakan dalam aromaterapi adalah

penghirupan. Penghirupan merupakan cara penyembuhan langsung dan

cepat karena molekul minyak essensial yang mudah menguap berpengaruh

langsung pada organ penciuman dan dipersepsikan otak untuk memberikan

reaksi pada tubuh seperti perasaan nyaman.12 Salah satu aroma untuk

aromaterapi yang paling digemari adalah lavender. Aromaterapi

menggunakan minyak lavender dipercaya dapat memberikan efek relaksasi

bagi saraf dan otot-otot yang tegang setelah beraktivitas karena memiliki

efek memberikan rasa kantuk (sedative) sehingga dapat memberikan rasa


4

nyaman.13 Aromaterapi mempengaruhi sistem limbic di otak yang mengubah

emosi, suasana hati, dan memori sehingga dihasilkan neurohormon di

endorphrin dan encephalin yang berfungsi menghilangkan rasa sakit dan

serotonin yang berfungsi menghilangkan stress, kecemasan, serta sebagai

antispasmodic, analgesic, dan antiseptic. Hal ini kemudian akan

menyebabkan perbaikan vaskuler pada otak sehingga nyeri kepala pada

penderita migren akan menurun.14

Menurut salah satu penelitian yang dilakukan oleh Joni Haryanto

dan kawan-kawan pada tahun 2007 yang menunjukkan bahwa pemberian

aromaterapi dapat menurunkan keluhan nyeri pada penderita migren dengan

rata-rata penurunan yaitu sebesar 2,93 skala nyeri. Penelitian lainnya yang

dilakukan oleh Cuciati dan kawan-kawan pada tahun 2016 juga

menunjukkan hasil bahwa pemberian relaksasi menggunakan aromaterapi

lavender sangat efektif untuk menurunkan skala nyeri dengan rata-rata

penurunan yaitu sebesar 3,15 skala nyeri. Berdasarkan uraian di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Penerapan

Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Kepala Penderita Migren”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan aromaterapi lavender terhadap nyeri kepala pada

penderita migren?
5

C. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan penerapan aromaterapi lavender terhadap nyeri kepala

pada penderita migren melalui pendekatan asuhan keperawatan keluarga.

D. Manfaat Studi Kasus

Karya tulis ilmiah ini diharapkan memberi manfaat bagi :

1. Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang terapi

komplementer dengan penerapan aromaterapi lavender terhadap nyeri

kepala pada penderita migren.

2. Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan dan teknologi terapan bidang keperawatan dengan

aromaterapi lavender sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam

manajemen nyeri (SIKI, I.08238) untuk menyelesaikan diagnosa

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis :

migren (SDKI, D.0077).

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur

penerapan aromaterapi lavender terhadap nyeri kepala pada penderita

migren.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga

1. Definisi

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah

unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami,

istri, dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda); atau ibu dan anaknya

(janda).15 Keluarga merupakan salah satu aspek penting dalam

keperawatan. Keluarga sebagai suatu kelompok yang dapat menimbulkan,

mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan di

dalamnya. Keluarga memiliki peran sebagai pengambil keputusan dalam

memelihara kesehatan para anggotanya. Keluarga menjadi faktor penentu

sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya

berbagai masalah kesehatan anggota keluarga.16

2. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga

Keluarga merupakan konteks sosial primer untuk promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit. Keluarga bertindak sebagai yang pertama sekali

mengenal adanya gangguan kesehatan pada salah satu anggota keluarga.

Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga, keluarga sebagai individu

tetap berperan dalam melakukan peran sebagai anggota keluarga. Peran

yang dapat dilakukann oleh anggota keluarga dalam menjalankan tugas

6
7

kesehatan keluarga seperti mengenali masalah kesehatan, membuat

keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan,

mempertahankan suasana rumah yang sehat atau memodifikasi lingkungan,

serta menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.17

Tabel 2.1 Lima Tugas Keluarga

Tugas Keluarga Keterangan


Megenal masalah kesehatan Keluarga yang diharapkan dapat membantu masalah
kesehatan yang dibahas oleh anggota keluarga
keluarga
Mengambil keputusan tindakan Keluarga mampu memutuskan tindakan
yang tepat bagi keluarga keperawatan yang tepat dalam mengatasi berbagai
masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh
anggota keluarga
Memberikan perawatan terhadap Keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat
anggota keluarga yang sakit sehari-hari dirumah
Memodifikasi lingkungan Keluarga dapat menciptakan dan mendukung
keluarga Lingkungan Rumah yang dapat mendukung dan
meningkatkan kesehatan untuk anggota
Menggunakan atau Keluarga yang diharapkan mampu mengelola
memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengontrol kesehatan dan
kesehatan bila ada anggota menangani masalah kesehatan yang tidak dapat
keluarga yang sakit diselesaikan sendiri oleh keluarga

3. Tingkat Kemandirian Keluarga

Friedman (1998) dalam Zulfitri (2012) menyatakan bahwa menyetujui 5

tugas kesehatan keluarga terpenuhi, maka keluarga tersebut telah

menunjukkan 14 kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan

pada anggota keluarga.18,19


8

Tabel 2.2 Tingkat Kemandirian Keluarga

Tingkat
Kriteria Kemandirian
I II III IV
Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat    
Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
   
rencana keperawatan
Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar   
Melakukan tidakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan   
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif   
Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai dengan anjuran  
Melakukan tindakan promotif secara aktif 

B. Migren

1. Pengertian

Migren berasal dari bahasa Yunani yaitu hemicranias, “hemi” adalah

setengah dan “cranium” adalah tengkorak kepala.20 Menurut International

Headache Society (HIS), migren adalah nyeri kepala berulang dengan

serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya berada pada

satu sisi atau disebut dengan unilateral. Nyeri bersifat berdenyut,

intensitas nyerinya dari sedang hingga berat, diperhebat oleh aktivitas,

dan dapat disertai mual dan mutah, fotofobia, dan fonofobia.21

Gambar 2.1 Ciri Khas Nyeri Kepala


9

Konsep klasik mengatakan migren adalah gangguan fungsional otak

dengan manifestasi nyeri kepala unilateral yang sifatnya mendenyut atau

mendentum yang terjadi mendadak disertai mual atau muntah.Konsep

tersebut telah diperluas oleh The Research Group On Migraine and

Headache of The World Federation Of Neurology. Migren merupakan

gangguan bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala

yang berulang-ulang yang intensitas, frekuensi dan lamanya

bervariasi.Nyeri kepala umumnya unilateral, disertai anoreksia, mual, dan

muntah.Dalam beberapa kasus migren ini didahului oleh gangguan

neurologik dan gangguan perasaan hati.5

2. Etiologi

Penyebab migren masih belum diketahui secara pasti, namun ada

beberapa factor pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya migren. 20

1. Riwayat migren dalam keluarga

2. Perubahan hormone (esterogen dan progesterone) pada wanita

khususnya pada fase luteal siklus menstruasi

3. Makanan yang bersifat vasodilator (anggur merah, natrium nitrat) dan

vasokonstriktor (keju, coklat) serta zat tambahan pada makanan

4. Stres

5. Factor fisik seperti tidur tidak teratur

6. Rangsanganan sensorik seperti cahaya silau atau bau menyengat

7. Alcohol dan merokok.

Penyebab migren berkaitan dengan kontraksi pembuluh darah, perubahan

di dalam otak, dan penyimpangan-penyimpangan lainnya seperti masalah


10

hormonal. Migren kambuhan harus ditangani oleh seorang dokter dan

perlu perhatian medis khusus. Nyeri kepala juga dapat disebabkan oleh

tekanan darah tinggi yang terjadi pada leher bagian belakang, pada dasar

tulang tengkorak. Hal ini memerlukan penanganan medis cepat.22

3. Klasifikasi

Secara umum migren dibagi menjadi dua kelompol, yaitu:

a. Migren tanpa aura (migren umum)

Migren jenis ini tidak ditemukan aura, tetapi dapat ditemukan adanya

gejala prodromal.

b. Migren dengan aura (migren klasik)

Migren jenis ini nyeri kepala didahului oleh adanya gejala neurologis

fokal yang berlangsung sementara atau disebut juga aura. Aura dapat

berupa gangguan visual homonym, hemisensorik, hemiparesis atau

disfasia, ataupun kombinasi dari semua gangguan tadi.23

4. Patofisiologi

Gambar 2.2 Mekanisme Migren


11

Migren berkenaan dengan masalah-masalah pada pembuluh darah dalam

otak dan pembesaran pembuluh darah dalam kulit kepala. Sel-sel saraf

yang berfungsi tidak normal melepaskan zat-zat kimia yang dilepaskan

oleh darah dan menimbulkan rasa sakit. Sel-sel saraf ini menyebabkan

gejala-gejala lain di luar rasa sakit, misalnya mengubah suasana hati,

ingatan, dan konsentrasi, aura, perubahan visual seperti garis berombak

yang sering dilihat penderita sebelum fase sakit kepala migren, dapat

dipengaruhi oleh perubahan dalam sinyal saraf dalam area otak yang

terlibat dengan penglihatan.24

5. Penatalaksanaan

a. Farmakologi

Umumya serangan migrain dapat diatasi bila terapi dimulai sejak

mulai dipikirkan sebelumnya, baik pada saat aura atau saat tanda

pertama nyeri kepala migrain tanpa aura. Obat yang paling

bermanfaat untuk mencegah hindari dan mengatasi serangan akut

adalah Sumatripan, Ergotamin, dan obat-obat AINS.23 Dampak

penggunaan obat pada migren yang terus menerus akan menyebabkan

rebound headache, yaitu nyeri kepala yang disebabkan oleh

penggunaan obat-obatan analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dan

lainnya secara berlebihan.25

b. Non farmakologi

Penanganan migrain tanpa obat biasanya dilakukan untuk mengatasi

gejala migrain. Relaksasi dipercaya dapat mencegah timbulnya


12

serangan migrain jika dilakukan saat gejala muncul. Jika

memungkinkan, tidur merupakan obat yang paling mujarab. Untuk

mencegah timbulnya migrain, pasien dapat dimotivasi untuk

mengubah pola hidup yang selama ini dicurigai dapat mencetuskan

timbulnya migrain.26

C. Nyeri

1. Pengertian

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat

individual. Dikatakan bersifat invidual karena respons individu terhadap

sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Nyeri

adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang

sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan

jaringan.27,9

2. Klasifikasi

a. Nyeri akut

Nyeri akut berlangsung tiba-tiba dan terkait dengan adanya trauma atau

cedera spesifik. Nyeri akut terjadi jika ada kerusakan atau cedera yang

baru saja terjadi. Sensasi dari snatu penyembuhan akut berkurang pada

saat proses penyembuhan. Nyeri akut memiliki tujuan untuk

menggambarkan adanya kerusakan atau masalah, Nyeri akut umumaya

berlangvung kurang dari enam bulan.


13

b. Nyeri kronis

Nyeri kronis merupakan suatu keadaan yang berlangsung konstan arau

intermiten dan menetap sepanjang periode waktu. Nyeri kronis adalah

suatu situasi ketidaknyamanan yang dialami individu yang berlangsung

selama enam bulan atau lebih. Suatu episode nyeri dapat memiliki

karakteristik nyeri kronis sebelum 6 bulan telah berlalu, atau beberapa

jenis nyeri dapar tetap bersifat primer seluma lebih dari 6 bulan.27

3. Faktor yang mempengaruhi

a. Usia

Usia memengaruhi seseorang. Sebagai contoh anak-anak kecil yang

tidak dapat membantah kata-kata dalam diungkapkan verbal dan

kesulitan memecahkan nyarinya, sementara lansia mungkin tidak akan

melaporkan nyerinya dengan alasan yang mengandung sesuatu yang

harus mereka terima.

b. Jenis kelamin

Secara umum jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara

bermakna dalam merespon nyeri. Beberapa kebudayaan mempengaruhi

jenis kelamin misalnya ada yang menganggap bahwa seorang anak laki-

laki harus berani dan tidak boleh menangis sedangkan seorang anak

perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.

c. Keturunan

Secara umum pada nyeri kepala seperti migren, resiko terjadinya

migren semakin besar pada orang yang memiliki riwayat keluarga


14

penderita migren. Sekitar 75% sampai 80% pengidap migren memiliki

anggota keluarga dekat yang mengidap nyeri kepala.28

d. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengruhi individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang ajarkan dan apa yang diterima

oleh kebudayaan mereka.

e. Dukungan keluarga dan sosial

Kehadiran dan sikap orang-orang terdekat sangat berpengaruh untuk

dapat memberikan dukungan, bantuan, perlindungan, dan

meminimalkan ketakutan akibat nyeri yang dirasakan.

f. Makna nyeri

Individu akan berbeda-beda dalam mempersepsikan nyeri apabila nyeri

tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan hukuman dan

ttantangan Derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan klien

berhubungan dengan makna nyeri.29

4. Alat Pengukuran Nyeri

Nyeri adalah salah satu gangguan yang paling sering diukur dalam literatur

bahu. Nyeri telah diukur dan dilaporkan dengan berbagai cara, termasuk

Visual Analog Scale (VAS), Wong-Baker FACES Pain Rating Scale,

Numeric Rating Scale (NRS), dan Verbal Rating Scale Pain (VRSP).30

a. Visual Analog Scale (VAS)


15

Gambar 2.3 Visual Analog Scale (VAS)

Skala VAS (Visual Analog Scale) terdiri dari 10 cm garis horizontal

atau vertikal dengan titik jangkar seperti "tanpa rasa nyeri" dan

"kemungkinan rasa nyeri terburuk" di kedua ujung baris. Pasien

diminta untuk meletakkan tanda pada garis yang menunjukkan jumlah

rasa sakit yang dia alami. Nyeri kemudian dihitung dengan mengukur

jarak tanda dari salah satu titik jangkar.

b. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

Gambar 2.4 Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

Skala Wong-Baker FACES Pain Rating Scale memberikan pasien

dengan gambaran wajah untuk nyeri. Jelaskan kepada pasien bahwa

setiap wajah mewakili dirinya yang tidak memiliki rasa sakit (sakit),

atau sebagian, atau banyak rasa sakit. Wajah 0 tidak sakit sama sekali.

Wajah 2 sakit hanya sedikit. Wajah 4 sakit sedikit lebih. Wajah 6

bahkan lebih menyakitkan. Wajah 8 sangat sakit. Wajah 10 sakit

sebanyak yang bisa pasien bayangkan, meskipun pasien tidak harus

menangis untuk mendapatkan rasa sakit yang paling parah. Minta


16

pasien untuk memilih wajah yang paling tepat untuk menggambarkan

rasa sakit yang pasien alami.

c. Numeric Rating Scale (NRS)

Gambar 2.5 Numeric Rating Scale (NRS)

Metode lain yang digunakan untuk mencatat rasa sakit adalah skala

NRS (Numeric Rating Scale). Sama seperti skala VAS, skala penilaian

NRS juga menggunakan titik jangkar. Namun perbedaannya, selain

menggunakan garis juga disertai angka yang biasanya diatur dari angka

0 sampai 10. Pasien diminta untuk mengeluarkan nomor yang paling

berkorelasi pada tingkat rasa sakitnya.

d. Verbal Rating Scale Pain (VRSP)

Gambar 2.6 Verbal Rating Scale Pain (VRSP)

Skala VRSP (Verbal Rating Scale Pain) memberikan pasien dengan

deskriptor verbal untuk nyeri seperti tidak ada, ringan, sedang, dan

berat.
17

D. Aromaterapi Lavender

1. Pengertian

Aromaterapi adalah pengobatan fisik dan psikis modern dengan

menggunakan minyak esensial. Minyak esensial diekstrak dari tanaman,

bunga, pohon, dan akar yang diproses dengan cara dihaluskan, disuling,

atau dieksplorasi menggunakan pelarut. Aroma terapi yang berasal dari

kata aroma yang berarti harum atau wangi, dan terapi yang dapat diartikan

sebagai cara pengobatan atau penyembuhan. Sehingga aroma terapi dapat

diartikan sebagai: "suatu cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan

penyakit dengan menggunakan minyak esensial".31

Gambar 2.7 Penggunaan Aromaterapi Lavender

Lavender merupakan genus tumbuhan berbunga dari suku Lamiaceae.

Genus ini termasuk tumbuhan menahun. Bunga lavender memiliki aroma

yang sangat harum mirip kamper sehingga dapat disuling untuk

menghasilkan minyak yang dapat digunakan sebagai bahan pemijatan atau

pun aromaterapi. Aroma bunga lavender dapat mambantu menenangkan

perasaan sehingga kita merasa lebih rileks. Oleh sebab itu ekstrak bunga ini

banyak digunakan untuk aromaterapi.32


18

Gambar 2.8 Bunga Lavender

2. Manfaat

Manfaat aromaterapi sangat banyak. Aromaterapi dinilai ampuh untuk

merileksasikan seluruh tubuh juga menghilangkan stres setiap saat. Selain

itu, aromaterapi juga merupakan cara praktis untuk merawat kesegaran

serta kecantikan tubuh.33 Penggunaan aromaterapi lavender dapat

menghilangkan nyeri, aroma yang berasal dari aromaterapi lavender

bekerja melalui sistem limbik dan pusat transmisi otak. Ketika aromaterapi

dihirup, molekul yang mudah menguap dari minyak tersebut dibawa oleh

arus udara ke depan sehingga silia-silia yang lembut muncul dari reseptor

sel-sel. Pada molekul yang menempel pada itu, rambut-rambut elektrokimia

akan menjadi pesan yang ditransmisikan melalui saluran olfactory ke dalam

sistem limbik. Hal ini akan mendukung memori dan respons emosional.

Hipotalamus memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan kebagian

otak lain serta bagian badan yang lain. Pesan yang diterima kemudian

diubah menjadi aksi yang terdiri dari pelepasan senyawa neurokimia seperti

serotonin dan enkefalin yang menyebabkan relaks dan sedatif.34


19

3. Kelebihan

Aromaterapi tergolong sederhana, namun cara terapi ini memiliki beberapa

kelebihan dan kelebihan dibandingkan dengan terapi pemulihan lainnya,

antara lain:

a. Biaya yang dikeluarkan relatif murah

b. Dapat dilakukan di berbagai tempat dan keadaan

c. Tidak diperbolehkan aktivitas yang disetujui

d. Dapat menimbulkan rasa senang pada orang lain

e. Cara pemakaiannya tergolong praktis dan efisien

f. Efek zat yang ditimbulkannya tergolong cukup aman bagi tubuh

g. Khasiatnya terbukti cukup manjur dan tidak kalah dengan metoda terapi

lain.35

4. Tahap Pelaksanaan

Tabel 2.3 Tahap Pelaksanaan

No Tahap Pelaksanaan Keterangan


1 Preinteraksi a. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
b. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat
menyebabkan kontra indikasi
c. Siapkan alat dan bahan
2 Tahap Orientasi a. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
dan memperkenalkan diri (untuk pertemuan
pertama)
b. Menanyakan keluhan klien/perasaan klien
c. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
pada klien dan keluarga
d. Beri kesempatan klien dan keluarga bertanya
3 Tahap Kerja a. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
dan memperkenalkan diri (untuk pertemuan
pertama)
b. Menanyakan keluhan klien/perasaan klien
c. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
pada klien dan keluarga
d. Beri kesempatan klien dan keluarga bertanya
4 Terminasi a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Berikan umpan balik positif
c. Kontrak pertemuan selanjutnya (bila dianjurkan
20

untuk mengikuti terapi lanjutan)


d. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
e. Bereskan peralatan
f. Cuci tangan
5 Dokumentasi a. Catat hasil kegiatan di dalam catatan
keperawatan
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus.

Penelitian dengan metode studi kasus merupakan upaya mengumpulkan dan

kemudian mengorganisasikan serta menganalisa data tentang kasus-kasus

tertentu berkenaan dengan permasalahan yang menjadi perhatian peneliti

untuk kemudia data tersebut dibandingkan satu dengan yang lainnya dengan

tetap berpegang dalam prinsip holistic dan kontekstual. 36 Studi kasus ini

bertujuan untuk menganalisis penerapan aromaterapi lavender terhadap nyeri

kepala pada penderita migren.

B. Subyek Studi Kasus

Subjek studi kasus yang dipakai adalah 2 orang dengan kriteria sebagai berikut.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Bersedia menjadi responden

2. Penderita migren

3. Mengalami sakit kepala pada satu sisi yang terus menerus

4. Kategori nyeri kepala sedang (skala 4-6)

5. Tidak memiliki gangguan penciuman

6. Penderita menyukai aroma lavender

7. Dapat berkomunikasi dengan baik.

21
22

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Responden mengundurkan diri saat proses terapi berlangsung

2. Responden mengundurkan diri saat kondisi memburuk

3. Responden dengan penyakit lainnya seperti vertigo.

C. Fokus Studi

Fokus studi ini adalah penerapan aromaterapi lavender terhadap nyeri kepala

pada penderita migren.

D. Definisi Operasional Studi Kasus

1. Aromaterapi lavender adalah pemberian minyak essensial dari ekstrak bunga

lavender yang diuapkan sehingga dapat dihirup organ penciuman selama 45

menit dengan 1 kali pemberian.

2. Migren adalah nyeri kepala berulang yang berlangsung 4-72 jam, yang

biasanya berada pada satu sisi dan berdenyut.

3. Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau tidak nyaman dan menyerang

daerah kepala yang diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS).

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah lembar observasi

Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur tingkat nyeri pada responden

dengan penderita migren. Metode Numeric Rating Scale (NRS) didasari pada

skala angka 1 sampai 10 untuk menggambarkan kualitas nyeri yang dirasakan

pasien. Hasil dari observasi ini terdiri dari 4 kategori yaitu tidak nyeri (skala
23

0), nyeri ringan (skala 1-3), nyeri sedang (skala 4-6), dan nyeri berat (skala 7-

10).

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pegumpulan data yang digunakan adalah observasi terstruktur

terhadap nyeri pada penderita migren sebelum dan sesudah pemberian

aromaterapi lavender. Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan

sebagai berikut :

1. Mengurus perijinan dengan Puskesmas Rowosari untuk melakukan studi

kasus

2. Menjelaskan maksud, tujuan dan waktu penelitian pada kepala Puskesmas

atau perawat penanggung jawab di tempat studi kasus dan meminta

persetujuan untuk melibatkan subyek dalam studi kasus

3. Mencari dan menentukan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan ekslusi

4. Melakukan pengkajian nyeri menggunakan NRS

5. Meminta pasien untuk menandatangani informed consent sebagai bukti

persetujuan studi kasus mewakili subyek.

6. Mengidentifikasi dan mendiskusikan dengan subyek tentang aromaterapi

lavender, serta kontrak waktu pelaksanaan tindakan.

7. Menepati kontrak waktu pertemuan dan melakukan pengkajian nyeri yang

dirasakan sebelum pemberian aromaterapi lavender dengan menggunakan

lembar observasi Numeric Rating Scale (NRS).


24

8. Melakukan intervensi aromaterapi lavender selama kurang lebih 45 menit

menggunakan tungku berisi air dan ekxtrak lavender oil yang di uapkan

dengan lilin.

9. Melakukan pengkajian nyeri kembali yang dirasakan setelah pemberian

aromaterapi lavender dengan menggunakan lembar observasi Numeric Rating

Scale (NRS).

10. Melakukan pengolahan data

11. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam bentuk tabel

dan narasi.

G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Penelitian dilakukan di Puskesmas Rowosari pada tanggal 9 Maret sampai

tanggal 21 Maret tahun 2019.

H. Analisis Data Dan Penyajian Data

Pengolahan data menggunakan analisa deskriptif. Analisa deskriptif

merupakan metode analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan sesuatu hal apa adanya.38 Pengolahan data ini dilakukan untuk

mengetahui adanya perubahan tingkat nyeri kepala pada penderita migren

dengan menggunakan aromaterapi lavender. Tingkat nyeri dapat diukur

dengan NRS (NumericRating Scale yang menggunakan angka 0 sampai

dengan 10 untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala 0 dideskripsikan tidak

nyeri, skala 1-3 sebagai nyeri ringan. Lalu 4-6 sebagai nyeri sedang, 7-10

sebagai nyeri berat.39


25

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Justice

Penelitian semestinya mampu menerapkan prinsip keadilan, terutama

terhadap subyek atau antar subyek dalam penelitian yang dilakukan.

2. Informed consent

Responden punya informasi yang adekuat tentang penelitian, mampu

memahami informasi, bebas menentukan pilihan, memberikan kesempatan

kepada responden untuk memilih ikut atau tidak ikut berpartisipasi dalam

penelitian secara sukarela.40

3. Anonimity

Jaminan tersebut diberikan dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

disajikan.

4. Confidentially

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset.41
26

Anda mungkin juga menyukai