Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
Diajukan Oleh:
20101440117014
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
2020
PROPOSAL
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
Diajukan Oleh:
20101440117014
i
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
2020
NIM : 20101440117014
yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan
bukan merupakan pengambil alihan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai
Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
ii
Mengetahui Semarang, Januari 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Atika Febri Damayanti NIM 20101440117014
dengan judul “Penerapan Shaker exercise dan Latihan Menelan dengan Jelly
Pembimbing
iii
Ns. Ainnur Rahmanti, M.Kep
NIDN 0608038801
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Atika Febri Damayanti NIM 20101440117014
dengan judul “Penerapan Shaker exercise dan Latihan Menelan dengan Jelly
Dewan Penguji
iv
Mengetahui,
Direktur
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
akhir Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan shaker exercise dan
latihan menelan dengan jelly terhadap kemampuan menelan pada pasien stroke”
Dengan segala kekurangan, Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan
berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dengan demikian penulis
mengucapkan banyak teimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membimbing saya dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun
1. Letnan Kolonel CKM (K) Indah Setyawati., S.K.M., M.M. selaku direktur
v
2. Ns. Ainnur Rahmanti, M.Kep selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan sehingga saya dapat
3. Ns. Dwi Mulianda, M.Kep selaku penguji yang telah meluangkan waktu dan
membantu penulis baik secara moral, spiritual, dan materil, sehingga penulis
Ilmiah ini.
Ningtiyas, Hajar Fikri Mujiyani, Kistia Rita Santi dan Tantri Suryani.
8. Teman spesial penulis, Heru Kurniawan, S.Pd yang selalu mendukung dan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak guna penyempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Saya
vi
berharap semoga Proposal Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua yang
20101440117014
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul......................................................................................................i
Lembar Persetujuan.............................................................................................iii
Lembar Pengesahan.............................................................................................iv
Kata Pengantar......................................................................................................v
Daftar Isi..............................................................................................................vii
Daftar Gambar.....................................................................................................ix
Daftar Lampiran...................................................................................................x
Daftar Singkatan..................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................6
vii
C. Tujuan.....................................................................................................6
D. Manfaat...................................................................................................6
A. Konsep Stroke........................................................................................7
1. Pengertian Stroke.....................................................................7
2. Etiologi ....................................................................................8
3. Patofisiologi ...........................................................................10
4. Manifestasi Klinis...................................................................12
5. Penatalaksanaan Stroke...........................................................14
6. Pemeriksaan Penunjang..........................................................15
7. Komplikasi .............................................................................17
8. Faktor Risiko...........................................................................18
B. Kesulitan Menelan.................................................................................19
1. Pengertian................................................................................19
2. Etiologi ...................................................................................19
3. Patofisiologi ...........................................................................20
4. Gejala Klinis............................................................................21
5. Tata Laksana...........................................................................21
D. Hasil penelitian Shaker exercise dan Latihan Menelan dengan Jelly. . .26
viii
C. Fokus Studi Kasus.................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
EKG : Elektrokardigrafi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
otak. Penurunan aliran darah ke otak dapat disebabkan oleh tersumbatnya atau
maka akan terjadi kerusakan sebagian daerah otak dan dapat menyebabkan
berbagai gejala seperti kelumpuhan atau kelemahan separuh tubuh yang terjadi
(BRFSS) 2016 (CDC) Centers for Disease Control 1: 2,9% pria dan 2,8%
wanita ≥18 tahun memiliki riwayat stroke; 2,7% kulit putih, 4,1% kulit hitam,
1,2% orang Asia / Kepulauan Pasifik, 2,3% orang Hispanik (dari ras apa pun),
5,3% penduduk asli Amerika Indian / Alaska, dan 4,9% dari ras lain atau
orang multi ras memiliki riwayat stroke. Prevalensi stroke pada orang dewasa
pada tahun 2018 di Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 14,7% dan terendah
1
2
sebanyak 10,9%. Berdasarkan usia, penderita stroke usia 15-24 tahun hanya
0,6% dan penderita stroke usia ≥75 tahun lebih tinggi yaitu 50,2%.3
mengalami kerusakan. Jika serangan stroke terjadi pada bagaian otak yang
berperan penting seperti batang otak yang mengatur pernafasan, maka dapat
menimbulkan dampak yang berat. Beberapa dampak stroke yang biasa terjadi
sekitar 65% pasien stroke. Kesulitan menelan yang bersifat sementara terjadi
pada hampir 50% pasien stroke. Pasien yang sebelumnya sudah mengalami
menelan.5
3
otak menyebabkan perubahan sensasi dari mulut, lidah dan pipi, serta
gangguan koordinasi menelan yang terdiri dari proses menelan pada faring
ke saluran pernafasan dan untuk pasien stroke dengan kesulitan menelan yang
menjalani latihan menelan tidak langsung dalam memperkuat otot yang lemah
exercise dan latihan menelan dengan jelly.6 Shaker exercise adalah latihan
meningkatkan tonus otot dan menambah kekuatan menelan faring. Dua jenis
esofagus atas melalui peningkatan hyoid dan laring anterior dan superior.9
lembut, tidak menyebabkan iritasi dan rendah serat. Jelly harus mudah ditelan,
cairan harus dipantau secara ketat.10 Pada tahun 2017 telah dilakukan
penelitian pengaruh shaker exercise dan latihan menelan dengan jelly terhadap
85,38 dengan standart devisi 3,118 dan kemampuan menelan setelah diberikan
diberikan intervensi. Shaker exercise dan latihan menelan dengan jelly ini
teratasi sekaligus.6
Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudberg
tahun 2015, “Shaker exercise Rehabilitation in Head and Neck Cancer and
efek shaker exercise pada pasien kanker leher dan stroke dengan kesulitan
dan 4 pasien stroke, dengan menggunakan metode prospective pilot studi dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini yaitu :
1. Bagi Masyarakat
nutrisi pada pasien stroke dengan melakukan shaker exercise dan latihan
3. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Pengertian Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat (tiba-
tiba) dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke
dikendalikan oleh jaringan itu. Otak adalah pusat sistem saraf dalam tubuh
sel-sel saraf otak. Jika aliran darah dan pasokan oksigen ke otak berjalan
dengan lancar, fungsi otak pun akan berfungsi dengan normal. Otak
membutuhkan darah segar sekitar 1/5 dari kebutuhan seluruh bagian organ
tubuh lainnya. Padahal, berat otak hanya 1/40 dari berat tubuh. Tanpa
pasokan oksigen ke otak. Oksigen yang terputus selama 8-10 detik akan
7
8
oksigen ke otak dalam 6-10 menit dapat merusak sel-sel otak, dan
2. Etiologi
Stroke terjadi karena dua hal yaitu sumbatan dan pecahnya pembuluh
tumpukan lemak pada dinding pembuluh darah atau akibat bekuan darah
darah otak dapat disebabkan oleh tekanan darah yang sangat tinggi.1
stroke.
1) Thrombosis serebral
2) Embolisme serebral
3) Iskemia serebral
otak.
4) Hemoragi serebral
tengah dan arteri meninges lain, dan pasien harus diatasi dalam
3. Patofisiologi
Menurut Long (1996), otak sangat bergantung pada oksigen dan tidak
otak. Iskemik otak dalam waktu lama menyebabkan sel mati permanen dan
berakibat terjadi infark otak yang disertai dengan edema otak karena pada
daerah yang dialiri darah terjadi penurunan perfusi dan oksigen, serta
mekanisme,yaitu:12
ke jaringan (hemoragi).
jaringan otak.
12
4. Manifistasi Klinis
berikut.12
batas objek.
3) Diplopia
Penglihatan ganda.
b. Defisit motorik
1) Hemiparesis
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis
2) Ataksi
3) Disartria
c. Defisit verbal
1) Afasia ekspresif
2) Afasia reseptif
3) Afasia global
d. Defisit kognitif
e. Defisit emosional
perasaan isolasi.
tiba-tiba.
5. Penatalaksanaan Stroke
pertama stroke iskemia terjadi karena adanya edema otak. Edema otak
hipotonik.
2) Gliserol 50% oral 0,25-1 gr/kgBB setiap 4-6 jam atau gliserol 10%
sedang).
6. Pemeriksaan Penunjang
c. Elektrokardiografi (EKG)
e. Pemeriksaan darah
f. Angiografi serebral
scan.
h. Ultrasonografi Dopler
7. Komplikasi
stadium awal.
2) Infark miokard.
3) Emboli paru : cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, sering kali
3) Embolisme serebral.
18
8. Faktor Risiko
menderita:11
b. Penyakit jantung
c. Diabetes mellitus
Selain itu, masih ada lagi faktor risiko ikutan yang meliputi :
a. Kadar lemak
c. Merokok
d. Kurang olahraga
1. Pengertian
saraf kranial(SK). Mulut harus terbuka (SK V), lidah harus tertutup (SK
X), dan lidah harus bergerak (SK XII). Mulut harus bisa merasakan jumlah
dan kualitas gumpalan makanan yang ditelan (SK V dan X) dan harus bisa
Faring akan terangkat dan glottis menutup. Gerakan otot faringeal akan
2. Etiologi
3. Patofisiologi
mulut, lidah, dan pipi, serta gangguan koordinasi menelan yang terdiri dari
vagus.4
21
4. Gejala klinis
minuman
5. Tata Laksana
Strategi terapi menurut agency for health care research and quality
a. Modifikasi diet :
kesulitan menelan.
(RAPIDS). Dalam RAPIDS ada beberapa hal yang harus diperhatikan, mulai
dari kesadaran, suara nafas, komprehensi, bicara, motorik bibir, gerakan lidah,
palatum, gag reflek, fonasi, batuk, mengunyah, oral, pharynk, dan toleransi
23
bahwa ada resiko aspirasi tinggi sehingga tidak disarankan untuk melakukan
latihan menelan, jika hasil RAPIDS antara 81-100 menandakan adanya resiko
satu cara untuk menangani kesulitan menelan yaitu dengan cara latihan
menelan. Latihan menelan ada dua pertama latihan menelan tidak langsung
dan latihan menelan langsung, salah satu latihan menelan tidak langsung yang
menelan meningkatkan gerakan ke atas dan ke depan dari tulang hyoid dan
bawah.6 Metode latihan meliputi latihan isometrik dan isotonik. Untuk latihan
tanpa mengangkat bahu, melihat ujung kaki mereka selama 60 detik dan
berbaring di tempat tidur dan mengangkat kepala dalam posisi yang sama dan
Latihan shaker exercise terdiri dari dua latihan.15 Terdapat gambar mengenai
agar pundak rata di atas tempat tidur, dan angkat kepala, bawa dagu ke
dada (hingga dapat melihat jari-jari kaki). kepala diangkat selama 60 detik,
Jaga agar bahu tetap rata di tempat tidur, dan angkat kepala, bawa dagu ke
padat dan lunak yang mengandung sedikit air dan dapat melepaskan air
tersebut jika jelly dikunyah di mulut, dengan tekstur yang kenyal jelly dapat
merangsang otot-otot oral dan faringeal pada saat mengunyah sehingga otot
oral dan faringeal lebih aktif dalam melakukan pergerakan. Jelly juga
memiliki berbagai jenis rasa yang dapat merangsang lidah pasien untuk lebih
aktif bergerak karena adanya rangsangan dari rasa jelly tersebut dan dapat juga
kesulitan menelan untuk melatih menelan yang aman dan efektif dalam
tiga yaitu :
Pada pelatihan ini menggunakan IDDSI level 1 yaitu jelly yang lebih
kemampuan menelan tidak mudah larut sehingga lebih aman daripada bahan
makanan transisi lainnya yang dapat berubah secara drastis. Dalam piramida
dibentuk menjadi bolus dan tidak terpisah menjadi cairan plus padatan
agak tebal / nektar tebal atau agak tebal cair / madu atau IDDSI level 2 dan 3).
Selain sifat-sifat tekstur ini, jelly Pelatihan kesulitan menelan Jepang secara
lampiran.
Jelly
Pada tahun 2017 telah dilakukan penelitian pengaruh shaker exercise dan
latihan menelan dengan jelly terhadap kemampuan menelan pada pasien stroke
exercise dan latihan menelan dengan jelly ini dikombinasikan agar masalah
Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudberg
tahun 2015, “Shaker exercise Rehabilitation in Head and Neck Cancer and
efek shaker exercise pada pasien kanker leher dan stroke dengan kesulitan
dan 4 pasien stroke, dengan menggunakan metode prospective pilot studi dan
menelan meningkatkan gerakan ke atas dan ke depan dari tulang hyoid dan
Jelly ketika dikunyah di mulut, dengan tekstur yang kenyal jelly dapat
merangsang otot-otot oral dan faringeal pada saat mengunyah sehingga otot
oral dan faringeal lebih aktif dalam melakukan pergerakan sehingga dapat
METODE PENELITIAN
kasus adalah suatu rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit
pada pasien stroke dengan kesulitan menelan setelah diberikan terapi shaker
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien stroke dengan kriteria inklusi :
pemberian intervensi.
Fokus studi dalam penelitian ini adalah penerapan shaker exercise dan
latihan menelan dengan jelly pada pasien stroke dengan kesulitan menelan.
28
29
1. Shaker exercise adalah terapi menelan yang digunakan untuk pasien stroke
hari berturut-turut.
2. Latihan menelan dengan jelly yang memiliki tekstur lunak dan licin untuk
beberapa alat yaitu : 50 ml air putih dalam gelas, 1 cup jelly berisi 200 ml
yang siap makan, sendok kecil & tissue atau lap makan, senter, satu set
alat oral care dan cairan NaCl 0,9%, handscoon, dan busur terapi diberikan
dengan status fungsi menelan The Royal Adelaide Prognostic Index For
studi kasus
diagnosa pasien, usia, jenis kelamin, letak stroke dan jenis stroke di
hari.
i. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil studi kasus dalam bentuk
Studi kasus dilakukan di salah satu rumah sakit di Semarang pada 09-21
Maret 2020.
ilmiah dalam bentuk table atau grafik. Anilisis deskriptif berfungsi untuk
32
manusia, sehingga etika studi kasus harus diperhatikan. Menurut Macnee 2004
1. Hak Autonomy
baik yang dimiliki oleh pasien serta tidak dalam studi kasus atau
dilakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta kapan dan
diakses oleh studi kasus dan studi kasus menguraikan data tanpa identitas
pasien.
Studi kasus memberi hak individu yang sama untuk terlibat atau
kasus.
34
BAB IV
Pada bab ini peniliti akan menjelaskan tentang studi kasus dengan
pembahasannya. Hal yang akan dibahas meliputi uraian data umum dan data
dan sesudah penerapan shaker exercise dan latihan menelan dengan jelly terhadap
kemampuan menelan pada pasien stroke di ruang Soka RSUD Sunan Kalijaga
yang dilakukan pada tanggal 9 Maret – 21 Maret 2019. Seluruh pengumpulan data
pada pasien stroke dengan gangguan menelan setelah dilakukan intervensi shaker
exercise dan latihan menelan dengan jelly. Sesuai dengan tujuan penelitian
tersebut maka pembahasan hasil studi kasus difokuskan pada shaker exercise dan
latihan menelan dengan jelly dan kemampuan menelan disajikan sebagai berikut:
Studi kasus ini dilakukan di RSUD Sunan Kalijaga adalah rumah sakit tipe
C. Rumah sakit ini terletak di jalan sultan fatah nomor 669/50 Demak.
1938 dengan nama awal Rumah Sakit Umum Demak. Pada tahun 1949
sakit tipe C. Pada tahun 1997 Rumah Sakit Umum Kabupaten Demak
berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Karya Husada.
Pada tanggal 28 april 2008 diganti nama menjadi Rumah Sakit Umum
RSUD Sunan Kalijaga Demak ini antara lain Instalasi Farmasi, Instalasi
studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Saraf yaitu Ruang Soka. Ruang
tempat tidur kelas I, 6 tempat tidur kelas II, 10 tempat tidur kelas III. Di
ruang oka terdapat 19 pasien, yang terdiri dari 12 pasien stroke non
Subjek I
IGD tanggal 08 maret 2020 pukul 23.39 WIB dengan keluhan tiba – tiba
36
RR: 20x/ menit, suhu: 38 derajat celcius dan untuk kemampuan menelan
Subjek II
pendidikan terakhir SD, alamat pengkol jatimulyo. Ny.S masuk IGD pada
tanggal 09 Maret 2020 pukul 18.00 WIB. Ny.S dibawa ke rumah sakit
karena jatuh di rumah dan setelah jatuh Ny.S susah berbicara, wajah merot
dan badan sebelah kanan lemas saat digerakan dan susah untuk menelan,
dan susah menguyah karena lidah susah untuk di gerakkan dan untuk
kasus ini berfokus pada kemampuan menelan yang dialami oleh kedua
Tabel 4.1 Hasil Pengkajian Awal Kemamuan Menelan Pada Kedua Subjek
Dengan Jelly
90
80
70
60
50
Subjek I
40 Subjek II
30
20
10
0
Subjek I Subjek II
rendah rendah
rendah rendah
40
dan latihan menelan dengan jelly dapat digambarkan pada diagram 4.2
100
90
80
70
60
50 Sebelum
Sesudah
40
30
20
10
0
Subjek I Subjek II
B. Pembahasan
dengan jelly terhadap kemampuan menelan pada pasien stroke dengan cara
atur posisi subjek 70-90 derajat, ganjal dengan bantal sisi tubuh yang lemah,
bersihkan mulut dngan kassa dan air putih matang. Anjurkan subjek untuk
Anjurkan subjek melakukan gerakan lidah julutkan lidah, sentuhan bibir atas,
bibir bawah, dan bibir samping kanan kiri. Dengan mulut tertutup, sentuh pipi
Pindah sini
berada di ruang soka setelah diberikan shaker exercise dan latihan menelan
menelan secara dini agar otot-otot menelan dapat bekerja secara maksimal. 6
leher yang saat menelan meningkatkan gerakan ke atas dan ke depan dari
memiliki tekstur kenyal dapat merangsang otot-otot oral dan faringeal pada
saat mengunyah sehingga otot oral dan faringeal lebih aktif dalam melakukan
pergerakan. Jelly juga memiliki berbagai jenis rasa yang dapat merangsang
lidah pasien untuk lebih aktif bergerak karena adanya rangsangan dari rasa
menjulurkan lidah, sentuhan bibir atas dan bawah, sentuhan bibir kanan dan
kiri, meyentuh pipi kanan dan kiri menggunakan lidah dengan mulut tertutup,
Pindah sini
jenis kelamin, lokasi stroke, dan jenis stroke. Subjek I berjenis kelamin laki-
43
berbeda karena jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kelamin perempuan. Factor yg lain jenis stroke dan lokasi stroke mana
pembahasannya???
Hasil dari studi kasus shaker exercise dan latihan menelan dengan jelly
kesulitan menelan. Studi kasus ini sesuai dengan penelitian Yusrial Tarihoran,
Agung Waluyo, Giri Widagdo (2017) sebelum dan sesudah dilakukan shaker
exercise dan latihan menelan dengan jelly terhadap psien stroke dengan
3,118. Nilai terendah skala RAPIDS yaitu 81 dan nilai tertinggi 90 dari hasil
deviasi 4,107. Nilai terendah skala RAPIDS yaitu 83 dan nilai tertinggi 98 dari
Yang dibahas adalah hasil2 yang dievaluasi dari nilai rapid setelah
C. Keterbatasan
melalui terlalu banyak tahapan dan waktu yang lama, sehingga dapat
dilakukan di rumah.
45
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
studi kasus pada pasien stroke yang dirawat di ruang soka RSUD Sunan
B. Saran
46
1. Masyarakat
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai SOP tambahan untuk
menelan.
47
DAFTAR PUSTAKA
FAHA, Vice ChairAlvaro Alonso, MD, PhD, FAHA, dkk. Heart Disease and
https://www.ahajournals.org/doi/pdf/10.1161/CIR.0000000000000659.
5. Rasyid, Al, Misbach, Jusuf & Harris, salim. Stroke komplikasi medis dan
https://www.uwo.ca/fhs/lwm/teaching/EBP/2015_16/DeJong.pdf
treatment#d14.
https://www.asha.org/PRPSpecificTOpic.aspx?
folderid=8589942550§ion=Treatment.
10. Amy speech & language therapy, inc. Dysphagia Diet. [diunduh 28 januari
diets.html.
12. April Ariani, Tutu. Sistem neurobihaviour. Jakarta. Salemba Medika. 2012
2014
49
dari: https://www.southtees.nhs.uk/content/uploads/MICB5694-Swallowing-
Exercises-Radiotherapy.pdf.
16. SwallowstudySLP. Jelly & Jell-O Surprise: What’s Up With Jell-O, Jelly
dari:https://iddsi.org/wp-content/uploads/2016/10/FAQs_IDDSI_FOOD_jelly-
Japanese-dysphagia-training-jelly_10-October_final.pdf
2010.
18. Tim Dosen Akper Kesdam IV/Diponegoro. Pedoman penulisan karya tulis
19. Pazos, Laura. SLP- Dysphagia. [diunduh 28 Januari 2020]. Tersedia dari:
https://www.google.com/url?
sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUKEwj_-
unZiannAhX1_XMBHVhCCaQQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.pinterest.com%2Flmpazos%2Fslp-dysphagia
%2F&psig=AOvVaw3szrno61E1qAxvpBjWhlQQ&ust=1580396446293950
50
Lampiran 1
LEMBAR KONSULTASI
JUDUL KTI : Penerapan Shaker exercise dan Latihan Menelan Dengan Jelly
NIM : 20101440117014
Lampiran 2
51
(PSP)
terapi shaker exercise dan jelly dalam latihan menelan pada pasien stroke
asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang anda sampaikan akan
tetap dirahasiakan.
52
Peneliti
Lampiran 3
INFORMED CONCENT
53
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Atika Febri Damayanti dengan judul “Penerapan Shaker
exercise dan Latihan Menelan Dengan Jelly Terhadap Kemampuan Menelan Pada
Pasien Stroke”
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
apapun.
Peneliti
NIM 20101440117014
54
Lampiran 4
DENGAN JELLY
55
Gambar 2.2 Ukuran Jelly
Lampiran 5
1. No Responden :
2. Tanggal Pengkajian :
a. Hari I
b. Hari VI
3. Total Skore :
56
1 Kesadaran 2 5 6 8 10
mudah
dibangunkan
2 Suar nafas 2 4 6 8 10
sedang ringan
3 Komprehen 1 2 3 4 5
4 Bicara 1 2 3 4 5
sesuai
5 Motorik 1 2 3 4 5
simetris/ gerakan-
sulit gerakan
57
digerakkan terganggu
6 Gerakan 2 4 6 8 10
terbatas
7 Palatum 1 2 3 4 5
8 Gag reflek 1 2 3 4 5
9 Fonasi 1 2 3 4 5
suara suara
minimal berkumur
1 Batuk 2 4 6 8 10
sangat
lemah
1 Mengunyah 1 2 3 4 5
mampu makanan di
58
membentuk mulut
bolus
1 Oral 2 4 6 8 10
(>5 detik)
1 Pharynk 2 4 6 8 10
detik)
1 Toleransi 1 2 3 4 5
Total
( )
59
Lampiran 6
JUDUL STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR LATIHAN
MENELAN
60
AKPER KESDAM
IV/DIPONEGORO
SEMARANG
berfungsi kembali
sebagaimana mestinya
kemampuan menelan
2. Mengembalikan
kemampuan menelan
menelan
4 KONTRAINDIKASI -
5 PETUGAS Perawat
gelas
61
3. Sendok kecil & tissue
4. Senter
6. Handscoon
7. Busur
3. Menempatkan alat
didekat pasien
ORIENTASI pasien
tujuan tindakan
3. Berikan kesempatan
pertanyaan pasien
4. Kontrak waktu
5. Tanyakan kesediaan
pasien
62
anggota tim kesehatan
lain
2. Kaji kemampuan
kesulitan menelan
3. Mencuci tangan
4. Tutup tirai
5. Gunakan handscone
bersih
matang
9. Instruksikan pasien
persiapan manipulasi
makanan
63
10. Anjurkan pasien untuk
lidah.
TERMINASI tindakan
2. Melakukan kontarak
tindak lanjut
64
Lampiran 7
JUDUL STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR SHAKER
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
EXERCISE
SEMARANG
65
1. PENGERTIAN Shaker exercise dilakukan
otot menelan
menelan
2. Mengembalikan
kemampuan menelan
mengalami kesulitan
menelan
4 KONTRAINDIKASI -
5 PETUGAS Perawat
I 3. Menempatkan alat
didekat pasien
ORIENTASI pasien
tujuan tindakan
3. Berikan kesempatan
66
pasien untuk bertanya
pertanyaan pasien
4. Kontrak waktu
5. Tanyakan kesediaan
pasien
lain
keluarga
melakukan latihan
diharuskan berbaring di
anjurkan pasien
mengangkat bahu,
67
selama 60 detik dan
kemudian menurunkan
kepala kembali ke
beristirahat selama 60
detik.
4. Setelah beristirahat
dianjurkan untuk
berbaring di tempat
mengangkat kepala di
sebanyak 30 kali
berturut-turut.
TERMINASI tindakan
68
4. Melakukan kontrak
tindak lanjut
Lampiran 8
Nama :
No. Responden :
1 Hari I
2 Hari VI
69